SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
OLEH:
Zegovia Fransiska Parera, S.H.,M.H.
 Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
(HAPTUN) adalah Peraturan Hukum yg mengatur
proses penyelesaian perkara TUN melalui
pengadilan (hakim), sejak pengajuan gugatan
sampai keluarnya putusan pengadilan (hakim).
 HAPTUN disebut juga hukum formal yang berfungsi
mempertahankan berlakunya HTUN (HAN) sebagai
hukum material.
 Diatur bersama dg hkm materialnya.
ketentuan mengenai prosedur berperkara
diatur bersama dg hkm materialnya/ dg
susunan, kompetensi badan peradilan dlm
bentuk UU/Peraturan lain.
 HAPTUN sbg pelaksana Pasal 12 UU No. 14
Th 1970 diatur bersama hkm materialnya
 Prosedur berperkara diatur tersendiri dalam
bentuk UU/Peraturan lainnya.
 UU No. 5/1986 tentang PTUN
 UU No.9/2004 tentang PTUN
 Salah 1 unsur PTUN adlh pihak2 dan slh 1
pihak itu adlh Badan atau Pejabat TUN dlm
kedudukanya dan bertindak berdasarkan
wewenang yang diberikan oleh HTUN (HAN)
dlm menjalankan tugas pelayanan umum.
 Dimuka PTUN para pihak yg berperkara
mempunyai kedudukan yg sama. Hakim
harus memperlakukan kedua belah pihak dg
sama adil.
 Badan atau Pejabat TUN dlm menjalankan
fungsinya mempunyai kewenangan
berdasarkan ketentuan per-uu-an baik
secara langsung (atribusi) maupun
pelimpahan (delegasi) serta mandat dan
kebebasan bertindak yang dalam ilmu hkm
dikenal dg istilah freis Ermessen.
 Dlm menjalankan tgsnya, tdk jarang terjadi
bahwa tindakan badan atau Pejabat TUN
melanggar batas, shgga menimbulkan
kerugian bagi yg terkena. Hal demikian
disebut perbuatan melanggar hkm oleh
penguasa (onrechtmatige overheidsdaad).
No Pembeda HAPTUN Acara Perdata
1 Subjek/Pihak badan/Pejabat TUN
lawan warga
masyarakat
Warga masy. Lawan
warga masyarakat
2 Pangkal sengketa Ketetapan tertulis
pejabat
Kepentingan perdata
warga masyarakat
3 Tindakan Perbuatan melawan
hukum penguasa
Perbuatan melawan
hukum masy.
wanprestasi
4 Peran hakim Hakim aktif Hakim pasif
5 Rekonvensi Tidak dikenal Dikenal, diatur
a. Asas praduga sah menurut hkm
b. Asas pembuktian bebas
c. Asas keaktifan hakim
d. Asas erga omnes (hrs segera dilksnkan krn
untk kepentingan publik)
e. Asas peradilan cepat, murah, sederhana
f. Asas kesatuan beracara
g. Asas musyawarah
h. Asas kekuasaan kehakiman yg merdeka
i. Asas keterbukaan
j. Asas putusan adil
 Kompetensi absolut  kewenangan
memeriksa/mengadili perkara berdasarkan
pembagian wewenang atau tugas (atribusi
kekuasaan)
 Kompetensi relatif  kewenangan
memeriksa/mengadili perkara berdasarkan
pembagian daerah hukum (distribusi
kekuasaan)
 Pengadilan tidak berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa TUN
tertentu dlm hal keputusan yg disengketakan
itu dikeluarkan dlm waktu perang, keadaan
bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan
luar biasa yg membahayakan, berdasarkan
peraturan perundang-undangan yg berlaku.
 Upaya Administratif  Prosedur yg
ditentukan dlm suatu peraturan per-uuan tuk
menyelesaikan suatu sengketa TUN yg
dilaksanakan di lingkugan pemerintahan
sendiri
 Prosedur keberatan  digunakan dlm hal
penyelesaian KTUN harus dilakukan sendiri
oleh Badan/Pejabat TUN yg mengeluarkan
keputusan tsb.
 Banding administratif 
 Permohonan tertulis yg berisi tuntutan
kepada Pejabat Administrasi Negara yg
ditujukan ke PTUN
Mahkamah Agung
RI Ps. 51 ayat (4)
Keputusan
Keberatan
PT TUN
Ps. 51 ayat (1), (3)
Instansi Atasan
Ps. 48 jo Sema
No 2/1999
P TUN
Ps. 50
Penguasa dg
Suat Ketetapan
Individu/Badan
Hkm Perdata
Ps. 53 ayat (1)
X
A
III
2a
C
I
II
2a
3a
I Ia
3
2
4a
B
Mahkamah Agung
Pasal 51 ayat 4
Individu/Badan
Hukum Perdata
Ps 53 ayat 1
“Keberatan”
Ps jo Sema No.
2/1991
“Banding Adm”
Ps. 48 jo Sema
No. 2/1991
PT TUN
Pasal 51 ayat 3
P. TUN
PT TUN
 Gugatan  permohonan yg berisi tuntutan
thdp Badan/Pejabat TUN dan diajukan kepada
pengadilan untuk mendapatan putusan (Psl. 5
UU No 5/1986)
 Isi gugatan hanya terbatas pada suatu macam
tuntutan pokok, yaitu agar keputusan TUN yg
diselengarakan batal/tidak sah.
 Tdk setiap KTUN dpt langsung digugat
melalui PTUN. Menurut UU No. 5/1986, tdhp
KTUN yg mengenal upaya administratif
disyaratkan lbh dahulu menempuh saluran
administratif yg tersedia. KTUN yg tdk
mengenal upaya administratif, gugatan
langsung ditujukan kpd PTUN tingkat
pertama.
 Jika tdk ada peraturan per-uuan yg
menyediakan upaya administratif, sengketa
TUN dpt langsung diajukan kpd PTUN. PTUN
bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaika sengketa TUN di
tingkat pertama.
 Apabila thdp putusan PTUN tersebut
dirasakan tdk puas, penggugat dpt
mengajukan banding kpd PT TUN. PT TUN
bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus sengketa TUN di tingkat banding.
Thdp putusan PT TUN dpt diajukan
permohonan kasasi kpd Mahkamah Agung.
 Beracara di muka PTUN tingkat pertama
selalu diawali dg pengajuan gugatan kpd
pengadilan yg berwenang.
 Gugatan adlh permohonan yg berisi tuntutan
thdp Badan/Pejabat TUN an diajukan kpd
pengadilan untuk mendapatkan putusan.
 Gugatan hanya dpt diajukan oleh seseorang
