SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
Pola Bilangan dan
Barisan Bilangan
• Membuat generalisasi dari pola pada
barisan bilangan dan barisan konfigurasi
objek.
• Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pola pada barisan bilangan dan
barisan konfigurasi objek.
KOMPETENSI DASAR
• Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pola
bilangan dan barisan bilangan.
• Mengenal unsur-unsur pada pola bilangan dan barisan
bilangan seperti suku pertama, suku berikut, beda, dan rasio.
• Membedakan barisan aritmetika dan barisan geometri.
• Menentukan dan menghitung suku ke-n pada barisan
aritmetika dan barisan geometri.
• Menggunakan konsep pola bilangan dan barisan bilangan
dalam kehidupan.
PENGALAMAN BELAJAR
Terjun payung dapat dilakukan dari
pesawat terbang dengan ketinggian
tertentu. Penerjun dapat terjun dan
terbang bebas di udara dengan
kecepatan tinggi mencapai lebih dari
100 km/jam.
Pada penerjunan berkelompok,
masing-masing penerjun dilengkapi
dengan parasut berbahan elastis serta
tambahan bahan menyerupai sayap,
sehingga dapat membantu mereka
untuk melayang di udara secara
horizontal serta memperlambat laju ke
bawah.
Selain itu, dengan peralatan seperti di
atas, para penerjun dapat membuat
formasi tertentu secara berkelompok
sehingga membentuk pola tertentu.
Sejarah tentang bilangan segitiga yang dikenal dengan segitiga
Pascal, diawali dengan penemuan sebuah buku kuno India, Shastra
Chandas yang ditulis dalam bahasa Sansekerta pada abad ke-10
yang berisi tentang keterkaitan segala sesuatu dengan alam
semesta.
1.1 PENEMU SEGITIGA PASCAL
Pada kurun waktu hampir sama, segitiga Pascal ditemukan oleh
matematikawan Persia (Iran), Al-Karaji (953−1029) dalam
menyelesaikan binomial (x + y)n dengan menggunakan bilangan
segitiga sebagai koefisiennya.
Satu abad kemudian, matematikawan
Persia lainnya yang juga merupakan
astronom dan sastrawan (penyair), yaitu
Omar Khayyam (1048−1131),
mengembangkan topik yang sama
sehingga bilangan segitiga tersebut di Iran
disebut “segitiga Khayyam”.
Pascal berhasil mengembangkan bilangan
segitiga yang ada sebelumnya ke dalam
berbagai aplikasi melalui Teori Binomialnya.
Oleh karena itu, bilangan segitiga tersebut
lebih dikenal sebagai segitiga Pascal yang
diunggah oleh seorang ilmuwan dan
matematikawan Perancis bernama Blaise
Pascal (1623−1662).
Bilangan pada segitiga Pascal dapat digunakan untuk menentukan
koefisien pada penjabaran pemangkatan suku dua (a + b)n,
menentukan banyak himpunan bagian dari suatu himpunan
secara terperinci, dan menentukan keanggotaan himpunan
kejadian pada percobaan dalam teori peluang.
1.2 MENGENAL POLA BILANGAN
Susunan benda (objek) atau bangun geometri yang teratur dalam
pembentukannya dapat membentuk pola-pola bilangan yang
menarik.
Gambar 1.4 (i) menunjukkan
formasi atau susunan bola bilyard.
Pada susunan bola tersebut
berturut-turut terdapat 1 bola,
2 bola, 3 bola, 4 bola, dan 5 bola,
sehingga terbentuk susunan
bilangan 1, 2, 3, 4, dan 5 yang
merupakan pola bilangan asli.
Gambar 1.4 (ii) menunjukkan susunan bangun-bangun persegi
panjang yang menutupi irisan cangkang keong, di mana masing-
masing persegi panjang tersebut mewakili sebuah bilangan,
sehingga membentuk susunan bilangan 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan
55 yang disebut dengan pola bilangan Fibonacci. Pada pola
bilangan Fibonacci, sebuah bilangan diperoleh dari hasil
penjumlahan dua buah bilangan yang tepat berada di depannya.
Pola bilangan merupakan susunan atau rangkaian objek yang
dibentuk dengan aturan tertentu. Dengan demikian, bilangan-
bilangan berikutnya pada suatu pola bilangan dapat kita tentukan
jika aturan pembentukannya diketahui.
Bilangan-bilangan yang terdapat pada sebuah pola bilangan
disebut suku, misalnya pada pola bilangan 1, 3, 7, 15, . . . ,
terdapat suku-suku berikut:
• 1 disebut suku pertama,
• 7 disebut suku ketiga,
• 3 disebut suku kedua,
• 15 disebut suku keempat.
Contoh:
1.
Gambar di atas menunjukkan susunan batang korek api yang
membentuk pola bilangan.
a. Gambarlah satu suku berikutnya untuk pola bilangan di atas!
b. Tulislah susunan bilangan yang menyatakan banyak batang
korek api pada pola di atas, kemudian tentukan aturan
pembentukannya!
2. Tulislah aturan untuk pembentukan pola bilangan berikut,
kemudian tuliskan dua suku berikutnya!
a. 6, 13, 20, 27, . . . b. 1, 3, 6, 10, . . .
1.
2.
Jawab:
1.3 RAGAM POLA BILANGAN
1.3.1 Pola Bilangan Persegi
Contoh:
1. Pada pola bilangan persegi, tentukan suku ke-18 dengan
menggunakan rumus!
Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2
Suku ke-18 adalah 𝑃18 = 182 𝑛 diganti 18
= 324.
Jawab:
2. Tentukan jumlah dua puluh lima bilangan ganjil yang pertama!
Jawab:
3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 196, tentukan
banyak bilangan (suku) pada pola bilangan tersebut!
Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2, maka:
𝑃𝑛 = 𝑛2
196 = 𝑛2
𝑛 = 14
Jadi, banyak bilangan (suku) pada pola bilangan persegi tersebut
adalah 14.
Jawab:
1.3.2 Pola Bilangan Persegi Panjang
Dengan melakukan Kegiatan Siswa disimpulkan:
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 8
Contoh:
1. Pada pola bilangan persegi panjang, tentukan suku ke-14
dengan menggunakan rumus!
2. Tentukan jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku!
1. Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah
𝑅𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1)
Suku ke-14 adalah 𝑅14 = 14 × (14 + 1) 𝑛 diganti 14
= 14 × 15 = 210.
2. 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 𝑛 suku = 𝑛(𝑛 + 1).
2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku = 22 × (22 + 1) 𝑛 diganti 22
= 22 × 23 = 506.
Jadi, jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku adalah
506.
Jawab:
3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah
9.702, berapakah nilai 𝑛?
Kita mencari bilangan asli berurutan,
yaitu 𝑛 dan (𝑛 + 1) yang hasil kalinya 9.702.
Kedua bilangan itu tidak mungkin lebih dari 100, karena 99 × 100 =
9.900 dan 100 × 101 = 10.100.
Karena hasilnya harus mendekati 9.900, kita coba mengalikan 98
dengan 99, hasilnya adalah 9.702. Ternyata hasilnya benar.
Jadi, nilai 𝑛 pada pola bilangan persegi panjang tersebut adalah
98.
Jawab:
Pada pola bilangan segitiga, suku-sukunya sering dinyatakan dengan 𝑇𝑛.
Untuk menentukan rumus pola atau suku ke-𝑛, perhatikan ilustrasi berikut!
1.3.3 Pola Bilangan Segitiga
Pola bilangan segitiga sama dengan setengah dari pola bilangan persegi
panjang, sehingga
Contoh:
1. Tentukan suku (pola) ke-12 pada pola bilangan segitiga!
Jawab:
Contoh:
2. Jika suatu suku pada pola bilangan segitiga adalah 1.275, suku
ke berapakah itu?
Jawab:
1.3.4 Pola Bilangan Segitiga Pascal
Segitiga Pascal merupakan pola
bilangan segitiga dengan berbagai
aplikasi yang diunggah oleh seorang
matematikawan Perancis bernama
Blaise Pascal (1623−1662) melalui
Teori Binomialnya, ketika ia berusia
belasan tahun.
Koefisien pada hasil penjabaran
pemangkatan suku dua (binomial) seperti
(𝑎 + 𝑏)2, (𝑎 − 𝑏)3, (𝑎 + 𝑏)4, (𝑎 − 𝑏)5,
dan seterusnya dapat diselesaikan dengan memanfaatkan bilangan-
bilangan yang terdapat pada baris-baris dalam segitiga Pascal.
A. Menemukan Segitiga Pascal
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 13
Dengan melakukan Kegiatan Siswa disimpulkan:
Segitiga Pascal
B. Keistimewaan Segitiga Pascal
1. Pada pola segitiga Pascal terdapat pola-pola bilangan berikut:
• Pola bilangan asli, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . .
• Pola bilangan segitiga, yaitu 1, 3, 6, 10, . . . .
2. Bilangan-bilangan pada setiap baris
merupakan koefisien hasil
penjabaran dari pemangkatan suku
dua (𝑎 + 𝑏)𝑛,
3. Jumlah bilangan pada setiap baris
menunjukkan banyak himpunan
bagian dari suatu himpunan.
C. Jumlah Bilangan pada Baris Segitiga Pascal
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 14
Jumlah bilangan pada setiap baris dapat dinyatakan dalam bentuk
bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 2, sehingga dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Pada segitiga Pascal, jumlah bilangan pada baris ke-n adalah:
2𝑛−1
Contoh:
1. Tentukan baris ke-7 pada pola bilangan segitiga Pascal,
kemudian tentukan jumlah bilangan pada baris tersebut!
Jawab:
Contoh:
2. Pada pola bilangan segitiga Pascal, baris keberapakah yang
jumlah bilangannya 32?
Jumlah bilangan pada baris ke-n = 2n – 1, maka:
2n – 1 = 32
2n – 1 = 25
n – 1 = 5
n = 5 + 1
n = 6
Jadi, baris pada segitiga Pascal yang jumlah bilangannya 32 adalah
baris ke-6.
Jawab:
D. Penggunaan Segitiga Pascal
Contoh:
1. Tentukan hasil pemangkatan suku dua berikut!
a. (𝑎 + 𝑏)2 c. (𝑎 + 2𝑏)3
b. (𝑎 – 𝑏)3 d. (3𝑎 + 𝑏)4
Terlebih dahulu kita buat pola bilangan segitiga Pascal.
Jawab:
Contoh:
2. Tentukan banyak himpunan bagian dari A = {a, b, c, d, e}
berikut!
a. Mempunyai satu anggota. c. Mempunyai empat anggota.
b. Mempunyai dua anggota. d. Banyak himpunan bagian
seluruhnya.
Jawab:
Perhatikan keterangan pada pola bilangan segitiga Pascal di atas
untuk himpunan dengan lima anggota, yaitu 1, 5, 10, 10, 5, 1.
a. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 1 anggota
adalah 5, yaitu {𝑎}, {𝑏}, {𝑐}, {𝑑}, dan {𝑒}.
b. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 2 anggota
adalah 10, yaitu
𝑎, 𝑏 , 𝑎, 𝑐 , 𝑎, 𝑑 , 𝑎, 𝑒 , 𝑏, 𝑐 , 𝑏, 𝑑 , 𝑏, 𝑒 , 𝑐, 𝑑 , {𝑐, 𝑒},
dan {𝑑, 𝑒}.
c. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 4 anggota
adalah 5, yaitu:
{𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}, {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑒}, {𝑎, 𝑏, 𝑑, 𝑒}, {𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑒}, dan {𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒}.
d. Banyak himpunan bagian dari {a, b, c, d, e} seluruhnya
adalah: 2𝑛 = 25 (bukan 2𝑛−1) = 32.
1.4 BARISAN BILANGAN
1.4.1 Pengertian Barisan Bilangan
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 18
Uraian dan kegiatan di atas menunjukkan, jika bilangan-bilangan
diurutkan dengan aturan tertentu, maka akan diperoleh suatu
barisan bilangan.
A. Barisan Aritmetika
Perhatikan barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, . . . !
ditambah 3
Pada barisan bilangan, tiap-tiap bilangan yang terdapat pada barisan itu
disebut suku.
Barisan bilangan yang memiliki beda antarsuku yang selalu sama atau aturan
pembentukannya ditambah bilangan yang sama disebut barisan aritmetika.
B. Barisan Geometri
Perhatikan barisan bilangan 6, 12, 24, 48, 96, . . . !
dikali 2
Barisan bilangan yang memiliki rasio (perbandingan) antarsuku yang selalu
sama seperti barisan bilangan di atas disebut barisan geometri.
Contoh:
1. Selidikilah, termasuk barisan mana barisan-barisan bilangan
berikut?
a. 3, 12, 48, 192, . . . b. 4, 9, 14, 19, . . .
Karena rasionya selalu sama, yaitu 4, maka barisan 3, 12, 48, 192, .
. . . adalah barisan geometri.
Jawab:
Karena bedanya selalu sama, yaitu 5, maka barisan 4, 9, 14,
19, . . . adalah barisan aritmetika.
Contoh:
2. Diketahui barisan bilangan 7, 13, 19, 25, . . . . Tentukan:
a. aturan pembentukannya, c. dua suku berikutnya.
b. jenis barisannya,
Jawab:
Contoh:
3. Diketahui barisan bilangan 2, 6, 18, 54, . . . . Tentukan:
a. aturan pembentukannya, c. dua suku berikutnya.
b. jenis barisannya,
Jawab:
Contoh:
4. Jika barisan bilangan 16, 2, 𝑥, . . . merupakan barisan geometri,
tentukan:
a. nilai 𝑥, b. dua suku berikutnya.
Jawab:
C. Barisan Bilangan Bertingkat
Gambar di atas menunjukkan susunan noktah (bulatan kecil) yang
membentuk pola bilangan segi enam.
Perhatikan pola bilangan berikut!
Barisan
Bilangan
Bertingkat
Banyak noktah dan aturan pembentukkan pola bilangan di atas dapat disajikan
dengan skema berikut.
Suku berikutnya pada barisan tersebut dapat dicari dengan cara
berikut.
Jadi, dua suku berikutnya pada barisan bilangan bertingkat di
atas adalah 45 dan 66.
Contoh:
Diketahui barisan bilangan 2, 10, 24, 44, . . . . Tentukan:
a. aturan pembentukkan barisan bilangan di atas pada tingkatan
kedua,
b. tiga suku berikutnya pada barisan bilangan tersebut
Jawab:
D. Barisan Fibonacci
Aturan pembentukan barisan bilangan tersebut
adalah “suku berikutnya diperoleh dengan
menjumlahkan dua suku di depannya”. Barisan
bilangan seperti itu disebut barisan Fibonacci.
Selain barisan-barisan bilangan di atas, terdapat barisan bilangan lain dengan
aturan pembentukan yang berbeda, misalnya 1, 1, 2, 3, 5, 8, . . . .
Fibonacci nama lain yang lebih dikenal dari nama
aslinya Leonardo Pisano (1175−1250), seorang
matematikawan berkebangsaan Italia. Beliau pulalah
yang mengenalkan sistem penulisan dan perhitungan
bilangan Arab ke daratan Eropa, karena menurut
pemikirannya, sistem ini lebih praktis dibandingkan
bilangan Romawi.
1.4.2 Suku ke-n pada Barisan Bilangan
Suku ke-n dari suatu barisan bilangan dapat ditulis Un.
a. Suku ke-n pada Barisan Aritmetika
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 25
Berdasarkan kegiatan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Hubungan antara 𝑈𝑛 terhadap 𝑈1 dan 𝑏 pada barisan tersebut, di mana 𝑏 = 4,
dapat dinyatakan dalam bentuk berikut.
Koefisien b pada skema di
samping selalu berkurang 1
dari bilangan urutan suku,
sehingga kita dapat
menyatakan hubungan 𝑈𝑛
terhadap 𝑈1 dan 𝑏 dengan cara
yang sederhana
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Contoh:
1. Tentukan rumus suku ke-n pada barisan bilangan berikut
dinyatakan dalam n!
a. 5, 8, 11, 14, 17, . . . b. 24, 20, 16, 12, 8, . . .
Jawab:
Contoh:
2. Pada barisan bilangan 5, 12, 19, 26, 33, . . . , tentukan suku
ke-18!
Jawab:
Jadi, suku ke-18 pada barisan bilangan tersebut adalah 56
Contoh:
3. Pada barisan aritmetika 2, 8, 14, 20, . . . , suku keberapakah
146?
Jawab:
Contoh:
4. Pada barisan aritmetika, diketahui suku ke-3 = 4 dan suku ke-8
= −11. Tentukan:
a. beda barisan tersebut,
b. suku ke-20 pada barisan tersebut.
Jawab:
Contoh:
5. Tentukan bilangan asli kelipatan 4 yang ke-38!
Jawab:
b. Suku ke-n pada Barisan Geometri
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 30
Berdasarkan kegiatan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Hubungan Un terhadap U1 dan r dengan cara yang sederhana,
misalnya U20 = U1 × r19 di mana 19 diperoleh dari 20 − 1.
Contoh:
1. Tentukan rumus suku ke-n pada barisan bilangan berikut
dinyatakan dalam n!
a. 4, 8, 16, 32, . . . b. 8, 24, 72, 216, . . .
Jawab:
Contoh:
2. Suku pertama pada barisan geometri adalah 128 dan suku ke-7
adalah 2. Tentukan:
a. rasio (positif) pada barisan tersebut,
b. suku ke-5 pada barisan tersebut.
Jawab:
Contoh:
3. Suku terakhir pada barisan 2, 6, 18, 54, . . . adalah 1.458.
Tentukan banyak suku pada barisan tersebut!
Jawab:
Contoh:
4. Pada barisan geometri, diketahui suku ke-3 = 48 dan suku ke-7
= 3.072. Tentukan suku ke-5 pada barisan tersebut!
Jawab:
C. Suku ke-n pada Barisan Bilangan Bertingkat
Contoh:
Diketahui barisan bilangan bertingkat 1, 4, 11, 22, 37, . . . .
Tentukan:
a. rumus suku ke-n, b. suku ke-10 pada barisan tersebut.
Jawab:
1.4.3 Penjumlahan Bilangan Model Gauss
Kerjakan!
Kegiatan Siswa Halaman 36
Contoh:
Tentukan hasil penjumlahan bilangan pada barisan 5, 11, 17, 23,
. . . , 131!
Jawab:
1.4.4 Penerapan Barisan Bilangan
Contoh:
1. Seorang pemilik perkebunan jeruk dapat
memanen 8 ton jeruk pada tahun pertama,
12 ton pada tahun kedua, 16 ton pada
tahun ketiga, dan seterusnya. Jika hasil
panen tersebut bertambah tetap sampai
masa panen tahun ke-18, tentukan:
a. hasil panen jeruk pada tahun ke-18,
b. jumlah hasil panen jeruk sampai masa
panen tahun ke-18.
Jawab:
Contoh:
2. Beberapa buah mangkok disusun
seperti tunjukkan pada gambar di
samping. Tinggi mangkok paling
bawah (mangkok utuh) adalah
12 cm dan jarak bibir mangkok
yang satu dengan bibir mangkok
yang tepat berada di atasnya
adalah 2,5 cm. Jika tinggi susunan
mangkok seluruhnya adalah
29,5 cm, tentukan banyak
mangkok pada susunan tersebut!
Jawab:
Contoh:
3. Sebagai tabungan biaya
pendidikan anak, pada tahun
2016 Bunda menyimpan uang di
bank sebesar Rp2.400.000
dengan bunga majemuk sebesar
10% per tahun, artinya bunga
tabungan tersebut akan
berbunga lagi pada tahun
berikutnya. Tentukan besar uang
simpanan Bunda di bank
tersebut pada tahun 2021!
Jawab:
Contoh:
4. Jumlah tiga buah bilangan bulat berurutan yang membentuk
barisan aritmetika adalah 21. Hasil kali ketiga bilangan
tersebut adalah 231. Tentukan bilangan terbesar di antara
ketiga bilangan tersebut!
Jawab:
POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx

More Related Content

What's hot

Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianSMKN 9 Bandung
 
Penjumlahan dan pengurangan matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriksPenjumlahan dan pengurangan matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriksWina Ariyani
 
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabarrajabvebrian
 
Fungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometriFungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometriPangeran Khodock
 
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxiwiana
 
Bab 1 dasar aljabar dalam ekonomi
Bab 1 dasar  aljabar dalam ekonomiBab 1 dasar  aljabar dalam ekonomi
Bab 1 dasar aljabar dalam ekonomitaofik hidayat
 
PROSEM - Matematika 11.docx
PROSEM - Matematika 11.docxPROSEM - Matematika 11.docx
PROSEM - Matematika 11.docxandika625966
 
dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
 dasar-pemrograman-algoritma-flowchart dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
dasar-pemrograman-algoritma-flowchartPT. Likers Fice.com
 
PPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxPPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxFaikotulAzmiyah1
 
Matriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XIMatriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XIRidho Pratama
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATRini Ayu Agustin
 
Riset Operasi Penugasan.ppt
Riset Operasi Penugasan.pptRiset Operasi Penugasan.ppt
Riset Operasi Penugasan.pptBastianElvn
 
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3nurwa ningsih
 
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII- DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII- Yusrina Fitriani Ns
 
BENTUK ALJABAR.ppt
BENTUK ALJABAR.pptBENTUK ALJABAR.ppt
BENTUK ALJABAR.pptssuser35630b
 
Model matematika
Model matematikaModel matematika
Model matematikaL N
 
Presentasi matematika-kelas-xi-lingkaran
Presentasi matematika-kelas-xi-lingkaranPresentasi matematika-kelas-xi-lingkaran
Presentasi matematika-kelas-xi-lingkaranmhdilhaam
 

What's hot (20)

Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
 
Penjumlahan dan pengurangan matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriksPenjumlahan dan pengurangan matriks
Penjumlahan dan pengurangan matriks
 
matriks elementer dan invers
matriks elementer dan inversmatriks elementer dan invers
matriks elementer dan invers
 
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
 
Fungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometriFungsi invers-trigonometri
Fungsi invers-trigonometri
 
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
 
Bab 1 dasar aljabar dalam ekonomi
Bab 1 dasar  aljabar dalam ekonomiBab 1 dasar  aljabar dalam ekonomi
Bab 1 dasar aljabar dalam ekonomi
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
PROSEM - Matematika 11.docx
PROSEM - Matematika 11.docxPROSEM - Matematika 11.docx
PROSEM - Matematika 11.docx
 
dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
 dasar-pemrograman-algoritma-flowchart dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
dasar-pemrograman-algoritma-flowchart
 
PPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxPPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptx
 
Matriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XIMatriks SMK/SMA kelas XI
Matriks SMK/SMA kelas XI
 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
 
Riset Operasi Penugasan.ppt
Riset Operasi Penugasan.pptRiset Operasi Penugasan.ppt
Riset Operasi Penugasan.ppt
 
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3
Lkpd soal mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 3
 
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII- DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
DPPM2 Buku siswa 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
 
BENTUK ALJABAR.ppt
BENTUK ALJABAR.pptBENTUK ALJABAR.ppt
BENTUK ALJABAR.ppt
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Model matematika
Model matematikaModel matematika
Model matematika
 
Presentasi matematika-kelas-xi-lingkaran
Presentasi matematika-kelas-xi-lingkaranPresentasi matematika-kelas-xi-lingkaran
Presentasi matematika-kelas-xi-lingkaran
 

Similar to POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx

1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptxradietaradeia2
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretAmyarimbi
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretaditin
 
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxBAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxaulia486903
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxtiara503340
 
Modul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilanganModul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilanganAbdul Karim
 
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptxErnawatiArifah3
 
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptPower Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptAriPrastyo5
 
Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01jelitapaputungan
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptxGMTTrian
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternNi wulie
 

Similar to POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx (20)

1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
1 POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx
 
Barisan dan Deret Bilangan ppt
Barisan dan Deret Bilangan pptBarisan dan Deret Bilangan ppt
Barisan dan Deret Bilangan ppt
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
 
Barisan aritmetika
Barisan aritmetikaBarisan aritmetika
Barisan aritmetika
 
Baris dan deret
Baris dan deretBaris dan deret
Baris dan deret
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deret
 
Barisa nderettakhingga
Barisa nderettakhinggaBarisa nderettakhingga
Barisa nderettakhingga
 
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxBAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilanganModul pola dan barisan bilangan
Modul pola dan barisan bilangan
 
Kalkulus lanjut
Kalkulus lanjutKalkulus lanjut
Kalkulus lanjut
 
pola bilangan
pola bilanganpola bilangan
pola bilangan
 
Tugas matematika
Tugas matematikaTugas matematika
Tugas matematika
 
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
 
C. 3. deret geomteri
C. 3.  deret geomteriC. 3.  deret geomteri
C. 3. deret geomteri
 
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptPower Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
 
Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

POLA BILANGAN DAN BARISAN BILANGAN.pptx

  • 2. • Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek. • Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek. KOMPETENSI DASAR
  • 3. • Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pola bilangan dan barisan bilangan. • Mengenal unsur-unsur pada pola bilangan dan barisan bilangan seperti suku pertama, suku berikut, beda, dan rasio. • Membedakan barisan aritmetika dan barisan geometri. • Menentukan dan menghitung suku ke-n pada barisan aritmetika dan barisan geometri. • Menggunakan konsep pola bilangan dan barisan bilangan dalam kehidupan. PENGALAMAN BELAJAR
  • 4. Terjun payung dapat dilakukan dari pesawat terbang dengan ketinggian tertentu. Penerjun dapat terjun dan terbang bebas di udara dengan kecepatan tinggi mencapai lebih dari 100 km/jam. Pada penerjunan berkelompok, masing-masing penerjun dilengkapi dengan parasut berbahan elastis serta tambahan bahan menyerupai sayap, sehingga dapat membantu mereka untuk melayang di udara secara horizontal serta memperlambat laju ke bawah. Selain itu, dengan peralatan seperti di atas, para penerjun dapat membuat formasi tertentu secara berkelompok sehingga membentuk pola tertentu.
  • 5. Sejarah tentang bilangan segitiga yang dikenal dengan segitiga Pascal, diawali dengan penemuan sebuah buku kuno India, Shastra Chandas yang ditulis dalam bahasa Sansekerta pada abad ke-10 yang berisi tentang keterkaitan segala sesuatu dengan alam semesta. 1.1 PENEMU SEGITIGA PASCAL
  • 6. Pada kurun waktu hampir sama, segitiga Pascal ditemukan oleh matematikawan Persia (Iran), Al-Karaji (953−1029) dalam menyelesaikan binomial (x + y)n dengan menggunakan bilangan segitiga sebagai koefisiennya. Satu abad kemudian, matematikawan Persia lainnya yang juga merupakan astronom dan sastrawan (penyair), yaitu Omar Khayyam (1048−1131), mengembangkan topik yang sama sehingga bilangan segitiga tersebut di Iran disebut “segitiga Khayyam”.
  • 7. Pascal berhasil mengembangkan bilangan segitiga yang ada sebelumnya ke dalam berbagai aplikasi melalui Teori Binomialnya. Oleh karena itu, bilangan segitiga tersebut lebih dikenal sebagai segitiga Pascal yang diunggah oleh seorang ilmuwan dan matematikawan Perancis bernama Blaise Pascal (1623−1662). Bilangan pada segitiga Pascal dapat digunakan untuk menentukan koefisien pada penjabaran pemangkatan suku dua (a + b)n, menentukan banyak himpunan bagian dari suatu himpunan secara terperinci, dan menentukan keanggotaan himpunan kejadian pada percobaan dalam teori peluang.
  • 8. 1.2 MENGENAL POLA BILANGAN Susunan benda (objek) atau bangun geometri yang teratur dalam pembentukannya dapat membentuk pola-pola bilangan yang menarik. Gambar 1.4 (i) menunjukkan formasi atau susunan bola bilyard. Pada susunan bola tersebut berturut-turut terdapat 1 bola, 2 bola, 3 bola, 4 bola, dan 5 bola, sehingga terbentuk susunan bilangan 1, 2, 3, 4, dan 5 yang merupakan pola bilangan asli.
  • 9. Gambar 1.4 (ii) menunjukkan susunan bangun-bangun persegi panjang yang menutupi irisan cangkang keong, di mana masing- masing persegi panjang tersebut mewakili sebuah bilangan, sehingga membentuk susunan bilangan 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan 55 yang disebut dengan pola bilangan Fibonacci. Pada pola bilangan Fibonacci, sebuah bilangan diperoleh dari hasil penjumlahan dua buah bilangan yang tepat berada di depannya.
  • 10. Pola bilangan merupakan susunan atau rangkaian objek yang dibentuk dengan aturan tertentu. Dengan demikian, bilangan- bilangan berikutnya pada suatu pola bilangan dapat kita tentukan jika aturan pembentukannya diketahui. Bilangan-bilangan yang terdapat pada sebuah pola bilangan disebut suku, misalnya pada pola bilangan 1, 3, 7, 15, . . . , terdapat suku-suku berikut: • 1 disebut suku pertama, • 7 disebut suku ketiga, • 3 disebut suku kedua, • 15 disebut suku keempat.
  • 11. Contoh: 1. Gambar di atas menunjukkan susunan batang korek api yang membentuk pola bilangan. a. Gambarlah satu suku berikutnya untuk pola bilangan di atas! b. Tulislah susunan bilangan yang menyatakan banyak batang korek api pada pola di atas, kemudian tentukan aturan pembentukannya! 2. Tulislah aturan untuk pembentukan pola bilangan berikut, kemudian tuliskan dua suku berikutnya! a. 6, 13, 20, 27, . . . b. 1, 3, 6, 10, . . .
  • 13.
  • 14. 1.3 RAGAM POLA BILANGAN 1.3.1 Pola Bilangan Persegi
  • 15.
  • 16.
  • 17. Contoh: 1. Pada pola bilangan persegi, tentukan suku ke-18 dengan menggunakan rumus! Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2 Suku ke-18 adalah 𝑃18 = 182 𝑛 diganti 18 = 324. Jawab: 2. Tentukan jumlah dua puluh lima bilangan ganjil yang pertama! Jawab:
  • 18. 3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 196, tentukan banyak bilangan (suku) pada pola bilangan tersebut! Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2, maka: 𝑃𝑛 = 𝑛2 196 = 𝑛2 𝑛 = 14 Jadi, banyak bilangan (suku) pada pola bilangan persegi tersebut adalah 14. Jawab:
  • 19. 1.3.2 Pola Bilangan Persegi Panjang Dengan melakukan Kegiatan Siswa disimpulkan: Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 8
  • 20. Contoh: 1. Pada pola bilangan persegi panjang, tentukan suku ke-14 dengan menggunakan rumus! 2. Tentukan jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku! 1. Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah 𝑅𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1) Suku ke-14 adalah 𝑅14 = 14 × (14 + 1) 𝑛 diganti 14 = 14 × 15 = 210. 2. 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 𝑛 suku = 𝑛(𝑛 + 1). 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku = 22 × (22 + 1) 𝑛 diganti 22 = 22 × 23 = 506. Jadi, jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku adalah 506. Jawab:
