SlideShare a Scribd company logo
Resonansi Listrik (RLC)
Untuk mengetahui tentang resonansi listrik seri dan paralel
Ditulis oleh : Nousseva Renna
Mata kuliah : Praktek Fisika
Kelas : Pendidikan Teknik Bangunan
Dosen pembimbing :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga akhirnya makalah yang berjudul β€œResonansi Listrik RLC”
ini dapat terselesaikan.
Dalam penyelesain karya tulis ini, penulis banyak mengalami kesulitan, namun pada
akhirnya dapat diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Penyusunan makalah ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan di
masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat diambil manfaatnya
oleh pembaca.
Jakarta, 29 Maret 2017
Nousseva Renna
BAB I
Pendahuluan
A. Pendahuluan
Rangkaian RLC atau sering disebut rangkaian pelana dan rangkaian resonansi adalah
suatu rangkaian listrik yang terdiri atas komponen resistor (R), induktor (L), dan kapasitor
(C) yang disusun secara seri atau pun paralel dan dihubungkan dengan sumber tegangan V.
Konfigurasi itu membentuk sistem osilator harmonik.
Rankaian RLC ini banyak digunakan dalam perangkat osilator harmonik dan pesawat
radio penerima. Rangkaian RLC berfungsi untuk memilih suatu tentang frekuensi yang cukup
sempit dari spektrum total gelombang radio yang sangat besar. Pada tiap-tiap osilasi akan
menyebabkan sirkuit menjadi mati dari waktu-kewaktu apabila tidak seterusnya dijalani
dengan sumber, hal inilah yang menjadi perbedaan yang terlihat pada resistor. Reaksi ini
yang disebut sebagai redaman. Reaksi lainnya berupa resistensi pada sejumlah resistor tidak
bisa kita hindari disirkuit yang nyata, hal sama tetap akan terjadi walaupun tidak dengan
kekhususan tertentu kita memasukkannya sebagai komponen. Jadi, kenyataannya bahwa
sirkuit LC murni itu merupakan sesuatu yang hanya ideal apabila diterapkan secara teoritis.
B. Macam – macam Reaktansi :
1. Reaktansi Resistif
Reakstansi resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini
hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu.
Tegangan dan arus sefasa. Persamaan sebagai berikut :
2. Reaktansi Induktif
Induktansi hanya berpengaruh saat arus berubah. Induktansi memproduksi
tegangan induksi (medan magnet) yang berlawanan arah dengan arus. Karena pada sirkuit
AC, arus berubah konstan, maka induktansi melawan secara konstan. Perlawanan
terhadap arus yang berjalan ini kita sebut reaktansi induktif dengan simbol 𝑋 𝐿. Reaktansi
Induktif sebanding dengan induktansi dan frekuensi. Arus naik ke nilai yang lebih tinggi
pada frekuensi lebih rendah. Persamaan reaktansi induktif sebagai berikut :
𝑅 =
𝑉
𝐼
𝑋 𝐿 =
𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
=
πœ”πΏπΌ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
= πœ”πΏ = 2πœ‹π‘“πΏ
𝑋 𝐿 dalamOhm
L dalam Henry
3. Reaktansi Kapasitif
Kapasitor juga melawan arus, disebut reaktansi kapasitif dengan simbol Xc.
Reaktansi kapasitif XC dihasilkan oleh kapasitor yang menyimpan muatan listrik. Selagi
aliran arus dalam rangkaian AC berubah arah, kapasitor akan mengisi dan melepas
muatannya secara berulang-ulang. Semakin lama waktu yang dimiliki kapasitor untuk
memuat, semakin besar kapasitor akan menolak arus. Reaktansi kapasitif berbanding
terbalik dengan frekuensi dan kapasitansi. Persamaan reaktansi kapasitif sebagai berikut :
C. Impedansi
Impedansi dilambangkan dengan simbol Z dan memiliki satuan Ohm (Ξ©), untuk
mengetahui seberapa besar rangkaian tersebut menghambat aliran elektron (arus). Ada
dua efek berbeda yang memperlambat laju arus, kedua-duanya berkontribusi terhadap
impedansi:
ο‚· Resistansi (R) atau Hambatan adalah perlambatan arus yang disebabkan oleh bahan
dan bentuk dari komponen. Efek ini paling besar terdapat di resistor, meski seluruh
komponen pasti memiliki setidaknya sedikit hambatan.
ο‚· Reaktansi (X) adalah perlambatan arus dikarenakan bidang elektrik dan magnetis
yang menolak perubahan arus atau tegangan. Efek ini paling signifikan terdapat
pada kapasitor dan induktor.
Tinjau sebuah sebuah rangkaian yang terdiri atas hambatan R, induktansi L dan
kapasitor C yang terhubung secara seri dan dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan
yang berubah terhadap waktu vs (t).
Arus 𝐼 =
𝑉𝑠
𝑍
dengan VS adalah tegangan rms (Root Mean Square atau Tegangan
efektif) kompleks sumber dan Z = impedansi (ukuran penolakan terhadap arus bolak-
balik sinusoid/ohm). Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat
dituliskan sebagai berikut: Ztot = R + j (XL – XC)
𝑋 𝐢 =
𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
=
𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
πœ”πΆπ‘‰ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
=
1
πœ”πΆ
=
1
2πœ‹π‘“π‘
𝑋 𝐢 dalamOhm
C dalamFarad
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan
saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling meniadakan,
dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya adalah resonansi
seri.
Oleh karena resonansi dicapai pada saat XL = XC maka Ztot = R yang merupakan
Zmin, sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga
frekuensi :
Apabila reaktansi induktif dan kapasitif di hubungkan dengan sumber tegangan
dan frekuensi yang sama, maka nilai reaktansi kapasitor berbanding terbalik dengan
induktor. Untuk proses resonansi terjadi ketika nilai I maksimum dan V minimum
sehingga membuat XL=XC sehingga nilai kedua frekuensi haruslah sama maka besar
frekuensi yakni resonansi :
fres = frekuensi resonansi.
π‘“π‘Ÿπ‘’π‘  =
1
2πœ‹βˆš 𝐿𝐢
𝑍 π‘šπ‘–π‘› = 𝑅 β†’ 𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  =
𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ 
𝑍 π‘šπ‘–π‘›
BAB II
ISI
A. Arus listrik
Arus listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Arus Searah dan Arus Bolak-
Balik. Arus Searah (DC – Dirrect Current) adalah arus yang mengalir dalam satu arah.
Sedangkan Arus Bolak-Balik (AC – Alternating Current) adalah arus yang arahnya dalam
rangkaian berubah-ubah (sinusoidal) dalam selang waktu yang teratur. Arus Bolak-
Balik ditimbulkan oleh gaya gerak listrik yang berubah-ubah. Resonansi adalah suatu
gejala yang terjadi pada suatu rangkaian bolak-balik yang mengandung elemen induktor
dan kapasitor.
B. Resonansi Arus AC
Arus AC (Alternating Current) adalah arus yang sifatnya mempunya dua arah atau
lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang tidak memiliki sisi negatif, dan hanya
mempunyai ground (bumi). Arus AC biasa di gunakan untuk tegangan listrik PLN
sebesar misalnya 220 Volt 50 hertz, ini adalah tegangan standard untuk Indonesia.
Pada dasarnya, di setiap rangkaian arus AC pasti mempunyai nilai induktansi,
hambatan dan kapasitas. Akan tetapi nilai hambatan, kapasitas dan induktansi tergantung
pada jenis komponen di dalam rangkaian tersebut, yang dalam keadaan tertentu nilainya
dapat diabaikan sedangkan pada kondisi lain tidak dapat diabaikan. Dalam arus AC,
terdapat hambatan yang disebut impedansi (Z) yang terdiri dari :
1. Hambatan Murni (R)
2. Hambatan Induktif (XL)
3. Hambatan Kapasitor (XC)
Pada rangkaian R-L-C, terdapat tiga kemungkinan impedansi Z dengan sudut fase:
1. XL > XC atau 𝑉𝐿 > 𝑉𝐢 : rangkaian bersifat induktif, tegangan mendahului kuat arus.
Tegangan (V) mendahului arus
(I) maka grafik V bergeser ke kiri
Dengan kata lain arus (I) terlambat
terhadap tegangan (V) maka grafik I
bergeser ke kanan :
2. XL < XC atau 𝑉𝐿 < 𝑉𝐢 : rangkaian bersifat kapasitif, kuat arus mendahului tegangan.
3. XL =XC atau 𝑉𝐿 = 𝑉𝐢 : rangkaian bersifat resesif (resonansi), arus sefase tegangan.
Resonansi dalam rangkaian seri disebut resonansi seri, sedangkan resonansi
parallel (anti resonansi) adalah resonansi rangkaian paralel. Resonansi seri terjadi bila
reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, sedangkan Resonansi paralel terjadi
bila sustansi induktif disuatu cabang sama dengan sustansi kapasitif pada cabang lainnya.
1. Resonansi Seri
Pada rangkaian AC (Alternating Curren), rangkaian seri merupakan keadaan
dimana reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif memiliki nilai yang sama XL =XC.
Reaktansi induktif akan meningkat seiring meningkat-nya frekuensi sedangkan
reaktansi kapasitif justru sebaliknya, akan menurun jika frekuensi meningkat. Jadi
hanya akan ada satu nilai frekuensi dimana keadaan kedua reaktansi bernilai sama.
Gambar Skema Rangkaian RLC Seri
Dalam skema tersebut, rangkaian RLC
disusun seri dengan arus listrik AC dan arus AC
yang akan mendapatkan hambatan pada
komponen dengan simbol R, L dan juga C.
Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z.
Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L, dan C.
rangkaian RLC ini sering digunakan dalam penggunaan tuning radio dan juga televisi
untuk mencari frekuensi dari gelombang radio. Skema rangkaian RLC seri ini juga
sering disebut circuit controlled.
Tegangan (V) terlambat terhadap arus
(I) maka grafik V bergeser ke kanan
Dengan kata lain arus (I) mendahului
tegangan (V) maka grafik I bergeser ke kiri
Jika E adalah besarnya tegangan efektif dan Ο‰ besarnya frekuensi sudut dari
sumber tegangan arus bolak-balik, maka besarnya arus efektif (I) yang mengalir
melalui rangkaian tersebut adalah :
R = besarnya tahanan (Ohm) I = kuat arus (Ampere)
L = besarnya induktansi (Henry) E = tegangan (Volt)
C = besarnya kapasitansi (Farad) Ο‰ = frek. sudut (rad/s)
Jika nilai C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai
harga maksimum pada saat : dan besarnya kuat arus :
2. Resonansi Paralel
Kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang dapat menghasilkan
keadaan resonansi lainnya adalah dengan merangkai induktor dan kapasitor secara
paralel atau disebut juga sebagai β€˜Tank Circuit’
Gambar menunjukkan sebuah rangkaian arus
bolak-balik dengan susunan paralel dengan induktor dan
kapasitor kemudian disusun seri dengan miliamparemeter
ke sumber tegangan AC.
Jika E tegangan efektif dari sumber tegangan, maka kuat arus efektifnya adalah :
Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai harga
minimum pada saat harga : dan besar kuat arus :
C. Anti Resonansi
Pada suatu rangkaian resonansi paralel yang hanya terdiri dari induktor (L) dan
kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri pada salah satu-nya akan
mengakibatkan bergeser-nya frekuensi resonansi. Hal ini juga berimbas menjadi tidak
relevan-nya persamaan frekuensi resonansi (Fr) yang telah dijelaskan sebelumnya.
𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = keadaan
resonansi seri.
𝐼 π‘šπ‘–π‘› = keadaan
resonansi paralel.
Pada rangkaian resonansi paralel di atas ditambahkan RL (100Ξ©) yang disusun
secara seri dengan induktor L1. Hasilnya frekuensi resonansi bergeser ke bawah dari
145,36 Hz menjadi 131,83 Hz.
Jika resistor di tambahkan secara seri pada C1 yakni RC (100 Ξ©), hasilnya
frekuensi resonansi bergeser ke atas dari 145,36 Hz menjadi 165,96 Hz. Pergeseran nilai
frekuensi resonansi (Fr) ketika suatu rangkaian resonansi paralel yang terdiri dari L dan C
ditambahkan pada salah satu-nya sebuah R dengan nilai yang cukup besar, dinamakan
sebagai Anti Resonansi.
Kemudian bagaimana dengan rangkaian resonansi seri yang hanya terdiri dari
induktor (L) dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri?
Ternyata pergeseran frekuensi resonansi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan
dengan hasil perhitungan menggunakan persamaan Fr. Pada hasil perhitungan
Fr = 145,36 Hz sedangkan jika ditambahkan R1 (100 Ξ©), Fr = 144,54 Hz dan hal ini
masih bisa di toleransi. Berdasarkan pada hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa anti
resonansi tidak terjadi pada rangkaian resonansi seri.
D. Faktor Q dan Bandwidth
Faktor Q (Faktor Kualitas) pada suatu rangkaian resonansi merupakan ukuran dari
seberapa baiknya rangkaian resonansi tersebut. Nilai faktor Q yang tinggi berarti
rangkaian resonansi memiliki bandwidth atau lebar frekuensi yang sempit, sedangkan jika
nilai faktor Q rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar.
Hubungan antara faktor Q dan bandwidth pada suatu rangkaian resonansi ditulis
dalam persamaan : Dimana :
𝐡 𝑀 = Bandwidth (Hz)
π‘“π‘Ÿ = Frekuensi resonansi (Hz)
𝑄 = Faktor Q
Bandwidth atau lebar frekuensi didapat dengan cara menghitung selisih antara F2
(frekuensi tinggi) dengan F1 (frekuensi rendah).
Contoh:
Diketahui Fr = 502,38 Hz dengan amplitudo arus 993,44 mA, sehingga 0,707
(70,7%) dari 993,44 mA (Fr) adalah 702,36 mA. Jika ditarik garis horizontal pada
amplitudo 702,36 mA sehingga memotong kurva frekuensi resonansi didapatkan nilai F1
dan F2 yakni F1 = 492 Hz dan F2 = 512 Hz. Jadi rangkaian resonansi seri memiliki
bandwidth :
Dengan nilai faktor Q :
Kurva di atas merupakan gambaran dari variasi nilai faktor Q dengan besar
bandwidth yang dihasilkan. Pada kurva tersebut terbukti seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa, nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian resonansi memiliki
bandwidth yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q rendah maka rangkaian resonansi
memiliki bandwidth yang lebar.
𝐡 𝑀 =
π‘“π‘Ÿ
𝑄
𝑄 =
π‘“π‘Ÿ
𝐡 𝑀
𝐡 𝑀 = βˆ†πΉ = 𝐹2 βˆ’ 𝐹1 βˆ†πΉ = 0,707 (70,7%) π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π΄π‘šπ‘π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘‘π‘œ π‘“π‘Ÿ
𝐡 𝑀 = βˆ†πΉ = 𝐹2 βˆ’ 𝐹1 = 512 βˆ’ 492 = 20𝐻 𝑍
𝑄 =
π‘“π‘Ÿ
𝐡 𝑀
=
502,38
20
= 25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rangkaian RLC adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas komponen
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Reaktansi terbagi menjadi tiga, yaitu
reaktansi Resistif, induktif, dan kapasitif. Resonansi listrik terjadi ketika reaktansi
indukstif sama dengan reaktansi kapasitif. Pada rangkaian seri, resonansi terjadi ketika
arus maksimum dan impedansi minimum. Sedangkan pada rangkaian paralel, resonansi
terjadi ketika arus minimum dan impedansi maksimum. Faktor Q (Faktor Kualitas) pada
suatu rangkaian resonansi merupakan ukuran dari seberapa baiknya rangkaian resonansi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://hanool.blogspot.co.id/2014/01/resonasi-listrik.html
http://id.wikihow.com/Menghitung-Impedansi
http://powertread.blogspot.co.id/2013/10/resonansi-dalam-rangkaian-l-c-atau-r-l-c.html
https://www.academia.edu/8801737/Laporan_lengkap_resonansi_R-L-C?auto=download
https://www.slideshare.net/FEmi1710/laporan-modul-7-rangkaian-seri-rlc

More Related Content

What's hot

Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
Β 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
Simon Patabang
Β 
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
Zainul Muttaqi
Β 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC
Annisa Icha
Β 
I Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik KirchoffI Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik KirchoffFauzi Nugroho
Β 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
Simon Patabang
Β 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Khairul Amri
Β 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Aris Widodo
Β 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Simon Patabang
Β 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran
ketutjuan
Β 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
Β 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
andhi_setyo
Β 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
Khairul Jakfar
Β 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrik
Alqharomi
Β 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
FEmi1710
Β 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
Β 
Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor
Wahyu Pratama
Β 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
Rizki Annisa
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
umammuhammad27
Β 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
Β 

What's hot (20)

Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Β 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
Β 
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
Β 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC
Β 
I Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik KirchoffI Rangkaian Listrik Kirchoff
I Rangkaian Listrik Kirchoff
Β 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
Β 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Β 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Β 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Β 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran
Β 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Β 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
Β 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
Β 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrik
Β 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Β 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Β 
Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor
Β 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
Β 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Β 

Viewers also liked

Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianbayu dewangga
Β 
Diagram avr
Diagram avrDiagram avr
Diagram avr
Jaja Kustija
Β 
Automatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorAutomatic voltage regulator
Automatic voltage regulator
Jaja Kustija
Β 
Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3
Jaja Kustija
Β 
AVR Pertemuan ke 2
AVR Pertemuan ke 2AVR Pertemuan ke 2
AVR Pertemuan ke 2
jajakustija
Β 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
jajakustija
Β 
IGBT
IGBTIGBT
IGBT
jajakustija
Β 
Chapter design
Chapter designChapter design
Chapter design
jajakustija
Β 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
jajakustija
Β 
Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1
Jaja Kustija
Β 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
Jaja Kustija
Β 
Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik
jajakustija
Β 
Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4
Jaja Kustija
Β 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
jajakustija
Β 
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1jajakustija
Β 
Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2
Jaja Kustija
Β 

Viewers also liked (16)

Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Β 
Diagram avr
Diagram avrDiagram avr
Diagram avr
Β 
Automatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorAutomatic voltage regulator
Automatic voltage regulator
Β 
Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3Skematik rangkaian avr 3
Skematik rangkaian avr 3
Β 
AVR Pertemuan ke 2
AVR Pertemuan ke 2AVR Pertemuan ke 2
AVR Pertemuan ke 2
Β 
Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
Β 
IGBT
IGBTIGBT
IGBT
Β 
Chapter design
Chapter designChapter design
Chapter design
Β 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
Β 
Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1Skematik rangkaian avr 1
Skematik rangkaian avr 1
Β 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
Β 
Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik Pengukuran Beban Listrik
Pengukuran Beban Listrik
Β 
Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4Skematik rangkaian avr 4
Skematik rangkaian avr 4
Β 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
Β 
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Automatic Volatage Regulator (AVR) Pertemuan 1
Β 
Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2Skematik rangkaian avr 2
Skematik rangkaian avr 2
Β 

Similar to Resonansi listrik (rlc)

12-RL AC Pertemuan 14.pptx
12-RL AC Pertemuan 14.pptx12-RL AC Pertemuan 14.pptx
12-RL AC Pertemuan 14.pptx
ahmadFaisal100914
Β 
induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetik
rizqi_tegar
Β 
pres_8_fis(1).pptx
pres_8_fis(1).pptxpres_8_fis(1).pptx
pres_8_fis(1).pptx
CVLK2
Β 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
UlfiaPerdani2
Β 
MATERI ARUS AC BOLAK BALIK
MATERI ARUS AC BOLAK BALIKMATERI ARUS AC BOLAK BALIK
MATERI ARUS AC BOLAK BALIK
Ali Must Can
Β 
resonansi Listrik
resonansi Listrikresonansi Listrik
resonansi Listrik
Alqharomi
Β 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Yuliana Surya
Β 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
Ajeng Rizki Rahmawati
Β 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdf
TugasAkhirAdik
Β 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
Magda519030
Β 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
AuliaAgisnaRahmatika
Β 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Resti3
Β 
Fisika : Arus listrik bolak balik
Fisika : Arus listrik bolak balik Fisika : Arus listrik bolak balik
Fisika : Arus listrik bolak balik
Tavan Faiz
Β 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricitylilysar
Β 
Rangkaian arus-dan-tegangan-ac
Rangkaian arus-dan-tegangan-acRangkaian arus-dan-tegangan-ac
Rangkaian arus-dan-tegangan-ac
Andi Risal
Β 
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Ajeng Rizki Rahmawati
Β 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
AuliaARahmatika
Β 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02somad79
Β 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
ruy pudjo
Β 

Similar to Resonansi listrik (rlc) (20)

12-RL AC Pertemuan 14.pptx
12-RL AC Pertemuan 14.pptx12-RL AC Pertemuan 14.pptx
12-RL AC Pertemuan 14.pptx
Β 
induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetik
Β 
pres_8_fis(1).pptx
pres_8_fis(1).pptxpres_8_fis(1).pptx
pres_8_fis(1).pptx
Β 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
Β 
Makalah arus ac
Makalah arus acMakalah arus ac
Makalah arus ac
Β 
MATERI ARUS AC BOLAK BALIK
MATERI ARUS AC BOLAK BALIKMATERI ARUS AC BOLAK BALIK
MATERI ARUS AC BOLAK BALIK
Β 
resonansi Listrik
resonansi Listrikresonansi Listrik
resonansi Listrik
Β 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Β 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
Β 
Pertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdfPertemuan 3.pdf
Pertemuan 3.pdf
Β 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
Β 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
Β 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Β 
Fisika : Arus listrik bolak balik
Fisika : Arus listrik bolak balik Fisika : Arus listrik bolak balik
Fisika : Arus listrik bolak balik
Β 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
Β 
Rangkaian arus-dan-tegangan-ac
Rangkaian arus-dan-tegangan-acRangkaian arus-dan-tegangan-ac
Rangkaian arus-dan-tegangan-ac
Β 
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Β 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
Β 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Β 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
Β 

More from noussevarenna

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkuman
noussevarenna
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
noussevarenna
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
noussevarenna
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
noussevarenna
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
noussevarenna
Β 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
noussevarenna
Β 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4
noussevarenna
Β 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3
noussevarenna
Β 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2
noussevarenna
Β 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1
noussevarenna
Β 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
noussevarenna
Β 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
noussevarenna
Β 
Struktur Kayu II
Struktur Kayu IIStruktur Kayu II
Struktur Kayu II
noussevarenna
Β 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwood
noussevarenna
Β 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
noussevarenna
Β 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
noussevarenna
Β 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji spt
noussevarenna
Β 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondir
noussevarenna
Β 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boring
noussevarenna
Β 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
noussevarenna
Β 

More from noussevarenna (20)

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Β 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Β 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Β 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4
Β 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3
Β 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2
Β 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1
Β 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Β 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Β 
Struktur Kayu II
Struktur Kayu IIStruktur Kayu II
Struktur Kayu II
Β 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Β 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Β 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Β 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji spt
Β 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Β 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boring
Β 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Β 

Recently uploaded

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
Β 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
Β 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
Β 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
Β 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
Β 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
Β 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
Β 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
PES2018Mobile
Β 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
Β 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
Β 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
Β 

Recently uploaded (11)

TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
Β 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
Β 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Β 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Β 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
Β 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
Β 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
Β 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
Β 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
Β 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
Β 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
Β 

Resonansi listrik (rlc)

  • 1. Resonansi Listrik (RLC) Untuk mengetahui tentang resonansi listrik seri dan paralel Ditulis oleh : Nousseva Renna Mata kuliah : Praktek Fisika Kelas : Pendidikan Teknik Bangunan Dosen pembimbing : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah- Nya kepada kita semua sehingga akhirnya makalah yang berjudul β€œResonansi Listrik RLC” ini dapat terselesaikan. Dalam penyelesain karya tulis ini, penulis banyak mengalami kesulitan, namun pada akhirnya dapat diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Penyusunan makalah ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan di masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca. Jakarta, 29 Maret 2017 Nousseva Renna
  • 3. BAB I Pendahuluan A. Pendahuluan Rangkaian RLC atau sering disebut rangkaian pelana dan rangkaian resonansi adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas komponen resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang disusun secara seri atau pun paralel dan dihubungkan dengan sumber tegangan V. Konfigurasi itu membentuk sistem osilator harmonik. Rankaian RLC ini banyak digunakan dalam perangkat osilator harmonik dan pesawat radio penerima. Rangkaian RLC berfungsi untuk memilih suatu tentang frekuensi yang cukup sempit dari spektrum total gelombang radio yang sangat besar. Pada tiap-tiap osilasi akan menyebabkan sirkuit menjadi mati dari waktu-kewaktu apabila tidak seterusnya dijalani dengan sumber, hal inilah yang menjadi perbedaan yang terlihat pada resistor. Reaksi ini yang disebut sebagai redaman. Reaksi lainnya berupa resistensi pada sejumlah resistor tidak bisa kita hindari disirkuit yang nyata, hal sama tetap akan terjadi walaupun tidak dengan kekhususan tertentu kita memasukkannya sebagai komponen. Jadi, kenyataannya bahwa sirkuit LC murni itu merupakan sesuatu yang hanya ideal apabila diterapkan secara teoritis. B. Macam – macam Reaktansi : 1. Reaktansi Resistif Reakstansi resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan sebagai berikut : 2. Reaktansi Induktif Induktansi hanya berpengaruh saat arus berubah. Induktansi memproduksi tegangan induksi (medan magnet) yang berlawanan arah dengan arus. Karena pada sirkuit AC, arus berubah konstan, maka induktansi melawan secara konstan. Perlawanan terhadap arus yang berjalan ini kita sebut reaktansi induktif dengan simbol 𝑋 𝐿. Reaktansi Induktif sebanding dengan induktansi dan frekuensi. Arus naik ke nilai yang lebih tinggi pada frekuensi lebih rendah. Persamaan reaktansi induktif sebagai berikut : 𝑅 = 𝑉 𝐼 𝑋 𝐿 = 𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = πœ”πΏπΌ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = πœ”πΏ = 2πœ‹π‘“πΏ 𝑋 𝐿 dalamOhm L dalam Henry
  • 4. 3. Reaktansi Kapasitif Kapasitor juga melawan arus, disebut reaktansi kapasitif dengan simbol Xc. Reaktansi kapasitif XC dihasilkan oleh kapasitor yang menyimpan muatan listrik. Selagi aliran arus dalam rangkaian AC berubah arah, kapasitor akan mengisi dan melepas muatannya secara berulang-ulang. Semakin lama waktu yang dimiliki kapasitor untuk memuat, semakin besar kapasitor akan menolak arus. Reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi dan kapasitansi. Persamaan reaktansi kapasitif sebagai berikut : C. Impedansi Impedansi dilambangkan dengan simbol Z dan memiliki satuan Ohm (Ξ©), untuk mengetahui seberapa besar rangkaian tersebut menghambat aliran elektron (arus). Ada dua efek berbeda yang memperlambat laju arus, kedua-duanya berkontribusi terhadap impedansi: ο‚· Resistansi (R) atau Hambatan adalah perlambatan arus yang disebabkan oleh bahan dan bentuk dari komponen. Efek ini paling besar terdapat di resistor, meski seluruh komponen pasti memiliki setidaknya sedikit hambatan. ο‚· Reaktansi (X) adalah perlambatan arus dikarenakan bidang elektrik dan magnetis yang menolak perubahan arus atau tegangan. Efek ini paling signifikan terdapat pada kapasitor dan induktor. Tinjau sebuah sebuah rangkaian yang terdiri atas hambatan R, induktansi L dan kapasitor C yang terhubung secara seri dan dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan yang berubah terhadap waktu vs (t). Arus 𝐼 = 𝑉𝑠 𝑍 dengan VS adalah tegangan rms (Root Mean Square atau Tegangan efektif) kompleks sumber dan Z = impedansi (ukuran penolakan terhadap arus bolak- balik sinusoid/ohm). Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut: Ztot = R + j (XL – XC) 𝑋 𝐢 = 𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = 𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  πœ”πΆπ‘‰ π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = 1 πœ”πΆ = 1 2πœ‹π‘“π‘ 𝑋 𝐢 dalamOhm C dalamFarad
  • 5. Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya adalah resonansi seri. Oleh karena resonansi dicapai pada saat XL = XC maka Ztot = R yang merupakan Zmin, sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga frekuensi : Apabila reaktansi induktif dan kapasitif di hubungkan dengan sumber tegangan dan frekuensi yang sama, maka nilai reaktansi kapasitor berbanding terbalik dengan induktor. Untuk proses resonansi terjadi ketika nilai I maksimum dan V minimum sehingga membuat XL=XC sehingga nilai kedua frekuensi haruslah sama maka besar frekuensi yakni resonansi : fres = frekuensi resonansi. π‘“π‘Ÿπ‘’π‘  = 1 2πœ‹βˆš 𝐿𝐢 𝑍 π‘šπ‘–π‘› = 𝑅 β†’ 𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = 𝑉 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  𝑍 π‘šπ‘–π‘›
  • 6. BAB II ISI A. Arus listrik Arus listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Arus Searah dan Arus Bolak- Balik. Arus Searah (DC – Dirrect Current) adalah arus yang mengalir dalam satu arah. Sedangkan Arus Bolak-Balik (AC – Alternating Current) adalah arus yang arahnya dalam rangkaian berubah-ubah (sinusoidal) dalam selang waktu yang teratur. Arus Bolak- Balik ditimbulkan oleh gaya gerak listrik yang berubah-ubah. Resonansi adalah suatu gejala yang terjadi pada suatu rangkaian bolak-balik yang mengandung elemen induktor dan kapasitor. B. Resonansi Arus AC Arus AC (Alternating Current) adalah arus yang sifatnya mempunya dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang tidak memiliki sisi negatif, dan hanya mempunyai ground (bumi). Arus AC biasa di gunakan untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hertz, ini adalah tegangan standard untuk Indonesia. Pada dasarnya, di setiap rangkaian arus AC pasti mempunyai nilai induktansi, hambatan dan kapasitas. Akan tetapi nilai hambatan, kapasitas dan induktansi tergantung pada jenis komponen di dalam rangkaian tersebut, yang dalam keadaan tertentu nilainya dapat diabaikan sedangkan pada kondisi lain tidak dapat diabaikan. Dalam arus AC, terdapat hambatan yang disebut impedansi (Z) yang terdiri dari : 1. Hambatan Murni (R) 2. Hambatan Induktif (XL) 3. Hambatan Kapasitor (XC) Pada rangkaian R-L-C, terdapat tiga kemungkinan impedansi Z dengan sudut fase: 1. XL > XC atau 𝑉𝐿 > 𝑉𝐢 : rangkaian bersifat induktif, tegangan mendahului kuat arus. Tegangan (V) mendahului arus (I) maka grafik V bergeser ke kiri Dengan kata lain arus (I) terlambat terhadap tegangan (V) maka grafik I bergeser ke kanan :
  • 7. 2. XL < XC atau 𝑉𝐿 < 𝑉𝐢 : rangkaian bersifat kapasitif, kuat arus mendahului tegangan. 3. XL =XC atau 𝑉𝐿 = 𝑉𝐢 : rangkaian bersifat resesif (resonansi), arus sefase tegangan. Resonansi dalam rangkaian seri disebut resonansi seri, sedangkan resonansi parallel (anti resonansi) adalah resonansi rangkaian paralel. Resonansi seri terjadi bila reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, sedangkan Resonansi paralel terjadi bila sustansi induktif disuatu cabang sama dengan sustansi kapasitif pada cabang lainnya. 1. Resonansi Seri Pada rangkaian AC (Alternating Curren), rangkaian seri merupakan keadaan dimana reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif memiliki nilai yang sama XL =XC. Reaktansi induktif akan meningkat seiring meningkat-nya frekuensi sedangkan reaktansi kapasitif justru sebaliknya, akan menurun jika frekuensi meningkat. Jadi hanya akan ada satu nilai frekuensi dimana keadaan kedua reaktansi bernilai sama. Gambar Skema Rangkaian RLC Seri Dalam skema tersebut, rangkaian RLC disusun seri dengan arus listrik AC dan arus AC yang akan mendapatkan hambatan pada komponen dengan simbol R, L dan juga C. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z. Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L, dan C. rangkaian RLC ini sering digunakan dalam penggunaan tuning radio dan juga televisi untuk mencari frekuensi dari gelombang radio. Skema rangkaian RLC seri ini juga sering disebut circuit controlled. Tegangan (V) terlambat terhadap arus (I) maka grafik V bergeser ke kanan Dengan kata lain arus (I) mendahului tegangan (V) maka grafik I bergeser ke kiri
  • 8. Jika E adalah besarnya tegangan efektif dan Ο‰ besarnya frekuensi sudut dari sumber tegangan arus bolak-balik, maka besarnya arus efektif (I) yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah : R = besarnya tahanan (Ohm) I = kuat arus (Ampere) L = besarnya induktansi (Henry) E = tegangan (Volt) C = besarnya kapasitansi (Farad) Ο‰ = frek. sudut (rad/s) Jika nilai C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai harga maksimum pada saat : dan besarnya kuat arus : 2. Resonansi Paralel Kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang dapat menghasilkan keadaan resonansi lainnya adalah dengan merangkai induktor dan kapasitor secara paralel atau disebut juga sebagai β€˜Tank Circuit’ Gambar menunjukkan sebuah rangkaian arus bolak-balik dengan susunan paralel dengan induktor dan kapasitor kemudian disusun seri dengan miliamparemeter ke sumber tegangan AC. Jika E tegangan efektif dari sumber tegangan, maka kuat arus efektifnya adalah : Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai harga minimum pada saat harga : dan besar kuat arus : C. Anti Resonansi Pada suatu rangkaian resonansi paralel yang hanya terdiri dari induktor (L) dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri pada salah satu-nya akan mengakibatkan bergeser-nya frekuensi resonansi. Hal ini juga berimbas menjadi tidak relevan-nya persamaan frekuensi resonansi (Fr) yang telah dijelaskan sebelumnya. 𝐼 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = keadaan resonansi seri. 𝐼 π‘šπ‘–π‘› = keadaan resonansi paralel.
  • 9. Pada rangkaian resonansi paralel di atas ditambahkan RL (100Ξ©) yang disusun secara seri dengan induktor L1. Hasilnya frekuensi resonansi bergeser ke bawah dari 145,36 Hz menjadi 131,83 Hz. Jika resistor di tambahkan secara seri pada C1 yakni RC (100 Ξ©), hasilnya frekuensi resonansi bergeser ke atas dari 145,36 Hz menjadi 165,96 Hz. Pergeseran nilai frekuensi resonansi (Fr) ketika suatu rangkaian resonansi paralel yang terdiri dari L dan C ditambahkan pada salah satu-nya sebuah R dengan nilai yang cukup besar, dinamakan sebagai Anti Resonansi. Kemudian bagaimana dengan rangkaian resonansi seri yang hanya terdiri dari induktor (L) dan kapasitor (C) jika ditambahkan resistor (R) secara seri? Ternyata pergeseran frekuensi resonansi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan persamaan Fr. Pada hasil perhitungan Fr = 145,36 Hz sedangkan jika ditambahkan R1 (100 Ξ©), Fr = 144,54 Hz dan hal ini masih bisa di toleransi. Berdasarkan pada hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa anti resonansi tidak terjadi pada rangkaian resonansi seri.
  • 10. D. Faktor Q dan Bandwidth Faktor Q (Faktor Kualitas) pada suatu rangkaian resonansi merupakan ukuran dari seberapa baiknya rangkaian resonansi tersebut. Nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian resonansi memiliki bandwidth atau lebar frekuensi yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar. Hubungan antara faktor Q dan bandwidth pada suatu rangkaian resonansi ditulis dalam persamaan : Dimana : 𝐡 𝑀 = Bandwidth (Hz) π‘“π‘Ÿ = Frekuensi resonansi (Hz) 𝑄 = Faktor Q Bandwidth atau lebar frekuensi didapat dengan cara menghitung selisih antara F2 (frekuensi tinggi) dengan F1 (frekuensi rendah). Contoh: Diketahui Fr = 502,38 Hz dengan amplitudo arus 993,44 mA, sehingga 0,707 (70,7%) dari 993,44 mA (Fr) adalah 702,36 mA. Jika ditarik garis horizontal pada amplitudo 702,36 mA sehingga memotong kurva frekuensi resonansi didapatkan nilai F1 dan F2 yakni F1 = 492 Hz dan F2 = 512 Hz. Jadi rangkaian resonansi seri memiliki bandwidth : Dengan nilai faktor Q : Kurva di atas merupakan gambaran dari variasi nilai faktor Q dengan besar bandwidth yang dihasilkan. Pada kurva tersebut terbukti seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar. 𝐡 𝑀 = π‘“π‘Ÿ 𝑄 𝑄 = π‘“π‘Ÿ 𝐡 𝑀 𝐡 𝑀 = βˆ†πΉ = 𝐹2 βˆ’ 𝐹1 βˆ†πΉ = 0,707 (70,7%) π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π΄π‘šπ‘π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘‘π‘œ π‘“π‘Ÿ 𝐡 𝑀 = βˆ†πΉ = 𝐹2 βˆ’ 𝐹1 = 512 βˆ’ 492 = 20𝐻 𝑍 𝑄 = π‘“π‘Ÿ 𝐡 𝑀 = 502,38 20 = 25
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Rangkaian RLC adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas komponen resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Reaktansi terbagi menjadi tiga, yaitu reaktansi Resistif, induktif, dan kapasitif. Resonansi listrik terjadi ketika reaktansi indukstif sama dengan reaktansi kapasitif. Pada rangkaian seri, resonansi terjadi ketika arus maksimum dan impedansi minimum. Sedangkan pada rangkaian paralel, resonansi terjadi ketika arus minimum dan impedansi maksimum. Faktor Q (Faktor Kualitas) pada suatu rangkaian resonansi merupakan ukuran dari seberapa baiknya rangkaian resonansi tersebut. DAFTAR PUSTAKA http://hanool.blogspot.co.id/2014/01/resonasi-listrik.html http://id.wikihow.com/Menghitung-Impedansi http://powertread.blogspot.co.id/2013/10/resonansi-dalam-rangkaian-l-c-atau-r-l-c.html https://www.academia.edu/8801737/Laporan_lengkap_resonansi_R-L-C?auto=download https://www.slideshare.net/FEmi1710/laporan-modul-7-rangkaian-seri-rlc