Dokumen tersebut membahas perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu alam. Ilmu sosial mempelajari manusia dan gejala sosial yang lebih kompleks karena melibatkan banyak variabel. Gejala sosial juga sulit diamati secara langsung dan tidak dapat diulang, berbeda dengan gejala alam. Hubungan antara peneliti ilmu sosial dengan objek penelitiannya juga tidak netral karena dapat mempengaruhi gej
2. Objek penelaah yang
kompleks
Ahli ilmu alam berhubungan dengan gejala fisik yang bersifat umum
penelaahnya meliputi beberapa variable dalam jumlah yang relatif kecil
yang dapat diukur secara tepat. Ilmu-ilmu sosal mempelajari manusia
baik selaku perseorangan maupun selaku anggota dari suatu kelompok
sosial yang menyebabkan situasinya bertambah rumit. Variabel dalam
penelaah sosial adalah relatif banyak yang kadang-kadang
membingungkan si peneliti.
Sejumlah penjelasan yang bersifat fisik bisa diketengahkan untuk satu
kejahatan atau gejala sosial lainnya. Walaupun begitu, gejala sosial
tidak hanya mencakup faktor-faktor fisik saja melainkan mancakup
aspek-aspek sosiologis, psikolois atau biologis, atau kombinasi dari
aspek-aspek ini. Gejala tersebut dapat diterangkan lewat berbagai pola
pendekatan umpanya perkembangam, waktu, tipe, tempat, kegiatan,
motivasi, atau kecenderungan. Tingkat-tingkat kejadian suatu peristiwa
sosial selalu menyulitkan ahli ilmu sosial untuk menetapkan aspek-
aspek apa saja yang terlibat, pola pendekatan mana yang palig tepat
pada variable-variabel apa saja yang termasuk
3. Kesukaran dalam
pengamatan
Pengamatan langsung gejala sosial lebih sulit dibandingkan
dengan gejala imu-ilmu alam, ahl ilmu sosial tidak mungkin
melihat mendengar, meraba, atau megecap gejala yang sudah
terjadi di masa lalu. Hakiki dari gejala ilmu-ilmu sosial tidak
memungkinkan pengamatan secara langsung dan berulang.
Ahli sosial bisa saja mengamati beberapa gejala sosial secara
langsung, misal dalam laboratium dimana peneliti mengamati
berapa kalimat mampu dibaca sorang anak dalam waktu satu
menit dan daya pendengaran anak tersebut. Namun beberapa
faktor sosial seperti kesukaan, motivasi dan impian meruapkan
suatu yang bersifat pribadi dan tertutup yang tak terjamah oleh
pengamatan umum. Dalam hal ini peneliti bisa melakukan dua
penelitian: apakah dia akan menginterpretasikan hal-hal yang
tertutup tadi berdasarkan pengalaman pribadinya, suatu hal
yang sangat mungin untuk membuat kekeliruan, ataukah dia
akan mendasarkan pada pengakuan anak-anak tersebut yang
juga tidak terlepas dari kemungkinan tidak benar.
4. Objek penelaah yang tak
terulang
Gejala fiisk pada umumnya bersifat seragam dan gejala tersebut dapat
diamati sekarang. Gejala sosial banya yang bersifat unik dan sukar
untuk terulang kembali.
Abstraksi secara tepat dapat dilakukan terhap gejala fisik lewat
perumusan kuantitatif dan hukum yang berlaku secara umum. Masalah
sosial sering kali bersfiat spesifik dalam konteks historis tertetu.
Kejadian tersebut berisifat mandiri di mana mungkin saja terjadi
pengulangan yang sama dalam waktu yang berbeda namun tak pernah
lupa seharusnya. Beberpa kesimpulan yang bersifat umum mungkin
saja dapat ditarik kesimpulan dari kejadian-kejadian yang mempunyai
faktor-faktor yang serupa. Usaha untuk mengadakan abstraksi dalam
rangka menyusun kesimpulan yang bersifat umum terhadap beberpa
kejadian sosial tak mungkin dilakukan sepenuhnya untuk tidak
menghilangkan hakikat sebenarnya dari kejadian-kejadian tersebut.
Bervariasinya kejadian-kejadian sosial ditambah dengan sulitnya
pengamatan secara langsung waktu penelaah dilakukan menyebabkan
sukarnya mengembangakan dan menguji hukum-hukum sosial.
5. Hubungan antara Ahli dan
Objek Penelaah Sosial
Gejala fisik seperti unsur kimia bukanlah suatu individu melainkan
barang mati.Tetapi ahli ilmu sosial mempelajari manusia yang
merupakan makhluk yang penuh tujuan dalam tingkah lakunya. Hal ini
menyebabkan manusia untuk melakukan perubahan dalam
tindakannya. Karena objek penelaah ilmu sosial sangat dipengaruhi
oleh keinginan dan pilihan manusia maka gejala sosial berubah secara
tetap sesuai dengan tindakan manusia yang didasari keinginan dan
pilihan tersebut.
Ahli ilmu alam menyelidiki proses alami dan menyusun hukum yang
bersifat umum. Dia tidak bermaksud untuk mengubah alam atau harus
setuju dan tidak setuju dengan proses tersebut. Dia hanya berharap
bahwa pengetahuan mengenai gejala fisik dari alam akan
memungkinkan manusia untuk memanfaatkan proses alam. jika
seorang ahli ilmu alam menyusun suatu hipotesis untuk menerangkan
gejala fisik tertentu maka dia tahu dengan pasti bahwa kesimpulanna
yang bersifat umum tidak akan mengubah karakteristik objek yang
ditelaah.
6. Penemuan di bidag lmu alam baru akan kehilangan artinya
setelah diganti oleh penemuan baru yang mampu
menerangkan objek penelaah yang sama secara lebih baik.
Penemuan di bidang ilmu sosial akan kehilangan artinya
setelah pengetahuan tersebut menyebabkan manusia
mengubah kondisi sosial mereka.
Ahli ilmu soaial tidaklah beriskap sebagai penonton yang
menyaksikan suatu kejadian sosial. Dia merupakan bagian
integral dari objek kehidupan yang ditelaahnya.
Perkembanagn tenaga atom, transportasi dan proses otomisasi
telah menyebabkan masalah sosial berlipat ganda dan harus
dipecahkan bila masyarakat ingin terus hidup. Di dalam dunia
moderen banyak kebutuhan hidup yang mendesak dalam
penelatian psikologi, pendidikan, sosiologi, dan ekonomi. Usah
yang sungguh-sunguh harus dilaksanakan agar dapat
membawa kemajuan sosia sejajar dengan kemajuan ilmu-ilmu
alam.
7. Daftar Pustaka
Oleh: Deobold B. Van Dalen dengan
judul Ilmu-ilmu Alam dan Ilmu-ilmu
Sosial: Beberapa Perbedaan, dalam
Jujun S. Suriasumantri.2015 Ilmu dalam
Prespektif: Sebuah Kumpulan Karangan
Tentang Hakikat Ilmu. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.