Nama : Zulfa Aenaeni
Kelas : Interpersonal Skill B
NPM : 4520210015
Jurusan : Teknik Informatika
Universitas Pancasila Jakarta
The Nature Of Interpersonal Skill
The nature of interpersonal skills : a historical perspective - Roja' Putri C...RojaPutriCintani
Ini adalah Tugas - 2 saya dari mata kuliah Interpersonal Skill - B
Nama : Roja' Putri Cintani
NIM : 4520210046
Mohon Maaf apa bila ada kesalahan, semoga bermanfaat
Ini adalah Tugas - 3 saya dari mata kuliah Interpersonal Skill - B
Nama : Roja' Putri Cintani
NIM : 4520210046
Mohon Maaf apa bila ada kesalahan, semoga bermanfaat
Nama : Zulfa Aenaeni
Kelas : Interpersonal Skill B
NPM : 4520210015
Jurusan : Teknik Informatika
Universitas Pancasila Jakarta
The Nature Of Interpersonal Skill
The nature of interpersonal skills : a historical perspective - Roja' Putri C...RojaPutriCintani
Ini adalah Tugas - 2 saya dari mata kuliah Interpersonal Skill - B
Nama : Roja' Putri Cintani
NIM : 4520210046
Mohon Maaf apa bila ada kesalahan, semoga bermanfaat
Ini adalah Tugas - 3 saya dari mata kuliah Interpersonal Skill - B
Nama : Roja' Putri Cintani
NIM : 4520210046
Mohon Maaf apa bila ada kesalahan, semoga bermanfaat
Universitas Pancasila-Intepersonal Skill
Tugas 3- Developing Interpersonal Skills
Nama : Tasya Ilmelia Sabarwati Sianturi
NPM : 4520210074
Interpersonal Skill B
THE FUTURE OF WORK BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BSyahraniAdrianty
Tugas Mata Kuliah Interpersonal Skill - B
Syahrani Adrianty - 4520210034
~
"Setiap langkah kecil yang dilakukan dimasa muda, menuntun kita ke impian terbesar dan menjadi kenyataan" ~Syahrani Adrianty
~
SEMOGA BERMANFAAT PEJUANG MASA DEPAN!
2. “Untuk memahami bagaimana
model hierarki keterampilan
interpersonal dapat memfasilitasi
pendekatan keterampilan mikro
untuk pengembangan kompetensi
interpersonal”.
What is the purpose of learning
Developing Interpersonal Skills?
3. ABOUT INTERPERSONAL SKILLS CAN BE LEARNED
3
Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan kita
untuk berhubungan dengan orang lain?
Kebanyakan orang belajar bagaimana berhubungan berdasarkan
pengalaman, melalui proses coba-coba yang tidak terstruktur dan
tidak disengaja. Terkadang pendekatan ini berhasil tetapi tidak
dapat diandalkan dan tidak efektif.
Dengan adanya kompetensi interpersonal melibatkan diagnosa apa
yang terjadi dalam situasi sosial, mengidentifikasi tindakan yang
diperlukan untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan dan
menerjemahkan persyaratan ini menjadi kinerja yang efektif.
Sehingga kita memiliki kesadaran tentang cara-cara alternatif
berperilaku dalam berhubungan, berkontribusi dan memperbaiki
keadaan.
4. The hierarchical nature of interpersonal skills
4
Menurut Wright dan Taylor (1994) ada tiga tingkatan dalam hierarki yaitu :
Tingkat paling bawah
merupakan komponen utama,
orang yang memiliki
keterampilan interpersonal pada
tingkat ini memiliki berbagai
macam komponen verbal
(misalnya, pertanyaan dan jenis
pernyataan) yang dapat mereka
gunakan dan mampu memilih
yang paling sesuai dengan
situasi dan tujuan yang
dihadapi.
Struktur, pada tingkat ini secara
interpersonal orang terampil
adalah mereka yang dapat
mengatur dan mengintegrasikan
komponen utama ke dalam
urutan tujuan yang
mengarahkan interaksi menuju
tujuan mereka.
Tingkat tertinggi dalam hierarki
Wright dan Taylor adalah
pendekatan keseluruhan atau
disebut Honey (1988) sebagai
gaya. Pada tingkat gaya atau
pendekatan keseluruhan,
orang-orang yang terampil
secara interpersonal adalah
mereka yang terampil mampu
mengembangkan pendekatan
interaksi yang sejalan dengan
tujuan mereka dan dengan
kemungkinan reaksi dari pihak
lain yang terlibat.
1 2 3
5. CHOICE BASED ON CRITICAL
ASSESSMENT
PILIHAN BERDASARKAN PENILAIAN
KRITIS
5
Model hierarki dapat digunakan untuk membantu kita melangkah mundur
dan menilai secara kritis keefektifan keterampilan sosial kita di setiap
tingkatan. Model hierarki menyoroti kemungkinan mengadopsi berbagai
gaya dan perilaku komponen yang berbeda dan memusatkan perhatian
pada nilai mengidentifikasi cara berhubungan, dalam situasi tertentu,
yang akan berkontribusi pada pencapaian hasil yang diinginkan.
6. EXAMPLE
6
1. Menjadi suportif dan menghindari konfrontasi atau konsultasi dan
kerja sama mungkin efektif dalam beberapa situasi tetapi tidak dalam
situasi lain. Oleh karena itu dalam situasi di mana orang tidak
memiliki tujuan yang sama atau, karena krisis, di mana tidak ada
cukup waktu untuk konsultasi, gaya kepemimpinan yang paling
efektif mungkin bersifat direktif dan melibatkan memberi tahu orang
lain apa yang harus dilakukan.
8. Kenapa menggunakan pelatihan keterampilan mikro untuk mengembangkan
penguasaan perilaku ?
Menurut Kagan (1979), pendekatan keterampilan
mikro untuk mengembangkan kompetensi antar
pribadi bekerja di bidang konseling dan psikoterapi
dimulai dengan :
• Presentasi konsep yang diikuti dengan
praktik keterampilan dalam latihan
simulasi.
• Melibatkan belajar mandiri sambil bekerja
dengan klien nyata.
• Peserta pelatihan melanjutkan untuk
mengembangkan pemahaman dan
keterampilan dalam menangani dampak
bilateral yang kompleks yang terjadi ketika
dua orang menjalin hubungan satu sama
lain.
8
Why using micro-skills
training to develop
behavioural mastery?
9. Model dan teori memberi kita peta konseptual yang dapat kita
gunakan untuk mengingatkan kita pada aspek-aspek interaksi
sosial yang membutuhkan perhatian kita. Mereka juga
menyediakan agenda tindakan dengan menawarkan visi
tentang apa yang mungkin bisa dilakukan, memberikan arahan
dan menunjukkan bagaimana kita mungkin perlu bertindak
untuk mengarahkan hubungan dengan cara tertentu.
10. WHERE DEVELOPING BEHAVIOURAL MASTERY THROUGH
EXPERIENTIAL LEARNING ?
10
Dimana mengembangkan penguasaan perilaku melalui pengalaman
belajar ?
Perilaku kita dipandu oleh nilai-nilai, keyakinan, sikap danasumsi yang
kita buat tentang diri kita, orang lain, dan situasinya, dan oleh asumsi
yang kita buat tentang cara semua elemen ini berhubungan satu sama
lain.
Teori subjektif tentang interaksi sosial membuat kita melihat dan
menafsirkan informasi baru tentang cara orang lain bereaksi terhadap apa
yang kita lakukan dan katakan. Ini menjadi dasar untuk menentukan
bagaimana informasi yang disimpan tentang interaksi masa lalu akan
diterapkan untuk memfasilitasi pemahaman kita tentang situasi saat ini.
11. Cueing and learning
11
Isyarat dan pembelajaran
Ketika peristiwa tidak berjalan sesuai rencana, ketika orang lain tidak merespons seperti yang kita
antisipasi, kita menggunakan teori subjektif untuk menentukan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Teori
menyarankan rutinitas koreksi. Ini memberi isyarat kepada kita untuk berperilaku dengan cara tertentu yang
akan mengarah pada pencapaian hasil yang diinginkan.
12. The experiential learning model
Model pembelajaran eksperiensial
Model pembelajaran eksperiensial yang dikembangkan oleh
Lewin menawarkan proses empat tahap yang dapat kita
gunakan untuk menyempurnakan teori subjektif yang memandu
interaksi interpersonal kita yaitu :
1. Bertindak : terlibat dalam pengalaman
2. Mengamati dan merenungkan pengalaman
3. Interpret and memahami pengalaman
4. Rencana aksi untuk menguji interpretasi
12
13. Ada dua aspek penting yang tersorot dari teori Lewin yaitu :
13
1. Penekanan pada pengalaman konkret di
sini-dan-sekarang untuk memvalidasi dan
menguji konsep-konsep abstrak.
2. Pentingnya umpan balik, proses yang
menghasilkan informasi yang valid untuk
menilai penyimpangan dari tujuan yang
dimaksudkan.
14. 1. Bagaimana model hierarki keterampilan interpersonal dapat
memfasilitasi pendekatan keterampilan mikro untuk pelatihan.
Terdapat cara-cara di mana keterampilan yang kompleks dapat
dipecah menjadi bagian-bagian komponennya.
2. Kontribusi model konseptual untuk pengembangan keterampilan,
khususnya dalam konteks diagnosis dan rencana tindakan.
3. model pembelajaran pengalaman Lewin dibahas dalam konteks
mengembangkan penguasaan perilaku.