Fakultas Hukum
Unviersitas Jakarta
Semester Gasal
(kelas Bu yanti)
Dosen Yapiter Marpi, S.Kom., SH., MH
Penjelasan silahkan tinjau langsung pada PPT disebelah.
Fakultas Hukum
Unviersitas Jakarta
Semester Gasal
(kelas Bu yanti)
Dosen Yapiter Marpi, S.Kom., SH., MH
Penjelasan silahkan tinjau langsung pada PPT disebelah.
Analisis Filsafat Hukum (Legal Philosophy) pada permulaannya lebih berat kepada filsafat umum dan teori politik, sementara Teori Hukum (Legal Theory) modern lebih membahas dalam kerangka ungkapan dan sistem berfikir dari Sarjana Hukum itu sendiri. Teori hukum bersumber dari para pemikir hukum, sedangkan hukum bersumber dari undang-undang atau putusan-putusan pengadilan. Filsafat Hukum berisi unsur filsafat dan teori politik. Sumber utama dari Filsafat Hukum (Legal Philosophy) adalah karya-karya dari pemikir hukum. W. Friedman mengatakan : “Semua sistem Teori Hukum (Legal Theory) harus mengandung unsur-unsur filsafat, refleksi manusia dalam posisinya di alam semesta dan mendapatkan warna dan isinya yang spesifik dari teori politik, idenya datang dari bagaimana bentuk yang terbaik dalam masyarakat.”
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
LATAR BELAKANG
• Penolakan warga atas pengukuran tanah dan relokasi menimbulkan ketegangan dan menjadi konflik di Rempang.
• Ketegangan dan konflik tersebut menjadi perhatian media massa dan publik secara umum. Pemberitaan tentang Rempang ramai di media nasional dan local.
• Perbincangan tentang Rempang, juga terus diangkat publik. Selama berhari-hari, tagar terkait Rempang seperti “Rempang”, “Pulau Rempang”, “SaveRempang”, “TolakPenggusuranRempang”, “Rempang Eco City”, ramai di lini massa Twitter.
• Ketegangan di Rempang juga menarik berbagai tokoh nasional, ormas besar, aktivis, juga publik secara umum untuk menyampaikan sikap.
Setiap badan usaha dan perorangan yang membuat dan/atau merancang suatu perjanjian/kontrak dengan itikad baik di Indonesia berdasarkan pada buku III Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya (asas kebebasan berkontrak). Dalam membuat perjanjian/kontrak harus mempunyai anatomi perjanjian/kontrak yang jelas agar dapat dipahami oleh para pihak yang membuat, anatomi perjanjian/kontrak yang digunakan dalam bisnis, yaitu memuat:
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal - pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara pembayaran, hak dan kewajiban para pihak.
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa, notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari klausul - klausul dalam kontrak.
Jumlah dana yang dikelola oleh desa semakin meningkat jumlahnya, semakin rawan terjadi penyimpangan. permasalahan terbesar dalam pengelolaan keuangan desa adalah pada proses pengadaan barang jasa
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Ahsanul Minan
Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara setengah serentak yang mencakup pileg dan pilpres. pemilu serentak penuh akan dimulai tahun 2024
Slide presentasi ini menjelaskan tentang problematika dan tantangan sistem penegakan hukum pemilu di Indonesia. Beberapa permasalahan muncul di tingkat substansi, struktur dan kultur penegakan hukum pemilu
Analisis Filsafat Hukum (Legal Philosophy) pada permulaannya lebih berat kepada filsafat umum dan teori politik, sementara Teori Hukum (Legal Theory) modern lebih membahas dalam kerangka ungkapan dan sistem berfikir dari Sarjana Hukum itu sendiri. Teori hukum bersumber dari para pemikir hukum, sedangkan hukum bersumber dari undang-undang atau putusan-putusan pengadilan. Filsafat Hukum berisi unsur filsafat dan teori politik. Sumber utama dari Filsafat Hukum (Legal Philosophy) adalah karya-karya dari pemikir hukum. W. Friedman mengatakan : “Semua sistem Teori Hukum (Legal Theory) harus mengandung unsur-unsur filsafat, refleksi manusia dalam posisinya di alam semesta dan mendapatkan warna dan isinya yang spesifik dari teori politik, idenya datang dari bagaimana bentuk yang terbaik dalam masyarakat.”
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
LATAR BELAKANG
• Penolakan warga atas pengukuran tanah dan relokasi menimbulkan ketegangan dan menjadi konflik di Rempang.
• Ketegangan dan konflik tersebut menjadi perhatian media massa dan publik secara umum. Pemberitaan tentang Rempang ramai di media nasional dan local.
• Perbincangan tentang Rempang, juga terus diangkat publik. Selama berhari-hari, tagar terkait Rempang seperti “Rempang”, “Pulau Rempang”, “SaveRempang”, “TolakPenggusuranRempang”, “Rempang Eco City”, ramai di lini massa Twitter.
• Ketegangan di Rempang juga menarik berbagai tokoh nasional, ormas besar, aktivis, juga publik secara umum untuk menyampaikan sikap.
Setiap badan usaha dan perorangan yang membuat dan/atau merancang suatu perjanjian/kontrak dengan itikad baik di Indonesia berdasarkan pada buku III Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya (asas kebebasan berkontrak). Dalam membuat perjanjian/kontrak harus mempunyai anatomi perjanjian/kontrak yang jelas agar dapat dipahami oleh para pihak yang membuat, anatomi perjanjian/kontrak yang digunakan dalam bisnis, yaitu memuat:
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal - pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara pembayaran, hak dan kewajiban para pihak.
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa, notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari klausul - klausul dalam kontrak.
Jumlah dana yang dikelola oleh desa semakin meningkat jumlahnya, semakin rawan terjadi penyimpangan. permasalahan terbesar dalam pengelolaan keuangan desa adalah pada proses pengadaan barang jasa
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Ahsanul Minan
Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara setengah serentak yang mencakup pileg dan pilpres. pemilu serentak penuh akan dimulai tahun 2024
Slide presentasi ini menjelaskan tentang problematika dan tantangan sistem penegakan hukum pemilu di Indonesia. Beberapa permasalahan muncul di tingkat substansi, struktur dan kultur penegakan hukum pemilu
Menanti wajah baru pemerintahan Indonesia saat ini tengah menanti babak baru, menunggu siapa yang akan menjadi juru kemudi bagi perjalanan nasib bangsa ini ke depan. 9 Juli merupakan fase determinan yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia selama 5 tahun, 10 tahun ke depan, atau bahkan mungkin untuk kurun waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, energi yang tercurah dalam proses kampanye terbuka yang dimulai sejak 4 Juni ini seharusnya tidak habis sia-sia, semata-mata hanya untuk menampilkan visi misi abstrak yang mungkin tidak akan pernah menemukan wujudnya di dalam pemerintahan mendatang.
Konsep dasar tentang negara adalah organisasi
tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-
cita untuk bersatu hidup didalam
daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
Disampaikan dalam Dialog Publik dengan Tema: “Pencegahan Korupsi Terhadap Aparat Pemerintahan Daerah”, diselenggarakan oleh BEM Universitas Kartanegara
Bab 3 Sistem Pemerintahan Kelas 12 SMA akhdi romli
Bahan Ajar Materi sistem pemeritahan, terdiri dari pengertian, bentuk pemerintahan, jenis sistem pemeritahan, kelemahan dan kelebihan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer.
Similar to Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara (20)
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan XVI, LAN RI
Jakarta, 6 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Kebijakan Publik Series #4, Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI)
Jakarta, 16 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada Lokakarya Persiapan IKK 2024 dan Penganugerahan Hasil Pengukuran IKK Kemenkes Tahun 2023
Jakarta, 30 April 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada “Evaluasi Dampak Diklat”, diselenggarakan
oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Surabaya, 7 Maret 2024
Disampaikan pada “Rapat Koordinasi BPSDM se Kalimantan Utara
Tarakan, 29 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Materi Drum-up Kelas Inovasi, diperuntukkan bagi Tim Adhiganapraya LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Kementerian Hukum dan HAM dengan tema “Mewujudkan Kebijakan yang Berkualitas untuk Kinerja Kemenkumham yang Berdampak”
Jakarta, 22 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Keynote Speech Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jakarta, 15 November 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Temu Inovator (Innovation Summit) Kabupaten Bogor
30 Januari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Seri 2 ASN Belajar BPSDM Jawa Timur
18 Januari 2024
Belajar Bersama Widyaiswara LAN
Diselenggarakan oleh Pusbangkom TSK LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara
1. Penguatan Sistem
Presidensial Ditinjau dari
Perspektif Administrasi
Negara
Disampaikan pada FGD “Memperkokoh
Sistem Presidensial Dalam Era Demokrasi Guna
Meningkatkan Stabilitas Nasional”
Lemhannas, 15 September 2014
Tri Widodo W. Utomo
Deputi Inovasi Administrasi Negara, LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
2. Paradoks di sekitar kita …
1. Eksekutif & Legislatif sama2 mengaku memperjuangkan
rakyat, namun dengan cara yg sering berbeda bahkan
konfrontatif …
2. Penguatan lembaga kepresidenan (seolah2) trade-off
bagi lembaga perwakilan, dan sebaliknya …
3. Suara rakyat begitu menentukan saat Pemilu, namun
begitu tak berdaya sepanjang 5 thn berikutnya …
4. Salah satu kesepakatan dasar pada saat Amandemen
UUD 45 adalah mempertegas sistem Presidensial,
namun Penjelasan Umum V, VI, dan VII dihapus …
3. Paradoks Demokrasi
1. Kontradiksi antara konflik (conflict) dengan konsensus
(consensus);
2. Kontradiksi antara keterwakilan (representativeness)
dengan kepemerintahan (governability);
3. Kontradiksi antara persetujuan rakyat (consent)
dengan efektivitas pemerintahan (effectiveness).
Larry Diamond, 1990, Three Paradoxes of Democracy, in Journal
of Democracy, Vol. 1, No. 3, pp. 48-60. The John Hopkins UP
4. Kunci Stabilitas Nasional
1. Relasi yg harmonis antara poros politik (legislatif,
parpol) dgn poros administrasi (eksekutif, birokrasi)
Check and balances baru?
Shared vision, mutual trust n respect.
2. Efektivitas pemerintahan
Pertumbuhan ekonomi yang merata antar sektor dan antar
wilayah;
Pemberantasan KKN dan mafia peradilan;
Pelayanan publik yang semakin prima, terutama pada
pelayanan dasar;
Kohesi sosial yang makin kuat (menurunnya konflik berbasis
SARA, tawuran antar pelajar, sengketa antar lembaga, dst).
5. Relasi Politik – Administrasi
“Nothing is more central in thinking about public
administration than the nature and interrelations of
politics and administration.
What is more important in the day-to-day, year-to-year,
decade-to-decade operation of government
than the ways in which politics and administration
are conceptualized, rationalized, and related one to
the other?”
(Dwight Waldo, 1987)
6. Relasi Politik – Administrasi
• Interaksi Politik Administrasi tidak bisa dihilangkan
sama sekali, mengingat Administrasi Negara bukanlah
konsep yg bebas nilaiclear division is impossible!
(Colin Campbell 1983, Carl Friedrich 1965, Donald Kingsley 1944, Guy Peters
2001, Nelson Polsby 1984, Fred Riggs 1964, Herbert Simon 1976, James
Svara 1998, dalam Dag Ingvar Jacobsen 2006).
• Perlu keseimbangan peran tanggungjawab. Sebab,
too much control by politics will inevitably “produce
evil rather than good” by fostering “inefficient
administration”
(Goodnow 1990, dalam Dunn and Legge Jr 2002).
7. Model C B di AS
Legislatif thd Eksekutif Eksekutif thd Legislatif
• Power to determine what laws exist.
• Power to write laws to constrain the
internal operation of government.
• Power to write laws limiting searches,
arrest, and detentions.
• Power to make laws concerning what
regulations may be declared by the
executive.
• Sole power to declare war.
• Responsibility for confirming
executive appointments (senate).
• Power to set the budget of the
executive.
• Power to impeach and remove
executive officers (two third majority).
• Power to set limits.
• May veto laws (but this may be
overridden by a two-third majority
in both houses)
• May refuse to enforce certain laws.
• May refuse to spend money
allocated for certain purposes.
• Sole power to wage war
(operational command of the
military).
• Responsibility for making
declarations (eg. declaring a state
of emergency) and promulgating
lawful regulations executive
orders.
• Executive privilege (refusal to
submit to legislative subpoena).
8. Model C B di RI Berdasar UUD 45
Legislatif thd Eksekutif
Eksekutif thd
Legislatif
• Mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau
Wapres dalam masa jabatannya kpd MPR (Ps 7)
• Mengambil sumpah menurut agama, atau janji
Presiden danWapres sebelum memangku jabatannya
(Ps 9: bisa dilakukan juga olehMPR)
• Memberi persetujuan atas pernyataan perang,
perdamaian perjanjian dengan negara lain (Ps 11)
• Memberi pertimbangan dalam hal pengangkatan dan
penempatan duta (Ps 13)
• Memberi pertimbangan dalam pemberian amnesti dan
abolisi (Ps 14)
• Memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi
pengawasan, serta memiliki hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat (Ps 20A)
• Menyetujui Perpu (Ps 22)
• Mengajukan RUU
kepada DPR (Ps 5)
• Tidak dapat
membekukan
dan/atau
membubarkan
DPR (Ps 7)
• Mengesahkan RUU
yang telah
disetujui bersama
(Ps 20)
9. Relasi Politik – Administrasi
Legislatif Eksekutif
Gejala Legislative Heavy?
Perlu penguatan Sistem
Presidensial dengan memberi /
mengakui hak-hak Presiden selain
yang diatur dalam UUD 45.
Penguatan Presidensial
Efektivitas Pemerintahan
Legitimasi Pemerintahan
STABILITAS NASIONAL.
10. Perspektif Adm. Negara untuk
Memperkuat Sistem Presidensial
“Membangun Efektivitas Pemerintahan Melalui
Penguatan Model C B”
1. Hak penuh membentuk kelembagaan eksekutif (K/L)
2. Hak penuh mengangkat para Menteri atau pejabat
setingkatMenteri;
3. Hak penuh untuk mengalokasikan anggaran kedalam
program dan kegiatan, sebagai implementasi UU
APBN;
4. Hak menolak RDP dengan menyertakan alasannya.
11. Hak Penuh Membentuk Kelembagaan
Eksekutif (K/L)
1.Menghindari fragmentasi antar K/L (tumpang tindih
wewenang atau program, mis-koordinasi dll).
2. Peningkatan efisiensi kelembagaan melalui re-grouping
Kementerian yang serumpun dengan
mempertimbangkan beban kerja, span of control,
pengawasan, dll.
3. Penguatan kantor kepresidenan untuk menjamin
integrasi pencapaian target-target strategis
tertentu (perencanaan penganggaran, RB, Otda).
12. Hak Penuh Mengangkat Menteri / Pejabat
Setingkat Menteri
Presiden Terpilih Jokowi:
“Saya akan mengundang anggota kabinet yg ideologis yg
paham bagaimana membuat program taktis dan strategis yg
menguntungkan bagi NKRI, bersih dari korupsi, kompeten, dan
memiliki jiwa leadership yg tinggi. Mereka tidak hanya harus
mampu memimpin kementerian, tetapi juga harus mampu
meyakinkan anggota dewan dan publik tentang perencanaan
dan pelaksanaan program. Mereka tidak hanya pejabat
pemerintah yg mampu menjalankan program secara teknis,
tetapi sekaligus adalah pejabat politik yg trampil mengawal
program menurut tata negara RI dan berhadapan dengan
semua pemangku kepentingan”.
Akun FB Ir. H. JokoWidodo, 27 Agustus 2014
13. Hak Penuh Mengalokasikan Anggaran
Hak Menolak RDP dengan Alasan
1. Selama ini DPR (cq. Komisi) terlalu jauh membahas
program kerja dan anggaran K/L;
2. Frekuensi RDP juga terlalu sering sehingga energi
K/L banyak tersita untuk menyiapkan laporan
sewaktu-waktu;
3. Fungsi perencanaan dan pengawasan DPR tidak
perlu terlalu teknis dan detil, karena sudah ada
Bappenas dan Ditjen Anggaran untuk perencanaan
dan BPK untuk wasrik. DPR cukup pada level
strategis.
14. Simpulan
• Perlu penguatan sistem birokrasi yg relatif lebih tahan
(immune) dari pengaruh / intervensi yg kurang positif. Hal
ini bisa dilakukan melalui Amandemen UUD atau
mekanisme Konvensi;
• Dari perspektif Administrasi Negara, dimensi
Kelembagaan, SDM, Anggaran harus diminimalkan dan
diisolasi dari pengaruh politik agar dapat menjamin
tercapainya Efektivitas Pemerintahan.
• Suprastruktur politik yg dihasilkan melalui proses
demokrasi (Pemilu) harus membangun konsensus besar
kebijakan ekonomi nasional, yang harus dijaga bersama
meski ada perbedaan antara politik dengan adm. negara.
15. Terima Kasih
Semoga Bermanfaat …
Tri Widodo W. Utomo
Deputi Inovasi Administrasi Negara, LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta