Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Perencanaan audit merupakan tahap penting dalam proses auditing untuk menentukan strategi, lingkup, dan jadwal audit. Terdapat beberapa tahapan perencanaan audit seperti memahami bisnis klien, menentukan prosedur analitis, menetapkan tingkat materialitas, mempertimbangkan risiko audit, dan menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi. Perencanaan audit juga mempertimbangkan berbagai aspek seperti isi klien, f
Dokumen tersebut membahas mengenai audit internal, termasuk pengertian, tujuan, ruang lingkup, perbedaan dengan audit eksternal, dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki departemen audit internal yang efektif. Audit internal berfungsi untuk memantau efektivitas pengendalian internal dan membantu manajemen dengan memberikan analisis dan saran perbaikan. Departemen audit internal perlu independen dan didukung manajemen agar tujuan pemeriksaannya tercapai.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian investasi dan saldo kas, tujuan audit untuk investasi dan pertimbangan perencanaan audit, serta dokumen dan pengendalian yang berkaitan dengan siklus investasi dan saldo kas.
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
Perencanaan audit merupakan tahap penting dalam proses auditing untuk menentukan strategi, lingkup, dan jadwal audit. Terdapat beberapa tahapan perencanaan audit seperti memahami bisnis klien, menentukan prosedur analitis, menetapkan tingkat materialitas, mempertimbangkan risiko audit, dan menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi. Perencanaan audit juga mempertimbangkan berbagai aspek seperti isi klien, f
Dokumen tersebut membahas mengenai audit internal, termasuk pengertian, tujuan, ruang lingkup, perbedaan dengan audit eksternal, dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki departemen audit internal yang efektif. Audit internal berfungsi untuk memantau efektivitas pengendalian internal dan membantu manajemen dengan memberikan analisis dan saran perbaikan. Departemen audit internal perlu independen dan didukung manajemen agar tujuan pemeriksaannya tercapai.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian investasi dan saldo kas, tujuan audit untuk investasi dan pertimbangan perencanaan audit, serta dokumen dan pengendalian yang berkaitan dengan siklus investasi dan saldo kas.
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
Makalah ini membahas tentang etika profesional bagi akuntan publik dan auditor. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian etika dan moralitas, kode etik AICPA dan akuntan di Indonesia, serta penegakan aturan etika profesi."
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang audit berbasis risiko, termasuk pengertian, tujuan, manfaat, ruang lingkup, peran, aspek yang perlu diperhatikan, dan metodologinya. Audit berbasis risiko bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa risiko telah dikelola sesuai batasan yang ditetapkan manajemen dengan berfokus pada penilaian dan evaluasi risiko-risiko strategis, finansial, operasional, dan lainnya.
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANMelanie Sinambella
Dokumen tersebut membahas tentang kertas kerja audit dan program audit dalam pengauditan manajemen. Kertas kerja audit adalah catatan yang dibuat auditor selama proses audit untuk mendokumentasikan langkah-langkah, pengujian, dan temuan audit. Program audit merupakan rencana kerja audit yang didasarkan pada tujuan dan sasaran audit untuk memandu pelaksanaan audit. Kertas kerja dan program audit diperlukan untuk mendukung proses pelaporan hasil audit.
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
[Ringkasan]
Audit sistem kepastian kualitas adalah proses sistematis untuk menilai kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Audit bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem manajemen kualitas serta memberikan rekomendasi perbaikan. Proses audit terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, studi hasil, dan tindakan perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang auditing, akuntan publik, dan laporan audit. Auditing adalah proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan keuangan untuk menentukan tingkat kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Akuntan publik adalah akuntan yang berizin untuk memberikan jasa audit dan jasa profesional lainnya. Laporan audit digunakan auditor untuk mengkomunikasikan hasil audit
Akuntansi sektor publik akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintahHarisno Al-anshori
Organisasi nonlaba seperti universitas menerapkan akuntansi berdasarkan standar akuntansi khusus. Laporan keuangan universitas meliputi laporan pendapatan, belanja, dan perubahan saldo dana serta neraca kombinasi. Akuntansi universitas mencatat dana berdasarkan pembatasan penggunaannya seperti dana lancar tidak terikat dan terikat.
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...dewi masita
Dokumen tersebut membahas tentang audit internal dan audit operasional. Audit internal melakukan audit keuangan dan operasional perusahaan, sementara audit operasional lebih fokus pada efisiensi dan efektivitas organisasi. Terdapat beberapa perbedaan antara audit operasional dengan audit keuangan, seperti tujuan, ruang lingkup, dan area yang diaudit. Audit operasional dilakukan oleh auditor internal, auditor pemerintah, atau KAP untuk menilai kinerja suatu organis
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur teori akuntansi yang terdiri dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, konsep-konsep teoritis akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan standar akuntansi. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan postulat akuntansi mencakup entity, going concern, unit of measure, dan accounting period.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang subsequent events dan penyelesaian pemeriksaan audit. Subsequent events adalah peristiwa setelah tanggal laporan keuangan yang mempengaruhi laporan tersebut. Pemeriksaan subsequent events bertujuan untuk menentukan penyesuaian atau pengungkapan yang diperlukan. Beberapa langkah penyelesaian pemeriksaan audit meliputi mereview hasil audit, menyetujui penyesuaian, menyusun laporan audit, dan memperoleh
Dokumen tersebut membahas konsep dan tujuan pembuatan kertas kerja pemeriksaan oleh auditor, termasuk jenis-jenis berkas yang digunakan, kriteria pembuatan kertas kerja yang baik, serta penyimpanan dan kepemilikan kertas kerja. Kertas kerja digunakan sebagai bukti pemeriksaan auditor dan pendukung opini audit.
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianIlham Akbar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang audit terhadap siklus pendapatan khususnya pengujian pengendalian.
2. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi dan fungsi-fungsi terkait.
3. Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo dan transaksi yang berkaitan dengan siklus pendapatan memperoleh assersi yang memadai dari
Makalah ini membahas tentang etika profesional bagi akuntan publik dan auditor. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian etika dan moralitas, kode etik AICPA dan akuntan di Indonesia, serta penegakan aturan etika profesi."
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang audit berbasis risiko, termasuk pengertian, tujuan, manfaat, ruang lingkup, peran, aspek yang perlu diperhatikan, dan metodologinya. Audit berbasis risiko bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa risiko telah dikelola sesuai batasan yang ditetapkan manajemen dengan berfokus pada penilaian dan evaluasi risiko-risiko strategis, finansial, operasional, dan lainnya.
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANMelanie Sinambella
Dokumen tersebut membahas tentang kertas kerja audit dan program audit dalam pengauditan manajemen. Kertas kerja audit adalah catatan yang dibuat auditor selama proses audit untuk mendokumentasikan langkah-langkah, pengujian, dan temuan audit. Program audit merupakan rencana kerja audit yang didasarkan pada tujuan dan sasaran audit untuk memandu pelaksanaan audit. Kertas kerja dan program audit diperlukan untuk mendukung proses pelaporan hasil audit.
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
[Ringkasan]
Audit sistem kepastian kualitas adalah proses sistematis untuk menilai kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Audit bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem manajemen kualitas serta memberikan rekomendasi perbaikan. Proses audit terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, studi hasil, dan tindakan perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang auditing, akuntan publik, dan laporan audit. Auditing adalah proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan keuangan untuk menentukan tingkat kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Akuntan publik adalah akuntan yang berizin untuk memberikan jasa audit dan jasa profesional lainnya. Laporan audit digunakan auditor untuk mengkomunikasikan hasil audit
Akuntansi sektor publik akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintahHarisno Al-anshori
Organisasi nonlaba seperti universitas menerapkan akuntansi berdasarkan standar akuntansi khusus. Laporan keuangan universitas meliputi laporan pendapatan, belanja, dan perubahan saldo dana serta neraca kombinasi. Akuntansi universitas mencatat dana berdasarkan pembatasan penggunaannya seperti dana lancar tidak terikat dan terikat.
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...dewi masita
Dokumen tersebut membahas tentang audit internal dan audit operasional. Audit internal melakukan audit keuangan dan operasional perusahaan, sementara audit operasional lebih fokus pada efisiensi dan efektivitas organisasi. Terdapat beberapa perbedaan antara audit operasional dengan audit keuangan, seperti tujuan, ruang lingkup, dan area yang diaudit. Audit operasional dilakukan oleh auditor internal, auditor pemerintah, atau KAP untuk menilai kinerja suatu organis
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur teori akuntansi yang terdiri dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, konsep-konsep teoritis akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan standar akuntansi. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan postulat akuntansi mencakup entity, going concern, unit of measure, dan accounting period.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang subsequent events dan penyelesaian pemeriksaan audit. Subsequent events adalah peristiwa setelah tanggal laporan keuangan yang mempengaruhi laporan tersebut. Pemeriksaan subsequent events bertujuan untuk menentukan penyesuaian atau pengungkapan yang diperlukan. Beberapa langkah penyelesaian pemeriksaan audit meliputi mereview hasil audit, menyetujui penyesuaian, menyusun laporan audit, dan memperoleh
Dokumen tersebut membahas konsep dan tujuan pembuatan kertas kerja pemeriksaan oleh auditor, termasuk jenis-jenis berkas yang digunakan, kriteria pembuatan kertas kerja yang baik, serta penyimpanan dan kepemilikan kertas kerja. Kertas kerja digunakan sebagai bukti pemeriksaan auditor dan pendukung opini audit.
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianIlham Akbar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang audit terhadap siklus pendapatan khususnya pengujian pengendalian.
2. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi dan fungsi-fungsi terkait.
3. Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo dan transaksi yang berkaitan dengan siklus pendapatan memperoleh assersi yang memadai dari
SI-PI, Irfan Syaifudin, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting,...irfansyai
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka kerja pengendalian internal (internal control framework) menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) dan penerapannya dalam pelaporan keuangan perusahaan. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang dirancang untuk menjamin tercapainya tujuan efektivitas operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Kerangka kerja COSO terdiri atas 5
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...Megania Kharisma
1. COSO Integrated Framework digunakan sebagai kerangka acuan dalam desain dan implementasi Internal Control over Financial Reporting (ICoFR).
2. ICoFR terdiri dari Entity Level Control dan Transactional Level Control.
3. Siklus desain dan implementasi ICoFR mencakup penentuan tujuan, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
Dokumen tersebut membahas pengertian pengendalian intern menurut beberapa sumber, komponen-komponen pengendalian intern, hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan auditor, dan cara melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan."
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...Wawan P
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) yang merupakan proses yang dirancang oleh manajemen perusahaan untuk mencapai keandalan laporan keuangan. ICoFR bertujuan untuk memastikan pencatatan transaksi secara akurat berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan ICoFR harus menjelaskan tujuan, prosedur, cakupan evaluasi, dan kesimpulan efektivitas pengendalian internal atas
Si & pi, dian andriani, hapzi ali, internal control over financing report, un...Dian Andriani
Sistem Informasi dan Pengendalian Internal merangkum pengendalian internal atas pelaporan keuangan (ICoFR). ICoFR adalah proses yang didesain untuk memberikan keyakinan atas keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan pelaporan sesuai prinsip akuntansi. Dokumen ini juga membahas manfaat, komponen, dan contoh implementasi ICoFR di PT Telkom.
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...Megania Kharisma
1. Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) adalah proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai terkait keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan pelaporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku.
2. ICoFR memberikan manfaat seperti meningkatkan efisiensi operasi, kepatuhan hukum, penilaian perusahaan, dan keandalan laporan keuangan.
3. Dasar regulasi penerapan ICoFR mencakup peraturan pemerintah
SIPI, WINDAYANI RAJAGUKGUK, HAPZI ALI, 2018, Internal Control Over Financial ...WINDAYANI RAJAGUKGUK
Sistem informasi dan pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap pelaporan keuangan dan pencapaian tujuan operasional, pelaporan, dan kepatuhan. Dokumen ini menjelaskan definisi pengendalian internal atas pelaporan keuangan, tanggung jawab manajemen dan dewan direksi, keterbatasan inherent, dan kerangka COSO untuk pengendalian internal.
Dokumen tersebut membahas kerja sama administratif antara administrasi pajak negara, terutama pertukaran informasi, pemulihan pajak, dan prosedur kesepakatan bersama. Pertukaran informasi memungkinkan administrasi pajak satu negara memperoleh informasi dari negara lain untuk tujuan penilaian dan pengumpulan pajak. Pemulihan pajak memungkinkan administrasi pajak meminta bantuan negara lain dalam menagih utang pajak wajib paj
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakIlham Sousuke
Bab ini membahas pengenaan pajak atas pendapatan sewa dari properti tidak bergerak lintas batas. Pasal 6 DTA memberikan Negara sumber hak untuk mengenakan pajak atas pendapatan sewa dari properti yang berlokasi di negaranya. Definisi "properti tidak bergerak" mengacu pada hukum domestik negara sumber dan mencakup item tertentu seperti aksesori properti. DTA dapat bervariasi dalam definisi ini.
