Dokumen tersebut merupakan materi pelajaran sosiologi SMA yang mencakup pengertian, sejarah, metode, dan objek kajian sosiologi serta berbagai gejala sosial. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang (1) pengertian sosiologi menurut beberapa ahli, (2) metode ilmiah dalam sosiologi, dan (3) berbagai gejala sosial yang kompleks dan beraneka ragam di masyarakat.
1. KD 3.1
SOSIOLOGI SMA KELAS X
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
Sociology
Senior High School
By : terassos28@gmail.com
KD
3.1
-
Fungsi
Sosiologi
untuk
mengenali
gejala
sosial
di
masyarakat Sosiologi Sebagai Ilmu
Sosial
Realitas Sosial Sebagai
Objek
Ragam Gejala Sosial
Supported by : https://terassos.com
2. 3.1.1 Melalui diskusi online peserta didik mampu menunjukkan
rasa ingin tahunya terkait pemahaman pengertian, ciri, sejarah,
metode, hingga tokoh sosiologi secara tepat.
3.1.3 Melalui analisis kasus, peserta didik mampu
mendeskripsikan ragam gejala sosial dalam masyarakat secara
tepat.
4.1.1 Melalui kegiatan analisa sederhana terkait penerapan
ilmu sosiologi, peserta didik mampu menunjukkan dengan
membuat video reaksi sikap peduli dengan mengungkapkan
gejala sosial yang ada di lingkungan sekitarnya secara tepat.
3.1.2 Melalui kegiatan diskusi online mengenai ilmu sosiologi,
peserta didik mampu mengidentifikasi objek kajian dalam
sosiologi
Tujuan Pembelajaran
Sumber Ajar
3. HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
MAKHLUK INDIVIDU MAKHLUK SOSIAL
3.1.1
4. 3.1.1 Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi secara etimologis
berasal dari kata Latin socius
yang berarti ‘teman, kawan’, dan
logos yang berasal dari kata
Yunani yang berarti ‘kata atau
berbicara’.
6. Emile Durkheim menyatakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu
fakta-fakta yang berisi cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan
yang ada di luar individu. Fakta-
fakta tersebut mempunyai kekuatan
untuk mengendalikan individu.
3.1.1
7. Selo Soemardjan mengatakan
bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial
dan proses sosial, termasuk
perubahan sosial.
3.1.1
8. Soerjono Soekanto mengatakan
bahwa sosiologi merupakan ilmu
yang mempelajari masyarakat dalam
keseluruhannya dan hubungan-
hubungan antar orang-orang dalam
masyarakat.
3.1.1
11. 3.1.1 Sosiologi bersifat empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan
pada observasi (pengamatan) terhadap keyakinan dan akal sehat, serta
hasilnya tidak bersifat spekulatif, melainkan objektif.
Sosiologi bersifat teoretis, artinya ilmu pengetahuan itu selalu berusaha
menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka
dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk
menjelaskan antarhubungan dan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
12. 3.1.1
Sosiologi bersifat non etis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi
bukanlah baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai
dengan menjelaskan fakta tersebut.
Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan
teori-teori yang sudah ada. Jadi sosiologi memperbaiki, memperluas, dan
memperhalus teori-teori yang sudah ada itu.
13. Sejarah Sosiologi
Revolusi memang telah mendatangkan perubahan, namun pada
saat yang sama juga telah mendatangkan kekhawatiran yang lebih
besar. Apa sesungguhnya yang terjadi?
3.1.1
14. Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk
memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan
atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang telah kita
tentukan dan harapkan.
Metode Ilmiah dalam Sosiologi
Metode
Kualitatif Metode
Kuantitatif
3.1.1
15. Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh.
Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau
dengan ukuran lain yang bersifat eksak.
Metode Kualitatif
3.1.1
16. Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya mengutamakan keterangan
berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode ini adalah
survei dan eksperimen. Gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-
formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik.
Metode Kuantitatif
3.1.1
20. Realitas Sosial Sebagai Objek
Objek kajian sosiologi sebagaimana kedudukannya
sebagai ilmu sosial adalah masyarakat dilihat dari sudut
hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari
hubungan manusia tersebut dalam masyarakat. Dengan
demikian, sosiologi pada dasarnya mempelajari
masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan
meneliti kelompok yang dibangunnya.
1. Hubungan timbal balik antara manusia dengan
manusia lainnya.
2. Hubungan antara individu dengan kelompok.
3. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok
lain.
4. Sifat-sifat dari kelompok-kelompok sosial yang
bermacam- macam coraknya.
3.1.2
22. Lahir: 15 April 1858, Épinal,
Perancis
Meninggal: 15 November
1917, Paris, Perancis
3.1.2
Menurut Durkheim, pokok bahasan
sosiologi adalah Fakta-fakta Sosial.
Fakta sosial adalah pola-pola atau sistem
yang mempengaruhi cara manusia
bertindak, berpikir, dan merasa. Fakta
sosial tersebut berada di luar individu
dan mempunyai kekuatan memaksa atau
mengendalikan individu tersebut.
23. Lahir: 21 April 1864, Erfurt, Jerman
Meninggal: 14 Juni 1920, München,
Jerman
3.1.2
Menurut Max Weber, pokok kajian
sosiologi adalah tindakan sosial. Namun
tidak semua tindakan manusia dapat
dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu
tindakan dianggap sebagai tindakan
sosial hanya jika tindakan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain.
24. Lahir: 28 Agustus 1916, Waco,
Texas, Amerika
Meninggal: 20 Maret 1962, West
Nyack, New York, Amerika
3.1.2
Pokok bahasan sosiologi menurut C. Wright
Mills terkenal dengan sebutan khayalan
sosiologis (the sociological imagination).
Khayalan sosiologi diperlukan untuk
memahami apa yang terjadi di masyarakat
maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut
Mills, dengan khayalan sosiologis, kita mampu
memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup
pribadi, dan hubungan antara keduanya.
25. Lahir: 17 Maret 1929, Wina, Austria
Meninggal: 27 Juni 2017, Brookline,
Massachusetts, Amerika
3.1.2
Pokok bahasan sosiologi menurut
Berger adalah pengungkapan
realitas sosial. Seorang sosiolog
harus bisa menyingkap berbagai
fenomena yang menjadi suatu
realitas yang tidak terduga.
26. Lahir: 5 Mei 1818, Trier, Jerman
Meninggal: 14 Maret
1883, London, Britania Raya
3.1.2
Marx mengatakan bahwa sejarah masyarakat manusia
adalah sejarah perjuangan kelas, yang melahirkan
kelompok borjuis dan kelompok proletar. Sadar
akan posisinya di masyarakat, yaitu sebagai kelompok
yang dieksploitasi, maka kaum proletar bersatu dan
memberontak melawan kaum borjuis. Konflik
antarkelas inilah yang melahirkan perubahan dalam
masyarakat. Menurut Marx, suatu saat kaum proletar
akan memenangkan perjuangan kelas ini yang
kemudian akan melahirkan masyarakat tanpa kelas
27. Lahir: 27 April 1820, Derby, Britania
Raya
Meninggal: 8 Desember 1903, Brighton
dan Hove, Britania Raya
Menurut Spencer, objek sosiologi yang pokok adalah
keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan
industri. Termasuk pula asosiasi, masyarakat
setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi
pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian
terhadap kesenian dan keindahan.
Spencer juga mengembangkan gagasan tentang sistem
interaksi sosial, khususnya pada masyarakat Inggris.
Ia juga beranggapan bahwa keadaan masyarakat akan
berubah menuju ke situasi yang lebih aman dan tertib.
Hal ini terjadi karena di masyarakat sudah mulai terjadi
sistem pembagian kerja secara teratur. Berbagai
penanganan pekerjaan di masyarakat mulai ditangani
oleh orang-orang yang memang ahli (profesional).
Hubungan antarberbagai pekerjaan juga terjalin dengan
sangat kompak.
3.1.2
29. 1. Sangat kompleks
Dikatakan kompleks karena di
dalamnya terdapat hubungan
antarmanusia yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, yaitu
ekonomi, sosial, budaya,
psikologis, politik, dan agama.
Karakteristik Gejala Sosial
2. Beranekaragam
Beberapa gejala tidak bisa dianggap
sebagai satu gejala karena masing-
masingnya memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda.
Misalnya, gejala ekonomi tidak dapat
disamakan dengan gejala agama,
budaya, ataupun politik, meskipun ada
hubungan di antara berbagai gejala itu.
3.1.3
30. 4. Tidak bersifat universal
Tidak bersifat universal
(umum) karena hanya akan
dipengaruhi oleh suatu kondisi
sosial atau budaya masyaraka
tertentu saja.
3. Bersifat dinamis
Karakteristik ini muncul karena mengacu
pada perilaku masyarakat yang
cenderung berubah-ubah (dinamis).
Akibatnya, peristiwa menjadi cepat
berubah. Seperti misalnya, pergantian
mode pakaian yang terus berganti setiap
tahunnya.
3.1.3
31. 6. Tidak mudah dimengerti
Karakteristik ini menunjukkan
sebagai wujud dari perilaku dan
hubungan antarmanusia, sulit
dipahami. Berbeda halnya dengan
gejala alam yang dapat kita ukur dan
prediksi terlebih dahulu.
5. Kurang objektif
Karena mengacu pada perilaku
masyarakatnya, alhasil gejala ini ikut
memerhatikan pada hal yang melekat
pada karakteristik setiap individunya.
Misalnya, Kasus-kasus seperti pelacuran
atau kemiskinan yang biasanya dinilai
masyarakat secara subjektif. Apakah hal
itu baik atau buruk, salah atau benar,
tergantugn pada persepsi masyarakat
yang ada di wilayah tersebut.
3.1.3
32. 8. Bersifat kualitatif
Karakteristik ini berarti
menunjukkan, gejala menjadi
tidak bisa diukur (kuantitatif,
tetapi harus dilihat dan dianalisis
secara mendalam.
7. Sulit diprediksi
Karena sifatnya yang
kompleks, abstrak,
dinamis, kualitatif, dan
spesifik (khusus).
3.1.3