DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
ASUHANDANREMAJA
1. MATERI SOSIALISASI TAHUN 2018
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA
DALAM MEWUJUDKAN INSAN CERDAS DAN UNGGUL
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK DAERAH KOTA BEKASI
TAHUN 2018
Rusham, S.E., M.M.
Komisioner Bidang Pendidikan dan Sosialisasi
2. TEMA HARI ANAK NASIONAL “23 Juli 2018”
#Anak Indonesia – Anak GENIUS#
G E N I U S
E
S
I
T
M
P
A
T
I
b
e
r
a
N
I
N
G
G
U
L
E
H
A
T
Melalui ANAK GENIUS diharapkan akan :
1. Meningkatkan ketahanan dan anak untuk mampu membentengi diri dari berbagai tentangan dan perlakuan
negatif
2. Mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, karena ketahanan anak menjadi startegi untuk
meningkatkan perlindungan anak
3. Menghasilkan anak-anak yang HEBAT dan berkualitas, karena mereka adalah generasi EMAS pada tahun 2045
mendatang
3. SUARA ANAK INDONESIA TAHUN 2018
Kami ANAK INDONESIA menyatakan :
1. Mendukung Pemerintah untuk membuat regulasi terkait MUSREMBANG Anak tingkat Daerah dan merealisasikan
hasil Musrembang Anak tersebut
2. Mudahkan akses pelayanan AKTE KELAHIRAN di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (Daerah 3 T)
3. Mengajak semua keluarga Indonesia untuk meningkatkan pengasuhan terhadap anak dan pengawasan terhadap
tayangan yang tidak layak anak
4. Memohon kepada Pemerintah untuk menyelaraskan peraturan perudang-undangan mengenai batas minimal usia
perkawinan
5. Forum anak bersama Pemerintah berkomitmen untuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai untuk di daur
ulang
6. Menolak segala bentuk perundungan di sekolah, lingkungan masyarakat, dan media social
7. Memohon kepada Pemerintah untuk menyediakan fasilitas peningkatan kebudayaan agar anak Indonesia dapat
melestarikan nilai budaya
8. Mendukung Pemerintah untuk menerapkan WAJAR 12 Tahun dan mengoptimalkan anggaran Pemerintah serta
mempermudah masuk sekolah
9. Memohon kepada Pemerintah untuk pemerataan fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus, agar dapat mengurangi
diskriminasi
10. Forum anak, masyarakat, dan Pemerintah bekerjasama untuk menunjang masa depan berhadapan dengan hukum
4. STRUKTUR KPAD KOTA BEKASI
TAHUN 2018-2023
NO JABATAN NAMA
1 Ketua Aris Setiawan, S.E.
2 Wakil Ketua Rury Arief Rianto, S.H.
3 Komisioner Bidang Pendidikan dan Sosialisasi Rusham, S.E., MBA, M.M.
4 Komisioner Bidang Kesehatan dan NAPZA dr. Hadyan Rahmat
5 Komisioner Bidang Advokasi, Trafficking dan Anak Tekda Beko Baggari Tita, S.H.
6 Komisioner Bidang Data dan Informasi Sopar Makmur Napitupilu, S.E.
7 Komisioner Bidang Pengasuhan Alternatif, Sosial dan Bencana Nur Fajriah, S.Pdi
Komisioner
NO JABATAN NAMA
1 Pokja Pengaduan, Humas dan Antar Lembaga Fiki Zulfikar, S.H.
2 Pokja Pengembangan Data, Informasi dan Teknologi Yoga Renata Lazuardi, S.Kom
3 Pokja Pelayanan Bimbingan dan Konseling Dian Kusumawati, S.Psi, M.Psi
POKJA
5. PRINSIP PELAYANAN KPAID KOTA BEKASI
PRINSIP
PELAYANAN
KPAD
(1)
NON
DISKRIMINASI
(3)
MENJAGA
PRIVASI DAN
KERAHASIAAN
(5)
MENGHARGAI
PERBEDAAN
INDIVIDU
(6)
TIDAK
MENGHAKIMI
(4)
MEMBERI RASA
AMAN DAN
NYAMAN
(2)
HUBUNGAN
SETARA DAN
NON
DISKRIMINASI
(7)
MENGHORMATI
PILIHAN DAN
KEPUTUSAN
KORBAN
SENDIRI
(8)
MENGGUNAKAN
BAHASA
SEDERHANA
DAN DAPAT
DIMENGERTI
(9)
EMPATI
7. ADA APA DI SEKITAR ANAK KITA..?
1
KEKERASAN
2
NARKOBA
3
PORNOGRAFI
DAN TINDAKAN
AMORAL
4
BULLYING
5
PAHAM
RADIKAL ANCAMANA
TERHADAP
ANAK DAN
REMAJA
8. JADI SIAPAKAH ANAK ITU ?
ANAK ADALAH SESEORANG YANG BELUM
BERUSIA 18 (DELAPAN BELAS) TAHUN, TERMASUK
ANAK YANG MASIH DALAM KANDUNGAN
•(UU PA 23/2002 Pasal 1 ayat 1)
9. ISU STRATEGIS
PERLINDUNGAN ANAK DI KOTA BEKASI
1. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP
DAN TUMBUH KEMBANG ANAK;
2. MENINGKATKAN PERLINDUNGAN
ANAK DARI KEKERASAN,
EKSPLOITASI, PENELANTARAN, DAN
PERLAKUAN SALAH LAINNYA;
3. MENINGKATKAN KAPASITAS
KELEMBAGAAN PERLINDUNGAN
ANAK
11. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID)
Kota Bekasi, mencatat sebanyak 198 kasus kekerasan
terhadap anak di sepanjang 2017. ANGKA TERSEBUT
MENINGKAT DIBANDINGKAN 2016, YAKNI SEBANYAK
127 KASUS.
Tahun 2018 Triwulan I ada sekitar 28 KASUS yang
kekerasan terhadap anak yang dilaporkan
Kasus kekerasan terhadap anak yang paling menonjol
adalah kekerasan seksual
DATA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI KOTA
BEKASI TAHUN 2017
12. KETIKA SEKOLAH BUKAN LAGI TEMPAT YANG AMAN
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KemenPPA) TAHUN 2017 :
• 84 persen siswa pernah mengalami kekerasan di
sekolah,
• 45 persen siswa laki-laki menyebutkan bahwa guru atau
petugas sekolah merupakan pelaku kekerasan,
• 40 persen siswa usia 13-15 tahun melaporkan pernah
mengalami kekerasan fisik oleh teman sebaya.
13. KETIKA SEKOLAH BUKAN LAGI TEMPAT YANG AMAN
Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KemenPPA) TAHUN 2017 :
• 75 persen siswa mengakui pernah melakukan kekerasan
di sekolah,
• 22 persen siswa perempuan menyebutkan bahwa guru
atau petugas sekolah merupakan pelaku kekerasan, dan
• 50 persen anak melaporkan mengalami perundungan di
sekolah
14. DATA KPAI 2018 (trisemester)
30% anak usia sekolah (6-15 tahun) setiap
tahun mengalami perlakuan tidak
menyenangkan
16.000 anak usia 11-15 tahun tidak hadir di
sekolah karena bullying
15. DATA KPAI 2018 (trisemester)
pengaduan di KPAI juga didominasi oleh
kekerasan fisik dan anak korban kebijakan
(72 persen),
sedangkan kekerasan psikis (9 persen),
kekerasan pemerasan (4 persen), dan
kekerasan seksual (2 persen)
16. DATA KPAI 2018 (trisemester)
kasus kekerasan seksual oleh guru terhadap
peserta didik yang viral di media, meski tidak
dilaporkan langsung ke KPAI, tetapi KPAI tetap
melakukan pengawasan langsung mencapai 13
persen kasus.
terungkapnya berbagai kasus kekerasan seksual
yang dilakukan guru terhadap anak didiknya
menjadi trend awal 2018.
17. Berdasarkan UU No
35/ 2014 pasal 1 ayat 2
“PERLINDUNGAN ANAK ADALAH SEGALA KEGIATAN UNTUK
MENJAMIN DAN MELINDUNGI ANAK DAN HAK-HAKNYA
AGAR DAPAT HIDUP, TUMBUH, BERKEMBANG, DAN
BERPARTISIPASI SECARA OPTIMAL SESUAI DENGAN HARKAT
DAN MARTABAT KEMANUSIAAN, SERTA MENDAPAT
PERLINDUNGAN DARI KEKERASAN DAN DISKRIMINASI.”
BENTUK KEKERASAN
TERHADAP ANAK
18. BENTUK KEKERASAN PADA ANAK
SEXUAL
(KEJAHATAN)
SECARA SEKSUAL)
SOCIAL ABUSE
(KEKERASAN
SECARA SOCIAL)
PHYSICAL ABUSE
(KEKERASAN SECARA
FISIK)
PSYCHOLOGICAL ABUSE
(KEKERASAN SECARA
PSIKOLOGIS)
Bentuk Child Abuse, Suharto (1997 : 365-366)
20. BULLYING……..
perilaku agresif yang dilakukan berulang-
ulang oleh seorang/sekelompok siswa yang
memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain
yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti
orang tersebut
26. FAKTOR PENYEBAB KEKERASAN DIDUNIA
PENDIDIKAN :
• Dari Guru
•Dari siswa
• Dari Keluarga
• Pola Asuh
• Orang tua mengalami masalah psikologis
• Keluarga disfungsional
• Dari lingkungan
27.
28. KEKERASAN FISIK
Indikator secara Fisik
• Memar-memar,
luka, patah tulang atau
bidang-bidang botak dikulit
kepala, yang tidak bisa
dijelaskan
Indikator perilaku
• Perilaku berbeda di sekolah
dan rumah; Tertutup; Sulit
menjalin hubungan sosial;
Upaya bunuh diri, berbohong,
konsep diri lemah; agresi
ekstrem
29. KEKERASAN EMOSI
Indikator secara Fisik
• Gangguan komunikasi,
penundaan perkembangan
fisik,
• delayed physical
development, exacerbation of
existing conditions, substance
abuse
Indikator perilaku
• Perilaku berbeda di sekolah
dan rumah; Tertutup; Sulit
menjalin hubungan sosial;
Upaya bunuh diri, harga diri
rendah, tidak sabaran
30. KEKERASAN SEKSUAL
Indikator secara Fisik
Kesulitan berjalan atau
duduk; darah pada pakaian
dalam; kesakitan,
kegatalan, memar, bengkak
di area kemaluan,;
peradangan saluran kencing
Indikator perilaku
Kemajuan pengetahuan
seksual, bersetubuh dengan
siapa saja, mendadak sulit
untuk pergi sekolah,
mengisolasi diri, menghindari
kontak fisik/menutup diri,
depresi
31. PENGABAIAN
Indikator secara Fisik
Kelaparan terus-menerus
(gangguan makan,) kurang
higenis, pakaian yang tidak
sesuai, tidak perhatian
terhadap masalah
kesehatan, berat badan
dibawah normal, gagal
tumbuh
Indikator perilaku
Perilaku yang merusak diri
sendir, mengemis atau mencuri
makanan, kelelahan yang terus-
menerus, memikul
/mengambil tangungjawab
orang dewasa, sering tidak
hadir atau terlambat,
menyatakan tidak ada yang
menjaga di rumah.
32. BEBERAPA FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN MUNCULNYA PERILAKU
KEKERASAN , YAITU:
• Dendam
• Stabilitas emosi yang rendah
• Cara mendidik anak
• Tradisi
• Modelling
35. CARA MENDIDIK ANAK
• Orang tua yang Otoriter
• Mendidik dengan menggunakan cara kekerasan (aturan yang
kaku)
• Pelanggaran akan dihadapi orang tua dengan hukuman keras
36. TRADISI
•Tradisi, yang dirasakan sebagai keharusan untuk
dilaksanakan.
•Hal ini biasanya muncul pada institusi tertentu
yang mewajibkan adanya kekerasan. Seperti
Ospek di sekolah, cenderung mengeksplorasi
ketakutan pada siswa baru melalui hukuman
atau acara-acara yang keras.
37. MODELLING
•diperoleh dari media massa, seperti adegan
kekerasan di televisi, cerita silat, dan games
action.
•Contoh dari media menjadi model yang paling
cepat ditiru oleh individu karena kemajuan
teknologi memudahkan akses terhadap media-
media ini.
38. Kekerasan berdampak pada prestasi di
sekolah :
•Ketidakhadiran
•Mengurangi
proses belajar
•Mengurangi
waktu pengajaran
40. ASPEK PERTIMBANGAN DALAM MEWUJUDKAN
GENERASI EMAS
Perkembangan Fisik &
Psikis
Lingkungan
POLA ASUH
Pendidikan
41. APA YANG BISA KITA LAKUKAN,
MELIHAT FAKTA DAN DATA TADI ?
SALAH SATU
SOLUSINYA
ADALAH PERBAIKI
POLA ASUH ANAK
KITA
42. SIKAP ATAU PERILAKU ORANG TUA
SAAT BERINTERAKSI DENGAN ANAK
APA ITU POLA ASUH ANAK DAN REMAJA?
POLA ASUH
43. POLA ASUH ANAK DAN REMAJA
“KONSEP CINTA DAN KASIH SAYANG KELUARGA”
SEBAGAI AMANAH ALLAH SWT
SEBAGAI HARAPAN MASA DEPAN
SEBAGAI ANGGOTA KELUARGA DAN MASYARAKAT
“UNTUK BISA MELALUI HAL TERSEBUT ANAK HARUS DISIAPKAN SEJAK DINI
MELALUI BEBERAPA TAHAPAN DAN ORANG TUA MENJADI PERAN
PENTING, DENGAN HARAPAN ANAK AKAN TUMBUH DAN BERKEMBANG
MENJADI ANAK YANG BERKUALITAS BERMORAL DAN BERGUNA BAGI
KELUARGA,MASYARAKAT DAN BANGSA”
KARENA ANAK
A
B
44. QS.AT TAHRIM AYAT 6
MAKNA AYAT AL QUR’AN DI ATAS :
• Kewajiban orang tua untuk menjadi tauladan
• Kewajiban orang tua untuk menyelamatkan anak dari kesesatan
dan kekufuran
45. KONSEP POLA ASUH ANAK DAN REMAJA
OTORITATIF
Remaja memiliki perkembangan psikososial yang sehat. Orangtua
menekankan pentingnya aturan, norma, nilai-nilai, tetapi mau
mendengarkan, menjelaskan dan berunding. Mereka mengontrol
perilaku anak, tetapi dapat menerima perasaan, keyakinan, dan
diri anak
OTORITER
Remaja menolak pengaruh orangtua dan mencari dukungan
teman sebaya dengan cara apapun, tanggung jawab dapat timbul
saat memperoleh ekspresi kecewa, daripada saat mendapat
hukuman yang keras
46. PERMISIF
1. Menghargai
2. Tidak banyak memberi tuntutan
3. Memandangi dirinya sebagai
Resources
4. Mengindari diberlakukannya control
5. Tidak mendorong anak untuk
mematuhi peraturan yang ditentukan
pihak eksternal
6. Tidak menuntut, tapi cukup hangat
memperlakukan anak
POLA ASUH PERMISIF
49. TAHAPAN POLA ASUH ANAK USIA REMAJA
(SEBELUM 20TH)
• MEMPERLAKUKAN ANAK SEBAGAI TEMAN
ATAU ADIK
• SERING BERKOMUNIKASI DAN BERDISKUSI
• MENJADI PENDENGAR YANG BAIK
• MEMBERIKAN CONTOH ATAU TELADAN
• TETAP MENGAWALI PERUBAHAN KEJIWAAN
KARENA BANYAKNYA PENGARUH NEGATIF
DISEKITARNYA (KENAKALAN REMAJA)
51. PENDEKATAN DENGAN SIKAP PERILAKU
“MENANG”
ORANG TUA
INGIN SELALU MENANG/BENAR
SETIAP KATA, TINDAKAN HARUS DITURUTI/OTORITER
AKIBAT
ANAK TAKUT
SERBA SALAH DAN TIDAK MEMPUNYAI INISIATIF DAN KREATIFITAS/RASA RENDAH
DIRI
MENGGUNAKAN KATA ENGKAU, KAU, KAMU >>>> MENYINGGUNG
PERASAAN>>>>ANAK MENJADI ACUH DAN TERTEKAN
52. ORANG TUA
DIHADAPKAN PADA KEBINGUNGAN DAN KEBIMBANGAN
KADANG OTORITER
KADANG LEMAH LEMBUT DAN MENGALAH TERHADAP KEMAUAN ANAK
AYAH OTORITER, IBU LEMAH LEMBUT DAN MELINDUNGI
AKIBAT
ANAK MANJA DAN BERLEBIHAN
SULIT MEMBEDAKAN MANA YANG BENAR DAN SALAH
SIAPA YANG HARUS DIANUT,DITURUTI DAN SIAPA YANG DIJAUHI
JIWA ANAK AKAN TEROMBANG AMBING>>>>SANGAT BERBAHAYA
PENDEKATAN DENGAN SIKAP PERILAKU
“MENANG DAN KALAH”
53. ORANG TUA
BERSIKAP MENGALAH
MENURUTI KEMAUAN ANAK
AKIBAT
ANAK MANJA DAN BERLEBIHAN
SETIAP KEMAUAN ANAK HARUS DITURUTI DAN DIPENUHI ANAK
KEHILANGAN INISIATIF DAN KREATIVITAS
ANAK TIDAK TAHU SOPAN SANTUN
ORANG TUA MERASA TIDAK DIHARGAI
ANAK TIDAK DEWASA
PENDEKATAN DENGAN SIKAP PERILAKU
“MENGALAH”
54. PENDEKATAN DENGAN SIKAP PERILAKU
“TIDAK MENANG DAN TIDAK KALAH”
ORANG TUA
HARUS JELAS DAN MEMILIKI SIKAP YANG TEGAS DILANDASI
KESADARAN BAHWA ANAK ADALAH AMANAH ALLAH SWT
TIDAK MENGECILKAN ANAK SELALU MENGHARGAI DAN MENGHORMATI
ANAK DENGAN KALIMAT YANG SIMPATIK (ADEK,MAS,NAMA)
TIDAK MEMAKSAKAN KEHENDAK, MAU MENDENGARKAN PENDAPAT
ANAK SERTA MENGAKUI DAN MEMUJI KEBAIKANNYA
MAU MINTA MAAF APABILA BERBUAT SALAH
BERKEWAJIBAN MENGINGATKAN ANAK KALAU SALAH
JANGAN MENEGUR ANAK DI DEPAN UMUM
TIDAK MEMBELA SALAH SATU ANAK JIKA BERSELISIH
ANAK DIBERI KEBEBASAN DALAM MENGUNGKAPKAN PENDAPAT
MEMBERIKAN PENGERTIAN, CONTOH-CONTOH DAN TELADAN TERUTAMA DALAM KEHIDUPAN YANG TIDAK KONSUMTIF
MENGAJAK ANAK KETEMPAT ANAK-ANAK YANG KURANG BERUNTUNG (PANTI ASUHAN,PENAMPUNGAN ANAK) SEHINGGA MEMBUAT
ANAK BERSYUKUR DENGAN APA ADANYA YANG DITERIMA DALAM KEHIDUPANKELUARGA.AK KONSUMTIF
MENGAJAK ANAK KETEMPAT ANAK-ANAK YANG KURANG BERUNTUNG (PANTI ASUHAN,PENAMPUNGAN ANAK) SEHINGGA MEMBUAT
ANAK BERSYUKUR DENGAN APA ADANYA YANG DITERIMA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA.
POLA ASUH INI MERUPAKAN POLA ASUH TIMBAL BALIK (DUA ARAH) DAN
MERUPAKAN PENGASUHAN YANG TERBAIK
55. MODEL PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL
(dikutip dari hasil penelitian “ELLY RISMAN” 2017)
• TANGGUNG JAWAB PENUH
• KEDEKATAN
• HARUS JELAS TUJUAN PENGASUHAN
• BERBICARA BAIK-BAIK
• MENGAJARKAN AGAMA
• PERSIAPKAN ANAK MASUK PUBERTAS
• PERSIAPKAN ANAK MASUK ERA DIGITAL
56. DALAM MELAKSANAKAN POLA ASUH YANG EFEKTIF
HINDARI GAYA KOMUNIKASI NEGATIF / NON-PRODUKTIF
1) Memerintah
2) Meremehkan
3) Membandingkan
4) Mencap/melabel
5) Mengancam
6) Menyindir
7) Menyalahkan
8) Menasehati
9) Membohongi
10) Menghibur
11) Mengeritik
12) Menganalisa
58. MACAM NILAI yang Dapat
Ditanamkan Kepada Seorang Anak untuk
menjadi insan CERDAS
Nilai Belas Kasih
Nilai Berbagi
Nilai Kepatuhan
Nilai Kedisiplinan
Kerja Keras
Nilai Agama
65. TERIMA KASIH
“We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare
our children for the future.”
Franklin D. Roosevelt
“Kita mungkin tidak dapat menyiapkan masa depan untuk anak kita, tetapi setidaknya
kita bisa menyiapkan anak kita untuk masa depan”
Editor's Notes
True – ask a third of the room to stand up to give visible measurement.
True – ask a third of the room to stand up to give visible measurement.
True – ask a third of the room to stand up to give visible measurement.