Modul ini membahas tentang kualitas buah dan sayuran yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu penampilan, rasa, dan kandungan nutrisi. Faktor-faktor seperti varietas, iklim, dan penanganan pascapanen dapat mempengaruhi ketiga komponen tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas antara lain dengan memilih varietas dan teknik budidaya yang tepat serta penanganan yang baik setelah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan resume praktikum pembuatan es krim dari susu, (2) Terdapat beberapa tahapan pembuatan es krim mulai dari pencampuran bahan, pendidihan, homogenisasi, hingga pengukuran volume dan perubahan tekstur, (3) Es krim yang dihasilkan berwarna merah muda dengan rasa manis dan aroma khas strawberry serta tekstur lembut.
Daya kembang pati (swelling power) didefinisikan sebagai pertambahan pertambahan volume dan berat maksimum yang dialami pati dalam air (Balagopan et al., 1988).
Proses pembuatan bioetanol dari limbah air cucian beras ketan hitam meliputi fermentasi limbah cucian beras selama 3 hari menggunakan ragi, diikuti destilasi untuk memisahkan etanol. Hasilnya adalah etanol yang dapat dijadikan bahan bakar nabati.
1. Biofarmasi mempelajari pengaruh pembuatan sediaan obat terhadap efek terapeutiknya. Efek obat bergantung pada faktor farmakologi dan formulasinya. 2. Ketersediaan farmasi mengukur kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan untuk diserap tubuh, sedangkan ketersediaan hayati mengukur persentase zat aktif yang tersedia untuk efek terapi. 3. Bentuk sediaan, zat pembantu, dan ke
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) memberikan pedoman bagi industri kosmetik untuk memproduksi produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan. CPKB mencakup aspek organisasi, personalia, fasilitas produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk memastikan produksi kosmetik yang aman dan berkualitas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan resume praktikum pembuatan es krim dari susu, (2) Terdapat beberapa tahapan pembuatan es krim mulai dari pencampuran bahan, pendidihan, homogenisasi, hingga pengukuran volume dan perubahan tekstur, (3) Es krim yang dihasilkan berwarna merah muda dengan rasa manis dan aroma khas strawberry serta tekstur lembut.
Daya kembang pati (swelling power) didefinisikan sebagai pertambahan pertambahan volume dan berat maksimum yang dialami pati dalam air (Balagopan et al., 1988).
Proses pembuatan bioetanol dari limbah air cucian beras ketan hitam meliputi fermentasi limbah cucian beras selama 3 hari menggunakan ragi, diikuti destilasi untuk memisahkan etanol. Hasilnya adalah etanol yang dapat dijadikan bahan bakar nabati.
1. Biofarmasi mempelajari pengaruh pembuatan sediaan obat terhadap efek terapeutiknya. Efek obat bergantung pada faktor farmakologi dan formulasinya. 2. Ketersediaan farmasi mengukur kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan untuk diserap tubuh, sedangkan ketersediaan hayati mengukur persentase zat aktif yang tersedia untuk efek terapi. 3. Bentuk sediaan, zat pembantu, dan ke
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) memberikan pedoman bagi industri kosmetik untuk memproduksi produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan. CPKB mencakup aspek organisasi, personalia, fasilitas produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk memastikan produksi kosmetik yang aman dan berkualitas.
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
Laporan praktikum ini menguji keberadaan boraks dalam bakso dengan uji kualitatif secara fisik dan kimia. Uji fisik melihat warna, bau, dan kekenyalan bakso, sedangkan uji kimia membakar bakso dan melihat warna nyala apinya. Hasilnya menunjukkan sampel A positif mengandung boraks karena nyala hijau, sedangkan sampel B negatif tidak mengandung boraks karena nyala kuning.
Refraktometer (Fungsinya,Jenisnya dan kalibrasinya)dimar aji
Kali ini saya akan menshare kepada pelajar maupun mahasiswa Tentang Refraktometer, semoga kalian suka dan Tugas Kalian Dapat terbantu oleh Powerpoint ini..
