Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan indikator dan target kinerja dalam perencanaan pembangunan daerah. Indikator kinerja digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan sementara target kinerja menentukan besaran yang direncanakan dicapai. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis indikator berdasarkan tahapannya seperti input, output, outcome, benefit, dan impact serta kriteria indikator yang baik."
Teknik Perencanaan Pembangunan membahas tatacara perencanaan pembangunan berbasis kinerja, penyusunan program dan kegiatan, dan penyusunan indikator outcome dan output.
1. Membahas mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
2. Membahas dasar-dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
3. Membahas dasar-dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
4. Membahas dasar-dasar penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Teknik Perencanaan Pembangunan membahas tatacara perencanaan pembangunan berbasis kinerja, penyusunan program dan kegiatan, dan penyusunan indikator outcome dan output.
1. Membahas mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
2. Membahas dasar-dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
3. Membahas dasar-dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
4. Membahas dasar-dasar penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
3. Indikator kinerja merupakan bagian tak
terpisahkan dari proses perencanaan
dan penganggaran berbasis kinerja
Indikator Kinerja
4. Perencanaan dalam Siklus Manajemen
AKUNTABILITAS PUBLIK
Evaluasi Antara/
Mid Term
Evaluasi
Terminal
Ex Ante
Evaluation
Ex Post
Evaluation
RENCANA
Perencanaan Strategis
Project Design Matrix/
Logical Frameworks
PELAKSANAAN
RENCANA
PELAKSANAAN SELESAI
Siklus Kecil
(individual project cycle)
Umpanbalik
Umpanbalik
Umpanbalik
Umpanbalik
Siklus Besar
(Policy/Program)
Evaluasi Ex-post
Kementerian/Lembaga
Evaluasi Ex-ante
Evaluasi Mid-
Term/
Antara
Terminal E.
4
5. 1. Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam
mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik
secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).
2. Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu
kejadian atau kondisi. Misalnya berat badan bayi
berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi
tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).
3. Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi
atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu
keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur perubahan (Green1992).
PENGERTIAN INDIKATOR
5
6. PENGERTIAN RINGKAS INDIKATOR
Suatu alat ukur untuk menilai apakah tujuan yang
ditetapkan telah tercapai atau belum/tidak
KEGUNAAN
Dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan
(ex-ante), pelaksanaan (on-going), maupun setelahnya
(ex-post)
Petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau
sasaran
6
7. PENGERTIAN KINERJA
• Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi, dan visi organisasi (LAN, 1999:3)
• Kane dan Johnson (1995); hasil kerja keras organisasi dalam
mewujudkan tujuan strategis yang ditetapkan organisasi, kepuasan
pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat
• Bates dan Holton (1995); perilaku berkarya, penampilan atau hasil
karya. Oleh karena itu kinerja merupakan bentuk bangunan yang
multi dimensional, sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi
tergantung pada banyak faktor
7
8. Pengembangan Indikator Kinerja Penting
sekaligus Menantang
Tidak cukup hanya dengan memfokuskan pada penghitungan
biaya keluaran (efisiensi). Tujuan kebijakan dan pendekatan
program – juga harus dianalisa (efektivitas, dampak)
Indikator bisa diterapkan untuk: (a) Masukan; (b) Efisiensi –
Keluaran; (c) Efektivitas – Hasil; (d) Kualitas; dan (e) Kepuasan
Pelanggan.
Indikator memerlukan definisi dan penafsiran yang hati-hati –
seringkali diformulasikan, diimplementasikan dan ditafsirkan
dengan buruk
Harus dikembangkan untuk masing-masing
program/kegiatan – ada yang sulit misalnya pertahanan –
beberapa lebih mudah misalnya penyelenggara jasa.
8
9. memperjelas tentang apa (what), bagaimana (how),
siapa (who), dan kapan (when) suatu kegiatan
dilaksanakan
menciptakan konsensus yang dibangun oleh
stakeholders (pemangku kepentingan)
membangun dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi
kinerja program pembangunan
FUNGSI INDIKATOR KINERJA
9
11. TAHAPAN DALAM PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA
MANFAAT Tujuan/manfaat yang diperoleh dengan
berfungsinya keluaran secara optimal
HASIL
Segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya suatu keluaran
OUTPUT Sesuatu yang langsung diperoleh/
dicapai dari pelaksanaan kegiatan
INPUT
Kegiatan dan sumberdaya/dana yg
dibutuhkan agar keluaran sesuai yg diharapkan
DAMPAK
Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat
yang diperoleh dari hasil kegiatan
Menggambarkan aspek makro tujuan proyek
secara sektoral, regional maupun nasional
11
12. Jumlah dana yang dibutuhkan
Tenaga yang terlibat
Peralatan yang digunakan
Jumlah Bahan yang digunakan
INDIKATOR KINERJA INPUT
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti
anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan masukan
lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.
Dengan meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis
apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki telah sesuai
dengan rencana strategis yang ditetapkan
12
13. Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan
Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi
Jumlah permohonan yang diselesaikan
Jumlah pelatihan / peserta pelatihan
Jumlah jam latihan dalam sebulan
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
Jml pupuk/obat/bibit yang dibeli
Jumlah komputer yang dibeli
Jumlah gedung /jembatan yg dibangun
meter panjang jalanyang dibangun/rehab
INDIKATOR KINERJA OUTPUT
Dengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai
dengan rencana. Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu
kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik
dan terukur (pemantauan/pengendalian). Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan
lingkup dan sifat kegiatan instansi.
13
14. INDIKATOR KINERJA OUTCOME
Indikator Kinerja Hasil (Outcome) seringkali dirancukan dengan Indikator
Keluaran (Output). Indikator outcome lebih utama dari sekedar output. Indikator
Hasil (Outcome) menggambarkan berfungsinya keluaran kegiatan. Walaupun
produk sudah dihasilkan dg baik, belum tentu hasilnya tercapai.
Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah
diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat
Jumlah / % hasil langsung dari kegiatan
Tingkat Pemahaman peserta terhadap materi pelatihan
Tingkat kepuasan dari pemohon/pasien (costumer)
Peningkatan langsung hal-hal yg positif
Peningkatan daya tahan bangunan
Penambahan daya tampung siswa
Penurunan langsung hal-hal yang negatif
Penurunan Tingkat Kemacetan
Penurunan Tingkat Pelanggaran Lalu lintas
14
15. • Peningkatan hal yg positif dalam jangka menengah – panjang
– Persentase (%) kenaikan lapangan kerja
– Peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat
• Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah – panjang
– Penurunan Tingkat Penyakit TBC
– Penurunan Tingkat Kriminalitas
– Penurunan Tingkat Kecelakaan lalulintas
INDIKATOR KINERJA MANFAAT
Indikator Kinerja Manfaat (Benefit) menggambarkan manfaat yang
diperoleh dari indikator hasil (outcome). Manfaat tersebut baru tampak
setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah
dan panjang. Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk
dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal
(tepat waktu, lokasi, dana dll).
15
16. • Peningkatan hal yg positif dalam jangka panjang
– Persentase (%) kenaikan pendapatan perkapita masyarakat
– Peningkatan cadangan pangan
– Peningkatan PDRB sektor tertentu
• Penurunan hal yang negatif dalam jangka panjang
– Penurunan Tingkat kemiskinan
– Penurunan Tingkat Kematian
INDIKATOR KINERJA DAMPAK
Indikator Dampak (Impact) memperlihatkan pengaruh yang
ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti
halnya indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat diketahui
dalam jangka waktu menengah dan panjang. Indikator dampak
menunjukkan dasar pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan,
menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan
kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.
16
17. Jenis Indikator Menurut
Waktunya
Di samping menurut tahapannya, jenis indikator
juga bisa dibagi menurut waktu kejadiannya:
Leading indicators: indikator yg memberi petunjuk
tentang peristiwa di masa datang. Contoh: IHSG.
Lagging indicators: indikator yang mengikuti suatu
kejadian. Contoh: tingkat pengangguran.
Coincident indicators: indikator yang berubah pada
saat bersamaan dengan suatu peristiwa. Contoh:
tingkat pendapatan per kapita.
19. TARGET KINERJA
Merupakan jumlah/besaran indikator kinerja
yang direncanakan akan dicapai oleh kegiatan
tertentu
Target kinerja harus:
1. Berupa angka numerik
2. Dapat diperbandingkan
3. Cukup spesifik
4. Dilengkapi dengan satuan.
19
20. REALISASI/CAPAIAN KINERJA
Merupakan informasi mengenai ukuran kinerja
yang dicapai setelah dilaksanakannya suatu
kegiatan /program tertentu
Realisasi/capaian kinerja harus:
1. Berupa angka numerik
2. Berdasarkan fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya
20
21. Proses penyusunan indikator
Identifikasi masalah yang akan dipecahkan
Kembangkan pohon masalah, telusuri sebab-
akibat sampai ke akar masalah
Rumuskan tujuan
Susun indikator yang SMART
22. MASALAH DAN AKIBAT
Belum
Optimalnya
Pos Pelayanan
Terpadu
Akibat
Langsung
Inti
Masalah
Tinnginya Angka
Gizi Buruk
Akibat Tidak
Langsung
Terbatasnya
Layanan Kesehatan
Terbatasnya
Pengetahuan Gizi
Terbatasnya
Informasi
Terbatasnya
Peralatan
kesehatan
Terbatasnya
Jumlah dan mutu
tenaga kesehatan
Rendahnya
Keterampilan
petani
Terbatasnya
lahan
produktif
Rendahnya
Produksi Pangan
22
23. PERUMUSAN TUJUAN
Mengoptimalkan
Pos Pelayanan
Terpadu
Akibat
Langsung
Inti
Masalah
Menurunkan Angka
Gizi Buruk
Akibat Tidak
Langsung
Meningkatkan
Layanan Kesehatan
Meningkatkan
Pengetahuan Gizi
Meningkatkan
ketersediaan
informasi
Meningkatkan
ketersediaan
peralatan
kesehatan
Meningkatkan
Jumlah dan mutu
tenaga kesehatan
Meningkatkan
Keterampilan
petani
Memperluas
lahan
produktif
Meningkatkan
Produksi Pangan
23
24. PERUMUSAN TUJUAN
Jml desa
menyelenggarakan
posyandu
Indikator Hasil
Indikator
Keluaran
Angka
Gizi Buruk
Indikator
Dampak
Jumlah kunjungan
puskesmas
Tingkat konsumsi
masyarakat
(kalori/kapita)
Persentase
rumah tangga
mendapatkan
kartu sehat
Jumlah
sarana
kesehatan
Persentase desa
dengan Tenaga
Medis
Tingkat
pemakaian
traktor
(unit/1000 org)
Luas areal
Tanam (ha)
Tingkat
Produksi Pangan
(ton)
24
25. Identifikasi Penanggungjawab (SKPD)
Mengoptimalkan
Pos Pelayanan
Terpadu
Akibat
Langsung
Inti
Masalah
Menurunkan Angka
Gizi Buruk
Akibat Tidak
Langsung
Dinas KesehatanDinas Kesehatan
Dinas Pendidikan
Meningkatkan
ketersediaan
informasi
Meningkatkan
ketersediaan
peralatan
kesehatan
Meningkatkan
Jumlah dan mutu
tenaga kesehatan
Meningkatkan
Keterampilan
petani
Memperluas
lahan
produktif
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
25
27. PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA
Peningkatan
Pelayanan
Puskesmas
Perbaikan/penggantian
peralatan medis yang
rusak atau kurang
memenuhi persyaratan
di Puskesmas
• Masukan (Input) – Dana
• Keluaran (Output) –
Jumlah peralatan medis
yang dibeli
• Hasil (Outcome) –
kuantitas & kualitas
pemeriksaan pasien
• Manfaat (Benefit) – tingkat
kesembuhan pasien
• Dampak (Impact) – tingkat
kesehatan masyarakat
INDIKATOR KINERJA BIDANG KESEHATAN
27
28. PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Peningkatan
Produksi Pangan
Intensifikasi Lahan Pertanian
Sawah
Input
• Dana untuk Pemberian
bantuan pupuk dengan
harga 50% dari harga resmi
• Dana untuk Pemberian
batuan obat-obatan secara
Cuma-Cuma
Rp 20 Juta
Rp 15 Juta
Ouput
• Jumlah bantuan pupuk urea
dengan harga 50% dari harga
resmi
• Jumlah bantuan obat-obatan
DDT secara Cuma-Cuma
2000 petani @ 20 kg
2000 petani @ 15 ltr
Outcome
• Meningkatnya kesuburan dan
daya tahan lahan –
Meningkatnya jumlah masa
tanam/panen padi
Dari 2 kali panen
menjadi 3 kali panen
setahun
INDIKATOR KINERJA BIDANG PERTANIAN
28
29. PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Peningkatan
Produksi Pangan
Intensifikasi Lahan
Pertanian Sawah
Manfaat/benefit
•Meningkatnya
produktivitas petani padi –
hasil gabah per hektar per
panen
Dari 10 kw/ha
menjadi 14 kw/ha
Dampak
•Meningkatnya persediaan
beras – stok cadangan
beras per tahun
•Meningkatnya
pendapatan rata-rata
petani – pendapatan per
hektar per panen.
Dari 40 ton menjadi
60 ton
Dari Rp 6
jt/ha/panen menjadi
Rp 8 jt
per/ha/panen
INDIKATOR KINERJA BIDANG PERTANIAN
29
30. PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan Daerah A
Input
• Alokasi Anggaran Rp 12 milyar
Output
• panjang pemelihraan jalan (km)
• Panjang rehabilitasi jalan (m)
5 km
100 m
Outcome
• Meningkatnya kualitas teknis jalan
• penyerapan tenaga kerja
50 %
1000 TK
Benefit
• Peningkatan tingkat kelancaran
arus lalulintas
50 % (dari 300
kendaraan/jam
menjadi 450/jam)
Dampak
• Meningkatnya Kegiatan Ekonomi
wiayah A (PDRB)
7 %
INDIKATOR KINERJA BIDANG PU
30
32. Arah Kebijakan RPJMD:
Mewujudkan sektor pertanian yang handal
Kegiatan 1: Ekstensifikasi Pertanian
Kegiatan 2: Pembangunan Jalan Perdesaan
Kegiatan 3: Pembinaan Petani
Contoh Keselarasan
Kebijakan-Program-Kegiatan
Program Peningkatan Produksi Pertanian
32
33. RPJMD:
Mewujudkan sektor pertanian
yang handal
Indikator Kinerja :
• PDRB sektor pertanian (daerah)
• Tingkat pendapatan petani
(daerah)
• Tingkat produksi komoditas
pertanian (daerah)
Contoh Keselarasan Indikator Kinerja
Renstra Kement. Pertanian
Indikator Kinerja:
Tingkat produksi pertanian
Renstra Dinas
Indikator Kinerja :
• PDRB sektor pertanian (nasional)
• Tingkat pendapatan petani
(nasional)
• Tingkat produksi komoditas
pertanian (nasional)
33
34. Subdin Pengairan
Prog. Pengelolaan SD
Air
Keg. #1 : Pembangunan
Saluran Irigasi
Keg. #2: Rehab Irigasi
Dinas Pertanian
Prog. Peningkatan Prod.
Pertanian
Keg. 1: Perluasan Areal Pertanian
Keg. 2: Bina Kelompok Tani
Keg. 3: Intensifikasi Pertanian
Subdin Binamarga
Prog. Penyelenggaraan
Jalan
Keg. 1: Pemb. Jalan
Perdesaan
Keg. 2: Pemb. Jembatan
di wilayah
pertanian
Dinas Koperasi
Prog. Pemberdayaan
UMKMK Pertanian
Keg. #1: Bina KUD
Keg. #2: Kredit Pertanian
Dinas Perindustrian
Prog. Peningkatan Industri
Pertanian
Keg. : Pelatihan Teknologi
pertanian
RPJMD Pemda
Program Peningkatan Produksi Pertanian
Kegiatan #1 : Ekstensifikasi Pertanian
Kegiatan #2 : Pembangunan Jalan dan Irigasi Pedesaan
Kegiatan #3 : Pembinaan Petani
Contoh Keselarasan
Program - Kegiatan
34
35. Dinas Pengairan
Indikator Kinerja :
• Luas areal irigasi (ha)
• Panjang saluran
pengairan yang
dibangun/rehab (m)
Dinas Pertanian
Indikator Kinerja :
• Luas areal intensifikasi &
ekstensifikasi
• Tingkat produksi pertanian
• Jumlah petani yang
mengikuti pelatihan usaha
tani
Dinas Binamarga
Indikator Kinerja :
• Panjang jalan ke wil.
Pertanian yg dipelihara
• Juml. jembatan yg
dibangun/dipelihara
Dinas Koperasi
Indikator Kinerja :
• Jumlah koperasi tani
yang dibina
• Jumlah
penduduk/kelompok
penerima SKIM kredit
Dinas Perindustrian
Indikator Kinerja :
• Juml. petani yg mengikuti
pelatihan teknologi
pertanian
RPJMD
Indikator Kinerja :
• PDRB sektor pertanian
• Tingkat pendapatan petani
• Tingkat produksi pertanian
Contoh Keselarasan Indikator Kinerja Program Lintas Sektor35
36. Ketersediaan data merupakan kunci bagi
penyusunan indikator kinerja, sehingga
menentukan pelaksanaan perencanaan &
penganggaran berbasis kinerja
Data dan Informasi
37. Data vs Informasi
Data dan informsi sering dianggap sinonim, tapi sebenarnya
berbeda
Data: nilai dari suatu variabel, bisa kuantitatif maupun kualitatif
Informasi: data yang telah diberi konteks dan diinterpretasikan
Data
Fakta mentah
Tanpa konteks
Hanya angka atau teks
Belum berguna sebelum diolah
Informasi
Data dengan konteks
Data yg diproses
Data yg telah diberi nilai
tambah
Sudah diolah (summary, rekap)
Telah diorganisir
Hasil analisis, interpretasi
38. Contoh:
Data: 5072013
Informasi:
5/07/2013 tanggal pelaksanaan training
Rp 5.072.013 rata2 gaji pertama sarjana teknik
5072013 nomor telepon Dinas Perikanan
40. Pemanfaatan data
Data Informasi Pengetahuan
Mengolah data
Menyeleksi data
Menyajikan grafik
Menambahkan konteks
Menambahkan nilai
Bagaimana informasi
terkait dengan
outcome?
Apakah ada pola
tertentu dari informasi?
Informasi apa yg
relevan dg problem?
Apakah ada cara
terbaik menggunakan
informasi?
41. Pemanfaatan data
Data Informasi Pengetahuan
• Data jumlah
penduduk miskin
kabupaten/kota se
Papua
• Data mata
pencaharian
penduduk miskin
• Data tingkat
pendidikan
• Data kondisi
wilayah
• Data jumlah
keluarga
• Apakah kemiskinan
terkait dengan mata
pencaharian?
• Ataukah pendidikan
yang berpengaruh?
• Apakah kondisi geografis
menghambat usaha
masyarakat
berkembang?
• Bagaimmana cara yang
efektif memerangi
kemiskinan?
• Profil kemiskinan di
Provinsi Papua
• Karakter
masyarakat miskin
di Papua
42. Jenis-jenis data
Data kuantitatif (angka) vs data kualitatif (teks, gambar)
Data diskrit (bilangan bulat) vs data kontinyu (bersifat
berkesinambungan)
Data nominal (label) vs data ordinal (bertingkat)
Menurut cara memperolehnya:
Data primer: diperoleh langsung dari obyek penelitian/observasi
Data sekunder: data yang dikumpulkan pihak lain (data BPS,
data BI)
Menurut waktu pengumpulannya:
Data cross section: data populasi per satu titik waktu tertentu
Data time series: data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
Data panel: data suatu obyek yang sama dikumpulkan dari
waktu ke waktu
43. Pengolahan data
Statistik sederhana
Rata-rata (mean)
Nilai tengah (median)
Persentase, rasio
Indeksasi membandingkan nilai pada tahun
tertentu dengan nilai pada tahun dasar (biasanya
nilai tahun dasar = 100)
Rasio tertinggi/terendah (dispersion ratio)
Deviasi standar
45. Indikator yang umum digunakan
Ekonomi
• PDRB/kapita
• Pertumbuhan PDRB
• Struktur PDRB
• Inflasi
• Indeks Williamson
• Persentase
penduduk miskin
• Tingkat
pengangguran
terbuka
• Rasio Gini
• Rasio
kredit/simpanan
masyarakat di bank
• Nilai Tukar Petani
Sosial
• Umur Harapan
Hidup
• Angka Melek Huruf
• Rata-rata lama
sekolah
• Angka partisipasi
kasar
• Angka partisipasi
murni
• Persentase balita
gizi buruk
• Angka mortalitas
• Angka morbiditas
• Laju pertumbuhan
penduduk
Infrastruktur & LH
• Rasio elektrifikasi
• Kerapatan jalan
• Kondisi permukaan
jalan
• Luas areal irigasi
• Persentase rumah
tangga dengan
akses air bersih
• Persentase rumah
tangga dengan
sanitasi layak
• Rasio ruang terbuka
hijau
• Laju deforestasi
• Luas lahan kritis
46. Perencanaan berbasis kinerja harus
menetapkan target apa yang akan
dihasilkan, apa manfaat yang diperoleh,
dan kondisi apa yang diubah.
Penetapan Target Kinerja46
47. Penetapan Target Kinerja
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Tren historis
Standar Pelayanan Minimum
Kondisi lingkungan (internal dan eksternal)
Janji/komitmen politik
47
48. Lihat capaian indikator dalam 5-10 tahun terakhir
(gambaran kondisi pelayanan SKPD)
Bentuk penyajian:
Tabel
Grafik – lebih informatif dan mudah dipahami
Pola-pola tren:
Linier
Non-linier: diminishing return, eksponensial – kuadratik
Sebagai baseline – skenario “business as usual”
kondisi/kecenderungan yang akan terjadi bila keadaan
tidak diubah
Tren Historis
48
49. Tabel vs Grafik
Tahun Papua Nasional
2000 8,315.79 6,751.60
2001 8,776.78 6,895.17
2002 12,315.40 7,101.31
2003 12,013.14 7,326.26
2004 8,689.76 7,603.79
2005 10,126.36 7,924.90
2006 7,963.32 8,237.73
2007 7,886.31 8,631.42
2008 7,396.74 8,990.42
2009 8,572.52 9,281.30
2010 7,849.24 9,703.47
2011 7,089.83 10,225.27
2012 6,816.88 10,720.59
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
(Ribu Rp) PDRB Per Kapita ADHK 2000 (Ribu Rp)
Papua Nasional
PDRB Per Kapita ADHK 2000
50. Tabel vs Diagram Pie
Sektor Milyar Rp Persen
pertanian 8946.43 11.7
pertambangan 40271.22 52.7
industri
pengolahan
1421.57 1.9
listrik, gas, air
bersih
129.43 0.2
bangunan 8139.83 10.7
perdagangan,
hotel, restoran
4538.79 5.9
angkutan dan
telekomunikasi
4397.8 5.8
keuangan dan jasa
perusahaan
2092.98 2.7
jasa-jasa 6432.55 8.4
Jumlah 76,370.60 100.0
Struktur PDRB Papua 2011
pertanian
12%
pertambang
an
53%
industri
pengolahan
2%
listrik, gas,
air bersih
0%
bangunan
10%
perdaganga
n, hotel,
restoran
6%
angkutan
dan
telekomunik
asi
6%
keuangan
dan jasa
perusahaan
3%
jasa-jasa
8%
Struktur PDRB Papua 2011
54. Apakah SPM telah terpenuhi?
Jika belum, bagaimana gap-nya?
Apakah tren mengarah pada pencapaian SPM?
Berapa lama waktu diperlukan untuk mencapai SPM?
Skenario “business as usual” vs “akselerasi”
Standar Pelayanan Minimum
54
55. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal
Apakah faktor-faktor internal membantu peningkatan
kinerja?
Apakah faktor-faktor eksternal memungkinkan
pencapaian kinerja lebih tinggi? Atau sebaliknya?
Analisis Kondisi Lingkungan
55
56. Janji politik harus diprioritaskan untuk dipenuhi
Jika ada gap dengan kondisi saat ini dan
baseline, harus diikuti dengan perumusan
strategi pencapaiannya
Skenario “not business as usual”
Prioritas alokasi sumber daya
Penting !
56
57. BAU vs Not BAU
2012 20172002 2007
baseline
target, janji
57
58. Sasaran Utama Pembangunan
Mengurangi tingkat
kemiskinan – pro poor
Mengurangi tingkat
pengangguran – pro job
Mempercepat pertumbuhan
ekonomi – pro growth
Ketiganya saling terkait
Proses perumusan target
dilakukan secara iteratif
(bolak-balik, berulang) agar
konsisten dan realistis
Penciptaan
lapangan kerja
Pengurangan
kemiskinan
Pertumbuhan
ekonomi
58
59. Proses penetapan target
Target pertumbuhan
ekonomi ditetapkan
Menghitung elastisitas
pertumbuhan terhadap
kemiskinan (data historis)
Menghitung tingkat
kemiskinan yang bisa
diturunkan sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi
yang ditargetkan
Hal yang sama bisa
dilakukan untuk
pertumbuhan dan
pengangguran
Pemerintah menetapkan
target tingkat kemiskinan
(janji kampanye)
Berdasarkan elastisitas
pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat
kemiskinan, laju
pertumbuhan yang
diperlukan untuk mencapai
tingkat kemiskinan bisa
dihitung
JALUR 1 JALUR 2
59
60. Target Pertumbuhan Ekonomi
Dekomposisi pertumbuhan menurut sumber-
sumbernya
Dari sisi penggunaan/permintaan:
Konsumsi: rumah tangga, pemerintah
Investasi: swasta, pemerintah
Ekspor net
Dari sisi produksi/penawaran:
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan, dst… s.d. Jasa-Jasa
60
61. Sumber Pertumbuhan - 1
SSMiMiAgAgY
AgAg
o
t
o
o
o
o
o
t
o
ot
o
ot
o
ot
Y
oooo
otototot
Y
oooo
ooootttt
Y
o
ot
Y
gsharegsharegshareg
gshare
Ag
Ag
Y
Ag
Y
Ag
Y
Ag
Y
AgAg
Y
SS
Y
AgAg
g
SMaMiAg
SSMaMaMiMiAgAg
g
SMaMiAg
SMaMiAgSMaMiAg
g
Y
YY
g
PDRBY
...
1
%100...
%100
...
...
%100
...
......
%100
61
62. Formula di atas bisa dipakai untuk menghitung
pertumbuhan baik dari sisi produksi (sektor) maupun
penggunaan
Dari tren tahun2 sebelumnya plus informasi tentang
prospek/proyeksi sektoral kita bisa memperkirakan
pertumbuhan sektoral
Selanjutnya, sesuai dengan bobot share-nya masing2,
proyeksi pertumbuhan sektor2 tsb akan membentuk
baseline pertumbuhan PDRB (skenario business as
usual)
Dengan langkah yang sama, pemerintah menetapkan
target pertumbuhan berdasarkan target sektoral
(skenario kebijakan)
Sumber Pertumbuhan - 2
62
63. Target Tingkat Pengangguran
Elastisitas (semi elastisitas) pertumbuhan ekonomi terhadap
penciptaan lapangan kerja
Berapa ribu lapangan kerja baru tercipta dari setiap 1%
pertumbuhan ekonomi
Ԑ 𝑔𝐿 =
𝐿
∆𝑌
𝑌
Misalnya setiap 1% pertumbuhan akan menciptakan 300 ribu
lapangan kerja baru (secara nasional)
Dengan asumsi laju pertumbuhan angkatan kerja konstan,
maka angkatan kerja baru bisa diperkirakan
Jika lapangan kerja baru yang tercipta lebih besar dari angkatan
kerja baru, maka jumlah pengangguran akan menurun
Selanjutnya dihitung tingkat pengangguran yang mungkin
dicapai: rasio antara penganggur terbuka terhadap angkatan
kerja
63
64. Target Tingkat Kemiskinan
Elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat
kemiskinan
Berapa persen tingkat kemiskinan berubah (menurun) dari setiap
1% pertumbuhan ekonomi
Ԑ 𝑔𝑃 =
∆𝑃
𝑃
∆𝑌
𝑌
Misal elastisitas -0,8 maka jika pertumbuhan ekonomi 5%,
kemungkinan tingkat kemiskinan akan berubah sebesar -
0,8 x 5% = -4%
Jika tingkat kemiskinan awal sebesar 10%, maka
diperkirakan tingkat kemiskinan tahun depan sebesar 10%
x (1 – 4%) = 9,6%
64
65. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran
Y = f (x1, x2, x3, …, xn)
Jika data historis tersedia, bisa dilakukan analisis kuantitatif
Regresi: log Y = β0 + β1 logX1 + β2 logX2 + … + βn logXn + u
Koefisien elastisitas = β
Marginal effect: jika X1 berubah 1%, maka Y berubah sebesar β1 %,
dg asumsi X lainnya tidak berubah.
Identifikasi faktor2 yang bisa dikendalikan dan faktor2 di luar
kontrol
Gunakan asumsi untuk faktor2 di luar kendali
Gunakan hasil regresi untuk estimasi ke depan
Wrap-up: ideal
65
66. Indikator kinerja sebenarnya terkait erat dan
merupakan turunan dari tujuan dan visi
pembangunan. Tujuan dan visi pembangunan
mengalami perkembangan seiring dengan evolusi
paradigma pembangunan. maka indikator
pembangunanpun mengalami perkembangan
sepanjang waktu.
Bahan diskusi
67. Paradigma Pembangunan
Suatu kerangka pemikiran yang meliputi teori, asumsi,
dan model dalam memandang bagaimana
pembangunan (pertumbuhan, perubahan, kemajuan)
berlangsung.
Berkembang sejak Pasca Perang Dunia II
Bersifat dinamis berubah sepanjang waktu, sebagai
respon perkembangan jaman
68. Evolusi Pemikiran Pembangunan (1)
GDP
Real Per
Capita GDP
HDI
Mitigation of
Poverty
Entitlement &
Capabilities
Freedom
Sustainable
Development
Harrod-Domar
Analysis
Solow-Swan Growth
Model
New Growth Theory
GOALS OF DEVELOPMENT
MACROECONOMIC GROWTH THEORY
Source: Meier & Stiglitz (2001), Frontiers of Development Economics
Physical Capital Human Capital
Knowledge
Capital
Social Capital
CAPITAL ACCUMULATION
69. Evolusi Pemikiran Pembangunan (2)
Market failures Nonmarket failures
New Market
failures
Institutional
failures
STATE AND MARKET
Source: Meier & Stiglitz (2001), Frontiers of Development Economics
Programming & planning Minimalist government
Complementarity of
government & market
“Poor because poor”
Poor because poor
policies: “get prices right”
“Get all policies right” “Get institutions right”
GOVERNMENT INTERVENTION
POLICY REFORM
72. Mengukur keberlanjutan pembangunan?
“Indikator ekonomi PDB telah
usang dan menyesatkan. Itu
seperti mengukur kinerja
perusahaan hanya berdasarkan
arus kas pada suatu hari dan
mengabaikan penyusutan aset
dan biaya lainnya” (J. Stiglitz,
peraih Nobel)
Perubahan PDB menunjukkan
pertumbuhan berlangsung, tetapi
perubahan aset kekayaan
(wealth) memberikan
pemahaman apakah
pertumbuhan berkelanjutan atau
tidak.
Pembangunan dimaknai sebagai
upaya mengembangkan aset
kekayaan dan mengelola
portofolio aset-asetnya.
Prosperity and well-being
Long-term growth
Wealth
- Manufactured capital
- Human & social capital
- Natural capital
74. Masalah dan penyebab
Krisis suplai listrik
kuota terbatas
terbatasnya pasokan BBM
rendahnya kapasitas pembangkit
listrik Minimnya jaringan
Tidak lancarnya
distribusi
mahalnya t
Biaya ransportasi
tidak ada
Pembangunan
Pembangkit baru
i
75. Menetapkan ….
Frenkuensi dan
Lamanya Listrik
Mati
Volume kota
Volume pasokan bbm
produksi listrik wilayah
papua Panjang jaringan
Frekuensi pasokan
Mengevesienkan
Biaya trasportasi
Jumlah unit baru
i