SlideShare a Scribd company logo
Instrumen Arus Searah
1. Volt Meter DC
2. Amperemeter DC
http://spatabang.blogspot.com
1. Volt Meter DC
1. Volt Meter Arus Searah
• Digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian
dengan sumber DC.
• Voltmeter diberi tahanan yang sangat besar untuk
arus yang mengalir lewat voltmeter menjadi sangat
kecil atau hampir tidak ada.
• Tujuannya adalah agar tidak terjadi jatuh tegangan
pada voltmeter ketika digunakan untuk mengukur
tegangan.
• Tahanan ini disebut “Tahanan dalam” dengan simbol
Rm yg dihubungkan seri dengan alat ukur.
• Karena hambatan Rm makin besar, maka arus
yang mengalir lewat voltmeter akan sangat kecil
(mendekati nol), maka tidak ada tegangan dalam
rangkaian voltmeter.
• Dengan demikian, maka tegangan yang terukur
pada voltmeter adalah tegangan pada beban
yang diukur.
• Tahanan dalam pada voltmeter digambarkan
sbb:
Tahanan Pengali :
• Dihubungkan seri dengan tahanan dalam volt
meter dengan simbol Rs.
• Digunakan untuk menambah kemampuan alat
ukur agar mampu membaca nilai yang
sebenarnya.
• Membatasi arus yang mengalir ke alat ukur agar
tidak melebihi arus skala penuh (Idp).
• Dengan demikian, maka tegangan beban yang
terbaca pada voltmeter akan mendekati nilai
yang sebenarnya.
Rangkain Dasar Voltmeter Arus Searah
dimana :
Im/Idp = arus defleksi dari alat ukur
Rm = tahanan dalam dari alat ukur
Rs = tahanan pengali
V = tegangan batas ukur (range maksimum)
( )
I
m
m
V I Rs Rm
V
Rs Rm
 
 
2. Voltmeter Range Ganda
• Voltmeter range ganda adalah voltmeter yang memiliki
kemampuan batas ukur yang lebih dari satu.
• Setiap batas ukur memiliki tahanan pengali yang
berbeda-beda, misalnya R1, R2, R3, dan R4 seperti pada
gambar berikut :
• Tahanan pengali dihubungkan secara seri dengan
tahanan dalam Rm voltmeter dengan cara memindahkan
posisi saklar ke V1, V2, V3, dan V4.
3. Sensitivitas voltmeter
• Sensitivitas voltmeter adalah tingkat kepekaan
voltmeter untuk melakukan defleksi atau menggerakkan
jarum penunjuk ketika mengukur suatu beban.
• Sensitivitas rendah digunakan untuk mengukur tegangan
dalam rangkaian dengan tahanan rendah, tetapi tidak
dapat digunakan pada rangkaian dengan tahanan tinggi.
Sensitivitas dapat digunakan untuk menentukan
tahanan pengali voltmeter arus searah dengan
persamaan :
Rs = (S x V) – Rm
dimana :
S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = Batas ukur yang ditentukan oleh posisi saklar
Rm = tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Rs = tahanan pengali
Sensitivitas didefinisikan dengan persamaan :
1
dp
S
I

Im
V
Rs Rm 
Contoh :
Sebuah voltmeter arus searah range ganda dengan
tahanan dalam 100 Ohm dan arus skala penuh 1 mA.
Batas ukur 0-10V, 0-50V, 0-250V, dan 0-500V seperti
pada gambar.
a. Hitunglah tahanan pengali tiap range.
b. Tentukan tahanan pengali dengan menggunakan
rumus Sensitivitas.
Jawaban :
Diketahui :
Rm= 100 Ohm, Idp = 1 mA,
V1 = 500V, V2 = 250V, V3 = 50V,
V4 = 10 V.
a. Tentukan R1, R2, R3, dan R4
Penyelesaian :
Pada posisi V4=10 Volt,
R total (Rt) adalah :
Rt1 = 10 Volt / 1 mA = 10.000 Ohm
Rt1 = 10 KΩ
Karena R4 dan Rm hubungan seri maka :
Rt1 = R4 + Rm
R4 = Rt1 – Rm = 10.000 – 100
R4 = 9.900. Ohm
• Pada posisi V3 = 50 Volt
Rt2 = 50 volt / 1mA = 50 KΩ
Rt adalah jumlah dari R3, R4, dan Rm
Rt 2= R3 + (R4 + Rm)
R3 = Rt2 – Rt1
R3 = 50 KΩ – 10 KΩ
R3 = 40 KΩ
• Pada posisi V2 = 250 Volt
Rt3 = 250 volt / 1mA = 250 KΩ
Rt adalah jumlah dari R2,R3, R4, dan Rm
Rt3 = R2 + (R3 + R4 + Rm)
R2 = Rt3 - Rt2
R2 = 250 KΩ – 50 KΩ
R2 = 200 KΩ
• Pada posisi V1 = 500 Volt
Rt4 = 500 volt / 1mA = 500 KΩ
Rt adalah jumlah dari R1,R2,R3, R4, dan Rm
Rt4 = R1 + (R2 + R3 + R4 + Rm)
R1 = Rt4 - Rt3
R1 = 500 KΩ – 250 KΩ
R1 = 250 KΩ
b. Dengan metode
Sensitivitas
S = I/Idp
S = 1/1 mA = 1000 Ω/V
Rumus : Rs = (S x V) – Rm
Pada posisi V4 = 10 Volt,
Rt = Rm = 100 Ω (tahanan dalam)
R4 = (1000 x 10 ) – 100 = 9.900 Ω
Pada posisi V3 = 50 Volt,
Rt1 = R4 + Rm = 9.900 + 100 = 10.000 Ω
R3 = (1000 x 50 ) – 10.000 = 40 KΩ
Pada posisi V2 = 250 Volt,
Rt2 = R3 + R4 + Rm
Rt2 = 40.000 + 9.900 + 100 = 50.000 Ω
R2 = (1000 x 250 ) – 50.000 = 200 KΩ
Pada posisi V1 = 500 Volt,
Rt3 = R2 + R3 + R4 + Rm
Rt3 = 200 KΩ + 40 KΩ + 9.900 + 100 = 250 KΩ
R1 = (1000 x 500 ) – 250 = 250 KΩ
4. Efek pembebanan
• Efek pembebanan adalah tegangan drop dalam
rangkaian listrik yang disebabkan oleh tahanan
dalam dari voltmeter ketika mengukur tegangan
pada tahanan dengan hambatan tinggi.
• Bila sebuah voltmeter digunakan untuk mengukur
tahanan tinggi dalam sebuah rangkaian, maka dia
akan bertindak sebagai shunt bagi rangkaian
sehingga tahanan ekivalen rangkaian semakin kecil.
• Akibatnya adalah besarnya arus yang mengalir ke
voltmeter lebih besar atau sama dengan arus yang
mengalir ke tahanan yang diukur.
• Dengan demikian maka tegangan pada tahanan
yang diukur akan turun karena terjadi drop
tegangan pada voltmeter.
• Hal ini menyebabkan voltmeter akan menghasilkan
penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang
sebenarnya (drop tegangan).
• Kejadian ini disebut efek pembebanan. Biasanya
terjadi pada instrumen yang memiliki sensitivitas
rendah.
Contoh 1:
Dua buah voltmeter akan digunakan
untuk mengukur tegangan dari
tahanan 50KΩ pada batas ukur 50 V
seperti pada gambar. Sensitivitas
Voltmeter 1 adalah 1.000 Ω/V dan
voltmeter 2 adalah 20.000 Ω/V.
Tentukanlah :
a. Tegangan pada tahanan 50 KΩ dengan rumus pembagi
tegangan.
b. Pembacaan tiap voltmeter
c. Kesalahan dari tiap pembacaan
Penyelesaian :
a. Dengan rumus pembagi
tegangan diperoleh bahwa
tegangan sebenarnya pada
tahanan 50 KΩ adalah :
V = 50 KΩ / (100 + 50) KΩ x 150 V
V = 50/150 x 150 Volt.
V = 50 Volt.
b. Pembacaan pada voltmeter
Voltmeter 1 :
S = 1000 Ω/V,
Batas ukur = 50 V.
Tahanan pengali :
Rs = S x Batas Ukur
Rs = 1000 Ω/V x 50 V
Rs = 50 K Ω
• Tahanan pengali 50 KΩ
akan terhubung paralel
dengan tahanan 50 KΩ
yang diukur sehingga
tahanan ekivalennya
adalah :
• Rp terhubung seri dengan tahanan 100 KΩ
sehingga total tahanan adalah 125 KΩ
• Dengan rumus pembagi tegangan, diperoleh
tegangan yang terbaca adalah :
V = 25 KΩ / (100 + 25) KΩ x 150 V
V = 25/125 x 150 Volt.
V = 30 Volt.
• Tegangan yang terbaca pada voltmeter adalah 30
volt.
Voltmeter 2 :
S = 20.000 Ω/V,
Batas ukur = 50 V.
Tahanan pengali
Rs = S x Batas Ukur
Rs = 20.000 Ω/V x 50 V
Rs = 1000 K Ω
Tahanan pengali 1000 KΩ akan terhubung paralel
dengan tahanan 50 KΩ yang diukur sehingga tahanan
ekivalennya adalah :
• Rp terhubung seri dengan tahanan 100 K Ω sehingga
total tahanan adalah 149,95 KΩ
• Dengan rumus pembagi tegangan, diperoleh
tegangan yang terbaca adalah :
V = 49,95 KΩ / (100 + 49,95) KΩ x 150 V
V = 49,95/149,95 x 150 Volt.
V = 49,967 Volt.
c. Kesalahan pembacaan :
Voltmeter 1 :
%Kesalahan = (50 - 30)/ 50 = 40%
Voltmeter 2 :
%Kesalahan = (50 – 49,967)/ 50 = 0.066 %
Kesimpulan :
• Semakin besar sensitivitas voltmeter, maka
semakin teliti hasil pengukurannya.
• Voltmeter dengan sensitivitas tinggi, lebih
tepat digunakan untuk pengukuran tahanan
dengan hambatan tinggi.
Contoh 2 :
Sebuah voltmeter dengan sensitivitas 100Ω/V digunakan
untuk mengukur tegangan pada tahanan Rx seperti
pada gambar. Voltmeter memiliki 3 skala batas ukur
yaitu 50V, 150V, dan 300V. Hasil pembacaan voltmeter
pada skala 50V adalah 4,65 V. Tentukanlah besarnya
tahanan Rx.
Diketahui :
• S = 100Ω/V
• Skala : V1 = 50V, V2 = 150V, dan V3 = 300V
• Hasil pembacaan voltmeter pada skala 50V
adalah 4,65 V
Ditanyakan :
• Rx = ?
Penyelesaian :
Tahanan ekivalen voltmeter pada skala 50 V adalah :
Rek = S x V
Rek = 100 x 50 = 5.000 Ω
Rek pada voltmeter terhubung paralel dengan tahanan Rx,
maka tahanan penggantinya adalah Rp.
Rp = Rek. Rx / ( Rek + Rx)
Hasil pengukuran volmeter 4,65 Volt adalah tegangan dari
tahanan Rp, maka tegangan pada Rs adalah
Vs = 100 – 4,65 = 95,35 Volt.
Dengan membandingkan Vp dan Vs maka diperoleh :
Vp/Vs = Rp/Rs atau Rp = Vp / Vs x Rs
Rp = 4,65/95,35 x 100KΩ
Rp = 4,878 KΩ
Rp = Rek. Rx / ( Rek + Rx)
(Rek + Rx). Rp = Rek. Rx
Rp. Rek + Rp. Rx = Rek. Rx
Rx (Rek – Rp) = -Rp. Rek --> Rx = -Rp. Rx / (Rek – Rp)
Rx = 4,878 x 5 / ( 5 - 4,878 )
Rx = 199.918 KΩ atau Rx = 200 KΩ
2. Amperemeter DC
Amperemeter
• Berfungsi untuk mengukur
besarnya arus listrik yang
mengalir pada suatu beban
listrik atau rangkaian elek
tronika.
• Amperemeter umumnya
memiliki kemampuan atau
range mak simumnya 5 A,
10 A dan 20 A.
Amperemeter Arus DC
• Amperemeter mempunyai tahanan dalam yang kecil agar
kemampuan hantar arusnya besar yaitu Im.
• Untuk menambah kemampuan batas ukur, maka
ditambahkan tahanan paralel atau shunt, Rs.
• Tujuannya agar tahanan dalam Amperemeter semakin kecil.
Dengan demikian maka arus yang mengalir akan semakin
besar.
Rm = tahanan dalam
Rs = tahanan shunt
Im = arus pd Ampermeter
I = arus total
Rangkaian dasar amperemeter DC
Karena Rs dan Rm paralel, maka besarnya tegangan
pada Rs dan Rm ( alat ukur ) sama besar.
Vshunt = Valat ukur
Is.Rs = Im.Rm
Rs = Im.Rm / Is
Sumber arus I pada rangkaian terbagi menjadi Is dan
Im, maka :
I = Is + Im atau Is = I – Im
Maka : Rs = Im.Rm / (I – Im)
Contoh :
1. Sebuah Ampermeter dapat mengukur arus 1 mA
dengan tahanan dalam 100 ohm. Tentukan tahanan
shunt yang diperlukan agar dapat mengukur arus
sebesar 100mA.
Penyelesaian :
Diketahui : I = 100mA, Im=1mA, Rm = 100 Ohm
Ditanyakan : Rs = ?
Is = I – Im
= 100 – 1 = 99 mA.
Rs = Im.Rm / (I – Im)
Rs = 1. 100 / 99
Rs = 1,01 Ohm.
Ammeter range ganda
• Ammeter range ganda memiliki batas ukur lebih dari
satu.
• Bila menggunakan range ganda, pertama kali
gunakan range yang tertinggi kemudian diturunkan
sampai mendekati skala penuh pada range tersebut.
Shunt Ayrton ( shunt Universal )
Rangkaian Shunt Ayrton dapat mencegah kemungkinan
penggunaan alat ukur tanpa tahanan shunt sehingga
memiliki keuntungan yaitu nilai tahanan total yang
lebih besar.
Rangkaian dasar Shunt Ayrton
A. Pada Batas Ukur 1A :
Rs = Ra + Rb + Rc dimana Rs
paralel dengan Rm.
Arus input 1A dan arus
defleksi alat ukur 1mA, maka
arus pada Rs adalah :
Is = 1 A – 1mA
Is = 999mA.
Contoh :
Rancanglah sebuah shunt Ayrton yang menghasilkan
ampermeter dengan batas ukur rangkaian 1A, 5A, dan
10A. Tahanan dalam Rm 50 Ohm dan arus defleksi
penuh 1mA.
Karena Vshunt = V alat ukur, maka :
(Ra+Rb+Rc) x Is = Im x Rm
(Ra+Rb+Rc) x 999 = 1 x 50
Ra+Rb+Rc = 0,05005 Ohm (1)
B. Pada batas ukur 5 A :
Ra + Rb paralel dengan Rc + Rm
Arus Im mengalir lewat Rc dan Rm dan Is lewat Ra dan Rb.
Besarnya Is = I – Im = 5A – 1mA = 4.999mA.
Vshunt = Valat ukur
Is x (Ra + Rb) = Im x (Rc + Rm)
4.999 (Ra + Rb) = 1 x (Rc + 50)
4.999 (Ra + Rb) = Rc + 50 (2)
C. Pada batas ukur 10 A:
Ra paralel dengan Rb + Rc + Rm
Arus Im mengalir lewat Rb, Rc dan Rm dan Is lewat Ra.
Besarnya Is = I – Im = 10A – 1mA = 9.999mA.
Vshunt = Valat ukur
Is x Ra = Im x (Rb + Rc + Rm)
9.999x Ra = 1 x (Rb + Rc + 50)
9.999x Ra = Rb + Rc + 50 (3)
Dengan mengurangkan pers (2) dan (1), diperoleh :
(1) Ra+Rb+Rc = 0,05005 | x 4,999
(2) 4.999 x (Ra + Rb) = Rc + 50 | x 1
4,999 Ra + 4,999 Rb + 4,999 Rc = 250,2
4,999 Ra + 4,999 Rb - Rc = 50 -
5000Rc = 200,2
Rc = 0,04004 Ohm
Dari pers (1) dan (3) :
(1) Ra+Rb+Rc = 0,05005 | x 9.999
(3) 9.999 Ra = Rb + Rc + 50 | x 1
(1) 9.999 Ra + 9.999 Rb+ 9.999 Rc = 500.45
(3) 9.999 Ra - Rb - Rc = 50 -
10.000 Rb + 10.000 Rc = 450,45
Subsitusi nilai Rc ke persamaan di atas:
10.000 Rb + 10.000x 0,04004 = 450,45
10.000 Rb + 400,4 = 450,45
Rb = 0,005005 Ohm
Subsitusi nilai Rb dan Rc ke pers (3), maka diperoleh
9.999x Ra = Rb + Rc + 50
Ra = 0,005005 Ohm
Cara Penggunaan Amper Meter
• Jangan sekali-kali menghubungkan ampermeter ke
sumber tegangan. Karena tahanan dalamnya yang
kecil, maka akan mengalirkan arus yang tinggi
sehingga merusak alat tersebut. Sebuah ampermeter
harus selalu dihubungkan seri terhadap beban yang
akan diukur arus.
• Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik
menyebabkan defleksi yang berlawanan yang dapat
merusak jarum penunjuk.
• Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, mula-
mula gunakan rangkuman yang tertinggi; kemudian
turunkan sampai diperoleh defleksi yang
sesungguhnya. Untuk memperbesar ketelitian
pengukuran, gunakan rangkuman yang menghasilkan
pembacaan terdekat ke skala penuh
Latihan Soal
1. Rancanglah sebuah amperemeter DC rangkuman ganda
(range ganda) dengan batas ukur 0-50mA, 0-100mA, 0-
500mA. Tahanan dalam 50 Ω dan arus defleksi penuh
Idp 1 mA.
a.Gambarkan rangkaian Amperemeter.
b.Hitunglah nilai hambatan pada tiap batas ukur
2. Rancanglah sebuah voltmeter DC range ganda dengan
batas ukur 0-5V, 0-10V, 0-50V, dan 0-100V. Tahanan
dalam 1.500 Ω dan arus simpangan penuh Idp 50 μA.
a.Gambarkan rangkaian Voltmeter
b.Hitunglah tahanan pengalinya
c.Tentukanlah sensitivitasnya
3. Lihat rangkaian di bawah ini.
a. Hitunglah tegangan sebenar nya pada tahanan R2
b. Hitunglah tegangan UR2 yang terbaca dengan
menggunakan volt meter dengan tahanan dalam
RV sebesar 200kΩ pada batas ukur 10V.
4. Rancang sebuah shunt Ayrton yang menghasilkan
Am-meter dengan batas ukur 2 A dan 10 A.
Gunakan gerak d’Arsonval dengan Rm 50 Ω dan
arus defleksi skala penuh 0,5 mA!
R1 R2
2A
+
Im Rm
10 A
Sekian

More Related Content

What's hot

Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
FEmi1710
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
personal
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
lindkw
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Khairul Amri
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
Simon Patabang
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
Simon Patabang
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
Muhammad Nur Fikri
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan
Simon Patabang
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
Khairul Jakfar
 
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalKapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Azhar Al
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedanceampas03
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshMuhammad Dany
 
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
kiplaywibley
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Muhammad Amal
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Simon Patabang
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
sinta novita
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema thevenin
faqihahkam
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
Rizki Annisa
 

What's hot (20)

Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalKapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan Mesh
 
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema thevenin
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
 

Similar to 7. instrumen volt meter dan ammeter

voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeter
Zara Neur
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
Simon Patabang
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan tegangan
Simon Patabang
 
Enis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrikEnis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrik
Ade Imanudin
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
AuliaARahmatika
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Yuliana Surya
 
jembatan wheatstone
jembatan wheatstonejembatan wheatstone
jembatan wheatstone
Zara Neur
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
Wahyu Pratama
 
3 besaran arus dan tegangan
3 besaran  arus dan tegangan3 besaran  arus dan tegangan
3 besaran arus dan tegangan
Simon Patabang
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
Simon Patabang
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
PutrapratamaputraPra
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
Simon Patabang
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 
Makalah voltmeter
Makalah voltmeterMakalah voltmeter
Makalah voltmeter
Deni Hernita Lubis
 
Materi kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptx
Materi kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptxMateri kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptx
Materi kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptx
SyamsuRiwal2
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Aris Widodo
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
UlfiaPerdani2
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
Simon Patabang
 

Similar to 7. instrumen volt meter dan ammeter (20)

voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeter
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan tegangan
 
Enis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrikEnis alat ukur listrik
Enis alat ukur listrik
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
jembatan wheatstone
jembatan wheatstonejembatan wheatstone
jembatan wheatstone
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
3 besaran arus dan tegangan
3 besaran  arus dan tegangan3 besaran  arus dan tegangan
3 besaran arus dan tegangan
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
Makalah voltmeter
Makalah voltmeterMakalah voltmeter
Makalah voltmeter
 
Materi kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptx
Materi kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptxMateri kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptx
Materi kuliah fisika sub materi Listrik Dinamis .pptx
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
 
Alat Ukur Listrik
Alat Ukur ListrikAlat Ukur Listrik
Alat Ukur Listrik
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 

More from Simon Patabang

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
Simon Patabang
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Simon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Simon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Simon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
Simon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
Simon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
Simon Patabang
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
Simon Patabang
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
Simon Patabang
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
Simon Patabang
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
Simon Patabang
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
Simon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
Simon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
Simon Patabang
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika
Simon Patabang
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18
Simon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 

7. instrumen volt meter dan ammeter

  • 1. Instrumen Arus Searah 1. Volt Meter DC 2. Amperemeter DC http://spatabang.blogspot.com
  • 3. 1. Volt Meter Arus Searah • Digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian dengan sumber DC. • Voltmeter diberi tahanan yang sangat besar untuk arus yang mengalir lewat voltmeter menjadi sangat kecil atau hampir tidak ada. • Tujuannya adalah agar tidak terjadi jatuh tegangan pada voltmeter ketika digunakan untuk mengukur tegangan. • Tahanan ini disebut “Tahanan dalam” dengan simbol Rm yg dihubungkan seri dengan alat ukur.
  • 4. • Karena hambatan Rm makin besar, maka arus yang mengalir lewat voltmeter akan sangat kecil (mendekati nol), maka tidak ada tegangan dalam rangkaian voltmeter. • Dengan demikian, maka tegangan yang terukur pada voltmeter adalah tegangan pada beban yang diukur. • Tahanan dalam pada voltmeter digambarkan sbb:
  • 5. Tahanan Pengali : • Dihubungkan seri dengan tahanan dalam volt meter dengan simbol Rs. • Digunakan untuk menambah kemampuan alat ukur agar mampu membaca nilai yang sebenarnya. • Membatasi arus yang mengalir ke alat ukur agar tidak melebihi arus skala penuh (Idp). • Dengan demikian, maka tegangan beban yang terbaca pada voltmeter akan mendekati nilai yang sebenarnya.
  • 6. Rangkain Dasar Voltmeter Arus Searah dimana : Im/Idp = arus defleksi dari alat ukur Rm = tahanan dalam dari alat ukur Rs = tahanan pengali V = tegangan batas ukur (range maksimum) ( ) I m m V I Rs Rm V Rs Rm    
  • 7. 2. Voltmeter Range Ganda • Voltmeter range ganda adalah voltmeter yang memiliki kemampuan batas ukur yang lebih dari satu. • Setiap batas ukur memiliki tahanan pengali yang berbeda-beda, misalnya R1, R2, R3, dan R4 seperti pada gambar berikut :
  • 8. • Tahanan pengali dihubungkan secara seri dengan tahanan dalam Rm voltmeter dengan cara memindahkan posisi saklar ke V1, V2, V3, dan V4. 3. Sensitivitas voltmeter • Sensitivitas voltmeter adalah tingkat kepekaan voltmeter untuk melakukan defleksi atau menggerakkan jarum penunjuk ketika mengukur suatu beban. • Sensitivitas rendah digunakan untuk mengukur tegangan dalam rangkaian dengan tahanan rendah, tetapi tidak dapat digunakan pada rangkaian dengan tahanan tinggi.
  • 9. Sensitivitas dapat digunakan untuk menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah dengan persamaan : Rs = (S x V) – Rm dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt V = Batas ukur yang ditentukan oleh posisi saklar Rm = tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri) Rs = tahanan pengali Sensitivitas didefinisikan dengan persamaan : 1 dp S I  Im V Rs Rm 
  • 10. Contoh : Sebuah voltmeter arus searah range ganda dengan tahanan dalam 100 Ohm dan arus skala penuh 1 mA. Batas ukur 0-10V, 0-50V, 0-250V, dan 0-500V seperti pada gambar. a. Hitunglah tahanan pengali tiap range. b. Tentukan tahanan pengali dengan menggunakan rumus Sensitivitas.
  • 11. Jawaban : Diketahui : Rm= 100 Ohm, Idp = 1 mA, V1 = 500V, V2 = 250V, V3 = 50V, V4 = 10 V. a. Tentukan R1, R2, R3, dan R4 Penyelesaian : Pada posisi V4=10 Volt, R total (Rt) adalah : Rt1 = 10 Volt / 1 mA = 10.000 Ohm Rt1 = 10 KΩ
  • 12. Karena R4 dan Rm hubungan seri maka : Rt1 = R4 + Rm R4 = Rt1 – Rm = 10.000 – 100 R4 = 9.900. Ohm • Pada posisi V3 = 50 Volt Rt2 = 50 volt / 1mA = 50 KΩ Rt adalah jumlah dari R3, R4, dan Rm Rt 2= R3 + (R4 + Rm) R3 = Rt2 – Rt1 R3 = 50 KΩ – 10 KΩ R3 = 40 KΩ
  • 13. • Pada posisi V2 = 250 Volt Rt3 = 250 volt / 1mA = 250 KΩ Rt adalah jumlah dari R2,R3, R4, dan Rm Rt3 = R2 + (R3 + R4 + Rm) R2 = Rt3 - Rt2 R2 = 250 KΩ – 50 KΩ R2 = 200 KΩ
  • 14. • Pada posisi V1 = 500 Volt Rt4 = 500 volt / 1mA = 500 KΩ Rt adalah jumlah dari R1,R2,R3, R4, dan Rm Rt4 = R1 + (R2 + R3 + R4 + Rm) R1 = Rt4 - Rt3 R1 = 500 KΩ – 250 KΩ R1 = 250 KΩ
  • 15. b. Dengan metode Sensitivitas S = I/Idp S = 1/1 mA = 1000 Ω/V Rumus : Rs = (S x V) – Rm Pada posisi V4 = 10 Volt, Rt = Rm = 100 Ω (tahanan dalam) R4 = (1000 x 10 ) – 100 = 9.900 Ω Pada posisi V3 = 50 Volt, Rt1 = R4 + Rm = 9.900 + 100 = 10.000 Ω R3 = (1000 x 50 ) – 10.000 = 40 KΩ
  • 16. Pada posisi V2 = 250 Volt, Rt2 = R3 + R4 + Rm Rt2 = 40.000 + 9.900 + 100 = 50.000 Ω R2 = (1000 x 250 ) – 50.000 = 200 KΩ Pada posisi V1 = 500 Volt, Rt3 = R2 + R3 + R4 + Rm Rt3 = 200 KΩ + 40 KΩ + 9.900 + 100 = 250 KΩ R1 = (1000 x 500 ) – 250 = 250 KΩ
  • 17. 4. Efek pembebanan • Efek pembebanan adalah tegangan drop dalam rangkaian listrik yang disebabkan oleh tahanan dalam dari voltmeter ketika mengukur tegangan pada tahanan dengan hambatan tinggi. • Bila sebuah voltmeter digunakan untuk mengukur tahanan tinggi dalam sebuah rangkaian, maka dia akan bertindak sebagai shunt bagi rangkaian sehingga tahanan ekivalen rangkaian semakin kecil.
  • 18. • Akibatnya adalah besarnya arus yang mengalir ke voltmeter lebih besar atau sama dengan arus yang mengalir ke tahanan yang diukur. • Dengan demikian maka tegangan pada tahanan yang diukur akan turun karena terjadi drop tegangan pada voltmeter. • Hal ini menyebabkan voltmeter akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang sebenarnya (drop tegangan). • Kejadian ini disebut efek pembebanan. Biasanya terjadi pada instrumen yang memiliki sensitivitas rendah.
  • 19. Contoh 1: Dua buah voltmeter akan digunakan untuk mengukur tegangan dari tahanan 50KΩ pada batas ukur 50 V seperti pada gambar. Sensitivitas Voltmeter 1 adalah 1.000 Ω/V dan voltmeter 2 adalah 20.000 Ω/V. Tentukanlah : a. Tegangan pada tahanan 50 KΩ dengan rumus pembagi tegangan. b. Pembacaan tiap voltmeter c. Kesalahan dari tiap pembacaan
  • 20. Penyelesaian : a. Dengan rumus pembagi tegangan diperoleh bahwa tegangan sebenarnya pada tahanan 50 KΩ adalah : V = 50 KΩ / (100 + 50) KΩ x 150 V V = 50/150 x 150 Volt. V = 50 Volt.
  • 21. b. Pembacaan pada voltmeter Voltmeter 1 : S = 1000 Ω/V, Batas ukur = 50 V. Tahanan pengali : Rs = S x Batas Ukur Rs = 1000 Ω/V x 50 V Rs = 50 K Ω
  • 22. • Tahanan pengali 50 KΩ akan terhubung paralel dengan tahanan 50 KΩ yang diukur sehingga tahanan ekivalennya adalah :
  • 23. • Rp terhubung seri dengan tahanan 100 KΩ sehingga total tahanan adalah 125 KΩ • Dengan rumus pembagi tegangan, diperoleh tegangan yang terbaca adalah : V = 25 KΩ / (100 + 25) KΩ x 150 V V = 25/125 x 150 Volt. V = 30 Volt. • Tegangan yang terbaca pada voltmeter adalah 30 volt.
  • 24. Voltmeter 2 : S = 20.000 Ω/V, Batas ukur = 50 V. Tahanan pengali Rs = S x Batas Ukur Rs = 20.000 Ω/V x 50 V Rs = 1000 K Ω Tahanan pengali 1000 KΩ akan terhubung paralel dengan tahanan 50 KΩ yang diukur sehingga tahanan ekivalennya adalah :
  • 25. • Rp terhubung seri dengan tahanan 100 K Ω sehingga total tahanan adalah 149,95 KΩ • Dengan rumus pembagi tegangan, diperoleh tegangan yang terbaca adalah : V = 49,95 KΩ / (100 + 49,95) KΩ x 150 V V = 49,95/149,95 x 150 Volt. V = 49,967 Volt.
  • 26. c. Kesalahan pembacaan : Voltmeter 1 : %Kesalahan = (50 - 30)/ 50 = 40% Voltmeter 2 : %Kesalahan = (50 – 49,967)/ 50 = 0.066 %
  • 27. Kesimpulan : • Semakin besar sensitivitas voltmeter, maka semakin teliti hasil pengukurannya. • Voltmeter dengan sensitivitas tinggi, lebih tepat digunakan untuk pengukuran tahanan dengan hambatan tinggi.
  • 28. Contoh 2 : Sebuah voltmeter dengan sensitivitas 100Ω/V digunakan untuk mengukur tegangan pada tahanan Rx seperti pada gambar. Voltmeter memiliki 3 skala batas ukur yaitu 50V, 150V, dan 300V. Hasil pembacaan voltmeter pada skala 50V adalah 4,65 V. Tentukanlah besarnya tahanan Rx.
  • 29. Diketahui : • S = 100Ω/V • Skala : V1 = 50V, V2 = 150V, dan V3 = 300V • Hasil pembacaan voltmeter pada skala 50V adalah 4,65 V Ditanyakan : • Rx = ?
  • 30. Penyelesaian : Tahanan ekivalen voltmeter pada skala 50 V adalah : Rek = S x V Rek = 100 x 50 = 5.000 Ω Rek pada voltmeter terhubung paralel dengan tahanan Rx, maka tahanan penggantinya adalah Rp. Rp = Rek. Rx / ( Rek + Rx) Hasil pengukuran volmeter 4,65 Volt adalah tegangan dari tahanan Rp, maka tegangan pada Rs adalah Vs = 100 – 4,65 = 95,35 Volt.
  • 31. Dengan membandingkan Vp dan Vs maka diperoleh : Vp/Vs = Rp/Rs atau Rp = Vp / Vs x Rs Rp = 4,65/95,35 x 100KΩ Rp = 4,878 KΩ Rp = Rek. Rx / ( Rek + Rx) (Rek + Rx). Rp = Rek. Rx Rp. Rek + Rp. Rx = Rek. Rx Rx (Rek – Rp) = -Rp. Rek --> Rx = -Rp. Rx / (Rek – Rp) Rx = 4,878 x 5 / ( 5 - 4,878 ) Rx = 199.918 KΩ atau Rx = 200 KΩ
  • 33. Amperemeter • Berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu beban listrik atau rangkaian elek tronika. • Amperemeter umumnya memiliki kemampuan atau range mak simumnya 5 A, 10 A dan 20 A.
  • 34. Amperemeter Arus DC • Amperemeter mempunyai tahanan dalam yang kecil agar kemampuan hantar arusnya besar yaitu Im. • Untuk menambah kemampuan batas ukur, maka ditambahkan tahanan paralel atau shunt, Rs. • Tujuannya agar tahanan dalam Amperemeter semakin kecil. Dengan demikian maka arus yang mengalir akan semakin besar. Rm = tahanan dalam Rs = tahanan shunt Im = arus pd Ampermeter I = arus total Rangkaian dasar amperemeter DC
  • 35. Karena Rs dan Rm paralel, maka besarnya tegangan pada Rs dan Rm ( alat ukur ) sama besar. Vshunt = Valat ukur Is.Rs = Im.Rm Rs = Im.Rm / Is Sumber arus I pada rangkaian terbagi menjadi Is dan Im, maka : I = Is + Im atau Is = I – Im Maka : Rs = Im.Rm / (I – Im)
  • 36. Contoh : 1. Sebuah Ampermeter dapat mengukur arus 1 mA dengan tahanan dalam 100 ohm. Tentukan tahanan shunt yang diperlukan agar dapat mengukur arus sebesar 100mA. Penyelesaian : Diketahui : I = 100mA, Im=1mA, Rm = 100 Ohm Ditanyakan : Rs = ?
  • 37. Is = I – Im = 100 – 1 = 99 mA. Rs = Im.Rm / (I – Im) Rs = 1. 100 / 99 Rs = 1,01 Ohm.
  • 38. Ammeter range ganda • Ammeter range ganda memiliki batas ukur lebih dari satu. • Bila menggunakan range ganda, pertama kali gunakan range yang tertinggi kemudian diturunkan sampai mendekati skala penuh pada range tersebut.
  • 39. Shunt Ayrton ( shunt Universal ) Rangkaian Shunt Ayrton dapat mencegah kemungkinan penggunaan alat ukur tanpa tahanan shunt sehingga memiliki keuntungan yaitu nilai tahanan total yang lebih besar. Rangkaian dasar Shunt Ayrton
  • 40. A. Pada Batas Ukur 1A : Rs = Ra + Rb + Rc dimana Rs paralel dengan Rm. Arus input 1A dan arus defleksi alat ukur 1mA, maka arus pada Rs adalah : Is = 1 A – 1mA Is = 999mA. Contoh : Rancanglah sebuah shunt Ayrton yang menghasilkan ampermeter dengan batas ukur rangkaian 1A, 5A, dan 10A. Tahanan dalam Rm 50 Ohm dan arus defleksi penuh 1mA.
  • 41. Karena Vshunt = V alat ukur, maka : (Ra+Rb+Rc) x Is = Im x Rm (Ra+Rb+Rc) x 999 = 1 x 50 Ra+Rb+Rc = 0,05005 Ohm (1) B. Pada batas ukur 5 A : Ra + Rb paralel dengan Rc + Rm Arus Im mengalir lewat Rc dan Rm dan Is lewat Ra dan Rb. Besarnya Is = I – Im = 5A – 1mA = 4.999mA. Vshunt = Valat ukur Is x (Ra + Rb) = Im x (Rc + Rm) 4.999 (Ra + Rb) = 1 x (Rc + 50) 4.999 (Ra + Rb) = Rc + 50 (2)
  • 42. C. Pada batas ukur 10 A: Ra paralel dengan Rb + Rc + Rm Arus Im mengalir lewat Rb, Rc dan Rm dan Is lewat Ra. Besarnya Is = I – Im = 10A – 1mA = 9.999mA. Vshunt = Valat ukur Is x Ra = Im x (Rb + Rc + Rm) 9.999x Ra = 1 x (Rb + Rc + 50) 9.999x Ra = Rb + Rc + 50 (3)
  • 43. Dengan mengurangkan pers (2) dan (1), diperoleh : (1) Ra+Rb+Rc = 0,05005 | x 4,999 (2) 4.999 x (Ra + Rb) = Rc + 50 | x 1 4,999 Ra + 4,999 Rb + 4,999 Rc = 250,2 4,999 Ra + 4,999 Rb - Rc = 50 - 5000Rc = 200,2 Rc = 0,04004 Ohm
  • 44. Dari pers (1) dan (3) : (1) Ra+Rb+Rc = 0,05005 | x 9.999 (3) 9.999 Ra = Rb + Rc + 50 | x 1 (1) 9.999 Ra + 9.999 Rb+ 9.999 Rc = 500.45 (3) 9.999 Ra - Rb - Rc = 50 - 10.000 Rb + 10.000 Rc = 450,45
  • 45. Subsitusi nilai Rc ke persamaan di atas: 10.000 Rb + 10.000x 0,04004 = 450,45 10.000 Rb + 400,4 = 450,45 Rb = 0,005005 Ohm Subsitusi nilai Rb dan Rc ke pers (3), maka diperoleh 9.999x Ra = Rb + Rc + 50 Ra = 0,005005 Ohm
  • 46. Cara Penggunaan Amper Meter • Jangan sekali-kali menghubungkan ampermeter ke sumber tegangan. Karena tahanan dalamnya yang kecil, maka akan mengalirkan arus yang tinggi sehingga merusak alat tersebut. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban yang akan diukur arus. • Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan defleksi yang berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk. • Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, mula- mula gunakan rangkuman yang tertinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang sesungguhnya. Untuk memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan rangkuman yang menghasilkan pembacaan terdekat ke skala penuh
  • 47. Latihan Soal 1. Rancanglah sebuah amperemeter DC rangkuman ganda (range ganda) dengan batas ukur 0-50mA, 0-100mA, 0- 500mA. Tahanan dalam 50 Ω dan arus defleksi penuh Idp 1 mA. a.Gambarkan rangkaian Amperemeter. b.Hitunglah nilai hambatan pada tiap batas ukur 2. Rancanglah sebuah voltmeter DC range ganda dengan batas ukur 0-5V, 0-10V, 0-50V, dan 0-100V. Tahanan dalam 1.500 Ω dan arus simpangan penuh Idp 50 μA. a.Gambarkan rangkaian Voltmeter b.Hitunglah tahanan pengalinya c.Tentukanlah sensitivitasnya
  • 48. 3. Lihat rangkaian di bawah ini. a. Hitunglah tegangan sebenar nya pada tahanan R2 b. Hitunglah tegangan UR2 yang terbaca dengan menggunakan volt meter dengan tahanan dalam RV sebesar 200kΩ pada batas ukur 10V.
  • 49. 4. Rancang sebuah shunt Ayrton yang menghasilkan Am-meter dengan batas ukur 2 A dan 10 A. Gunakan gerak d’Arsonval dengan Rm 50 Ω dan arus defleksi skala penuh 0,5 mA! R1 R2 2A + Im Rm 10 A