*Jika Tidak Keberatan, Silahkan Like, Comment ataupun Bagikan kepada seluruh teman kalian. "Sebarkanlah walau hanya satu ayat"
Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan kontak saya
Contact Pengirim
ig : dimar_aji
line: dimar9098
Salam Mahasiswa !!
Salam Berkarya !!
Jumlah padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo pada saat pagi lebih banyak dibandingkan saat siang. Padatan terlarut pagi (1) memiliki massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi (2) memiliki massa 0,2230 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada padatan terlarut siang (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang (2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,1798 gram.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang sifat fisik dan kimia dari beberapa alkohol seperti titik didih, bau, kelarutan, dan kecepatan reaksi dengan asam klorida dan senyawa dikromat. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa struktur molekul dan jumlah atom karbon mempengaruhi titik didih alkohol, sedangkan kedudukan gugus hidroksil mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
1. Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan khususnya susu, mulai dari pengertian keamanan pangan, bakteri dan virus yang berbahaya, tahapan rantai pasokan pangan, dan prinsip-prinsip sanitasi untuk mencegah kontaminasi pangan.
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
Presentasi ini membahas pengertian keluhan, penarikan kembali produk, dan penanganan produk kembalian. Keluhan adalah pengaduan pelanggan terkait kualitas, kuantitas, atau keamanan produk. Penarikan kembali produk dilakukan jika produk tidak memenuhi standar mutu, keamanan, atau penandaan. Produk kembalian ditangani dengan pemeriksaan, pengujian, dan keputusan pengolahan ulang atau pemusnahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaAIAT East Java
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi panen dan pasca panen benih hortikultura. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian ketuaan panen dan kematangan, indikator ketuaan panen seperti visual, fisik, kimia, dan fisiologis, serta proses penanganan benih baik basah maupun kering untuk beberapa komoditas seperti tomat, cabai, pepaya, semangka, dan terong.
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
Laporan praktikum ini menguji keberadaan boraks dalam bakso dengan uji kualitatif secara fisik dan kimia. Uji fisik melihat warna, bau, dan kekenyalan bakso, sedangkan uji kimia membakar bakso dan melihat warna nyala apinya. Hasilnya menunjukkan sampel A positif mengandung boraks karena nyala hijau, sedangkan sampel B negatif tidak mengandung boraks karena nyala kuning.
Refraktometer (Fungsinya,Jenisnya dan kalibrasinya)dimar aji
Kali ini saya akan menshare kepada pelajar maupun mahasiswa Tentang Refraktometer, semoga kalian suka dan Tugas Kalian Dapat terbantu oleh Powerpoint ini..
*Jika Tidak Keberatan, Silahkan Like, Comment ataupun Bagikan kepada seluruh teman kalian. "Sebarkanlah walau hanya satu ayat"
Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan kontak saya
Contact Pengirim
ig : dimar_aji
line: dimar9098
Salam Mahasiswa !!
Salam Berkarya !!
Jumlah padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo pada saat pagi lebih banyak dibandingkan saat siang. Padatan terlarut pagi (1) memiliki massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi (2) memiliki massa 0,2230 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada padatan terlarut siang (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang (2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,1798 gram.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang sifat fisik dan kimia dari beberapa alkohol seperti titik didih, bau, kelarutan, dan kecepatan reaksi dengan asam klorida dan senyawa dikromat. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa struktur molekul dan jumlah atom karbon mempengaruhi titik didih alkohol, sedangkan kedudukan gugus hidroksil mempengaruhi kecepatan reaksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
1. Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan khususnya susu, mulai dari pengertian keamanan pangan, bakteri dan virus yang berbahaya, tahapan rantai pasokan pangan, dan prinsip-prinsip sanitasi untuk mencegah kontaminasi pangan.
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
Presentasi ini membahas pengertian keluhan, penarikan kembali produk, dan penanganan produk kembalian. Keluhan adalah pengaduan pelanggan terkait kualitas, kuantitas, atau keamanan produk. Penarikan kembali produk dilakukan jika produk tidak memenuhi standar mutu, keamanan, atau penandaan. Produk kembalian ditangani dengan pemeriksaan, pengujian, dan keputusan pengolahan ulang atau pemusnahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaAIAT East Java
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi panen dan pasca panen benih hortikultura. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian ketuaan panen dan kematangan, indikator ketuaan panen seperti visual, fisik, kimia, dan fisiologis, serta proses penanganan benih baik basah maupun kering untuk beberapa komoditas seperti tomat, cabai, pepaya, semangka, dan terong.
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kajian ini membahas pemanfaatan asap cair tempurung kelapa untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan dengan menguraikan perubahan fisiologi dan penanganan pasca panen buah-buahan.
2. Asap cair diproduksi dari proses pirolisis kayu atau tempurung kelapa yang kemudian diolah lebih lanjut dengan destilasi dan penyaringan untuk meningkatkan kualitasnya sebagai bahan pen
[Ringkasan]
Makalah ini membahas tentang pengetahuan bahan hasil pertanian khususnya sayur, buah dan umbi-umbian. Pembahasan mencakup cara menentukan kriteria panen sayur dan buah berdasarkan indeks kematangan, proses respirasi dan transpirasi, perbedaan proses klimakterik dan non klimakterik, struktur anatomi dan penanganan umbi-umbian, serta faktor yang mempengaruhi mutu hasil pertanian pasca panen.
Teks ini membahas kriteria panen dan penanganan pascapanen sayuran. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan waktu panen sayuran, seperti tahap kemasakan, harga pasar, jarak ke pasar, dan persyaratan negara tujuan ekspor. Sayuran sebaiknya dipanen pada saat telah masak secara fisiologis atau komersial dengan memperhatikan tanda-tanda visual, fisik, kimiawi, atau fisiolog
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan manfaat sayuran bagi kesehatan tubuh. Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk menurunkan kolesterol, mempertahankan imunitas, dan mengurangi risiko kanker. Jenis sayuran dibedakan berdasarkan bagian tumbuhannya seperti daun, batang, bunga, buah, umbi, biji, dan polong. Pigmen pada sayuran memberikan warna hijau, ungu, biru,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses pembuatan kerupuk dari bunga kol dengan berbagai variasi kadar bunga kol.
2. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kerupuk dengan kadar 1000 gram bunga kol memberikan rasa dan aroma bunga kol yang paling kuat.
3. Survei kepuasan konsumen menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap rasa kerupuk, namun aspek warna, bentuk, aroma, dan kemas
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi susut berat komoditi hasil pertanian seperti buah, sayuran, dan serelia selama penyimpanan. Berbagai perlakuan disimakan seperti suhu penyimpanan, keadaan permukaan, dan kondisi penyimpanan. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu dingin dan penyimpanan dalam wadah tertutup dapat meminimalkan susut berat selama penyimpanan.
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONALRepository Ipb
Pisang merupakan tanaman pangan penting di Indonesia. Produksi pisang mengalami penurunan akibat serangan penyakit layu darah. Penelitian ini mengembangkan varietas pisang kepok yang tahan penyakit yaitu 'Unti Sayang' dan melatih petani tentang budidaya yang baik untuk meningkatkan produksi pisang secara berkelanjutan.
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
Makalah ini membahas proses penanganan, penyimpanan, dan pengolahan buah-buahan dan sayuran pasca panen untuk mempertahankan kualitas, termasuk metode pengemasan dan penyimpanan dengan suhu rendah. Tujuannya adalah memperpanjang umur simpan serta meminimalisir kerusakan produk segar. Berbagai teknologi seperti atmosfir termodifikasi dan penyimpanan hipobarik diterapkan untuk memperlambat proses metabolisme.
Dokumen ini membahas tentang pengertian sayur dan buah, pigmen yang memberi warna pada sayur dan buah seperti karotenoid, likopen, klorofil, dan kurkumin, serta cara menyimpan dan mengolah sayur dan buah agar tetap segar dan bergizi.
Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih
dengan jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3
komponen yaitu: benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan
pengelolaan atau tektik budidaya. Komponen lapangan produksi mencakup
substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik budidaya mencakup prinsip
genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai dengan
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi,
selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi
budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan
dapat ditingkatkan.
Laporan praktikum pengetahuan bahan pangan membahas percobaan terhadap beberapa buah dan sayur. Percobaan meliputi pengamatan sifat fisik, edible portion, sifat kimia, pengaruh etilen, pelilinan, dan cara pengupasan. Tujuannya adalah mengetahui tingkat kematangan, kandungan yang dapat dimakan, sifat kimia, pengaruh etilen terhadap pematangan, memperpanjang umur simpan, serta cara mengupas buah
Dokumen tersebut membahas kerusakan mikrobiologis pada produk pangan nabati seperti sayuran, buah-buahan, dan tepung. Jenis-jenis kerusakan yang disebutkan meliputi busuk lunak bakteri, busuk kapang abu-abu, busuk lunak Rhizopus, anthracnose, dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan mikrobiologis adalah nutrisi, waktu, suhu, pH, ketersediaan oksigen
Makalah ini membahas pengaruh pengupasan kulit dan penghilangan biji terhadap nilai gizi dan aktivitas antioksidan pada empat kultivar buah tomat. Parameter yang diteliti meliputi kandungan senyawa bioaktif, sifat fisikokimia, dan kapasitas antioksidan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan pengupasan kulit dan penghilangan biji dapat mempengaruhi nilai gizi dan
1. Modul Buku Ajar Fisiologi Pasca Panen 5- 0
MINGGU / BAB 5
Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu
menjelaskan mengenai kualitas buah dan sayuran melalui makalah
dan hasil kaji pustaka secara individu
Materi Pembelajaran:
Mutu Buah dan Sayuran
Deskripsi singkat:
Dalam bab ini Anda akan mempelajari komponen-komponen
dari mutu buah dan sayuran yang meliputi penampilan, rasa dan
kandungan nutrisi dari buah dan sayuran
I. Strategi Pembelajaran
1. Kuliah interaktif
2. Kaji pustaka
3. Tugas-Tugas individual
II. Sumber / Referensi
1. Barbosa, G.V., C.J.J. Fernandes., and M.J.W. Chanes. 2003. FAO
Agricultural Services Bulletin 149. Agriculture and Consumer Protection.
Roma.
2. Browning, S. J. 2011. When to Harvest Fruits and Vegetables.
NebGuide. University of Nebraska – Lincoln Extention.
3. Camelo, A.F.L., 2004. Manual for the Preparation and Sale of Fruits and
Vegetables. From field to market. FAO Agricultural Services Bulletin 151.
Agriculture and Consumer Protection. Roma.
4. Gray, S. 2011. Picking and Harvesting Fruits and Vegetables.
eNewsletter. Osmocote Flower & Vegetables Plant Food.
5. Kader, A.A and R.R. Rolle, 2004. The Role of Postharvest Management
in Assuring the Qualityand Safety of Horticultural Produce. FAO
Agricultural Services Bulletin 152. Agriculture and Consumer Protection.
Roma.
6. Pantastico, ER. B. 1989. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan
pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Sub
Tropika. Terjemahan. Gadjah mada University Press. Yogyakarta.
7. Silva, E. 2011. Influence of Preharvest Factors on Postharvest Quality.
eXtention. Organic Agricultur Community.
8. Wills, R.H.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. McGlasson E.G. Hall. 1981.
Postharvest. An Intoduction to the Physiology and Handling of Fruit and
Vegetables. New South Wales University Press Limitid. Australia.
III. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran
Ketika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda:
1. Jelaskan pengertian kualitas produk buah dan sayuran
2. Sebutkan dan jelaskan 3 standar umum kualitas buah dan sayuran
3. Jelaskan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas buah dan
sayuran
4. uraikan mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahan
selama mungkin kualitas produk buah dan sayuran
2. Modul Buku Ajar Fisiologi Pasca Panen 5- 1
BBAABB 55 MUTU BUAH DAN SAYURAN
PENDAHULUAN
Produksi buah-buahan dan sayuran di negara sedang berkembang
misalnya Indonesia, terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun
demikian, penggunaan secara optimul sumber daya alam tersebut tidak
hanya bergantung pada peningkatan produksi tetapi juga sangat
bergantung pada peningkatan infrastuktur dan penanganan pascapanen,
sebelum produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Nilai tambah
dariaspek teknologi dan sosial ekonomi terutama aspek kualitas dan
keamanan produk merupakan faktor penentu dari penampilan produk
buah-buahan dan sayuran.
