SlideShare a Scribd company logo
fti.unibba.ac.id Hal. 1
FTI305 Organisasi dan Arsitektur Komputer (3 sks)
Dosen: Ir. Sihar, MT.
Program studi T. Informatika
Fak. Teknologi Informasi
Bandung – 2016
Referensi:
[1] Burns, R. Programming Concepts in C++. Xlibris Publisher. 2014. ISBN: 978-1499044836.
[2] Davis, S.R. Beginning Programming with C++ For Dummies, 2nd Edition. For Dummies
Publisher. 2014. ISBN-13: 978-1118823873.
[3] Null, L. Lobur, J. The Essentials of Computer Organization and Architecture, 4th Edition. Jones &
Bartlett Learning Publisher. 2014. ISBN: 978-1284045611.
[4] Roberts, E. Programming Abstractions in C++, 1st Edition. Pearson Publisher. 2013. ISBN: 978-
0133454840.
[5] Simamora, S.N.M.P. "Dynamics System Modeling Approach in Node Mobility on Mobile Ad-
hoc Network". The 1st Conference on Information Technology, Computer, and Electrical
Engineering (CITACEE 2013). 16 November 2013. Departement of Computer Engineering,
Univ. Diponegoro. hal.35-39. ISSN: 2338-5154.
[6] Simamora, S.N.M.P. “Diktat Organisasi dan Arsitektur Komputer”. Program studi T.
Informatika, Fak. Teknologi Informasi. Univ. BALE. Bandung. 2012.
[7] Simamora, S.N.M.P. Modul Belajar Praktis Algoritma dan Pemrograman. Penerbit Deepublish,
Yogyakarta. 2016. ISBN: 978-602-401-318-9.
[8] Simamora, S.N.M.P."Analisis Metode Cross-Layer Design dalam Efisiensi Trafik Kanal dengan
Pendekatan Teknik Penjadwalan".Seminar Nasional Inovasi dan Rekayasa Teknologi (SNIRT)
2014, Fak. Teknik, Univ. 17 AGustus 1945 Cirebon. hal.95-100. ISSN: 2406-9663.
Pergeseran BIT (Binary-Digit)
Bit (binary-digit), umumnya diistilahkan dalam Bahasa Indonesia dengan biner, adalah salah
satu basis bilangan (data numerik) yang digunakan dalam platform sistem
komputer/komputer (machine-platform). Selain Bit, dikenal juga hexadecimal (sistem basis
bilangan 16), dan octal (octadecimal).
Rentang (range bilangan) Bit adalah 0 sampai dengan 1 (asumsi Bilangan Bulat). Dan
berikut tabel konversi antar-basis bilangan: DEC, HEX, OCT, BIN.
DEC HEX OCT BIN (4-bit)
0 0 0 0000
1 1 1 0001
2 2 2 0010
3 3 3 0011
4 4 4 0100
5 5 5 0101
6 6 6 0110
7 7 7 0111
8 8 10 1000
9 9 11 1001
10 A 12 1010
11 B 13 1011
fti.unibba.ac.id Hal. 2
12 C 14 1100
13 D 15 1101
14 E 16 1110
15 F 17 1111
Kodefikasi atau identificator yang digunakan pada heksal (HEX) adalah 0x (didepan bilangan
tersebut) atau ...h (di belakang bilangan tersebut, tanpa membedakan karakter kapital atau
kecil).
Contoh: -Transformasikan 0x2a dalam nilai decimal.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
0x2a = (2a)16 = 2ah = DEC( ... );
= 2.(16)1 + a.(16)0;
= 32 + 10;
= (42)10 = DEC(42);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int aL=0x2a;
cout << dec << aL;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Transformasikan 027 dalam nilai decimal.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
027 = (27)8 = DEC( ... );
= 2.(8)1 + 7.(8)0;
= 16 + 7;
= (23)10 = DEC(23);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int L=027;
cout << dec << L;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
fti.unibba.ac.id Hal. 3
Contoh: -Transformasikan DEC(47) dalam nilai octal.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
DEC(47) = (47)10 = ( ... )8;
47 ÷ 8 = 5 sisa 7;
5 ÷ 8 = 0 sisa 5;
disusun menjadi: (57)8 = 057;
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int bil=47;
cout << oct << bil;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Transformasikan DEC(161) dalam nilai heksal.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
DEC(97) = ( ... )16;
161 ÷ 16 = 10 sisa 1;
10 ÷ 16 = 0 sisa 10; 10 ⇒ A;
disusun menjadi: (a1)16 = 0xA1 = A1h;
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int T=161;
cout << hex << T;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Transformasikan DEC(161) dalam nilai bit.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
DEC(97) = ( ... )2;
161 ÷ 2 = 80 sisa 1;
fti.unibba.ac.id Hal. 4
80 ÷ 2 = 40 sisa 0;
40 ÷ 2 = 40 sisa 0;
20 ÷ 2 = 10 sisa 0;
10 ÷ 2 = 5 sisa 0;
5 ÷ 2 = 2 sisa 1;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (10100001)2;
Contoh: -Transformasikan (10100001)2 dalam nilai decimal.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
(10100001)2 = ( ... )10;
= (1)(2)7 + (0)(2)6 + (1)(2)5 + (0)(2)4 + (0)(2)3 + (0)(2)2 + (0)(2)1 + (1)(2)0;
= 128 + 32 + 1;
= (161)10;
= DEC(161);
Contoh: -Jika diketahui isi var: q1 adalah DEC(11), maka lakukan pergeseran 2-bit ke kiri.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(11) = ( ... )2;
11 ÷ 2 = 5 sisa 1;
5 ÷ 2 = 2 sisa 1;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (1011)2;
Lakukan pergeseran 2-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 1011;
berikan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx1011;
geser ⇒ 1011xx;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 101100;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(101100)2 = DEC( ... );
= (1)(2)5 + (0)(2)4 + (1)(2)3 + (1)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 0;
= (44)10 = DEC(44);
Hasil: DEC(11) digeser 2-bit ke kiri = (101100)2 = DEC(44);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int q1=11;
fti.unibba.ac.id Hal. 5
q1=(q1<<2);
cout << q1;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: zK adalah DEC(11), maka lakukan pergeseran 2-bit ke
kanan.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(11) = ( ... )2;
