Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
2. STUNTING
stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar.
Jutaan anak-anak dan remaja Indonesia tetap terancam dengan tingginya angka anak yang bertubuh
pendek (stunting) dan kurus (wasting) serta 'beban ganda' malnutrisi dimana terjadinya kekurangan dan
kelebihan gizi.
3. Landasan Penanganan Stunting
1. Prevalensi Stunting di Lombok Utara berdasarkan
EPPGBM Tahun 2021 sebesar 28,31%, sedangkan
Tahun 2022 Bulan Agustus Sebesar 22,94%.
2. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 menunjukkan
angka 29.637 Keluarga Beresiko Stunting di
Kabupaten Lombok Utara
3. Terbentuknya 1 TPPS Kabupaten, 5 TPPS
Kecamatan, 43 TPPS Desa, 190 TPK di masing-
masing Desa, 1 Tim Audit Kasus Stunting, 1 TA
Satgas Stunting dan 412 Posyandu.
4. DASAR HUKUM PENANGANAN STUNTING DI KLU
01
PERPRES NO. 72/2021
Tentang Percepatan
Penurunan Stunting
02
PERBAN NO. 12/2021
Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan
Angka Stunting (RAN
PASTI)
03
PERMENDES NO. 7/2021
Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana
Desa
04
PERBUP NO. 16/2019
Penanggulangan
Stunting Terintegrasi
05
SK BUPATI No.
58/38/DP2KBPMD/2022
Pembentukan TPPS
KLU
5. Target Penanganan Stunting di KLU
Goal 1
Prevalensi Stunting di
Kabupaten Lombok Utara
14% di Tahun 2024
Goal 2
Penanganan Stunting
Terintegrasi melalui
TPPS KLU
Goal 3
Menuju Lombok Utara
Sejahtera Tanpa
Kemiskinan dan Kelaparan
Goal 4
Kabupaten Bebas
Stunting
9. Perkembangan Stunting di Desa Gili Indah Tahun 2022
GILI AIR GILI MENO GILI TRAW TOTAL
STUNTING
28.2
11.3
28.4
22.6
18.8 18.5
16.3 18
FEB AGST
10.
11. STUNTING
SENSITIF SPESIFIK
Merarik Kodek : 28.90%*
Merokok : 28.8% anak
Akses Sanitasi : 87.78/80.10
Jamban
Air Bersih
JKN : 83.22/77
Pola Asuh : 15 % Nenek,
Pengasuh
Makan Beragam : 95%
Sumberdaya Gizi : 431/725
Peranserta Masyrakat :
82.6%/80%
Kemiskinan 13.97%
Ibu Hamil Anemia : 17.6%/10.51
TTD Bumil : 76.7%/90%
TTD Remaja : 41.2%/65%
Ibu Hamil KEK : 29,0%
(37.813)/14.5%
IMD : 87.5%/80%
ASI Ekslusif : 82.4%/80%
BBLR : 4.2%/4.6%
Inpeksi (Ispa/Kecacingan dan
TBC/287) :
Wasting : 5.59%(24.053)/11.41%
Underwight :
14.09%(63.698)/20.4%
POLA ASUH
AKSES GIZI &
KESEHATAN
PENDEWASAAN
USIA PERKAWINAN
‘’REMAJA
IBU HAMIL, BADUTA STUNTING
KELUARGA BERESIKO STUNTING’’
Pendidikan Gizi dan Demo Masak di Posyandu Keluarga (Bumil & Baduta)
Komunikasi Perubahan Prilaku Pada Remaja
Penguatan Sistem
(Publikasi dan Pemanfaatan Data Bersama Linsek)
Advokasi dan Regulasi
DETERMINAN & INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
Seksi Gizi & Promkes 2021
.Capaian/Target.. : 2019/2021
70% 30%
12. RENCANA AKSI
DAERAH
MULTI SEKTOR
PENANGGULA
NGAN
STUNTING
Pendidikan
Kesehatan
dan Gizi
Penguatan
Surveilans
Kesehatan
, Gizi, &
Pangan
Pelayanan
kesehatan dasar,
Pemberian
Suplementasi Gizi
Penyediaan
Air bersih
dan
Sanitasi
Peningkat
an Akses
Pangan
PEMBAGIAN PERAN LINTAS SEKTOR DALAM
PENANGANAN STUNTING
4
5
1
2
3
Sosialisasi, orientasi dan
advokasi surveilans kesehatan, gizi, dan pangan
Pemantauan pertumbuhan
di Posyandu
Pemeriksaan Kehamilan, persalinan nakes
Imunisasi dasar lengkap
Tablet Tambah Darah bagi Ibu
Hamil & Remaja Putri
• Vitamin A bagi Ibu Nifas, Anak 6-11
bln, dan Anak 11-59 bln
• PMT bagi Balita Kurus & Bumil KEK
• Pemberian Obat Cacing bagi Balita, obat diare (zink)
DIKES, BAPPEDA, DPUPR (,PERKIM)
DP2KBMPD, Kemenkes, NGO,dll
Penyediaan sarana & prasarana STBM
sanitarian kit, kit kesling, cetakan
jamban)
• Pembangunan SPAM di kawasan MBR
• Pembangunan IPAL kawasan, IPLT,
TPA/TPS, sarana SANIMAS, drainase
BAPPEDA, DKPP, TP-PKK, dll
Pemanfaatan pekarangan/ KRPL
Desa Mandiri Pangan
• Optimalisasi Reproduksi Hewan
• Desa Pangan Aman
• Pemasaran Hasil Kelautan & Perikanan
Kelas Ibu Hamil
Penyelenggaraan PAUD
Kelas Parenting
Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan
Bina Keluarga Baduta
Bina Keluarga Remaja
KIE Gizi
DIKES, BAPPEDA,
DIKBUDPORA,
BKKBN, DP2KBPMD,
dll
DIKES,
BAPPEDA
DIKES,
BAPPEDA,
NGO
16. Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
*PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini
**Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih
mahal dibanding dengan di New Delhi, India.
Buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal
dari di Singapura.
Sumber: RISKESDAS 2013, SDKI 2012,
SUSENAS berbagai tahun
Sumber: Kemenkes dan Bank Dunia (2017)
1. Praktek pengasuhan yang tidak baik
• Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
• 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care,
Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
• Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi
3. Kurangnya akses ke makanan begizi**
• 1 dari 3 ibu hamil anemia
• Makanan bergizi mahal
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
• 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
• 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
ke air minum bersih
17. PANTAI KETAPANG BANYAK KEPITING
Kita masak pakai panci
PANTAS BANYAK ANGKA STUNTING
Karena makanan tidak bergizi
“
18. KE LADING LADING MENEMUI SAHABAT
Beli celana pasar belanting
ANAK LAHIR TIDAK SESUAI BERAT
Juga kena dengan stunting
“
STUNTING disebabkan oleh faktor multidimensi dan membutuhkan intervensi yang paling menentukan pada 1000 HPK antara lain:
1. Praktek pengasuhan yang tidak baik
Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI
Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care,Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi
Kurangnya akses ke makanan begizi**
1 dari 3 ibu hamil anemia
Makanan bergizi mahal
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih