Makalah ini membahas tentang resonansi listrik pada rangkaian RLC seri dan paralel. Rangkaian RLC dapat digunakan untuk memilih frekuensi tertentu dalam perangkat osilator dan radio. Resonansi terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, menghasilkan arus maksimum pada frekuensi resonansi tertentu. Resonansi seri terjadi pada rangkaian RLC seri, sedangkan resonansi paralel atau anti resonansi ter
Modul ini membahas tentang pembangkitan sinyal digital menggunakan MATLAB, meliputi pembangkitan sinyal sinus, langkah, eksponensial, acak, dan suara. Langkah-langkahnya meliputi definisi persamaan matematika setiap sinyal, contoh kode MATLAB, dan penjelasan hasil plot. Modul ini juga mendemonstrasikan kombinasi beberapa sinyal dan pembangkitan nada dasar piano.
Makalah ini membahas tentang resonansi listrik pada rangkaian RLC seri dan paralel. Rangkaian RLC dapat digunakan untuk memilih frekuensi tertentu dalam perangkat osilator dan radio. Resonansi terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, menghasilkan arus maksimum pada frekuensi resonansi tertentu. Resonansi seri terjadi pada rangkaian RLC seri, sedangkan resonansi paralel atau anti resonansi ter
Modul ini membahas tentang pembangkitan sinyal digital menggunakan MATLAB, meliputi pembangkitan sinyal sinus, langkah, eksponensial, acak, dan suara. Langkah-langkahnya meliputi definisi persamaan matematika setiap sinyal, contoh kode MATLAB, dan penjelasan hasil plot. Modul ini juga mendemonstrasikan kombinasi beberapa sinyal dan pembangkitan nada dasar piano.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum dasar listrik, yaitu Hukum Kirchhoff dan aturan-aturan terkait arus dan tegangan dalam rangkaian listrik tertutup. Di antaranya adalah hukum kekekalan muatan, hukum kekekalan energi, aturan pembagian tegangan dan pembagian arus. Contoh soal juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerapan hukum-hukum tersebut dalam menentukan arus listrik d
Dokumen tersebut membahas tentang Analog to Digital Converter (ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC). Secara singkat, ADC digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi digital, sedangkan DAC digunakan untuk mengubah sinyal digital menjadi analog. Dokumen ini juga menjelaskan proses sampling, quantization, dan encoding yang terjadi pada ADC, serta berbagai konfigurasi ADC pada mikrokontroler.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang sistem dan sinyal waktu diskrit. Terdapat definisi sistem waktu diskrit sebagai divais atau algoritma yang beroperasi pada sinyal waktu diskrit dengan masukan dan keluaran berupa sinyal waktu diskrit. Modul ini juga menjelaskan sifat-sifat sistem waktu diskrit seperti kausalitas, linearitas, dan time invariant serta contoh penerapannya. Terakhir membahas mengenai konvolusi sebagai hubungan antara mas
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang mengizinkan aliran arus listrik hanya ke satu arah. Dioda memiliki sifat penghantar pada kondisi bias maju dan menghambat arus pada kondisi bias mundur. Tegangan breakdown terjadi ketika tegangan reverse bias melewati batas maksimum sehingga dioda menjadi penghantar, sedangkan tegangan kaki adalah tegangan dimana arus mulai meningkat tajam pada kondisi bias ma
Laporan ini membahas percobaan rangkaian komparator menggunakan IC LM324. Mahasiswa membuat rangkaian komparator di simulator Proteus dan secara fisik, lalu mengujinya menggunakan osiloskop. Rangkaian ini dapat membandingkan tegangan input dan referensi, menghasilkan tegangan saturasi positif atau negatif sesuai hasil perbandingan. Mahasiswa berhasil membuktikan kerja komparator secara simulasi dan real, serta
Dokumen ini menjelaskan percobaan untuk menentukan nilai reaktansi kapasitif dan induktif, serta nilai kapasitas kapasitor dan induktansi induktor pada rangkaian RL dan RC menggunakan arus bolak-balik. Percobaan ini menghasilkan nilai reaktansi kapasitif sebesar 34,3-52 ohm, reaktansi induktif sebesar 0,67-8 ohm, kapasitas kapasitor 0,09-0,14 farad, dan induktansi indu
1. Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik pada konduktor dengan menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik.
2. Ohm-meter bekerja dengan menyediakan baterai untuk menahan arus listrik dan mengukur voltase melalui hambatan, dimana nilai hambatan ditentukan oleh persamaan hukum Ohm.
3. Terdapat dua jenis ohm-meter, analog dan digital, dimana digital lebih akur
Modulasi PSK adalah skema modulasi digital yang memberikan data dengan memodulasi fase gelombang karier sesuai dengan data masukannya. Terdapat beberapa jenis PSK seperti BPSK, QPSK, dan 8-PSK. BPSK menggunakan dua fase (0° dan 180°) untuk menyampaikan bit "1" dan "0". QPSK menggunakan empat fase sehingga dapat menyampaikan dua bit per simbol. 8-PSK menggunakan delapan fase dengan 45° sel
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian RLC paralel, termasuk definisi impedansi dan admitansi pada rangkaian paralel, rumus-rumus untuk menghitung arus dan daya pada masing-masing cabang, serta sifat rangkaian tergantung nilai arus listrik induktor dan kapasitor.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian amplifier atau penguat serta jenis-jenisnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan karakteristik ideal dari penguat operasional (op-amp) dan beberapa aplikasinya seperti penguat inverting, non-inverting, diferensial dan contoh soalnya.
Dokumen ini membahas tentang instrumentasi dan pengukuran listrik. Materi kuliah meliputi pengukuran dan kesalahan, sistem satuan dalam pengukuran, standar pengukuran, dan berbagai instrumen pengukur listrik seperti voltmeter, ammeter, osiloskop. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah dalam pengukuran seperti ketelitian, ketepatan, sensitivitas, dan resolusi. Diakhiri dengan penjelasan mengenai analisis statistik
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum dasar listrik, yaitu Hukum Kirchhoff dan aturan-aturan terkait arus dan tegangan dalam rangkaian listrik tertutup. Di antaranya adalah hukum kekekalan muatan, hukum kekekalan energi, aturan pembagian tegangan dan pembagian arus. Contoh soal juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerapan hukum-hukum tersebut dalam menentukan arus listrik d
Dokumen tersebut membahas tentang Analog to Digital Converter (ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC). Secara singkat, ADC digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi digital, sedangkan DAC digunakan untuk mengubah sinyal digital menjadi analog. Dokumen ini juga menjelaskan proses sampling, quantization, dan encoding yang terjadi pada ADC, serta berbagai konfigurasi ADC pada mikrokontroler.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang sistem dan sinyal waktu diskrit. Terdapat definisi sistem waktu diskrit sebagai divais atau algoritma yang beroperasi pada sinyal waktu diskrit dengan masukan dan keluaran berupa sinyal waktu diskrit. Modul ini juga menjelaskan sifat-sifat sistem waktu diskrit seperti kausalitas, linearitas, dan time invariant serta contoh penerapannya. Terakhir membahas mengenai konvolusi sebagai hubungan antara mas
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang mengizinkan aliran arus listrik hanya ke satu arah. Dioda memiliki sifat penghantar pada kondisi bias maju dan menghambat arus pada kondisi bias mundur. Tegangan breakdown terjadi ketika tegangan reverse bias melewati batas maksimum sehingga dioda menjadi penghantar, sedangkan tegangan kaki adalah tegangan dimana arus mulai meningkat tajam pada kondisi bias ma
Laporan ini membahas percobaan rangkaian komparator menggunakan IC LM324. Mahasiswa membuat rangkaian komparator di simulator Proteus dan secara fisik, lalu mengujinya menggunakan osiloskop. Rangkaian ini dapat membandingkan tegangan input dan referensi, menghasilkan tegangan saturasi positif atau negatif sesuai hasil perbandingan. Mahasiswa berhasil membuktikan kerja komparator secara simulasi dan real, serta
Dokumen ini menjelaskan percobaan untuk menentukan nilai reaktansi kapasitif dan induktif, serta nilai kapasitas kapasitor dan induktansi induktor pada rangkaian RL dan RC menggunakan arus bolak-balik. Percobaan ini menghasilkan nilai reaktansi kapasitif sebesar 34,3-52 ohm, reaktansi induktif sebesar 0,67-8 ohm, kapasitas kapasitor 0,09-0,14 farad, dan induktansi indu
1. Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik pada konduktor dengan menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik.
2. Ohm-meter bekerja dengan menyediakan baterai untuk menahan arus listrik dan mengukur voltase melalui hambatan, dimana nilai hambatan ditentukan oleh persamaan hukum Ohm.
3. Terdapat dua jenis ohm-meter, analog dan digital, dimana digital lebih akur
Modulasi PSK adalah skema modulasi digital yang memberikan data dengan memodulasi fase gelombang karier sesuai dengan data masukannya. Terdapat beberapa jenis PSK seperti BPSK, QPSK, dan 8-PSK. BPSK menggunakan dua fase (0° dan 180°) untuk menyampaikan bit "1" dan "0". QPSK menggunakan empat fase sehingga dapat menyampaikan dua bit per simbol. 8-PSK menggunakan delapan fase dengan 45° sel
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian RLC paralel, termasuk definisi impedansi dan admitansi pada rangkaian paralel, rumus-rumus untuk menghitung arus dan daya pada masing-masing cabang, serta sifat rangkaian tergantung nilai arus listrik induktor dan kapasitor.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian amplifier atau penguat serta jenis-jenisnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan karakteristik ideal dari penguat operasional (op-amp) dan beberapa aplikasinya seperti penguat inverting, non-inverting, diferensial dan contoh soalnya.
Dokumen ini membahas tentang instrumentasi dan pengukuran listrik. Materi kuliah meliputi pengukuran dan kesalahan, sistem satuan dalam pengukuran, standar pengukuran, dan berbagai instrumen pengukur listrik seperti voltmeter, ammeter, osiloskop. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah dalam pengukuran seperti ketelitian, ketepatan, sensitivitas, dan resolusi. Diakhiri dengan penjelasan mengenai analisis statistik
Dokumen ini membahas tentang penguat dan operasional amplifier (op-amp), termasuk pengertian penguat dan gain, fungsi dan prinsip kerja op-amp, serta mode-mode operasi op-amp seperti loop terbuka, loop tertutup, dan penguatan terkontrol.
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian operational amplifier (op-amp) dan aplikasinya. Op-amp adalah penguat analog yang memiliki gain tinggi dan digunakan dalam berbagai aplikasi seperti inverter, integrator, differensiator. Dokumen ini menjelaskan berbagai rangkaian op-amp seperti inverting amplifier, non-inverting amplifier, summing amplifier, comparator, dan penginderaan gelombang sinus.
Dokumen tersebut membahas tentang gain, amplifier, dan operasional amplifier (OP-Amp). Gain adalah perolehan arus yang dihasilkan oleh transistor, amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal listrik, sedangkan OP-Amp adalah penguat berpenguatan tinggi yang memiliki dua input dan satu output untuk menguatkan sinyal, bekerja pada berbagai mode seperti loop terbuka, loop tertutup, dan penguatan terkontrol.
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)Trisni Wulansari
Dokumen tersebut merangkum pengertian gain/penguat/amplifier dan operational amplifier (OP-Amp). Gain/penguat digunakan untuk menguatkan sinyal audio, dengan penguatan daya, tegangan, dan arus. OP-Amp mampu mendeteksi dan memperkuat sinyal masukan, dan dapat diimplementasikan dalam berbagai rangkaian seperti inverting, non-inverting, buffer, adder, subtractor, comparator, differensiator, dan integrator.
Bab ini membahas komponen elektronika aktif seperti transistor dan sirkuit analog dan digital. Topik utama mencakup amplifier diskrit, operasional amplifier, konfigurasi untuk penguatan sinyal, konversi antara sinyal analog dan digital, serta komponen dasar sirkuit logika digital seperti gerbang logika.
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]Dwi Prasetyo
Dokumen tersebut membahas tentang gain dan op-amp. Op-amp adalah penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam chip IC dengan dua input dan satu output. Op-amp memiliki karakteristik seperti impedansi input tinggi, impedansi output rendah, dan penguatan tegangan tinggi. Ada beberapa mode penguatan op-amp seperti loop terbuka, loop tertutup, terkendali, dan penguatan 1.
Dokumen tersebut membahas tentang sirkuit elektronik analog. Termasuk konsep amplifier diskrit, penguat operasional, penguat arus, penguat diferensial, penguat penyangga, dan amplifier non-linear. Juga dibahas tentang aplikasi amplifier dalam kontrol proses seperti pemulihan kapasitansi, gyrator, oscillator gelombang sinus, regulator pasokan daya, deteksi tingkat, sample dan hold, referensi tegangan, cermin arus, konverter tegangan ke frekuensi, dan
1. Rangkaian dasar IC OP-Amp meliputi penguat inverting, noninverting, summing, voltage follower, integrator, dan diferensiator.
2. Percobaan mengukur sinyal output pada masing-masing rangkaian dengan menggunakan sumber tegangan AC dan DC.
3. Hasil pengukuran sesuai dengan rumus teori masing-masing rangkaian.
Rangkian Dasar Op-Amp membahas rangkaian-rangkaian dasar aplikasi op-amp seperti komparator, penguat inverting, non-inverting, summing, integrator, dan differensiator. Eksperimen dilakukan untuk mengukur input dan output dari setiap rangkaian dan menganalisis pengaruh komponen terhadap hasil pengukuran.
OP AMP (penguat operasional) adalah penguat gandengan langsung yang memperkuat sinyal arus searah (DC) atau tegangan yang berubah-ubah terhadap satuan waktu. Karakteristik idealnya meliputi faktor penguat tak terhingga, impedansi masukan dan keluaran masing-masing tak terhingga dan nol, lebar bandwith dan rise time tak terhingga. Aplikasinya meliputi komparator, penguat inverting dan non-inverting, penguat
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang amplifier, op-amp, dan beberapa rangkaian op-amp. Amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal listrik seperti suara, sedangkan op-amp adalah penguat berpenguatan tinggi yang dapat membentuk berbagai fungsi linier dan nonlinier. Beberapa rangkaian op-amp yang dijelaskan adalah penguat inverting, non-inverting, integrator, differensiator, dan komparator.
Penguat operasional (Op-Amp) adalah blok penguat elektronik yang memiliki dua masukan dan satu keluaran. Op-Amp populer seperti LM741 dikemas dalam bentuk IC DIP 8 pin. Nomor pin pada IC DIP berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin paling bawah dengan tanda. Beberapa parameter penting Op-Amp antara lain tegangan offset masukan, arus bias dan offset masukan, serta CMRR.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Penguat operasional
1. ACTIVE LOW PASS FILTER
Farina, Triwanda R. Tandry, Rahma Amin*)
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
2017
LATAR BELAKANG
Awal dari penggunaan penguat operasional adalah tahun 1940-an, ketika sirkuit
elektronika dasar dibuat dengan menggunakantabung vakumuntuk melakukan
operasimatematikasepertipenjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integral,
dan turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali oleh John
Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947.
Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis
penguat elektronika dengan sambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor
penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran.Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang
paling banyak digunakan adalah seri 741.
Dalam peralatan elektronika ang kompleks sangat banyak ditemukan komponen-
kompone seperti diode, transistor, OP-Amplifier, IC gerbang logika, timer 555 (LED dan
Buzzer), 7 segment, akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun
dari banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memabfaatkan
penggabungan sifat dari masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika
memiliki karakteristik kerja yang berbeda.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Penguat
operasional sering disebut operational amplifier atau OP-AMP ini merupakan jenis penguat
pada elektronika dengan arus searah (DC). OP-AMP memiliki factor penguat besar dengan
dua masukan dan satu keluaran.
Dalam peralatan elektronika yang kompleks sangat banyak ditemukan komponen-
komponen seperti dioda transistor, OP-Amplifier, IC, timer 555 (LED dan Buzzer), 7
segment, akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun dari
banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memanfaatkan
penggabungan sifat dari masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika
memiliki karakteristik kerja yang berbeda.
Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka komponen-
komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor dapat digabung dalam satu
kemasan yang disebut IC (Integrated Circuit). Dari suatu IC dapat tersusun dari beribu-ribu
transistor di dalamnya. Dalam percobaan ini IC yang digunakan sebagai penguat adalah Op-
Amp 741.Op-Amp merupakan rangkaian terintegrasi yang dikemas dalam bentuk chip,
sehingga sangat praktis penggunaannya. Penggunaan Op-Amp sangat luas, termasuk
diantaranya sebagai osilator, filter, rangkaian instrumentasi.
Op-Amp biasa disebut penguat operasional adalah suatu penguat beda (penguat
diferensial) yang mempunyai penguatan tegangan sangat tinggi dengan impedansi keluaran
rendah. Penguat operasional ini merupakan jenis penguat pada elektronika dengan arus
2. searah (DC). OP-AMP memiliki faktor penguat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran. Rangkaian penyusun utama dari Op-Amp adalah penguat beda. Penguat beda atau
Differential Amplifier merupakan rangkaian yang banyak dipakai dalam rangkaian
terintegrasi termasuk Op-Amp. Pada prinsipnya rangkaian penguat beda terdiri atas dua
buah transistor dan emitornya dihubungkan jadi satu.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier?
2. Bagaimana menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting?
3. Bagaimana menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan?
TUJUAN
1. Mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier.
2. Menggunakan Op-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting.
3. Menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan.
KAJIAN TEORI
Operational Amplifier atau biasa disingkat Op – Amp, adalah sebuah penguat
differensial dengan penguatan sangat tinggi dengan impedansi input yang tinggi dan dengan
impedansi output yang rendah. Sebuah Op – Amp terdiri dari sejumlah tingkatan penguat
differensial untuk mencapai penguatan tegangan yang tinggi. Jenis Op – Amp 741 sangat
dikenal secara umum dalam penggunaan penguat, tapis aktif, aplikasi sensing dan lain
sebagainya. Skema dasar dan wujud dari jenis penguat operasional (Operational Amplifier,
Op – Amp) ini ditunjukkan pada Gambar berikut.
(a)
Keterangan Gambar :
1. Input membalik (Inverting),
2. Input tak membalik (Non-nverting),
3. Sumber daya negatif,
4. Output,
5. Sumber daya positif.
3. (b)
Gambar 1.1. (a) Skema dasar Op – Amp 741 beserta notasinya, (b) kemasan Op – Amp.
Gambar (a) menunjukkan sebuah Op–Amp dasar dengan dua input dan satu utput.
Setiap masukan menghasilkan satu polaritas atau fase yang berlawanan dengan outputnya,
bergantung pada sinyal input yang diterapkan apakah pada input positif (+) atau negatif (-).
Umumnya Op – Amp memerlukan pencatuan daya ganda positf (+VCC) – ground –
negatif(- VCC). Terdapat dua terminal pada bagian input, yaitu terminal input membalik
(Inverting) dan terminal input tak membalik (Non – Inverting).
Sebuah Op – Amp ideal memiliki karakteristik berikut.
a. Penguatan tegangan rangkaian terbuka
b. Av,OL sangat tinggi dan idealnya tak berhingga.
c. Resistansi intrinsik input ri, diukur antara terminal input inverting dan terminal input
noninverting adalah tinggi dan idealnya tak berhingga.
d. Resistansi intrinsik output ro, dengan melihat dari bagian terminal output, adalah
sangat rendah dan idealnya mencapai nol.
Rangkaian Dasar Op-Amp : Penguat Membalik (inverting amplifier)
Rangkaian penguat membalik ditunjukkan pada Gambar (2) beserta dengan
rangkaian setaranya.
Gambar 3. Rangkaian Penguat membalik (Inverting).
Rangkaian penguat membalik pada Gambar (2), terminal input noninverting (+)
dihubungkan dengan ground. Sebuah resistor 𝑅1 menghubungkan sinyal masukan dengan
terminal input inverting. Sebuah resistor umpan balik (feedback) 𝑅 𝑓 dihubungkan dari
terminal output ke terminal input inverting.
4. Jika diasumsikan Op-Amp adalah ideal, besar 𝑉𝑖 adalah nol dan resistansi input
instrinsik 𝑟𝑖 tak berhingga (rangkaian terbuka) sehingga arus input 𝐼𝑖 juga nol. Titik
penjumlahan, yaitu titik A, idealnya berada pada titik potensial ground. Beda potensial pada
(𝑅1 + 𝑅 𝑓) adalah (𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜𝑢𝑡) dan arus I mengalir dari terminal input ke terminal output
dan masuk ke Op-Amp dengan asumsi diatas, diperoleh persamaan untuk penguatan penguat
inverting sebagai berikut:
𝐴 𝑣 = −
𝑅 𝑓
𝑅1
Dengan memperhatikan lagi gambar 2, dapat dikatakan bahwa 𝑉𝑖𝑛 menghasilkan
sebuah arus I dalam 𝑅1. Arus ini mengalir berlanjut melalui 𝑅 𝑓 an menghasilkan beda
potensial 𝑉𝑜𝑢𝑡 yang sama dengan 𝐼𝑅 𝑓. Jika logika ini dibalik, dapat dikatakan bahwa 𝑉𝑜𝑢𝑡
menghasilkan sebuah arus I yang mengalir melalui 𝑅 𝑓 dan menghasilkan beda potensial
pada 𝑅1 yang sama dengan 𝑉𝑖𝑛. Dengan demikian, tegangan output menghasilkan sebuah
arus umpan balik (feedback).
Penguat Tak Membalik (Non-Inverting Amplifier)
Rangkaian pada gambar 3menunjukkan sebuah rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat tak membalik (non-inverting amplifier) atau pelipat tegangan konstan.
Gambar 4. Rangkaian Penguat Tak Membalik (noninverting) Op-Amp
Dengan melalukan penyelidikan pada rangkaian, terlihat bahwa polaritas 𝑉𝑜𝑢𝑡 sama
dengan polaritas 𝑉𝑖𝑛, dengan demikian 𝑉𝑜𝑢𝑡 sefase dengan 𝑉𝑖𝑛. Perhatikan bahwa beda
potensial pada ujung-ujung 𝑅1 adalah 𝑉𝑖𝑛 selama 𝑉𝑖 ≈ 0, ini haruslah sama dengan tegangan
output. Jika 𝑉𝑖 adalah selisih antara dua tegangan input 𝑉𝑖𝑛 dan 𝐼𝑅1, diperoleh:
𝑉𝑖 = 𝑉𝑖𝑛 − 𝐼𝑅1 = 0 dan tegangan output 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐼(𝑅1 + 𝑅 𝑓)
Maka diperoleh penguatan tegangan yang dihasilkan oleh penguatan non-inverting:
𝐴 𝑣 = 1 +
𝑅 𝑓
𝑅1
(Tim Elektronika, 2017).
METODOLOGI PERCOBAAN
Prosedur Kerja
Dalam praktikum ini ada dua kegiatan yang dilakukan yaitu pertama merakit
rangkaian penguat operasional untuk penguat membalik sepertipada gambar di bawah ini :
[1]
[2]
5. Setelah semua perangkat telah terhubung dengan benar dalam rangkaian, kemudian
mengukur amplitudo tegangan input pada frekuensi 100 Hz dengan CRO dan catat sebagai
vi. Selanjutnya memindahkan probe CRO ke terminal keluaran penguat dan mengamati
gelombang yang terbentuk pada layar CRO. Jika bentuk gelombang cacat seperti terpotong,
menurunkan level amplitudo AFG hingga terbentuk gelombang sinusoidal sempurna.
Mengukur dan mencatat besar amplitudo keluaran tersebut sebagai vo.kemudian menaikkan
frekuensi AFG secara logaritmik dan mencatat amplitude keluaran penguat setiap perubahan
frekuensi AFG, mulai dari 100 Hz-90000 Hz dan mencatat nilai tegangan keluaran yang
ditampilkan pada CRO dalam bentuk gelombang yang dikonversi menjadi volt. Kemudian
mencatat spesifikasi semua perangkat yang digunakan. Yang kedua yaitu merakit
rangkaian penguat operasional untuk penguat tak membalik pada gambar di bawah ini :
Setelah semua perangkat sudah terhubung dengan benar dalam rangkaian, kemudian
melakukan pengukuran seperti pada penguat inverting.
Identifikasi Variabel
1. Variabel control : Resistansi resistor (R) , dan tegangan input (Vi).
2. Variabel manipulasi : Ferekuensi (f).
3. Variabel respon : tegangan output (Vo).
Defenisi Operasional Variabel
1. Resistansi resistor adalah nilai hambatan resistor yang digunakan dalam satuan KΩ.
Resitansi yang digunakan yaitu R1 = 1 KΩ dan Rf= 10 KΩ.
2. Tegangan input adalah tegangan saat osiloskop dihungkan dengan AFG. Dimana
tegangan input yang digunakan yaitu 1 volt.
AFG CRO
AFG
CRO
6. 3. Frekuensi adalah variabel yang dimanipulasi dalam satuan Hz dengan kenaikan
secara logaritmik dari 100 Hz – 9000 Hz.
4. Tegangan output dalah tegangan yang dihasilkan dari tegangan input yang berbentuk
gelombang yang tampak pada layar osiloskop dengan satuan volt (V)
Alat dan Bahan
1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe 1 set.
2. Audio Function Generator (AFG) 1 set.
3. Multimeter 1 buah.
4. Op – Amp Power Supply Unit 1 buah.
5. Kit percobaan Op- Amp 1 buah.
6. Kabel penghubung.
HASIL DAN ANALISIS
R1 = 1 k
R2 = 10 k
Penguat Membalik (Inverting)
Vin = 0,24 V
Tabel 1. Hubungan antara frekuensi (f) dengan tegangan Output (Vo)
No Frekuensi (Hz) Vo (volt) Vo/Vi dB (20 log AV)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
900,00
1000,00
2000,00
3000,00
4000,00
5000,00
6000,00
7000,00
8000,00
9000,00
10000,00
2,60
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2.,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
10.83
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
20,69
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
9. 𝐴 𝑣 = 20,83 𝑑𝐵
b. Secara Praktikum
𝐴 𝑣 =
𝑉𝑜
𝑉𝑖
𝐴 𝑣 =
2,50 𝑉
0,24 𝑉
𝐴 𝑣 = 10,41
𝐴 𝑣 = 20 Log (10,41)
𝐴 𝑣 = 12,40 𝑑𝐵
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ =
𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
2
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ =
11 + 10,41
2
𝐴 𝑣
̅̅̅̅ = 10,705
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
𝐴𝑣 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐴𝑣 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐴 𝑣
̅̅̅̅
|∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
11 − 10,41
10,705
| ∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = |
0,59
10,705
|∙ 100%
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = 5,51 %
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul “Penguat Operasional (Op-Amp)” dengan tujuan
mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operational Amplifier, menggunakan Op-Amp
sebagai penguat inverting dan penguat non-inverting, dan menghitung besar penguatan
berdasarkan percobaan.
Dengan memvariasikan nilai frekuensi secara logaritmik yang dimulai dengan 50 Hz
sampai 90000 Hz sehingga mendapatkan tegangan keluaran rangkaian. Terdapat dua
kegiatan yang dilakukan dalam praktikum, yaitu penguatan untuk Penguat Membalik
(Inverting). Secara teori, didapatkan Penguatan Penguat Inverting yaitu 20 dB, sedangkan
secara praktikum didapatkan dengan %diff yang sangat tinggi yaitu 2,14%. Penguatan
membalik atau inverting sinyal masukannya berbeda fase dengan sinyal keluarannya
dikarenakan rangkaian yang dihubungkan dengan inverting melewati sebuah resistor yang
menghambat sinyal masukan sehingga ada yang dikembalikan dan sedikit yang di teruskan.
Berdasarkan grafik didapatkan frekuensi bandwith untuk penguat inverting yaitu ∆𝑓 =
25 𝑘𝐻𝑧.
Kegiatan kedua yaitu untuk penguatan tak membalik (Non-Inverting). pada pengutan
inverting pada non inverting sinyal masukan sefase dengan sinyal keluaran dikarenakan
sinyal masukan dari AFG yang dihubungkan dengan non inverting langsung ke output tanpa
melewati resistor. Secara teori didapatka penguatan untuk Non-Inverting yaitu 20,83 dB
sedangkan secara praktikum didapatkan 12,40 dB dengan %diff mencapai 5,51 %. Dari
10. grafik mode Non-Inverting didapatkan frekuensi bandwith yaitu ∆𝑓 = 25 𝑘𝐻𝑧. Hal ini
dikarenakan karena oleh beberapa faktor diantaranya adalah sensitivitas dari alat yang
digunakan dan ketidaktelitian pada saat pembacaan hasil percobaan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Fungsi dari setiap kaki pada IC berhubungan langsung dengan fungsi dari setiap
kaki yang ada pada Op-Amp, dimana kaki dua pada IC berfungsi sebagai inverting,
kaki tiga berfungsi sebagai non-inverting, kaki tujuh dan empat berfungsi sebagai
sumber dya positif dan negatif sedangkan kaki enamnya berfungsi sebagai output.
2. Pada penguatan inverting sinyal masukan berbeda fase dengan sinyal keluarannya,
sedangkan pada penguatan non inverting sinyal masukannya sefase dengan sinyal
keluarannya.
3. Berdasarkan perhitungan besar penguatan untuk inverting adalah 20,83 dan untuk
penguat non inverting sebesar 19,62.
DAFTAR PUSTAKA
Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth
Edition. Delhi : Prentice Hall of India.
Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika,Buku 1, Jakarta :