SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Pola Bilangan dan
Barisan Bilangan
β€’ Membuat generalisasi dari pola pada
barisan bilangan dan barisan konfigurasi
objek.
β€’ Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pola pada barisan bilangan dan
barisan konfigurasi objek.
KOMPETENSI DASAR
β€’ Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pola
bilangan dan barisan bilangan.
β€’ Mengenal unsur-unsur pada pola bilangan dan barisan
bilangan seperti suku pertama, suku berikut, beda, dan rasio.
β€’ Membedakan barisan aritmetika dan barisan geometri.
β€’ Menentukan dan menghitung suku ke-n pada barisan
aritmetika dan barisan geometri.
β€’ Menggunakan konsep pola bilangan dan barisan bilangan
dalam kehidupan.
PENGALAMAN BELAJAR
Terjun payung dapat dilakukan dari
pesawat terbang dengan ketinggian
tertentu. Penerjun dapat terjun dan
terbang bebas di udara dengan
kecepatan tinggi mencapai lebih dari
100 km/jam.
Pada penerjunan berkelompok,
masing-masing penerjun dilengkapi
dengan parasut berbahan elastis serta
tambahan bahan menyerupai sayap,
sehingga dapat membantu mereka
untuk melayang di udara secara
horizontal serta memperlambat laju ke
bawah.
Selain itu, dengan peralatan seperti di
atas, para penerjun dapat membuat
formasi tertentu secara berkelompok
sehingga membentuk pola tertentu.
Sejarah tentang bilangan segitiga yang dikenal dengan segitiga
Pascal, diawali dengan penemuan sebuah buku kuno India, Shastra
Chandas yang ditulis dalam bahasa Sansekerta pada abad ke-10
yang berisi tentang keterkaitan segala sesuatu dengan alam
semesta.
1.1 PENEMU SEGITIGA PASCAL
Pada kurun waktu hampir sama, segitiga Pascal ditemukan oleh
matematikawan Persia (Iran), Al-Karaji (953βˆ’1029) dalam
menyelesaikan binomial (x + y)n dengan menggunakan bilangan
segitiga sebagai koefisiennya.
Satu abad kemudian, matematikawan
Persia lainnya yang juga merupakan
astronom dan sastrawan (penyair), yaitu
Omar Khayyam (1048βˆ’1131),
mengembangkan topik yang sama
sehingga bilangan segitiga tersebut di Iran
disebut β€œsegitiga Khayyam”.
Pascal berhasil mengembangkan bilangan
segitiga yang ada sebelumnya ke dalam
berbagai aplikasi melalui Teori Binomialnya.
Oleh karena itu, bilangan segitiga tersebut
lebih dikenal sebagai segitiga Pascal yang
diunggah oleh seorang ilmuwan dan
matematikawan Perancis bernama Blaise
Pascal (1623βˆ’1662).
Bilangan pada segitiga Pascal dapat digunakan untuk menentukan
koefisien pada penjabaran pemangkatan suku dua (a + b)n,
menentukan banyak himpunan bagian dari suatu himpunan
secara terperinci, dan menentukan keanggotaan himpunan
kejadian pada percobaan dalam teori peluang.
1.2 MENGENAL POLA BILANGAN
Susunan benda (objek) atau bangun geometri yang teratur dalam
pembentukannya dapat membentuk pola-pola bilangan yang
menarik.
Gambar 1.4 (i) menunjukkan
formasi atau susunan bola bilyard.
Pada susunan bola tersebut
berturut-turut terdapat 1 bola,
2 bola, 3 bola, 4 bola, dan 5 bola,
sehingga terbentuk susunan
bilangan 1, 2, 3, 4, dan 5 yang
merupakan pola bilangan asli.
Gambar 1.4 (ii) menunjukkan susunan bangun-bangun persegi
panjang yang menutupi irisan cangkang keong, di mana masing-
masing persegi panjang tersebut mewakili sebuah bilangan,
sehingga membentuk susunan bilangan 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan
55 yang disebut dengan pola bilangan Fibonacci. Pada pola
bilangan Fibonacci, sebuah bilangan diperoleh dari hasil
penjumlahan dua buah bilangan yang tepat berada di depannya.
Pola bilangan merupakan susunan atau rangkaian objek yang
dibentuk dengan aturan tertentu. Dengan demikian, bilangan-
bilangan berikutnya pada suatu pola bilangan dapat kita tentukan
jika aturan pembentukannya diketahui.
Bilangan-bilangan yang terdapat pada sebuah pola bilangan
disebut suku, misalnya pada pola bilangan 1, 3, 7, 15, . . . ,
terdapat suku-suku berikut:
β€’ 1 disebut suku pertama,
β€’ 7 disebut suku ketiga,
β€’ 3 disebut suku kedua,
β€’ 15 disebut suku keempat.
Contoh:
1.
Gambar di atas menunjukkan susunan batang korek api yang
membentuk pola bilangan.
a. Gambarlah satu suku berikutnya untuk pola bilangan di atas!
b. Tulislah susunan bilangan yang menyatakan banyak batang
korek api pada pola di atas, kemudian tentukan aturan
pembentukannya!
2. Tulislah aturan untuk pembentukan pola bilangan berikut,
kemudian tuliskan dua suku berikutnya!
a. 6, 13, 20, 27, . . . b. 1, 3, 6, 10, . . .
1.
2.
Jawab:
1.3 RAGAM POLA BILANGAN
1.3.1 Pola Bilangan Persegi
Contoh:
1. Pada pola bilangan persegi, tentukan suku ke-18 dengan
menggunakan rumus!
Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2
Suku ke-18 adalah 𝑃18 = 182 𝑛 diganti 18
= 324.
Jawab:
2. Tentukan jumlah dua puluh lima bilangan ganjil yang pertama!
Jawab:
3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 196, tentukan
banyak bilangan (suku) pada pola bilangan tersebut!
Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2, maka:
𝑃𝑛 = 𝑛2
196 = 𝑛2
𝑛 = 14
Jadi, banyak bilangan (suku) pada pola bilangan persegi tersebut
adalah 14.
Jawab:
1.3.2 Pola Bilangan Persegi Panjang
Contoh:
1. Pada pola bilangan persegi panjang, tentukan suku ke-14
dengan menggunakan rumus!
2. Tentukan jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku!
1. Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah
𝑅𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1)
Suku ke-14 adalah 𝑅14 = 14 Γ— (14 + 1) 𝑛 diganti 14
= 14 Γ— 15 = 210.
2. 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 𝑛 suku = 𝑛(𝑛 + 1).
2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku = 22 Γ— (22 + 1) 𝑛 diganti 22
= 22 Γ— 23 = 506.
Jadi, jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku adalah
506.
Jawab:
3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah
9.702, berapakah nilai 𝑛?
Kita mencari bilangan asli berurutan,
yaitu 𝑛 dan (𝑛 + 1) yang hasil kalinya 9.702.
Kedua bilangan itu tidak mungkin lebih dari 100, karena 99 Γ— 100 =
9.900 dan 100 Γ— 101 = 10.100.
Karena hasilnya harus mendekati 9.900, kita coba mengalikan 98
dengan 99, hasilnya adalah 9.702. Ternyata hasilnya benar.
Jadi, nilai 𝑛 pada pola bilangan persegi panjang tersebut adalah
98.
Jawab:
Pada pola bilangan segitiga, suku-sukunya sering dinyatakan dengan 𝑇𝑛.
Untuk menentukan rumus pola atau suku ke-𝑛, perhatikan ilustrasi berikut!
1.3.3 Pola Bilangan Segitiga
Pola bilangan segitiga sama dengan setengah dari pola bilangan persegi
panjang, sehingga
Contoh:
1. Tentukan suku (pola) ke-12 pada pola bilangan segitiga!
Jawab:
Contoh:
2. Jika suatu suku pada pola bilangan segitiga adalah 1.275, suku
ke berapakah itu?
Jawab:
1.3.4 Pola Bilangan Segitiga Pascal
Segitiga Pascal merupakan pola
bilangan segitiga dengan berbagai
aplikasi yang diunggah oleh seorang
matematikawan Perancis bernama
Blaise Pascal (1623βˆ’1662) melalui
Teori Binomialnya, ketika ia berusia
belasan tahun.
Koefisien pada hasil penjabaran
pemangkatan suku dua (binomial) seperti
(π‘Ž + 𝑏)2, (π‘Ž βˆ’ 𝑏)3, (π‘Ž + 𝑏)4, (π‘Ž βˆ’ 𝑏)5,
dan seterusnya dapat diselesaikan dengan memanfaatkan bilangan-
bilangan yang terdapat pada baris-baris dalam segitiga Pascal.
A. Menemukan Segitiga Pascal
Segitiga Pascal
B. Keistimewaan Segitiga Pascal
1. Pada pola segitiga Pascal terdapat pola-pola bilangan berikut:
β€’ Pola bilangan asli, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . .
β€’ Pola bilangan segitiga, yaitu 1, 3, 6, 10, . . . .
2. Bilangan-bilangan pada setiap baris
merupakan koefisien hasil
penjabaran dari pemangkatan suku
dua (π‘Ž + 𝑏)𝑛,
3. Jumlah bilangan pada setiap baris
menunjukkan banyak himpunan
bagian dari suatu himpunan.
C. Jumlah Bilangan pada Baris Segitiga Pascal
Jumlah bilangan pada setiap baris dapat dinyatakan dalam bentuk
bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 2, sehingga dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Pada segitiga Pascal, jumlah bilangan pada baris ke-n adalah:
2π‘›βˆ’1
Contoh:
1. Tentukan baris ke-7 pada pola bilangan segitiga Pascal,
kemudian tentukan jumlah bilangan pada baris tersebut!
Jawab:
Contoh:
2. Pada pola bilangan segitiga Pascal, baris keberapakah yang
jumlah bilangannya 32?
Jumlah bilangan pada baris ke-n = 2n – 1, maka:
2n – 1 = 32
2n – 1 = 25
n – 1 = 5
n = 5 + 1
n = 6
Jadi, baris pada segitiga Pascal yang jumlah bilangannya 32 adalah
baris ke-6.
Jawab:
D. Penggunaan Segitiga Pascal
Contoh:
1. Tentukan hasil pemangkatan suku dua berikut!
a. (π‘Ž + 𝑏)2 c. (π‘Ž + 2𝑏)3
b. (π‘Ž – 𝑏)3 d. (3π‘Ž + 𝑏)4
Terlebih dahulu kita buat pola bilangan segitiga Pascal.
Jawab:
Contoh:
2. Tentukan banyak himpunan bagian dari A = {a, b, c, d, e}
berikut!
a. Mempunyai satu anggota. c. Mempunyai empat anggota.
b. Mempunyai dua anggota. d. Banyak himpunan bagian
seluruhnya.
Jawab:
Perhatikan keterangan pada pola bilangan segitiga Pascal di atas
untuk himpunan dengan lima anggota, yaitu 1, 5, 10, 10, 5, 1.
a. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 1 anggota
adalah 5, yaitu {π‘Ž}, {𝑏}, {𝑐}, {𝑑}, dan {𝑒}.
b. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 2 anggota
adalah 10, yaitu
π‘Ž, 𝑏 , π‘Ž, 𝑐 , π‘Ž, 𝑑 , π‘Ž, 𝑒 , 𝑏, 𝑐 , 𝑏, 𝑑 , 𝑏, 𝑒 , 𝑐, 𝑑 , {𝑐, 𝑒},
dan {𝑑, 𝑒}.
c. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 4 anggota
adalah 5, yaitu:
{π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑}, {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑒}, {π‘Ž, 𝑏, 𝑑, 𝑒}, {π‘Ž, 𝑐, 𝑑, 𝑒}, dan {𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒}.
d. Banyak himpunan bagian dari {a, b, c, d, e} seluruhnya
adalah: 2𝑛 = 25 (bukan 2π‘›βˆ’1) = 32.

More Related Content

Similar to Pola Bilangan dan Barisan

BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxBAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxaulia486903
Β 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptxGMTTrian
Β 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaarif widyatma
Β 
pola bilangan
pola bilanganpola bilangan
pola bilanganPaul Aurel
Β 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxtiara503340
Β 
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptxErnawatiArifah3
Β 
Pola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptxPola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptxfbryraa1
Β 
3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdfAsysyifaYuniar2
Β 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternNi wulie
Β 
C. 3. deret geomteri
C. 3.  deret geomteriC. 3.  deret geomteri
C. 3. deret geomteriSMKN 9 Bandung
Β 
fdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptx
fdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptxfdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptx
fdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptxTamtowiYahya1
Β 
Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01jelitapaputungan
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksNurmini RuddiaNa
Β 
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.pptMateri Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.pptsandihermawan12
Β 
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)muhammadmuiz2511
Β 
materi pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasimateri pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasiandindesty
Β 
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)Umam SemogaJadi Khair
Β 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deretarvinefriani
Β 

Similar to Pola Bilangan dan Barisan (20)

Tugas matematika
Tugas matematikaTugas matematika
Tugas matematika
Β 
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxBAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
Β 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
Β 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Β 
pola bilangan
pola bilanganpola bilangan
pola bilangan
Β 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Β 
Kalkulus lanjut
Kalkulus lanjutKalkulus lanjut
Kalkulus lanjut
Β 
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
1-BARISAN-DAN-DERET-pptx.pptx
Β 
Pola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptxPola Bilangan.pptx
Pola Bilangan.pptx
Β 
3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf3. BARIS _ DERET.pdf
3. BARIS _ DERET.pdf
Β 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Β 
C. 3. deret geomteri
C. 3.  deret geomteriC. 3.  deret geomteri
C. 3. deret geomteri
Β 
fdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptx
fdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptxfdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptx
fdokumen.com_ppt-baris-deret-aritmatika.pptx
Β 
Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01Barderbil 140306212920-phpapp01
Barderbil 140306212920-phpapp01
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
Β 
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.pptMateri Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Β 
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Β 
materi pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasimateri pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasi
Β 
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Barisan & deret persamaan kuadrat (kelompok 14)
Β 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deret
Β 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
Β 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 

Pola Bilangan dan Barisan

  • 2. β€’ Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek. β€’ Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek. KOMPETENSI DASAR
  • 3. β€’ Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pola bilangan dan barisan bilangan. β€’ Mengenal unsur-unsur pada pola bilangan dan barisan bilangan seperti suku pertama, suku berikut, beda, dan rasio. β€’ Membedakan barisan aritmetika dan barisan geometri. β€’ Menentukan dan menghitung suku ke-n pada barisan aritmetika dan barisan geometri. β€’ Menggunakan konsep pola bilangan dan barisan bilangan dalam kehidupan. PENGALAMAN BELAJAR
  • 4. Terjun payung dapat dilakukan dari pesawat terbang dengan ketinggian tertentu. Penerjun dapat terjun dan terbang bebas di udara dengan kecepatan tinggi mencapai lebih dari 100 km/jam. Pada penerjunan berkelompok, masing-masing penerjun dilengkapi dengan parasut berbahan elastis serta tambahan bahan menyerupai sayap, sehingga dapat membantu mereka untuk melayang di udara secara horizontal serta memperlambat laju ke bawah. Selain itu, dengan peralatan seperti di atas, para penerjun dapat membuat formasi tertentu secara berkelompok sehingga membentuk pola tertentu.
  • 5. Sejarah tentang bilangan segitiga yang dikenal dengan segitiga Pascal, diawali dengan penemuan sebuah buku kuno India, Shastra Chandas yang ditulis dalam bahasa Sansekerta pada abad ke-10 yang berisi tentang keterkaitan segala sesuatu dengan alam semesta. 1.1 PENEMU SEGITIGA PASCAL
  • 6. Pada kurun waktu hampir sama, segitiga Pascal ditemukan oleh matematikawan Persia (Iran), Al-Karaji (953βˆ’1029) dalam menyelesaikan binomial (x + y)n dengan menggunakan bilangan segitiga sebagai koefisiennya. Satu abad kemudian, matematikawan Persia lainnya yang juga merupakan astronom dan sastrawan (penyair), yaitu Omar Khayyam (1048βˆ’1131), mengembangkan topik yang sama sehingga bilangan segitiga tersebut di Iran disebut β€œsegitiga Khayyam”.
  • 7. Pascal berhasil mengembangkan bilangan segitiga yang ada sebelumnya ke dalam berbagai aplikasi melalui Teori Binomialnya. Oleh karena itu, bilangan segitiga tersebut lebih dikenal sebagai segitiga Pascal yang diunggah oleh seorang ilmuwan dan matematikawan Perancis bernama Blaise Pascal (1623βˆ’1662). Bilangan pada segitiga Pascal dapat digunakan untuk menentukan koefisien pada penjabaran pemangkatan suku dua (a + b)n, menentukan banyak himpunan bagian dari suatu himpunan secara terperinci, dan menentukan keanggotaan himpunan kejadian pada percobaan dalam teori peluang.
  • 8. 1.2 MENGENAL POLA BILANGAN Susunan benda (objek) atau bangun geometri yang teratur dalam pembentukannya dapat membentuk pola-pola bilangan yang menarik. Gambar 1.4 (i) menunjukkan formasi atau susunan bola bilyard. Pada susunan bola tersebut berturut-turut terdapat 1 bola, 2 bola, 3 bola, 4 bola, dan 5 bola, sehingga terbentuk susunan bilangan 1, 2, 3, 4, dan 5 yang merupakan pola bilangan asli.
  • 9. Gambar 1.4 (ii) menunjukkan susunan bangun-bangun persegi panjang yang menutupi irisan cangkang keong, di mana masing- masing persegi panjang tersebut mewakili sebuah bilangan, sehingga membentuk susunan bilangan 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan 55 yang disebut dengan pola bilangan Fibonacci. Pada pola bilangan Fibonacci, sebuah bilangan diperoleh dari hasil penjumlahan dua buah bilangan yang tepat berada di depannya.
  • 10. Pola bilangan merupakan susunan atau rangkaian objek yang dibentuk dengan aturan tertentu. Dengan demikian, bilangan- bilangan berikutnya pada suatu pola bilangan dapat kita tentukan jika aturan pembentukannya diketahui. Bilangan-bilangan yang terdapat pada sebuah pola bilangan disebut suku, misalnya pada pola bilangan 1, 3, 7, 15, . . . , terdapat suku-suku berikut: β€’ 1 disebut suku pertama, β€’ 7 disebut suku ketiga, β€’ 3 disebut suku kedua, β€’ 15 disebut suku keempat.
  • 11. Contoh: 1. Gambar di atas menunjukkan susunan batang korek api yang membentuk pola bilangan. a. Gambarlah satu suku berikutnya untuk pola bilangan di atas! b. Tulislah susunan bilangan yang menyatakan banyak batang korek api pada pola di atas, kemudian tentukan aturan pembentukannya! 2. Tulislah aturan untuk pembentukan pola bilangan berikut, kemudian tuliskan dua suku berikutnya! a. 6, 13, 20, 27, . . . b. 1, 3, 6, 10, . . .
  • 13.
  • 14. 1.3 RAGAM POLA BILANGAN 1.3.1 Pola Bilangan Persegi
  • 15.
  • 16.
  • 17. Contoh: 1. Pada pola bilangan persegi, tentukan suku ke-18 dengan menggunakan rumus! Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2 Suku ke-18 adalah 𝑃18 = 182 𝑛 diganti 18 = 324. Jawab: 2. Tentukan jumlah dua puluh lima bilangan ganjil yang pertama! Jawab:
  • 18. 3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 196, tentukan banyak bilangan (suku) pada pola bilangan tersebut! Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi adalah 𝑃𝑛 = 𝑛2, maka: 𝑃𝑛 = 𝑛2 196 = 𝑛2 𝑛 = 14 Jadi, banyak bilangan (suku) pada pola bilangan persegi tersebut adalah 14. Jawab:
  • 19. 1.3.2 Pola Bilangan Persegi Panjang
  • 20. Contoh: 1. Pada pola bilangan persegi panjang, tentukan suku ke-14 dengan menggunakan rumus! 2. Tentukan jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku! 1. Suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah 𝑅𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1) Suku ke-14 adalah 𝑅14 = 14 Γ— (14 + 1) 𝑛 diganti 14 = 14 Γ— 15 = 210. 2. 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 𝑛 suku = 𝑛(𝑛 + 1). 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku = 22 Γ— (22 + 1) 𝑛 diganti 22 = 22 Γ— 23 = 506. Jadi, jumlah bilangan 2 + 4 + 6 + 8 + . . . sampai 22 suku adalah 506. Jawab:
  • 21. 3. Jika suku ke-𝑛 pada pola bilangan persegi panjang adalah 9.702, berapakah nilai 𝑛? Kita mencari bilangan asli berurutan, yaitu 𝑛 dan (𝑛 + 1) yang hasil kalinya 9.702. Kedua bilangan itu tidak mungkin lebih dari 100, karena 99 Γ— 100 = 9.900 dan 100 Γ— 101 = 10.100. Karena hasilnya harus mendekati 9.900, kita coba mengalikan 98 dengan 99, hasilnya adalah 9.702. Ternyata hasilnya benar. Jadi, nilai 𝑛 pada pola bilangan persegi panjang tersebut adalah 98. Jawab:
  • 22. Pada pola bilangan segitiga, suku-sukunya sering dinyatakan dengan 𝑇𝑛. Untuk menentukan rumus pola atau suku ke-𝑛, perhatikan ilustrasi berikut! 1.3.3 Pola Bilangan Segitiga Pola bilangan segitiga sama dengan setengah dari pola bilangan persegi panjang, sehingga
  • 23. Contoh: 1. Tentukan suku (pola) ke-12 pada pola bilangan segitiga! Jawab:
  • 24. Contoh: 2. Jika suatu suku pada pola bilangan segitiga adalah 1.275, suku ke berapakah itu? Jawab:
  • 25. 1.3.4 Pola Bilangan Segitiga Pascal Segitiga Pascal merupakan pola bilangan segitiga dengan berbagai aplikasi yang diunggah oleh seorang matematikawan Perancis bernama Blaise Pascal (1623βˆ’1662) melalui Teori Binomialnya, ketika ia berusia belasan tahun. Koefisien pada hasil penjabaran pemangkatan suku dua (binomial) seperti (π‘Ž + 𝑏)2, (π‘Ž βˆ’ 𝑏)3, (π‘Ž + 𝑏)4, (π‘Ž βˆ’ 𝑏)5, dan seterusnya dapat diselesaikan dengan memanfaatkan bilangan- bilangan yang terdapat pada baris-baris dalam segitiga Pascal.