atau Badan hkm perdata, dan tdk
dimungkinkan terjadi gugat menggugat antar
Badan atau Pejabat TUN.
 Isi gugatan hanya terbatas pd suatu macam
tuntutan pokok, yaitu agar KTUN yg
disengkeakan batal atau tdk sah.
 Tuntutan pokok dpt juga disertai dg
tuntutan ganti kerugian. Khusus untuk
pegawai negeri selain tuntutan di atas dpt
jg ditambah dg tuntuan rehabilitasi.
 Rehabilitasi adlh pemulihan hak penggugat
dlm kemampuan, kedudukan, harkat dan
martabatnya sbg pegawai negeri sipil
seperti semula sblm ada keputusan yg
disengketakan dan termasuk jg pemulihan
terhadap hak2 yg ditimbulkan oleh
kemampuan, kedudukan, dan harkatnya
sbg sbg pegawai negeri sipil.
 Gugatan diajukan kpd pengadilan yg
berwenang yg daerah hkmnya meliputi
tempat kedudukan tergugat. Jika tergugat lbh
dari satu Badan atau Pejabat TUN dan
berkedudukan tdk dlm satu daerah hkm
pengadilan, maka gugatan diajukan kpd
pengadilan yg daerah hkmnya meliputi
tempat kedudukan slh satu Badan atau
Pejabat tersebut.
 Jika tdk berkedudukan di daerah hkm
pengadilan penggugat, maka gugatan dpt
diajukan kpd pengadilan yg daerah hkmnya
meliputi kedudukan penggugat untuk
selanjutnya diteruskan kpd pengadilan yg
bersangkutan.
 Pada dasarnya para phk yg berperkara hrs
menghadap sendiri dlm perkara di
persidangan PTUN, baik yg bertindak sbg
penggugat naupun sbg tergugat.
 Tetapi jika penggugat dan tergugat asli tdk
mau menghadap sendiri, perkaranya itu dpt
diwakilkan secara lisan kpd orang lain sbg
kuasa di persidangan. Jika ybs tdk dpt
hadir, perkaranya hrs diwakilkan secara
tertulis dg surat kuasa.
 KTUN yg digugat itu bertentangan dg
peraturan perundang-undangan yg berlaku.
 Badan atau Pejabat TUN pd waktu
mengeluarkan keputusan tlh menggunakan
wewenang untuk tujuan lain dari maksud
diberikan wewenang tersebut.
 Badan atau Pejabat TUN pada waktu
mengeluarkan atau tdk mengeluarkan
keputusan setelah mempertimbangkan semua
kepentingan yg tersangkut dg keputusan itu
seharusnya tdk sampai pada pengambilan
atau tdk pengambilan keputusan tersebut.
KTUN selalu dianggap sah menurut hkm
selama tdk ada keputusan hakim yg
menyatakan sebaliknya, oleh karena itu:
 Gugatan tdk menunda atau menghalangi
dlaksanakannya keputusan Badan atau
Pejabat TUN
 Penggugat dpt mengajukan permohonan agar
pelaksanaan KTUN itu ditunda selama
pemeriksaan sengketa TUN sedang berjalan,
sampai ada keputusan pengadilan yg
memperoleh kekuatan hkm tetap.
 Permohonan dimaksud dpt diajukan
sekaligus dlm gugatan dan dpt diputus lbh
dahulu dari pokok sengketa. Namun jika
permohonan tsb baru diajukan setelah
tingkat pembuktian selesai akan sulit
diterima krn pd tingkat pemeriksaan itu sdh
saatnya untuk menentukan dikabulan atau
tdk permohonan penundaan KTUN itu.
 Untuk mendapat gambaran yg jelas mengenai
permasalahanya, ketua pengadilan atau
majelis hakim dpt jg memanggil para phk yg
bersengketa, sanksi-sanksi, saksi ahli, ahli
penerjemah, atau juru bahasa.
 Para phk dpt juga membawa saksi atau saksi
ahli.
 Agar permohonan penundaan pelaksanaan
KTUN dpt diterima maka permohonan yg
diajukan secara terpisah, hrs memenuhi
syarat2 formal yg berlaku untuk surat
gugatan.
 Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN
hrs hanya berkaitan dg gugatan pokok yg
tlh dimasukan dan jelas masuk dlm
kompetensi pengadilan tsb.
 Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN
itu tdk menyangkut kepentingan umum.
 Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN
itu blm pernah diputuskan oleh pengadilan.
 Jika permohonan spt itu sdh pernah ditolak
oleh pengadilan, tentu saja permohonan
ulang tdk dpt diterima.
 Kriteria pemeriksaan administratif
setelah perkara didaftar dan memperoleh
nomor perkara, kmudian staf kepaniteraan
membuatkan resume gugatan sblm diajukan
kpd ketua PTUN dg bentuk formal sbb:
a. Subjek gugatan  siapa subjek gugatan dan
apakah penggugat atau tergugat maju
sendiri atau diwakili oleh kuasanya
b. Objek gugatan  hal yg menjadi objek
gugatan, misalnya surat keputusan
pemberhentian sbg PNS, atau misalnya surat
keputusan pembongkaran gedung atau
rumah.
c. Ringkasan alasan gugatan  ringkasan
alasan gugatan diteliti secara sepintas
apakah memenuhi unsur Ps. 53 ayat (3)
huruf a, b, dan c UU No. 5 tahun 1986.
d. Apakah Tuntutan penggugat (petitum)
hanya berisi permintaan pembataan surat
keputusan yg diselenggarakan saja, atau
ditambah dg tuntutan ganti kerugian dan
atau rehabilitasi.
 Pendaftaran perkara baik di tgkt pertama
maupun di tgkt banding baru dimasukan
dlm register perkara stlh biaya panjar
perkara yg ditaksir oleh paniteradipenuhi.
 Jika ada phk yg didampingi oleh kuasa,
maka isi dan bentuk surat kuasa khusus hrs
memenuhi persyaratan dg dibubuhi materai
secukupnya.
 Jika surat kuasa khusus tsb hanya dibubuhi
cap jempol pemberi kuasa, maka perlu
adanya penguatan dari seorang pejabat yg
berwenang.
 Jika kuasa itu seorang advokad, maka surat
kuasa khusus tdk perlu dilegalisasi.
 Dlm surat kuasa khusus mungkin saja
disebutkan kuasa subtitusi, maka menurut
Mahkamah Agung kuasa subtitusi juga
harus memiliki izin praktek.
 Hasil penelitian adm dilaporkan kpd Ketua
PTUN atau wakilnya untuk dilajutkan dlm
rpt permusyawaratan.
 Ketua atau wakil ketua akan memeriksa
kembali terutama mengenai wewenang
PTUN yg bersangkutan untuk memutus
atau mengadilinya.
 Apakah gugatan tsb tlh memenuhi
persyaratan, alasan-alasan pengajuan
gugatan, daluwarsa atau tdknya gugatan
yg diajukan tsb.
 Dlm rpt permusyawaratan, ketua
pengadilan berwenang memtuskan dg
suatun penetapan yg dilengkapi dg
pertimbangan2 bahwa gugatan tsb
dinyatakan tdk dpt diterima atau tdk
berdasar.
 Apabila pokok gugatan nyata2 tdk
termasuk dlm wewenang pengadilan,
syarat2 gugatan tdk dipenuhi penggugat
sekalipun dia tlh diberitahukan dan
diperingakan, gugatan iajukan sblm
waktunya atau tlh lwt waktunya.
 Dgn demikian, kriteria utama pemeriksaan
adm. Yg dilakukan dlm rpt permusyawaratan
adlh: fakta yg dijadikan dasar gugatan
termasuk kompetensi PTUN; syarat dan
alasan pengajuan gugatan.
 Surat gugatan merupakan pengantar ke
proses pemeriksaan di muka PTUN. Dg
masuknya surat gugatan sb diharapkan akan
menimbulkan reaksi dari phk pengadilan,
misalnya berupa pernyataan bahwa gugatan
itu tdk dpt diterima jika tdk memenuhi
syarat2 yg diharuskan.
 Penggugat tentunya mengaharapkan bahwa
surat gugatanya itu tlh memenuhi syarat2
yg diharuskan dan dpt segera diperiksa dan
diputus oleh pengadilan sesuai dg
tuntutanya.
 Gugatan diajukan krn penggugat merasa
kepentinanya dirugikan oleh tindakan adm
Negara yg dituangkan dlm ketetapan itu
bersifat melawan hkm (onrechtmatige
overheidsdaad)
 Atau karena menyalahgunakan wewenang
(detournement de pouvoir), atau karena
bertindak sewenang-wenang (abus de droit).
 Oleh karena itu, ketetapan yg diperkarakan
itu diminta agar dinyatakan batal atau tdk
sah.
 Apabila terdapat kepentingan penggugat yg
cukup mendesak yg harus dpt disimpulkan
dr alasan2 permohonanya, penggugat dlm
gugatannya dpt memohon kpd pengadilan
supaya pemeriksaan sengketa dipercepat.
 Ketua pengadilan dlm jangka wkt 14hari
stelah diterimanya permohonan,
mengeluarkan penetapan tntang
dikabulkan/tdk dikabulkanya permohonan
tsb.
 Terhadap pengadilan tdk dpt digunakan
upaya hukum.
 Setelah majelis hakim menganggap perkara
tsb sudah cukup untuk melihat berkas
perkara, maka hakim ketua ketua sidang
lalu menetapkan hari mulai dn tmpat sidang
dilakukan.
 Dlm menentukan hari sidang, hakim hrs
mempertimbangkan jauh dekatnya tempat
tinggal kedua belah pihak dari tempt
persidangan.
 Jangka wkt antr pmanggilan dn hr sidang td
blh kurang dr 6hari kcuali dlm hal sengketa
hrs diperiksa dg acr cpat. Pengadilan
masing2 telah menerima surat panggilan yg
dikirimkan dg surat tercatat.
 Jika kedua belah pihak tdk mencapai kata
sepakat/perdamaian, maka sidang
dilanjutkan oleh hakim ketua dn pihak
tergugat hrs sdh siap dg surat jawabanya.
 Surat jawaban tergugat terdiri jawaan tdk
langsung mengenai pokok perkara. Eksepsi
hrs diartikan sbg perlawanan tergugat yg
tdk mengenai pokok perkara, melainkan
mengenai acara.
 Pembuktian adlh upaya untuk meyakinkan
hakim ttg kebenaran dalil2 yg dikemukakan
dlm suatu perkara.
 Tujuan pembuktian adlh untuk memberikan
kepastian hukum kpd hakim ttg adanya dalil2
ttt, shg putusanya akan berdasarkan alat
bukti.
 Dlm hal pemerikasaan sengketa sdh
diselesaikan, kedua belah phk diberi
kesempatan untuk mengemukakan
pendapat yg terakhir berupa kesimpulan
masing2.
 Pemeriksaan sengketa sdh diselesaikan
artinya sesudah penggugat mengajukan
replik dan tergugat mengajukan duplik yg
kmudian disusul dg pembuktian, hakim
memberi kesempatan kpd kedua belah
phk untuk mengajukan kesimpulan.
 Dlm ksmpatan tsb phk penggugat dan
tergugat hrs dpt mempertahankan dalil2
yg tlh dikemukakanya.
 Putusan pengadilan dpt berupa gugatan
ditolak, gugatan dikabulkan, gugatan tdk dpt
diterima, atau gugatan gugur.
 Gugatan ditolak artinya memperkuat
Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat TUN .
 Gugatan dikabulkan artinya tidak
membenarkan Keputusan yg dikeluarkan
oleh Badan atau Pejabat TUN baik sebagian
atau seluruhnya.
 Gugatan tdk dpt diterima artinya gugatan
itu tdk memenuhi persyaratan yg tlh
ditentukan.
 Gugatan gugur artinya apabila para phk
atau kuasanya semua tdk hadir pd
persidangan yg tlh ditentukan dan tlh
dipanggil secara patut.
 Dlm hal gugatan dikabulkan oleh
pengadilan, maka dlm putusan sekaligus
dittpkan kwjiban yg hrs dilakukan oleh
Badan atau Pejabat TUN yg mengeluarkan
kptsn berupa:
 Pencabutan KTUN yg bersangkutan;
 Pencabutan KTUN yg bersangkutan
ditambah dg kwjban untuk menerbitkan
kptsn yg baru; atau
 Penerbitan KTUN apabila gugatan
didasarkan pd adanya sikap diam yg
disamakan dg kptsn penolakan pd Ps. 3
UU No. 5 th 1986.
 Putusan hakim tdk semua dpt dilaksanakan
dlm arti yg sebenarnya secara paksa oleh
pengadilan. Hanya putusan penghukuman yg
dpt dilaksanakan, sedangkan putusan
pernyataan (deklaratoir) dan putusan
penciptaan (contitutive) tdk memerlukan
sarana pemaksa untuk melaksanakanya.
 Krn tdk memuat hak atas suatu prestasi,
maka terjadinya akibat hkm tdk tergantung
pd bantuan atau kesediaan dr phk yg
dikalahkan.
 Krn itu, tdk diperlukan sarana pemaksa untuk
menjalankanya.
 Putusan Pengadilan yg tdk mengindahkan
syarat2 yg ditentukan undang2 akibatnya
batal demi hkm.
 Se lambat2nya 30 hari stlh putusan itu
diucapkan, hakim yg memeriksa perkara
dan panitera yg ikut bersidang hrs
menandatanganinya.
 Apabila hakim ketua sidang berhalangan
menandatangani, maka putusan
ditandatangani oleh ketua pengadilan dengan
menyatakan berhalanganya hakim ketua
sidang.
 Apabila yg berhalangan adlh hakim anggota
majelis, putusan ditandatangani oleh keta
majelis dg menyatakan berhalanganya hakim
anggota majelis itu
 Setiap perkara yg diputus pengadilan
memerlukan biaya.
 Pihak yg kalah lazimnya dihukum untuk
membayar biaya perkara, baik untuk
seluruhnya atau sebagian.
Biaya perkara tsb dibebankan kpd phk yg
kalah meliputi:
a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai yg
diperlukan untuk perkara itu.
b. Biaya saksi, ahli, dan alih bahasa yg
diperlukan dlm perkara termasuk biaya
penyumpahanya, dg catatan bahwa phk yg
meminta pemeriksaan lbh dari 5 orang
saksi hrs membayar biaya untuk saksi yg
lbh itu meskipun phk tsb dimenangkan.
c. Biaya pemeiksaan ditempat lain dari ruang
sidang dan biaya lain yg diperlukan bagi
pemutusan sengkea atas perintah hakim
ketua sidang.
 Agar ada kepastian hukum, jumlah biaya
perkara yg dibebankan kpd phk yg kalah
harus dimuat dlm amar putusan akhi
pengadilan.
 Dlm hal pelaksanan putusan yg berisi
kewajiban kpd Badan/Pejabat TUN untuk
memberikan rehabilitasi, dikirim kpd para
phk dlm tempo 3 hari stlh putusan
mempunyai kekuatan hkm tetap.
 Apabila tergugat tdk dpt atau tdk sempurna
melaksanakanya sbb tlh terjadi perubahan
keadaan, maka dia wajib memberitahukan
kpd Ketua Pengadilandan Penggugat.
 Kemungkinan suatu putusan PTUN tdk
dilaksanakan oleh pejabat adm negara, krna
alasan teknis yuridis dan sikap tindak pejabat
adm negara.
 Dari segi teknis yuridis, dlm UU No 5 th 1986
serta beberapa asas dlm hkm adm memang
tdk diatur instrumen yg dpt memaksa pejabat
adm negara untuk melaksanakan putusan
PTUN.
 Pejabat yg tdk melaksanakan putusan PTUN
berarti tdk menghormati prinsip2 negara hkm
dan tdk menyadari bahwa jabatan sbg
pekerjaan yg mengemban kepentinga umum.
 Untuk dpt menerobos hal ini diperlukan dan
diciptakan yurisprudensi oleh para hakim
PTUN.
 Jenis upaya hkm:
a. Upaya hkm biasa yg berupa pengadilan
tingkat banding dan peradilan tingkat
kasasi.
b. Upaya hkm luar biasa, yaitu perlawanan phk
ketiga dan peninjauan kembali.
 Perlawanan phk ketiga
a. Mencabut keputusan yg digugat dlm
perkara itu. Misalnya pencabutan izin
usaha akan menimbulkan kerugian
penduduk sekitarnya,
b. Mencabut kptsn yg digugat dlm perkara
itu dan menerbitkan KTUN yg baru.
Misalnya pencabutan izin usaha tsb
disertai mengeluarkan izin serupa untuk
luar daerah, tentu ketetapan baru akan
merugikan kepentingan penduduk yg
dahulu sdh menguntungan
c. Menerbitkan KTUNbaru dlm hal gugatan yg
dikabulkan mengenai keputusan yg fiktif.
d. Membayar suatu ganti kerugian.
e. Mereka dilitir penggugat dlm kedudukan
semula.
 Pemohonan banding  istilah banding sering
disebut pemeriksaan ulang, dlm bahasa
inggris disebut appeal, pemeriksaan tingkat
kedua, yaitu memeriksa perkara baik
mengenai fakta maupun penerapan hkmnya
dan merupakan pemeriksaan tingkat terakhir
(judex facti).
 Permohonan kasasi
kasasi  pemeriksaan thdp keputusan
pengadilan dlm tingkat peradilan yg terakhir
apakah ada kesalahan atau kekeliruan dlm
penerapan hkmnya.
 Mahkamah Agung dlm tingkat kasasi dpt
menggunakan 3 alasan untuk
membatalkan alasan pengadilan bawahan
(judex facti) yaitu:
a. Karena melampaui batas wewenangnya
b. Salah menerapkan/melanggar km yg
berlaku
c. Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan oleh
UU yg mengakibatkan batalnya putusan yg
bersangkutan
 Peninjauan Kembali  Permohonan
peninjauan Kembali thdp putusan pengadilan
yg tlh memperoleh kekuatan hkm tetap
merupakan wewenang eklusif Mahkamah
Agung.
 Mahkamah Agung akan memutuskan
permohonan PK pd tingkat pertama da
terakhir.
 Setelah diputuskan dlm tingkat PK tdk
terbuka lagi upaya hkm apapun.
 Alasan2 PK diatur dlm Pasal 67-75 UU No.
14 tahun 1986 sbb:
a. Apabila putusan didasarkan pada suatu
kebohongan atau tipu muslihat phk lawan
yg diketahui stlh perkaranya diputus atau
didasarkan pada bukti2 perdana dinyatakan
palsu
b. Apabila stlh perkara diputus ditemukan
surat2 bukti yg bersifat menentukan yg
pd waktu pekara diperiksa tdk dpt
ditemukan
c. Apabila tlh dikabulkan suatu hal yg tdk
dituntut atau lbh daripada yg dituntut
d. Apabila mengenai suatu bagian dr
tuntutan blm diputus tanpa
dipertimbangkan seab2nya
e. Apabila antara phk2 yg sama mengenai soal
yg sama atas dasar yg sama, oleh pegadilan
yg sama, atau sama tingkatnya tlh diberikan
putusan yg satu dg lainnya bertentangan
f. Apabila dlm suatu putusan trdapat
ketentuan2 yg bertentangan satu dg yg
lainya.
Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt

More Related Content

What's hot

hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Izzatul Ulya
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaBilly Adam Fisher
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Idik Saeful Bahri
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataLisa SYP
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaDaniel_Alfaruqi
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Upaya administratif upload version
Upaya administratif upload versionUpaya administratif upload version
Upaya administratif upload versionbozhox
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Taufik Budi Permana
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
putusan hakim
putusan hakimputusan hakim
putusan hakim
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
Ppt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdataPpt hukum acara perdata
Ppt hukum acara perdata
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
 
Upaya administratif upload version
Upaya administratif upload versionUpaya administratif upload version
Upaya administratif upload version
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
PKN XI Kekuasaan Kehakiman
PKN XI Kekuasaan KehakimanPKN XI Kekuasaan Kehakiman
PKN XI Kekuasaan Kehakiman
 

Similar to Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt

Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)arjunowidya
 
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratunMateri matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratunfaris satria
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negaraDian Oktavia
 
HUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.pptHUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.pptAuliaR8
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxhukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxAlfiyaWicaksono
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHIDokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHIFardalaw Labor
 
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniPERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniDinye
 
HUKUM ACARA PTUN-6.ppt
HUKUM ACARA PTUN-6.pptHUKUM ACARA PTUN-6.ppt
HUKUM ACARA PTUN-6.pptAuliaR8
 
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi NegaraPerkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi NegaraDella Mega Alfionita
 

Similar to Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt (20)

Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
HUKUM ACARA PTUN - Johny KoynjaHUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
HUKUM ACARA PTUN - Johny Koynja
 
Peradilan TUN 2.ppt
Peradilan TUN 2.pptPeradilan TUN 2.ppt
Peradilan TUN 2.ppt
 
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratunMateri matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
Materi matkul 1 peratun sejarah, pengertian, dan kompetensi peratun
 
6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara6. jaminan administrasi negara
6. jaminan administrasi negara
 
PTUN_Gugatan.ppt
PTUN_Gugatan.pptPTUN_Gugatan.ppt
PTUN_Gugatan.ppt
 
Gugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UIGugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UI
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
HUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.pptHUKUM ACARA PTUN-1.ppt
HUKUM ACARA PTUN-1.ppt
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxhukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHIDokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
 
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniPERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
 
HUKUM ACARA PTUN-6.ppt
HUKUM ACARA PTUN-6.pptHUKUM ACARA PTUN-6.ppt
HUKUM ACARA PTUN-6.ppt
 
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi NegaraPerkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
Perkara Peradilan Tata Usaha Negara di dalam Hukum Administrasi Negara
 
Tugas 2 Hukum Acara Pidana.docx
Tugas 2 Hukum Acara Pidana.docxTugas 2 Hukum Acara Pidana.docx
Tugas 2 Hukum Acara Pidana.docx
 
Prosedur beracara di ptun
Prosedur beracara di ptunProsedur beracara di ptun
Prosedur beracara di ptun
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Pertemuan 14 Hukum Acara Tata Usaha Negara.ppt

  • 2.  Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (HAPTUN) adalah Peraturan Hukum yg mengatur proses penyelesaian perkara TUN melalui pengadilan (hakim), sejak pengajuan gugatan sampai keluarnya putusan pengadilan (hakim).  HAPTUN disebut juga hukum formal yang berfungsi mempertahankan berlakunya HTUN (HAN) sebagai hukum material.
  • 3.  Diatur bersama dg hkm materialnya. ketentuan mengenai prosedur berperkara diatur bersama dg hkm materialnya/ dg susunan, kompetensi badan peradilan dlm bentuk UU/Peraturan lain.  HAPTUN sbg pelaksana Pasal 12 UU No. 14 Th 1970 diatur bersama hkm materialnya  Prosedur berperkara diatur tersendiri dalam bentuk UU/Peraturan lainnya.  UU No. 5/1986 tentang PTUN  UU No.9/2004 tentang PTUN
  • 4.  Salah 1 unsur PTUN adlh pihak2 dan slh 1 pihak itu adlh Badan atau Pejabat TUN dlm kedudukanya dan bertindak berdasarkan wewenang yang diberikan oleh HTUN (HAN) dlm menjalankan tugas pelayanan umum.  Dimuka PTUN para pihak yg berperkara mempunyai kedudukan yg sama. Hakim harus memperlakukan kedua belah pihak dg sama adil.
  • 5.  Badan atau Pejabat TUN dlm menjalankan fungsinya mempunyai kewenangan berdasarkan ketentuan per-uu-an baik secara langsung (atribusi) maupun pelimpahan (delegasi) serta mandat dan kebebasan bertindak yang dalam ilmu hkm dikenal dg istilah freis Ermessen.
  • 6.  Dlm menjalankan tgsnya, tdk jarang terjadi bahwa tindakan badan atau Pejabat TUN melanggar batas, shgga menimbulkan kerugian bagi yg terkena. Hal demikian disebut perbuatan melanggar hkm oleh penguasa (onrechtmatige overheidsdaad).
  • 7. No Pembeda HAPTUN Acara Perdata 1 Subjek/Pihak badan/Pejabat TUN lawan warga masyarakat Warga masy. Lawan warga masyarakat 2 Pangkal sengketa Ketetapan tertulis pejabat Kepentingan perdata warga masyarakat 3 Tindakan Perbuatan melawan hukum penguasa Perbuatan melawan hukum masy. wanprestasi 4 Peran hakim Hakim aktif Hakim pasif 5 Rekonvensi Tidak dikenal Dikenal, diatur
  • 8. a. Asas praduga sah menurut hkm b. Asas pembuktian bebas c. Asas keaktifan hakim d. Asas erga omnes (hrs segera dilksnkan krn untk kepentingan publik) e. Asas peradilan cepat, murah, sederhana f. Asas kesatuan beracara g. Asas musyawarah h. Asas kekuasaan kehakiman yg merdeka i. Asas keterbukaan j. Asas putusan adil
  • 9.  Kompetensi absolut  kewenangan memeriksa/mengadili perkara berdasarkan pembagian wewenang atau tugas (atribusi kekuasaan)  Kompetensi relatif  kewenangan memeriksa/mengadili perkara berdasarkan pembagian daerah hukum (distribusi kekuasaan)
  • 10.  Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN tertentu dlm hal keputusan yg disengketakan itu dikeluarkan dlm waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan luar biasa yg membahayakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku.
  • 11.  Upaya Administratif  Prosedur yg ditentukan dlm suatu peraturan per-uuan tuk menyelesaikan suatu sengketa TUN yg dilaksanakan di lingkugan pemerintahan sendiri
  • 12.  Prosedur keberatan  digunakan dlm hal penyelesaian KTUN harus dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat TUN yg mengeluarkan keputusan tsb.  Banding administratif 
  • 13.  Permohonan tertulis yg berisi tuntutan kepada Pejabat Administrasi Negara yg ditujukan ke PTUN
  • 14. Mahkamah Agung RI Ps. 51 ayat (4) Keputusan Keberatan PT TUN Ps. 51 ayat (1), (3) Instansi Atasan Ps. 48 jo Sema No 2/1999 P TUN Ps. 50 Penguasa dg Suat Ketetapan Individu/Badan Hkm Perdata Ps. 53 ayat (1) X A III 2a C I II 2a 3a I Ia 3 2 4a B
  • 15. Mahkamah Agung Pasal 51 ayat 4 Individu/Badan Hukum Perdata Ps 53 ayat 1 “Keberatan” Ps jo Sema No. 2/1991 “Banding Adm” Ps. 48 jo Sema No. 2/1991 PT TUN Pasal 51 ayat 3 P. TUN PT TUN
  • 16.  Gugatan  permohonan yg berisi tuntutan thdp Badan/Pejabat TUN dan diajukan kepada pengadilan untuk mendapatan putusan (Psl. 5 UU No 5/1986)  Isi gugatan hanya terbatas pada suatu macam tuntutan pokok, yaitu agar keputusan TUN yg diselengarakan batal/tidak sah.
  • 17.  Tdk setiap KTUN dpt langsung digugat melalui PTUN. Menurut UU No. 5/1986, tdhp KTUN yg mengenal upaya administratif disyaratkan lbh dahulu menempuh saluran administratif yg tersedia. KTUN yg tdk mengenal upaya administratif, gugatan langsung ditujukan kpd PTUN tingkat pertama.
  • 18.  Jika tdk ada peraturan per-uuan yg menyediakan upaya administratif, sengketa TUN dpt langsung diajukan kpd PTUN. PTUN bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaika sengketa TUN di tingkat pertama.
  • 19.  Apabila thdp putusan PTUN tersebut dirasakan tdk puas, penggugat dpt mengajukan banding kpd PT TUN. PT TUN bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus sengketa TUN di tingkat banding. Thdp putusan PT TUN dpt diajukan permohonan kasasi kpd Mahkamah Agung.
  • 20.  Beracara di muka PTUN tingkat pertama selalu diawali dg pengajuan gugatan kpd pengadilan yg berwenang.  Gugatan adlh permohonan yg berisi tuntutan thdp Badan/Pejabat TUN an diajukan kpd pengadilan untuk mendapatkan putusan.
  • 21.  Gugatan hanya dpt diajukan oleh seseorang atau Badan hkm perdata, dan tdk dimungkinkan terjadi gugat menggugat antar Badan atau Pejabat TUN.  Isi gugatan hanya terbatas pd suatu macam tuntutan pokok, yaitu agar KTUN yg disengkeakan batal atau tdk sah.
  • 22.  Tuntutan pokok dpt juga disertai dg tuntutan ganti kerugian. Khusus untuk pegawai negeri selain tuntutan di atas dpt jg ditambah dg tuntuan rehabilitasi.  Rehabilitasi adlh pemulihan hak penggugat dlm kemampuan, kedudukan, harkat dan martabatnya sbg pegawai negeri sipil seperti semula sblm ada keputusan yg disengketakan dan termasuk jg pemulihan terhadap hak2 yg ditimbulkan oleh kemampuan, kedudukan, dan harkatnya sbg sbg pegawai negeri sipil.
  • 23.  Gugatan diajukan kpd pengadilan yg berwenang yg daerah hkmnya meliputi tempat kedudukan tergugat. Jika tergugat lbh dari satu Badan atau Pejabat TUN dan berkedudukan tdk dlm satu daerah hkm pengadilan, maka gugatan diajukan kpd pengadilan yg daerah hkmnya meliputi tempat kedudukan slh satu Badan atau Pejabat tersebut.
  • 24.  Jika tdk berkedudukan di daerah hkm pengadilan penggugat, maka gugatan dpt diajukan kpd pengadilan yg daerah hkmnya meliputi kedudukan penggugat untuk selanjutnya diteruskan kpd pengadilan yg bersangkutan.
  • 25.  Pada dasarnya para phk yg berperkara hrs menghadap sendiri dlm perkara di persidangan PTUN, baik yg bertindak sbg penggugat naupun sbg tergugat.  Tetapi jika penggugat dan tergugat asli tdk mau menghadap sendiri, perkaranya itu dpt diwakilkan secara lisan kpd orang lain sbg kuasa di persidangan. Jika ybs tdk dpt hadir, perkaranya hrs diwakilkan secara tertulis dg surat kuasa.
  • 26.  KTUN yg digugat itu bertentangan dg peraturan perundang-undangan yg berlaku.  Badan atau Pejabat TUN pd waktu mengeluarkan keputusan tlh menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari maksud diberikan wewenang tersebut.
