SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Makalah Teknologi Pasca Panen 
PERUBAHAN FISIK DAN KIMIA PADA 
PEMATANGAN BUAH 
OLEH : 
AHMAD AMRI (1105101050023) 
HENGKI HERMAWAN (1205101050067) 
KHAIRANI Z (1205101050061) 
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI 
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 
DARUSSALAM, BANDA ACEH 
2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Penanganan yang tidak optimal selama penyimpanan, transportasi atau 
pada saat penjualan menyebabkan buah yang sampai ke konsumen tidak sesegar 
buah aslinya dan sudah mengalami penurunan bobot dan nilai gizi bahkan 
kadang-kadang telah terjadi pembusukan. Penanganan yang tidak optimal selain 
disebabkan oleh fasilitas yang kurang memadai, juga karena pengetahuan pelaku 
sangat kurang dalam melakukan penanganan yang baik. 
Kehilangan hasil pada buah setelah panen dan sebelum pengolahan 
umumnya disebabkan oleh 2 faktor, yaitu kehilangan quantitatif dan kehilangan 
kualitatif. Kehilangan kuantitatif seperti: kehilangan kandungan air, kerusakan 
fisik, kerusakan fisiologi, dan luka. Sedangkan kehilangan secara kualitatif berupa 
kehilangan tingkat keasaman, flavor, warna, serta nilai nutrisi pada buah. 
Beberapa hal yang menyebabkan kehilangan hasil pada buah dapat terjadi 
di kebun buah, transportasi setelah panen, dan keseluruhan sistem penanganan 
buah mulai dari sortasi, pengelompokan ukuran buah, pematangan buah, proses 
penyimpanan dingin, sampai pada penyimpanan buah. Jarak waktu antara panen 
dan pengolahan buah juga menjadi faktor penting untuk menjaga kesegaran dan 
kualitas dari buah tersebut. Sehingga meminimisasi kelambatan dalam 
penanganan buah akan menurunkan kehilangan hasil (loss) terutama pada buah 
yang mempunyai tingkat respirasi yang tinggi. 
Permasalahan ini sangat penting karena pemahaman yang berbeda-beda 
antar pelaku pemasaran. Sebagian berpendapat sesekali buah perlu difluktuasikan 
suhunya, dari suhu dingin ke suhu ruang untuk dapat mempertahankan mutunya 
dan memperpanjang masa simpannya. Jenis komoditi buah secara individual 
berbeda ketahanannya terhadap penurunan kualitas dan kerusakan. Rantai
pemasaran yang panjang dengan penanganan yang salah juga ikut menyebabkan 
buah yang sampai pada konsumen akhir tidak sesegar buah asli.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Menurut Muchtadi (1992) Kualitas dari produk buah olahan tergantung 
pada kualitas buah tersebut sebelum dilakukan pengolahan. Oleh sebab itu sangat 
penting diketahui beberapa hal penting seperti waktu panen yang tepat, cara 
pemanenan yang baik, penanganan setelah panen, serta cara mempertahankan 
mutu buah segar setelah panen. 
Buah memiliki masa simpan yang relatif rendah sehingga buah dikenal 
sebagai bahan pangan yang cepat rusak dan hal ini sangat berpengaruh terhadap 
kualitas masa simpan buah. Mutu simpan buah sangat erat kaitannya dengan 
proses respirasi dan transpirasi selama penanganan dan penyimpanan di mana 
akan menyebabkan susut pasca panen seperti susut fisik yang diukur dengan 
berat; susut kualitas karena perubahan wujud (kenampakan), cita rasa, warna atau 
tekstur yang menyebabkan bahan pangan kurang disukai konsumen; susut nilai 
gizi yang berpengaruh terhadap kualitas buah. 
Mutu simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan 
transpirasi dapat dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan 
suhu udara. Pada umumnya komoditas yang mempunyai umur simpan pendek 
mempunyai laju respirasi tinggi atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono dan 
Sutardi, 1990). 
Dengan menggunakan sistem dan penanganan yang tepat, diharapkan akan 
meningkatkan kualitas buah segar tersebut. Beberapa bentuk kualitas yang perlu 
diperhatikan pada buah segar yaitu: penampilan buah (kondisi luar buah), tekstur 
(firmness, crispness, dan juiceness), flavor, serta kandungan nutrisi lainnya. 
Dari segi penampilan termasuk didalamnya ukuran, bentuk, warna, dan 
ada tidaknya kerusakan dan luka pada buah. Sedangkan yang dimaksud dengan 
flavor adalah pengukuran tingkat kemanisan (sweetness), keasaman (acidity), 
astringency, rasa pahit (bitterness), aroma, dan off-flavor. Kandungan nutrisi pada
buah dapat berupa vitamin A dan C, kandungan mineral, dietari fiber, karbohidrat, 
protein, antioxidan phytochemical (carotenoid, flavonoid, dan senyawa fenol 
lainnya). Faktor-faktor keamanan yang juga mempengaruhi kualitas buah segar 
adalah residu dari pestisida, keberadaan logam berat, mikotoxin yang diproduksi 
oleh berbagai spesies fungi dan kontaminasi dari mikroba. (Winarno, 2004) 
Pengaturan suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk 
memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran dari buah. 
Sedangkan kelembaban (relative humidity) mempengaruhi kehilangan air, 
peningkatan kerusakan, beberapa insiden kerusakan phisiologi, dan 
ketidakseragaman buah pada saat masak (ripening). Pengaturan kelembaban yang 
optimal pada penyimpanan buah antara 85 sampai dengan 90%. Kemudian 
komposisi atmosfir dalam hal ini terdiri dari oksigen, karbondioksida, dan gas 
etilen dapat menyebabkan pengaruh yang besar terhadap respirasi dan umur 
simpan buah. (AAK, 2000) 
Mutu simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan 
transpirasi dapat dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan 
suhu udara. Pada umumnya komoditas yang mempunyai umur simpan pendek 
mempunyai laju respirasi tinggi atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono dan 
Sutardi, 1990). 
Pertumbuhan organisme perusak dapat diperlambat pada suhu 
penyimpanan rendah, namun komuditas segar berangsur-angsur kehilangan 
resistensi alaminya terhadap pertumbuhan organism perusak. Oleh karena itu 
lamanya umur simpan ditentukan oleh interaksi oleh senensensi alami (kehilangan 
kualitas), pertumbuhan organisme perubahan dan kepekaan terhadap cacat suhu 
dingin (Tranggono dan Sutardi, 1990). 
Buah pir sangat digemari di Cina, melebihi kegemaran terhadap buah apel. 
Pir yang berasal dari Cina dan juga Jepang termasuk ke dalam tipe oriental (Pyrus 