Berbagai standar kualitas buah dan sayuran yang dapat berbeda
antar negara maupun antar individu konsumen. Secara umum, buah dan
yang sayuran dengan kualitas kualitas tinggi harus memenuhi standar
kualitas ekternal ( penyajian, penampilan, keseragaman, kematangan dan
kesegaran ) dan kualitas internal (rasa, aroma, tekstur, nilai nutrisi dan
keamanan – bebas kontaminan biotik dan abiotik).
PENYAJIAN
a. Uraian Materi
Komponen-Komponen Kualitas
1. Penampilan :
Penampilan merupakan faktor pertama yang dapat mempengaruhi
penerimaan konsumen yang selanjutnya sangat menentukan apakah
3. Modul Buku Ajar Fisiologi Pasca Panen 5- 2
akan membeli atau tidak. Penelitian menunjukkan bahwa 40% konsumen
memutuskan untuk membeli Bentuk buah merupakan salah satu
komponen kualitas yang langsung dapat dilihat. Pada buah mangga dan
pisang, bentuk merupakan indikator kematangan dan rasa. Pada sayuran
yang dipanen berbentuk bonggol seperti brikoli, bunga kol, selada, kol
maka kepadatan merupakan indikator kualitas. Secara umum, hal
tersebut tidak berhubungan dengan karakteristik organoleptik tapi
berkorelasi dengan tingkat perkembangan pada saat dipanen. Produk
yang dipanen terlambat menyebabkan berwarna bening dan produk yang
terlalu cepat panen menyebabkan produk tidak padat. Pada kasus
tertentu, indikator penururunan kesegaran produk adalah menurunnya
kekompakan dan menurunnya kadar air.
Keseragaman adalah komponen kualitas yang menyangkut (ukuran,
bentuk, warna, kematangan, kepadatan dan lain lain). Bagi konsumen,
keseragaman dapat merupakan indikator bahwa produk telah diseleksi
dan dikelompokkan dengan standar kualitas tertentu. Menghasilkan
produk yang seragam merupakan aktivitas penting dalam mempersiapan
produk yang akan dipasarkan.
Pada banyak kasus, internal atau eksternal defects tidak mempengaruhi
kesempurnaan produk, tetapi konsumen akan menolak jika
ketidaktersediaan defects adalah kompenen utama dari penampilan
produk, dan oleh karenanya menjadi pertimbangan utama apakah akan
membeli produk tersebut. Keadaan yang berbeda selama pertumbuhan
tanaman ( iklim, irigasi, tanah, varietas, pemupukan dan lain-lain) dapat
menyebabkan morfologi dan fisiologis defect. Sebagai contoh : doubles in
cherry, wortel berserat, catfase pada tomat, knobby dan holloheart pada
umbi kentang . Pinggiran daun yang mengering pada sayuran daun
sebagai akibat defisiensi calsium. Masalah yang lebih serius adalahfisik
atau fisiologis defect yang muncul saat atau setelah persiapan untuk
pasar segar. Kerusakan mekanik, bruises atau luka yang terjadi saat
penanganan hasil merupakan faktor penyebab utama masuknya patogen.
4. Modul Buku Ajar Fisiologi Pasca Panen 5- 3
Kerusakan akibat suhu rendah, pengaruh etilen juga srouting dan rooting,
adalah respon fisilogis terhadap lingkungan penyimpanan yang kurang
menguntungkan.
Kesegaran dan kematangan secara langsung merupakan indikator
kualitas yang penting dan juga berpengaruh terhadap rasa dan aroma.
Kesegaran digunakan pada produk sayuran untuk menentukan waktu
panen yang maksimal pada karakter organoleptik dengan melihat
turgiditas maksimum, warna, rasa dan kerenyahan. Kematangan
digunakan pada produk buah-buahan yang merujuk pada tingkat kualitas
yang siap untuk dikomsumsi.
Selain rasa dan aroma, tekstur juga merupakan komponen kualitas yang
penting. Tomat yang lewat masak, umumnya akan ditolak konsumen
karena lembek bukan karena rasa atau aroma. Strandar tekstur masing-
masing produk berbeda-beda. Firmness (tomat , cabe), serat berkayu
rendah (asparagus), kelembekan (pisang), sari yang tinggi ( pir dan
jeruk), kerenyahan pada (seledri, wortel dan apel).
Firmness dan warna adalah parameter utama yang dapat digunakan
dalam menentukan tingkat kematangan buah apabila proses pematangan
dimulai dari melunaknya tektur buah, bersamaan dengan perubahan rasa
dan warna. Bila proses berlanjut, maka menjadi lewat matang sehingga
terjadi disorganisasi jaringan dan akhirnya merusak produk. Firmnes
digunakan sebagai indeks panen yag diukur dengan meggunakan alat.
Rasa sari (juiciness) adalah sensasi cairan bilah jaringan dikunyah dalam
mulut. Konsentrasi sari akan meningkat dengan peningkatan kematangan
buah dipohon.
2. Rasa
Rasa adalah kombinasi dari sensasi rasa dilidah dan aroma
dihidung, meskipun keduanya dapat secara jelas dipisahkan Pada buah-
buahan dan sayuran, rasa diekpresikan dengan rasa manis dan sour
yang merupakan indikator kematangan. Kandungan zat padat terlarut
5. Modul Buku Ajar Fisiologi Pasca Panen 5- 4
merupakan indikator yang baik untuk menduga kandungan gula total dan
buah-buah harus memenuhi standar minimum kandungan zat padat
terlarut untuk dapat dipanen. Asam-asam organik ( as sitrat, as malat, as
oxalat) adalah komponen lainnya yang menentukan rasa terutama
hubungannya dengan zat padat terlarut. Makin meningkat tingkat
kematangan buah maka kandungan zat terlarut akan semakin menurun.
3. Kandungan nutrisi
Mengkomsumsi buah dan sayuran belum cukup dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi sehari-hari. Hal tersebut disebabkan kandungan bahan
kering yang rendah. Buah dan sayuran mengandung air yang tinggi dan
karbohidrat rendah (kecuali ubijalar, kentang, ubikayu dan umumnya
buah dan sayuran umbi), rendah protein (kecuali tanaman legum) dan
rendah lipid (kecuali alpukat), namun umumnya merupakan sumber
mineral dan vitamin yang tinggi). Cara budidaya, varietas, iklim
mempengaruhi kandungan nutrisi produk.
Serat yang merupakan bagian dari sayuran yang tidak dapat diuraikan
oleh enzim percernaaan manusia. Rata-rata kebutuhan serat yang sehat
untuk pencernaan adalah 25 – 30 g/hari. Selain itu buah dan sayuran
dapat berfungsi sebagai obat (pharmafood)
b. Latihan
1. Jelaskan pengertian kualitas produk buah dan sayuran
2. Sebutkan dan jelaskan 3 standar umum kualitas buah dan sayuran
3. Jelaskan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
buah dan sayuran
4. uraikan mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mempertahan selama mungkin kualitas produk buah dan sayuran
6. Modul Buku Ajar Fisiologi Pasca Panen 5- 5
c. Rangkuman
Standar konsumen buah-buahan dan sayur-sayuran dapat
bervariasi . Namun demikian secara umum kualitas buah dan sayuran
yang tinggi harus memenuhi standar
a. penampilan yang menarik,
b. kesegaran yang tinggi,
c. kandungan nutrisi yang baik dan
d. tingkat keamanan produk yang tinggi.
PENUTUP
a. Tes Formatif / Evaluasi Kegiatan Pembelajaran
b. Kunci Jawaban.