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Ilham Sousuke
Dokumen tersebut membahas hukum pajak domestik dan perjanjian perpajakan ganda mengenai perlakuan pajak atas keuntungan modal (capital gain) yang diperoleh dari pemindahtanganan properti lintas batas. Secara khusus, dibahas mengenai hak negara sumber dan negara tempat kediaman untuk mengenakan pajak atas keuntungan dari properti tidak bergerak dan saham perusahaan properti berdasarkan OECD dan Perjanjian CARICOM
Dokumen tersebut membahas definisi dividen dan perpajakan internasional atas dividen. Dividen didefinisikan sebagai pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pajak atas dividen bervariasi berdasarkan ketentuan perjanjian perpajakan ganda antarnegara. Model OECD memberikan keuntungan lebih besar kepada negara residensi pemegang saham dengan membatasi tarif pajak
Pasal 11 OECD Model DTA membahas perpajakan bunga yang diperoleh antarnegara. Negara sumber bunga dapat mengenakan pajak sebesar maksimal 10% dari jumlah bruto, sedangkan negara tempat tinggal pemberi pinjaman dapat mengenakan pajak sesuai hukum domestiknya. Bunga yang diperoleh melalui bisnis tetap di negara sumber dikenakan pajak sebagai penghasilan bisnis.
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku International Tax Policy And Double Tax Treaties oleh Kevin Holmes. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Pajak Internasional atas Jasa IndependenIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku International Tax Policy And Double Tax Treaties oleh Kevin Holmes. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Ilham Sousuke
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penghitungan keuntungan yang dapat diatribusikan kepada Permanent Establishment (PE) berdasarkan model OECD dan PBB.
2. Metode langsung dan tidak langsung dalam mengalokasikan keuntungan kepada PE dan ketentuan harga pasar wajar untuk transaksi antara PE dengan induk perusahaan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalokasian ke
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Ilham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku International Tax Policy And Double Tax Treaties oleh Kevin Holmes. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Pengujian residensi dalam hukum domestik dan DTA bergantung pada jenis subjek, baik individu maupun badan hukum. Untuk individu, pengujian dilakukan secara objektif berdasarkan waktu kehadiran fisik dan subjektif dengan melihat tingkat kesetiaan. Sedangkan untuk badan hukum, pengujian dilakukan berdasarkan tempat kedudukan hukum secara objektif dan tempat manajemen efektif secara subjektif. Dal
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku International Tax Policy And Double Tax Treaties oleh Kevin Holmes. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
Dokumen tersebut membahas berbagai metode untuk menghindari pajak ganda berdasarkan peraturan domestik negara dan perjanjian penghindaran pajak ganda (DTA). Metode yang umum digunakan adalah metode kredit pajak dan pembebasan. DTA dapat memberikan keringanan pajak yang lebih luas dibandingkan peraturan domestik dan membatasi kemampuan negara untuk mengubah aturan yang merugikan wajib pajak. Model DTA OECD meny
1. Double tax treaties (DTA) adalah perjanjian antarnegara untuk menghindari pajak berganda pada transaksi internasional.
2. Tujuan DTA meliputi mencegah pajak berganda, mencegah penghindaran dan pengelakan pajak, serta mencegah double no taxation.
3. Model DTA dikembangkan oleh berbagai organisasi seperti Liga Bangsa-Bangsa, OECD, dan PBB untuk mengatur alokasi hak pemajakan antarnegara.
Dokumen tersebut membahas kerangka hukum perjanjian pajak internasional (DTA) dan interpretasinya. DTA diinterpretasikan berdasarkan Konvensi Wina tentang Hukum Perjanjian dan model OECD. Interpretasinya dapat bervariasi antara statis sesuai hukum domestik saat DTA dibuat atau dinamis sesuai perubahan hukum domestik. Negara-negara menerapkan DTA dalam hukum domestik melalui prinsip monistik atau dualistik.
Dokumen tersebut membahas kerangka umum perjanjian pajak berganda (DTA) yang terbagi atas empat kategori, yaitu pasal-pasal terkait aplikasi DTA, aturan distribusi untuk menghindari double taxation, pencegahan tax avoidance dan evasion, serta masalah serbaeka. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan proses penyusunan DTA mulai dari negosiasi, inisiasi, penandatanganan, ratifikasi, hingga pemberlakuan
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
1. Dokumen membahas tentang double taxation dan metode-metode untuk menghindarinya, seperti exemption method, tax credit method, dan deduction method.
2. Ada tiga jenis konflik yang menyebabkan double taxation, yaitu source-source, residence-residence, dan source-residence.
3. Economic double taxation terjadi karena pengenaan pajak dua kali pada level perusahaan dan pemegang saham, yang dapat dihindari dengan beberapa metode seperti pembebasan pajak di level pemegang sa
Royalti adalah pembayaran atas penggunaan hak kekayaan intelektual seperti hak cipta, paten, merek dagang, dan desain. Ketentuan perpajakan royalti bervariasi antar negara dan perjanjian pajak berganda. OECD dan AS cenderung hanya memberikan hak pajak kepada negara tempat tinggal pemilik hak, sedangkan UN dan negara berkembang juga memberikan hak pajak kepada negara sumber royalti dengan batasan tarif
Ini adalah sebuah resume dari buku International Tax Policy And Double Tax Treaties oleh Kevin Holmes. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cyclesIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repaymentIlham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen
kepastian yang layak bahwa perusahaan akan mencapai tujuan dan sasarannya.
Tujuan Umum Pengendalian Internal :
(i) Realibilitas Pelaporan Keuangan – manajemen bertanggung jawab untuk memastikaninformasi keuangan
telah disajikan secara wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(ii) Efektivitas dan Efisiensi – pengendalian internal membantu manajemen dalam mengukur efektivitas dan
efisiensi perusahaan dalam rangka mencapai tujuan.
(iii) Ketaatan pada Hukum dan Peraturan – section 404 mewajibkan perusahaan untuk mengeluarkan laporan
efektivitas pengendalian internal. Ketaatan tersebut juga berkaitan erat dengan ketentuan akuntansi,
pajak, dsb.
Tanggung Jawab terkait Pengendalian Internal
Tanggung jawab manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyelenggarakan pengendalian internal
perusahaan (berkaitan dengan mempersiapkan laporan keuangan). Tanggung jawab tersebut meliputi :
a. Kepastian yang layak
Pengendalian internal harus memberikan kepastian yang layak dan tidak absolut untuk menghindarkan
dari kemungkinan salah saji kecil.
b. Keterbatasan Inheren
Pengendalian internal tidak akan berguna bila tidak ada kecermatan dalam penyusunan dan
implementasinya. Contohnya apabila karyawan tidak berkompeten dalam melakukan perhitungan
persediaan, pengendalian internal menjadi sia-sia.
Tanggung jawab manajemen tentang pengendalian internal menurut section 404
Perusahaan Publik (menurut Section 404) mengharuskan manajemen untuk mengeluarkan laporan
pengendalian internal perusahaan, termasuk mendesain dan melaksanakan pengendalian internal melalui
penggunaan kerangka kerja pengendalian internal seperti COSO, Turnbull Report, dsb dan menaksir efektivitas
dari pengendalian internal tersebut.
Tanggung jawab manajemen untuk menilai efektivitas pengendalian internal meliputi :
a. Rancangan pengendalian
Manejemen harus mengevaluasi apakah pengendalian internal telah dirancang dan diberlakukan untuk
mencegah atau terdeteksinya salah saji yang material
b. Efektivitas pengendalian
Tujuan pengujian adalah untuk menentukan apakah pengendalian internal telah berjalan seperti yang
direncanakan serta orang yang melaksanakannya mempunyai kewenangan dan kualifikasi yang
diperlukan.
Tanggung jawab auditor
Auditor bertanggung jawab untuk memahami pengendalian internal pada setiap audit. Auditor biasanya
menekankan pada pengendalian atas reabilitas laporan keuangan dan pengendalian atas transaksi.
Tanggung jawab tersebut meliputi :
a. Pengendalian atas reabilitas pelaporan keuangan
Fokus auditor adalah pada perhatian utama manajemen dalam pengendalian internal, yaitu reabilitas
informasi. Pengendalian internal yang buruk akan menghasilkan laporan keuangan yang tidak memadai.
Auditor tidak fokus pada tujuan pengendalian internal berkaitan dengan efektivitas operasi.
2. Reabilitas laporan keuangan sangat bergantung pada pengendalian internal, pengendalian internal yang
baik akan membantu auditor dalam menemukan kecurangan (fraud), misappropriation of asset, aktivitas
illegal yang mempengaruhi laporan keuangan.
b. Pengendalian atas kelas-kelas transaksi
Auditor berfokus pada input dalam laporan keuangan, yaitu kelas transaksi. Karena saldo-akun (output)
sangat bergantung pada inputnya yaitu transaksi. Namun, auditor tetap harus memahami pengendalian
internal terkait saldo akun.
Komponen pengendalian internal menurut COSO
Lingkingan Pengendalian
Terdiri atas kebijakan, sikap, dan tindakan manajemen puncak atas pengendalian internal. Bila manajemen
puncak memperhatikan pengendalian internal perusahaan, maka bawahannya pun juga akan demikian.
Sub komponen Lingkungan pengendalian
a. Integritas dan nilai etis yang berlaku dalam organisasi.
b. Komitmen pada kompetensi yang tinggi pada pekerjaan.
c. Partisipasi aktif dewan komisaris atau komite audit dalam pengendalian internal.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen melaksanakan
pengendalian internal yang sudah di desain. Untuk melaksanakan tugas tersebut, dewan komisaris
membentuk komete audit (komite audit harus memiliki kompetensi terkait laporan keuangan), yang bertugas
menjalankan fungsi pengawasan atas pelaksanaan pengendalian internal oleh manajemen dan
berkomunikasi dengan auditor.
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen sebagai isyarat kepada karyawan tentang pengendalian internal
e. Struktur organisasi
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Sangat bergantung pada sumber daya yang dapat dipercaya dan berkompeten sehingga pengendalian
bisa dikesampingkan tetapi tetap memberikan laporan keuangan yang reliable.
Auditor memahamilingkungan pengendalian dan menilai perilaku manajemen dalam menjalankan pengendalian
internal untuk kemudian dapat mengetahui komponen pengendalian internal yang dipayungi oleh lingkungan
pengendalian :
(i) Penilaian Risiko
Merupakan tindakan manajemen yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
relevan dalam penyusunan laporan keuangan. Contoh penyebab risiko penyusunan laporan keuangan
adalah proses bisnis yang rumit, operasi bisnis yang luas, perubahan teknologi, dsb.
a. Manajemen menilai risiko sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal
untuk meminimalisasi kekeliruan dan kecurangan
b. Auditor menilai risiko untuk memutuskan bukti yang tepat yang dibutuhkan dalam audit.
Jika manajemen sangat perhatian terhadap risiko, maka auditor dapat mengumpulkan bukti yang lebih
sedikit, artinya pengendalian internal untuk mengurangi risiko dapat diandalkan. Auditor menggunakan
wawancara dan diskusi dengan manajemen untuk menilai risiko dalam penyusunan laporan keuangan.
(ii) Aktivitas Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan tindakan yang diperlukan telah diambil
untuk memangani risiko guna mencapai tujuan entitas. (aktivitas untuk menangani risiko)
a. Pemisahan tugas yang memadai
1. Pemisahan fungsi penyimpanan asset dengan accounting. Kegagalan mengikuti prinsip ini adalah
kemungkinan fungsi accounting akan menghapus asset untuk kepentingan pribadi karena ia
memiliki akses pada asset tersebut.
2. Pemisahan otorisasi transaksi dengan fungsi penyimpanan (custody) asset terkait
3. 3. Pemisahan tugas IT dari pengguna software. Hal ini untuk mencegah pengguna software untuk
memanipulasi software.
b. Otorisasi yang sesuai antara transaksi dan aktivitas
1. Otorisasi umum, manajemen menetapkan kebijakan dan bawahannya melaksanakannya dengan
memberikan otorisasi semua transaksi yang tidak melebihi jumlah yang ditetapkan. Contoh
penjualan produk, credit limit, dan pembelian kembali bahan baku. (terkait dengan aktivitas day-
to-day perusahaan).
2. Otorisasi khusus, otorisasi pada tingkat manajemen, yang diberikan kepada beberapa transaksi
khusus. Contoh otorisasi penjualan asset perusahaan.
c. Dokumen dan catatan yang memadai
Digunakan sebagai dasar pencatatan dan pengikhtisaran. Beberapa prinsip terkait dokumen dan
catatan, sebagai berikut :
1. Menggunakan dokumen yang di pra-nomori untuk mencegah hilangnya dokumen dan
memudahkan pengorganisasian dokumen.
2. Dokumen dibuat saat transaksi terjadi.
3. Didesain untuk multiguna (bisa digunakan untuk berbagai keperluan)
4. Disusun dalam bentuk yang tepat
d. Pengendalian fisik asset dan catatan
Asset harus dijaga untuk mencegah pencurian yang mengganggu penyusunan laporan keuangan.
Bisanya dengan menggunakan gudang penyimpanan yang dijaga oleh safeguards.
e. Pemeriksaan kinerja independen
Bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian internal tetap dijalankan dengan baik. Oleh sebab
itu, diperlukan pemisahan tugas seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
(iii) Informasi dan Komunikasi
Bertujuan untuk memulai, mecatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan oleh entitas itu,
serta mempertahankan akuntabilitas asset terkait. Untuk memahami desain sistem informasi klien, auditor
dapat melakukan hal –hal berikut :
1. Kelas transaksi
2. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
3. Catatan akuntansi yang ada dan sifat alamiahnya
4. Bagaimana sistem tersebut menangkap kejadian yang signfikan terhadap laporan keuangan
5. Sifat alami dan proses rincian laporan keuangan yang diikuti
(iv) Pemantauan
Bertujuan untuk menilai mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodic oleh manajemen.
Untuk menentukan bahwa pengendalian internal itu telah beroperasi sesuai harapan dan telah
dimodisikasi sesuai perubahan kondisi.
Terkait proses audit dalam memahami pengendalian internal dalam melaksanakan pengujian
pengendalian dan menetapkan risiko pengendalian
Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang pengendalian internal
Auditing standards require auditors to obtain and document their under standing of internal control for every
audit. Untuk memahamipengendalian internal, auditor menggunakan procedurestoobtain an understanding,
which involve gathering evidence about the design of internal controls and whether they have been
implemented, and then uses that information as a basis for the integrated audit.
Understanding of the design of internal control
Auditors commonly use three types of documents to obtain and document their understanding of the design of
internal control: narratives, flowcharts, and internal control questionnaires.
4. 1. Narrative is a written description of a client’s internal controls. A proper narrative of an accounting system
and related controls describes four things:
a. Asal mula dari setiap dokumen dan catatan dalam sistem.
b. Semua proses yang terjadi atau take place.
c. Disposisi dari setiap dokumen dan catatan dalam sistem.
d. Indikasi atas pengendalian relevan untuk menetapkan risiko pengendalian.
2. An internal control flowchart is a diagram of the client’s documents and their sequential flow in the
organization. An adequate flowchart includes the same four characteristics identified for narratives. Well
prepared flowcharts are advantageous primarily because they provide a concise overview of the client’s
system, which helps auditors identify controls and deficiencies in the client’s system.
3. An internal control questionnaire asks a series of questions about the controls in each audit area as a
means of identifying internal control deficiencies.
Evaluating Internal Control Implementation
Metode yang digunakan :
1. Update and Evaluate Auditor’s Previous Experience with the Entity untuk memastikan bahwa
pegendalian internal yang sebelumnya tidak berjalan sudah diperbaiki.
2. Make Inquiries of Client Personnel untuk memastikan bahwa setiap pegawai memahami tugas mereka
dan melaksanakan sesuai dengan kebijakan pengendalian
3. Examine Documents and Records
4. Observe Entity Activities and Operations
5. Perform Walkthroughs of the Accounting System dengan cara mengambil satu sample dokumen untuk
kemudian dilakukan tracing mengikuti flowchart organisasi.
ASSESS CONTROL RISK
Auditor mendapatkan pemahaman terkait desain dan implementasi pengendalian internal untuk membuat
preliminary assessment of control risk.
Assess Whether the Financial Statements Are Auditable
Factor yang menentukan auditable:
1. Integritas manajemen, jika manajemen tidak punya integritas, kebanyakan auditor tidak akan
menerimanya sebagai klien pada awal engagement.
2. Catatan akuntansi yang memadai, Catatan akuntansi sangat penting sebagai sumber bukti audit pada
kebanyakan tujuan audit. Jika catatan akuntansi mengandung kelemahan, bukti audit yang dibutuhkan
mungkin menjadi tidak tersedia.
Determine Assessed Control Risk Supported by the Understanding Obtained
Setelah memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal, auditor membuat penilaian awal risiko
pengendalian (Preliminary Assessemnet of Control Risk). Penilaian ini adalah ukuran dari harapan auditor
bahwa pengendalian internal akan mencegah salah saji material dari terjadi atau mendeteksi dan
memperbaikinya jika terjadi.
Use of a Control Risk Matrix to Assess Control Risk
1. Identify Audit Objectives, langkah pertama dalam penilaian adalah untuk mengidentifikasi tujuan audit
untuk kelas-kelas transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan yang menjadi dasar penilaian
tersebut.
2. Identify Existing Controls Next, auditor menggunakan informasi yang dibahas sebelumnya tentang
memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang pengendalian internal untuk
mengidentifikasi pengendalian yang berkontribusi dalam mencapai tujuan audit terkait transaksi. Auditor
5. harus mengidentifikasi dan memasukkan hanya kontrol-kontrol yang diharapkan memiliki efek terbesar
pada pemenuhan tujuan audit terkait-transaksi (Key Controls).
3. Associate Controls with Related Audit Objectives Each control satisfies one or more related audit
objectives
4. Identify and Evaluate Control Deficiencies, Significant Deficiencies, and Material Weaknesses
harus mengevaluasi apakah pengendalian kunci tidak ada pada desain pengendalian internal atas
laporan keuangan sebagai bagian dari evaluasi risiko pengendalian dan kemungkinan salah saji laporan
keuangan.
a. Control deficiency.
Control deficiency, terjadi ketika desain atau pelaksanakan (operations) pengendalian tidak
mengizinkan personel perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji pada waktu yang
tepat dalam menjalankan fungsi yang ditugaskan.
i. Design deficiency, terjadi ketika pengendalian yang diperlukan tidak ada atau tidak didesain
dengan baik.
ii. Operation deficiency, terjadi ketika pengendalian internal sudah dirancang dengan baik tetapi
tidak dilaksanakan sesuai rancangannya atau ketika orang yang seharusnya
melaksanakannya tidak berkualifikasi atau bukan orang yang diotoriasi.
b. Significant deficiency, terjadi ketika terdapat satu atau dua lebih kelemahan pengendalian
(control deficiency) tidak lebih (less severe) daripada kelemahan material (material weakness)
tetapi cukup penting untuk mendapat perhatian dari mereka yang bertanggung jawab untuk
mengawasi pelaporan keuangan perusahaan.
c. Materialweakness. Terjadi ketika significant deficiency, sendiri atau bersama dengan significant
deficiencty lainnya, menghasilkan kemungkinan yang layak (reasonable) bahwa pengendalian
internal tidak akan mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan on a
timely basis.
Untuk menentukan apakah significant deficiency atau material deficiency, mereka harus dievaluasi
berdasarkan dua dimensi, yaitu likelihood (kemungkinan salah saji) dan significance (materialitas).
Identify Deficiencies, Significant Deficiencies, and Material Weaknesses
A five-step approach can be used to identify deficiencies, significant deficiencies, and material weaknesses:
1. Identify existing controls
2. Identify the absence of key controls. (menggunakan kuisioner, flowchart, dan walkthrough)
3. Consider the possibility of compensatingcontrols (A compensatingcontrol is one elsewhere in the system
that offsets the absence of a key control. Contoh keterlibatan aktif pemilik di perusahaan kecil)
4. Decide whether there is a significant deficiency or material weakness
5. Determine potential misstatements that could result
Associate Significant Deficiencies and Material Weaknesses with Related Audit Objectives
Assess Control Risk for Each Related Audit Objective
Setelah pengendalian, significant deficiency, dan material deficiency diidentifikasi dan dikaitkan dengan tujuan
audit terkait transaksi, auditor dapat menilai risiko pengendalian untuk tujuan audit terkait transaksi.
TESTS OF CONTROLS
Purpose of Tests of Controls
Selama fase memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal, auditor akan mengumpulkan beberapa
bukti untuk mendukung desain kontrol dan implementasinya dengan menggunakan prosedur untuk
mendapatkan pemahaman. Dalam kebanyakan kasus, auditor tidak akan mengumpulkan cukup bukti untuk
mengurangi risiko pengendalian yang dinilai ke tingkat yang cukup rendah. Oleh karena itu auditor harus
6. mendapatkan bukti tambahan tentang efektivitas operasi kontrol di seluruh, atau setidaknya sebagian besar,
periode yang diaudit. Prosedur untuk menguji efektivitas kontrol dalam mendukung pengurangan risiko kontrol
dinilai disebut Pengujian pengendalian. Jika hasil pengujian pengendalian mendukung desain dan operasi
kontrol seperti yang diharapkan, auditor menggunakan risiko kontrol yang dinilai sama seperti penilaian awal.
Procedures for Tests of Controls
The four types of procedures are as follows:
1. Make inquiries of appropriate client personnel
2. Examine documents, records, and reports
3. Observe control-related activities
4. Reperform client procedures.
Extent of Procedures
The extent to which tests of controls are applied depends on the preliminary assessed control risk. If the auditor
wants a lower assessed control risk, more extensive tests of controls are applied, both in terms of the number of
controls tested and the extent of the tests for each control.
1. Reliance on Evidence from the Prior Year’s Audit
2. Testing of Controls Related to Significant Risks
3. Testing Less Than the Entire Audit Period
Relationship Between Tests of Controls and Procedures to Obtain an Understanding
1. In obtaining an understanding of internal control, the procedures to obtain an understanding are applied
to all controls identified during that phase. Tests of controls, on the other hand, are applied only when
the assessed control risk has not been satisfied by the procedures to obtain an understanding.
2. Procedures to obtain an understanding are performed only on one or a few transactions or, in the case
of observations, at a single point in time. Tests of controls are performed on larger samples of
transactions, and often, observations are made at more than one point in time.
DECIDE PLANNED DETECTION RISK AND DESIGN SUBSTANTIVE TESTS
Auditor menggunakan penilaian risiko control (Assessment of Control Risk) dan hasil pegujian pengendalian
untuk menentukan risiko deteksi yang direncanakan (PDR) dan pengujian substantif terkait untuk audit laporan
keuangan. Tingkat risiko deteksi yang sesuai untuk setiap tujuan audit terkait saldo ditentukan menggunakan
model risiko audit.