  • 26. A. Menemukan Segitiga Pascal Segitiga Pascal
  • 27. B. Keistimewaan Segitiga Pascal 1. Pada pola segitiga Pascal terdapat pola-pola bilangan berikut: β€’ Pola bilangan asli, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, . . . . β€’ Pola bilangan segitiga, yaitu 1, 3, 6, 10, . . . . 2. Bilangan-bilangan pada setiap baris merupakan koefisien hasil penjabaran dari pemangkatan suku dua (π‘Ž + 𝑏)𝑛, 3. Jumlah bilangan pada setiap baris menunjukkan banyak himpunan bagian dari suatu himpunan.
  • 28. C. Jumlah Bilangan pada Baris Segitiga Pascal Jumlah bilangan pada setiap baris dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 2, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada segitiga Pascal, jumlah bilangan pada baris ke-n adalah: 2π‘›βˆ’1
  • 29. Contoh: 1. Tentukan baris ke-7 pada pola bilangan segitiga Pascal, kemudian tentukan jumlah bilangan pada baris tersebut! Jawab:
  • 30.
  • 31. Contoh: 2. Pada pola bilangan segitiga Pascal, baris keberapakah yang jumlah bilangannya 32? Jumlah bilangan pada baris ke-n = 2n – 1, maka: 2n – 1 = 32 2n – 1 = 25 n – 1 = 5 n = 5 + 1 n = 6 Jadi, baris pada segitiga Pascal yang jumlah bilangannya 32 adalah baris ke-6. Jawab:
  • 32. D. Penggunaan Segitiga Pascal Contoh: 1. Tentukan hasil pemangkatan suku dua berikut! a. (π‘Ž + 𝑏)2 c. (π‘Ž + 2𝑏)3 b. (π‘Ž – 𝑏)3 d. (3π‘Ž + 𝑏)4 Terlebih dahulu kita buat pola bilangan segitiga Pascal. Jawab:
  • 33.
  • 34. Contoh: 2. Tentukan banyak himpunan bagian dari A = {a, b, c, d, e} berikut! a. Mempunyai satu anggota. c. Mempunyai empat anggota. b. Mempunyai dua anggota. d. Banyak himpunan bagian seluruhnya. Jawab:
  • 35. Perhatikan keterangan pada pola bilangan segitiga Pascal di atas untuk himpunan dengan lima anggota, yaitu 1, 5, 10, 10, 5, 1. a. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 1 anggota adalah 5, yaitu {π‘Ž}, {𝑏}, {𝑐}, {𝑑}, dan {𝑒}. b. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 2 anggota adalah 10, yaitu π‘Ž, 𝑏 , π‘Ž, 𝑐 , π‘Ž, 𝑑 , π‘Ž, 𝑒 , 𝑏, 𝑐 , 𝑏, 𝑑 , 𝑏, 𝑒 , 𝑐, 𝑑 , {𝑐, 𝑒}, dan {𝑑, 𝑒}. c. Banyak himpunan bagian yang mempunyai 4 anggota adalah 5, yaitu: {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑}, {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑒}, {π‘Ž, 𝑏, 𝑑, 𝑒}, {π‘Ž, 𝑐, 𝑑, 𝑒}, dan {𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒}. d. Banyak himpunan bagian dari {a, b, c, d, e} seluruhnya adalah: 2𝑛 = 25 (bukan 2π‘›βˆ’1) = 32.