11 ÷ 2 = 5 sisa 1;
5 ÷ 2 = 2 sisa 1;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (1011)2;
Lakukan pergeseran 2-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 1011;
hilangkan 2-bit di sisi kanan ⇒ 10;
tambahkan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx10;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0010;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(0010)2 = DEC( ... );
= (0)(2)3 + (0)(2)2 + (1)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 0 + 0 + 2 + 0;
= (2)10 = DEC(2);
Hasil: DEC(11) digeser 2-bit ke kanan = (0010)2 = DEC(2);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int zK=11;
zK=(zK>>2);
cout << zK;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
fti.unibba.ac.id Hal. 6
Contoh: -Jika diketahui isi var: bil adalah 0x11, maka lakukan pergeseran 3-bit ke kiri.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu HEX-to-DEC
0x11 = (11)16 = 11h = DEC( ... );
= (1).(16)1 + (1).(16)0;
= 16 + 1;
= (17)10 = DEC(17);
Lalu transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN
DEC(17) = ( ... )2;
17 ÷ 2 = 8 sisa 1;
8 ÷ 2 = 4 sisa 0;
4 ÷ 2 = 2 sisa 0;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (10001)2;
Lakukan pergeseran 3-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 10001;
berikan 3-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxx10001;
geser ⇒ 10001xxx;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 10001000;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(10001000)2 = DEC( ... );
= (1)(2)7 + (0)(2)6 + (0)(2)5 + (0)(2)4 +(1)(2)3 +(0)(2)2 +(0)(2)1 +(0)(2)0 ;
= 128 + 0 + 0 + 0 + 8 + 0 + 0 + 0;
= (136)10 = DEC(136);
Hasil: 0x11 digeser 3-bit ke kiri = (10001000)2 = DEC(136);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int bil=0x11;
bil=(bil<<3);
cout << bil;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
fti.unibba.ac.id Hal. 7
Contoh: -Jika diketahui isi var: wK adalah 026, maka lakukan pergeseran 1-bit ke kanan.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu OCT-to-DEC
026 = (26)8 = 26h = DEC( ... );
= (2).(8)1 + (6).(8)0;
= 16 + 6;
= (22)10 = DEC(22);
Lalu transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN
DEC(22) = ( ... )2;
22 ÷ 2 = 11 sisa 0;
11 ÷ 2 = 5 sisa 1;
5 ÷ 2 = 2 sisa 1;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (10110)2;
Lakukan pergeseran 1-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 10110;
hilangkan 1-bit di sisi kanan ⇒ 1011;
tambahkan 1-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ x1011;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 01011;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(01011)2 = DEC( ... );
= (0)(2)4 + (1)(2)3 + (0)(2)2 + (1)(2)1 + (1)(2)0 ;
= 0 + 8 + 0 + 2 + 1;
= (11)10 = DEC(11);
Hasil: 026 digeser 1-bit ke kanan = (01011)2 = DEC(11);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int wK=026;
wK=(wK>>1);
cout << wK;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: hs1 adalah DEC(31), maka lakukan pergeseran 1-bit ke kiri.
fti.unibba.ac.id Hal. 8
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(31) = ( ... )2;
31 ÷ 2 = 15 sisa 1;
15 ÷ 2 = 7 sisa 1;
7 ÷ 2 = 3 sisa 1;
3 ÷ 2 = 1 sisa 1;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (11111)2;
Lakukan pergeseran 1-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 11111;
berikan 1-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ x11111;
geser ⇒ 11111x;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 111110;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(111110)2 = DEC( ... );
= (1)(2)5 + (1)(2)4 +(1)(2)3 +(1)(2)2 +(1)(2)1 +(0)(2)0 ;
= 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 0;
= (62)10 = DEC(62);
Hasil: DEC(31) digeser 1-bit ke kiri = (111110)2 = DEC(62);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int hs1=31;
hs1=(hs1<<1);
cout << hs1;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: zP adalah 41h, maka lakukan pergeseran 4-bit ke kanan.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu HEX-to-DEC
41h = (41)16 = 0x41 = DEC( ... );
= (4).(16)1 + (1).(16)0;
= 64 + 1;
= (65)10 = DEC(65);
fti.unibba.ac.id Hal. 9
Transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN
DEC(65) = ( ... )2;
65 ÷ 2 = 32 sisa 1;
32 ÷ 2 = 16 sisa 0;
16 ÷ 2 = 8 sisa 0;
8 ÷ 2 = 4 sisa 0;
4 ÷ 2 = 2 sisa 0;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (1000001)2;
Lakukan pergeseran 4-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 1000001;
hilangkan 4-bit di sisi kanan ⇒ 100;
tambahkan 4-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxxx100;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0000100;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(0000100)2 = DEC( ... );
= (0)(2)6 +(0)(2)5 +(0)(2)4 + (0)(2)3 + (1)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 0 + 0 + 0 + 0 + 4 + 0 + 0;
= (4)10 = DEC(4);
Hasil: 41h digeser 4-bit ke kanan = (0000100)2 = DEC(4);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int zP=0x41;
zP=(zP>>4);
cout << zP;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: ank1 adalah 051, maka lakukan pergeseran 5-bit ke kiri.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu OCT-to-DEC
051 = (51)8 = DEC( ... );
= (5).(8)1 + (1).(8)0;
= 40 + 1;
= (41)10 = DEC(41);
fti.unibba.ac.id Hal. 10
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(41) = ( ... )2;
41 ÷ 2 = 20 sisa 1;
20 ÷ 2 = 10 sisa 0;
10 ÷ 2 = 5 sisa 0;
5 ÷ 2 = 2 sisa 1;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (101001)2;
Lakukan pergeseran 5-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 101001;
berikan 5-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxxxx101001;
geser ⇒ 101001xxxxx;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 10100100000;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(10100100000)2 = DEC( ... );
= (1)(2)10 + (0)(2)9 + (1)(2)8 + (0)(2)7 + (0)(2)6 + (1)(2)5 + (0)(2)4 + (0)(2)3 + (0)(2)2 +
(0)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 1024 + 0 + 256 + 0 + 0 + 32 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0;
= (1312)10 = DEC(1312);
Hasil: 051 digeser 5-bit ke kiri = (10100100000)2 = DEC(1312);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int ank1=051;
ank1=(ank1<<5);
cout << ank1;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: sns adalah DEC(100), maka lakukan pergeseran 6-bit ke
kanan.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(100) = ( ... )2;
100 ÷ 2 = 50 sisa 0;
fti.unibba.ac.id Hal. 11
50 ÷ 2 = 25 sisa 0;
25 ÷ 2 = 12 sisa 1;
12 ÷ 2 = 6 sisa 0;
6 ÷ 2 = 3 sisa 0;
3 ÷ 2 = 1 sisa 1;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (1100100)2;
Lakukan pergeseran 6-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 1100100;
hilangkan 6-bit di sisi kanan ⇒ 1;
tambahkan 6-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxxxxx1;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0000001;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(0000001)2 = DEC( ... );
= (0)(2)6 + (0)(2)5 + (0)(2)4 + (0)(2)3 + (0)(2)2 + (0)(2)1 + (1)(2)0 ;
= 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1;
= (1)10 = DEC(1);
Hasil: DEC(1) digeser 6-bit ke kanan = (000001)2 = DEC(1);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int sns=100;
sns=(sns>>6);
cout << sns;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: aK adalah DEC(91), maka lakukan pergeseran 2-bit ke
kanan.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(91) = ( ... )2;
91 ÷ 2 = 45 sisa 1;
45 ÷ 2 = 22 sisa 1;
22 ÷ 2 = 11 sisa 0;
11 ÷ 2 = 5 sisa 1;
fti.unibba.ac.id Hal. 12
5 ÷ 2 = 2 sisa 1;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (1011011)2;
Lakukan pergeseran 2-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 1011011;
hilangkan 2-bit di sisi kanan ⇒ 10110;
tambahkan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx10110;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0010110;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(0010110)2 = DEC( ... );
= (0)(2)6 + (0)(2)5 + (1)(2)4 + (0)(2)3 + (1)(2)2 + (1)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 0 + 0 + 16 + 0 + 4 + 2 + 0;
= (22)10 = DEC(22);
Hasil: DEC(91) digeser 2-bit ke kanan = (0010110)2 = DEC(22);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int aK=91;
aK=(aK>>2);
cout << aK;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: b1L adalah DEC(19), maka lakukan pergeseran 2-bit ke kiri.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN
DEC(19) = ( ... )2;
19 ÷ 2 = 9 sisa 1;
9 ÷ 2 = 4 sisa 1;
4 ÷ 2 = 2 sisa 0;
2 ÷ 2 = 1 sisa 0;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (10011)2;
Lakukan pergeseran 2-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut
fti.unibba.ac.id Hal. 13
awal ⇒ 10011;
berikan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx10011;
geser ⇒ 10011xx;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 1001100;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(1001100)2 = DEC( ... );
= (1)(2)6 + (0)(2)5 + (0)(2)4 + (1)(2)3 + (1)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 64 + 0 + 0 + 8 + 4 + 0 + 0;
= (76)10 = DEC(76);
Hasil: DEC(19) digeser 2-bit ke kiri = (1001100)2 = DEC(76);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int b1L=19;
b1L=(b1L<<2);
cout << b1L;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Contoh: -Jika diketahui isi var: aju adalah 0171, maka lakukan pergeseran 2-bit ke kanan.
Solusi:
Algoritma Matematika Informasi
Transformasikan terlebih dahulu OCT-to-DEC
0171 = (171)8 = DEC( ... );
= (1).(8)2 + (7).(8)1 + (1).(8)0;
= 64 + 56 + 1;
= (121)10 = DEC(121);
Transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN
DEC(121) = ( ... )2;
121 ÷ 2 = 60 sisa 1;
60 ÷ 2 = 30 sisa 0;
30 ÷ 2 = 15 sisa 0;
15 ÷ 2 = 7 sisa 1;
7 ÷ 2 = 3 sisa 1;
3 ÷ 2 = 1 sisa 1;
1 ÷ 2 = 0 sisa 1;
disusun menjadi: (1111001)2;
fti.unibba.ac.id Hal. 14
Lakukan pergeseran 2-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut
awal ⇒ 1111001;
hilangkan 2-bit di sisi kanan ⇒ 11110;
tambahkan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx11110;
isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0011110;
Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human-
platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user)
(0011110)2 = DEC( ... );
= (0)(2)6 + (0)(2)5 + (1)(2)4 + (1)(2)3 + (1)(2)2 + (1)(2)1 + (0)(2)0 ;
= 0 + 0 + 16 + 8 + 4 + 2 + 0;
= (30)10 = DEC(30);
Hasil: 0171 digeser 2-bit ke kanan = (0011110)2 = DEC(30);
Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut:
#include<iostream>
using namespace std;
int main()
{
int aju=0171;
aju=(aju>>2);
cout << aju;
return 0;
}
Ditampilkan sebagai berikut:
Download aplikasi translator:
http://www.4shared.com/file/-qwXB9tece/devcpp-4992_setup.html
Kunjungi web-site: http://unibba.ac.id/fti/
Selamat Belajar

More Related Content

What's hot

Bab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadratBab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadrat
KIMHEKTAN
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Fahrul Razi
 
Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Alfi Uswatul Husna
 
6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilangan
teddyhadia
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
Mirhan Siregar
 
Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336
Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336
Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336
susipakpahan
 

What's hot (19)

Minggu_5 TIF305
Minggu_5 TIF305Minggu_5 TIF305
Minggu_5 TIF305
 
Bab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadratBab 2. fungsi kuadrat
Bab 2. fungsi kuadrat
 
Algoritma rsa
Algoritma rsaAlgoritma rsa
Algoritma rsa
 
[PUBLIC] quiz-01-midterm-solutions.pdf
[PUBLIC] quiz-01-midterm-solutions.pdf[PUBLIC] quiz-01-midterm-solutions.pdf
[PUBLIC] quiz-01-midterm-solutions.pdf
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
 
Algoritma dan Matematika_tif305_reg-sns
Algoritma dan Matematika_tif305_reg-snsAlgoritma dan Matematika_tif305_reg-sns
Algoritma dan Matematika_tif305_reg-sns
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
 
Bab ii keg pembel 6 array
Bab ii keg pembel 6  arrayBab ii keg pembel 6  array
Bab ii keg pembel 6 array
 
Kalkulus hibaten
Kalkulus hibatenKalkulus hibaten
Kalkulus hibaten
 
Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012Matematika XI IPA Semester Genap 2012
Matematika XI IPA Semester Genap 2012
 
suku banyak
suku banyaksuku banyak
suku banyak
 
Operasi Aritmatika
Operasi AritmatikaOperasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilangan
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Contoh Soal UAN - Suku Banyak
Contoh Soal UAN - Suku BanyakContoh Soal UAN - Suku Banyak
Contoh Soal UAN - Suku Banyak
 
Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336
Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336
Latihansoalsnmptn2011matematikadasar336
 
Analisis matlab
Analisis matlabAnalisis matlab
Analisis matlab
 
Fungsi grafik di matlab
Fungsi grafik di matlabFungsi grafik di matlab
Fungsi grafik di matlab
 

Similar to Pergeseran Bit-sns

Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
Fisma Ananda
 

Similar to Pergeseran Bit-sns (20)

Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007
 
M8_TIF305_sns_ubb
M8_TIF305_sns_ubbM8_TIF305_sns_ubb
M8_TIF305_sns_ubb
 
Japaness multiplification 3 variables and 4 variables
Japaness multiplification 3 variables and 4 variablesJapaness multiplification 3 variables and 4 variables
Japaness multiplification 3 variables and 4 variables
 
Artikel sns op-bndg_2000
Artikel sns op-bndg_2000Artikel sns op-bndg_2000
Artikel sns op-bndg_2000
 
fti305_op_sns
fti305_op_snsfti305_op_sns
fti305_op_sns
 
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptxINFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam Komputer
 
Pengantar VBscript Pangalengge Educations
Pengantar VBscript Pangalengge EducationsPengantar VBscript Pangalengge Educations
Pengantar VBscript Pangalengge Educations
 
1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Kuliah 1 sistem digital
Kuliah 1 sistem digitalKuliah 1 sistem digital
Kuliah 1 sistem digital
 
program konversi biner ke desimal dengan bahasa c
program konversi biner ke desimal dengan bahasa cprogram konversi biner ke desimal dengan bahasa c
program konversi biner ke desimal dengan bahasa c
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
Sistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdfSistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdf
 
Sistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdfSistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdf
 
Bab vi sistembilangan
Bab vi sistembilanganBab vi sistembilangan
Bab vi sistembilangan
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
 
