UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
1. PENCEGAHAN KEKERASAN TERHADAP ANAK :
Kemitraan Keluarga, Satuan Pendidikan dan Masyarakat
Susanto
Wakil Ketua KPAI
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Komisi Negara Independen
2. Kekerasan terhadap Anak
Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum.
(Sumber: UU 35 Tahun 2014, Tentang Perlindungan Anak)
3. Variasi Kasus dan Pemicu
Kekerasan Terhadap Anak
• Kekerasan dilakukan oleh pendidik/tenaga kependidikan “atas nama
pendidikan”
• Maraknya bullying yang dilakukan oleh kakak kelas, alumni, teman
sekelas, adik kelas, lain kelas
• Kekerasan atas nama kegiatan ekstrakurikuler; seperti pecinta alam,
dll.
• Kekerasan dalam pengasuhan; pola pengasuhan warisan seringkali
menjadi faktor utama.
• Kekerasan terhadap anak karena disharmoni dan disfungsi keluarga.
• Kekerasan terhadap anak karena faktor budaya setempat.
• Kekerasan akibat tafsir keagamaan, contoh: hadits yang secara
tekstual membolehkan anak dipukul ketika usia 10 tahun belum
menjalankan sholat.
4. Mengapa Anak Sering Menjadi
pelaku Kekerasan?
Pengaruh pola asuh
Pengaruh tontonan bermuatan kekerasan
Pengaruh game online bermuatan kekerasan
Pengaruh permisifitas lingkungan
Pengaruh teman sebaya
Pengaruh kultur di satuan pendidikan
5. Hasil Riset:
Satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah
mengalami bullying, baik di sekolah, di lingkungan
sekitar ataupun secara online (melalui media
komunikasi telepon).
Sebaliknya, satu dari tiga anak mengaku pernah
melakukan tindakan bullying pada kawannya.
6. BULLYING Seringkali Terjadi:
Bullying fisik; menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal,
meludahi, memalak, melempar dengan barang, menghukum
dengan berlari keliling lapangan, menghukum dengan cara push-up
Bullying verbal; memaki, menghina, menjuluki, meneriaki,
mempermalukan di depan umum, menuduh, menyoraki, menebar
gossip, memfitnah dan menolak.
Bullying mental/psikologis; memandang sinis, memandang
penuh ancaman, mendiamkan, mengucilkan, meneror lewat pesan
pendek telepon genggam atau e-mail, memandang yang
merendahkan, memelototi, dan mencibir;
Bullying di dunia maya : mempermalukan orang dengan
menyebar gossip di jejaring social internet (missal : Facebook)
7. Penyebab Bullying
Faktor pribadi anak itu sendiri
Faktor keluarga
Faktor lingkungan
Faktor sekolah
Faktor pengaruh media
8. Korban Bullying
Anak yang lemah;
Pemalu;
Pendiam;
Memiliki special (cacat, tertutup, cantik atau punya ciri-
ciri tubuh yang tertentu) yang dapat menjadi bahan
ejekan.
9. Mengapa Lahir
UU No 23 tahun 2002 /No 35 Tahun
2014 tentang Perlindungan Anak?
Anak sebagai makhluk rentan, seringkali
menjadi obyek kekerasan, eksploitasi bahkan
kekejaman.
Isu anak belum menjadi concern para
pemangku perlindungan anak (negara,
pemerintah, masyarakat, keluarga, orangtua).
Perlindungan anak masih dilakukan secara
tradisional.
10. Implikasi UU Perlindungan Anak
Terhadap Profesi Guru
Guru harus bisa membedakan antara wilayah
pelanggaran dengan perlindungan.
Guru tak diizinkan melakukan kekerasan atas
nama apapun termasuk pendidikan.
Guru menjadi pelaku perlindungan, dilarang
mengabaikan, membiarkan apalagi
melakukan pelanggaran
11. Ancaman Pidana
Pasal 82
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76E dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau
tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3
(sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimanadimaksud pada
ayat (1)
13. Apa Yang dilakukan oleh Keluarga,
Satuan Pendidikan dan Masyarakat?
Membangun persepsi yang sama antar pendidik dan tenaga kependidikan,
orangtua dan masyarakat tentang perlindungan anak
Membangun persepsi yang sama tentang “batas kekerasan” dan “batas
pendidikan/pengasuhan” antar pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua dan
masyarakat.
Membangun persepsi yang sama pentingnya positive discipline, bukan
negative discipline dalam pendidikan dan pengasuhan.
Membangun kesadaran bersama pentingnya mencegah bullying, baik di rumah,
sekolah dan masyarakat.
Membangun kesadaran bersama pentingnya kampanye pencegahan kekerasan
melalui berbagai media masyarakat dan forum berbasis warga dan masyarakat
Membangun kesadaran bersama pentingnya membangun mekanisme
penanganan kasus kekerasan dan bullying baik di sekolah, keluarga dan
masyarakat.
14. Quotes
“We may not be able to prepare the future for our
children, but we can at least prepare our children for
the future.”
Franklin D. Roosevelt
“Kita mungkin tidak dapat menyiapkan masa
depan untuk anak kita, tetapi setidaknya kita bisa
menyiapkan anak kita untuk masa depan”