SlideShare a Scribd company logo
R P J M D
Oleh :
Marlupi Julianingrum
Perencana Muda, Bappeda Prov. Jawa Tengah
Dalam acara
Diklat Planning & Budgeting
Semarang, 9 Mei 2017
 RPJMD adalah dokumen Perencanaan Pembangunan
Daerah untuk jangka waktu 5(lima) tahun;
 RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran,
strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan
keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN;
(UU 25/2004, UU 23/2014, PP 8/2008, dan Pasal 50 s.d 84 Permendagri
54/2010)
Apa RPJMD ?
2
Nilai Strategis RPJMD ?
 Pedoman penyusunan Renstra dan RKPD
 Pedoman pembangunan di daerah selama 5 tahun
 Alat instrumen pengendalian bagi satuan pengawas
internal (SPI) dan Bappeda
 Instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala
daerah dan kepala OPD
 Pedoman evaluasi keberhasilan penyelenggaraan pemda
3
Tahapan RPJMD ?
1 • PERSIAPAN PENYUSUNAN
2 • PENYUSUNAN RANC AWAL
3 • PENYUSUNAN RANCANGAN
4 • MUSRENBANG RPJMD
5 • PERUMUSAN RANC AKHIR
6 • PENETAPAN RPJMD
4
Pengolahan
data dan
informasi
Perumusan
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
Rancangan
Awal
RPJMD
Musrenbang
RPJMD
Pembahasan
RaPerda RPJMD
Rancangan
Akhir RPJMD
Evaluasi Raperda
RPJMD
VISI, MISI
dan Program
KDH
Penelaahan
RPJPD
Kab/Kota
Penelaahan RPJMN,
RPJMD Provinsi dan
kab/kota lainnya
Perumusan
Tujuan dan
Sasaran
Perumusan
Penjelasan
visi dan misi
Perumusan Strategi
dan arah kebijakan
Perumusan
Indikasi rencana
program
prioritas yang disertai
kebutuhan pendanaan
Pembahasan dengan
DPRD utk memperoleh
masukan dan saran
Perumusan Kebijakan
umum dan program
pembangunan daerah
Pelaksanaan Forum
Konsultasi Publik
Analisis
pengelolaan
keuangan
daerah serta
kerangka
pendanaan
Analisis
Gambaran
umum kondisi
daerah
Hasil
evaluasi
capaian
RPJMD
Penelaahan
RTRW prov.
Dan RTRW
KAB/KOTA.
lainnya
Penyusunan
Rancangan
Renstra
SKPD
Rancangan
RPJMD
Analisis isu-isu
strategis Pembahasan dgn SKPD
Kab/Kota
Penyelarasan program
prioritas dan kebutuhan
pendanaan
Penetapan Indikator
Kinerja Daerah
Persiapan
Penyusunan
RPJMD
Tahapan RPJMD ?
5
Penetapan Perda
RPJMD
Ditetapkan paling lambat 6
bulan setelah KDH dilantik
SISTEMATIKA DOKUMEN RPJMD
PP 8/2008, Permendagri 54/2010
1. Pendahuluan
2. Gambaran umum kondisi daerah
3. Gambaran pengelolaan keuda dan
kerangka pendanaan
4. Analisis isu-isu strategis
5. Visi, misi, tujuan dan sasaran
6. Strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah
7. Kebijakan umum dan program
pembangunan daerah
8. Indikasi rencana program prioritas
disertai kebutuhan pendanaan
9. Penetapan indikator kinerja daerah
10. Pedoman transisi dan kaidah
pelaksanaan
Draft PP penjabaran UU No 23/2014
1. Pendahuluan
2. Gambaran umum kondisi daerah
3. Gambaran pengelolaan dan
proyeksi keuangan daerah
4. Analisis isu-isu strategis
5. Visi, misi, tujuan, dan sasaran
6. Strategi dan kebijakan
7. Program dan kerangka
pendanaan
8. Penutup
6
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN,
DAN SASARAN
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH
KEBIJAKAN
BAB VII
KABIJAKAN UMUM
DAN PROG PEMB
DAERAH
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU
STRATEGIS
BAB III
GAMBARAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH
BAB IX
PENETAPAN
INDIKATOR
KINERJA
DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
BAB X
PEDOMAN TRANSISI
DAN KAIDAH
PELAKSANAAN
BAB VIII
INDIKASI RENC PROG
PRIORITAS DISERTAI
KEBUTUHAN
PENDANAAN
BAB XI
PENUTUP
KETERKAITAN ANTAR BAB RPJMD
7
Bab I - PENDAHULUAN
Latar Belakang  Apa RPJMD?
 Proses penyusunan RPJMD ?
 Alasan mengapa menyusun RPJMD?
 Pendekatan yang digunakan dalam menyusun RPJMD?
Dasar Hukum
Penyusunan
 Regulasi terkait renbang, baik pusat maupun daerah  tuliskan
yg terkait langsung dg RPJMD
Maksud & Tuj  Maksud & tuj susun RPJMD
Sistematika
Penulisan
 Deskripsi substansi pokok tiap bab
8
Hubungan RPJPD
dengan dokren lain
 menjelaskan hubungan RPJMD dengan dokumen lain yang
relevan beserta penjelasannya. Keterhubungan dengan
dokumen lain, seperti: RPJPN, RPJPD provinsi, RPJMD
Daerah lain, dan dok ren lainnya
BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Aspek Geografi dan
Demografi
 Aspek Geografi  luas wilayah, iklim, topografi, geologi,
hidrologi, penggunaan lahan, dll
 Aspek Demografi  jumlah pddk, struktur, distribusi, dll
Aspek Kesejahteraan
Masy
 Ekonomi
 Sosial
 Budaya dll
Aspek Pelayanan
Umum
 Urusan wajib yandas
 Urusan wajib non yandas
 Urusan pilihan
 Fungsi Penunjang  perencanaan, pengawasan, keuangan,
kepegawaian dan diklat, litbang
 Fungsi lainnya
Aspek Daya Saing  Ekonomi
 Infrastruktur
 Data indikator sesuaikan dengan Lampiran I Permendagri dan atau sesuai dengan data
yang tersedia  dianalisis ketercapaiannya
 Data nanti akan digunakan sebagai dasar merumuskan masalah dan isu strategis 9
10
HASIL ANALISIS GAMBARAN UMUM
10
BAB III – GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
11
KINERJA KEUANGAN MASA LALU
1. Kinerja Pelaksanaan APBD
• Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah, Belanja Daerah & Pembiayaan Daerah.
2. Neraca Daerah (Rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas)
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
1. Proporsi Penggunaan Anggaran
• Analisis proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran
• Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
2. Belanja periodik & pengeluaran pembiayaan yg wajib dan mengikat serta prioritas utama
• Rata-rata Pertumbuhan belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang
bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama
3. Pembiayaan Daerah
• Analisis sumber penutup defisit riil
• Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
• Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
• Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah
KERANGKA PENDANAAN
• Menghitung belanja periodik & pengeluaran pembiayaan yg wajib dan mengikat serta prioritas
utama
• menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan
Realisasi
Penjabaran
APBD
Realisasi
APBD
Neraca
OPD
Neraca
Daerah
Data
Pendapatan
Data
Belanja
Data
Penerimaan
Pembiayaan
Data
Pengeluaran
Pembiayaan
Data Aset,
Hutang &
Ekuitas
indikator
makro
ekonomi
daerah
12
“masing-masing rincian objek memiliki perilaku atau karakteristik yang berbeda, maka masing-masing
daerah dapat mengembangkan teknik dan penghitungan sendiri yang dianggap paling akurat”
KODE URAIAN
2011 2012 2013
RATA-RATA
PERTUMBUHAN
(%)
REALISASI
(Rp)
REALISASI
(Rp)
REALISASI
(Rp)
1 PENDAPATAN 1.025.015 1.327.592 1.659.572 27,26%
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 65.656 86.937 119.456 34,91%
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 16.789 23.366 28.611 30,81%
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 10.676 8.917 12.512 11,92%
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
7.908 9.319 12.112 23,91%
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 30.283 45.336 66.222 47,89%
1.2 DANA PERIMBANGAN 877.390 1.054.683 1.388.273 25,92%
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 490.667 549.701 762.740 25,39%
1.2.2 Dana Alokasi Umum 371.879 463.259 580.314 24,92%
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 14.844 41.723 45.219 94,73%
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 81.969 185.972 151.843 54,26%
1.3.1 Pendapatan Hibah 0 3.500 0 -
1.3.2
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
43.946 35.921 45.686 4,46%
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 34.119 118.905 79.327 107,61%
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
3.904 26.553 26.830 290,62%
1.3.6 Penerimaan Lain-lain 0 1.092 0 -
13
RATA-RATA PERTUMBUHAN REALISASI BELANJA DAERAH
Kode Uraian
2011 2012 2013
RATA-RATA
KENAIKAN
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
2 BELANJA 952.305 1.196.553 1.566.203 28,27%
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 477.930 551.376 646.751 16,33%
2.1.1 Belanja Pegawai 430.982 497.164 573.108 15,32%
2.1.2 Belanja Bunga 3 0 0 -
2.1.3 Belanja Subsidi 72 525 2.130 468,35%
2.1.4 Belanja Hibah 8.035 12.677 23.242 70,56%
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 8.479 7.773 0 -54,16%
2.1.6
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten Kota dan Pemerintahan
Desa
0 0 0 -
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten Kota dan Pemerintahan
Desa
29.740 32.120 47.012 27,18%
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 618 1.117 1.258 46,69%
2.2 BELANJA LANGSUNG 474.375 645.177 919.452 39,26%
2.2.1 Belanja Pegawai 43.056 32.187 47.906 11,80%
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 170.125 275.982 316.093 38,38%
2.2.3 Belanja Modal 261.194 337.009 555.453 46,92%
14
Kode Uraian
2011 2012 2013
RATA-RATA
KENAIKAN
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
3 PEMBIAYAAN DAERAH
3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 83.093 130.981 232.337 67,51%
3.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah
Tahun Sebelumnya
83.093 130.981 223.522 64,14%
3.1.2 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0 0 8.814 -
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 24.822 22.603 10.217 -31,87%
3.2.2 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 -
3.2.2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
0 0 0 -
Penyesuaian atas Pengeluaran Pembiayaan
ke PDAM
23.647 21.871 10.000 -30,89%
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 176 732 217 123,15%
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 1.000 0 0 -
PEMBIAYAAN NETTO 58.271 108.378 222.120 95,47%
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 130.981 239.417 315.490 57,28%
15
URAIAN
2009 2010 2011 2012 2012 RATA-RATA
PERTUMBUHAN(Audited) (Audited) (Audited) (Audited) (Audited)
ASET/ AKTIVA
ASET LANCAR
Kas
Kas di Kas Daerah 81.327 81.085 125.916 221.646 312.860 43,0%
Kas di Bendahara
Penerimaan
0 454 9 31 33 38,2%
Kas di Bendahara
Pengeluaran
12.425 234 16 1 904 22503,7%
Kas di Bendahara BLUD 0 3.119 5.078 2.905 1.726 5,1%
Investasi Jangka Pendek
Deposito 0 0 0
Piutang
Piutang lain-lain 700 2.949 2.380 29.740 52.476 382,0%
Piutang Retribusi 10 97 76 698 372 405,0%
Piutang Deviden 0 0 0 0 0
Piutang Dana Bagi Hasil 13.429 7.138 979 0 0 -77,7%
Persediaan 11.042 15.271 11.763 10.749 11.558 3,6%
JUMLAH ASET LANCAR 118.933 110.347 146.217 265.770 379.929 37,5%
Dst .............
RATA-RATA PERTUMBUHAN NERACA DAERAH
16
No Uraian 2011 2012 2013
A Rasio Likuiditas
1. Rasio lancar (current ratio) 254,73 125,25 221,79
2. Rasio quick (quick ratio) 12,43 24,73 32,87
B Rasio Solvabilitas
1
Rasio total hutang terhadap
total asset 0,0002 0,0007 0,0018
2
Rasio hutang terhadap
modal 0,0002 0,0007 0,0018
ANALISIS RASIO KEUANGAN
17
ANALISIS PROPORSI REALISASI BELANJA DAERAH DIBANDING
ANGGARAN
NO URAIAN
2011 2012 2013
RATA-
RATAAnggaran realisasi
%
Anggaran realisasi
%
Anggaran realisasi
%
( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) %
BELANJA
1.020.7
68
952.305 93,3
1.353.8
48
1.196.5
53
88,4
1.698.2
57
1.566.2
03
92,2 91,3
A
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
475.124 477.930 100,6 597.692 551.376 92,3 704.987 646.751 91,7 94,9
1 Belanja Pegawai 412.870 430.982 104,4 524.517 497.164 94,8 614.108 573.108 93,3 97,5
2 Belanja Bunga 2.083 3 0,2 3.928 0 0,0 3.928 0 0,0 0,1
3 Belanja Subsidi 2.284 72 3,1 3.307 525 15,9 2.497 2.130 85,3 34,8
4 Belanja Hibah 9.320 8.035 86,2 13.606 12.677 93,2 32.211 23.242 72,2 83,8
5 Belanja Bantuan Sosial 13.561 8.479 62,5 10.796 7.773 72,0 0 0
6 Belanja Bagi Hasil 37 0 0,0 0 0 0 0
7 Belanja Bantuan Keuangan 32.438 29.740 91,7 38.538 32.120 83,3 47.242 47.012 99,5 91,5
8 Belanja Tidak Terduga 2.531 618 24,4 3.000 1.117 37,2 5.000 1.258 25,2 28,9
B BELANJA LANGSUNG 545.644 474.375 86,9 756.156 645.177 85,3 993.271 919.452 92,6 88,3
1 Belanja Pegawai 50.630 43.056 85,0 48.387 32.187 66,5 52.873 47.906 90,6 80,7
2 Belanja Barang dan Jasa 210.345 170.125 80,9 322.550 275.982 85,6 349.985 316.093 90,3 85,6
3 Belanja Modal 284.669 261.194 91,8 385.219 337.009 87,5 590.413 555.453 94,1 91,1
18
PROPORSI BELANJA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR
KODE URAIAN
Tahun 2012 Tahun 2013
(Rp) (Rp)
5. BELANJA 648.072 780.607
5 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 497.164 571.968
5 . 1 . 1 Belanja Pegawai 497.164 571.968
5 . 1 . 1 . 01 Gaji dan Tunjangan 403.445 444.637
5 . 1 . 1 . 02 Tambahan Penghasilan PNS 81.266 114.990
5 . 1 . 1 . 03
Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta
KDH/WKDH
4.219 4.255
5 . 1 . 1 . 04 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 8.233 8.086
Dst ..... Dst .......
5 . 2 BELANJA LANGSUNG 150.909 208.639
5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 32.187 47.906
5 . 2 . 1 . 00 Belanja Pegawai BLUD 0 4.592
5 . 2 . 1 . 01 Honorarium PNS 15.119 18.701
5 . 2 . 1 . 02 Honorarium Non PNS 11.761 17.976
5 . 2 . 1 . 03 Uang Lembur 5.307 6.637
Dst ......
5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 83.632 102.745
5 . 2 . 2 . 04 Belanja Premi Asuransi 12.199 11.876
5 . 2 . 3 Belanja Modal 35.089 57.989
5 . 2 . 3 . 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah 1.790 1.574
5 . 2 . 3 . 02 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat 424 4.766
5 . 2 . 3 . 03 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor 19.433 14.262
Dst........ 19
NO URAIAN
TOTAL BELANJA UNTUK
PEMENUHAN
KEBUTUHAN
APARATUR (RP)
TOTAL
PENGELUARAN
(BELANJA +
PEMBIAYAAN
PENGELUARAN)
(RP)
PROSENTASE
( a) ( b ) (a) /(b) X 100%
1 Tahun Anggaran 2012 648.072 1.219.156 53,16%
2 Tahun Anggaran 2013 780.607 1.576.419 49,52%
ANALISIS PROPORSI BELANJA
UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR
20
ANALISIS BELANJA PERIODIK DAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
YANG WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan
untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam
suatu tahun anggaran.
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang
wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar
setiap tahun oleh Pemda seperti gaji dan tunjangan pegawai serta
anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah
ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya.
Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus
dibayar setiap periodik oleh Pemda dalam rangka keberlangsungan
pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan
pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis
serta belanja sejenis lainnya.
21
PENGELUARAN WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
NO URAIAN
2012 2013 KENAIKAN
(Rp) (Rp) %
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 416.422 459.108 10,3%
Gaji dan Tunjangan 403.445 444.637 10,2%
Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota
DPRD serta KDH/WKDH
4.219 4.255 0,9%
Biaya Pemungutan Pajak Daerah 8.233 8.086 -1,8%
Belanja Bunga 0 0 0,0%
Belanja Subsidi 525 2.130 305,6%
B BELANJA LANGSUNG 34.145 68.438 100,4%
Belanja Pegawai BLUD 0 4.592 0,0%
Belanja Barang Jasa BLUD 0 20.288 0,0%
Belanja Jasa Kantor 29.166 38.861 33,2%
Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 2.658 3.323 25,0%
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 2.321 1.375 -40,8%
C PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 22.603 10.217 -54,8%
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 21.871 10.000 -54,3%
Pembayaran Hutang kepada Pihak Ketiga 732,166
216,58544
6
-70,4%
JUMLAH (A+B+C) 473.171 537.762 13,7%
22
ANALISIS
PEMBIAYAAN DAERAH
untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan
pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya
terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk
menentukan kebijakan pembiayaan dimasa datang dalam
rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan
daerah.
• Analisis sumber penutup defisit riil
• Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
• Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan
• Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah
23
NO Uraian
(n-3)
(Rp)
(n-2)
(Rp)
(n-1)
(Rp)
1. Realisasi Pendapatan Daerah
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
A Defisit riil
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
4.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
sebelumnya
5. Pencairan Dana Cadangan
6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
7. Penerimaan Pinjaman Daerah
8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
9. Penerimaan Piutang Daerah
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
24
NO Uraian
2011 2012 2013
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
1 PENDAPATAN DAERAH 1.025.015 1.327.592 1.659.572
2 BELANJA DAERAH 952.305 1.196.553 1.566.203
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 24.822 22.603 10.217
A. Defisit Riil 47.888 108.436 83.153
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan :
3.1.1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA)
83.093 130.981 223.522
B. Total Realisasi Penerimaan 83.093 130.981 223.522
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 130.981 239.417 306.675
25
No. Uraian
(n-3) (n-2) (n-1) Rata-
rata
pertum
buhanRp
% dari
SiLPA
Rp
% dari
SiLPA
Rp
% dari
SiLPA
1. Jumlah SiLPA
A Pelampauan penerimaan PAD
B Pelampauan penerimaan dana perimbangan
C
Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah
yang sah
D Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya
E
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan
F Kegiatan lanjutan
No. Uraian
(n-3)
(Rp)
(n-2)
(Rp)
(n-1)
(Rp)
1. Saldo kas neraca daerah
Dikurangi:
2.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan
3. Kegiatan lanjutan
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
26
NO URAIAN
TAHUN
2011
TAHUN
2012
TAHUN
2013
RATA-
RATA
PERTUMB
( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) (%)
1 Jumlah SiLPA 83.093 130.981 223.522 64,14%
E
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum
terselesaikan
176 732 217 123,15%
F Kegiatan lanjutan 1.000 0 0
SiLPA riil (1-E-F) 81.917 130.249 223.305 65,22%
Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
27
ANALISIS
Kerangka Pendanaan
untuk menghitung total kapasitas & kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun
ke depan.
Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
TUJUAN
28
Pengeluaran Wajib &
Mengikat serta
Prioritas Utama
Program
Prioritas
dialokasikan
Pengeluaran Pembiayaan &
Belanja tidak langsung yang
besarnya disesuaikan dg
kemamp. Keuda, seperti:
bansos, tamb penghsl PNS,
hibah, dll
dialokasikan
dialokasikan
Prioritas I
Prioritas II
Prioritas III
29
NO URAIAN
PERTUMBUHA
N
2015 2016 2017 2018 2019
% PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,30% 686.026 766.721 858.458 963.064 1.082.727
1 Belanja Pegawai 10,20% 605.831 667.626 735.724 810.767 893.466
2 Belanja Bunga 0,90% 1.592 1.592 1.592 1.592 1.592
3 Belanja Subsidi -1,80% 2.800 2.750 2.700 2.652 2.604
4
Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan
Desa dan Partai Politik
25,00% 75.803 94.754 118.442 148.053 185.066
B BELANJA LANGSUNG 100,40% 105.087 131.777 166.644 212.319 272.294
1 Belanja Pegawai BLUD 10,00% 4.592 5.051 5.556 6.112 6.723
2 Belanja Barang Jasa BLUD 10,00% 20.288 22.317 24.548 27.003 29.704
3 Belanja Jasa Kantor 33,20% 68.989 91.893 122.402 163.039 217.168
4 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 25,00% 5.190 6.488 8.109 10.137 12.671
5 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 0,00% 1.375 1.375 1.375 1.375 1.375
6 Dana Pendamping DAK 0,00% 4.653 4.653 4.653 4.653 4.653
PRIORITAS I : JUMLAH (A+B) 13,70% 791.113 898.498 1.025.102 1.175.383 1.355.022
PROYEKSI PENGELUARAN WAJIB DAN
MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
30
KERANGKA PENDANAAN
ALOKASI KAPASITAS KEUANGAN DAERAH
No. Jenis Dana
Alokasi
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1. Prioritas I 46% 791.113 44% 898.498 43% 1.025.102 42% 1.175.383 41% 1.355.022
Belanja Tidak
Langsung
39% 686.026 38% 766.721 36% 858.458 34% 963.064 33% 1.082.727
Belanja Langsung 6% 105.087 6% 131.777 7% 166.644 8% 212.319 8% 272.294
2. Prioritas II 51% 894.425 53% 1.078.792 55% 1.303.398 56% 1.572.638 58% 1.922.164
3. Prioritas III 3% 51.939 3% 51.939 2% 51.939 2% 51.939 2% 51.939
Total 100% 1.737.477 100% 2.029.229 100% 2.380.439 100% 2.799.960 100% 3.329.125
31
NO URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019
A KAPASITAS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH 1.759.294 2.044.228 2.395.439 2.819.960 3.334.124
1 PENDAPATAN 1.653.846 1.928.517 2.259.848 2.660.339 3.145.400
2 Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran 105.448 115.711 135.591 159.620 188.724
B BELANJA 1.737.477 2.029.229 2.380.439 2.799.960 3.329.125
1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 737.965 818.660 910.397 1.015.003 1.134.666
PRIORITAS I 686.026 766.721 858.458 963.064 1.082.727
a Belanja Pegawai 605.831 667.626 735.724 810.767 893.466
b Belanja Bunga 1.592 1.592 1.592 1.592 1.592
c Belanja Subsidi 2.800 2.750 2.700 2.652 2.604
d
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
75.803 94.754 118.442 148.053 185.066
PRIORITAS III 51.939 51.939 51.939 51.939 51.939
a Belanja Hibah 35.939 35.939 35.939 35.939 35.939
b Belanja Bantuan Sosial 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
c Belanja Tidak Terduga 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
2 BELANJA LANGSUNG 999.512 1.210.569 1.470.042 1.784.957 2.194.458
PRIORITAS I 105.087 131.777 166.644 212.319 272.294
a Belanja Pegawai BLUD 4.592 5.051 5.556 6.112 6.723
b Belanja Barang Jasa BLUD 20.288 22.317 24.548 27.003 29.704
c Belanja Jasa Kantor 68.989 91.893 122.402 163.039 217.168
d Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 5.190 6.488 8.109 10.137 12.671
e Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.375 1.375 1.375 1.375 1.375
f Dana Pendamping DAK 4.653 4.653 4.653 4.653 4.653
PRIORITAS II 894.425 1.078.792 1.303.398 1.572.638 1.922.164
PROGRAM PENCAPAIAN VISI DAN MISI
PROGRAM PENYELENGGARAAN URUSAN LAINNYA
C PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 139.338 15.000 15.000 20.000 5.000
Pembentukan Dana Cadangan 15.000 10.000 10.000 15.000
Penyertaan Modal 124.338 5.000 5.000 5.000 5.000
A-(B+C) -117.521 0 0 0 0
D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 117.521 0 0 0 0
Penerimaan Pinjaman Daerah 97.317
Penerimaan Piutang 20.204
SILPA 0 0 0 0 0
KERANGKA PENDANAAN RPJMD
32
BAB IV– ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Permasalahan
Pembangunan Daerah
 Adanya “gap expectation” dari kinerja dengan kondisi ideal
 Identifikasi Masalah sesuai hasil analisis gambaran umum
 Dibuat dalam tabel berbasis tabel hasil analisis gambaran umum
 Bisa diperkuat dengan FGD bersama stakeholder
33
BAB IV – ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Isu Strategis • kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas pemerintahan daerah dan masyarakat
dimasa datang
• Suatu kondisi/kejadian penting adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan maka
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam jangka panjang
• Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang
bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak,
bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan
organisasi/institusi dimasa yang akan datang
Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isu strategis:
 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan;
 Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah;
 Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;
 Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan;
 Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
 Kriteria lain yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan/dinamika. 34
Metode:
 FGD
 Pembobotan
Contoh
BAB V – VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
VISI suatu pernyataan tentang tujuan, impian, cita-cita, rencana,
harapan sebuah organisasi atau daerah yang ingin dicapai di masa
mendatang
Kriteria rumusan VISI:
 Menggambarkan arah yang jelas tentang kondisi masa depan yang ingin dicapai
dalam jangka waktu mendatang (clarity of direction);
 Menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang perlu
diselesaikan;
 Disertai dengan penjelasan yang lebih operasional sehingga mudah dijadikan acuan
dalam perumusan kebijakan, strategi, dan program (articulative);
 Disertai penjelasan mengapa visi tersebut dibutuhkan, dan relevansinya dengan
permasalahan dan potensi pembangunan
Syarat visi yang baik:
 Dapat dibayangkan oleh semua pelaku (imaginable);
 Memiliki nilai yang memang diinginkan dan dicata-citakan (desirable);
 Memungkinkan, wajar, layak untuk dicapai dengan situasi, kondisi dan kapasitas yang ada
(feasible);
 Memusatkan perhatian kepada isu dan permasalahan utama (focussed);
 Dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan jaman (flexible);
 Dapat dikomunikasikan dan mudah dimengerti semua pelaku (communicable);
 Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang singkat, jelas, dan padat. 35
VISI harus diuraikan
penjelasannya
MISI  kalimat yang berisi tujuan dan alasan keberadaan suatu
organisasi atau daerah untuk masyarakat, dan dapat menjadi
arah bagi sebuah organisasi atau daerah untuk melangkah
 rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi
 rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka
bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai
dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi
 pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang
sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi
maksud yang ingin dijelaskan
BAB V – VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
 Visi dan Misi dalam RPJMD sudah ditetapkan oleh KDH terpilih, dan lebih
bersifat politis
 Pada saat penyusunan dokumen RPJMD, boleh dilakukan penyesuaian
pada misi
 Visi sebaiknya tidak berubah
36
Perumusan
TUJUAN DAN SASARAN
(tahapan perumusan sasaran strategis yg menunjukkan tk
prioritas tertinggi dlm renc bang jk menengah daerah)
TUJUAN
SASARAN
MENJELASKAN PERUBAHAN YANG
DIHARAPKAN DAPAT DICAPAI MELALUI
SERANGKAIAN TINDAKAN ATAU
PROGRAM YANG AKAN DIRANCANG
SUBJEK DAN OBJEK PERUBAHAN YANG
AKAN DIINTERVENSI MELALUI
BERBAGAI TINDAKAN SESUAI DENGAN
MASALAH DAN KEBUTUHAN YANG
DIHADAPI
38
KONSEP DASAR Tujuan & Sasaran
tujuan /tu·ju·an/ n 1 arah; haluan (jurusan); 2 yg dituju; maksud;
tuntutan (yg dituntut);~ institusional tujuan kelembagaan; ~
instruksional tujuan atau sasaran yg ingin dicapai setelah
mengajarkan pokok atau subpokok bahasan yg sudah direncanakan; ~
kelembagaan tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki murid
setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pd
lembaga pendidikan tertentu; ~ kualitatif tujuan yg dinyatakan
melalui perubahan sikap, prestasi, sifat, dan kualitas; ~ kuantitatif
Dik tujuan yg dinyatakan melalui jumlah murid atau jumlah pd
umumnya; ~ kurikuler tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki
murid setelah dia menyelesaikan program mata pelajaran tertentu; ~
penderita kata atau perkataan yg menjadi pelengkap dan menderita
perbuatan kata kerja; ~ politik kondisi atau hasil akhir yg ingin
dicapai;
39
DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia
TUJUAN
DEFINISI Permendagri No. 54 Tahun 2010
Tujuan  pernyataan-pernyataan tentang hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi, memecahkan permasalahan,
dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi
40
TUJUAN
TUJUAN
 Pernyataan ttg hal-hal yang perlu dilakukan utk mencapai visi,
melaksanakan misi, dengan menjawab isu strategis dan
permasalahan pemb daerah
 Pernyataan ttg penjabaran lingkup visi yang perlu diwujudkan,
namun masih dinyatakan dalam lingkup makro, mengingat
periode waktu pencapaian cukup panjang
 Rumusan tujuan dibuat utk menjadi dasar dalam upaya menyusun:
a) pilihan strategi pemb, b) rumusan kriteria utk mengevaluasi
pilihan tsb
 Rumusan tujuan disusun dengan cara “membalikkan” isu,
permasalahan atau peluang dalam bentuk kalimat ringkas yg
menggambarkan kondisi
 Kondisi itu digambarkan dalam bentuk situasi yg diinginkan dalam
pemb daerah  gambaran kondisi daerah dg masyarakatnya
41
Kriteria TUJUAN
 Dapat dijabarkan lebih operasional menjadi sasaran
strategis, dg tetap memperhatikan misi pemb daerah
 Satu atau bbrp tujuan, dapat dimanfaatkan utk mewujudkan
satu misi
 Rumusan tujuan disusun dg memperhatikan isu-isu strategik
yg ditemukan
 Rumusan menggunakan bahasa yg jelas dan mudah
dipahami
42
DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia
sasaran /sa·sar·an/ n 1 bulan-bulanan; yg disasarkan;
hasil menyasar; 2 sesuatu yg menjadi tujuan (yg dikritik,
dimarahi, dsb); 3 Olr bagian tubuh di atas garis khayal pd
pusar sampai batas telinga, tidak termasuk lengan atau
bahu;
43
SASARAN
DEFINISI  Permendagri No. 54 Tahun 2010
Sasaran  hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai,
rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5
(lima) tahun ke depan;
SASARAN
 Sasaran adalah rumusan hasil yang dijabarkan dari rumusan
tujuan
 Sasaran juga diformulasikan secara terukur, spesifik, dapat
dicapai, rasional, dan untuk dapat dilaksanakan dalam jangka
waktu 5 tahun
 Sasaran merupakan wujud kuantifikasi kondisi dari tujuan yg
akan diwujudkan
 Sasaran juga menjadi petunjuk atau arah bagi pelaksanaan
program-program pendukung atau program non prioritas,
sehingga outcome tetap terfokus pada pencapaian tujuan
pembangunannya
44
Kriteria SASARAN
 Ditetapkan utk mewujudkan tujuan
 Upaya mewujudkan satu tujuan dapat dilakukan melalui
beberapa sasaran
 Penyusunannya memperhatikan isu-isu strategis daerah
 Memenuhi kriteria SMART
Specific : sasaran dapat diidentifikasi dengan jelas
Measureable: sasaran memiliki ukuran yg jelas dan
terukur
Achievable: sasaran dapat dicapai sesuai dg kapasitas dan
sb daya yg ada
Relevant: ada keterkaitan (relevan) antara target dg
tujuan
Time bond: ada jadual waktu/periode pencapaian sasaran
45
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan  Pernyataan ttg hal yg perlu dilakukan utk mencapai visi,
melaksanakan misi, mjwb isu dan masalah
 Disusun dg membalikkan pernyataan isu, masalah ke kalimat positif
 Ditulis dg “kata kerja + kata benda”  menurunkan angka
pengangguran
Sasaran  Hasil yg diharapkan dari suatu tujuan yg diformulasikan terukur,
spesifik, mudah dicapai, rasional, utk dilaksanakan dalam jangka
waktu 5 tahun
 Disusun dg pola  meningkatnya/menurunnya...
Perhatikan:
 Kesesuaian dg VISI & MISI
 Klp sasaran yang dilayani jelas
46
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
TUJUAN
1. Lebih luas
2. Lebih umum
3. Tidak dinyatakan secara
jelas
4. Abstrak
5. Tidak terikat kerangka
waktu
SASARAN
1. Lebih sempit
2. Lebih jelas (detail)
3. Dinyatakan secara jelas
4. Konkrit
5. Selalu terikat kerangka
waktu
vs
47
Tabel Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Misi Tuj Sas
Indik
Sas
Target Kinerja Sasaran Tahun ke-
1 2 3 4 5
Indikator Sasaran
 Impact
Tujuan & Sasaran
dijabarkan per misi
48
Contoh Tabel Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Misi Tuj Sas Indik Sas
Target Kinerja Sasaran Tahun
ke-
1 2 3 4 5
Peningkat
an derajat
kesehatan
masy
Meningkat
kan
derajat
kesehatan
masy
Menurunnya
angka kematian
dan kesakitan
Angka
Kematian
Ibu
AKB
Angka
kesakitan
DBD
Meningkatnya
usia harapan
hidup
UHH
49
DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia
strategi /stra·te·gi/ /stratégi/ n 1 ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa)
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dl
perang dan damai; 2 ilmu dan seni memimpin bala
tentara untuk menghadapi musuh dl perang, dl
kondisi yg menguntungkan: sbg komandan ia memang
menguasai betul -- seorang perwira di medan perang; 3
rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus; 4 tempat yg baik menurut
siasat perang;
50
STRATEGI
BAB VI – STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi merupakan langkah-langkah yg memuat
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi
Rumusan strategi merupakan uraian pernyataan yg
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan
diwujudkan
Strategi akan dilengkapi dengan arah kebijakan, yg
menunjukkan fokus atau prioritas perhatian yg
ditetapkan utk mendukung terjaganya proses
pembangunan agar menuju pada tujuan
Satu strategi dapat secara spesifik dikaitkan dengan
satu sasaran atau sekelompok sasaran
51
Perumusan STRATEGI
(Permendagri 54/2010)
52
Keterkaitan SASARAN & STRATEGI
Sasaran 1
Sasaran 2
Sasaran 3
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Sasaran 1
Sasaran 2
Sasaran 3
Strategi 2
atau
Langkah merumuskan strategi:
1. Menyusun alternatif pilihan langkah yg dinilai realistis dapat mencapai tujuan
dan sasaran
2. Menentukan faktor-faktor yg mempengaruhi keberhasilan dan
ketidakberhasilan dlm mencapai tujuan dan sasaran yg ditetapkan utk setiap
langkah yg akan dipilih
3. Melakukan evaluasi utk menentukan pilihan langkah antara lain dgn SWOT
DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia
arah 1 n 1 jurusan: ia naik bus -- utara; 2 tujuan; maksud: mereka
berbicara tidak tentu – nya
kebijakan /ke·bi·jak·an/ n 1 kepandaian; kemahiran;
kebijaksanaan; 2 rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis
besar dan dasar rencana dl pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak (tt pemerintahan,
organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau
maksud sbg garis pedoman untuk manajemen dl usaha
mencapai sasaran; garis haluan: - Pemerintah mengenai
moneter perlu dibahas oleh DPR
53
ARAH KEBIJAKAN
54
ARAH KEBIJAKAN
(Permendagri 54/2010)
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan
rumusan strategi yg dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran
Kriteria rumusan arah kebijakan:
1. Memperjelas kapan sasaran dapat dicapai dari waktu ke
waktu
2. Dirumuskan bersamaan dengan formulasi strategi,
sebelum atau setelah strategi dibuat
3. Membantu menghubungkan tiap strategi kepada
sasaran secara lebih rasional
SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN
Sasaran/ Target
Kinerja
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Sasaran 1 Strategi 1
Sasaran 2 Strategi 2
Sasaran 3
Sasaran 4
Sasaran 5 Strategi 5
Strategi 3
Strategi 4
No Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Arah Kebijakan Th 1
Arah Kebijakan Th 2
Arah Kebijakan Th 3
Arah Kebijakan Th 4
Arah Kebijakan Th 5
55
CONTOH SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN
No Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi
1 Meningkatkan
derajat kesehatan
1. Menurunnya
angka
kematian dan
kesakitan
2. Meningkatnya
UHH
1. Peningkatan akses dan
mutu pelayanan
kesehatan
1. Peningkatan
puskesmas
mampu
persalinan
2. Peningkatan
fasilitas
kesehatan
rujukan
3. Optimalisasi
posyandu
4. Peningkatan
promosi
kesehatan
2. Peningkatan sumber
daya kesehatan
1. Peningkatan
kualitas nakes
2. Penerapan one
student one
client
56
CONTOH SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN
Sasaran/ Target
Kinerja
Strategi
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Menurunnya angka
kematian
+puskesmas
mampu
persalinan
Penerapan
one student
one client
Optimalisasi
posyandu
+kualitas
nakes
Meningkatnya UHH Promosi
kesehatan
Peningkatan
pelayanan
kesehatan
rujukan
57
BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
58
Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan
untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan
daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan
penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan
strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan
Kriteria suatu rumusan kebijakan umum antara lain:
1. Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus;
2. Mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan rasional
berdasarkan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-
faktor penentu keberhasilan untuk mencapai sasaran; dan
3. Mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan dengan
peraturan Perundangundangan dan kepentingan umum.
Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan
atau diperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran.
BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
59
Perumusan program pembangunan jangka menengah daerah termasuk
program prioritas di dalamnya, memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Program harus disusun dalam kerangka strategis pembangunan jangka
menengah daerah, yaitu harus memperhitungkan bahwa program yang
dirumuskan merupakan salah satu elemen dalam pencapaian rencana
pembangunan jangka menengah daerah.
2. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab atas pencapaian kinerja
program, dalam penyusunan program harus melibatkan OPD berkenaan.
3. Penamaan program dengan kalimat sederhana, ringkas mudah
dimengerti sehingga dapat dijabarkan kedalam kegiatan.
4. Program harus didefinisikan sebagai cara untuk mencapai target kinerja
sasaran melalui strategi dan arah kebijakan.
BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
60
Dituangkan
dalam Tabel
berikut
OPD
Penanggung
Jawab
Program, Indikator Kinerja, Capaian
Kinerja dalam Bab VII  sama
dengan Bab VIII
Bab VIII – INDIKASI RENC PROG PRIORITAS DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
No Program Indikator
Kondisi
awal
Tahun Tahun dst
Kondisi
kinerja akhir
RPJMD
PD
penan
ggung
jawabTarget Rp Target Rp dst Target Rp
Tabel Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan
61
Program, Indikator Kinerja, Capaian
Kinerja dalam Bab VIII  sama
dengan Bab VII
Bab IX – PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
62
Bab X – PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
 Dalam bagian ini perlu dinyatakan bahwa RPJMD menjadi
pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama
dibawah kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada)
pada periode berikutnya.
 Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan
dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir.
Pedoman
Transisi
Kaidah
Pelaksanaan
Rumusan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. OPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban
untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan
sebaik-baiknya;
2. OPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD dan
menjadi pedoman dalam menyusun Renja OPD setiap tahun;
3. OPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan
Renstra OPD;
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD,
Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap
penjabaran RPJMD ke dalam Renstra OPD.
63
64
65
66
#mjpic @mj_zapa

More Related Content

What's hot

Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Laras Kun Rahmanti Putri
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Dadang Solihin
 
20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa
keuangandesa
 
APBN
APBNAPBN
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Dadang Solihin
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Siti Sahati
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDPenghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Mohammad Ramadhan
 
Penyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D Void
Penyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D VoidPenyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D Void
Penyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D Void
Ahmad Abdul Haq
 
PP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdf
PP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdfPP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdf
PP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdf
AgusTubels
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahkomar_adi
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
noldy HP
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
karomah95
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Khalid Mustafa
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Dadang Solihin
 
Renstra skpd
Renstra skpdRenstra skpd
Renstra skpd
syukriyabdullah
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Sujatmiko Wibowo
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
Tatang Suwandi
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
 
20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMDPenghapusan dan pemusnahan BMD
Penghapusan dan pemusnahan BMD
 
Penyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D Void
Penyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D VoidPenyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D Void
Penyelesaian Retur, SP2D Reject, dan SP2D Void
 
PP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdf
PP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdfPP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdf
PP 12 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah (1).pdf
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Renstra skpd
Renstra skpdRenstra skpd
Renstra skpd
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
 

Similar to Penyusunan RPJMD

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdfHUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
IraWati87
 
Lap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdf
Lap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdfLap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdf
Lap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdf
IrfinWira
 
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.pptmateri Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
Arya Biase
 
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
Sumardi Wiryosumarto
 
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah menurut ...
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah  menurut ...Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah  menurut ...
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah menurut ...
Rusman R. Manik
 
Slide_SAKIP_Lamteng.pptx
Slide_SAKIP_Lamteng.pptxSlide_SAKIP_Lamteng.pptx
Slide_SAKIP_Lamteng.pptx
labibah_ibl
 
Rapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spikRapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spik
elyouth
 
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptxARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
arraf3
 
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
Sumardi Wiryosumarto
 
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Pandu Widiarto
 
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Mellianae Merkusi
 
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinusTeknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
SimbachS Danuarta
 
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDPengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
M Handoko
 
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptxRB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
MarioMario435914
 
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptxRB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
windafatimahhutasuhu
 
paparan ekonomi kabupaten kota di indonesia
paparan ekonomi kabupaten kota di indonesiapaparan ekonomi kabupaten kota di indonesia
paparan ekonomi kabupaten kota di indonesia
puniaadnyana1
 
renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017
renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017
renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017
nurul861330
 
CARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdf
CARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdfCARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdf
CARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdf
sudarmono33
 
juknis renstra pemda.pdf
juknis renstra pemda.pdfjuknis renstra pemda.pdf
juknis renstra pemda.pdf
Irwan Dharmawan
 
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
ssuser8f1e591
 

Similar to Penyusunan RPJMD (20)

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdfHUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
 
Lap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdf
Lap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdfLap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdf
Lap. Tahunan 2021 BPKAD 31 final Ok-23 Febr jILID.pdf
 
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.pptmateri Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
 
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
 
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah menurut ...
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah  menurut ...Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah  menurut ...
Versi 2 Sekelumit Panduan Ringkas Penyusunan Renja Perangkat Daerah menurut ...
 
Slide_SAKIP_Lamteng.pptx
Slide_SAKIP_Lamteng.pptxSlide_SAKIP_Lamteng.pptx
Slide_SAKIP_Lamteng.pptx
 
Rapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spikRapat persiapan penyusunan spik
Rapat persiapan penyusunan spik
 
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptxARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
ARAH-KEBIJAKAN-PERMENDAGRI-NO.-77-TAHUN-2020-BAB-I-SIPD.pptx
 
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
 
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
 
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pendapatan Kota Palangka Raya
 
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinusTeknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
Teknis perumusan kerangka pendanaan rpjmd renstra pd-agustinus
 
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDPengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
 
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptxRB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
 
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptxRB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
RB SAKIP ZI DPUBM_7 Des edit.pptx
 
paparan ekonomi kabupaten kota di indonesia
paparan ekonomi kabupaten kota di indonesiapaparan ekonomi kabupaten kota di indonesia
paparan ekonomi kabupaten kota di indonesia
 
renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017
renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017
renstra strategis berdasarkan kemendagri tahun 2017
 
CARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdf
CARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdfCARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdf
CARA PENYUSUNAN RENSTRA.pdf
 
juknis renstra pemda.pdf
juknis renstra pemda.pdfjuknis renstra pemda.pdf
juknis renstra pemda.pdf
 
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
 

More from 93220872

Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
93220872
 
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJAMATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
93220872
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
93220872
 
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca PerdaganganStrategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
93220872
 
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
93220872
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
93220872
 
Pengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAPPengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAP
93220872
 
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
93220872
 
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengahProgram dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
93220872
 
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNANKOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
93220872
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
93220872
 
Buku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARASBuku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARAS
93220872
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD
93220872
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD
93220872
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
93220872
 
Penyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRAPenyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRA
93220872
 
Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017
93220872
 
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
93220872
 
perobahan pola pikir ( ice breaking)
 perobahan pola pikir ( ice breaking) perobahan pola pikir ( ice breaking)
perobahan pola pikir ( ice breaking)
93220872
 
RENSTRA SKPD
 RENSTRA SKPD RENSTRA SKPD
RENSTRA SKPD
93220872
 

More from 93220872 (20)

Sistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOLSistem Politik Indonesia PARPOL
Sistem Politik Indonesia PARPOL
 
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJAMATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
MATERI MSDM PENGUKURAN KINERJA
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca PerdaganganStrategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
Strategi Memperbaiki Neraca Perdagangan
 
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Pengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAPPengantar Administrasi Publik MAP
Pengantar Administrasi Publik MAP
 
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
Teknis Aplikasi KRISNA DAK 2019
 
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengahProgram dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
Program dan kegiatan DAK 2019 jawa tengah
 
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNANKOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
 
Buku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARASBuku panduan SIMLARAS
Buku panduan SIMLARAS
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
 
Penyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRAPenyusunan RENSTRA
Penyusunan RENSTRA
 
Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017
 
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
Persiapan pra dan musrenbangwil 2017
 
perobahan pola pikir ( ice breaking)
 perobahan pola pikir ( ice breaking) perobahan pola pikir ( ice breaking)
perobahan pola pikir ( ice breaking)
 
RENSTRA SKPD
 RENSTRA SKPD RENSTRA SKPD
RENSTRA SKPD
 

Recently uploaded

Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 

Recently uploaded (17)

Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 

Penyusunan RPJMD

  • 1. R P J M D Oleh : Marlupi Julianingrum Perencana Muda, Bappeda Prov. Jawa Tengah Dalam acara Diklat Planning & Budgeting Semarang, 9 Mei 2017
  • 2.  RPJMD adalah dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk jangka waktu 5(lima) tahun;  RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN; (UU 25/2004, UU 23/2014, PP 8/2008, dan Pasal 50 s.d 84 Permendagri 54/2010) Apa RPJMD ? 2
  • 3. Nilai Strategis RPJMD ?  Pedoman penyusunan Renstra dan RKPD  Pedoman pembangunan di daerah selama 5 tahun  Alat instrumen pengendalian bagi satuan pengawas internal (SPI) dan Bappeda  Instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala daerah dan kepala OPD  Pedoman evaluasi keberhasilan penyelenggaraan pemda 3
  • 4. Tahapan RPJMD ? 1 • PERSIAPAN PENYUSUNAN 2 • PENYUSUNAN RANC AWAL 3 • PENYUSUNAN RANCANGAN 4 • MUSRENBANG RPJMD 5 • PERUMUSAN RANC AKHIR 6 • PENETAPAN RPJMD 4
  • 5. Pengolahan data dan informasi Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Rancangan Awal RPJMD Musrenbang RPJMD Pembahasan RaPerda RPJMD Rancangan Akhir RPJMD Evaluasi Raperda RPJMD VISI, MISI dan Program KDH Penelaahan RPJPD Kab/Kota Penelaahan RPJMN, RPJMD Provinsi dan kab/kota lainnya Perumusan Tujuan dan Sasaran Perumusan Penjelasan visi dan misi Perumusan Strategi dan arah kebijakan Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan Analisis Gambaran umum kondisi daerah Hasil evaluasi capaian RPJMD Penelaahan RTRW prov. Dan RTRW KAB/KOTA. lainnya Penyusunan Rancangan Renstra SKPD Rancangan RPJMD Analisis isu-isu strategis Pembahasan dgn SKPD Kab/Kota Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan Penetapan Indikator Kinerja Daerah Persiapan Penyusunan RPJMD Tahapan RPJMD ? 5 Penetapan Perda RPJMD Ditetapkan paling lambat 6 bulan setelah KDH dilantik
  • 6. SISTEMATIKA DOKUMEN RPJMD PP 8/2008, Permendagri 54/2010 1. Pendahuluan 2. Gambaran umum kondisi daerah 3. Gambaran pengelolaan keuda dan kerangka pendanaan 4. Analisis isu-isu strategis 5. Visi, misi, tujuan dan sasaran 6. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah 7. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah 8. Indikasi rencana program prioritas disertai kebutuhan pendanaan 9. Penetapan indikator kinerja daerah 10. Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Draft PP penjabaran UU No 23/2014 1. Pendahuluan 2. Gambaran umum kondisi daerah 3. Gambaran pengelolaan dan proyeksi keuangan daerah 4. Analisis isu-isu strategis 5. Visi, misi, tujuan, dan sasaran 6. Strategi dan kebijakan 7. Program dan kerangka pendanaan 8. Penutup 6
  • 7. BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII KABIJAKAN UMUM DAN PROG PEMB DAERAH BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB I PENDAHULUAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB VIII INDIKASI RENC PROG PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB XI PENUTUP KETERKAITAN ANTAR BAB RPJMD 7
  • 8. Bab I - PENDAHULUAN Latar Belakang  Apa RPJMD?  Proses penyusunan RPJMD ?  Alasan mengapa menyusun RPJMD?  Pendekatan yang digunakan dalam menyusun RPJMD? Dasar Hukum Penyusunan  Regulasi terkait renbang, baik pusat maupun daerah  tuliskan yg terkait langsung dg RPJMD Maksud & Tuj  Maksud & tuj susun RPJMD Sistematika Penulisan  Deskripsi substansi pokok tiap bab 8 Hubungan RPJPD dengan dokren lain  menjelaskan hubungan RPJMD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya. Keterhubungan dengan dokumen lain, seperti: RPJPN, RPJPD provinsi, RPJMD Daerah lain, dan dok ren lainnya
  • 9. BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Aspek Geografi dan Demografi  Aspek Geografi  luas wilayah, iklim, topografi, geologi, hidrologi, penggunaan lahan, dll  Aspek Demografi  jumlah pddk, struktur, distribusi, dll Aspek Kesejahteraan Masy  Ekonomi  Sosial  Budaya dll Aspek Pelayanan Umum  Urusan wajib yandas  Urusan wajib non yandas  Urusan pilihan  Fungsi Penunjang  perencanaan, pengawasan, keuangan, kepegawaian dan diklat, litbang  Fungsi lainnya Aspek Daya Saing  Ekonomi  Infrastruktur  Data indikator sesuaikan dengan Lampiran I Permendagri dan atau sesuai dengan data yang tersedia  dianalisis ketercapaiannya  Data nanti akan digunakan sebagai dasar merumuskan masalah dan isu strategis 9
  • 11. BAB III – GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 11 KINERJA KEUANGAN MASA LALU 1. Kinerja Pelaksanaan APBD • Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah, Belanja Daerah & Pembiayaan Daerah. 2. Neraca Daerah (Rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas) KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU 1. Proporsi Penggunaan Anggaran • Analisis proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran • Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur 2. Belanja periodik & pengeluaran pembiayaan yg wajib dan mengikat serta prioritas utama • Rata-rata Pertumbuhan belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama 3. Pembiayaan Daerah • Analisis sumber penutup defisit riil • Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran • Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan • Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah KERANGKA PENDANAAN • Menghitung belanja periodik & pengeluaran pembiayaan yg wajib dan mengikat serta prioritas utama • menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan
  • 13. “masing-masing rincian objek memiliki perilaku atau karakteristik yang berbeda, maka masing-masing daerah dapat mengembangkan teknik dan penghitungan sendiri yang dianggap paling akurat” KODE URAIAN 2011 2012 2013 RATA-RATA PERTUMBUHAN (%) REALISASI (Rp) REALISASI (Rp) REALISASI (Rp) 1 PENDAPATAN 1.025.015 1.327.592 1.659.572 27,26% 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 65.656 86.937 119.456 34,91% 1.1.1 Hasil Pajak Daerah 16.789 23.366 28.611 30,81% 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 10.676 8.917 12.512 11,92% 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 7.908 9.319 12.112 23,91% 1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 30.283 45.336 66.222 47,89% 1.2 DANA PERIMBANGAN 877.390 1.054.683 1.388.273 25,92% 1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 490.667 549.701 762.740 25,39% 1.2.2 Dana Alokasi Umum 371.879 463.259 580.314 24,92% 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 14.844 41.723 45.219 94,73% 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 81.969 185.972 151.843 54,26% 1.3.1 Pendapatan Hibah 0 3.500 0 - 1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 43.946 35.921 45.686 4,46% 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 34.119 118.905 79.327 107,61% 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 3.904 26.553 26.830 290,62% 1.3.6 Penerimaan Lain-lain 0 1.092 0 - 13
  • 14. RATA-RATA PERTUMBUHAN REALISASI BELANJA DAERAH Kode Uraian 2011 2012 2013 RATA-RATA KENAIKAN (%) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) 2 BELANJA 952.305 1.196.553 1.566.203 28,27% 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 477.930 551.376 646.751 16,33% 2.1.1 Belanja Pegawai 430.982 497.164 573.108 15,32% 2.1.2 Belanja Bunga 3 0 0 - 2.1.3 Belanja Subsidi 72 525 2.130 468,35% 2.1.4 Belanja Hibah 8.035 12.677 23.242 70,56% 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 8.479 7.773 0 -54,16% 2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten Kota dan Pemerintahan Desa 0 0 0 - 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten Kota dan Pemerintahan Desa 29.740 32.120 47.012 27,18% 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 618 1.117 1.258 46,69% 2.2 BELANJA LANGSUNG 474.375 645.177 919.452 39,26% 2.2.1 Belanja Pegawai 43.056 32.187 47.906 11,80% 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 170.125 275.982 316.093 38,38% 2.2.3 Belanja Modal 261.194 337.009 555.453 46,92% 14
  • 15. Kode Uraian 2011 2012 2013 RATA-RATA KENAIKAN (%) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) 3 PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 83.093 130.981 232.337 67,51% 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 83.093 130.981 223.522 64,14% 3.1.2 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 - 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0 0 8.814 - 3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 24.822 22.603 10.217 -31,87% 3.2.2 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 - 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 0 0 0 - Penyesuaian atas Pengeluaran Pembiayaan ke PDAM 23.647 21.871 10.000 -30,89% 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 176 732 217 123,15% 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 1.000 0 0 - PEMBIAYAAN NETTO 58.271 108.378 222.120 95,47% Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 130.981 239.417 315.490 57,28% 15
  • 16. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2012 RATA-RATA PERTUMBUHAN(Audited) (Audited) (Audited) (Audited) (Audited) ASET/ AKTIVA ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 81.327 81.085 125.916 221.646 312.860 43,0% Kas di Bendahara Penerimaan 0 454 9 31 33 38,2% Kas di Bendahara Pengeluaran 12.425 234 16 1 904 22503,7% Kas di Bendahara BLUD 0 3.119 5.078 2.905 1.726 5,1% Investasi Jangka Pendek Deposito 0 0 0 Piutang Piutang lain-lain 700 2.949 2.380 29.740 52.476 382,0% Piutang Retribusi 10 97 76 698 372 405,0% Piutang Deviden 0 0 0 0 0 Piutang Dana Bagi Hasil 13.429 7.138 979 0 0 -77,7% Persediaan 11.042 15.271 11.763 10.749 11.558 3,6% JUMLAH ASET LANCAR 118.933 110.347 146.217 265.770 379.929 37,5% Dst ............. RATA-RATA PERTUMBUHAN NERACA DAERAH 16
  • 17. No Uraian 2011 2012 2013 A Rasio Likuiditas 1. Rasio lancar (current ratio) 254,73 125,25 221,79 2. Rasio quick (quick ratio) 12,43 24,73 32,87 B Rasio Solvabilitas 1 Rasio total hutang terhadap total asset 0,0002 0,0007 0,0018 2 Rasio hutang terhadap modal 0,0002 0,0007 0,0018 ANALISIS RASIO KEUANGAN 17
  • 18. ANALISIS PROPORSI REALISASI BELANJA DAERAH DIBANDING ANGGARAN NO URAIAN 2011 2012 2013 RATA- RATAAnggaran realisasi % Anggaran realisasi % Anggaran realisasi % ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) % BELANJA 1.020.7 68 952.305 93,3 1.353.8 48 1.196.5 53 88,4 1.698.2 57 1.566.2 03 92,2 91,3 A BELANJA TIDAK LANGSUNG 475.124 477.930 100,6 597.692 551.376 92,3 704.987 646.751 91,7 94,9 1 Belanja Pegawai 412.870 430.982 104,4 524.517 497.164 94,8 614.108 573.108 93,3 97,5 2 Belanja Bunga 2.083 3 0,2 3.928 0 0,0 3.928 0 0,0 0,1 3 Belanja Subsidi 2.284 72 3,1 3.307 525 15,9 2.497 2.130 85,3 34,8 4 Belanja Hibah 9.320 8.035 86,2 13.606 12.677 93,2 32.211 23.242 72,2 83,8 5 Belanja Bantuan Sosial 13.561 8.479 62,5 10.796 7.773 72,0 0 0 6 Belanja Bagi Hasil 37 0 0,0 0 0 0 0 7 Belanja Bantuan Keuangan 32.438 29.740 91,7 38.538 32.120 83,3 47.242 47.012 99,5 91,5 8 Belanja Tidak Terduga 2.531 618 24,4 3.000 1.117 37,2 5.000 1.258 25,2 28,9 B BELANJA LANGSUNG 545.644 474.375 86,9 756.156 645.177 85,3 993.271 919.452 92,6 88,3 1 Belanja Pegawai 50.630 43.056 85,0 48.387 32.187 66,5 52.873 47.906 90,6 80,7 2 Belanja Barang dan Jasa 210.345 170.125 80,9 322.550 275.982 85,6 349.985 316.093 90,3 85,6 3 Belanja Modal 284.669 261.194 91,8 385.219 337.009 87,5 590.413 555.453 94,1 91,1 18
  • 19. PROPORSI BELANJA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR KODE URAIAN Tahun 2012 Tahun 2013 (Rp) (Rp) 5. BELANJA 648.072 780.607 5 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 497.164 571.968 5 . 1 . 1 Belanja Pegawai 497.164 571.968 5 . 1 . 1 . 01 Gaji dan Tunjangan 403.445 444.637 5 . 1 . 1 . 02 Tambahan Penghasilan PNS 81.266 114.990 5 . 1 . 1 . 03 Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH 4.219 4.255 5 . 1 . 1 . 04 Biaya Pemungutan Pajak Daerah 8.233 8.086 Dst ..... Dst ....... 5 . 2 BELANJA LANGSUNG 150.909 208.639 5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 32.187 47.906 5 . 2 . 1 . 00 Belanja Pegawai BLUD 0 4.592 5 . 2 . 1 . 01 Honorarium PNS 15.119 18.701 5 . 2 . 1 . 02 Honorarium Non PNS 11.761 17.976 5 . 2 . 1 . 03 Uang Lembur 5.307 6.637 Dst ...... 5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 83.632 102.745 5 . 2 . 2 . 04 Belanja Premi Asuransi 12.199 11.876 5 . 2 . 3 Belanja Modal 35.089 57.989 5 . 2 . 3 . 01 Belanja Modal Pengadaan Tanah 1.790 1.574 5 . 2 . 3 . 02 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat 424 4.766 5 . 2 . 3 . 03 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor 19.433 14.262 Dst........ 19
  • 20. NO URAIAN TOTAL BELANJA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR (RP) TOTAL PENGELUARAN (BELANJA + PEMBIAYAAN PENGELUARAN) (RP) PROSENTASE ( a) ( b ) (a) /(b) X 100% 1 Tahun Anggaran 2012 648.072 1.219.156 53,16% 2 Tahun Anggaran 2013 780.607 1.576.419 49,52% ANALISIS PROPORSI BELANJA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR 20
  • 21. ANALISIS BELANJA PERIODIK DAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN YANG WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemda seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemda dalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya. 21
  • 22. PENGELUARAN WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA NO URAIAN 2012 2013 KENAIKAN (Rp) (Rp) % A BELANJA TIDAK LANGSUNG 416.422 459.108 10,3% Gaji dan Tunjangan 403.445 444.637 10,2% Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH 4.219 4.255 0,9% Biaya Pemungutan Pajak Daerah 8.233 8.086 -1,8% Belanja Bunga 0 0 0,0% Belanja Subsidi 525 2.130 305,6% B BELANJA LANGSUNG 34.145 68.438 100,4% Belanja Pegawai BLUD 0 4.592 0,0% Belanja Barang Jasa BLUD 0 20.288 0,0% Belanja Jasa Kantor 29.166 38.861 33,2% Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 2.658 3.323 25,0% Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 2.321 1.375 -40,8% C PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 22.603 10.217 -54,8% Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 21.871 10.000 -54,3% Pembayaran Hutang kepada Pihak Ketiga 732,166 216,58544 6 -70,4% JUMLAH (A+B+C) 473.171 537.762 13,7% 22
  • 23. ANALISIS PEMBIAYAAN DAERAH untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. • Analisis sumber penutup defisit riil • Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran • Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan • Analisis Proyeksi Pembiayaan Daerah 23
  • 24. NO Uraian (n-3) (Rp) (n-2) (Rp) (n-1) (Rp) 1. Realisasi Pendapatan Daerah Dikurangi realisasi: 2. Belanja Daerah 3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah A Defisit riil Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan: 4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 5. Pencairan Dana Cadangan 6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 7. Penerimaan Pinjaman Daerah 8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 9. Penerimaan Piutang Daerah B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 24
  • 25. NO Uraian 2011 2012 2013 Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) 1 PENDAPATAN DAERAH 1.025.015 1.327.592 1.659.572 2 BELANJA DAERAH 952.305 1.196.553 1.566.203 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 24.822 22.603 10.217 A. Defisit Riil 47.888 108.436 83.153 Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan : 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) 83.093 130.981 223.522 B. Total Realisasi Penerimaan 83.093 130.981 223.522 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 130.981 239.417 306.675 25
  • 26. No. Uraian (n-3) (n-2) (n-1) Rata- rata pertum buhanRp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA 1. Jumlah SiLPA A Pelampauan penerimaan PAD B Pelampauan penerimaan dana perimbangan C Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah D Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya E Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan F Kegiatan lanjutan No. Uraian (n-3) (Rp) (n-2) (Rp) (n-1) (Rp) 1. Saldo kas neraca daerah Dikurangi: 2. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 3. Kegiatan lanjutan Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 26
  • 27. NO URAIAN TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 RATA- RATA PERTUMB ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) (%) 1 Jumlah SiLPA 83.093 130.981 223.522 64,14% E Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 176 732 217 123,15% F Kegiatan lanjutan 1.000 0 0 SiLPA riil (1-E-F) 81.917 130.249 223.305 65,22% Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan 27
  • 28. ANALISIS Kerangka Pendanaan untuk menghitung total kapasitas & kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. TUJUAN 28
  • 29. Pengeluaran Wajib & Mengikat serta Prioritas Utama Program Prioritas dialokasikan Pengeluaran Pembiayaan & Belanja tidak langsung yang besarnya disesuaikan dg kemamp. Keuda, seperti: bansos, tamb penghsl PNS, hibah, dll dialokasikan dialokasikan Prioritas I Prioritas II Prioritas III 29
  • 30. NO URAIAN PERTUMBUHA N 2015 2016 2017 2018 2019 % PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI A BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,30% 686.026 766.721 858.458 963.064 1.082.727 1 Belanja Pegawai 10,20% 605.831 667.626 735.724 810.767 893.466 2 Belanja Bunga 0,90% 1.592 1.592 1.592 1.592 1.592 3 Belanja Subsidi -1,80% 2.800 2.750 2.700 2.652 2.604 4 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik 25,00% 75.803 94.754 118.442 148.053 185.066 B BELANJA LANGSUNG 100,40% 105.087 131.777 166.644 212.319 272.294 1 Belanja Pegawai BLUD 10,00% 4.592 5.051 5.556 6.112 6.723 2 Belanja Barang Jasa BLUD 10,00% 20.288 22.317 24.548 27.003 29.704 3 Belanja Jasa Kantor 33,20% 68.989 91.893 122.402 163.039 217.168 4 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 25,00% 5.190 6.488 8.109 10.137 12.671 5 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 0,00% 1.375 1.375 1.375 1.375 1.375 6 Dana Pendamping DAK 0,00% 4.653 4.653 4.653 4.653 4.653 PRIORITAS I : JUMLAH (A+B) 13,70% 791.113 898.498 1.025.102 1.175.383 1.355.022 PROYEKSI PENGELUARAN WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA 30
  • 31. KERANGKA PENDANAAN ALOKASI KAPASITAS KEUANGAN DAERAH No. Jenis Dana Alokasi Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp 1. Prioritas I 46% 791.113 44% 898.498 43% 1.025.102 42% 1.175.383 41% 1.355.022 Belanja Tidak Langsung 39% 686.026 38% 766.721 36% 858.458 34% 963.064 33% 1.082.727 Belanja Langsung 6% 105.087 6% 131.777 7% 166.644 8% 212.319 8% 272.294 2. Prioritas II 51% 894.425 53% 1.078.792 55% 1.303.398 56% 1.572.638 58% 1.922.164 3. Prioritas III 3% 51.939 3% 51.939 2% 51.939 2% 51.939 2% 51.939 Total 100% 1.737.477 100% 2.029.229 100% 2.380.439 100% 2.799.960 100% 3.329.125 31
  • 32. NO URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019 A KAPASITAS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH 1.759.294 2.044.228 2.395.439 2.819.960 3.334.124 1 PENDAPATAN 1.653.846 1.928.517 2.259.848 2.660.339 3.145.400 2 Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran 105.448 115.711 135.591 159.620 188.724 B BELANJA 1.737.477 2.029.229 2.380.439 2.799.960 3.329.125 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 737.965 818.660 910.397 1.015.003 1.134.666 PRIORITAS I 686.026 766.721 858.458 963.064 1.082.727 a Belanja Pegawai 605.831 667.626 735.724 810.767 893.466 b Belanja Bunga 1.592 1.592 1.592 1.592 1.592 c Belanja Subsidi 2.800 2.750 2.700 2.652 2.604 d Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik 75.803 94.754 118.442 148.053 185.066 PRIORITAS III 51.939 51.939 51.939 51.939 51.939 a Belanja Hibah 35.939 35.939 35.939 35.939 35.939 b Belanja Bantuan Sosial 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 c Belanja Tidak Terduga 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 2 BELANJA LANGSUNG 999.512 1.210.569 1.470.042 1.784.957 2.194.458 PRIORITAS I 105.087 131.777 166.644 212.319 272.294 a Belanja Pegawai BLUD 4.592 5.051 5.556 6.112 6.723 b Belanja Barang Jasa BLUD 20.288 22.317 24.548 27.003 29.704 c Belanja Jasa Kantor 68.989 91.893 122.402 163.039 217.168 d Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 5.190 6.488 8.109 10.137 12.671 e Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.375 1.375 1.375 1.375 1.375 f Dana Pendamping DAK 4.653 4.653 4.653 4.653 4.653 PRIORITAS II 894.425 1.078.792 1.303.398 1.572.638 1.922.164 PROGRAM PENCAPAIAN VISI DAN MISI PROGRAM PENYELENGGARAAN URUSAN LAINNYA C PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 139.338 15.000 15.000 20.000 5.000 Pembentukan Dana Cadangan 15.000 10.000 10.000 15.000 Penyertaan Modal 124.338 5.000 5.000 5.000 5.000 A-(B+C) -117.521 0 0 0 0 D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 117.521 0 0 0 0 Penerimaan Pinjaman Daerah 97.317 Penerimaan Piutang 20.204 SILPA 0 0 0 0 0 KERANGKA PENDANAAN RPJMD 32
  • 33. BAB IV– ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Permasalahan Pembangunan Daerah  Adanya “gap expectation” dari kinerja dengan kondisi ideal  Identifikasi Masalah sesuai hasil analisis gambaran umum  Dibuat dalam tabel berbasis tabel hasil analisis gambaran umum  Bisa diperkuat dengan FGD bersama stakeholder 33
  • 34. BAB IV – ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Isu Strategis • kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas pemerintahan daerah dan masyarakat dimasa datang • Suatu kondisi/kejadian penting adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang • Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan organisasi/institusi dimasa yang akan datang Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isu strategis:  Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan;  Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah;  Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;  Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan;  Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan  Kriteria lain yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan/dinamika. 34 Metode:  FGD  Pembobotan Contoh
  • 35. BAB V – VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN VISI suatu pernyataan tentang tujuan, impian, cita-cita, rencana, harapan sebuah organisasi atau daerah yang ingin dicapai di masa mendatang Kriteria rumusan VISI:  Menggambarkan arah yang jelas tentang kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam jangka waktu mendatang (clarity of direction);  Menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang perlu diselesaikan;  Disertai dengan penjelasan yang lebih operasional sehingga mudah dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan, strategi, dan program (articulative);  Disertai penjelasan mengapa visi tersebut dibutuhkan, dan relevansinya dengan permasalahan dan potensi pembangunan Syarat visi yang baik:  Dapat dibayangkan oleh semua pelaku (imaginable);  Memiliki nilai yang memang diinginkan dan dicata-citakan (desirable);  Memungkinkan, wajar, layak untuk dicapai dengan situasi, kondisi dan kapasitas yang ada (feasible);  Memusatkan perhatian kepada isu dan permasalahan utama (focussed);  Dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan jaman (flexible);  Dapat dikomunikasikan dan mudah dimengerti semua pelaku (communicable);  Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang singkat, jelas, dan padat. 35 VISI harus diuraikan penjelasannya
  • 36. MISI  kalimat yang berisi tujuan dan alasan keberadaan suatu organisasi atau daerah untuk masyarakat, dan dapat menjadi arah bagi sebuah organisasi atau daerah untuk melangkah  rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi  rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi  pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan BAB V – VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN  Visi dan Misi dalam RPJMD sudah ditetapkan oleh KDH terpilih, dan lebih bersifat politis  Pada saat penyusunan dokumen RPJMD, boleh dilakukan penyesuaian pada misi  Visi sebaiknya tidak berubah 36
  • 38. (tahapan perumusan sasaran strategis yg menunjukkan tk prioritas tertinggi dlm renc bang jk menengah daerah) TUJUAN SASARAN MENJELASKAN PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN DAPAT DICAPAI MELALUI SERANGKAIAN TINDAKAN ATAU PROGRAM YANG AKAN DIRANCANG SUBJEK DAN OBJEK PERUBAHAN YANG AKAN DIINTERVENSI MELALUI BERBAGAI TINDAKAN SESUAI DENGAN MASALAH DAN KEBUTUHAN YANG DIHADAPI 38 KONSEP DASAR Tujuan & Sasaran
  • 39. tujuan /tu·ju·an/ n 1 arah; haluan (jurusan); 2 yg dituju; maksud; tuntutan (yg dituntut);~ institusional tujuan kelembagaan; ~ instruksional tujuan atau sasaran yg ingin dicapai setelah mengajarkan pokok atau subpokok bahasan yg sudah direncanakan; ~ kelembagaan tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pd lembaga pendidikan tertentu; ~ kualitatif tujuan yg dinyatakan melalui perubahan sikap, prestasi, sifat, dan kualitas; ~ kuantitatif Dik tujuan yg dinyatakan melalui jumlah murid atau jumlah pd umumnya; ~ kurikuler tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki murid setelah dia menyelesaikan program mata pelajaran tertentu; ~ penderita kata atau perkataan yg menjadi pelengkap dan menderita perbuatan kata kerja; ~ politik kondisi atau hasil akhir yg ingin dicapai; 39 DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia TUJUAN
  • 40. DEFINISI Permendagri No. 54 Tahun 2010 Tujuan  pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi 40 TUJUAN
  • 41. TUJUAN  Pernyataan ttg hal-hal yang perlu dilakukan utk mencapai visi, melaksanakan misi, dengan menjawab isu strategis dan permasalahan pemb daerah  Pernyataan ttg penjabaran lingkup visi yang perlu diwujudkan, namun masih dinyatakan dalam lingkup makro, mengingat periode waktu pencapaian cukup panjang  Rumusan tujuan dibuat utk menjadi dasar dalam upaya menyusun: a) pilihan strategi pemb, b) rumusan kriteria utk mengevaluasi pilihan tsb  Rumusan tujuan disusun dengan cara “membalikkan” isu, permasalahan atau peluang dalam bentuk kalimat ringkas yg menggambarkan kondisi  Kondisi itu digambarkan dalam bentuk situasi yg diinginkan dalam pemb daerah  gambaran kondisi daerah dg masyarakatnya 41
  • 42. Kriteria TUJUAN  Dapat dijabarkan lebih operasional menjadi sasaran strategis, dg tetap memperhatikan misi pemb daerah  Satu atau bbrp tujuan, dapat dimanfaatkan utk mewujudkan satu misi  Rumusan tujuan disusun dg memperhatikan isu-isu strategik yg ditemukan  Rumusan menggunakan bahasa yg jelas dan mudah dipahami 42
  • 43. DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia sasaran /sa·sar·an/ n 1 bulan-bulanan; yg disasarkan; hasil menyasar; 2 sesuatu yg menjadi tujuan (yg dikritik, dimarahi, dsb); 3 Olr bagian tubuh di atas garis khayal pd pusar sampai batas telinga, tidak termasuk lengan atau bahu; 43 SASARAN DEFINISI  Permendagri No. 54 Tahun 2010 Sasaran  hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan;
  • 44. SASARAN  Sasaran adalah rumusan hasil yang dijabarkan dari rumusan tujuan  Sasaran juga diformulasikan secara terukur, spesifik, dapat dicapai, rasional, dan untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun  Sasaran merupakan wujud kuantifikasi kondisi dari tujuan yg akan diwujudkan  Sasaran juga menjadi petunjuk atau arah bagi pelaksanaan program-program pendukung atau program non prioritas, sehingga outcome tetap terfokus pada pencapaian tujuan pembangunannya 44
  • 45. Kriteria SASARAN  Ditetapkan utk mewujudkan tujuan  Upaya mewujudkan satu tujuan dapat dilakukan melalui beberapa sasaran  Penyusunannya memperhatikan isu-isu strategis daerah  Memenuhi kriteria SMART Specific : sasaran dapat diidentifikasi dengan jelas Measureable: sasaran memiliki ukuran yg jelas dan terukur Achievable: sasaran dapat dicapai sesuai dg kapasitas dan sb daya yg ada Relevant: ada keterkaitan (relevan) antara target dg tujuan Time bond: ada jadual waktu/periode pencapaian sasaran 45
  • 46. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan  Pernyataan ttg hal yg perlu dilakukan utk mencapai visi, melaksanakan misi, mjwb isu dan masalah  Disusun dg membalikkan pernyataan isu, masalah ke kalimat positif  Ditulis dg “kata kerja + kata benda”  menurunkan angka pengangguran Sasaran  Hasil yg diharapkan dari suatu tujuan yg diformulasikan terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, utk dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun  Disusun dg pola  meningkatnya/menurunnya... Perhatikan:  Kesesuaian dg VISI & MISI  Klp sasaran yang dilayani jelas 46
  • 47. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah TUJUAN 1. Lebih luas 2. Lebih umum 3. Tidak dinyatakan secara jelas 4. Abstrak 5. Tidak terikat kerangka waktu SASARAN 1. Lebih sempit 2. Lebih jelas (detail) 3. Dinyatakan secara jelas 4. Konkrit 5. Selalu terikat kerangka waktu vs 47
  • 48. Tabel Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Tuj Sas Indik Sas Target Kinerja Sasaran Tahun ke- 1 2 3 4 5 Indikator Sasaran  Impact Tujuan & Sasaran dijabarkan per misi 48
  • 49. Contoh Tabel Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Misi Tuj Sas Indik Sas Target Kinerja Sasaran Tahun ke- 1 2 3 4 5 Peningkat an derajat kesehatan masy Meningkat kan derajat kesehatan masy Menurunnya angka kematian dan kesakitan Angka Kematian Ibu AKB Angka kesakitan DBD Meningkatnya usia harapan hidup UHH 49
  • 50. DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi /stra·te·gi/ /stratégi/ n 1 ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dl perang dan damai; 2 ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dl perang, dl kondisi yg menguntungkan: sbg komandan ia memang menguasai betul -- seorang perwira di medan perang; 3 rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; 4 tempat yg baik menurut siasat perang; 50 STRATEGI BAB VI – STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
  • 51. Strategi merupakan langkah-langkah yg memuat program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi Rumusan strategi merupakan uraian pernyataan yg menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan diwujudkan Strategi akan dilengkapi dengan arah kebijakan, yg menunjukkan fokus atau prioritas perhatian yg ditetapkan utk mendukung terjaganya proses pembangunan agar menuju pada tujuan Satu strategi dapat secara spesifik dikaitkan dengan satu sasaran atau sekelompok sasaran 51 Perumusan STRATEGI (Permendagri 54/2010)
  • 52. 52 Keterkaitan SASARAN & STRATEGI Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Strategi 2 atau Langkah merumuskan strategi: 1. Menyusun alternatif pilihan langkah yg dinilai realistis dapat mencapai tujuan dan sasaran 2. Menentukan faktor-faktor yg mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan dlm mencapai tujuan dan sasaran yg ditetapkan utk setiap langkah yg akan dipilih 3. Melakukan evaluasi utk menentukan pilihan langkah antara lain dgn SWOT
  • 53. DEFINISI  Kamus Besar Bahasa Indonesia arah 1 n 1 jurusan: ia naik bus -- utara; 2 tujuan; maksud: mereka berbicara tidak tentu – nya kebijakan /ke·bi·jak·an/ n 1 kepandaian; kemahiran; kebijaksanaan; 2 rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis besar dan dasar rencana dl pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tt pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sbg garis pedoman untuk manajemen dl usaha mencapai sasaran; garis haluan: - Pemerintah mengenai moneter perlu dibahas oleh DPR 53 ARAH KEBIJAKAN
  • 54. 54 ARAH KEBIJAKAN (Permendagri 54/2010) Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yg dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran Kriteria rumusan arah kebijakan: 1. Memperjelas kapan sasaran dapat dicapai dari waktu ke waktu 2. Dirumuskan bersamaan dengan formulasi strategi, sebelum atau setelah strategi dibuat 3. Membantu menghubungkan tiap strategi kepada sasaran secara lebih rasional
  • 55. SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN Sasaran/ Target Kinerja Arah Kebijakan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Sasaran 1 Strategi 1 Sasaran 2 Strategi 2 Sasaran 3 Sasaran 4 Sasaran 5 Strategi 5 Strategi 3 Strategi 4 No Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi Arah Kebijakan Th 1 Arah Kebijakan Th 2 Arah Kebijakan Th 3 Arah Kebijakan Th 4 Arah Kebijakan Th 5 55
  • 56. CONTOH SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN No Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi 1 Meningkatkan derajat kesehatan 1. Menurunnya angka kematian dan kesakitan 2. Meningkatnya UHH 1. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan 1. Peningkatan puskesmas mampu persalinan 2. Peningkatan fasilitas kesehatan rujukan 3. Optimalisasi posyandu 4. Peningkatan promosi kesehatan 2. Peningkatan sumber daya kesehatan 1. Peningkatan kualitas nakes 2. Penerapan one student one client 56
  • 57. CONTOH SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN Sasaran/ Target Kinerja Strategi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Menurunnya angka kematian +puskesmas mampu persalinan Penerapan one student one client Optimalisasi posyandu +kualitas nakes Meningkatnya UHH Promosi kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan 57
  • 58. BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 58 Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan Kriteria suatu rumusan kebijakan umum antara lain: 1. Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus; 2. Mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor- faktor penentu keberhasilan untuk mencapai sasaran; dan 3. Mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan dengan peraturan Perundangundangan dan kepentingan umum. Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh sarana untuk menghasilkan atau diperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran.
  • 59. BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 59 Perumusan program pembangunan jangka menengah daerah termasuk program prioritas di dalamnya, memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Program harus disusun dalam kerangka strategis pembangunan jangka menengah daerah, yaitu harus memperhitungkan bahwa program yang dirumuskan merupakan salah satu elemen dalam pencapaian rencana pembangunan jangka menengah daerah. 2. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab atas pencapaian kinerja program, dalam penyusunan program harus melibatkan OPD berkenaan. 3. Penamaan program dengan kalimat sederhana, ringkas mudah dimengerti sehingga dapat dijabarkan kedalam kegiatan. 4. Program harus didefinisikan sebagai cara untuk mencapai target kinerja sasaran melalui strategi dan arah kebijakan.
  • 60. BAB VII – KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 60 Dituangkan dalam Tabel berikut OPD Penanggung Jawab Program, Indikator Kinerja, Capaian Kinerja dalam Bab VII  sama dengan Bab VIII
  • 61. Bab VIII – INDIKASI RENC PROG PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN No Program Indikator Kondisi awal Tahun Tahun dst Kondisi kinerja akhir RPJMD PD penan ggung jawabTarget Rp Target Rp dst Target Rp Tabel Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan 61 Program, Indikator Kinerja, Capaian Kinerja dalam Bab VIII  sama dengan Bab VII
  • 62. Bab IX – PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 62
  • 63. Bab X – PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN  Dalam bagian ini perlu dinyatakan bahwa RPJMD menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya.  Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir. Pedoman Transisi Kaidah Pelaksanaan Rumusan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. OPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya; 2. OPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja OPD setiap tahun; 3. OPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra OPD; 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra OPD. 63
  • 64. 64
  • 65. 65
  • 66. 66