Tiga perubahan utama yang terjadi pada buah selama pematangan dan penyimpanan adalah perubahan kimiawi, perubahan fisik, dan perubahan rasa. Perubahan kimiawi meliputi peningkatan gula dan penurunan asam, serta sintesis protein dan degradasi klorofil. Perubahan fisik termasuk perubahan warna, tekstur, dan berat. Perubahan rasa disebabkan oleh rasio gula dan asam serta produk aroma.
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Sayuran sangat bermanfaat bagi kebutuhan serat dalam tubuh kita. Setiap jenis dan varietas sayur-sayuran mempunyai warna, rasa, aroma, dan kekerasan yang berbeda-beda, sehingga sebagai bahan pangan, sayur-sayuran dapat menambah variasi makanan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. PERUBAHAN FISIK DAN KIMIA PADA
PEMATANGAN BUAH
AHMAD AMRI (1105101050023)
HENGKI HERMAWAN (1205101050067)
KHAIRANI Z (1205101050061)
design by : group 2
2. Pendahuluan...
Pascapanen adalah tahap penanganan
hasil tanaman pertanian segera setelah proses
pemanenan
Penanganan pasca panen mencakup pengeringan,
pendinginan, pembersihan, penyortiran,
penyimpanan, dan pengemasan.
Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari
tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik
dan kimiawi dan cenderung menuju proses
pembusukan.
3. Penanganan yang tidak optimal selama
penyimpanan, transportasi atau pada saat
penjualan menyebabkan buah yang sampai ke
konsumen tidak sesegar buah saat dipanen dan
sudah mengalami penurunan bobot dan nilai gizi
bahkan kadang-kadang telah terjadi pembusukan.
Penanganan yang tidak optimal selain disebabkan
oleh fasilitas yang kurang memadai, juga karena
pengetahuan pelaku sangat kurang dalam
melakukan penanganan yang baik.
5. Ada 2 faktor, yang menyebabkan kehilangan
hasil setelah panen, yaitu :
Kehilangan kuantitatif seperti: kehilangan
kandungan air, kerusakan fisik, kerusakan
fisiologi, dan luka.
kehilangan kualitatif berupa kehilangan
tingkat keasaman, flavor, warna, serta nilai
nutrisi pada buah.
8. Perubahan warna merupakan perubahan
yang paling menonjol pada waktu
pemasakan.
Terjadilah sintesa dari pigmen tertentu,
seperti karotinoid dan flavonoid, di
samping terjadinya perombakan klorofil.
Oleh karena perombakan/degradasi dari
klorofil, maka karotenoid yang sudah
ada namun tidak nyata, menjadi nyata
dan buah berubah menjadi warna kuning.
11. Perubahan yang nyata pula pada
pemasakan buah-buahan dan
penyimpanan sayuran adalah menjadi
lunaknya buah-buahan dan jaringan
sayuran.
Hal ini disebabkan terutama oleh
perubahan yang terjadi pada dinding sel
dan lain-lain substansi pektin, yaitu oleh
larutnya dan depolimerisasi substansi
pektin secara progresif.
13. Timbulnya cita rasa yang enak pada
buah masak tertentu disebabkan oleh
berkurangnya asam dan bertambahnya
kadar gula.
Rasio antara gula dan asam merupakan
indeks bagi derajat kemasakan dari
banyak buah-buahan.
Selain daripada itu, timbul pula produk-produk
volatile yang kompleks dan
minyak-minyak essensial, yang
sekalipun dalam jumlah yang kecil,
namun sangat berpengaruh pada flavor.
14. Proses Kimia Pada Pematangan
Buah
Proses pematangan buah dari sudut pandang
ilmu kimia adalah adanya perubahan-perubahan
senyawa kimia penyusun buah
mentah menjadi senyawa-senyawa kimia
penyusun buah matang
16. Sifat kimiawi pada buah dan sayuran yang sering
diamati :
Kadar vitamin C
Kandungan vitamin C dapat menguap selama penyimpanan
berlangsung. Hal itu dapat berdampak pada kerusakan cita rasa akibat
vitamin C yang menghilang.
17. Perubahan Ph
Kadar pH pada semua perlakuan mengalami
penurunan.
Kadar pH dari pH 5,4 pada hari ke-0 menjadi pH 4,4
pada suhu ruang, pH 4,7 untuk suhu fluktuasi dan
pH 4,9 untuk penyimpanan suhu rendah yang stabil
pada hari ke 22.
Namun demikian jika dilihat secara keseluruhan
penyimpanan maka terlihat pH relatif stabil hanya
antara pH 4 dan pH 5.
18. Perubahan karbohidrat...
A. Masa Pertumbuhan
Pada waktu masa pertumbuhan dan
pematangan tanaman dan buah-buahan,
gula-gula sederhana dan pati dibentuk
sebagai hasil fotosintesa.
Karbohidrat ini kemudian dipindahkan
(di-translokasi) terutama dalam bentuk
sakarosa dari kloroplast kepada sel-sel
bentukan penimbun.
Sakarosa ini disini banyak diubah
menjadi zat pati.
19. Proses metabolik sakarosa diubah
menjadi pati
1. Enzim yang mengkatalisa
reaksi 1, dinamakan UDPG-fruktosa
transglikosilasa
(UDPG = Uridine Difosfat
Glukosa).
2. Enzim yang mengkatalisa
reaksi 2 dinamakan UDPG
pati-glukosil-transferasa.
3. Ada jalan kedua yang
dipostulasikan bagi konversi
sakarosa menjadi pati yang
diajukan oleh Recondo dan
Leloir pada tahun 1961.
20. PERUBAHAN ASAM-ASAM ORGANIK
Kadar asam organik dalam kebanyakan
buah-buahan mula-mula bertambah dan
mencapai maksimum pada waktu
pertumbuhan,
Berkurang perlahan-lahan pada waktu
pematangan, Sehingga pH 2 menjadi 5.5.
Hal ini berbeda yang terjadi pada pisang
dan nenas, di mana asam-asam organik
justru bertambah menjelang matang.
21. PERUBAHAN LIPIDA
Kadar lipida pada kebanyakan buah-buahan
(kecuali alpuokat) biasanya rendah dan mungkin
tidak bertambah.
Akan tetapi terjadi penambahan lipida dan asam
lemak yang cukup tinggi pada mangga.
Asam lemak yang utama ialah asam-asam
palminat, stearat, oleat, linoleat dan linolenat.
Pada waktu pertumbuhan terdapat banyak
ragam asam-asam poli tidak jenuh
(polyunsaturated), namun pada waktu
penyimpanan hanya dua macam asam poli tak
jenuh yang dapat dideteksi, yaitu asam-asam
linoleat dan asam linolenat.
22. SINTESA PROTEIN
Pada buah-buahan klimakterik terjadi
penigkatan kadar protein.
Banyak indikasi yang menunjukkan bahwa
sintesa protein merupakan kejadian yang
penting pada waktu masa penuaan.
Hal ini sangat erat hubungannya dengan
bertambah banyaknya berbagai enzim,
seperti aldolase, karboksilase, klorofilase,
fosforilase, fosfatase, invertase, enzim-enzim
pektik, lipase, ribonuklease,
peroksidase, fenolase, transsaminase, O-metiltransferase,
katalase, indol asam
asetat oksidase dan lain-lain