Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Green Industry Policy in support of Net-Zero Emission achievements: Astika An...OECD Environment
"Challenges and best practices in financing to accelerate industry decarbonisation", OECD Series of Webinars on low carbon hydrogen and industry decarbonisation, 14 June 2023
Energy Transition - A comprehensive approachSampe Purba
this Paper discuss that a transition energy can be reached by the lining streaming of Supply, Demand, Infrastructure, Commerciality and regulation. However, any transitional energy has to consider the technology, existing power generation and the ability to absorb and competitiveness
Study about Germany’s efforts to implement the energy transition is summarized in the book “Energy Transition in Nutshell: 8 Q & A on the German Energy Transition and Its Relevance for Indonesia”
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak Laode Sulaeman, S....zonaebt.com
Tentang zonaebt.com
zonaebt.com adalah platform media berbasis di Indonesia yang menghadirkan akses konten yang berfokus pada energi terbarukan, kendaraan listrik, bisnis berkelanjutan dan lingkungan. Memiliki tiga produk unggulan: Media Online, Green Jobs, Riset, dan Event Organizer.
Penerapan ASB sebagai komponen penganggaran banyak yang tidak patuh terkait dengan ketersediaan dana, ASB harus dibuat secara fleksibel agar penerapannya dapat lebih aplikatif
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
By Deasy Kurniawati
Off-grid electrification for development of small islands represents a number of unique challenges under the broad category of rural electrification. Small, off-grid island communities are particularly vulnerable to diesel price fluctuations and natural disasters, and thus, enhancing resilience through more sustainable and cheaper energy technologies should be a key priority. Financing the transition to these technologies – usually photovoltaic, micro-hydro or sometimes wind – is an essential hurdle to overcome. Once electricity systems are in place it is equally important that they are sustained in the longer term with effective arrangements for operation and maintenance, cost recovery etc. Related to this, is the productive use of the energy provided to increase islander incomes.
The workshop on Bunaken Island, Sulawesi, Indonesia from 3 to 5 November 2015, organised by the Smart Villages Initiative in collaboration with Kopernik, will explore these issues and develop recommendations for policy makers, development agencies and other stakeholders in energy provision to island communities.
More info: http://e4sv.org/events/off-grid-islands-electricity-workshop/
Green Industry Policy in support of Net-Zero Emission achievements: Astika An...OECD Environment
"Challenges and best practices in financing to accelerate industry decarbonisation", OECD Series of Webinars on low carbon hydrogen and industry decarbonisation, 14 June 2023
Energy Transition - A comprehensive approachSampe Purba
this Paper discuss that a transition energy can be reached by the lining streaming of Supply, Demand, Infrastructure, Commerciality and regulation. However, any transitional energy has to consider the technology, existing power generation and the ability to absorb and competitiveness
Study about Germany’s efforts to implement the energy transition is summarized in the book “Energy Transition in Nutshell: 8 Q & A on the German Energy Transition and Its Relevance for Indonesia”
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak Laode Sulaeman, S....zonaebt.com
Tentang zonaebt.com
zonaebt.com adalah platform media berbasis di Indonesia yang menghadirkan akses konten yang berfokus pada energi terbarukan, kendaraan listrik, bisnis berkelanjutan dan lingkungan. Memiliki tiga produk unggulan: Media Online, Green Jobs, Riset, dan Event Organizer.
Penerapan ASB sebagai komponen penganggaran banyak yang tidak patuh terkait dengan ketersediaan dana, ASB harus dibuat secara fleksibel agar penerapannya dapat lebih aplikatif
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
By Deasy Kurniawati
Off-grid electrification for development of small islands represents a number of unique challenges under the broad category of rural electrification. Small, off-grid island communities are particularly vulnerable to diesel price fluctuations and natural disasters, and thus, enhancing resilience through more sustainable and cheaper energy technologies should be a key priority. Financing the transition to these technologies – usually photovoltaic, micro-hydro or sometimes wind – is an essential hurdle to overcome. Once electricity systems are in place it is equally important that they are sustained in the longer term with effective arrangements for operation and maintenance, cost recovery etc. Related to this, is the productive use of the energy provided to increase islander incomes.
The workshop on Bunaken Island, Sulawesi, Indonesia from 3 to 5 November 2015, organised by the Smart Villages Initiative in collaboration with Kopernik, will explore these issues and develop recommendations for policy makers, development agencies and other stakeholders in energy provision to island communities.
More info: http://e4sv.org/events/off-grid-islands-electricity-workshop/
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Presentasi Direktorat Konservasi Energi, Direktorate Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM tentang regulasi, kebijakan, permasalahan, potensi dan program-program pengembangan konservasi energi di Indonesia.
The smart energy defined as a core to the concept of the smart city, provides its users with a liveable, affordable, climate friendly and engaging environment that supports the needs and interests of its users is based on a sustainable economy.
Similar to 2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap (20)
Prioritas Kebijakan Sektor Energi Indonesia dan Kandidat Menteri ESDMGandabhaskara Saputra
Laporan ini merupakan turunan dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh IESR pada tanggal 18 - 25 April 2019 kepada publik untuk mengetahui pendapat publik tentang evaluasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK di era Pemerintahan 2014-2019
A Roadmap for Indonesia’s Power Sector: How Renewable Energy Can Power Java-Bali and Sumatra Summary for Policy
Makers was produced by Monash University’s Grid Innovation Hub partnering with the Australia Indonesia Centre, supported by Agora Energiewende and the Institute for Essential Services Reform (IESR).
Institute for Essentials Service Reform.
Persentase Bauran Energi Terbarukan yang Tinggi Dapat Memenuhi Kebutuhan Listrik di Sistem Jawa-Bali dan Sumatera Secara Handal dan Kompetitif
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
1. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
Jakarta, Maret 2019
MENJAMIN AKSES ENERGI BERKELANJUTAN
BAGI MASYARAKAT
4. MENUJU INDONESIA 2045: TANTANGAN KITA
Indonesia beralih dari pola pertumbuhan yang digerakkan oleh sumber daya serta
bergantung pada modal dan tenaga kerja, menjadi pola pertumbuhan yang berbasis
produktivitas tinggi serta inovasi.
Kunci nya adalah:
1.Pertumbuhan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
2.Infrastruktur dan konektivitas yang mendukung pertumbuhan.
3.Inovasi dan teknologi dalam mendorong pemanfaatan sumber daya.
4.Kualitas sumber daya manusia yang handal untuk bersaing secara global.
5.KETAHANAN AIR, PANGAN DAN ENERGI.
”
“
5. 5
43%
34%
19%
4%
2015
3.9 MBOEPD 23%
25%
30%
22%
2025
7.9 MBOEPD
31%
20%
25%
24%
2050
20.0 MBOEPD
KONDISI SAAT INI
2015 2025 2050
Peran energi Komoditi Sebagai modal pembangunan
Bauran EBT 4% 23% 31%
Penyediaan energi 197 MTOE 400 MTOE 1.012 MTOE
Pembangkit Listrik 55 GW
(EBT 8 GW)
136 GW
(EBT > 45 GW)
443 GW
(EBT > 167 GW)
Elastisitas energi > 1 < 1 < 1
Listrik /kapita/thn 865 KWh 2.500 kWh 7.000 kWh
Rasio elektrifikasi 88% 100% 100%
TARGET RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL 2050
6. 6
Peningkatan
Kapasitas Listrik
(35.000 MW)
Listrik Perdesaan
Melistriki 2500 Desa
Tarif listrik EBT
Subsidi Tepat Sasaran
BBM Satu Harga
Jaringan Gas
Konverter Kit LPG
untuk Nelayan
1 Nozel SPBG di
setiap SPBU
Pemanfaatan EBT
Pokok-Pokok PPA
Pembangkit Listrik
Mulut Tambang
Pembangkit Listrik
Mulut Sumur Gas
Hilirisasi Minerba
PI 10% dari Kontrak
Migas
Kilang Swasta
Harga Gas Industri
PSC Gross Split
Pengembalian Sunk
Cost - PSC
Penyederhanaan
Perizinan
Online System
Good Governance
Kedaulatan dan Kemandirian Energi
Rasio Elektrifikasi
Pemerataan &
Keterjangkauan
Keberlanjutan
Investasi &
Pertumbuhan
Reformasi
Birokrasi
#EnergiBerkeadilan
Untuk Kesejahteraan Rakyat, Iklim Usaha dan Pertumbuhan Ekonomi
7. 7
01
02
03
04
05
06
07
EBTMW
RP RP RP
Fosil
EBT
%
Potensi
EBT
= %
EBT
Efisien
Inefisiensi
Kapasitas pembangkit listrik
EBT perlu ditambah Indonesia berkomitmen
melaksanakan Paris
Agreement
Penggunaan energi
belum efisien
Potensi Energi Terbarukan
yang berlimpah belum
termanfaatkan optimumEnergi Indonesia masih
didominasi energi fosil
Harga energi harus ditekan
agar makin terjangkau
(affordable)
Distribusi energi perlu ditingkatkan
guna meningkatkan rasio elektrifikasi
saat ini 95,35% dan energi dapat
dinikmati secara merata
KONDISI ENERGI SAAT INI
8. 8
SUMBER ENERGI FOSIL (TAK TERBARUKAN)
SEMAKIN TERBATAS
Minyak Bumi Gas Bumi Batubara
Cadangan Terbukti: 3,6 Miliar Barel
Produksi : 288 Juta Barel Pertahun
Minyak akan habis : 12 Tahun *)
Cadangan Terbukti: 98 TSCF
Produksi : 3,0 TSCF Pertahun
Gas akan habis : 33 Tahun *)
Cadangan Terbukti: 32,4 Miliar Ton
Produksi : 393 Juta Ton Pertahun
Batubara akan habis : 82 Tahun *)
Catatan:
*) asumsi apabila tidak ada temuan cadangan baru
9. 9
Potensi : 75 GW (19,3 GW)
Realisasi: PLTA 5,180 GW
PLTMH 0,237 GW (1,23%)
Air
Surya
Panas Bumi
Angin
Bioenergi
Potensi PLTS: 207,8 GWp
Realisasi PLTS 0,092 GWp (0,02%)
Potensi Sumber Daya : 11,0 GW
Reserve : 17,5 GW
Realisasi PLTP 1,949 GW (0,44%)
Potensi : 60,6 GW
Realisasi PLTB :76,1 MW (0,02%)
Laut
Potensi PLT Bio : 32,6 GW
BBN : 200 Ribu Bph
Realisasi PLT Bio : 1,858 GW (0,42%)
Potensi : 17,9 GW
Realisasi: - (tahap penelitian)
POTENSI ENERGI TERBARUKAN MELIMPAH
Mengurangi Emisi CO2
442
GW
9,4
GW
http://geoportal.esdm.go.id/peng_umum/
(2,1%)
Peningkatan Pemanfaatan
Energi Setempat
Total
Potensi
12. 12
Paragraf (2): Prioritas Pengembangan Energi, pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014
tentang Kebjakan Energi Nasional
Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan;1
Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi
nasional;
Meminimalkan penggunaan minyak bumi;
Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru;
Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir.
2
3
4
5
PRIORITAS KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
13. 13
EBT;…
Batubara
; 30,52%
Minyak;
42,51%
Gas;
20,69%
BAURAN ENERGI PRIMER
@ 2025
Gas
Batubara
Minyak
Bumi
EBT
400
MTOE
GEOTHERMAL
TARGET: 7.2 GW
CAP : 1.95 GW
HYDRO
TARGET : 17.9 GW
CAP : 5.18 GW
MINIHYDRO
TARGET : 3 GW
CAP : 0.31 GW
BIOENERGI
TARGET : 5.5 GW
CAP : 1.858 GW
SOLAR PV
TARGET : 6.5 GW
CAP : 0.15 GWp
ENERGI ANGIN
TARGET : 1.8 GW
CAP : 0.075 GW
BIOMASSA
TARGET : 8.4 M TON
REALISASI : N/A
BIOGAS
TARGET :489.8 JUTA M3
REALISASI : 25.67 JUTA
M3
C B M
TARGET : 46.0
MMSCFD
REALISASI : -
BIOFUEL
TARGET :13.8 M Kl
CAP : 3.75 M KL
92.2
MTOE
23.0
MTOE
45.2
GW
69.2
MTOE
NON LISTRIKLISTRIK
BAURAN ENERGI PRIMER
@ 2017
~~
Sumber: HEESI
• PP 79/2014 Tentang KEN
• Perpres 22/2017 Tentang RUEN
EBT Lainnya
TARGET : 3.1 GW
TARGET DAN REALISASI PENGEMBANGAN EBT DALAM RUEN
15. 15
Komersil
Non-
komersil
Dasar Hukum
Permen ESDM No 50 tahun 20172017 jo
Permen ESDM No. 53/2018 tentang
Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk
Penyediaan Tenaga Listrik
Permen ESDM No 38 tahun 2016 tentang
Percepatan Elektrifikasi di Perdesaan Belum
Berkembang, Terpencil, Perbatasan, dan Pulau
Kecil Berpenduduk melalui Pelaksanaan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Skala Kecil
Dasar Hukum
Perpres No. 47 tahun 2017 tentang LTSHE
Permen ESDM No. 5/2018 tentang perubahan
atas Permen No.33/2017 tentang Tata Cara
Penyediaan LTSHE bagi Masyarakat Yang Belum
Mendapatkan Akses Listrik
Permen ESDM No. 12/2018 tentang perubahan
atas Permen No. 39/2017 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru
Terbarukan (mekanisme berdasarkan usulan
Pemda)
1. Sistem on-grid dan off-
grid komunal : PLTS,
PLTM/H, PLTB, PLT
Laut, PLTBm, PLTB
2. Sumber Dana : Sektor
Swasta (Investor)
1. Pembangunan
infrastruktur energi untuk
masyarakat perdesaan,
pulau terluar dan kawasan
perbatasan
2. Sistem off-grid : PLTS,
PLTM/H, PLTB, PLT Laut,
PLTBm, PJU, LTSHE
3. Sumber Dana : APBN/DAK
Peningkatan
Kapasitas
Infrastruktur PLT
EBT
PIPELINE PENINGKATAN KAPASITAS INFRASTRUKTUR
PEMBANGKIT LISTRIK EBT
17. 17
01
02
04
03
1. Peningkatan penyediaan energi;
Target EBT sebesar 23% pada tahun 2025,
setara dengan 45 GW.
4. Berkontribusi dalam PNBP Nasional
dan Penghematan Devisa;
Rp
2. Percepatan penyediaan akses
energi modern;
Target rasio elektrifikasi sebesar
99% pada tahun 2019.
3. Berkontribusi dalam program penurunan
GRK;
Indonesia berkomitmen 29% penurunan
GRK pada tahun 2030, sektor energi
ditargetkan berkontribusi pengurangan
emisi sebesar 314 juta ton CO2.
PERAN ENERGI BARU TERBARUKAN
26. 26
Tantangan Pengembangan EBT
Ketersedian dana murah/ Soft Loan
di dalam negeri masih terbatas
Ketergantungan terhadap
teknologi dan peralatan EBT
dari luar negeri masih tinggi
Kondisi pasokan listrik
yang bersifat intermittent
(PLTS & PLTB) belum
didukung ketersediaan
teknologi smart grid
Keterbatasan infrastruktur
pendukung, khususnya
wilayah Indonesia Timur
Adanya resistensi masyarakat
terhadap proyek PLT berbasis EBT
Potensi cukup besar, demand rendah.
TANTANGAN PENGEMBANGAN EBT
27. 27
STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE
Menggerakkan seluruh pemangku kepentingan dalam pencapaian
target pengembangan EBTKE
Menciptakan pasar bagi EBTKE
Memanfaatkan best practice technology EBTKE dengan harga
yang kompetitif
Menciptakan iklim bisnis yang kondusif bagi investasi EBTKE
Menciptakan nilai-nilai ekonomi baru (new economic values)
28. 28
PROGRAM NASIONAL PERCEPATAN PENGEMBANGAN EBTKE
• Program nasional EBT untuk daerah-daerah yang belum berlistrik
• Program nasional sinergi Kementerian/Lembaga untuk pengembangan EBT
• Program nasional agro-energy
• Program nasional pariwisata bersih dan hijau
• Program nasional klaster ekonomi berbasis sumber daya setempat
• Program nasional “smart and green building”
29. 29
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
Jl. Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta
30. 30
Pembangunan Infrastruktur dan
Sistemnya
Program elektrifikasi 35GW
Kebijakan BBM satu harga
Gas perkotaan
Revitalisasi kilang minyak
Mandatori B20
Perumusan peraturan kendaraan
berlistrik
Digitalisasi ketenagalistrikan
Implementasi Teknologi Energi Bersih
Aplikasi Teknologi Ultra super
critical coal power plant
Penerapan efisiensi energi di
semua sektor
Peningkatan peran EBT agar
mencapai target pengembang
23% pada bauran energi
Obligasi pasar domestik untuk
sektor batubara
Penerapan BPP pada pembangkit
tenaga listrik
Peningkatan efisiensi energi di
fasilitas-fasilitas pembangkitan
tenaga listrik
Ketahanan Energi untuk Seluruh Masyarakat Indonesia
Availability
(Ketersediaan)
Accessibility
(keterjangkauan)
Acceptability
(keberterimaan)
Affordability
(keterjangkauan harga)
KETAHANAN ENERGI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, definisi Ketahanan Energi
adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi dan akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.