Number system
Number system Number system
Number system
 
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. dataPertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
Pertemuan 4 & 5 sistem bilangan & org. data
 

More from staffpengajar

More from staffpengajar (20)

Lthn_kasus_M13_alpro.pdf
Lthn_kasus_M13_alpro.pdfLthn_kasus_M13_alpro.pdf
Lthn_kasus_M13_alpro.pdf
 
M15_alpro_.pdf
M15_alpro_.pdfM15_alpro_.pdf
M15_alpro_.pdf
 
M09-jarKomp-1_.pdf
M09-jarKomp-1_.pdfM09-jarKomp-1_.pdf
M09-jarKomp-1_.pdf
 
M10-jarKomp-1.pdf
M10-jarKomp-1.pdfM10-jarKomp-1.pdf
M10-jarKomp-1.pdf
 
Dasar Operator Arithmatika_python.pdf
Dasar Operator Arithmatika_python.pdfDasar Operator Arithmatika_python.pdf
Dasar Operator Arithmatika_python.pdf
 
artikel_IoT_PR_snmpsimamora.pdf
artikel_IoT_PR_snmpsimamora.pdfartikel_IoT_PR_snmpsimamora.pdf
artikel_IoT_PR_snmpsimamora.pdf
 
data_dan_DBase_.pdf
data_dan_DBase_.pdfdata_dan_DBase_.pdf
data_dan_DBase_.pdf
 
Randomize number vbscript_sns
Randomize number vbscript_snsRandomize number vbscript_sns
Randomize number vbscript_sns
 
sns77 vb script_politel
sns77 vb script_politelsns77 vb script_politel
sns77 vb script_politel
 
Diktat c++ d76_dev-cpp
Diktat c++ d76_dev-cppDiktat c++ d76_dev-cpp
Diktat c++ d76_dev-cpp
 
Algoritma Matematika Informasi dalam Pemrograman C++
Algoritma Matematika Informasi dalam Pemrograman C++Algoritma Matematika Informasi dalam Pemrograman C++
Algoritma Matematika Informasi dalam Pemrograman C++
 
sns about struct-cpp
sns about struct-cppsns about struct-cpp
sns about struct-cpp
 
Allen d76 matlab-adjoe_
Allen d76 matlab-adjoe_Allen d76 matlab-adjoe_
Allen d76 matlab-adjoe_
 
What about spim-simulator
What about spim-simulatorWhat about spim-simulator
What about spim-simulator
 
Notes reliability engineering
Notes reliability engineeringNotes reliability engineering
Notes reliability engineering
 
Matlab sns_77
Matlab sns_77Matlab sns_77
Matlab sns_77
 
Matlab tutor sns
Matlab tutor snsMatlab tutor sns
Matlab tutor sns
 
sns es oop_
sns es oop_sns es oop_
sns es oop_
 
Oop aju allen-UBB
Oop aju allen-UBBOop aju allen-UBB
Oop aju allen-UBB
 
M8 tif314 krywn_sns
M8 tif314 krywn_snsM8 tif314 krywn_sns
M8 tif314 krywn_sns
 

Recently uploaded

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdfLAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 

Pergeseran Bit-sns

  • 1. fti.unibba.ac.id Hal. 1 FTI305 Organisasi dan Arsitektur Komputer (3 sks) Dosen: Ir. Sihar, MT. Program studi T. Informatika Fak. Teknologi Informasi Bandung – 2016 Referensi: [1] Burns, R. Programming Concepts in C++. Xlibris Publisher. 2014. ISBN: 978-1499044836. [2] Davis, S.R. Beginning Programming with C++ For Dummies, 2nd Edition. For Dummies Publisher. 2014. ISBN-13: 978-1118823873. [3] Null, L. Lobur, J. The Essentials of Computer Organization and Architecture, 4th Edition. Jones & Bartlett Learning Publisher. 2014. ISBN: 978-1284045611. [4] Roberts, E. Programming Abstractions in C++, 1st Edition. Pearson Publisher. 2013. ISBN: 978- 0133454840. [5] Simamora, S.N.M.P. "Dynamics System Modeling Approach in Node Mobility on Mobile Ad- hoc Network". The 1st Conference on Information Technology, Computer, and Electrical Engineering (CITACEE 2013). 16 November 2013. Departement of Computer Engineering, Univ. Diponegoro. hal.35-39. ISSN: 2338-5154. [6] Simamora, S.N.M.P. “Diktat Organisasi dan Arsitektur Komputer”. Program studi T. Informatika, Fak. Teknologi Informasi. Univ. BALE. Bandung. 2012. [7] Simamora, S.N.M.P. Modul Belajar Praktis Algoritma dan Pemrograman. Penerbit Deepublish, Yogyakarta. 2016. ISBN: 978-602-401-318-9. [8] Simamora, S.N.M.P."Analisis Metode Cross-Layer Design dalam Efisiensi Trafik Kanal dengan Pendekatan Teknik Penjadwalan".Seminar Nasional Inovasi dan Rekayasa Teknologi (SNIRT) 2014, Fak. Teknik, Univ. 17 AGustus 1945 Cirebon. hal.95-100. ISSN: 2406-9663. Pergeseran BIT (Binary-Digit) Bit (binary-digit), umumnya diistilahkan dalam Bahasa Indonesia dengan biner, adalah salah satu basis bilangan (data numerik) yang digunakan dalam platform sistem komputer/komputer (machine-platform). Selain Bit, dikenal juga hexadecimal (sistem basis bilangan 16), dan octal (octadecimal). Rentang (range bilangan) Bit adalah 0 sampai dengan 1 (asumsi Bilangan Bulat). Dan berikut tabel konversi antar-basis bilangan: DEC, HEX, OCT, BIN. DEC HEX OCT BIN (4-bit) 0 0 0 0000 1 1 1 0001 2 2 2 0010 3 3 3 0011 4 4 4 0100 5 5 5 0101 6 6 6 0110 7 7 7 0111 8 8 10 1000 9 9 11 1001 10 A 12 1010 11 B 13 1011
  • 2. fti.unibba.ac.id Hal. 2 12 C 14 1100 13 D 15 1101 14 E 16 1110 15 F 17 1111 Kodefikasi atau identificator yang digunakan pada heksal (HEX) adalah 0x (didepan bilangan tersebut) atau ...h (di belakang bilangan tersebut, tanpa membedakan karakter kapital atau kecil). Contoh: -Transformasikan 0x2a dalam nilai decimal. Solusi: Algoritma Matematika Informasi 0x2a = (2a)16 = 2ah = DEC( ... ); = 2.(16)1 + a.(16)0; = 32 + 10; = (42)10 = DEC(42); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int aL=0x2a; cout << dec << aL; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Transformasikan 027 dalam nilai decimal. Solusi: Algoritma Matematika Informasi 027 = (27)8 = DEC( ... ); = 2.(8)1 + 7.(8)0; = 16 + 7; = (23)10 = DEC(23); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int L=027; cout << dec << L; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut:
  • 3. fti.unibba.ac.id Hal. 3 Contoh: -Transformasikan DEC(47) dalam nilai octal. Solusi: Algoritma Matematika Informasi DEC(47) = (47)10 = ( ... )8; 47 ÷ 8 = 5 sisa 7; 5 ÷ 8 = 0 sisa 5; disusun menjadi: (57)8 = 057; Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int bil=47; cout << oct << bil; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Transformasikan DEC(161) dalam nilai heksal. Solusi: Algoritma Matematika Informasi DEC(97) = ( ... )16; 161 ÷ 16 = 10 sisa 1; 10 ÷ 16 = 0 sisa 10; 10 ⇒ A; disusun menjadi: (a1)16 = 0xA1 = A1h; Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int T=161; cout << hex << T; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Transformasikan DEC(161) dalam nilai bit. Solusi: Algoritma Matematika Informasi DEC(97) = ( ... )2; 161 ÷ 2 = 80 sisa 1;
  • 4. fti.unibba.ac.id Hal. 4 80 ÷ 2 = 40 sisa 0; 40 ÷ 2 = 40 sisa 0; 20 ÷ 2 = 10 sisa 0; 10 ÷ 2 = 5 sisa 0; 5 ÷ 2 = 2 sisa 1; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (10100001)2; Contoh: -Transformasikan (10100001)2 dalam nilai decimal. Solusi: Algoritma Matematika Informasi (10100001)2 = ( ... )10; = (1)(2)7 + (0)(2)6 + (1)(2)5 + (0)(2)4 + (0)(2)3 + (0)(2)2 + (0)(2)1 + (1)(2)0; = 128 + 32 + 1; = (161)10; = DEC(161); Contoh: -Jika diketahui isi var: q1 adalah DEC(11), maka lakukan pergeseran 2-bit ke kiri. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(11) = ( ... )2; 11 ÷ 2 = 5 sisa 1; 5 ÷ 2 = 2 sisa 1; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (1011)2; Lakukan pergeseran 2-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 1011; berikan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx1011; geser ⇒ 1011xx; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 101100; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (101100)2 = DEC( ... ); = (1)(2)5 + (0)(2)4 + (1)(2)3 + (1)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ; = 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 0; = (44)10 = DEC(44); Hasil: DEC(11) digeser 2-bit ke kiri = (101100)2 = DEC(44); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int q1=11;