serotina Rehd). Tipe Lainnya adalah pir tipe Eropa (P.communis L). Umumnya 
buah pir di Eropa dimakan segar, sebagian lagi dikalengkan atau dibuat minuman 
cider. Kultivar pir sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, tekstur dan rasa
(flavor). Variasi dalam mutu dan bentuk juga dapat terjadi dalam satu kultivar 
yang sama bila ditanam di daerah di daerah yang berbeda. 
Misalnya pir kultivar Bartlett yang ditanam di Washington akan lebih 
panjang dan ramping (diameter lebih kecil) daripada yang ditanam di California. 
Bentuk buah pir Bartlett bulat atau pangkal buah kecil dengan ujung lebar 
tumpul,kulit buah jika sudah matang berwarna dasar hijau muda atau hijau 
kekuningan,kadang-kadang memperlihatkan rona kemerahan, daging buahnya 
putih padat dan rasanya manis sedang seperti rasa buah jambu biji (Sjaifullah, 
1997). 
Suhu penyimpanan optimal buah pir yaitu antara -1 sampai 4oC dengan 
lama penyimpanan 8-30 minggu (Tranggono dan Sutardi,1990). 
Suhu pada penyimpanan buah pir adalah antara -1 sampai 4oC. Dengan 
suhu ini buah pir dapat bertahan 8-30 minggu. Suhu penyimpanan terbaik untuk 
buah pir adalah – 1,1 derajat Celcius dengan kelembaban relatif 85 – 90 %. Pada 
kondisi ini buah pir dapat disimpan selama 2 – 7 bulan. Jika suhu penyimpanan 
mengalami kenaikan sebesar 40 dan dibiarkan demikian selama 10 hari maka daya 
simpannya akan turun menjadi 1 minggu. Sedangkan penyimpanan di bawah suhu 
– 1,1 derajat Celcius buah pir akan membeku dan tidak dapat dikonsumsi. 
(Tranggono dan Sutardi, 1990).
BAB III 
PEMBAHASAN 
Pengamatan Mutu Fisiologi 
A. Perubahan Berat Buah 
Gambar 1. Grafik perubahan berat buah pear selama penyimpanan 
Hasil pengamatan menunjukkan terjadi penurunan berat buah pear Bartlett 
selama pada semua perlakuan. Pada penyimpanan suhu ruang berat buah Turun 
dari 177,94 gram pada hari ke-0 menjadi 155,6 pada hari ke-33, Penurunan berat 
buah pada suhu ruang lebih cepat terjadi terutama disebabkan penguapan air. 
Penyimpanan suhu tinggi menyebabkan proses fisiologis buah pear meningkat 
sehingga mengakibatkan buah pear selama penyimpanan mangalami proses 
respirasi dan transpirasi. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya 
menurunkan berat, tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan. 
Penurunan berat buah pear pada penyimpanan dengan suhu dingin relatif lebih 
kecil. Fluktuasi suhu secara berkala dengan membiarkan buah pada suhu ruang 
beberapa lama, menyebabkan kehilangan air pada buah yang disimpan pada suhu 
berfluktuasi relatif lebih besar.
Namun bila suhu yang digunakan untuk menyimpan buah pear terlalu 
dingin, akan menyebabkan buah membeku dan tidak bisa di konsumsi lagi. Buah 
dan sayuran pada umumnya memang sangat rentan jika tidak langsung di 
konsumsi. Penanganan yang baik agar berat buah impor tetap terjaga adalah 
dengan mengkondisikan buah pada suhu dingin yang stabil. 
B. Warna dan Penampakan 
Hasil yang diperoleh pada grafik warna buah pear Bartlett adalah sebagai berikut. 
Gambar 2. Grafik warna buah pear selama penyimpanan 
Penyimpanan suhu ruang pada hari ke-0 menunjukkan buah pear masih 
berwarna kuning muda segar namun kesegaran warnanya hanya dapat bertahan 
selama 15 hari. Pada hari ke 18 warna buah pear mengalami perubahan dimana 
ditemukan bercak-bercak coklat pada daerah sekitar tangkai buah pear yang lama 
kelamaan buah per menjadi hitam. Pada suhu fluktuasi buah per sudah mulai 
timbul bercak-bercak kecoklatan pada hari ke 22 sedangkan pada suhu dingin 
yang tidak difluktuasikan, buah dapat bertahan sampai 40 hari.
Bercak-bercak colekat pada tangkai buah dapat menimbulkan kebusukan 
buah. Laju penguapan air dari dalam buah akan semakin cepat bila buah dibiarkan 
di udara terbuka atau suhu ruang. Kulit buah akan melesek dan rusak. 
Gambar 3. Buah pear sebelum dan sesudah di fluktuasikan 
C. Tekstur 
Hasil yang diperoleh pada tekstur buah pear: 
Gambar 4. Grafik terkstur buah pear selama penyimpanan 
Grafik di atas menunjukkan tekstur pada buah pear mengalami penurunan 
selama masa penyimpanan pada semua perlakuan. Pada hari ke-0 tekstur tekstur
buah pear masih keras, dan kalau digit masih renyah. Seiring dengan 
bertambahnya waktu penyimpanan, secara perlahan buah pear mulai menjadi 
lunak dan berair. Pelunakan buah pear selama penyimpanan disebabkan oleh 
penurunan sifat permeabilitas dinding sel yang menyebabkan hilangnya 
kemampuan menggelembung sel. Akibat lain dari kehilangan permeabilitas ini 
dari kehilangan permeabilitas ini adalah cairan sel dapat terlepas ke ruangan 
ekstra seluler dan jaringan pembuluh. 
Gas-gas yang mengisi ruangan ini terganti oleh cairan sehingga terjadi 
perubahan struktur, hal inilah yang menyebabkan pelunakan tekstur ada buah. 
Pelunakan paling cepat terjadi pada suhu ruang diikuti suhu fluktuasi, sedangkan 
pada suhu dingin stabil relatif lebih lambat. Pada suhu ruang tektur sudah lunak 
dan berair pada hari ke-14, sedangkan pada suhu fluktuasi ke-24 dan pada suhu 
stabil bisa bertahan sampai 33 hari. Suhu dingin mampu menalan pelunakan 
tekstur, namun dengan adanya fluktuasikan dari refrigerator ke suhu ruang 
mempercepat terjadinya pelunakan buah pear. 
Tidak hanya tekstur buah yang rusak, namun, seringkali timbul bercak 
coklat pada bagian dalam buah pear yang mengakibatkan kebusukan. Bercak ini 
ditimbulkan oleh defisiensi kalsium dari dalam buah. 
Gambar 5. Bercak coklat pada buah pear (bagian dalam) selama penyimpanan
D. Cita rasa 
Gambar 6. Grafik rasa buah pear selama penyimpanan 
Hasil penelitian menunjukkan selama masa penyimpanan buah pear 
mengalami perubahan rasa pada semua perlakuan penyimpanan. Rasa buah Pear 
manis sedang seperti rasa jambu air, umumnya seperti rasa berpasir. Hal ini 
disebabkan karena pada buah pear yang sudah matang mengandung butiran-butiran 
berwarna kuning. Pada suhu ruang kesegaran buah pir hanya bertahan 
selama 15 hari penyimpanan. Selama waktu tersebut rasa buah pir masih manis 
sedang dan renyah sedangkan pada hari ke-18 sampai hari ke-39 masa 
penyimpanan rasa buah pear menjadi pahit dan tidak segar lagi. Bahkan beberapa 
sudah mulai membusuk, kemudian pada suhu fluktuasi rasa buah pear yang masih 
segar hanya sampai hari ke-24 penyimpanan. Pada suhu dingin yang stabil buah 
pear dapat mempertahankan rasanya sampai hari ke-42 penyimpanan. 
Cita rasa buah pear rusak karena beberapa sebab, kemungkinan yang 
paling sering terjadi adalah karena kandungan zat-zat di dalam buah juga ikut 
menghilang akibat penyimpanan pada suhu yang tidak tepat. Sehingga sangat 
berpengaruh terhadap cita rasa buah pear.
Proses Kimia Pada Pematangan Buah 
Kita kembali kepada kasus inti di atas, bagaimana proses pematangan 
buah? Ini dapat dijelaskan dari sudut pandang ilmu kimia bahwa pematangan 
buah adalah adanya perubahan-perubahan senyawa kimia penyusun buah mentah 
menjadi senyawa-senyawa kimia penyusun buah matang. Dengan kata lain, proses 
pematangan buah diartikan sebagai adanya reaksi kimia yang terjadi di dalam 
buah dimana terjadinya perubahan senyawa klorofil menjadi senyawa antosianin, 
perubahan senyawa-senyawa non aromatik dan senyawa asam menjadi senyawa-senyawa 
aromatik, senyawa ester, dan senyawa netral. Selain itu, proses 
pematangan juga melibatkan reaksi kimia degradasi pektin, yakni reaksi yang 
mengurangi senyawa pektin sehingga kadarnya menjadi berkurang. 
Proses kimia pematangan buah dapat diringkas sebagaimana di bawah ini. 
Semoga dapat membantu pembaca untuk memahami. 
Peristiwa kimia di atas dapat terjadi dengan adanya enzim-enzim seperti 
enzim-enzim hidrolase, enzim pektinase, enzim amilase, dan enzim kinase yang 
terdapat di dalam buah mentah. Kehadiran enzim tersebut diinduksi dari buah 
mentah dengan bantuan gas etilen yang terpancar dari buah matang. Sebagai 
contoh, ketika seseorang memeram buah mangga mentah di dalam wadah tertutup 
bersama buah tomat matang. Buah tomat matang akan melepaskan gas etilen 
sehingga menginduksi enzim di dalam buah mangga mentah. Adanya sinyal dari
gas etilen buah tomat matang akan ditransmisikan ke dalam buah mangga mentah 
sehingga ia memberikan ekspresi berupa terinduksinya enzim-enzim seperti yang 
disebutkan di atas. Dengan demikian, proses reaksi kimia pematangan buah akan 
berlangsung segera setelah enzim muncul di dalam buah mentah. Melalui reaksi 
kimia yang terjadi secara berangsur akan menyebabkan buah menjadi matang. 
E. Kadar Vitamin C 
Gambar7. Grafik perubahan kadar buah pear selama penyimpanan 
Hasil analisa selama penyimpanan menunjukkan kadar vitamin C 
mengalami penurunan relatif lebih besar pada penyimpanan suhu ruang, 
dibandingkan pada penyimpanan suhu stabil dan suhu fluktuasi. 
Kandungan vitamin C dapat menguap selama penyimpanan berlangsung. 
Hal itu dapat berdampak pada kerusakan cita rasa akibat vitamin C yang 
menghilang. 
F. Kadar Total Asam 
Asam-asam organik yang terdapat pada buah pir terutama asam sitrat dan 
asam lain seperti asam malat, asam sitrat, asam oksalat dan asam tartarat. Hasil
penelitian menunujukkan terjadi penurunan kadar asam selama penyimpanan. 
Kadar total pada hari ke-0 sebesar 0,2048%, dan setelah penyimpanan 3 minggu 
kadar total asam turun menjadi 0,0676%, 0,15356%, 0,0896% untuk masing-masing 
penyimpanan suhu ruang, suhu dingin stabil dan suhu berfluktuasi. 
Penurunan total asam selama penyimpanan disebabkan oleh adanya 
pemakaian asamasam organik pada proses respirasi. Proses respirasi yang 
berlangsung pada buah pasca panen akan menimbulkan transformasi asam piruvat 
dan asam-asam, organik lainnya secara aerobic menjadi CO2, H2O dan energi. 
Perbedaan suhu pada setiap perlakuan selama masa penyimpanan menyebabkan 
kecepatan reaksi berbeda-beda. Suhu rendah pada penyimpanan stabil dan 
fluktuasi mampu menekan terjadinya reaksi. 
G. Perubahan pH 
Kadar pH pada semua perlakuan mengalami penurunan. Kadar pH dari pH 
5,4 pada hari ke-0 menjadi pH 4,4 pada suhu ruang, pH 4,7 untuk suhu fluktuasi 
dan pH 4,9 untuk penyimpanan suhu rendah yang stabil pada hari ke 22. Namun 
demikian jika dilihat secara keseluruhan penyimpanan maka terlihat pH relatif 
stabil hanya antara pH 4 dan pH 5. 
H. Kadar TZT 
Secara umum terlihat penurunan kadar total padatan terlarut pada semua 
perlakuan suhu penyimpanan. Hal ini disebabkan karena buah pear setelah lepas 
panen dan masa penyimpanan masih mengalami perubahan fisiologis hingga 
memasuki masa senensence atau kelayuan penurunan gula dan padatan terlarut 
lainnya. Namun demikian tidak ada perbedaan kecepatan penurunan pada ketiga 
cara penyimpanan. Kadat total padatan terlarut relative konstan dan tidak 
menunjukkan adanya penurunan
BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Kesimpulan 
Dari pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan bahwa : 
1. Penurunan kualitas pada buah setelah dipanen terdapat dua faktor utama 
yaitu penurunan secara fisik dan kimiawi yang menyebabkan buah 
mengalami kerusakan. 
2. Secara fisik kita dapat melihat penurunan kualitas buah dengan melihat 
berat buah yang berkurang, warna dan penampakan buah, serta tekstur 
kulit buah yang berubah. 
3. Dilihat dari segi perubahan kimiawi dapat dilihat dari sisi kandungan 
vitamin yang terdapat didalam buah tersebut, tingkat keasaman buah, serta 
rasa yang telah berubah dari buah yang baru dipanen. 
4. 
B. Saran 
Dalam proses pematangan buah ini serta dalam penanganan pasca panen 
kita harus mengerti jenis buah serta sifat sifat yang dimiliki oleh buah tersebut dan 
tujuan buah tersebut dipanen sehingga tidak salah dalam penanganan yang 
diberikan, sehingga akan tetap menjaga kualitas hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA 
Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2000. Petunjuk Praktik Bertanam Buah dan Sayur. 
Kanisius. Jakarta 
Muchtadi, Deddy. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan 
(Petunjuk Laboratorium). PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor. 
Sjaifullah, 1997. Petunjuk Memilih Buah Segar. PT Penebar Swadaya, Jakarta 
Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar 
Universitas Pangan Dan Gizi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia. Jakarta

More Related Content

What's hot

sifat dan perubahan hasil panen
sifat dan perubahan hasil panensifat dan perubahan hasil panen
sifat dan perubahan hasil paneniswoyo
 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungAisyah Turidho
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumrizky hadi
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1Titin Indrawati
 
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktorEmi Suhaemi
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanenKustam Ktm
 
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Nur Haida
 
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianPenyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianagronomy
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurEkal Kurniawan
 
Pengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonPengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonida lestari
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIr. Zakaria, M.M
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)Fadly Rian Saputra
 

What's hot (20)

sifat dan perubahan hasil panen
sifat dan perubahan hasil panensifat dan perubahan hasil panen
sifat dan perubahan hasil panen
 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan Jagung
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Tataniaga Pertanian
Tataniaga PertanianTataniaga Pertanian
Tataniaga Pertanian
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 1
 
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen10 kerusakan produk pascapanen
10 kerusakan produk pascapanen
 
Pematangan buah 8
Pematangan buah 8Pematangan buah 8
Pematangan buah 8
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
 
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanianPenyimpanan hasil – hasil pertanian
Penyimpanan hasil – hasil pertanian
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 
Transpirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasiTranspirasi dan respirasi
Transpirasi dan respirasi
 
Pengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonPengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohon
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
5 mutu buah - fase pertumbuhan buah (sas)
 

Similar to TEKNOLOGI PASCA PANEN BUAH

Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranProses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
 
Penanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuranPenanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuranKartika Dhewii
 
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURAPELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURAAGROTEKNOLOGI
 
Kerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk NabatiKerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk NabatiSyartiwidya Syariful
 
Kelompok vi
Kelompok viKelompok vi
Kelompok vimaner b1
 
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayantiTugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
 
Panen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenPanen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenAndrew Hutabarat
 
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarIgnazio Hadi Saragih
 
17. faradhillah tenripada b.
17. faradhillah tenripada b.17. faradhillah tenripada b.
17. faradhillah tenripada b.tani57
 
MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURA
MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURAMODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURA
MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURAAGROTEKNOLOGI
 
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenEla Afellay
 
02 sifat dan perubahan hasil panen
02 sifat dan perubahan hasil panen02 sifat dan perubahan hasil panen
02 sifat dan perubahan hasil paneniswoyo
 
PPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptx
PPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptxPPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptx
PPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptxArmila8
 

Similar to TEKNOLOGI PASCA PANEN BUAH (20)

Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranProses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuran
 
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)
 
Penanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuranPenanganan pasca panen sayuran
Penanganan pasca panen sayuran
 
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURAPELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
PELAPISAN LILIN DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH PRODUK HORTIKULTURA
 
Kerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk NabatiKerusakan Mikrobiologi produk Nabati
Kerusakan Mikrobiologi produk Nabati
 
Kelompok vi
Kelompok viKelompok vi
Kelompok vi
 
pengetahuan bahan hasil pertanian
pengetahuan bahan hasil pertanianpengetahuan bahan hasil pertanian
pengetahuan bahan hasil pertanian
 
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayantiTugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
 
Panen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenPanen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panen
 
Tpp 4
Tpp  4Tpp  4
Tpp 4
 
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segarPenanganan pascapanen buah dan sayuran segar
Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
 
17. faradhillah tenripada b.
17. faradhillah tenripada b.17. faradhillah tenripada b.
17. faradhillah tenripada b.
 
Ppt fispan
Ppt fispanPpt fispan
Ppt fispan
 
PasPanSayurBuah.ppt
PasPanSayurBuah.pptPasPanSayurBuah.ppt
PasPanSayurBuah.ppt
 
MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURA
MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURAMODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURA
MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN PENGEMASAN UNTUK PRODUK HORTIKULTURA
 
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
02 sifat dan perubahan hasil panen
02 sifat dan perubahan hasil panen02 sifat dan perubahan hasil panen
02 sifat dan perubahan hasil panen
 
PPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptx
PPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptxPPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptx
PPT KELOMPOK 2 FARMAGOKNOSI ....pptx
 

More from agronomy

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahagronomy
 
Kajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organik
Kajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organikKajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organik
Kajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organikagronomy
 
potensi individu dan kelompok dalam memandu organisasi
potensi individu dan kelompok dalam memandu organisasipotensi individu dan kelompok dalam memandu organisasi
potensi individu dan kelompok dalam memandu organisasiagronomy
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanagronomy
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labagronomy
 
Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5agronomy
 
Selection of vegetable soybean and development of
Selection of vegetable soybean and development of Selection of vegetable soybean and development of
Selection of vegetable soybean and development of agronomy
 
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikagronomy
 
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenangWewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenangagronomy
 
Relasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theology
Relasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theologyRelasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theology
Relasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theologyagronomy
 
Biologi molekular eukariota
Biologi molekular eukariotaBiologi molekular eukariota
Biologi molekular eukariotaagronomy
 
Presentation1 pht karantina tumbuhan
Presentation1 pht karantina tumbuhanPresentation1 pht karantina tumbuhan
Presentation1 pht karantina tumbuhanagronomy
 
Proses pembibitan pada tanaman melon (cocumis melo
Proses pembibitan pada tanaman melon (cocumis meloProses pembibitan pada tanaman melon (cocumis melo
Proses pembibitan pada tanaman melon (cocumis meloagronomy
 

More from agronomy (13)

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Kajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organik
Kajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organikKajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organik
Kajian aspek sosial, budaya dan ekonomi dari pertanian organik
 
potensi individu dan kelompok dalam memandu organisasi
potensi individu dan kelompok dalam memandu organisasipotensi individu dan kelompok dalam memandu organisasi
potensi individu dan kelompok dalam memandu organisasi
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen lab
 
Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5Presentasi kelompok 5
Presentasi kelompok 5
 
Selection of vegetable soybean and development of
Selection of vegetable soybean and development of Selection of vegetable soybean and development of
Selection of vegetable soybean and development of
 
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolikPresentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
Presentasi fistum kelompok 4 etilen dan fenolik
 
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenangWewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
Wewenang, tanggung jawab dan pendelegasian wewenang
 
Relasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theology
Relasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theologyRelasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theology
Relasi manusia dengan lingkungan dalam upaya membangun eco theology
 
Biologi molekular eukariota
Biologi molekular eukariotaBiologi molekular eukariota
Biologi molekular eukariota
 
Presentation1 pht karantina tumbuhan
Presentation1 pht karantina tumbuhanPresentation1 pht karantina tumbuhan
Presentation1 pht karantina tumbuhan
 
Proses pembibitan pada tanaman melon (cocumis melo
Proses pembibitan pada tanaman melon (cocumis meloProses pembibitan pada tanaman melon (cocumis melo
Proses pembibitan pada tanaman melon (cocumis melo
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

TEKNOLOGI PASCA PANEN BUAH

  • 1. Makalah Teknologi Pasca Panen PERUBAHAN FISIK DAN KIMIA PADA PEMATANGAN BUAH OLEH : AHMAD AMRI (1105101050023) HENGKI HERMAWAN (1205101050067) KHAIRANI Z (1205101050061) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan yang tidak optimal selama penyimpanan, transportasi atau pada saat penjualan menyebabkan buah yang sampai ke konsumen tidak sesegar buah aslinya dan sudah mengalami penurunan bobot dan nilai gizi bahkan kadang-kadang telah terjadi pembusukan. Penanganan yang tidak optimal selain disebabkan oleh fasilitas yang kurang memadai, juga karena pengetahuan pelaku sangat kurang dalam melakukan penanganan yang baik. Kehilangan hasil pada buah setelah panen dan sebelum pengolahan umumnya disebabkan oleh 2 faktor, yaitu kehilangan quantitatif dan kehilangan kualitatif. Kehilangan kuantitatif seperti: kehilangan kandungan air, kerusakan fisik, kerusakan fisiologi, dan luka. Sedangkan kehilangan secara kualitatif berupa kehilangan tingkat keasaman, flavor, warna, serta nilai nutrisi pada buah. Beberapa hal yang menyebabkan kehilangan hasil pada buah dapat terjadi di kebun buah, transportasi setelah panen, dan keseluruhan sistem penanganan buah mulai dari sortasi, pengelompokan ukuran buah, pematangan buah, proses penyimpanan dingin, sampai pada penyimpanan buah. Jarak waktu antara panen dan pengolahan buah juga menjadi faktor penting untuk menjaga kesegaran dan kualitas dari buah tersebut. Sehingga meminimisasi kelambatan dalam penanganan buah akan menurunkan kehilangan hasil (loss) terutama pada buah yang mempunyai tingkat respirasi yang tinggi. Permasalahan ini sangat penting karena pemahaman yang berbeda-beda antar pelaku pemasaran. Sebagian berpendapat sesekali buah perlu difluktuasikan suhunya, dari suhu dingin ke suhu ruang untuk dapat mempertahankan mutunya dan memperpanjang masa simpannya. Jenis komoditi buah secara individual berbeda ketahanannya terhadap penurunan kualitas dan kerusakan. Rantai
  • 3. pemasaran yang panjang dengan penanganan yang salah juga ikut menyebabkan buah yang sampai pada konsumen akhir tidak sesegar buah asli.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Muchtadi (1992) Kualitas dari produk buah olahan tergantung pada kualitas buah tersebut sebelum dilakukan pengolahan. Oleh sebab itu sangat penting diketahui beberapa hal penting seperti waktu panen yang tepat, cara pemanenan yang baik, penanganan setelah panen, serta cara mempertahankan mutu buah segar setelah panen. Buah memiliki masa simpan yang relatif rendah sehingga buah dikenal sebagai bahan pangan yang cepat rusak dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas masa simpan buah. Mutu simpan buah sangat erat kaitannya dengan proses respirasi dan transpirasi selama penanganan dan penyimpanan di mana akan menyebabkan susut pasca panen seperti susut fisik yang diukur dengan berat; susut kualitas karena perubahan wujud (kenampakan), cita rasa, warna atau tekstur yang menyebabkan bahan pangan kurang disukai konsumen; susut nilai gizi yang berpengaruh terhadap kualitas buah. Mutu simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan suhu udara. Pada umumnya komoditas yang mempunyai umur simpan pendek mempunyai laju respirasi tinggi atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono dan Sutardi, 1990). Dengan menggunakan sistem dan penanganan yang tepat, diharapkan akan meningkatkan kualitas buah segar tersebut. Beberapa bentuk kualitas yang perlu diperhatikan pada buah segar yaitu: penampilan buah (kondisi luar buah), tekstur (firmness, crispness, dan juiceness), flavor, serta kandungan nutrisi lainnya. Dari segi penampilan termasuk didalamnya ukuran, bentuk, warna, dan ada tidaknya kerusakan dan luka pada buah. Sedangkan yang dimaksud dengan flavor adalah pengukuran tingkat kemanisan (sweetness), keasaman (acidity), astringency, rasa pahit (bitterness), aroma, dan off-flavor. Kandungan nutrisi pada
  • 5. buah dapat berupa vitamin A dan C, kandungan mineral, dietari fiber, karbohidrat, protein, antioxidan phytochemical (carotenoid, flavonoid, dan senyawa fenol lainnya). Faktor-faktor keamanan yang juga mempengaruhi kualitas buah segar adalah residu dari pestisida, keberadaan logam berat, mikotoxin yang diproduksi oleh berbagai spesies fungi dan kontaminasi dari mikroba. (Winarno, 2004) Pengaturan suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran dari buah. Sedangkan kelembaban (relative humidity) mempengaruhi kehilangan air, peningkatan kerusakan, beberapa insiden kerusakan phisiologi, dan ketidakseragaman buah pada saat masak (ripening). Pengaturan kelembaban yang optimal pada penyimpanan buah antara 85 sampai dengan 90%. Kemudian komposisi atmosfir dalam hal ini terdiri dari oksigen, karbondioksida, dan gas etilen dapat menyebabkan pengaruh yang besar terhadap respirasi dan umur simpan buah. (AAK, 2000) Mutu simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan suhu udara. Pada umumnya komoditas yang mempunyai umur simpan pendek mempunyai laju respirasi tinggi atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono dan Sutardi, 1990). Pertumbuhan organisme perusak dapat diperlambat pada suhu penyimpanan rendah, namun komuditas segar berangsur-angsur kehilangan resistensi alaminya terhadap pertumbuhan organism perusak. Oleh karena itu lamanya umur simpan ditentukan oleh interaksi oleh senensensi alami (kehilangan kualitas), pertumbuhan organisme perubahan dan kepekaan terhadap cacat suhu dingin (Tranggono dan Sutardi, 1990). Buah pir sangat digemari di Cina, melebihi kegemaran terhadap buah apel. Pir yang berasal dari Cina dan juga Jepang termasuk ke dalam tipe oriental (Pyrus serotina Rehd). Tipe Lainnya adalah pir tipe Eropa (P.communis L). Umumnya buah pir di Eropa dimakan segar, sebagian lagi dikalengkan atau dibuat minuman cider. Kultivar pir sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, tekstur dan rasa
  • 6. (flavor). Variasi dalam mutu dan bentuk juga dapat terjadi dalam satu kultivar yang sama bila ditanam di daerah di daerah yang berbeda. Misalnya pir kultivar Bartlett yang ditanam di Washington akan lebih panjang dan ramping (diameter lebih kecil) daripada yang ditanam di California. Bentuk buah pir Bartlett bulat atau pangkal buah kecil dengan ujung lebar tumpul,kulit buah jika sudah matang berwarna dasar hijau muda atau hijau kekuningan,kadang-kadang memperlihatkan rona kemerahan, daging buahnya putih padat dan rasanya manis sedang seperti rasa buah jambu biji (Sjaifullah, 1997). Suhu penyimpanan optimal buah pir yaitu antara -1 sampai 4oC dengan lama penyimpanan 8-30 minggu (Tranggono dan Sutardi,1990). Suhu pada penyimpanan buah pir adalah antara -1 sampai 4oC. Dengan suhu ini buah pir dapat bertahan 8-30 minggu. Suhu penyimpanan terbaik untuk buah pir adalah – 1,1 derajat Celcius dengan kelembaban relatif 85 – 90 %. Pada kondisi ini buah pir dapat disimpan selama 2 – 7 bulan. Jika suhu penyimpanan mengalami kenaikan sebesar 40 dan dibiarkan demikian selama 10 hari maka daya simpannya akan turun menjadi 1 minggu. Sedangkan penyimpanan di bawah suhu – 1,1 derajat Celcius buah pir akan membeku dan tidak dapat dikonsumsi. (Tranggono dan Sutardi, 1990).
  • 7. BAB III PEMBAHASAN Pengamatan Mutu Fisiologi A. Perubahan Berat Buah Gambar 1. Grafik perubahan berat buah pear selama penyimpanan Hasil pengamatan menunjukkan terjadi penurunan berat buah pear Bartlett selama pada semua perlakuan. Pada penyimpanan suhu ruang berat buah Turun dari 177,94 gram pada hari ke-0 menjadi 155,6 pada hari ke-33, Penurunan berat buah pada suhu ruang lebih cepat terjadi terutama disebabkan penguapan air. Penyimpanan suhu tinggi menyebabkan proses fisiologis buah pear meningkat sehingga mengakibatkan buah pear selama penyimpanan mangalami proses respirasi dan transpirasi. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan berat, tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan. Penurunan berat buah pear pada penyimpanan dengan suhu dingin relatif lebih kecil. Fluktuasi suhu secara berkala dengan membiarkan buah pada suhu ruang beberapa lama, menyebabkan kehilangan air pada buah yang disimpan pada suhu berfluktuasi relatif lebih besar.
  • 8. Namun bila suhu yang digunakan untuk menyimpan buah pear terlalu dingin, akan menyebabkan buah membeku dan tidak bisa di konsumsi lagi. Buah dan sayuran pada umumnya memang sangat rentan jika tidak langsung di konsumsi. Penanganan yang baik agar berat buah impor tetap terjaga adalah dengan mengkondisikan buah pada suhu dingin yang stabil. B. Warna dan Penampakan Hasil yang diperoleh pada grafik warna buah pear Bartlett adalah sebagai berikut. Gambar 2. Grafik warna buah pear selama penyimpanan Penyimpanan suhu ruang pada hari ke-0 menunjukkan buah pear masih berwarna kuning muda segar namun kesegaran warnanya hanya dapat bertahan selama 15 hari. Pada hari ke 18 warna buah pear mengalami perubahan dimana ditemukan bercak-bercak coklat pada daerah sekitar tangkai buah pear yang lama kelamaan buah per menjadi hitam. Pada suhu fluktuasi buah per sudah mulai timbul bercak-bercak kecoklatan pada hari ke 22 sedangkan pada suhu dingin yang tidak difluktuasikan, buah dapat bertahan sampai 40 hari.
  • 9. Bercak-bercak colekat pada tangkai buah dapat menimbulkan kebusukan buah. Laju penguapan air dari dalam buah akan semakin cepat bila buah dibiarkan di udara terbuka atau suhu ruang. Kulit buah akan melesek dan rusak. Gambar 3. Buah pear sebelum dan sesudah di fluktuasikan C. Tekstur Hasil yang diperoleh pada tekstur buah pear: Gambar 4. Grafik terkstur buah pear selama penyimpanan Grafik di atas menunjukkan tekstur pada buah pear mengalami penurunan selama masa penyimpanan pada semua perlakuan. Pada hari ke-0 tekstur tekstur
  • 10. buah pear masih keras, dan kalau digit masih renyah. Seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan, secara perlahan buah pear mulai menjadi lunak dan berair. Pelunakan buah pear selama penyimpanan disebabkan oleh penurunan sifat permeabilitas dinding sel yang menyebabkan hilangnya kemampuan menggelembung sel. Akibat lain dari kehilangan permeabilitas ini dari kehilangan permeabilitas ini adalah cairan sel dapat terlepas ke ruangan ekstra seluler dan jaringan pembuluh. Gas-gas yang mengisi ruangan ini terganti oleh cairan sehingga terjadi perubahan struktur, hal inilah yang menyebabkan pelunakan tekstur ada buah. Pelunakan paling cepat terjadi pada suhu ruang diikuti suhu fluktuasi, sedangkan pada suhu dingin stabil relatif lebih lambat. Pada suhu ruang tektur sudah lunak dan berair pada hari ke-14, sedangkan pada suhu fluktuasi ke-24 dan pada suhu stabil bisa bertahan sampai 33 hari. Suhu dingin mampu menalan pelunakan tekstur, namun dengan adanya fluktuasikan dari refrigerator ke suhu ruang mempercepat terjadinya pelunakan buah pear. Tidak hanya tekstur buah yang rusak, namun, seringkali timbul bercak coklat pada bagian dalam buah pear yang mengakibatkan kebusukan. Bercak ini ditimbulkan oleh defisiensi kalsium dari dalam buah. Gambar 5. Bercak coklat pada buah pear (bagian dalam) selama penyimpanan
  • 11. D. Cita rasa Gambar 6. Grafik rasa buah pear selama penyimpanan Hasil penelitian menunjukkan selama masa penyimpanan buah pear mengalami perubahan rasa pada semua perlakuan penyimpanan. Rasa buah Pear manis sedang seperti rasa jambu air, umumnya seperti rasa berpasir. Hal ini disebabkan karena pada buah pear yang sudah matang mengandung butiran-butiran berwarna kuning. Pada suhu ruang kesegaran buah pir hanya bertahan selama 15 hari penyimpanan. Selama waktu tersebut rasa buah pir masih manis sedang dan renyah sedangkan pada hari ke-18 sampai hari ke-39 masa penyimpanan rasa buah pear menjadi pahit dan tidak segar lagi. Bahkan beberapa sudah mulai membusuk, kemudian pada suhu fluktuasi rasa buah pear yang masih segar hanya sampai hari ke-24 penyimpanan. Pada suhu dingin yang stabil buah pear dapat mempertahankan rasanya sampai hari ke-42 penyimpanan. Cita rasa buah pear rusak karena beberapa sebab, kemungkinan yang paling sering terjadi adalah karena kandungan zat-zat di dalam buah juga ikut menghilang akibat penyimpanan pada suhu yang tidak tepat. Sehingga sangat berpengaruh terhadap cita rasa buah pear.
  • 12. Proses Kimia Pada Pematangan Buah Kita kembali kepada kasus inti di atas, bagaimana proses pematangan buah? Ini dapat dijelaskan dari sudut pandang ilmu kimia bahwa pematangan buah adalah adanya perubahan-perubahan senyawa kimia penyusun buah mentah menjadi senyawa-senyawa kimia penyusun buah matang. Dengan kata lain, proses pematangan buah diartikan sebagai adanya reaksi kimia yang terjadi di dalam buah dimana terjadinya perubahan senyawa klorofil menjadi senyawa antosianin, perubahan senyawa-senyawa non aromatik dan senyawa asam menjadi senyawa-senyawa aromatik, senyawa ester, dan senyawa netral. Selain itu, proses pematangan juga melibatkan reaksi kimia degradasi pektin, yakni reaksi yang mengurangi senyawa pektin sehingga kadarnya menjadi berkurang. Proses kimia pematangan buah dapat diringkas sebagaimana di bawah ini. Semoga dapat membantu pembaca untuk memahami. Peristiwa kimia di atas dapat terjadi dengan adanya enzim-enzim seperti enzim-enzim hidrolase, enzim pektinase, enzim amilase, dan enzim kinase yang terdapat di dalam buah mentah. Kehadiran enzim tersebut diinduksi dari buah mentah dengan bantuan gas etilen yang terpancar dari buah matang. Sebagai contoh, ketika seseorang memeram buah mangga mentah di dalam wadah tertutup bersama buah tomat matang. Buah tomat matang akan melepaskan gas etilen sehingga menginduksi enzim di dalam buah mangga mentah. Adanya sinyal dari
  • 13. gas etilen buah tomat matang akan ditransmisikan ke dalam buah mangga mentah sehingga ia memberikan ekspresi berupa terinduksinya enzim-enzim seperti yang disebutkan di atas. Dengan demikian, proses reaksi kimia pematangan buah akan berlangsung segera setelah enzim muncul di dalam buah mentah. Melalui reaksi kimia yang terjadi secara berangsur akan menyebabkan buah menjadi matang. E. Kadar Vitamin C Gambar7. Grafik perubahan kadar buah pear selama penyimpanan Hasil analisa selama penyimpanan menunjukkan kadar vitamin C mengalami penurunan relatif lebih besar pada penyimpanan suhu ruang, dibandingkan pada penyimpanan suhu stabil dan suhu fluktuasi. Kandungan vitamin C dapat menguap selama penyimpanan berlangsung. Hal itu dapat berdampak pada kerusakan cita rasa akibat vitamin C yang menghilang. F. Kadar Total Asam Asam-asam organik yang terdapat pada buah pir terutama asam sitrat dan asam lain seperti asam malat, asam sitrat, asam oksalat dan asam tartarat. Hasil
  • 14. penelitian menunujukkan terjadi penurunan kadar asam selama penyimpanan. Kadar total pada hari ke-0 sebesar 0,2048%, dan setelah penyimpanan 3 minggu kadar total asam turun menjadi 0,0676%, 0,15356%, 0,0896% untuk masing-masing penyimpanan suhu ruang, suhu dingin stabil dan suhu berfluktuasi. Penurunan total asam selama penyimpanan disebabkan oleh adanya pemakaian asamasam organik pada proses respirasi. Proses respirasi yang berlangsung pada buah pasca panen akan menimbulkan transformasi asam piruvat dan asam-asam, organik lainnya secara aerobic menjadi CO2, H2O dan energi. Perbedaan suhu pada setiap perlakuan selama masa penyimpanan menyebabkan kecepatan reaksi berbeda-beda. Suhu rendah pada penyimpanan stabil dan fluktuasi mampu menekan terjadinya reaksi. G. Perubahan pH Kadar pH pada semua perlakuan mengalami penurunan. Kadar pH dari pH 5,4 pada hari ke-0 menjadi pH 4,4 pada suhu ruang, pH 4,7 untuk suhu fluktuasi dan pH 4,9 untuk penyimpanan suhu rendah yang stabil pada hari ke 22. Namun demikian jika dilihat secara keseluruhan penyimpanan maka terlihat pH relatif stabil hanya antara pH 4 dan pH 5. H. Kadar TZT Secara umum terlihat penurunan kadar total padatan terlarut pada semua perlakuan suhu penyimpanan. Hal ini disebabkan karena buah pear setelah lepas panen dan masa penyimpanan masih mengalami perubahan fisiologis hingga memasuki masa senensence atau kelayuan penurunan gula dan padatan terlarut lainnya. Namun demikian tidak ada perbedaan kecepatan penurunan pada ketiga cara penyimpanan. Kadat total padatan terlarut relative konstan dan tidak menunjukkan adanya penurunan
  • 15. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Penurunan kualitas pada buah setelah dipanen terdapat dua faktor utama yaitu penurunan secara fisik dan kimiawi yang menyebabkan buah mengalami kerusakan. 2. Secara fisik kita dapat melihat penurunan kualitas buah dengan melihat berat buah yang berkurang, warna dan penampakan buah, serta tekstur kulit buah yang berubah. 3. Dilihat dari segi perubahan kimiawi dapat dilihat dari sisi kandungan vitamin yang terdapat didalam buah tersebut, tingkat keasaman buah, serta rasa yang telah berubah dari buah yang baru dipanen. 4. B. Saran Dalam proses pematangan buah ini serta dalam penanganan pasca panen kita harus mengerti jenis buah serta sifat sifat yang dimiliki oleh buah tersebut dan tujuan buah tersebut dipanen sehingga tidak salah dalam penanganan yang diberikan, sehingga akan tetap menjaga kualitas hasil yang baik.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2000. Petunjuk Praktik Bertanam Buah dan Sayur. Kanisius. Jakarta Muchtadi, Deddy. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan (Petunjuk Laboratorium). PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor. Sjaifullah, 1997. Petunjuk Memilih Buah Segar. PT Penebar Swadaya, Jakarta Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia. Jakarta