  • 27.  Badan atau Pejabat TUN pada waktu mengeluarkan atau tdk mengeluarkan keputusan setelah mempertimbangkan semua kepentingan yg tersangkut dg keputusan itu seharusnya tdk sampai pada pengambilan atau tdk pengambilan keputusan tersebut.
  • 28. KTUN selalu dianggap sah menurut hkm selama tdk ada keputusan hakim yg menyatakan sebaliknya, oleh karena itu:  Gugatan tdk menunda atau menghalangi dlaksanakannya keputusan Badan atau Pejabat TUN
  • 29.  Penggugat dpt mengajukan permohonan agar pelaksanaan KTUN itu ditunda selama pemeriksaan sengketa TUN sedang berjalan, sampai ada keputusan pengadilan yg memperoleh kekuatan hkm tetap.
  • 30.  Permohonan dimaksud dpt diajukan sekaligus dlm gugatan dan dpt diputus lbh dahulu dari pokok sengketa. Namun jika permohonan tsb baru diajukan setelah tingkat pembuktian selesai akan sulit diterima krn pd tingkat pemeriksaan itu sdh saatnya untuk menentukan dikabulan atau tdk permohonan penundaan KTUN itu.
  • 31.  Untuk mendapat gambaran yg jelas mengenai permasalahanya, ketua pengadilan atau majelis hakim dpt jg memanggil para phk yg bersengketa, sanksi-sanksi, saksi ahli, ahli penerjemah, atau juru bahasa.  Para phk dpt juga membawa saksi atau saksi ahli.
  • 32.  Agar permohonan penundaan pelaksanaan KTUN dpt diterima maka permohonan yg diajukan secara terpisah, hrs memenuhi syarat2 formal yg berlaku untuk surat gugatan.  Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN hrs hanya berkaitan dg gugatan pokok yg tlh dimasukan dan jelas masuk dlm kompetensi pengadilan tsb.
  • 33.  Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN itu tdk menyangkut kepentingan umum.  Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN itu blm pernah diputuskan oleh pengadilan.  Jika permohonan spt itu sdh pernah ditolak oleh pengadilan, tentu saja permohonan ulang tdk dpt diterima.
  • 34.  Kriteria pemeriksaan administratif setelah perkara didaftar dan memperoleh nomor perkara, kmudian staf kepaniteraan membuatkan resume gugatan sblm diajukan kpd ketua PTUN dg bentuk formal sbb:
  • 35. a. Subjek gugatan  siapa subjek gugatan dan apakah penggugat atau tergugat maju sendiri atau diwakili oleh kuasanya b. Objek gugatan  hal yg menjadi objek gugatan, misalnya surat keputusan pemberhentian sbg PNS, atau misalnya surat keputusan pembongkaran gedung atau rumah.
  • 36. c. Ringkasan alasan gugatan  ringkasan alasan gugatan diteliti secara sepintas apakah memenuhi unsur Ps. 53 ayat (3) huruf a, b, dan c UU No. 5 tahun 1986. d. Apakah Tuntutan penggugat (petitum) hanya berisi permintaan pembataan surat keputusan yg diselenggarakan saja, atau ditambah dg tuntutan ganti kerugian dan atau rehabilitasi.
  • 37.  Pendaftaran perkara baik di tgkt pertama maupun di tgkt banding baru dimasukan dlm register perkara stlh biaya panjar perkara yg ditaksir oleh paniteradipenuhi.  Jika ada phk yg didampingi oleh kuasa, maka isi dan bentuk surat kuasa khusus hrs memenuhi persyaratan dg dibubuhi materai secukupnya.  Jika surat kuasa khusus tsb hanya dibubuhi cap jempol pemberi kuasa, maka perlu adanya penguatan dari seorang pejabat yg berwenang.
  • 38.  Jika kuasa itu seorang advokad, maka surat kuasa khusus tdk perlu dilegalisasi.  Dlm surat kuasa khusus mungkin saja disebutkan kuasa subtitusi, maka menurut Mahkamah Agung kuasa subtitusi juga harus memiliki izin praktek.
  • 39.  Hasil penelitian adm dilaporkan kpd Ketua PTUN atau wakilnya untuk dilajutkan dlm rpt permusyawaratan.  Ketua atau wakil ketua akan memeriksa kembali terutama mengenai wewenang PTUN yg bersangkutan untuk memutus atau mengadilinya.  Apakah gugatan tsb tlh memenuhi persyaratan, alasan-alasan pengajuan gugatan, daluwarsa atau tdknya gugatan yg diajukan tsb.
  • 40.  Dlm rpt permusyawaratan, ketua pengadilan berwenang memtuskan dg suatun penetapan yg dilengkapi dg pertimbangan2 bahwa gugatan tsb dinyatakan tdk dpt diterima atau tdk berdasar.  Apabila pokok gugatan nyata2 tdk termasuk dlm wewenang pengadilan, syarat2 gugatan tdk dipenuhi penggugat sekalipun dia tlh diberitahukan dan diperingakan, gugatan iajukan sblm waktunya atau tlh lwt waktunya.
  • 41.  Dgn demikian, kriteria utama pemeriksaan adm. Yg dilakukan dlm rpt permusyawaratan adlh: fakta yg dijadikan dasar gugatan termasuk kompetensi PTUN; syarat dan alasan pengajuan gugatan.
  • 42.  Surat gugatan merupakan pengantar ke proses pemeriksaan di muka PTUN. Dg masuknya surat gugatan sb diharapkan akan menimbulkan reaksi dari phk pengadilan, misalnya berupa pernyataan bahwa gugatan itu tdk dpt diterima jika tdk memenuhi syarat2 yg diharuskan.
  • 43.  Penggugat tentunya mengaharapkan bahwa surat gugatanya itu tlh memenuhi syarat2 yg diharuskan dan dpt segera diperiksa dan diputus oleh pengadilan sesuai dg tuntutanya.  Gugatan diajukan krn penggugat merasa kepentinanya dirugikan oleh tindakan adm Negara yg dituangkan dlm ketetapan itu bersifat melawan hkm (onrechtmatige overheidsdaad)
  • 44.  Atau karena menyalahgunakan wewenang (detournement de pouvoir), atau karena bertindak sewenang-wenang (abus de droit).  Oleh karena itu, ketetapan yg diperkarakan itu diminta agar dinyatakan batal atau tdk sah.
  • 45.  Apabila terdapat kepentingan penggugat yg cukup mendesak yg harus dpt disimpulkan dr alasan2 permohonanya, penggugat dlm gugatannya dpt memohon kpd pengadilan supaya pemeriksaan sengketa dipercepat.  Ketua pengadilan dlm jangka wkt 14hari stelah diterimanya permohonan, mengeluarkan penetapan tntang dikabulkan/tdk dikabulkanya permohonan tsb.  Terhadap pengadilan tdk dpt digunakan upaya hukum.
  • 46.  Setelah majelis hakim menganggap perkara tsb sudah cukup untuk melihat berkas perkara, maka hakim ketua ketua sidang lalu menetapkan hari mulai dn tmpat sidang dilakukan.  Dlm menentukan hari sidang, hakim hrs mempertimbangkan jauh dekatnya tempat tinggal kedua belah pihak dari tempt persidangan.
  • 47.  Jangka wkt antr pmanggilan dn hr sidang td blh kurang dr 6hari kcuali dlm hal sengketa hrs diperiksa dg acr cpat. Pengadilan masing2 telah menerima surat panggilan yg dikirimkan dg surat tercatat.
  • 48.  Jika kedua belah pihak tdk mencapai kata sepakat/perdamaian, maka sidang dilanjutkan oleh hakim ketua dn pihak tergugat hrs sdh siap dg surat jawabanya.  Surat jawaban tergugat terdiri jawaan tdk langsung mengenai pokok perkara. Eksepsi hrs diartikan sbg perlawanan tergugat yg tdk mengenai pokok perkara, melainkan mengenai acara.
  • 49.  Pembuktian adlh upaya untuk meyakinkan hakim ttg kebenaran dalil2 yg dikemukakan dlm suatu perkara.  Tujuan pembuktian adlh untuk memberikan kepastian hukum kpd hakim ttg adanya dalil2 ttt, shg putusanya akan berdasarkan alat bukti.
  • 50.  Dlm hal pemerikasaan sengketa sdh diselesaikan, kedua belah phk diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat yg terakhir berupa kesimpulan masing2.  Pemeriksaan sengketa sdh diselesaikan artinya sesudah penggugat mengajukan replik dan tergugat mengajukan duplik yg kmudian disusul dg pembuktian, hakim memberi kesempatan kpd kedua belah phk untuk mengajukan kesimpulan.  Dlm ksmpatan tsb phk penggugat dan tergugat hrs dpt mempertahankan dalil2 yg tlh dikemukakanya.
  • 51.  Putusan pengadilan dpt berupa gugatan ditolak, gugatan dikabulkan, gugatan tdk dpt diterima, atau gugatan gugur.  Gugatan ditolak artinya memperkuat Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN .
  • 52.  Gugatan dikabulkan artinya tidak membenarkan Keputusan yg dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN baik sebagian atau seluruhnya.  Gugatan tdk dpt diterima artinya gugatan itu tdk memenuhi persyaratan yg tlh ditentukan.  Gugatan gugur artinya apabila para phk atau kuasanya semua tdk hadir pd persidangan yg tlh ditentukan dan tlh dipanggil secara patut.
  • 53.  Dlm hal gugatan dikabulkan oleh pengadilan, maka dlm putusan sekaligus dittpkan kwjiban yg hrs dilakukan oleh Badan atau Pejabat TUN yg mengeluarkan kptsn berupa:  Pencabutan KTUN yg bersangkutan;  Pencabutan KTUN yg bersangkutan ditambah dg kwjban untuk menerbitkan kptsn yg baru; atau  Penerbitan KTUN apabila gugatan didasarkan pd adanya sikap diam yg disamakan dg kptsn penolakan pd Ps. 3 UU No. 5 th 1986.
  • 54.  Putusan hakim tdk semua dpt dilaksanakan dlm arti yg sebenarnya secara paksa oleh pengadilan. Hanya putusan penghukuman yg dpt dilaksanakan, sedangkan putusan pernyataan (deklaratoir) dan putusan penciptaan (contitutive) tdk memerlukan sarana pemaksa untuk melaksanakanya.  Krn tdk memuat hak atas suatu prestasi, maka terjadinya akibat hkm tdk tergantung pd bantuan atau kesediaan dr phk yg dikalahkan.  Krn itu, tdk diperlukan sarana pemaksa untuk menjalankanya.
  • 55.  Putusan Pengadilan yg tdk mengindahkan syarat2 yg ditentukan undang2 akibatnya batal demi hkm.  Se lambat2nya 30 hari stlh putusan itu diucapkan, hakim yg memeriksa perkara dan panitera yg ikut bersidang hrs menandatanganinya.
  • 56.  Apabila hakim ketua sidang berhalangan menandatangani, maka putusan ditandatangani oleh ketua pengadilan dengan menyatakan berhalanganya hakim ketua sidang.  Apabila yg berhalangan adlh hakim anggota majelis, putusan ditandatangani oleh keta majelis dg menyatakan berhalanganya hakim anggota majelis itu
  • 57.  Setiap perkara yg diputus pengadilan memerlukan biaya.  Pihak yg kalah lazimnya dihukum untuk membayar biaya perkara, baik untuk seluruhnya atau sebagian.
  • 58. Biaya perkara tsb dibebankan kpd phk yg kalah meliputi: a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai yg diperlukan untuk perkara itu. b. Biaya saksi, ahli, dan alih bahasa yg diperlukan dlm perkara termasuk biaya penyumpahanya, dg catatan bahwa phk yg meminta pemeriksaan lbh dari 5 orang saksi hrs membayar biaya untuk saksi yg lbh itu meskipun phk tsb dimenangkan.
  • 59. c. Biaya pemeiksaan ditempat lain dari ruang sidang dan biaya lain yg diperlukan bagi pemutusan sengkea atas perintah hakim ketua sidang.
  • 60.  Agar ada kepastian hukum, jumlah biaya perkara yg dibebankan kpd phk yg kalah harus dimuat dlm amar putusan akhi pengadilan.  Dlm hal pelaksanan putusan yg berisi kewajiban kpd Badan/Pejabat TUN untuk memberikan rehabilitasi, dikirim kpd para phk dlm tempo 3 hari stlh putusan mempunyai kekuatan hkm tetap.
  • 61.  Apabila tergugat tdk dpt atau tdk sempurna melaksanakanya sbb tlh terjadi perubahan keadaan, maka dia wajib memberitahukan kpd Ketua Pengadilandan Penggugat.
  • 62.  Kemungkinan suatu putusan PTUN tdk dilaksanakan oleh pejabat adm negara, krna alasan teknis yuridis dan sikap tindak pejabat adm negara.  Dari segi teknis yuridis, dlm UU No 5 th 1986 serta beberapa asas dlm hkm adm memang tdk diatur instrumen yg dpt memaksa pejabat adm negara untuk melaksanakan putusan PTUN.
  • 63.  Pejabat yg tdk melaksanakan putusan PTUN berarti tdk menghormati prinsip2 negara hkm dan tdk menyadari bahwa jabatan sbg pekerjaan yg mengemban kepentinga umum.  Untuk dpt menerobos hal ini diperlukan dan diciptakan yurisprudensi oleh para hakim PTUN.
  • 64.  Jenis upaya hkm: a. Upaya hkm biasa yg berupa pengadilan tingkat banding dan peradilan tingkat kasasi. b. Upaya hkm luar biasa, yaitu perlawanan phk ketiga dan peninjauan kembali.
  • 65.  Perlawanan phk ketiga a. Mencabut keputusan yg digugat dlm perkara itu. Misalnya pencabutan izin usaha akan menimbulkan kerugian penduduk sekitarnya, b. Mencabut kptsn yg digugat dlm perkara itu dan menerbitkan KTUN yg baru. Misalnya pencabutan izin usaha tsb disertai mengeluarkan izin serupa untuk luar daerah, tentu ketetapan baru akan merugikan kepentingan penduduk yg dahulu sdh menguntungan
  • 66. c. Menerbitkan KTUNbaru dlm hal gugatan yg dikabulkan mengenai keputusan yg fiktif. d. Membayar suatu ganti kerugian. e. Mereka dilitir penggugat dlm kedudukan semula.
  • 67.  Pemohonan banding  istilah banding sering disebut pemeriksaan ulang, dlm bahasa inggris disebut appeal, pemeriksaan tingkat kedua, yaitu memeriksa perkara baik mengenai fakta maupun penerapan hkmnya dan merupakan pemeriksaan tingkat terakhir (judex facti).
  • 68.  Permohonan kasasi kasasi  pemeriksaan thdp keputusan pengadilan dlm tingkat peradilan yg terakhir apakah ada kesalahan atau kekeliruan dlm penerapan hkmnya.
  • 69.  Mahkamah Agung dlm tingkat kasasi dpt menggunakan 3 alasan untuk membatalkan alasan pengadilan bawahan (judex facti) yaitu: a. Karena melampaui batas wewenangnya b. Salah menerapkan/melanggar km yg berlaku c. Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan oleh UU yg mengakibatkan batalnya putusan yg bersangkutan
  • 70.  Peninjauan Kembali  Permohonan peninjauan Kembali thdp putusan pengadilan yg tlh memperoleh kekuatan hkm tetap merupakan wewenang eklusif Mahkamah Agung.  Mahkamah Agung akan memutuskan permohonan PK pd tingkat pertama da terakhir.
  • 71.  Setelah diputuskan dlm tingkat PK tdk terbuka lagi upaya hkm apapun.
  • 72.  Alasan2 PK diatur dlm Pasal 67-75 UU No. 14 tahun 1986 sbb: a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat phk lawan yg diketahui stlh perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti2 perdana dinyatakan palsu
  • 73. b. Apabila stlh perkara diputus ditemukan surat2 bukti yg bersifat menentukan yg pd waktu pekara diperiksa tdk dpt ditemukan c. Apabila tlh dikabulkan suatu hal yg tdk dituntut atau lbh daripada yg dituntut d. Apabila mengenai suatu bagian dr tuntutan blm diputus tanpa dipertimbangkan seab2nya
  • 74. e. Apabila antara phk2 yg sama mengenai soal yg sama atas dasar yg sama, oleh pegadilan yg sama, atau sama tingkatnya tlh diberikan putusan yg satu dg lainnya bertentangan f. Apabila dlm suatu putusan trdapat ketentuan2 yg bertentangan satu dg yg lainya.