  • 5. fti.unibba.ac.id Hal. 5 q1=(q1<<2); cout << q1; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: zK adalah DEC(11), maka lakukan pergeseran 2-bit ke kanan. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(11) = ( ... )2; 11 ÷ 2 = 5 sisa 1; 5 ÷ 2 = 2 sisa 1; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (1011)2; Lakukan pergeseran 2-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 1011; hilangkan 2-bit di sisi kanan ⇒ 10; tambahkan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx10; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0010; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (0010)2 = DEC( ... ); = (0)(2)3 + (0)(2)2 + (1)(2)1 + (0)(2)0 ; = 0 + 0 + 2 + 0; = (2)10 = DEC(2); Hasil: DEC(11) digeser 2-bit ke kanan = (0010)2 = DEC(2); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int zK=11; zK=(zK>>2); cout << zK; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut:
  • 6. fti.unibba.ac.id Hal. 6 Contoh: -Jika diketahui isi var: bil adalah 0x11, maka lakukan pergeseran 3-bit ke kiri. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu HEX-to-DEC 0x11 = (11)16 = 11h = DEC( ... ); = (1).(16)1 + (1).(16)0; = 16 + 1; = (17)10 = DEC(17); Lalu transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN DEC(17) = ( ... )2; 17 ÷ 2 = 8 sisa 1; 8 ÷ 2 = 4 sisa 0; 4 ÷ 2 = 2 sisa 0; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (10001)2; Lakukan pergeseran 3-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 10001; berikan 3-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxx10001; geser ⇒ 10001xxx; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 10001000; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (10001000)2 = DEC( ... ); = (1)(2)7 + (0)(2)6 + (0)(2)5 + (0)(2)4 +(1)(2)3 +(0)(2)2 +(0)(2)1 +(0)(2)0 ; = 128 + 0 + 0 + 0 + 8 + 0 + 0 + 0; = (136)10 = DEC(136); Hasil: 0x11 digeser 3-bit ke kiri = (10001000)2 = DEC(136); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int bil=0x11; bil=(bil<<3); cout << bil; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut:
  • 7. fti.unibba.ac.id Hal. 7 Contoh: -Jika diketahui isi var: wK adalah 026, maka lakukan pergeseran 1-bit ke kanan. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu OCT-to-DEC 026 = (26)8 = 26h = DEC( ... ); = (2).(8)1 + (6).(8)0; = 16 + 6; = (22)10 = DEC(22); Lalu transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN DEC(22) = ( ... )2; 22 ÷ 2 = 11 sisa 0; 11 ÷ 2 = 5 sisa 1; 5 ÷ 2 = 2 sisa 1; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (10110)2; Lakukan pergeseran 1-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 10110; hilangkan 1-bit di sisi kanan ⇒ 1011; tambahkan 1-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ x1011; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 01011; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (01011)2 = DEC( ... ); = (0)(2)4 + (1)(2)3 + (0)(2)2 + (1)(2)1 + (1)(2)0 ; = 0 + 8 + 0 + 2 + 1; = (11)10 = DEC(11); Hasil: 026 digeser 1-bit ke kanan = (01011)2 = DEC(11); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int wK=026; wK=(wK>>1); cout << wK; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: hs1 adalah DEC(31), maka lakukan pergeseran 1-bit ke kiri.
  • 8. fti.unibba.ac.id Hal. 8 Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(31) = ( ... )2; 31 ÷ 2 = 15 sisa 1; 15 ÷ 2 = 7 sisa 1; 7 ÷ 2 = 3 sisa 1; 3 ÷ 2 = 1 sisa 1; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (11111)2; Lakukan pergeseran 1-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 11111; berikan 1-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ x11111; geser ⇒ 11111x; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 111110; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (111110)2 = DEC( ... ); = (1)(2)5 + (1)(2)4 +(1)(2)3 +(1)(2)2 +(1)(2)1 +(0)(2)0 ; = 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 0; = (62)10 = DEC(62); Hasil: DEC(31) digeser 1-bit ke kiri = (111110)2 = DEC(62); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int hs1=31; hs1=(hs1<<1); cout << hs1; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: zP adalah 41h, maka lakukan pergeseran 4-bit ke kanan. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu HEX-to-DEC 41h = (41)16 = 0x41 = DEC( ... ); = (4).(16)1 + (1).(16)0; = 64 + 1; = (65)10 = DEC(65);
  • 9. fti.unibba.ac.id Hal. 9 Transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN DEC(65) = ( ... )2; 65 ÷ 2 = 32 sisa 1; 32 ÷ 2 = 16 sisa 0; 16 ÷ 2 = 8 sisa 0; 8 ÷ 2 = 4 sisa 0; 4 ÷ 2 = 2 sisa 0; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (1000001)2; Lakukan pergeseran 4-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 1000001; hilangkan 4-bit di sisi kanan ⇒ 100; tambahkan 4-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxxx100; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0000100; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (0000100)2 = DEC( ... ); = (0)(2)6 +(0)(2)5 +(0)(2)4 + (0)(2)3 + (1)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ; = 0 + 0 + 0 + 0 + 4 + 0 + 0; = (4)10 = DEC(4); Hasil: 41h digeser 4-bit ke kanan = (0000100)2 = DEC(4); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int zP=0x41; zP=(zP>>4); cout << zP; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: ank1 adalah 051, maka lakukan pergeseran 5-bit ke kiri. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu OCT-to-DEC 051 = (51)8 = DEC( ... ); = (5).(8)1 + (1).(8)0; = 40 + 1; = (41)10 = DEC(41);
  • 10. fti.unibba.ac.id Hal. 10 Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(41) = ( ... )2; 41 ÷ 2 = 20 sisa 1; 20 ÷ 2 = 10 sisa 0; 10 ÷ 2 = 5 sisa 0; 5 ÷ 2 = 2 sisa 1; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (101001)2; Lakukan pergeseran 5-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 101001; berikan 5-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxxxx101001; geser ⇒ 101001xxxxx; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 10100100000; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (10100100000)2 = DEC( ... ); = (1)(2)10 + (0)(2)9 + (1)(2)8 + (0)(2)7 + (0)(2)6 + (1)(2)5 + (0)(2)4 + (0)(2)3 + (0)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ; = 1024 + 0 + 256 + 0 + 0 + 32 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0; = (1312)10 = DEC(1312); Hasil: 051 digeser 5-bit ke kiri = (10100100000)2 = DEC(1312); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int ank1=051; ank1=(ank1<<5); cout << ank1; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: sns adalah DEC(100), maka lakukan pergeseran 6-bit ke kanan. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(100) = ( ... )2; 100 ÷ 2 = 50 sisa 0;
  • 11. fti.unibba.ac.id Hal. 11 50 ÷ 2 = 25 sisa 0; 25 ÷ 2 = 12 sisa 1; 12 ÷ 2 = 6 sisa 0; 6 ÷ 2 = 3 sisa 0; 3 ÷ 2 = 1 sisa 1; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (1100100)2; Lakukan pergeseran 6-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 1100100; hilangkan 6-bit di sisi kanan ⇒ 1; tambahkan 6-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xxxxxx1; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0000001; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (0000001)2 = DEC( ... ); = (0)(2)6 + (0)(2)5 + (0)(2)4 + (0)(2)3 + (0)(2)2 + (0)(2)1 + (1)(2)0 ; = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1; = (1)10 = DEC(1); Hasil: DEC(1) digeser 6-bit ke kanan = (000001)2 = DEC(1); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int sns=100; sns=(sns>>6); cout << sns; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: aK adalah DEC(91), maka lakukan pergeseran 2-bit ke kanan. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(91) = ( ... )2; 91 ÷ 2 = 45 sisa 1; 45 ÷ 2 = 22 sisa 1; 22 ÷ 2 = 11 sisa 0; 11 ÷ 2 = 5 sisa 1;
  • 12. fti.unibba.ac.id Hal. 12 5 ÷ 2 = 2 sisa 1; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (1011011)2; Lakukan pergeseran 2-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 1011011; hilangkan 2-bit di sisi kanan ⇒ 10110; tambahkan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx10110; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0010110; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (0010110)2 = DEC( ... ); = (0)(2)6 + (0)(2)5 + (1)(2)4 + (0)(2)3 + (1)(2)2 + (1)(2)1 + (0)(2)0 ; = 0 + 0 + 16 + 0 + 4 + 2 + 0; = (22)10 = DEC(22); Hasil: DEC(91) digeser 2-bit ke kanan = (0010110)2 = DEC(22); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int aK=91; aK=(aK>>2); cout << aK; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: b1L adalah DEC(19), maka lakukan pergeseran 2-bit ke kiri. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu DEC-to-BIN DEC(19) = ( ... )2; 19 ÷ 2 = 9 sisa 1; 9 ÷ 2 = 4 sisa 1; 4 ÷ 2 = 2 sisa 0; 2 ÷ 2 = 1 sisa 0; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (10011)2; Lakukan pergeseran 2-bit ke kiri pada biner yang didapatkan tersebut
  • 13. fti.unibba.ac.id Hal. 13 awal ⇒ 10011; berikan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx10011; geser ⇒ 10011xx; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 1001100; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (1001100)2 = DEC( ... ); = (1)(2)6 + (0)(2)5 + (0)(2)4 + (1)(2)3 + (1)(2)2 + (0)(2)1 + (0)(2)0 ; = 64 + 0 + 0 + 8 + 4 + 0 + 0; = (76)10 = DEC(76); Hasil: DEC(19) digeser 2-bit ke kiri = (1001100)2 = DEC(76); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int b1L=19; b1L=(b1L<<2); cout << b1L; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Contoh: -Jika diketahui isi var: aju adalah 0171, maka lakukan pergeseran 2-bit ke kanan. Solusi: Algoritma Matematika Informasi Transformasikan terlebih dahulu OCT-to-DEC 0171 = (171)8 = DEC( ... ); = (1).(8)2 + (7).(8)1 + (1).(8)0; = 64 + 56 + 1; = (121)10 = DEC(121); Transformasikan selanjutnya DEC-to-BIN DEC(121) = ( ... )2; 121 ÷ 2 = 60 sisa 1; 60 ÷ 2 = 30 sisa 0; 30 ÷ 2 = 15 sisa 0; 15 ÷ 2 = 7 sisa 1; 7 ÷ 2 = 3 sisa 1; 3 ÷ 2 = 1 sisa 1; 1 ÷ 2 = 0 sisa 1; disusun menjadi: (1111001)2;
  • 14. fti.unibba.ac.id Hal. 14 Lakukan pergeseran 2-bit ke kanan pada biner yang didapatkan tersebut awal ⇒ 1111001; hilangkan 2-bit di sisi kanan ⇒ 11110; tambahkan 2-tmp (‘x’) di sisi kiri ⇒ xx11110; isikan ‘x’ dengan bit 0 ⇒ 0011110; Nyatakan nilai biner tersebut dalam DEC agar dapat diinterpretasikan dalam human- platform (dibuktikan dalam bilangan yang dipahami end-user) (0011110)2 = DEC( ... ); = (0)(2)6 + (0)(2)5 + (1)(2)4 + (1)(2)3 + (1)(2)2 + (1)(2)1 + (0)(2)0 ; = 0 + 0 + 16 + 8 + 4 + 2 + 0; = (30)10 = DEC(30); Hasil: 0171 digeser 2-bit ke kanan = (0011110)2 = DEC(30); Dituliskan dalam algoritma dan pemrograman C++ sebagai berikut: #include<iostream> using namespace std; int main() { int aju=0171; aju=(aju>>2); cout << aju; return 0; } Ditampilkan sebagai berikut: Download aplikasi translator: http://www.4shared.com/file/-qwXB9tece/devcpp-4992_setup.html Kunjungi web-site: http://unibba.ac.id/fti/ Selamat Belajar