3. Menurut Prayitno dan Erman Amti, merumuskan arti Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yanmaupun dewasa,
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Kartini Kartono lebih lanjut mengungkapkan, Bimbingan adalah pertolongan
yang diberikan oleh seseorang yang telah dipersiapkan dengan pengetahuan
pemahaman keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan dalam
menolong kepada orang lain yang memerlukan pertolongan.
4. Menurut Rahman Natawijaya, mengartikan Bimbingan adalah sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya
sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Bimbingan membantu
individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.
5. Rahman Natawijaya mendefinisikan bahwa Konseling merupakan suatu jenis
yang merupakan bagian terpadu dari Bimbingan. Konseling dapat diartikan
sebagai Bimbingan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang
(Konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi
pada waktu yang akan dating.
Prayitno mengemukakan bahwa, Konseling adalah pertemuan empat mata
antara klien dan Konselor yang berisi usaha yang lurus, unik dan humanis yang
dilakukan dalam hubungan dengan masalahmasalah yang dihadapinya pada
waktu yang akan datang. Suasana keahlian didasarkan atas norma-norma yang
berlaku.
6. Menurut Mulyadi (2016: 60) Bimbingan dan Konseling merupakan bantuan yang diberikan
oleh seseorang konselor kepada individu (klien) yang mengalami masalah baik pribadi,
social, belajar, karies dengan harapan klien mampu membuat pilihan dalam menjalani
hidupnya.
Menurut Tohirin (2009: 26) Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu melalui pertemuan tatap
muka atauu hubungan timbal balik antara keduanya agar konseli memiliki kemampuan
atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier
melalui berbagai jenis layanan.
7. Konseling merupakan salah satu cara untuk menyebarkan informasi dan
menanamkan rasa percaya diri, terutama terkait penanganan gigi. Peran
Perawat :
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
b. Perubahan pola interaksi merupakan “dasar” dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberi konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman Kesehatan dengan
pengalam yang lalu.
d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan.
8. Tujuan umum dari layanan Bimbingan Konseling adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang
system pendidikan nasional tahun 1989 (UU No. 1989), yaitu:
“terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya ang cerdas, yang berminat,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.
9. Bimbingan Konseling Secara Khusus Secara khusus tujuan bimbingan konseling sebagai berikut:
1. Membantu dalam perencanaan perkembangan karir, penyelesaian studi serta jenjang pendidikan
selanjutnya.
2. Membantu peserta didik agar bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka (di sekolah
atau di lingkungan masyarakat).
3. Mengetahui dan membantu menyelesaikan hambatan yang peserta didik hadapi baik dalam belajar,
menyesuaikan diri dengan sekitar atau dengan keluarga.
4. Membantu dalam mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara
maksimal.
5. Membantu peserta didik dalam mengembangkan kesadaran diri akan kemampuan, potensi,
keunikan dan citra diri.
6. Agar peserta didik mampu dalam mengembangkan kemampuan untuk belajar dengan baik.
7. Mampu menumbuhkan sikap positif terhadap diri serta orang-orang dan lingkungan sekitar mereka.
10. a. Pengetahuan Konseling
1) Teori Konseling
● Memahami teori-teori konseling yang berbeda dan mampu
menerapkannya sesuai dengan kebutuhan klien.
2) Evaluasi Klinis
● Mampu melakukan evaluasi klinis untuk memahami masalah klien dan
merancang rencana intervensi yang sesuai.
3) Etika Profesional
● Mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam praktik konseling.
11. b. Pemahaman Kultural dan Keanekaragaman
1) Sensitivitas Kultural adalah kemampuan untuk memahami dan menghormati
perbedaan budaya dan latar belakang klien.
2) Keterlibatan dengan keanekaragaman adalah kemampuan untuk bekerja
dengan klien dari berbagai latar belakang, termasuk keberagaman gender,
seksualitas, agama, dan etis.
3) Keterampilan berbasis bukti
4) Penerapan Intervensi yang Terbukti menggunakan intervensi konseling yang
didukung oleh penelitian dan bukti empiris.
5) Evaluasi Hasil : Mampu mengevaluasi efektivitas intervensi dan membuat
penyesuaian sesuai kebutuhan klien.
12. 6) Kolaborasi Tim
7) Kerja Sama Tim : Kemampuan untuk bekerja sama dengan professional
Kesehatan mental lainnya, seperti psikiater, psikolog, atau pekerja sosial.
8) Pemahaman Hukum dan Peraturan
9) Kepatuhan Hukum : Mengetahui dan mematuhi hukum dan peraturan terkait
praktik konseling di wilayah tempat mereka bekerja.
10) Kompetensi klinikal konseling sangat penting agar seorang konselor dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermanfaat bagi klien mereka.
13. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang mungkin menunjukkan
bahwa anak mungkin perlu bantuan konseling :
1. Kesedihan yang berkelanjutan
2. Performa anak turun
3. Reaksi emosional berlebihan
4. Sulit beradaptasi untuk waktu yang lama
5. Anak mengisolasi diri
6. Sulit diajak bicara
7. Rewel
8. Pola tidur berubah
14. 1) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman, yaitu usaha bimbingan yang dilakukan
guru/pendamping untuk menghasilkan pemahaman yang
menyeluruh tentang aspek-aspek, seperti Pemahaman diri
anak didik terutama oleh orangtua dan guru, hambatan atau
masalah-masalah yang dihadapi anak, lingkungan anak yang
mencakup keluarga dan tempat belajar.
15. 1) Fungsi Pencegahan
Fungsi Pencegahan, yaitu usaha bimbingan yang menghasilkan tercegahnya
anak dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat
ataupun menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.
2) Fungsi Perbaikan
Usaha bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya berbagai
permasalahan yang dialami oleh anak didik adalah fungsi perbaikan. Fungsi
perbaikan ini diarahkan pada terselesaikannya berbagai hambatan atau
kesulitan yang dihadapi anak didik.
16. 4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini merupakan usaha bimbingan yang menghasilkan
terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan
kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap dan berkelanjutan.
17. a. Membohong, memutar balikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau
menutup kesalahan.
b. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah
dan sering terlambat sekolah.
c. Kabur, meninggalkan rumah tanpa ijin orang tua atau menentang keinginan
orang tua atau meninggalkan kelas tanpa ijin.
d. Keluyuran, pergi sendiri maupun secara kolektif tanpa tujuan dan mudah
menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
e. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain sehingga
mudah terangsang untuk mempergunakannya. Misalnya menggunakan pisau,
pistol, pisau silet dan lain sebagainya.
18. a. Sedih berkepanjangan adalah perasaan yang normal, tapi jika terjadi terus-menerus
tanpa alasan jelas, kamu perlu bicara dengan psikologMembolos, pergi
meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah dan sering
terlambat sekolah.
b. Stres, adalah kondisi psikis seseorang yang mengalami tekanan, baik secara emosi
maupun mental.
c. Kecemasan yang sulit terkendali, Rasa cemas merupakan perasaan yang wajar.
Namun, jika rasa cemas terjadi secara berlebihan dan sulit untuk kamu kendalikan,
kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. .
d. Menyakiti diri sendiri, Ada banyak tindakan menyakiti diri sendiri, misalnya memukul
atau menggoreskan benda tajam ke kulit. Jika kamu dengan atau tanpa sadar
memiliki kebiasaan menyakiti diri sendiri, segera bicara pada psikolog. Pada kasus
yang parah, tindakan ini bisa berujung pada percobaan bunuh diri.
19. Periode terakhir dalam proses perkembangan individu adalah
periode lansia yang berlangsung dari usia enam puluh tahun ke
atas, pada periode ini banyak terjadi perubahan dalam diri
individu terutama perubahan fisik yang berdampak terhadap
kondisi psikologis lansia, misalnya dengan semakin
bertambahnya usia fungsi pendengaran dan penglihatan sudah
mulai berkurang, sehingga lansia jadi mudah tersinggung atau
lebih sensitif.