  • 21. 3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah 9.702, berapakah nilai 𝑛? Kita mencari bilangan asli berurutan, yaitu 𝑛 dan (𝑛 + 1) yang hasil kalinya 9.702. Kedua bilangan itu tidak mungkin lebih dari 100, karena 99 × 100 = 9.900 dan 100 × 101 = 10.100. Karena hasilnya harus mendekati 9.900, kita coba mengalikan 98 dengan 99, hasilnya adalah 9.702. Ternyata hasilnya benar. Jadi, nilai 𝑛 pada pola bilangan persegi panjang tersebut adalah 98. Jawab:
  • 22. Pada pola bilangan segitiga, suku-sukunya sering dinyatakan dengan 𝑇𝑛. Untuk menentukan rumus pola atau suku ke-𝑛, perhatikan ilustrasi berikut! 1.3.3 Pola Bilangan Segitiga Pola bilangan segitiga sama dengan setengah dari pola bilangan persegi panjang, sehingga
  • 23. Contoh: 1. Tentukan suku (pola) ke-12 pada pola bilangan segitiga! Jawab:
  • 24. Contoh: 2. Jika suatu suku pada pola bilangan segitiga adalah 1.275, suku ke berapakah itu? Jawab:
  • 25. 1.3.4 Pola Bilangan Segitiga Pascal Segitiga Pascal merupakan pola bilangan segitiga dengan berbagai aplikasi yang diunggah oleh seorang matematikawan Perancis bernama Blaise Pascal (1623−1662) melalui Teori Binomialnya, ketika ia berusia belasan tahun. Koefisien pada hasil penjabaran pemangkatan suku dua (binomial) seperti (𝑎 + 𝑏)2, (𝑎 − 𝑏)3, (𝑎 + 𝑏)4, (𝑎 − 𝑏)5, dan seterusnya dapat diselesaikan dengan memanfaatkan bilangan- bilangan yang terdapat pada baris-baris dalam segitiga Pascal.
  • 26. A. Menemukan Segitiga Pascal Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 13 Dengan melakukan Kegiatan Siswa disimpulkan: Segitiga Pascal
  • 27. B. Keistimewaan Segitiga Pascal 1. Pada pola segitiga Pascal terdapat pola-pola bilangan berikut: • Pola bilangan asli, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . . • Pola bilangan segitiga, yaitu 1, 3, 6, 10, . . . . 2. Bilangan-bilangan pada setiap baris merupakan koefisien hasil penjabaran dari pemangkatan suku dua (𝑎 + 𝑏)𝑛, 3. Jumlah bilangan pada setiap baris menunjukkan banyak himpunan bagian dari suatu himpunan.
  • 28. C. Jumlah Bilangan pada Baris Segitiga Pascal Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 14 Jumlah bilangan pada setiap baris dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 2, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada segitiga Pascal, jumlah bilangan pada baris ke-n adalah: 2𝑛−1
  • 29. Contoh: 1. Tentukan baris ke-7 pada pola bilangan segitiga Pascal, kemudian tentukan jumlah bilangan pada baris tersebut! Jawab:
  • 30.
  • 31. Contoh: 2. Pada pola bilangan segitiga Pascal, baris keberapakah yang jumlah bilangannya 32? Jumlah bilangan pada baris ke-n = 2n – 1, maka: 2n – 1 = 32 2n – 1 = 25 n – 1 = 5 n = 5 + 1 n = 6 Jadi, baris pada segitiga Pascal yang jumlah bilangannya 32 adalah baris ke-6. Jawab:
  • 32. D. Penggunaan Segitiga Pascal Contoh: 1. Tentukan hasil pemangkatan suku dua berikut! a. (𝑎 + 𝑏)2 c. (𝑎 + 2𝑏)3 b. (𝑎 – 𝑏)3 d. (3𝑎 + 𝑏)4 Terlebih dahulu kita buat pola bilangan segitiga Pascal. Jawab:
  • 33.
  • 34. Contoh: 2. Tentukan banyak himpunan bagian dari A = {a, b, c, d, e} berikut! a. Mempunyai satu anggota. c. Mempunyai empat anggota. b. Mempunyai dua anggota. d. Banyak himpunan bagian seluruhnya. Jawab:
  • 35. Perhatikan keterangan pada pola bilangan segitiga Pascal di atas untuk himpunan dengan lima anggota, yaitu 1, 5, 10, 10, 5, 1. a. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 1 anggota adalah 5, yaitu {𝑎}, {𝑏}, {𝑐}, {𝑑}, dan {𝑒}. b. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 2 anggota adalah 10, yaitu 𝑎, 𝑏 , 𝑎, 𝑐 , 𝑎, 𝑑 , 𝑎, 𝑒 , 𝑏, 𝑐 , 𝑏, 𝑑 , 𝑏, 𝑒 , 𝑐, 𝑑 , {𝑐, 𝑒}, dan {𝑑, 𝑒}. c. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 4 anggota adalah 5, yaitu: {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑}, {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑒}, {𝑎, 𝑏, 𝑑, 𝑒}, {𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑒}, dan {𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒}. d. Banyak himpunan bagian dari {a, b, c, d, e} seluruhnya adalah: 2𝑛 = 25 (bukan 2𝑛−1) = 32.
  • 36. 1.4 BARISAN BILANGAN 1.4.1 Pengertian Barisan Bilangan Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 18 Uraian dan kegiatan di atas menunjukkan, jika bilangan-bilangan diurutkan dengan aturan tertentu, maka akan diperoleh suatu barisan bilangan.
  • 37. A. Barisan Aritmetika Perhatikan barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, . . . ! ditambah 3 Pada barisan bilangan, tiap-tiap bilangan yang terdapat pada barisan itu disebut suku. Barisan bilangan yang memiliki beda antarsuku yang selalu sama atau aturan pembentukannya ditambah bilangan yang sama disebut barisan aritmetika.
  • 38. B. Barisan Geometri Perhatikan barisan bilangan 6, 12, 24, 48, 96, . . . ! dikali 2 Barisan bilangan yang memiliki rasio (perbandingan) antarsuku yang selalu sama seperti barisan bilangan di atas disebut barisan geometri.
  • 39. Contoh: 1. Selidikilah, termasuk barisan mana barisan-barisan bilangan berikut? a. 3, 12, 48, 192, . . . b. 4, 9, 14, 19, . . . Karena rasionya selalu sama, yaitu 4, maka barisan 3, 12, 48, 192, . . . . adalah barisan geometri. Jawab:
  • 40. Karena bedanya selalu sama, yaitu 5, maka barisan 4, 9, 14, 19, . . . adalah barisan aritmetika.
  • 41. Contoh: 2. Diketahui barisan bilangan 7, 13, 19, 25, . . . . Tentukan: a. aturan pembentukannya, c. dua suku berikutnya. b. jenis barisannya, Jawab:
  • 42. Contoh: 3. Diketahui barisan bilangan 2, 6, 18, 54, . . . . Tentukan: a. aturan pembentukannya, c. dua suku berikutnya. b. jenis barisannya, Jawab:
  • 43. Contoh: 4. Jika barisan bilangan 16, 2, 𝑥, . . . merupakan barisan geometri, tentukan: a. nilai 𝑥, b. dua suku berikutnya. Jawab:
  • 44.
  • 45. C. Barisan Bilangan Bertingkat Gambar di atas menunjukkan susunan noktah (bulatan kecil) yang membentuk pola bilangan segi enam. Perhatikan pola bilangan berikut! Barisan Bilangan Bertingkat Banyak noktah dan aturan pembentukkan pola bilangan di atas dapat disajikan dengan skema berikut.
  • 46. Suku berikutnya pada barisan tersebut dapat dicari dengan cara berikut. Jadi, dua suku berikutnya pada barisan bilangan bertingkat di atas adalah 45 dan 66.
  • 47. Contoh: Diketahui barisan bilangan 2, 10, 24, 44, . . . . Tentukan: a. aturan pembentukkan barisan bilangan di atas pada tingkatan kedua, b. tiga suku berikutnya pada barisan bilangan tersebut Jawab:
  • 48. D. Barisan Fibonacci Aturan pembentukan barisan bilangan tersebut adalah “suku berikutnya diperoleh dengan menjumlahkan dua suku di depannya”. Barisan bilangan seperti itu disebut barisan Fibonacci. Selain barisan-barisan bilangan di atas, terdapat barisan bilangan lain dengan aturan pembentukan yang berbeda, misalnya 1, 1, 2, 3, 5, 8, . . . . Fibonacci nama lain yang lebih dikenal dari nama aslinya Leonardo Pisano (1175−1250), seorang matematikawan berkebangsaan Italia. Beliau pulalah yang mengenalkan sistem penulisan dan perhitungan bilangan Arab ke daratan Eropa, karena menurut pemikirannya, sistem ini lebih praktis dibandingkan bilangan Romawi.
  • 49. 1.4.2 Suku ke-n pada Barisan Bilangan Suku ke-n dari suatu barisan bilangan dapat ditulis Un. a. Suku ke-n pada Barisan Aritmetika Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 25 Berdasarkan kegiatan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.
  • 50. Hubungan antara 𝑈𝑛 terhadap 𝑈1 dan 𝑏 pada barisan tersebut, di mana 𝑏 = 4, dapat dinyatakan dalam bentuk berikut. Koefisien b pada skema di samping selalu berkurang 1 dari bilangan urutan suku, sehingga kita dapat menyatakan hubungan 𝑈𝑛 terhadap 𝑈1 dan 𝑏 dengan cara yang sederhana Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.
  • 51. Contoh: 1. Tentukan rumus suku ke-n pada barisan bilangan berikut dinyatakan dalam n! a. 5, 8, 11, 14, 17, . . . b. 24, 20, 16, 12, 8, . . . Jawab:
  • 52.
  • 53. Contoh: 2. Pada barisan bilangan 5, 12, 19, 26, 33, . . . , tentukan suku ke-18! Jawab: Jadi, suku ke-18 pada barisan bilangan tersebut adalah 56
  • 54. Contoh: 3. Pada barisan aritmetika 2, 8, 14, 20, . . . , suku keberapakah 146? Jawab:
  • 55. Contoh: 4. Pada barisan aritmetika, diketahui suku ke-3 = 4 dan suku ke-8 = −11. Tentukan: a. beda barisan tersebut, b. suku ke-20 pada barisan tersebut. Jawab:
  • 56.
  • 57. Contoh: 5. Tentukan bilangan asli kelipatan 4 yang ke-38! Jawab:
  • 58. b. Suku ke-n pada Barisan Geometri Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 30 Berdasarkan kegiatan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
  • 59.
  • 60. Hubungan Un terhadap U1 dan r dengan cara yang sederhana, misalnya U20 = U1 × r19 di mana 19 diperoleh dari 20 − 1.
  • 61. Contoh: 1. Tentukan rumus suku ke-n pada barisan bilangan berikut dinyatakan dalam n! a. 4, 8, 16, 32, . . . b. 8, 24, 72, 216, . . . Jawab:
  • 62.
  • 63. Contoh: 2. Suku pertama pada barisan geometri adalah 128 dan suku ke-7 adalah 2. Tentukan: a. rasio (positif) pada barisan tersebut, b. suku ke-5 pada barisan tersebut. Jawab:
  • 64. Contoh: 3. Suku terakhir pada barisan 2, 6, 18, 54, . . . adalah 1.458. Tentukan banyak suku pada barisan tersebut! Jawab:
  • 65. Contoh: 4. Pada barisan geometri, diketahui suku ke-3 = 48 dan suku ke-7 = 3.072. Tentukan suku ke-5 pada barisan tersebut! Jawab:
  • 66. C. Suku ke-n pada Barisan Bilangan Bertingkat
  • 67.
  • 68. Contoh: Diketahui barisan bilangan bertingkat 1, 4, 11, 22, 37, . . . . Tentukan: a. rumus suku ke-n, b. suku ke-10 pada barisan tersebut. Jawab:
  • 69.
  • 70. 1.4.3 Penjumlahan Bilangan Model Gauss Kerjakan! Kegiatan Siswa Halaman 36
  • 71. Contoh: Tentukan hasil penjumlahan bilangan pada barisan 5, 11, 17, 23, . . . , 131! Jawab:
  • 72.
  • 73. 1.4.4 Penerapan Barisan Bilangan Contoh: 1. Seorang pemilik perkebunan jeruk dapat memanen 8 ton jeruk pada tahun pertama, 12 ton pada tahun kedua, 16 ton pada tahun ketiga, dan seterusnya. Jika hasil panen tersebut bertambah tetap sampai masa panen tahun ke-18, tentukan: a. hasil panen jeruk pada tahun ke-18, b. jumlah hasil panen jeruk sampai masa panen tahun ke-18.
  • 75. Contoh: 2. Beberapa buah mangkok disusun seperti tunjukkan pada gambar di samping. Tinggi mangkok paling bawah (mangkok utuh) adalah 12 cm dan jarak bibir mangkok yang satu dengan bibir mangkok yang tepat berada di atasnya adalah 2,5 cm. Jika tinggi susunan mangkok seluruhnya adalah 29,5 cm, tentukan banyak mangkok pada susunan tersebut!
  • 77. Contoh: 3. Sebagai tabungan biaya pendidikan anak, pada tahun 2016 Bunda menyimpan uang di bank sebesar Rp2.400.000 dengan bunga majemuk sebesar 10% per tahun, artinya bunga tabungan tersebut akan berbunga lagi pada tahun berikutnya. Tentukan besar uang simpanan Bunda di bank tersebut pada tahun 2021!
  • 79. Contoh: 4. Jumlah tiga buah bilangan bulat berurutan yang membentuk barisan aritmetika adalah 21. Hasil kali ketiga bilangan tersebut adalah 231. Tentukan bilangan terbesar di antara ketiga bilangan tersebut! Jawab: