SlideShare a Scribd company logo
ACTIVE LOW PASS FILTER
Farina, Triwanda R. Tandry, Rahma Amin*)
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
2017
LATAR BELAKANG
Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940-an, ketika sirkuit
elektronika dasar dibuat dengan menggunakantabung vakumuntuk melakukan
operasimatematikasepertipenjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integral,
dan turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali oleh John
Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947.
Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis
penguat elektronika dengan sambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor
penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran.Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang
paling banyak digunakan adalah seri 741.
Dalam peralatan elektronika ang kompleks sangat banyak ditemukan komponen-
kompone seperti diode, transistor, OP-Amplifier, IC gerbang logika, timer 555 (LED dan
Buzzer), 7 segment, akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun
dari banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memabfaatkan
penggabungan sifat dari masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika
memiliki karakteristik kerja yang berbeda.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Penguat
operasional sering disebut operational amplifier atau OP-AMP ini merupakan jenis penguat
pada elektronika dengan arus searah (DC). OP-AMP memiliki factor penguat besar dengan
dua masukan dan satu keluaran.
Dalam peralatan elektronika yang kompleks sangat banyak ditemukan komponen-
komponen seperti dioda transistor, OP-Amplifier, IC, timer 555 (LED dan Buzzer), 7
segment, akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun dari
banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memanfaatkan
penggabungan sifat dari masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika
memiliki karakteristik kerja yang berbeda.
Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka komponen-
komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor dapat digabung dalam satu
kemasan yang disebut IC (Integrated Circuit). Dari suatu IC dapat tersusun dari beribu-ribu
transistor di dalamnya. Dalam percobaan ini IC yang digunakan sebagai penguat adalah Op-
Amp 741.Op-Amp merupakan rangkaian terintegrasi yang dikemas dalam bentuk chip,
sehingga sangat praktis penggunaannya. Penggunaan Op-Amp sangat luas, termasuk
diantaranya sebagai osilator, filter, rangkaian instrumentasi.
Op-Amp biasa disebut penguat operasional adalah suatu penguat beda (penguat
diferensial) yang mempunyai penguatan tegangan sangat tinggi dengan impedansi keluaran
rendah. Penguat operasional ini merupakan jenis penguat pada elektronika dengan arus
searah (DC). OP-AMP memiliki faktor penguat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran. Rangkaian penyusun utama dari Op-Amp adalah penguat beda. Penguat beda atau
Differential Amplifier merupakan rangkaian yang banyak dipakai dalam rangkaian
terintegrasi termasuk Op-Amp. Pada prinsipnya rangkaian penguat beda terdiri atas dua
buah transistor dan emitornya dihubungkan jadi satu.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier?
2. Bagaimana menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting?
3. Bagaimana menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan?
TUJUAN
1. Mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier.
2. Menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting.
3. Menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan.
KAJIAN TEORI
Operational Amplifier atau biasa disingkat Op – Amp, adalah sebuah penguat
differensial dengan penguatan sangat tinggi dengan impedansi input yang tinggi dan dengan
impedansi output yang rendah. Sebuah Op – Amp terdiri dari sejumlah tingkatan penguat
differensial untuk mencapai penguatan tegangan yang tinggi. Jenis Op – Amp 741 sangat
dikenal secara umum dalam penggunaan penguat, tapis aktif, aplikasi sensing dan lain
sebagainya. Skema dasar dan wujud dari jenis penguat operasional (Operational Amplifier,
Op – Amp) ini ditunjukkan pada Gambar berikut.
(a)
Keterangan Gambar :
1. Input membalik (Inverting),
2. Input tak membalik (Non-nverting),
3. Sumber daya negatif,
4. Output,
5. Sumber daya positif.
(b)
Gambar 1.1. (a) Skema dasar Op – Amp 741 beserta notasinya, (b) kemasan Op – Amp.
Gambar (a) menunjukkan sebuah Op–Amp dasar dengan dua input dan satu utput.
Setiap masukan menghasilkan satu polaritas atau fase yang berlawanan dengan outputnya,
bergantung pada sinyal input yang diterapkan apakah pada input positif (+) atau negatif (-).
Umumnya Op – Amp memerlukan pencatuan daya ganda positf (+VCC) – ground –
negatif(- VCC). Terdapat dua terminal pada bagian input, yaitu terminal input membalik
(Inverting) dan terminal input tak membalik (Non – Inverting).
Sebuah Op – Amp ideal memiliki karakteristik berikut.
a. Penguatan tegangan rangkaian terbuka
b. Av,OL sangat tinggi dan idealnya tak berhingga.
c. Resistansi intrinsik input ri, diukur antara terminal input inverting dan terminal input
noninverting adalah tinggi dan idealnya tak berhingga.
d. Resistansi intrinsik output ro, dengan melihat dari bagian terminal output, adalah
sangat rendah dan idealnya mencapai nol.
Rangkaian Dasar Op-Amp : Penguat Membalik (inverting amplifier)
Rangkaian penguat membalik ditunjukkan pada Gambar (2) beserta dengan
rangkaian setaranya.
Gambar 3. Rangkaian Penguat membalik (Inverting).
Rangkaian penguat membalik pada Gambar (2), terminal input noninverting (+)
dihubungkan dengan ground. Sebuah resistor 𝑅1 menghubungkan sinyal masukan dengan
terminal input inverting. Sebuah resistor umpan balik (feedback) 𝑅 𝑓 dihubungkan dari
terminal output ke terminal input inverting.
Jika diasumsikan Op-Amp adalah ideal, besar 𝑉𝑖 adalah nol dan resistansi input
instrinsik 𝑟𝑖 tak berhingga (rangkaian terbuka) sehingga arus input 𝐼𝑖 juga nol. Titik
penjumlahan, yaitu titik A, idealnya berada pada titik potensial ground. Beda potensial pada
(𝑅1 + 𝑅 𝑓) adalah (𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜𝑢𝑡) dan arus I mengalir dari terminal input ke terminal output
dan masuk ke Op-Amp dengan asumsi diatas, diperoleh persamaan untuk penguatan penguat
inverting sebagai berikut:
𝐴 𝑣 = −
𝑅 𝑓
𝑅1
Dengan memperhatikan lagi gambar 2, dapat dikatakan bahwa 𝑉𝑖𝑛 menghasilkan
sebuah arus I dalam 𝑅1. Arus ini mengalir berlanjut melalui 𝑅 𝑓 an menghasilkan beda
potensial 𝑉𝑜𝑢𝑡 yang sama dengan 𝐼𝑅 𝑓. Jika logika ini dibalik, dapat dikatakan bahwa 𝑉𝑜𝑢𝑡
menghasilkan sebuah arus I yang mengalir melalui 𝑅 𝑓 dan menghasilkan beda potensial
pada 𝑅1 yang sama dengan 𝑉𝑖𝑛. Dengan demikian, tegangan output menghasilkan sebuah
arus umpan balik (feedback).
Penguat Tak Membalik (Non-Inverting Amplifier)
Rangkaian pada gambar 3menunjukkan sebuah rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat tak membalik (non-inverting amplifier) atau pelipat tegangan konstan.
Gambar 4. Rangkaian Penguat Tak Membalik (noninverting) Op-Amp
Dengan melalukan penyelidikan pada rangkaian, terlihat bahwa polaritas 𝑉𝑜𝑢𝑡 sama
dengan polaritas 𝑉𝑖𝑛, dengan demikian 𝑉𝑜𝑢𝑡 sefase dengan 𝑉𝑖𝑛. Perhatikan bahwa beda
potensial pada ujung-ujung 𝑅1 adalah 𝑉𝑖𝑛 selama 𝑉𝑖 ≈ 0, ini haruslah sama dengan tegangan
output. Jika 𝑉𝑖 adalah selisih antara dua tegangan input 𝑉𝑖𝑛 dan 𝐼𝑅1, diperoleh:
𝑉𝑖 = 𝑉𝑖𝑛 − 𝐼𝑅1 = 0 dan tegangan output 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐼(𝑅1 + 𝑅 𝑓)
Maka diperoleh penguatan tegangan yang dihasilkan oleh penguatan non-inverting:
𝐴 𝑣 = 1 +
𝑅 𝑓
𝑅1
(Tim Elektronika, 2017).
METODOLOGI PERCOBAAN
Prosedur Kerja
Dalam praktikum ini ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu pertama merakit
rangkaian penguat operasional untuk penguat membalik sepertipada gambar di bawah ini :
[1]
[2]
Setelah semua perangkat telah terhubung dengan benar dalam rangkaian, kemudian
mengukur amplitudo tegangan input pada frekuensi 100 Hz dengan CRO dan catat sebagai
vi. Selanjutnya memindahkan probe CRO ke terminal keluaran penguat dan mengamati
gelombang yang terbentuk pada layar CRO. Jika bentuk gelombang cacat seperti terpotong,
menurunkan level amplitudo AFG hingga terbentuk gelombang sinusoidal sempurna.
Mengukur dan mencatat besar amplitudo keluaran tersebut sebagai vo.kemudian menaikkan
frekuensi AFG secara logaritmik dan mencatat amplitude keluaran penguat setiap perubahan
frekuensi AFG, mulai dari 100 Hz-90000 Hz dan mencatat nilai tegangan keluaran yang
ditampilkan pada CRO dalam bentuk gelombang yang dikonversi menjadi volt. Kemudian
mencatat spesifikasi semua perangkat yang digunakan. Yang kedua yaitu merakit
rangkaian penguat operasional untuk penguat tak membalik pada gambar di bawah ini :
Setelah semua perangkat sudah terhubung dengan benar dalam rangkaian, kemudian
melakukan pengukuran seperti pada penguat inverting.
Identifikasi Variabel
1. Variabel control : Resistansi resistor (R) , dan tegangan input (Vi).
2. Variabel manipulasi : Ferekuensi (f).
3. Variabel respon : tegangan output (Vo).
Defenisi Operasional Variabel
1. Resistansi resistor adalah nilai hambatan resistor yang digunakan dalam satuan KΩ.
Resitansi yang digunakan yaitu R1 = 1 KΩ dan Rf= 10 KΩ.
2. Tegangan input adalah tegangan saat osiloskop dihungkan dengan AFG. Dimana
tegangan input yang digunakan yaitu 1 volt.
AFG CRO
AFG
CRO
3. Frekuensi adalah variabel yang dimanipulasi dalam satuan Hz dengan kenaikan
secara logaritmik dari 100 Hz – 9000 Hz.
4. Tegangan output dalah tegangan yang dihasilkan dari tegangan input yang berbentuk
gelombang yang tampak pada layar osiloskop dengan satuan volt (V)
Alat dan Bahan
1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe 1 set.
2. Audio Function Generator (AFG) 1 set.
3. Multimeter 1 buah.
4. Op – Amp Power Supply Unit 1 buah.
5. Kit percobaan Op- Amp 1 buah.
6. Kabel penghubung.
HASIL DAN ANALISIS
R1 = 1 k
R2 = 10 k
Penguat Membalik (Inverting)
Vin = 0,24 V
Tabel 1. Hubungan antara frekuensi (f) dengan tegangan Output (Vo)
No Frekuensi (Hz) Vo (volt) Vo/Vi dB (20 log AV)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
900,00
1000,00
2000,00
3000,00
4000,00
5000,00
6000,00
7000,00
8000,00
9000,00
10000,00
2,60
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2.,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
10.83
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
20,69
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
25
26
27
28
29
30
31
32
20000,00
30000,00
40000,00
50000,00
60000,00
70000,00
80000,00
90000,00
2,40
2,40
2,30
2,30
2,10
2,00
1,90
1,90
1,80
10,00
9,58
9,58
8,75
8,33
7,91
7,91
7,50
20,00
19,63
19,63
18,84
18,41
17,97
17,97
17,50
Penguatan Tak Membalik (Non Inverting)
Vin = 0,24 V
Tabel 2. Hubungan antara frekuensi (f) dengan tegangan Output (Vo)
No Frekuensi (Hz) Vo VO/Vi dB (20 log AV)
1 50,00 2,60 10,83 20,69
2 60,00 2,60 10,83 20,69
3 70,00 2,60 10,83 20,69
4 80,00 2,60 10,83 20,69
5 90,00 2,60 10,83 20,69
6 100,00 2,60 10,83 20,69
7 200,00 2,60 10,83 20,69
8 300,00 2,60 10,83 20,69
9 400,00 2,60 10,83 20,69
10 500,00 2,60 10,83 20,69
11 600,00 2,60 10,83 20,69
12 700,00 2,60 10,83 20,69
13 800,00 2,60 10,83 20,69
14 900,00 2,60 10,83 20,69
15 1000,00 2,60 10,83 20,69
16 2000,00 2,60 10,83 20,69
17 3000,00 2,60 10,83 20,69
18 4000,00 2,60 10,83 20,69
19 5000,00 2,60 10,83 20,69
20 6000,00 2,60 10,83 20,69
21 7000,00 2,60 10,83 20,69
22 8000,00 2,60 10,83 20,69
23 9000,00 2,60 10,83 20,69
24 10000,00 2,60 10,83 20,69
25 20000,00 2,60 10,83 20,69
26 30000,00 2,50 10,41 20,35
27 40000,00 2,50 10,41 20,35
28 50000,00 2,30 9,58 19,63
29 60000,00 2,20 9,16 19,24
30 70000,00 2,10 8,75 18,84
31 80000,00 2,00 8,33 18,41
32 90000,00 1,90 7,91 17,97
Analisis Data
Penguat Inverting
a. SecaraTeori
𝐴 𝑣 = −
𝑅2
𝑅1
𝐴 𝑣 = −
10 ∙ 103 Ω
1 ∙ 103 Ω
𝐴 𝑣 = −10
𝐴 𝑣 = 20 Log(10)
𝐴 𝑣 = 20 𝑑𝐵
b. Secara Praktikum
𝐴 𝑣 = −
𝑉𝑜
𝑉𝑖
𝐴 𝑣 = −
2,30 𝑉
0,24 𝑉
𝐴 𝑣 = −9,58
𝐴 𝑣 = 20 Log(9,58)
𝐴 𝑣 = 19,62 𝑑𝐵
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ =
𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
2
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ =
−10 + (−9,58)
2
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ = −19,58
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐴 𝑣
̅̅̅̅
|∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
(−10) − (−9,58)
−19,58
| ∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
−0,42
−19,58
| ∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = 2,14 %
Penguat Non-Inverting
a. Secara Teori
𝐴 𝑣 = 1 +
𝑅2
𝑅1
𝐴 𝑣 = 1 +
10 ∙ 103 Ω
1 ∙ 103 Ω
𝐴 𝑣 = 11
𝐴 𝑣 = 20 Log (11)
𝐴 𝑣 = 20,83 𝑑𝐵
b. Secara Praktikum
𝐴 𝑣 =
𝑉𝑜
𝑉𝑖
𝐴 𝑣 =
2,50 𝑉
0,24 𝑉
𝐴 𝑣 = 10,41
𝐴 𝑣 = 20 Log (10,41)
𝐴 𝑣 = 12,40 𝑑𝐵
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ =
𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
2
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ =
11 + 10,41
2
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ = 10,705
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐴 𝑣
̅̅̅̅
|∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
11 − 10,41
10,705
| ∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
0,59
10,705
|∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = 5,51 %
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul “Penguat Operasional (Op-Amp)” dengan tujuan
mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operational Amplifier, menggunakan Op-Amp
sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting, dan menghitung besar penguatan
berdasarkan percobaan.
Dengan memvariasikan nilai frekuensi secara logaritmik yang dimulai dengan 50 Hz
sampai 90000 Hz sehingga mendapatkan tegangan keluaran rangkaian. Terdapat dua
kegiatan yang dilakukan dalam praktikum, yaitu penguatan untuk Penguat Membalik
(Inverting). Secara teori, didapatkan Penguatan Penguat Inverting yaitu 20 dB, sedangkan
secara praktikum didapatkan dengan %diff yang sangat tinggi yaitu 2,14%. Penguatan
membalik atau inverting sinyal masukannya berbeda fase dengan sinyal keluarannya
dikarenakan rangkaian yang dihubungkan dengan inverting melewati sebuah resistor yang
menghambat sinyal masukan sehingga ada yang dikembalikan dan sedikit yang di teruskan.
Berdasarkan grafik didapatkan frekuensi bandwith untuk penguat inverting yaitu ∆𝑓 =
25 𝑘𝐻𝑧.
Kegiatan kedua yaitu untuk penguatan tak membalik (Non-Inverting). pada pengutan
inverting pada non inverting sinyal masukan sefase dengan sinyal keluaran dikarenakan
sinyal masukan dari AFG yang dihubungkan dengan non inverting langsung ke output tanpa
melewati resistor. Secara teori didapatka penguatan untuk Non-Inverting yaitu 20,83 dB
sedangkan secara praktikum didapatkan 12,40 dB dengan %diff mencapai 5,51 %. Dari
grafik mode Non-Inverting didapatkan frekuensi bandwith yaitu ∆𝑓 = 25 𝑘𝐻𝑧. Hal ini
dikarenakan karena oleh beberapa faktor diantaranya adalah sensitivitas dari alat yang
digunakan dan ketidaktelitian pada saat pembacaan hasil percobaan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Fungsi dari setiap kaki pada IC berhubungan langsung dengan fungsi dari setiap
kaki yang ada pada Op-Amp, dimana kaki dua pada IC berfungsi sebagai inverting,
kaki tiga berfungsi sebagai non-inverting, kaki tujuh dan empat berfungsi sebagai
sumber dya positif dan negatif sedangkan kaki enamnya berfungsi sebagai output.
2. Pada penguatan inverting sinyal masukan berbeda fase dengan sinyal keluarannya,
sedangkan pada penguatan non inverting sinyal masukannya sefase dengan sinyal
keluarannya.
3. Berdasarkan perhitungan besar penguatan untuk inverting adalah 20,83 dan untuk
penguat non inverting sebesar 19,62.
DAFTAR PUSTAKA
Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth
Edition. Delhi : Prentice Hall of India.
Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika,Buku 1, Jakarta :

More Related Content

What's hot

Gain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfaGain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfa
Lisfa Nuraini U.I
 
Dioda
DiodaDioda
Hukum kirchoff
Hukum kirchoffHukum kirchoff
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
Zainul Muttaqi
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
personal
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Beny Nugraha
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
Khairul Jakfar
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Adi S P
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporan
Brian Raafiu
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
Varilia Wardani
 
Ohm-meter
Ohm-meterOhm-meter
Ohm-meter
Ghins GO
 
PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)
nisa setyawan
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
Simon Patabang
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor
staffpengajar
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
Simon Patabang
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
kemenag
 
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.Kevin Adit
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
Risdawati Hutabarat
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
Simon Patabang
 

What's hot (20)

Gain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfaGain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfa
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Hukum kirchoff
Hukum kirchoffHukum kirchoff
Hukum kirchoff
 
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporan
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
 
Ohm-meter
Ohm-meterOhm-meter
Ohm-meter
 
PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)PSK (Phase Shift Keying)
PSK (Phase Shift Keying)
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor gerbang logika dan transistor
gerbang logika dan transistor
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
 
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan1 pengukuran dan kesalahan
1 pengukuran dan kesalahan
 

Similar to Penguat operasional

bab 4
bab 4bab 4
penguat dan op amp
penguat dan op amppenguat dan op amp
penguat dan op amp
Aprilia Ningsih
 
Penguat dan op amp
Penguat dan op ampPenguat dan op amp
Penguat dan op amp
melaniahmad
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
AyuShaleha
 
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Universitas Tidar
 
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Trisni Wulansari
 
electronics
electronicselectronics
electronics
laily ramdhani
 
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Dwi Prasetyo
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
sarahadhitia
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
oktavianoki
 
Op amp
Op ampOp amp
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
Abdurrochman Soewarno
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
IPA 2014
 
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptxPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
SitiZahra78
 
Pengertian Amplifier dan Op - Amp
Pengertian Amplifier dan Op - AmpPengertian Amplifier dan Op - Amp
Pengertian Amplifier dan Op - Amp
bayu seto respati
 
Percobaan II
Percobaan IIPercobaan II
Percobaan II
Rizal Harun
 
#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx
dwifinta
 
Amplifier & Operational Amplifier
Amplifier & Operational AmplifierAmplifier & Operational Amplifier
Amplifier & Operational Amplifier
M Cahyo Ardi Prabowo
 

Similar to Penguat operasional (20)

bab 4
bab 4bab 4
bab 4
 
penguat dan op amp
penguat dan op amppenguat dan op amp
penguat dan op amp
 
Penguat dan op amp
Penguat dan op ampPenguat dan op amp
Penguat dan op amp
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
 
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)
 
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
 
electronics
electronicselectronics
electronics
 
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 
3. op amp
3. op amp3. op amp
3. op amp
 
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptxPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
 
Pengertian Amplifier dan Op - Amp
Pengertian Amplifier dan Op - AmpPengertian Amplifier dan Op - Amp
Pengertian Amplifier dan Op - Amp
 
Percobaan II
Percobaan IIPercobaan II
Percobaan II
 
#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx
 
Amplifier & Operational Amplifier
Amplifier & Operational AmplifierAmplifier & Operational Amplifier
Amplifier & Operational Amplifier
 
3. op amp
3. op amp3. op amp
3. op amp
 

Recently uploaded

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 

Penguat operasional

  • 1. ACTIVE LOW PASS FILTER Farina, Triwanda R. Tandry, Rahma Amin*) Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi 2017 LATAR BELAKANG Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940-an, ketika sirkuit elektronika dasar dibuat dengan menggunakantabung vakumuntuk melakukan operasimatematikasepertipenjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integral, dan turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali oleh John Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947. Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741. Dalam peralatan elektronika ang kompleks sangat banyak ditemukan komponen- kompone seperti diode, transistor, OP-Amplifier, IC gerbang logika, timer 555 (LED dan Buzzer), 7 segment, akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun dari banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memabfaatkan penggabungan sifat dari masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika memiliki karakteristik kerja yang berbeda. Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Penguat operasional sering disebut operational amplifier atau OP-AMP ini merupakan jenis penguat pada elektronika dengan arus searah (DC). OP-AMP memiliki factor penguat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Dalam peralatan elektronika yang kompleks sangat banyak ditemukan komponen- komponen seperti dioda transistor, OP-Amplifier, IC, timer 555 (LED dan Buzzer), 7 segment, akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun dari banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memanfaatkan penggabungan sifat dari masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika memiliki karakteristik kerja yang berbeda. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka komponen- komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor dapat digabung dalam satu kemasan yang disebut IC (Integrated Circuit). Dari suatu IC dapat tersusun dari beribu-ribu transistor di dalamnya. Dalam percobaan ini IC yang digunakan sebagai penguat adalah Op- Amp 741.Op-Amp merupakan rangkaian terintegrasi yang dikemas dalam bentuk chip, sehingga sangat praktis penggunaannya. Penggunaan Op-Amp sangat luas, termasuk diantaranya sebagai osilator, filter, rangkaian instrumentasi. Op-Amp biasa disebut penguat operasional adalah suatu penguat beda (penguat diferensial) yang mempunyai penguatan tegangan sangat tinggi dengan impedansi keluaran rendah. Penguat operasional ini merupakan jenis penguat pada elektronika dengan arus
  • 2. searah (DC). OP-AMP memiliki faktor penguat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Rangkaian penyusun utama dari Op-Amp adalah penguat beda. Penguat beda atau Differential Amplifier merupakan rangkaian yang banyak dipakai dalam rangkaian terintegrasi termasuk Op-Amp. Pada prinsipnya rangkaian penguat beda terdiri atas dua buah transistor dan emitornya dihubungkan jadi satu. RUMUSAN MASALAH 1. Apa fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier? 2. Bagaimana menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting? 3. Bagaimana menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan? TUJUAN 1. Mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier. 2. Menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting. 3. Menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan. KAJIAN TEORI Operational Amplifier atau biasa disingkat Op – Amp, adalah sebuah penguat differensial dengan penguatan sangat tinggi dengan impedansi input yang tinggi dan dengan impedansi output yang rendah. Sebuah Op – Amp terdiri dari sejumlah tingkatan penguat differensial untuk mencapai penguatan tegangan yang tinggi. Jenis Op – Amp 741 sangat dikenal secara umum dalam penggunaan penguat, tapis aktif, aplikasi sensing dan lain sebagainya. Skema dasar dan wujud dari jenis penguat operasional (Operational Amplifier, Op – Amp) ini ditunjukkan pada Gambar berikut. (a) Keterangan Gambar : 1. Input membalik (Inverting), 2. Input tak membalik (Non-nverting), 3. Sumber daya negatif, 4. Output, 5. Sumber daya positif.
  • 3. (b) Gambar 1.1. (a) Skema dasar Op – Amp 741 beserta notasinya, (b) kemasan Op – Amp. Gambar (a) menunjukkan sebuah Op–Amp dasar dengan dua input dan satu utput. Setiap masukan menghasilkan satu polaritas atau fase yang berlawanan dengan outputnya, bergantung pada sinyal input yang diterapkan apakah pada input positif (+) atau negatif (-). Umumnya Op – Amp memerlukan pencatuan daya ganda positf (+VCC) – ground – negatif(- VCC). Terdapat dua terminal pada bagian input, yaitu terminal input membalik (Inverting) dan terminal input tak membalik (Non – Inverting). Sebuah Op – Amp ideal memiliki karakteristik berikut. a. Penguatan tegangan rangkaian terbuka b. Av,OL sangat tinggi dan idealnya tak berhingga. c. Resistansi intrinsik input ri, diukur antara terminal input inverting dan terminal input noninverting adalah tinggi dan idealnya tak berhingga. d. Resistansi intrinsik output ro, dengan melihat dari bagian terminal output, adalah sangat rendah dan idealnya mencapai nol. Rangkaian Dasar Op-Amp : Penguat Membalik (inverting amplifier) Rangkaian penguat membalik ditunjukkan pada Gambar (2) beserta dengan rangkaian setaranya. Gambar 3. Rangkaian Penguat membalik (Inverting). Rangkaian penguat membalik pada Gambar (2), terminal input noninverting (+) dihubungkan dengan ground. Sebuah resistor 𝑅1 menghubungkan sinyal masukan dengan terminal input inverting. Sebuah resistor umpan balik (feedback) 𝑅 𝑓 dihubungkan dari terminal output ke terminal input inverting.
  • 4. Jika diasumsikan Op-Amp adalah ideal, besar 𝑉𝑖 adalah nol dan resistansi input instrinsik 𝑟𝑖 tak berhingga (rangkaian terbuka) sehingga arus input 𝐼𝑖 juga nol. Titik penjumlahan, yaitu titik A, idealnya berada pada titik potensial ground. Beda potensial pada (𝑅1 + 𝑅 𝑓) adalah (𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜𝑢𝑡) dan arus I mengalir dari terminal input ke terminal output dan masuk ke Op-Amp dengan asumsi diatas, diperoleh persamaan untuk penguatan penguat inverting sebagai berikut: 𝐴 𝑣 = − 𝑅 𝑓 𝑅1 Dengan memperhatikan lagi gambar 2, dapat dikatakan bahwa 𝑉𝑖𝑛 menghasilkan sebuah arus I dalam 𝑅1. Arus ini mengalir berlanjut melalui 𝑅 𝑓 an menghasilkan beda potensial 𝑉𝑜𝑢𝑡 yang sama dengan 𝐼𝑅 𝑓. Jika logika ini dibalik, dapat dikatakan bahwa 𝑉𝑜𝑢𝑡 menghasilkan sebuah arus I yang mengalir melalui 𝑅 𝑓 dan menghasilkan beda potensial pada 𝑅1 yang sama dengan 𝑉𝑖𝑛. Dengan demikian, tegangan output menghasilkan sebuah arus umpan balik (feedback). Penguat Tak Membalik (Non-Inverting Amplifier) Rangkaian pada gambar 3menunjukkan sebuah rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai penguat tak membalik (non-inverting amplifier) atau pelipat tegangan konstan. Gambar 4. Rangkaian Penguat Tak Membalik (noninverting) Op-Amp Dengan melalukan penyelidikan pada rangkaian, terlihat bahwa polaritas 𝑉𝑜𝑢𝑡 sama dengan polaritas 𝑉𝑖𝑛, dengan demikian 𝑉𝑜𝑢𝑡 sefase dengan 𝑉𝑖𝑛. Perhatikan bahwa beda potensial pada ujung-ujung 𝑅1 adalah 𝑉𝑖𝑛 selama 𝑉𝑖 ≈ 0, ini haruslah sama dengan tegangan output. Jika 𝑉𝑖 adalah selisih antara dua tegangan input 𝑉𝑖𝑛 dan 𝐼𝑅1, diperoleh: 𝑉𝑖 = 𝑉𝑖𝑛 − 𝐼𝑅1 = 0 dan tegangan output 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐼(𝑅1 + 𝑅 𝑓) Maka diperoleh penguatan tegangan yang dihasilkan oleh penguatan non-inverting: 𝐴 𝑣 = 1 + 𝑅 𝑓 𝑅1 (Tim Elektronika, 2017). METODOLOGI PERCOBAAN Prosedur Kerja Dalam praktikum ini ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu pertama merakit rangkaian penguat operasional untuk penguat membalik sepertipada gambar di bawah ini : [1] [2]
  • 5. Setelah semua perangkat telah terhubung dengan benar dalam rangkaian, kemudian mengukur amplitudo tegangan input pada frekuensi 100 Hz dengan CRO dan catat sebagai vi. Selanjutnya memindahkan probe CRO ke terminal keluaran penguat dan mengamati gelombang yang terbentuk pada layar CRO. Jika bentuk gelombang cacat seperti terpotong, menurunkan level amplitudo AFG hingga terbentuk gelombang sinusoidal sempurna. Mengukur dan mencatat besar amplitudo keluaran tersebut sebagai vo.kemudian menaikkan frekuensi AFG secara logaritmik dan mencatat amplitude keluaran penguat setiap perubahan frekuensi AFG, mulai dari 100 Hz-90000 Hz dan mencatat nilai tegangan keluaran yang ditampilkan pada CRO dalam bentuk gelombang yang dikonversi menjadi volt. Kemudian mencatat spesifikasi semua perangkat yang digunakan. Yang kedua yaitu merakit rangkaian penguat operasional untuk penguat tak membalik pada gambar di bawah ini : Setelah semua perangkat sudah terhubung dengan benar dalam rangkaian, kemudian melakukan pengukuran seperti pada penguat inverting. Identifikasi Variabel 1. Variabel control : Resistansi resistor (R) , dan tegangan input (Vi). 2. Variabel manipulasi : Ferekuensi (f). 3. Variabel respon : tegangan output (Vo). Defenisi Operasional Variabel 1. Resistansi resistor adalah nilai hambatan resistor yang digunakan dalam satuan KΩ. Resitansi yang digunakan yaitu R1 = 1 KΩ dan Rf= 10 KΩ. 2. Tegangan input adalah tegangan saat osiloskop dihungkan dengan AFG. Dimana tegangan input yang digunakan yaitu 1 volt. AFG CRO AFG CRO
  • 6. 3. Frekuensi adalah variabel yang dimanipulasi dalam satuan Hz dengan kenaikan secara logaritmik dari 100 Hz – 9000 Hz. 4. Tegangan output dalah tegangan yang dihasilkan dari tegangan input yang berbentuk gelombang yang tampak pada layar osiloskop dengan satuan volt (V) Alat dan Bahan 1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe 1 set. 2. Audio Function Generator (AFG) 1 set. 3. Multimeter 1 buah. 4. Op – Amp Power Supply Unit 1 buah. 5. Kit percobaan Op- Amp 1 buah. 6. Kabel penghubung. HASIL DAN ANALISIS R1 = 1 k R2 = 10 k Penguat Membalik (Inverting) Vin = 0,24 V Tabel 1. Hubungan antara frekuensi (f) dengan tegangan Output (Vo) No Frekuensi (Hz) Vo (volt) Vo/Vi dB (20 log AV) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 1000,00 2000,00 3000,00 4000,00 5000,00 6000,00 7000,00 8000,00 9000,00 10000,00 2,60 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2.,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 2,40 10.83 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 20,69 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00
  • 7. 25 26 27 28 29 30 31 32 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00 70000,00 80000,00 90000,00 2,40 2,40 2,30 2,30 2,10 2,00 1,90 1,90 1,80 10,00 9,58 9,58 8,75 8,33 7,91 7,91 7,50 20,00 19,63 19,63 18,84 18,41 17,97 17,97 17,50 Penguatan Tak Membalik (Non Inverting) Vin = 0,24 V Tabel 2. Hubungan antara frekuensi (f) dengan tegangan Output (Vo) No Frekuensi (Hz) Vo VO/Vi dB (20 log AV) 1 50,00 2,60 10,83 20,69 2 60,00 2,60 10,83 20,69 3 70,00 2,60 10,83 20,69 4 80,00 2,60 10,83 20,69 5 90,00 2,60 10,83 20,69 6 100,00 2,60 10,83 20,69 7 200,00 2,60 10,83 20,69 8 300,00 2,60 10,83 20,69 9 400,00 2,60 10,83 20,69 10 500,00 2,60 10,83 20,69 11 600,00 2,60 10,83 20,69 12 700,00 2,60 10,83 20,69 13 800,00 2,60 10,83 20,69 14 900,00 2,60 10,83 20,69 15 1000,00 2,60 10,83 20,69 16 2000,00 2,60 10,83 20,69 17 3000,00 2,60 10,83 20,69 18 4000,00 2,60 10,83 20,69 19 5000,00 2,60 10,83 20,69 20 6000,00 2,60 10,83 20,69 21 7000,00 2,60 10,83 20,69 22 8000,00 2,60 10,83 20,69 23 9000,00 2,60 10,83 20,69 24 10000,00 2,60 10,83 20,69 25 20000,00 2,60 10,83 20,69 26 30000,00 2,50 10,41 20,35 27 40000,00 2,50 10,41 20,35 28 50000,00 2,30 9,58 19,63
  • 8. 29 60000,00 2,20 9,16 19,24 30 70000,00 2,10 8,75 18,84 31 80000,00 2,00 8,33 18,41 32 90000,00 1,90 7,91 17,97 Analisis Data Penguat Inverting a. SecaraTeori 𝐴 𝑣 = − 𝑅2 𝑅1 𝐴 𝑣 = − 10 ∙ 103 Ω 1 ∙ 103 Ω 𝐴 𝑣 = −10 𝐴 𝑣 = 20 Log(10) 𝐴 𝑣 = 20 𝑑𝐵 b. Secara Praktikum 𝐴 𝑣 = − 𝑉𝑜 𝑉𝑖 𝐴 𝑣 = − 2,30 𝑉 0,24 𝑉 𝐴 𝑣 = −9,58 𝐴 𝑣 = 20 Log(9,58) 𝐴 𝑣 = 19,62 𝑑𝐵 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ = 𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 2 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ = −10 + (−9,58) 2 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ = −19,58 %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ |∙ 100% %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | (−10) − (−9,58) −19,58 | ∙ 100% %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | −0,42 −19,58 | ∙ 100% %𝑑𝑖𝑓𝑓 = 2,14 % Penguat Non-Inverting a. Secara Teori 𝐴 𝑣 = 1 + 𝑅2 𝑅1 𝐴 𝑣 = 1 + 10 ∙ 103 Ω 1 ∙ 103 Ω 𝐴 𝑣 = 11 𝐴 𝑣 = 20 Log (11)
  • 9. 𝐴 𝑣 = 20,83 𝑑𝐵 b. Secara Praktikum 𝐴 𝑣 = 𝑉𝑜 𝑉𝑖 𝐴 𝑣 = 2,50 𝑉 0,24 𝑉 𝐴 𝑣 = 10,41 𝐴 𝑣 = 20 Log (10,41) 𝐴 𝑣 = 12,40 𝑑𝐵 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ = 𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 2 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ = 11 + 10,41 2 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ = 10,705 %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 𝐴 𝑣 ̅̅̅̅ |∙ 100% %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 11 − 10,41 10,705 | ∙ 100% %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | 0,59 10,705 |∙ 100% %𝑑𝑖𝑓𝑓 = 5,51 % PEMBAHASAN Praktikum kali ini berjudul “Penguat Operasional (Op-Amp)” dengan tujuan mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operational Amplifier, menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting, dan menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan. Dengan memvariasikan nilai frekuensi secara logaritmik yang dimulai dengan 50 Hz sampai 90000 Hz sehingga mendapatkan tegangan keluaran rangkaian. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan dalam praktikum, yaitu penguatan untuk Penguat Membalik (Inverting). Secara teori, didapatkan Penguatan Penguat Inverting yaitu 20 dB, sedangkan secara praktikum didapatkan dengan %diff yang sangat tinggi yaitu 2,14%. Penguatan membalik atau inverting sinyal masukannya berbeda fase dengan sinyal keluarannya dikarenakan rangkaian yang dihubungkan dengan inverting melewati sebuah resistor yang menghambat sinyal masukan sehingga ada yang dikembalikan dan sedikit yang di teruskan. Berdasarkan grafik didapatkan frekuensi bandwith untuk penguat inverting yaitu ∆𝑓 = 25 𝑘𝐻𝑧. Kegiatan kedua yaitu untuk penguatan tak membalik (Non-Inverting). pada pengutan inverting pada non inverting sinyal masukan sefase dengan sinyal keluaran dikarenakan sinyal masukan dari AFG yang dihubungkan dengan non inverting langsung ke output tanpa melewati resistor. Secara teori didapatka penguatan untuk Non-Inverting yaitu 20,83 dB sedangkan secara praktikum didapatkan 12,40 dB dengan %diff mencapai 5,51 %. Dari
  • 10. grafik mode Non-Inverting didapatkan frekuensi bandwith yaitu ∆𝑓 = 25 𝑘𝐻𝑧. Hal ini dikarenakan karena oleh beberapa faktor diantaranya adalah sensitivitas dari alat yang digunakan dan ketidaktelitian pada saat pembacaan hasil percobaan KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa: 1. Fungsi dari setiap kaki pada IC berhubungan langsung dengan fungsi dari setiap kaki yang ada pada Op-Amp, dimana kaki dua pada IC berfungsi sebagai inverting, kaki tiga berfungsi sebagai non-inverting, kaki tujuh dan empat berfungsi sebagai sumber dya positif dan negatif sedangkan kaki enamnya berfungsi sebagai output. 2. Pada penguatan inverting sinyal masukan berbeda fase dengan sinyal keluarannya, sedangkan pada penguatan non inverting sinyal masukannya sefase dengan sinyal keluarannya. 3. Berdasarkan perhitungan besar penguatan untuk inverting adalah 20,83 dan untuk penguat non inverting sebesar 19,62. DAFTAR PUSTAKA Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth Edition. Delhi : Prentice Hall of India. Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika,Buku 1, Jakarta :