SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Buhori Muslim
Sistem Radiks Himpunan/elemen Digit Contoh
Desimal r=10
r=2
r=16
r= 8
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} 25510
Biner
{0,1,2,3,4,5,6,7} 3778
{0,1} 111111112
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A, B, C, D, E, F} FF16
Oktal
Heksadesimal
Biner 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
Heksa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
 Sistem bilangan decimal adalah sistem bilangan yang banyak
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini
menggunakan radix atau base 10. Bilangan Base 10 artinya
bilangan yang memiliki perpangkatan 10 (semisal 100, 101, 102, dan
lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini
antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
 Sebagai contoh adalah bilangan 157(10). Hasil dari Bilangan decimal
157(10) adalah :
 157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1).
 Desimal to Biner
 Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode
pembagian dengan angka 2 sampai hasil terakhir 0. Mari kita perhatikan
contohnya!
205(10)
205 : 2 = 102 sisa 1
102 : 2 = 51 sisa 0
51 : 2 = 25 sisa 1
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Maka hasilnya:
205(10) = 11001101(2)
Note:
Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah
yang berarti 11001101(2)
 Desimal to Biner
 Konversi 17910 ke biner:
179 / 2 = 89 sisa 1
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa 1
  17910 = 101100112
 Desimal to Biner
 9 (10) = . . . . (2)
 Apabila hasilnya sisa “1” atau “0” tulis sisanya di
bagian samping. Dan penulisan hasil bilangan
biner dimulai dari urutan paling bawah
 Desimal to Oktal
 Konversi 17910 ke oktal:
179 / 8 = 22 sisa 3
/ 8 = 2 sisa 6
/ 8 = 0 sisa 2
  17910 = 2638
 Desimal to Oktal
 533 (10) = . . . . . . . . (8)
 Desimal to Heksadesimal
 Konversi 17910 ke hexadesimal:
179 / 16 = 11 sisa 3
/ 16 = 0 sisa 11 (dlm hexadesimal berarti B)
  17910 = B316
 Desimal to Heksadesimal
 2479 (10) = . . . . . . . .(16)
 3510=…..2
 5010=….2
 4310=….2
 14010=….16
 5610=….16
 8910=….16
 2610=….8
 6610=….8
 5610=….8
 Sistem bilangan biner adalah sistem bilangan
dengan base 2. Bilangan Base 2 artinya
bilangan yang memiliki perpangkatan 2
(semisal 20, 21, 22, dan lain sebagainya).
Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini
antara lain adalah 0 dan 1.
 Biner to Desimal
 Perhatikan contoh di bawah ini merupakan
contoh konversi atau mengubah dari
bilangan biner ke dalam bilangan decimal.
 1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 8 + 4 + 2 + 0
= 14
 Biner to Desimal
 1011(2) = . . . . . . . (10)
 Biner to Oktal
konversikan 101100112 ke bilangan oktal
Jawab :10 110 011
2 6 3
 Jadi 101100112 = 2638
 100011002=14010
 1010101002=34010
 1100102=….8
 10101012=….8
 11101102=….16
 111100012=….16
 Sistem bilangan heksadesimal adalah sistem
bilangan dengan base 16. Bilangan Base 16
artinya bilangan yang memiliki perpangkatan
16 (semisal 160, 161, 162, dan lain sebagainya).
Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini
antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, dan F. Karena Heksadesimal
merupakan pangkat dari dua, maka
Heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner.
 Heksa to Desimal
 9AF (16) = . . . . . . . . (10)
 Heksadesimal to Biner
DIGIT HEKSADESIMAL DIGIT BINER
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
1000 8
1001 9
1010 A
1011 B
1100 C
1101 D
1110 E
1111 F
 Heksadesimal to Biner
 Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan
biner!
5 = 0101
D = 1101
9 = 1001
3 = 0011
Note:
 Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah
0101110110010011
 4D16=….2
 2A16=….2
 D616=….8
 F416=….8
 3B16=….8
 Sistem bilangan octal adalah
sistem bilangan dengan
base 8. Bilangan Base 8
artinya bilangan yang
memiliki perpangkatan 8
(semisal 80, 81, 82, dan lain
sebagainya). Bilangan yang
ada dalam sistem bilangan
ini antara lain adalah 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, dan 7. Karena octal
merupakan pangkat dari
dua, maka octal berkaitan
dengan prinsip biner.
DIGIT OCTAL DIGIT BINER
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
 Oktal to Desimal
 1025 (8) = . . . . . . . . . (10)
 Oktal to Biner
 Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi
bilangan biner!
6 3 0 5
110 011 000 101
Note:
 Masing-masing digit oktal diganti dengan
ekivalens 3 bit (biner)
 Oktal to Biner
2638 ke bilangan biner.
Jawab: 2 6 3
010 110 011
Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak
ada artinya kita bisa menuliskan 101100112
 358=….2
 438=….2
 608=….2
 328=….10
 418=….10
 608=….10
 568=….16
 758=….16
 378=….16
 Penjumlahan Bilangan Biner
 10110 (2) + 1011
Konversikan Bilangan di Bawah ini
 8910 = ……16
 3678 = ……2
 29A16 = ……10
 1101112 = …….8
 35910 = ……2
 4728 = ……16
 110102 = ……10
 7FD16 = ……8
 Konversi 8910 ke hexadesimal:
89 / 16 = 5 sisa 9
8910 = 5916
 Konversi 3678 ke biner:
3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111
» 0111101112 = 111101112
 Konversi 110102 ke desimal:
= 124 + 123 +022 + 121 + 020
= 16 + 8 + 2 = 2610
Jawaban
 Konversi 7FD16 ke oktal:
7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101
0111111111012 = 111111111012
111111111012 = 37758
» 7FD16 = 37758
 Konversi 29A16 ke desimal:
= 2162 + 9161 + A160
= 512 + 144 + 10 = 66610
 Konversi 1101112 ke Oktal
110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678
 Konversi 35910 ke biner
359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB)
/ 2 = 89 sisa 1
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa = 1 (MSB)
  35910 = 1011001112
 Konversi 4728 ke hexadecimal = 314
 4728 = 1001110102
 4 7 2
 100 111 010
 1001110102 = 13A16
 11012 = 123 + 122 + 120
= 8 + 4 + 1 = 1310
 5728 = 582 + 781 + 280
= 320 + 56 + 16 = 39210
 2A16 = 2161 + 10160
= 32 + 10 = 4210
1. Carilah hasil konversi desimal ke biner di bawah ini
a. 25 (10) = . . . . . . (2)
b. 33 (10) = . . . . . . (2)
2. Carilah hasil konversi biner ke desimal di bawah ini
a. 11101(2) = . . . . . (10)
b. 1010101(2) = . . . . . . (10)
c. 11101110 (2) = . . . . . .(10)
3. Carilah konversi desimal ke oktal di bawah ini
a. 875 (10) = . . . . . . .(8)
b. 453 (10)= . . . . . . . (8)
4. Carilah Konversi Oktal ke desimal dibawah ini
a. 564 (8) = . . . . . . .(10)
b. 246 (8) = . . . . . . .(10)
5. Carilah konversi hexadesimal ke desimal dibawah ini
34FA (16) = . . . . . . .(10)
Konversikan Bilangan di Bawah ini
 8910 = ……16
 3678 = ……2
 110102 = ……10
 7FD16 = ……8
 29A16 = ……10
 1101112 = …….8
 35910 = ……2
 4728 = ……16
 Konversi 8910 ke hexadesimal:
89 / 16 = 5 sisa 9
8910 = 5916
 Konversi 3678 ke biner:
3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111
» 0111101112 = 111101112
 Konversi 110102 ke desimal:
= 124 + 123 +022 + 121 + 020
= 16 + 8 + 2 = 2610
Jawaban
 Konversi 7FD16 ke oktal:
7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101
0111111111012 = 111111111012
111111111012 = 37758
» 7FD16 = 37758
 Konversi 29A16 ke desimal:
= 2162 + 9161 + A160
= 512 + 144 + 10 = 66610
 Konversi 1101112 ke Oktal
110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678
 Konversi 35910 ke biner
359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB)
/ 2 = 89 sisa 1
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11 sisa 0
/ 2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa = 1 (MSB)
  35910 = 1011001112
 Konversi 4728 ke hexadecimal = 314
 4728 = 1001110102
4 7 2
100 111 010
 1001110102 = 13A16
 Komputer secara umum bekerja dengan
beberapa jumlah bit khusus. Kumpulan yang
