Presentation from Dr Surya Darma METI
OECD Stakeholder dialogue: Mobilising Clean Energy Finance and Investment
Joint OECD-Government of Indonesia (GoI) Workshop at the Indo EBTKE Conex 2019, 8 November, Jakarta
this article confirm the commitment of our government to support the renewable energy. In order to the success smoothness of its implementation, alignment and compromising objectives among the various stakeholders should be well considered and managed.
Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 telah disahkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dokumen yang disusun BUMN setrum PT PLN Persero ini dianggap oleh pengambil kebijakan, pelaku industri dan masyarakat umum sebagai acuan pengembangan sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
this article confirm the commitment of our government to support the renewable energy. In order to the success smoothness of its implementation, alignment and compromising objectives among the various stakeholders should be well considered and managed.
Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 telah disahkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dokumen yang disusun BUMN setrum PT PLN Persero ini dianggap oleh pengambil kebijakan, pelaku industri dan masyarakat umum sebagai acuan pengembangan sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
Dokumen tersebut membahas analisis lingkungan bisnis PT Sumber Segara Primadaya sebagai produsen listrik tenaga uap di Indonesia. Analisis tersebut mencakup faktor-faktor politik internasional dan domestik, budaya, lingkungan alam dan sosial, teknologi proses, teknologi informasi, serta perkembangan ekonomi yang mempengaruhi bisnis perusahaan."
Tata kelola gas bumi sebagai perwujudan kedaulatan energi di indonesiaSampe Purba
Infrastruktur gas di Indonesia belum terhubung dan terintegrasi dengan cadangan gas terpencil untuk memasok konsumen. Kebijakan pengelolaan gas perlu menyeimbangkan kepentingan jangka pendek dan panjang serta berbagai pihak terkait."
National Energy Industry Development Blueprint in Indonesia 2005 - 2020Frans Wongkaren
Dokumen tersebut merangkum rencana strategis pengembangan industri energi nasional Indonesia untuk periode 2005-2020. Rencana ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat secara adil.
Dokumen tersebut merupakan laporan Outlook Energi Indonesia 2014 yang dikeluarkan Dewan Energi Nasional. Laporan ini memberikan proyeksi kondisi pasokan dan permintaan energi Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan asumsi ekonomi, demografi, dan target pembangunan energi."
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) diawali dari ketidakcukupan BBM sebagai bahan baku listrik Indonesia.
2. Indonesia seharusnya menggunakan batubara dan gas sebagai bahan baku listrik karena harganya murah dan melimpah di Indonesia.
3. Kenaikan TDL diusulkan untuk semua kalangan dengan persentase penyesuaian yang dikurangi.
Nia Fitriani Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan Tentang PPNNiaFitriani4
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Banyak masyarakat mengeluhkan kenaikan tagihan listrik selama pandemi Covid-19.
2. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi listrik di rumah akibat kebijakan bekerja dari rumah.
3. Masyarakat perlu lebih menghemat penggunaan listrik untuk mengurangi beban keuangan dan lingkungan.
Biodiesel, Kebijakan dan Prospek - Peluang & Tantangan Pengembangan Bioenergi...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas prospek dan tantangan pengembangan bioenergi khususnya biodiesel di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi proyeksi peningkatan permintaan energi global dan potensi bioenergi, kebijakan pemerintah terkait target penggunaan biodiesel, kontribusi industri biodiesel dalam mengurangi impor BBM dan emisi karbon, serta langkah untuk mengatasi harga yang lebih mahal dari bahan bakar fosil dan keterbatasan bahan b
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
Dokumen tersebut membahas kondisi keenergian nasional Indonesia dan tantangan yang dihadapi. Sumber daya energi terdiri dari tak terbarukan seperti minyak dan gas serta terbarukan seperti air dan matahari. Indonesia memiliki cadangan minyak, gas, dan batubara yang besar namun belum mandiri dan ketahanan energi. Dokumen ini menganalisis gap antara produksi dan kebutuhan energi serta infrastruktur kelistrikan nasional yang perlu ditingkatkan.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Kedaulatan energi dan harga keekonomian energi berkeadilanSampe Purba
Ketiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kedaulatan energi adalah hak negara dan bangsa untuk menentukan kebijakan pengelolaan energi secara mandiri guna mencapai ketahanan dan kemandirian energi. Harga energi berkeadilan seharusnya mempertimbangkan biaya produksi, risiko, dan keterjangkauan masyarakat serta sesuai dengan arah pembangunan. Putusan MK menyatakan bahwa negara
Potensi investasi efisiensi energi di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai USD1,4-9,7 miliar. Studi menunjukkan Indonesia memiliki potensi pasar efisiensi energi terbesar kedua di Asia Tenggara. Namun demikian, belum banyak tindakan investasi yang dilakukan karena berbagai kendala seperti biaya mahal teknologi hemat energi dan keterbatasan akses pembiayaan. Peran ESCO diharapkan dapat menjadi solusi untuk
Dokumen tersebut membahas tentang peran penting kebijakan energi nasional Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) Indonesia sangat bergantung pada energi fosil yang mencapai 95%, (2) cadangan energi fosil semakin menipis sehingga perlu beralih ke energi terbarukan, dan (3) tujuan kebijakan energi nasional adalah meningkatkan keamanan pasokan energi dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...OECD Environment
Dokumen ini membahas program Clean Energy Finance and Investment Mobilisation (CEFIM) yang diluncurkan oleh OECD untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan investasi energi terbarukan dengan mengembangkan instrumen kebijakan dan desain untuk menarik pendanaan baru, serta berkolaborasi dengan berbagai inisiatif internasional terkait energi bersih. Indonesia meminta dukungan studi dari OECD untuk menganalisis proyek energi
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengatasi krisis listrik di Indonesia dengan mengurangi permintaan listrik melalui kampanye hemat energi "Potong 10%". Kampanye ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih hemat energi mulai dari rumah tangga, kantor, hingga industri.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai kondisi energi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi, dan peran masyarakat dalam pengelolaan energi. Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang besar namun pemanfaatannya masih rendah, dan masih sangat bergantung pada energi fosil walaupun cadangannya terbatas. Tantangan utama adalah memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, menjamin pasokan energi berkelanjutan, serta men
Buku ini merupakan Outlook Energi Indonesia 2014 yang diterbitkan oleh Dewan Energi Nasional. Buku ini memproyeksikan kondisi pasokan dan permintaan energi di Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan data tahun 2013 dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan kebijakan pemerintah terkait energi, khususnya mengenai pengurangan penggunaan energi fosil dan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan."
Dokumen ini merupakan ringkasan eksekutif dari studi yang menganalisis beberapa skenario sistem ketenagalistrikan Indonesia di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera untuk periode 2018-2027. Temuan utama studi ini antara lain menunjukkan bahwa proyeksi permintaan listrik yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overkapasitas dan kerugian besar, serta menganjurkan peningkatan signifikan kapasitas pembangkit energi terbarukan unt
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 mengatur percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik dengan menetapkan harga pembelian tenaga listrik dari energi terbarukan, melarang pembangunan pembangkit listrik tenaga uap baru, dan memberikan dukungan pemerintah seperti insentif fiskal dan non fiskal.
Dokumen tersebut membahas analisis lingkungan bisnis PT Sumber Segara Primadaya sebagai produsen listrik tenaga uap di Indonesia. Analisis tersebut mencakup faktor-faktor politik internasional dan domestik, budaya, lingkungan alam dan sosial, teknologi proses, teknologi informasi, serta perkembangan ekonomi yang mempengaruhi bisnis perusahaan."
Tata kelola gas bumi sebagai perwujudan kedaulatan energi di indonesiaSampe Purba
Infrastruktur gas di Indonesia belum terhubung dan terintegrasi dengan cadangan gas terpencil untuk memasok konsumen. Kebijakan pengelolaan gas perlu menyeimbangkan kepentingan jangka pendek dan panjang serta berbagai pihak terkait."
National Energy Industry Development Blueprint in Indonesia 2005 - 2020Frans Wongkaren
Dokumen tersebut merangkum rencana strategis pengembangan industri energi nasional Indonesia untuk periode 2005-2020. Rencana ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat secara adil.
Dokumen tersebut merupakan laporan Outlook Energi Indonesia 2014 yang dikeluarkan Dewan Energi Nasional. Laporan ini memberikan proyeksi kondisi pasokan dan permintaan energi Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan asumsi ekonomi, demografi, dan target pembangunan energi."
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) diawali dari ketidakcukupan BBM sebagai bahan baku listrik Indonesia.
2. Indonesia seharusnya menggunakan batubara dan gas sebagai bahan baku listrik karena harganya murah dan melimpah di Indonesia.
3. Kenaikan TDL diusulkan untuk semua kalangan dengan persentase penyesuaian yang dikurangi.
Nia Fitriani Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan Tentang PPNNiaFitriani4
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Banyak masyarakat mengeluhkan kenaikan tagihan listrik selama pandemi Covid-19.
2. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi listrik di rumah akibat kebijakan bekerja dari rumah.
3. Masyarakat perlu lebih menghemat penggunaan listrik untuk mengurangi beban keuangan dan lingkungan.
Biodiesel, Kebijakan dan Prospek - Peluang & Tantangan Pengembangan Bioenergi...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas prospek dan tantangan pengembangan bioenergi khususnya biodiesel di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi proyeksi peningkatan permintaan energi global dan potensi bioenergi, kebijakan pemerintah terkait target penggunaan biodiesel, kontribusi industri biodiesel dalam mengurangi impor BBM dan emisi karbon, serta langkah untuk mengatasi harga yang lebih mahal dari bahan bakar fosil dan keterbatasan bahan b
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
Dokumen tersebut membahas kondisi keenergian nasional Indonesia dan tantangan yang dihadapi. Sumber daya energi terdiri dari tak terbarukan seperti minyak dan gas serta terbarukan seperti air dan matahari. Indonesia memiliki cadangan minyak, gas, dan batubara yang besar namun belum mandiri dan ketahanan energi. Dokumen ini menganalisis gap antara produksi dan kebutuhan energi serta infrastruktur kelistrikan nasional yang perlu ditingkatkan.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Kedaulatan energi dan harga keekonomian energi berkeadilanSampe Purba
Ketiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kedaulatan energi adalah hak negara dan bangsa untuk menentukan kebijakan pengelolaan energi secara mandiri guna mencapai ketahanan dan kemandirian energi. Harga energi berkeadilan seharusnya mempertimbangkan biaya produksi, risiko, dan keterjangkauan masyarakat serta sesuai dengan arah pembangunan. Putusan MK menyatakan bahwa negara
Potensi investasi efisiensi energi di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai USD1,4-9,7 miliar. Studi menunjukkan Indonesia memiliki potensi pasar efisiensi energi terbesar kedua di Asia Tenggara. Namun demikian, belum banyak tindakan investasi yang dilakukan karena berbagai kendala seperti biaya mahal teknologi hemat energi dan keterbatasan akses pembiayaan. Peran ESCO diharapkan dapat menjadi solusi untuk
Dokumen tersebut membahas tentang peran penting kebijakan energi nasional Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) Indonesia sangat bergantung pada energi fosil yang mencapai 95%, (2) cadangan energi fosil semakin menipis sehingga perlu beralih ke energi terbarukan, dan (3) tujuan kebijakan energi nasional adalah meningkatkan keamanan pasokan energi dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan
PPT Dida Gardera-CMEA-OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Fi...OECD Environment
Dokumen ini membahas program Clean Energy Finance and Investment Mobilisation (CEFIM) yang diluncurkan oleh OECD untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan investasi energi terbarukan dengan mengembangkan instrumen kebijakan dan desain untuk menarik pendanaan baru, serta berkolaborasi dengan berbagai inisiatif internasional terkait energi bersih. Indonesia meminta dukungan studi dari OECD untuk menganalisis proyek energi
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengatasi krisis listrik di Indonesia dengan mengurangi permintaan listrik melalui kampanye hemat energi "Potong 10%". Kampanye ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih hemat energi mulai dari rumah tangga, kantor, hingga industri.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai kondisi energi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi, dan peran masyarakat dalam pengelolaan energi. Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang besar namun pemanfaatannya masih rendah, dan masih sangat bergantung pada energi fosil walaupun cadangannya terbatas. Tantangan utama adalah memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, menjamin pasokan energi berkelanjutan, serta men
Buku ini merupakan Outlook Energi Indonesia 2014 yang diterbitkan oleh Dewan Energi Nasional. Buku ini memproyeksikan kondisi pasokan dan permintaan energi di Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan data tahun 2013 dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan kebijakan pemerintah terkait energi, khususnya mengenai pengurangan penggunaan energi fosil dan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan."
Dokumen ini merupakan ringkasan eksekutif dari studi yang menganalisis beberapa skenario sistem ketenagalistrikan Indonesia di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera untuk periode 2018-2027. Temuan utama studi ini antara lain menunjukkan bahwa proyeksi permintaan listrik yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan overkapasitas dan kerugian besar, serta menganjurkan peningkatan signifikan kapasitas pembangkit energi terbarukan unt
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 mengatur percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik dengan menetapkan harga pembelian tenaga listrik dari energi terbarukan, melarang pembangunan pembangkit listrik tenaga uap baru, dan memberikan dukungan pemerintah seperti insentif fiskal dan non fiskal.
"Optimalisasi Production Sharing Contract demi Peningkatan Stabilitas Pasokan...Shinta Yanirma
Dokumen tersebut membahas optimalisasi Production Sharing Contract (PSC) untuk meningkatkan stabilitas pasokan energi di Indonesia. PSC merupakan kontrak kerja sama eksplorasi dan eksploitasi sumber daya energi antara pemerintah dan perusahaan swasta asing. Optimalisasi PSC diusulkan melalui peningkatan kontrol biaya pemulihan, pembenahan pasal-pasal terbuka, peninjauan pedoman kerja sama dengan perusahaan lokal, serta revisi prior
Paparan permen no 10 tahun 2017 l siaran pers pptBudi Supomo
Peraturan ini mengatur pokok-pokok dalam perjanjian jual beli tenaga listrik antara produsen (IPP) dan pembeli (PLN) dengan maksud menciptakan keseimbangan risiko komersial. Pokok-pokok yang diatur meliputi jangka waktu perjanjian maksimal 30 tahun, pola kerja sama build-operate-transfer, penetapan harga berdasarkan nilai investasi, dan ketentuan komisioning, pengiriman listrik, serta penalti kinerja.
Kajian Hukum dan Kelembagaan. Solid Waste Management ProjectOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas kerangka hukum dan kelembagaan untuk proyek pengelolaan sampah meliputi peraturan terkait, jenis infrastruktur, model kerjasama, kerangka kelembagaan, tahapan pelaksanaan proyek, dukungan pemerintah, pengadaan tanah, pendirian badan usaha, perpajakan, dan ketentuan perjanjian kerjasama."
Development of Renewable Energy and Energy Conservations towards Net Zero Emi...Sampe Purba
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan untuk mencapai komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 dan net zero emission pada 2060, meliputi peningkatan porsi energi baru terbarukan di sektor ketenagalistrikan, transportasi, industri, dan bangunan serta penggunaan teknologi hijau seperti penangkapan karbon.
Tantangan pengembangan pembangkit listrik hijau di Indonesia meliputi minimnya penguasaan teknologi dalam negeri, regulasi yang kurang mendukung investasi swasta, biaya tinggi karena ketergantungan impor teknologi, serta keberadaan rente yang menghambat pengembangan energi terbarukan. Pemerintah berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi dengan membangun industri dalam negeri dan melibatkan BUMN, meski
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak Laode Sulaeman, S....zonaebt.com
Webinar membahas peluang pekerjaan hijau (green jobs) di sektor energi terbarukan seiring transisi energi menuju netral karbon pada 2060. Pemerintah merencanakan pembangunan kapasitas pembangkit listrik terbarukan besar-besaran untuk menggantikan pembangkit berbahan bakar fosil. Hal ini diharapkan dapat menciptakan ribuan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan seperti surya, angin, hidro, dan bioener
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfekosudarmanto4
Dokumen tersebut membahas strategi percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, termasuk target capaian 23% porsi EBT dalam bauran energi nasional pada 2025, serta berbagai program dan inisiatif seperti Program Surya Nusantara untuk pengembangan PLTS skala besar dan rooftop."
1. Dokumen tersebut membahas beberapa isu penting dalam pengelolaan sumber daya migas Indonesia seperti perencanaan, lingkungan hidup, transparansi, kelembagaan, dan kontrak migas.
2. Termasuk didalamnya adalah pentingnya perencanaan sumber daya migas yang komprehensif, perlindungan lingkungan hidup, transparansi dan partisipasi masyarakat, penguatan kelembagaan migas, serta pengaturan perpanjangan kontrak dan p
Aminullah Assagaf_Aspek Keuangan Program TE_6 Des 2022.pptxAminullah Assagaf
Transisi energi PLN menuju karbon netral pada tahun 2060 membutuhkan pertimbangan aspek keuangan dan fiskal yang signifikan. Beberapa implikasi keuangan yang mungkin timbul antara lain peningkatan subsidi listrik, beban hutang PLN, serta perlu dilakukannya penilaian kelayakan investasi berdasarkan aspek finansial.
PPTs - TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Su...OECD Environment
Presentations from the TAIEX TSI MNB-OECD-EC Launch Event: Technical implementation of the Supervisory Framework for Assessing Nature-related Financial Risks to the Hungarian financial sector, 7 June 2024.
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...OECD Environment
Water is critical for meeting commitments of the Paris Agreement and achieving the Sustainable Development Goals. Our economies rely on water, with recent estimates putting the economic value of water and freshwater ecosystems at USD 58 trillion - equivalent to 60% of global GDP. At the same time, water related risks are increasing in frequency and scale in the context of climate change.
How are investments shaping our economies and societies exposure to water risk? What role can the financial system play in supporting water security? And how can increased understanding of how finance both impacts and depends on water resources spur action towards greater water security?
This OECD Green Talks LIVE on Tuesday 14 May 2024 from 15:00 to 16:00 CEST discussed the evolving landscape for assessing water risks to the financial system.
OECD Policy Analyst Lylah Davies presented key findings and recommendations from recent OECD work on assessing the financial materiality of water-related risks, including the recently published paper “Watered down? Investigating the financial materiality of water-related risks” and was joined by experts to discuss relevant initiatives underway.
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGESOECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
PPT - Dr Surya Darma METI- OECD Stakeholder Dialogue on Mobilising Clean Energy Finance and Investment, 8 November 2019
1. Dr. Surya Darma
Chairman of METI
Stakeholder Dialogue: Mobilising Clean Energy Finance
and Investment
Solution for the Development of
Bankability Renewable
ElectricityProject
5. Power Plant
Type
Power Plant
Type
Implementation
of Electricity
Purchases
Implementation
of Electricity
Purchases
Procurement
Implementation
Scheme
Procurement
Implementation
Scheme
Price ApprovalPrice Approval
PPA StandardPPA Standard
RENEWABLE
ENERGY
Geothermal PP, Hydro PP, Solar PV, Wind, Biomass, Biogas,
Municipal Waste, Ocean
Direct Selection Based on Direct Selection
Capacity Quota Hydro PP,
Biomass, Biogas
Solar PV, Wind & Ocean
According to the Laws & Regulations
Geothermal & Municipal Waste
Build, Own, Operate & Transfer (BOOT)
purchases of electricity must obtain approval from the
Minister
PLN (Persero) must compile and publish procurement
document standards, PPA standards and technical guidelines
for the procurement of direct elections
UTILIZATION OF RENEWABLE ENERGY SOURCES FOR ELECTRICITY SUPPLY IN
ACCORDANCE WITH MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES NO. 50
OF 2017
6. Penyediaan
energi di daerah
terluar,
pedalaman
menjadi sangat
menantang pada
saat
mengandalkan
energi fosil (diesel
genset)
mengingat biaya
transportasi yang
mahal. Sementara
daerah tersebut
memiliki potensi
untuk ET
Isu strategis : Akses terhadap energi
7. 7
good track record
Resources: HHP
EarlyintermittentPPAsawardedin
2016 –2018
sponsored by international
developers
largehydro projects,windfarmand
solarprojectshavebeen successfully
financedbyinternationalbanks,
ECAsandMLAs
Hasang42MW,Rajamandala47MW,
Asahan180MW,Sidrap75MW,
SulawesiandSolarprojects
Indonesia’s bankable PPAs
8. Currently…
PLN has been trying
to deal with
regulatory impacts of
Reg 10/2017
The limits of Sponsor
and lender appetite
are being tested
8
10. No quick fixes
A bankable PPA can
fix some issues:
• lower equity risk
• cheap source of
debt financing
10
Conclusion
11. Beberapa isu terkait dengan energi terbarukan:
Volatilitas harga energi global dan dampaknya terhadap APBN
Energi terbarukan banyak dibicarakan pada saat harga fossil tinggi;
Stigma bahwa ET mahal dan fossil murah;
Level playing field antara fossil dan ET, misalnya penyediaan subsidi;
Tantangan pencapaian target ET dalam RUPTL 2019 - 2028
Kualitas regulasi (tidak efektif, tidak konsisten, bersifat jangka pendek dan
terlalu sering berganti, seperti penentuan tarif, BOOT, pemilihan langsung);
Business process dalam pengembangan ET yang tidak transparan dan jangka
waktu yang kurang jelas;
Bankability kontrak antara pengembang dan PLN;
Pembiayaan investasi proyek ET;
Kelembagaan
Tantangan pengembangan ET
12. Usulan untuk percepatan investasi ET
Komitmen pemerintah terhadap ET sebagai bagian dari peningkatan
ketahanan energi, penurunan emisi GRK, peningkatan akses terhadap energi;
Penataan ulang regulasi, mulai dari UU terutama penyelesaian RUU ET yang
sudahmasuk dalam Prolegnas 2019 hingga ke Permen, yang mengatur hal-hal
sebagai berikut;
Mendahulukan pemanfaatan ET, sesuai UU 30/2007 (berdampak pada pola
penyusunan RUPTL);
Kewajiban PLN untuk membeli listrik dari ET (berdampak pada KPI Management
PLN, tidak lagi hanya berdasarkan profit, tapi juga pencapaian target ET);
Kewajiban pemanfaatan biofuel dan transisi ke kendaraan listrik untuk transportasi;
Penetapan harga energi berdasarkan nilai keekonomian, sesuai Pasal 7 UU 30/2007,
berdasarkan teknologi, kapasitas dan lokasi;
Harga ditetapkan dalam Perpres;
FiT untuk kapasitas hingga 20 MW
B2B untuk kapasitas > 20 MW dengan floor price dan ceiling price
harga pembelian yang ditetapkan diluar biaya jaringan transmisi, dan biaya-biaya yang
dikenakan oleh Kementerian lainnya, seperti untuk PJT dan Perhutani;
Harga pembelian ditetapkan dalam USD namun dibayarkan dalam Rupiah
13. Usulan untuk percepatan investasi ET
Penataan ulang regulasi (lanjutan);
Perbaikan business process, diantaranya:
penunjukan langsung;
Pemilihan langsung untuk teknologi tertentu, seperti PLTS
persamaan perlakuan/level playing field;
PJBL
bankable untuk project financing;
Template PJBL atas persetujuan pemerintah, tanpa membedakan skala kecil dan besar;
Harga dalam USD, tetapi dimungkinkan dalam IDR;
Dimungkinkan penyesuaian harga untuk proyek ET yang sudah ditandatangani sebelumnya;
Berlaku 30 tahun dan dapat diperpanjang;
Skema kerjasama BOO, tetapi dimungkinkan BOOT melalui pola akuisisi;
Pembentukan dana ET untuk membiayai investasi, risk sharing, kompensasi
PLN/Pertamina, insentif, litbang, dll;
Penyediaan insentif ET hingga ET mencapai harga keekonomian, termasuk kompensasi
untuk PLN apabila harga > BPP PLN;
Pembentukan institusi baru untuk menangani implementasi ET (Badan Pengelola
Energi Terbarukan BPET);
Standar Portfolio Energi Terbarukan;