Social skills training adalah teknik konseling yang bertujuan meningkatkan keterampilan sosial melalui modeling, role playing, umpan balik, dan tugas rumah. Terapi ini melatih kemampuan mendengarkan, meminta, dan mengekspresikan emosi secara bertahap. Konselor berperan sebagai fasilitator dan model untuk membantu klien mengembangkan hubungan sosial yang lebih baik.
3. Topic Bahasan
A Definisi Teknik Social Skills Training
B
Prosedur atau Langkah - Langkah
Pelaksanaan Teknik Social Skills Training
C
Peran Konselor, Hubungan Konselor dan Konseli,
Pengalaman Konseli Dalam Proses Konseling
D Karakteristik Problem Konseli Yang Tepat
Ditangani Dengan Teknik Social Skills Training
4. Topic 1
Definisi Teknik Social Skills
Training
Menurut Cartledge dan Milbun (1995, dalam Chen, 2006)
Menurut Kneisl (2004)
Menurut (Stuart & Laira, 2008)
Social skills training (SST), diberikan untuk meningkatkan kemampuan
bersosialisasi bagi individu yang mengalami isolasi sosial, harga diri
rendah, anxietas, dan gangguan - gangguan interaksi sosial lainnya.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tujuan, indikasi dan teknik
pelaksanaan SST (social skills training). Definisi menurut para ahli
5. Modelling
Roleplay
Feedback & Social reinforcement
Homework
Secara khusus ada 4 (empat) tahapan yang dapat
dikembangkan dalam social skill training pada
schizophrenia menurut Bellack, dkk., (2004), yaitu
keterampilan mendengarkan orang lain,
mengajukan permintaan, mengekspresikan
perasaan menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan yang dikembangkan dalam
pelaksanaan social skill training, yaitu:
1.
2.
3.
4.
TOPIC 2
PROSEDUR ATAU LANGKAH -
LANGKAH PELAKSANAAN
TEKNIK SOCIAL SKILLS
TRAINING
7. Lanjutan Prosedur Terapi Social Skill
Training
mendi skusi kan dengan sel uruh kl i en tentang kemampuan
yang di mi l i ki
memberi kan puj i an atas keterampi l an yang di l akukan
mel ati h komuni kasi dal am mel akukan pertol ongsn
mel ati h komuni kasi dal am memi nta pertol ongan
mel ati h komuni kasi saat meneri ma puj i an
eval uasi
ti ndak l anj ut
kontrak yang akan datang
7. Tahap Kerj a
8. Tahap Termi nasi
9. Eval uasi dan Dokumentasi
8. Lanjutan Prosedur Terapi Social Skill
Training
Pel aksanaan Soci al ski l l s trai ni ng (SST) pada pasi en i sol asi
sosi al perl u di l akukan sel eksi pasi en yang akan di beri kan terapi
i ndi vi du. Adapun kri teri a kl i en yang memenuhi sebagai beri kut:
1. Ti dak atau j arang komuni kasi
2. Menol ak untuk mel akukan hubungan dengan orang l ai n
3. I ndi vi du dengan Ti dak ada/ j arang mel akukan kontak mata
4. I ndi vi du menj auh dari i ndi vi du l ai n
5. Seri ng berdi am di ri di dal am kamar
6. Ti dak mel akukan akti vi tas di kehi dupan sehari -hari
7. I ndi vi du ti dak mempunyai teman dekat
8. Tampak sedi h dan efek tampul
9. Social skills training (SST) dilaksakan selama 60 menit pada setiap sesinya dan masing-
masing sesi dilakukan sebanyak satu kali. Selama proses dilakukan terapi maka terapi akan
mengamati kemampuan klien dan menulis pada lembar observasi evaluasi (Renidayati, dkk,
2014)
Model social skill training sesi 1 (satu) akan melatih keterampilan subjek mendengarkan orang
lain dengan berkomunikasi yang baik seperti menggunakan bahasa tubuh yang tepat,
mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan dan bertanya untuk
klarifikasi. Sesi 2 (dua) akan melatih keterampilan subjek untuk dapat membuat permintaan
dengan orang lain, dan memberikan pertolongan kepada orang. Sesi 3 (tiga) melatih
keterampilan subjek untuk terlibat dalam aktivitas bersama dengan subjek lain diruangan
serta memberikan ekspresi perasaan positif dalam aktivitas tersebut. Sesi 4 (empat) melatih
keterampilan subjek untuk menghadapi situasi sulit dengan dapat menerima kritikan,
menerima penolakan, minta maaf
Lanjutan Prosedur Terapi Social Skill
Training
10. Topic 3
Peran Konselor, Hubungan Konselor dan Konseli,
Pengalaman Konseli Dalam Proses Konseling
Leader
Inisiator
fasilitator
Konsultan
Model
Peran Konselor dalam menumbuhkan keterampilan
social diantaranya menjadi :
PeranKonselor
11. PENGALAMAN KONSELI
Mengenal Konflik-Konflik Internal
Menghadapi Realitas
Mengembangkan Tilikan
Memulai Hubungan Yang Baru
Meningkatnya Kebebasan Psikologi
Ada lima macam pengalaman baru yang dapat diperoleh klien dalam proses
konseling,diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
HUBUNGAN KONSELOR & KONSELI
Dalam melakukan social skills training seorang konselor harus memiliki kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotor. Keterampilan komunikasi verbal dan non verbal harus benar–benar
diperhatikan. Komunikasi verbal saja membutuhkan bahasa yang baik dan dimengerti oleh
konseli. Komunikasi non verbal dapat dibina melalui kepekaan konselor dalam
mengekspresikan wajah, gerak tangan, gerak tubuh dan nada suara (Arden, 2002). Seorang
konselor harus mampu menyediakan lingkungan yang tenang bagi klien untuk melakukan
social skills training, menjadi role model dan mampu memberikan umpan balik kepada klien.
12. Topic 4 Karakteristik Problem Konseli
Penelitian menunjukkan bahwa social skills training merupakan salah satu intervensi dengan
teknik modifikasi perilaku yang dapat diberikan pada klien dengan berbagai gangguan seperti
depresi, skizofrenia, anak yang mengalami gangguan perilaku kesulitan berinteraksi, klien yang
mengalami fobia sosial dan yang mengalami anxietas. Hal ini menunjukan adanya hubungan
bermakna dari pelaksanaan social skills training dengan meningkatkan kemampuan klien dalam
berinteraksi dengan orang lain diawali dengan melihat, mengobservasi, menirukan tingkah laku
dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari Bulkeley dan Cramer (1990, dalam Prawitasari,
2002).q Social skills training sebagai salah satu teknik modifikasi perilaku telah banyak dilakukan
dan diteliti pula tingkat keberhasilannya. Efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan
seseorang untuk berinteraksi, meningkatkan harga diri, meningkatkan kineja dan menurunkan
tingkat kecemasan. Terapi ini dapat diberikan pada klien; skizofrenia, klien depresi, ansietas dan
fobia sosial yang mengalami masalah isolasi sosial, harga diri rendah, perilaku kekerasan dan
cemas.
13. Kesimpulan
Social skills training adalah metode yang didasarkan pada prinsip-prinsip sosial pembelajaran
dan menggunakan teknik perilaku bermain peran, praktik dan umpan balik untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah. Menurut (Varcarolis, 2006)
Social skill training sangat penting untuk dimiliki, sebab kemampuan ini akan membantu kamu
untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien. Dengan begitu, individu dapat membangun,
memelihara, serta menumbuhkan hubungan yang baik dengan sosial.
social skills training adalah kemampuan yang dapat dipelajari oleh seseorang sehingga
memungkinkan orang tersebut berinteraksi dengan memberikan respon positif terhadap
lingkungan dan mengurangi respon negatif yang mungkin hadir pada dirinya. Kneisl (2004)
menyatakan bahwa social skills training adalah metode yang didasarkan Social skills training
didasarkan pada keyakinan bahwa keterampilan dapat dipelajari oleh karena itu dapat
dipelajari bagi seseorang yang tidak memilikinya (Stuart & Laraia, 2008).