Umum adalah bit tunggal, kelompok empat
bit (disebut nibbles), kelompok delapan bit
(disebut byte), kelompok 16 bit (disebut
word), dan lain-lain.
 "Unit" paling kecil dari data pada komputer biner adalah
satu bit tunggal.
 satu bit tunggal mampu merepresentasikan hanya dua
nilai yang berbeda (secara tipikal nol atau satu)
 Anda bisa merepresentasikan dua item data apapun yang
berbeda dengan satu bit tunggal. Contoh meliputi nol atau
satu, benar atau salah, on atau off, pria atau wanita. Anda
tidak dibatasi untuk merepresentasikan jenis data biner
(yaitu, objek yang hanya mempunyai dua nilai yang
berbeda).
 Data adalah apa yang anda ingin definisikan.
 Jika anda menggunakan bit untuk merepresentasikan
suatu nilai boolean (benar/salah) maka bit itu (oleh
definisi anda) merepresentasikan benar atau salah.
 Agar bit mempunyai maksud/arti yang benar, anda harus
konsisten. Maka, jika anda sedang menggunakan bit
untuk merepresentasikan benar atau salah di dalam
program anda, anda tidak boleh menggunakan nilai
benar/salah yang disimpan dalam bit tsb untuk
merepresentasikan merah atau biru.
 nibble adalah satu koleksi empat bit. Ia bukan
merupakan jenis data yang menarik kecuali dua
item: bilangan BCD (binary coded decimal) dan
bilangan berbasis enambelas.
 Ia menggunakan empat bit untuk
merepresentasikan satu BCD tunggal atau digit
hexadecimal. Dengan suatu nibble, kita bisa
merepresentasikan sampai dengan 16 nilai berbeda.
 Dalam kasus bilangan berbasis enambelas,
nilai dapat berupa 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A,
B, C, D, E, dan F direpresentasikan dengan
empat bit. BCD menggunakan sepuluh angka
berbeda (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)
 Struktur data terpenting yang digunakan oleh
mikroprosesor 80x86 adalah byte. Sebuah byte
terdiri dari delapan bit dan adalah datum
addressable paling kecil (data item) pada
mikroprosesor 80x86.
 Memori Utama dan alamat I/O pada 80x86 adalah
semua alamat byte. Artinya bahwa item paling kecil
yang mungkin diakses secara individu oleh satu
program 80x86 adalah nilai delapan-bit.
 Bit dalam satu byte secara normal dinomori
dari nol sampai tujuh menggunakan konvensi
di dalam gambar 1.1.
 Bit 0 adalah urutan bit terendah atau bit
paling tidak berarti (signifikan), bit 7 adalah
urutan bit paling berarti (signifikan) dari byte.
Kita akan mengacu pada penomoran semua
bit lain.
Gambar 1.1: Penomoran Bit dalam satu Byte
 Perhatikan bahwa satu byte juga berisi persis dua
nibble (lihat gambar 1.2).
Gambar 1.2: Dua Nibbles dalam satu Byte
 Sebuah word adalah kelompok 16 bit. Kita akan
menomori bit dalam word mulai dari nol sampai
dengan lima belas. Penomoran bit muncul di gambar
1.3.
Gambar 1.3: Nomor Bit dalam Word
 Seperti byte, bit 0 adalah urutan bit terendah dan bit 15
adalah urutan bit tertinggi.
 Perhatikan bahwa satu word berisi persis dua byte.
Bit 0 sampai 7 membentuk urutan byte terendah,
bit 8 hingga 15 membentuk urutan byte tertinggi
(lihat gambar 1.4).
Gambar 1.4: Dua Bytes dalam Word
 Secara alami, satu word mungkin saja dipecah ke
dalam empat nibble seperti diperlihatkan di dalam
gambar 1.5.
Gambar 1.5: Nibble dalam Sebuah Word
 Nibble nol adalah nibble urutan terendah
dalam word dan nibble tiga adalah nible
urutan tertinggi dari word. Dua nibble lain
adalah “nibble satu” atau “nibble dua”.
 Dengan 16 bit, anda bisa merepresentasikan
216 (65,536) nilai yang berbeda. Ini bisa
menjadi nilai dalam jangkauan 0..65,535
(atau, sebagai kasus biasanya, -
32,768..+32,767) atau jenis data lain apapun
tanpa lebih dari 65,536 nilai.
 Digital Principles and Applications, Leach-
Malvino, McGraw-Hill
 Sistem Diugital konsep dan aplikasi, freddy
kurniawan, ST.
 Elektronika Digiltal konsep dasar dan
aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU

More Related Content

What's hot

Operasi aljabar pada matriks
Operasi aljabar pada matriksOperasi aljabar pada matriks
Operasi aljabar pada matriksSMKN 9 Bandung
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional Ig Fandy Jayanto
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gauss
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gaussPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gauss
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gaussLitami
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptAsyerMilala
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03KuliahKita
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonYuni Dwi Utami
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi ParameterDian Arisona
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
PersamaandifferensialMeiky Ayah
 

What's hot (20)

ALJABAR LINIER
ALJABAR LINIERALJABAR LINIER
ALJABAR LINIER
 
Operasi aljabar pada matriks
Operasi aljabar pada matriksOperasi aljabar pada matriks
Operasi aljabar pada matriks
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional
 
Kalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integralKalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integral
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Variabel random
Variabel randomVariabel random
Variabel random
 
Kuliah 12-deret-taylor-maclaurin
Kuliah 12-deret-taylor-maclaurinKuliah 12-deret-taylor-maclaurin
Kuliah 12-deret-taylor-maclaurin
 
Sistem bilangan 2
Sistem bilangan 2Sistem bilangan 2
Sistem bilangan 2
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gauss
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gaussPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gauss
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode gauss
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Modul 6 spl
Modul 6 splModul 6 spl
Modul 6 spl
 
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
Persamaandifferensial
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

Similar to OPTIMASI KONVERSI BILANGAN

SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxfitri9611
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganS N M P Simamora
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeDavid Adi Nugroho
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhboAhMad FirMan
 
sistem konversi bilangan
sistem konversi bilangansistem konversi bilangan
sistem konversi bilangantrifilrn
 
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdf
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdfBiru minimalis polos tugas presentasi.pdf
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdfMahrusRohaedi1
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilanganale obay
 
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptPer-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptRidaIkrarPrasetyo
 
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptPer-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptDesyPuspitasari21
 
sistem bilangan.ppt
sistem bilangan.pptsistem bilangan.ppt
sistem bilangan.pptDonnyAulia1
 

Similar to OPTIMASI KONVERSI BILANGAN (20)

SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptxSISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
SISTEM BILANGAN BINER utk Siswa.pptx
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
 
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan KodeSistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Informasi - Sistem Bilangan dan Kode
 
1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
sistem konversi bilangan
sistem konversi bilangansistem konversi bilangan
sistem konversi bilangan
 
Tugas pti 6
Tugas pti 6Tugas pti 6
Tugas pti 6
 
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdf
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdfBiru minimalis polos tugas presentasi.pdf
Biru minimalis polos tugas presentasi.pdf
 
12130965.ppt
12130965.ppt12130965.ppt
12130965.ppt
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptPer-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-3-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
 
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.pptPer-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
Per-4-sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan-1.ppt
 
Power poin modul 6
Power poin modul 6Power poin modul 6
Power poin modul 6
 
2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan2 sistem-bilangan
2 sistem-bilangan
 
Bab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilanganBab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilangan
 
sistem bilangan.ppt
sistem bilangan.pptsistem bilangan.ppt
sistem bilangan.ppt
 

More from Buhori Muslim

INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMINFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMBuhori Muslim
 
Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Buhori Muslim
 
Pertemuan 9.1 pengalamatan juga
Pertemuan 9.1 pengalamatan jugaPertemuan 9.1 pengalamatan juga
Pertemuan 9.1 pengalamatan jugaBuhori Muslim
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanBuhori Muslim
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaBuhori Muslim
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisBuhori Muslim
 
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturPertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturBuhori Muslim
 
Pertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialPertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialBuhori Muslim
 
Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Buhori Muslim
 
Pertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputPertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputBuhori Muslim
 
Pertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorPertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorBuhori Muslim
 
Pertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputPertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputBuhori Muslim
 
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamAnalisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamBuhori Muslim
 
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptAnalisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptBuhori Muslim
 
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteSistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteBuhori Muslim
 
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...Buhori Muslim
 
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Buhori Muslim
 
Panduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalPanduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalBuhori Muslim
 
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamStrategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamBuhori Muslim
 

More from Buhori Muslim (20)

INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAMINFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
INFRASTRUKTUR E-BUSINESS SEKOLAH TINGGI DI PAGAR ALAM
 
Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit Sap mikroprosesor sigit
Sap mikroprosesor sigit
 
Pertemuan 9.1 pengalamatan juga
Pertemuan 9.1 pengalamatan jugaPertemuan 9.1 pengalamatan juga
Pertemuan 9.1 pengalamatan juga
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatan
 
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logikaPertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
Pertemuan 6 & 7 ars. gerbang logika
 
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknisPertemuan 2.1 perkembangan teknis
Pertemuan 2.1 perkembangan teknis
 
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitekturPertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
Pertemuan 2 & 3 dasar & arsitektur
 
Pertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serialPertemuan 15. port serial
Pertemuan 15. port serial
 
Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255Pertemuan 14 ppi8255
Pertemuan 14 ppi8255
 
Pertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input outputPertemuan 12 & 13 input output
Pertemuan 12 & 13 input output
 
Pertemuan 10 memory
Pertemuan 10 memoryPertemuan 10 memory
Pertemuan 10 memory
 
Pertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessorPertemuan 1 mikroprosessor
Pertemuan 1 mikroprosessor
 
Pertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputPertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input output
 
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alamAnalisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
Analisis resiko kuantitatif aset ti pada stt pagar alam
 
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada ptAnalisis pentingnya si terintegrasi pada pt
Analisis pentingnya si terintegrasi pada pt
 
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis websiteSistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
Sistem informasi penerimaan siswa baru smp xaverius pagaralam berbasis website
 
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL  PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBUATAN KIR MOBIL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA PAGAR ...
 
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
Analisis rencana aplikasi teknologi informasi pada STT Pagar Alam (prosiding ...
 
Panduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu InternalPanduan Penjaminan Mutu Internal
Panduan Penjaminan Mutu Internal
 
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar AlamStrategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
Strategi penerapan TI di perpus STT Pagar Alam
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

OPTIMASI KONVERSI BILANGAN

  • 2. Sistem Radiks Himpunan/elemen Digit Contoh Desimal r=10 r=2 r=16 r= 8 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} 25510 Biner {0,1,2,3,4,5,6,7} 3778 {0,1} 111111112 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A, B, C, D, E, F} FF16 Oktal Heksadesimal Biner 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 Heksa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
  • 3.  Sistem bilangan decimal adalah sistem bilangan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini menggunakan radix atau base 10. Bilangan Base 10 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 10 (semisal 100, 101, 102, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.  Sebagai contoh adalah bilangan 157(10). Hasil dari Bilangan decimal 157(10) adalah :  157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1).
  • 4.  Desimal to Biner  Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode pembagian dengan angka 2 sampai hasil terakhir 0. Mari kita perhatikan contohnya! 205(10) 205 : 2 = 102 sisa 1 102 : 2 = 51 sisa 0 51 : 2 = 25 sisa 1 25 : 2 = 12 sisa 1 12 : 2 = 6 sisa 0 6 : 2 = 3 sisa 0 3 : 2 = 1 sisa 1 1 : 2 = 0 sisa 1 Maka hasilnya: 205(10) = 11001101(2) Note: Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah yang berarti 11001101(2)
  • 5.  Desimal to Biner  Konversi 17910 ke biner: 179 / 2 = 89 sisa 1 / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa 1   17910 = 101100112
  • 6.  Desimal to Biner  9 (10) = . . . . (2)  Apabila hasilnya sisa “1” atau “0” tulis sisanya di bagian samping. Dan penulisan hasil bilangan biner dimulai dari urutan paling bawah
  • 7.  Desimal to Oktal  Konversi 17910 ke oktal: 179 / 8 = 22 sisa 3 / 8 = 2 sisa 6 / 8 = 0 sisa 2   17910 = 2638
  • 8.  Desimal to Oktal  533 (10) = . . . . . . . . (8)
  • 9.  Desimal to Heksadesimal  Konversi 17910 ke hexadesimal: 179 / 16 = 11 sisa 3 / 16 = 0 sisa 11 (dlm hexadesimal berarti B)   17910 = B316
  • 10.  Desimal to Heksadesimal  2479 (10) = . . . . . . . .(16)
  • 11.  3510=…..2  5010=….2  4310=….2  14010=….16  5610=….16  8910=….16  2610=….8  6610=….8  5610=….8
  • 12.  Sistem bilangan biner adalah sistem bilangan dengan base 2. Bilangan Base 2 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 2 (semisal 20, 21, 22, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0 dan 1.
  • 13.  Biner to Desimal  Perhatikan contoh di bawah ini merupakan contoh konversi atau mengubah dari bilangan biner ke dalam bilangan decimal.  1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) = 8 + 4 + 2 + 0 = 14
  • 14.  Biner to Desimal  1011(2) = . . . . . . . (10)
  • 15.  Biner to Oktal konversikan 101100112 ke bilangan oktal Jawab :10 110 011 2 6 3  Jadi 101100112 = 2638
  • 16.  100011002=14010  1010101002=34010  1100102=….8  10101012=….8  11101102=….16  111100012=….16
  • 17.  Sistem bilangan heksadesimal adalah sistem bilangan dengan base 16. Bilangan Base 16 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 16 (semisal 160, 161, 162, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Karena Heksadesimal merupakan pangkat dari dua, maka Heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner.
  • 18.  Heksa to Desimal  9AF (16) = . . . . . . . . (10)
  • 19.  Heksadesimal to Biner DIGIT HEKSADESIMAL DIGIT BINER 0000 0 0001 1 0010 2 0011 3 0100 4 0101 5 0110 6 0111 7 1000 8 1001 9 1010 A 1011 B 1100 C 1101 D 1110 E 1111 F
  • 20.  Heksadesimal to Biner  Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan biner! 5 = 0101 D = 1101 9 = 1001 3 = 0011 Note:  Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah 0101110110010011
  • 21.  4D16=….2  2A16=….2  D616=….8  F416=….8  3B16=….8
  • 22.  Sistem bilangan octal adalah sistem bilangan dengan base 8. Bilangan Base 8 artinya bilangan yang memiliki perpangkatan 8 (semisal 80, 81, 82, dan lain sebagainya). Bilangan yang ada dalam sistem bilangan ini antara lain adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Karena octal merupakan pangkat dari dua, maka octal berkaitan dengan prinsip biner. DIGIT OCTAL DIGIT BINER 0000 0 0001 1 0010 2 0011 3 0100 4 0101 5 0110 6 0111 7
  • 23.  Oktal to Desimal  1025 (8) = . . . . . . . . . (10)
  • 24.  Oktal to Biner  Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi bilangan biner! 6 3 0 5 110 011 000 101 Note:  Masing-masing digit oktal diganti dengan ekivalens 3 bit (biner)
  • 25.  Oktal to Biner 2638 ke bilangan biner. Jawab: 2 6 3 010 110 011 Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak ada artinya kita bisa menuliskan 101100112
  • 26.  358=….2  438=….2  608=….2  328=….10  418=….10  608=….10  568=….16  758=….16  378=….16
  • 27.  Penjumlahan Bilangan Biner  10110 (2) + 1011
  • 28.
  • 29.
  • 30. Konversikan Bilangan di Bawah ini  8910 = ……16  3678 = ……2  29A16 = ……10  1101112 = …….8  35910 = ……2  4728 = ……16  110102 = ……10  7FD16 = ……8
  • 31.  Konversi 8910 ke hexadesimal: 89 / 16 = 5 sisa 9 8910 = 5916  Konversi 3678 ke biner: 3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111 » 0111101112 = 111101112  Konversi 110102 ke desimal: = 124 + 123 +022 + 121 + 020 = 16 + 8 + 2 = 2610 Jawaban
  • 32.  Konversi 7FD16 ke oktal: 7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101 0111111111012 = 111111111012 111111111012 = 37758 » 7FD16 = 37758  Konversi 29A16 ke desimal: = 2162 + 9161 + A160 = 512 + 144 + 10 = 66610
  • 33.  Konversi 1101112 ke Oktal 110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678  Konversi 35910 ke biner 359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB) / 2 = 89 sisa 1 / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa = 1 (MSB)   35910 = 1011001112
  • 34.  Konversi 4728 ke hexadecimal = 314  4728 = 1001110102  4 7 2  100 111 010  1001110102 = 13A16
  • 35.  11012 = 123 + 122 + 120 = 8 + 4 + 1 = 1310  5728 = 582 + 781 + 280 = 320 + 56 + 16 = 39210  2A16 = 2161 + 10160 = 32 + 10 = 4210
  • 36. 1. Carilah hasil konversi desimal ke biner di bawah ini a. 25 (10) = . . . . . . (2) b. 33 (10) = . . . . . . (2) 2. Carilah hasil konversi biner ke desimal di bawah ini a. 11101(2) = . . . . . (10) b. 1010101(2) = . . . . . . (10) c. 11101110 (2) = . . . . . .(10) 3. Carilah konversi desimal ke oktal di bawah ini a. 875 (10) = . . . . . . .(8) b. 453 (10)= . . . . . . . (8) 4. Carilah Konversi Oktal ke desimal dibawah ini a. 564 (8) = . . . . . . .(10) b. 246 (8) = . . . . . . .(10) 5. Carilah konversi hexadesimal ke desimal dibawah ini 34FA (16) = . . . . . . .(10)
  • 37. Konversikan Bilangan di Bawah ini  8910 = ……16  3678 = ……2  110102 = ……10  7FD16 = ……8  29A16 = ……10  1101112 = …….8  35910 = ……2  4728 = ……16
  • 38.  Konversi 8910 ke hexadesimal: 89 / 16 = 5 sisa 9 8910 = 5916  Konversi 3678 ke biner: 3 = 011 ; 6 = 110 ; 7 = 111 » 0111101112 = 111101112  Konversi 110102 ke desimal: = 124 + 123 +022 + 121 + 020 = 16 + 8 + 2 = 2610 Jawaban
  • 39.  Konversi 7FD16 ke oktal: 7 = 0111 ; F = 1111 ; D = 1101 0111111111012 = 111111111012 111111111012 = 37758 » 7FD16 = 37758  Konversi 29A16 ke desimal: = 2162 + 9161 + A160 = 512 + 144 + 10 = 66610
  • 40.  Konversi 1101112 ke Oktal 110= 6 ; 111 = 7  1101112 = 678  Konversi 35910 ke biner 359 / 2 = 179 sisa 1 (LSB) / 2 = 89 sisa 1 / 2 = 44 sisa 1 / 2 = 22 sisa 0 / 2 = 11 sisa 0 / 2 = 5 sisa 1 / 2 = 2 sisa 1 / 2 = 1 sisa 0 / 2 = 0 sisa = 1 (MSB)   35910 = 1011001112
  • 41.  Konversi 4728 ke hexadecimal = 314  4728 = 1001110102 4 7 2 100 111 010  1001110102 = 13A16
  • 42.
  • 43.  Komputer secara umum bekerja dengan beberapa jumlah bit khusus. Kumpulan yang Umum adalah bit tunggal, kelompok empat bit (disebut nibbles), kelompok delapan bit (disebut byte), kelompok 16 bit (disebut word), dan lain-lain.
  • 44.  "Unit" paling kecil dari data pada komputer biner adalah satu bit tunggal.  satu bit tunggal mampu merepresentasikan hanya dua nilai yang berbeda (secara tipikal nol atau satu)  Anda bisa merepresentasikan dua item data apapun yang berbeda dengan satu bit tunggal. Contoh meliputi nol atau satu, benar atau salah, on atau off, pria atau wanita. Anda tidak dibatasi untuk merepresentasikan jenis data biner (yaitu, objek yang hanya mempunyai dua nilai yang berbeda).
  • 45.  Data adalah apa yang anda ingin definisikan.  Jika anda menggunakan bit untuk merepresentasikan suatu nilai boolean (benar/salah) maka bit itu (oleh definisi anda) merepresentasikan benar atau salah.  Agar bit mempunyai maksud/arti yang benar, anda harus konsisten. Maka, jika anda sedang menggunakan bit untuk merepresentasikan benar atau salah di dalam program anda, anda tidak boleh menggunakan nilai benar/salah yang disimpan dalam bit tsb untuk merepresentasikan merah atau biru.
  • 46.  nibble adalah satu koleksi empat bit. Ia bukan merupakan jenis data yang menarik kecuali dua item: bilangan BCD (binary coded decimal) dan bilangan berbasis enambelas.  Ia menggunakan empat bit untuk merepresentasikan satu BCD tunggal atau digit hexadecimal. Dengan suatu nibble, kita bisa merepresentasikan sampai dengan 16 nilai berbeda.
  • 47.  Dalam kasus bilangan berbasis enambelas, nilai dapat berupa 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F direpresentasikan dengan empat bit. BCD menggunakan sepuluh angka berbeda (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9)
  • 48.  Struktur data terpenting yang digunakan oleh mikroprosesor 80x86 adalah byte. Sebuah byte terdiri dari delapan bit dan adalah datum addressable paling kecil (data item) pada mikroprosesor 80x86.  Memori Utama dan alamat I/O pada 80x86 adalah semua alamat byte. Artinya bahwa item paling kecil yang mungkin diakses secara individu oleh satu program 80x86 adalah nilai delapan-bit.
  • 49.  Bit dalam satu byte secara normal dinomori dari nol sampai tujuh menggunakan konvensi di dalam gambar 1.1.  Bit 0 adalah urutan bit terendah atau bit paling tidak berarti (signifikan), bit 7 adalah urutan bit paling berarti (signifikan) dari byte. Kita akan mengacu pada penomoran semua bit lain.
  • 50. Gambar 1.1: Penomoran Bit dalam satu Byte  Perhatikan bahwa satu byte juga berisi persis dua nibble (lihat gambar 1.2). Gambar 1.2: Dua Nibbles dalam satu Byte
  • 51.  Sebuah word adalah kelompok 16 bit. Kita akan menomori bit dalam word mulai dari nol sampai dengan lima belas. Penomoran bit muncul di gambar 1.3. Gambar 1.3: Nomor Bit dalam Word  Seperti byte, bit 0 adalah urutan bit terendah dan bit 15 adalah urutan bit tertinggi.
  • 52.  Perhatikan bahwa satu word berisi persis dua byte. Bit 0 sampai 7 membentuk urutan byte terendah, bit 8 hingga 15 membentuk urutan byte tertinggi (lihat gambar 1.4). Gambar 1.4: Dua Bytes dalam Word  Secara alami, satu word mungkin saja dipecah ke dalam empat nibble seperti diperlihatkan di dalam gambar 1.5.
  • 53. Gambar 1.5: Nibble dalam Sebuah Word  Nibble nol adalah nibble urutan terendah dalam word dan nibble tiga adalah nible urutan tertinggi dari word. Dua nibble lain adalah “nibble satu” atau “nibble dua”.
  • 54.  Dengan 16 bit, anda bisa merepresentasikan 216 (65,536) nilai yang berbeda. Ini bisa menjadi nilai dalam jangkauan 0..65,535 (atau, sebagai kasus biasanya, - 32,768..+32,767) atau jenis data lain apapun tanpa lebih dari 65,536 nilai.
  • 55.  Digital Principles and Applications, Leach- Malvino, McGraw-Hill  Sistem Diugital konsep dan aplikasi, freddy kurniawan, ST.  Elektronika Digiltal konsep dasar dan aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU