SlideShare a Scribd company logo
BAB IV
PENGUKURAN CATU DAYA DAN OP-AMP
4.1. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengukuran daya dan OP-AMP.
2. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tesebut.
3. Parameter-parameter yang diukur/diamati.
- Frekuensi
- Tegangan/daya
4.2. DASAR TEORI
Penguat operasional atau Op-Amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang
dan dikemas seara khusus dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat
dipakai untuk berbagai keperluan. Dengan teknologi rangkaian terpadu (IC), Op-amp
dibetk dalam kemasan IC sehingga jauh lebih murah dan luas pemakaiannya. Op-amp
adalah piranti solid state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik
DC maupun ACT.
Op-amp IC pada dasarnya terdiri atas tiga rangkaian dasar yakni, penguat deferensial
impedansi masukan tinggi, penguat tegangan berpenguat tinggi dengan pergeseran level
dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut emitter push-pull). Oleh
karena catunya demikian tegangan keluarannya dapat berayun posotif atau negatif
terhadap bumi.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan dapat diabaikan
2. Penguat loop terbuka amat tinggi
3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak berpengaruh oleh
pembebanan
Simbol Op-amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga seperti tampak pada
gambar, terminal-terminal masukan pada bagian segitiga. Masukan membalik dinyatakan
dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan iniakan
digeser faasanya 180° pada keluaran. Masukan tak membalik dinyatakan dengan positif
(+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan
kelauaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada puncak segitiga, terminal-terminal catu
dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada
sisi atas dan sisi bawah segitiga, kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram
skematisn, tetapi secara implisit sudah dinyatakan.
Tipe Op-amp atau nomor produk berada ditengah-tengah segitiga. Rangkaian umum
yang bukan menunjukkan Op-amp khusus memikili simbol-simbol A1, A2 dan seterusnya
atau OP1, OP2 dan seterusnya. Meskipun kita dapat menggunakan Op-amp tanpa
mengetahui secara tepat apa yang terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila
karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian internalnya.
Input (masukan) Op-amp seperti apa yang telah dilakukan ada yang dinamakan input
inverting dan non-inverting. Op-amp memiliki masukan tak berbalik v- (inverting) dan
keluaran v. Jika syarat masukan dihubungkan dengan syarat membalik (v-), maka pada
daerah tengah frekuensi isyarat keluaran akan berlawanan fase (berlawanan tanda tangan
dengan isyarat masukan0. Sebaiknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan
tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase.
Op-amp ideal memliki open loop gain (penguat loop terbuka) yang tak terhingga
besarnya. Seperti misalnya Op-amp LM1741 yang sring digunakan oleh banyak praktisi
elektronika, memiliki karekteristik tipikal open loop gin sebesar 104 4
. Penguatan yang
sebesar ini membuat Op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatanya menjadi tidak teratur
(infinite). Impedansi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga , sehingga arus
input pada masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, Op-amp LM1741
memiliki impedansi input Zin = 106
ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar
sehingga arus input Op-amp LM1741 mestinya sangat kecil.
Dalam lebar spesifikasi penguat operasional, dapat ditemukan banyak istilah istilah
yang berkaitan dengan kerja penguat operasional. Beberapa istilah dan definisinya antara
lain:
- _m : margin fase, yaitu nilai absolut atau pergeseran fasa simpal terbuka diantara
terminal keluaran dan masukan pembalik pada frekuansi dimana modulus penguat
simpal terbuka adalah satu.
- _m : margin bati, adalah timbal balik dari nilai penguatan tegangan simpal terbuka
pada frekuensi terendah dimana ingsut tegangan simpal terbuka sedemikian rupa
sehingga keluaran sefase dengan masukan pembalik.
- A_v : penguatan tegangan sinyal besar, yaitu nisbah dari ayunan tegangan puncak ke
puncak keluaran terhadap besar perubahan tegangan masukan yang dibutuhkan.
- B1 : lebar pita bati satuaN (bahasa inggris: unity gain bandwidth) adalah rentang
frekuensi dimana bati penguatan tegangan simpal terbuka bernilai lebih dari satu.
- C_i : kapasitansi masukan, yaitu nilai kapasitansi diantara dua terminal masukan
dengan salah satu masukan dibumikan.
- CMRR : nisbah penolakan ragam bersama ( bahasa inggris: commom-mode
rejectionratio) adalah nisbah atau perbandingan nilai penguatan dari selisih tenaga
listrik dalam penguatan ragam bersama (bahasa inggris: common-mode). Nilai ini
diukur dengan cara menentukan nisbah perubahan pada tegangan listrik masukan
ragam bersama terhadap perubahan yangdihasilkanna pada tegangan ofset.
- GBW : darab lebar pita bati (bahasa inggris: gain bandwidth product) adalah nlai
hasil perkalian antara niali penguatan egangan simpal terbuka dan frekuensi sinyal
saat pengukura tersebut.
- Z_ic : impedansi masukan ragam bersama, yaitu hasil penjumlahan paralel impednsi
terhadap sinyal kecil diantara tiap terminal masukan dengan bumi.
- Z_o : impedansi keluaran, yaitu impedani terhadap sinyal kecil diantara terminal
keluaran dena bumi.
Gambar 4.1 Simbol Penguat
Simbol penguat operasional pada rangkain seperti gambar disamping, dimana:
- V+ : masukan non pembalik
- V : masukan pembalik
- Vout : keluaran
- Vs+ : catu daya positif
- Vs_ : catu daya negatif
Catu daya pada notasi penguat operasional seringkali tidak dicantumkan untuk
memudahkan gambaran rangkaian.
Gambar 4.2 Rangkaian Op-Amp
Prinsip Dasar Op-amp
Satu amplifier dapat dikategorikan operasional jika memenuuhi tiga karakteristik
utama, yakni :
1. Very high gain (200.000 kali)
2. Very high input impedance
3. Very low input impedance
Op-amp umumnya terdiri atas tiga stage atau amplifier yang dirangkai secara
cascade. Ketiga state itu masing-masing :
1. Differensial amplifier
2. Voltage amplifier
3. Output amplifier
Differential amplifier memiliki responm frekuensi sangat lebar dan input impedance
yang sangat tinggi. Voltage amplifier memberikan penguatan yang sangat tinggi dan
output amplifier memberikan output impedance yang sangat rendah sehingga dapat
mengeluarkan arus listrik yang besar terhadap beban.
Gambar 4.3 Prinsip Op-Amp
Karakteristik Dasar OP-AMP
Penguatan operasional merupakan penguat perolehan tingkat tinggi yang sering
disebut sebagai rangkaian linier dasar (atau lebih tepat analog), yang sering difabrikasi
dalam satu sampai empat unit serupa dalam satu kemasan.
Gambar 4.4 Rangkaian ganti Penguat Operasional
Penguat OP-AMP mempunyai karakteristik ideal seperti berikut :
1. Resistansi masuk tak terhingga besar (rangkaian terbuka) akibatnya tidak arus
masuk ke kedua terminal masuk.
2. Resistansi keluaran R0 = 0.
3. Perolehan tegangan Av tek terhingga. Tegangan keluaran V0 = -AvVi terhingga, (V0
< tak terhingga), sehingga Av tak terhingga berarti Vi = 0.
4. Penguat Op-Amp menanggapi semua frekuensi sama (lebar pita tak terhingga).
5. Kalau Vi = V2, maka V0 = 0
Konfigurasi Op Amp
Tidak seperti amplifier konvensional, Op-amp mempunyai dua terminal masukan
yakni : inverting input dan non-inverting input yang masing-masing ditandai dengan “+”
dan “-“ .
1. Inverting Konfigurasi
Salah satu penggunaan OpAmp adalah sebagai penguat pembalik (inverting), yaitu
penguat yang keluaannya mempunyai tanda tegangan yang terbalik dibandingkan dengan
tanda tegangan masukan. Hal ini akan diakibatkan oleh apa yang akan diuraikan sebagai
berikut.
Gambar 4.5 (a) rangkaian penguat, (b) rangkaian ganti
Dalam karakteristik OP-AMP dikatakan bahwa salah satu sifat ideal OP-AMP adalah
bahwa resistansi masuk tak terhingga besar. Akibatnya tidak ada arus, masuk ke kedua
terminal masuk. Dan semua arus hanya akan melewati R1 dan R2 seperti ditunjukkan
pada gambar diatas. Disamping itu juga dikatakan bahwa perolehan tegangan Av tak
terhingga. Tegangan keluaran Vo= -Av Vi terhingga, Vo (tak terhingga) sehingga Av tak
terhingga berarti Vi=0. Sehingga tegangan di tittik A dapat dikatan nol (ground). Gambar
b menunjukkan rangkaian ganti yang jelas menunjukkan bahwa
Av = Vo/Vı = 12 / RR ..................................................................................................(1)
Persamaan diatas menunjukan bahwa perolehan penguat tegangan pada perbandingan
tahanan pararel (R2) dan tahanan seri (R1) dari penguat tersebut. Dari persamaan tersebut
juga terlihat bahwa tanda tegangan keluaran voterbalik dibandingkan dengan tanda
tegangan masuk V1 karena ini penguat tersebut dinamakan penguat pembalik (inverting).
Jika signal dimasukkan diantara terminal inverting input dan bumi sementara terminal
noninverting input dibumikan maka signal keluaran akan berlawanan fasa dengan signal
masukan,
Gambar 4.6 input dan output inverting konfigurasi
2. Non Inverting Configuration
Kalau tegangan masukan tidak dimasukkan lewat terminal pertama tetapi langsung
ke terminal kedua, yaitu sebesar V2, maka tegangan hasil penguatnya V0 akan lain, tidak
lagi terbalik tandanya. Pada gambar (b) ditunjukkan rangkaian gantinya dengan
memahami bahwa virtual ground (V1 = 0), maka tegangan di titk A dianggap sama
dengan V2, yakni VA =V2.
Gambar 4.7 (a) rangkaian penguat, (b) rangkaian ganti
Dari rangkaian ganti gambar (b) jelas bahwa:
)(1/)(// 12121020 RRRRRVVVVA Av ++=+=== ...........................................................(2)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa perolehan dari tegangan penguat ini selalu
satu lebih dari pada penguat pembalik (inverting) dari tanda tegangan hasil penguat tidak
terbalik. Karena itu, penguat ini dinamakan bukan pembalik (non-inverting). Seperti
hasilnya pada penguat pembalik diatas, dari persamaan diatas menunjukkan bahwa
perolehan penguat bukan pembalik juga hanya tergantung pada perbandingan tahan
perarel dan tahanan seri (R1) dari penguat tersebut.
Sebaliknya ika signal dimasukkan di antara terminal non-inverting input dan output
sementara terminal inverting input dioutputkan maka signal keluaran sefasa dengan
signal masukkan.
Gambar 4.8 input dan output Non-Inverting Configuration
4.3 RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan OP-AMP
4.4. PROSEDUR PENGUKURAN
a. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
b. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut.
c. Masukkan input 15 Hz dari function generator.
d. Ukur frekuensi dan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop.
e. Ulangi langkah 2 dengan input yang berbeda.
f. Lihat percobaan outputnya dengan input pada langkah 2.
4.5 DATA PERCOBAAN
Tabel 4-1 hasil percobaan dari rangkaian OP-AMP
Op-amp inverting
Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp
10 Hz 20 V 10 ms/s 155 V
120 Hz 20 V 10 ms/s 145 V
560 Hz 20 V 10 ms/s 146 V
1 KHz 50 V 4 ms/s 100 V
4.5 KHz 20 V 4 ms/s 154 V
12 KHz 20 V 4 ms/s 154 V
22 KHz 20 V 4 ms/s 134 V
80 KHz 20 V 4 ms/s 138 V
150 KHz 20 V 10 ms/s 157 V
240 KHz 20 V 4 ms/s 156 V

More Related Content

What's hot

Unit7
Unit7Unit7
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
Firda Purbandari
 
Bab 2 bpf
Bab 2 bpfBab 2 bpf
Bab 2 bpf
Novita Lestari
 
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterRangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Toro Jr.
 
Persentasion kel 4 ani nuraeni
Persentasion kel 4 ani nuraeniPersentasion kel 4 ani nuraeni
Persentasion kel 4 ani nuraeni
Marina Natsir
 
Blok PSA Pada TV
Blok PSA Pada TVBlok PSA Pada TV
Blok PSA Pada TV
Jerry Erlangga
 
Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3
Lara Sati
 
Soal
Soal Soal
Lession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhs
Lession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhsLession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhs
Lession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhsMarina Natsir
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhUniv of Jember
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Univ of Jember
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Marina Natsir
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Ahmad Mukholik
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
IPA 2014
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliUniv of Jember
 
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan PenuhAnalisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Univ of Jember
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
kemenag
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
andhi_setyo
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
Riza arfani
 

What's hot (20)

Unit7
Unit7Unit7
Unit7
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Bab 2 bpf
Bab 2 bpfBab 2 bpf
Bab 2 bpf
 
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian FilterRangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
Rangkaian R, L, C AC dan Rangkaian Filter
 
Persentasion kel 4 ani nuraeni
Persentasion kel 4 ani nuraeniPersentasion kel 4 ani nuraeni
Persentasion kel 4 ani nuraeni
 
Blok PSA Pada TV
Blok PSA Pada TVBlok PSA Pada TV
Blok PSA Pada TV
 
Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3
 
Soal
Soal Soal
Soal
 
Lession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhs
Lession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhsLession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhs
Lession 4-aplikasi-rangkaian-diodarevvv-for-mhs
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
 
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan PenuhAnalisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
Analisa Dari Konverter Tiga Fasa Terkendali Jembatan Penuh
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
 

Similar to bab 4

Penguat operasional
Penguat operasionalPenguat operasional
Penguat operasional
Rahmaamin13
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporan
Brian Raafiu
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
Abdurrochman Soewarno
 
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Dwi Prasetyo
 
Bab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_ampBab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_amp
Arii Fajar
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
AyuShaleha
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
sarahadhitia
 
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Trisni Wulansari
 
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptxPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
SitiZahra78
 
penguat dan op amp
penguat dan op amppenguat dan op amp
penguat dan op amp
Aprilia Ningsih
 
Percobaan II
Percobaan IIPercobaan II
Percobaan II
Rizal Harun
 
Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurTriaRizkiana
 
Gain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfaGain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfa
Lisfa Nuraini U.I
 
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Universitas Tidar
 
electronics
electronicselectronics
electronics
laily ramdhani
 
Penguat dan op amp
Penguat dan op ampPenguat dan op amp
Penguat dan op amp
melaniahmad
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
oktavianoki
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
novitasarifisika
 
#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx
dwifinta
 
Op amp
Op ampOp amp

Similar to bab 4 (20)

Penguat operasional
Penguat operasionalPenguat operasional
Penguat operasional
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporan
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
 
Bab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_ampBab iii materi_op-_amp
Bab iii materi_op-_amp
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
 
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
 
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptxPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
 
penguat dan op amp
penguat dan op amppenguat dan op amp
penguat dan op amp
 
Percobaan II
Percobaan IIPercobaan II
Percobaan II
 
Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukur
 
Gain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfaGain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfa
 
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)
 
electronics
electronicselectronics
electronics
 
Penguat dan op amp
Penguat dan op ampPenguat dan op amp
Penguat dan op amp
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
rangkaian Opamp
rangkaian Opamprangkaian Opamp
rangkaian Opamp
 
#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx#19 Dark PPT Template.pptx
#19 Dark PPT Template.pptx
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 

Recently uploaded

Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
RonaMentari2
 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
ZamruddinHambali
 
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
HaniDul
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
haikal136839
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
priyantifitri
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 

Recently uploaded (7)

Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
 
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
674001537-Ppt-Syaifulloh-Pelaksana-Pemeliharaan-Jalan.pptx
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
 
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 

bab 4

  • 1. BAB IV PENGUKURAN CATU DAYA DAN OP-AMP 4.1. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengukuran daya dan OP-AMP. 2. Memahami dan mengetahui prinsip dan tujuan dari rangkaian tesebut. 3. Parameter-parameter yang diukur/diamati. - Frekuensi - Tegangan/daya 4.2. DASAR TEORI Penguat operasional atau Op-Amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas seara khusus dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Dengan teknologi rangkaian terpadu (IC), Op-amp dibetk dalam kemasan IC sehingga jauh lebih murah dan luas pemakaiannya. Op-amp adalah piranti solid state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun ACT. Op-amp IC pada dasarnya terdiri atas tiga rangkaian dasar yakni, penguat deferensial impedansi masukan tinggi, penguat tegangan berpenguat tinggi dengan pergeseran level dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya pengikut emitter push-pull). Oleh karena catunya demikian tegangan keluarannya dapat berayun posotif atau negatif terhadap bumi. Karakteristik op-amp yang terpenting adalah: 1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan dapat diabaikan 2. Penguat loop terbuka amat tinggi 3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak berpengaruh oleh pembebanan Simbol Op-amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga seperti tampak pada gambar, terminal-terminal masukan pada bagian segitiga. Masukan membalik dinyatakan
  • 2. dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan iniakan digeser faasanya 180° pada keluaran. Masukan tak membalik dinyatakan dengan positif (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan kelauaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada puncak segitiga, terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga, kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram skematisn, tetapi secara implisit sudah dinyatakan. Tipe Op-amp atau nomor produk berada ditengah-tengah segitiga. Rangkaian umum yang bukan menunjukkan Op-amp khusus memikili simbol-simbol A1, A2 dan seterusnya atau OP1, OP2 dan seterusnya. Meskipun kita dapat menggunakan Op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian internalnya. Input (masukan) Op-amp seperti apa yang telah dilakukan ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp memiliki masukan tak berbalik v- (inverting) dan keluaran v. Jika syarat masukan dihubungkan dengan syarat membalik (v-), maka pada daerah tengah frekuensi isyarat keluaran akan berlawanan fase (berlawanan tanda tangan dengan isyarat masukan0. Sebaiknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase. Op-amp ideal memliki open loop gain (penguat loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya Op-amp LM1741 yang sring digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karekteristik tipikal open loop gin sebesar 104 4 . Penguatan yang sebesar ini membuat Op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatanya menjadi tidak teratur (infinite). Impedansi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga , sehingga arus input pada masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, Op-amp LM1741 memiliki impedansi input Zin = 106 ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input Op-amp LM1741 mestinya sangat kecil. Dalam lebar spesifikasi penguat operasional, dapat ditemukan banyak istilah istilah yang berkaitan dengan kerja penguat operasional. Beberapa istilah dan definisinya antara lain: - _m : margin fase, yaitu nilai absolut atau pergeseran fasa simpal terbuka diantara terminal keluaran dan masukan pembalik pada frekuansi dimana modulus penguat
  • 3. simpal terbuka adalah satu. - _m : margin bati, adalah timbal balik dari nilai penguatan tegangan simpal terbuka pada frekuensi terendah dimana ingsut tegangan simpal terbuka sedemikian rupa sehingga keluaran sefase dengan masukan pembalik. - A_v : penguatan tegangan sinyal besar, yaitu nisbah dari ayunan tegangan puncak ke puncak keluaran terhadap besar perubahan tegangan masukan yang dibutuhkan. - B1 : lebar pita bati satuaN (bahasa inggris: unity gain bandwidth) adalah rentang frekuensi dimana bati penguatan tegangan simpal terbuka bernilai lebih dari satu. - C_i : kapasitansi masukan, yaitu nilai kapasitansi diantara dua terminal masukan dengan salah satu masukan dibumikan. - CMRR : nisbah penolakan ragam bersama ( bahasa inggris: commom-mode rejectionratio) adalah nisbah atau perbandingan nilai penguatan dari selisih tenaga listrik dalam penguatan ragam bersama (bahasa inggris: common-mode). Nilai ini diukur dengan cara menentukan nisbah perubahan pada tegangan listrik masukan ragam bersama terhadap perubahan yangdihasilkanna pada tegangan ofset. - GBW : darab lebar pita bati (bahasa inggris: gain bandwidth product) adalah nlai hasil perkalian antara niali penguatan egangan simpal terbuka dan frekuensi sinyal saat pengukura tersebut. - Z_ic : impedansi masukan ragam bersama, yaitu hasil penjumlahan paralel impednsi terhadap sinyal kecil diantara tiap terminal masukan dengan bumi. - Z_o : impedansi keluaran, yaitu impedani terhadap sinyal kecil diantara terminal keluaran dena bumi. Gambar 4.1 Simbol Penguat Simbol penguat operasional pada rangkain seperti gambar disamping, dimana: - V+ : masukan non pembalik - V : masukan pembalik
  • 4. - Vout : keluaran - Vs+ : catu daya positif - Vs_ : catu daya negatif Catu daya pada notasi penguat operasional seringkali tidak dicantumkan untuk memudahkan gambaran rangkaian. Gambar 4.2 Rangkaian Op-Amp Prinsip Dasar Op-amp Satu amplifier dapat dikategorikan operasional jika memenuuhi tiga karakteristik utama, yakni : 1. Very high gain (200.000 kali) 2. Very high input impedance 3. Very low input impedance Op-amp umumnya terdiri atas tiga stage atau amplifier yang dirangkai secara cascade. Ketiga state itu masing-masing : 1. Differensial amplifier 2. Voltage amplifier
  • 5. 3. Output amplifier Differential amplifier memiliki responm frekuensi sangat lebar dan input impedance yang sangat tinggi. Voltage amplifier memberikan penguatan yang sangat tinggi dan output amplifier memberikan output impedance yang sangat rendah sehingga dapat mengeluarkan arus listrik yang besar terhadap beban. Gambar 4.3 Prinsip Op-Amp Karakteristik Dasar OP-AMP Penguatan operasional merupakan penguat perolehan tingkat tinggi yang sering disebut sebagai rangkaian linier dasar (atau lebih tepat analog), yang sering difabrikasi dalam satu sampai empat unit serupa dalam satu kemasan. Gambar 4.4 Rangkaian ganti Penguat Operasional Penguat OP-AMP mempunyai karakteristik ideal seperti berikut : 1. Resistansi masuk tak terhingga besar (rangkaian terbuka) akibatnya tidak arus
  • 6. masuk ke kedua terminal masuk. 2. Resistansi keluaran R0 = 0. 3. Perolehan tegangan Av tek terhingga. Tegangan keluaran V0 = -AvVi terhingga, (V0 < tak terhingga), sehingga Av tak terhingga berarti Vi = 0. 4. Penguat Op-Amp menanggapi semua frekuensi sama (lebar pita tak terhingga). 5. Kalau Vi = V2, maka V0 = 0 Konfigurasi Op Amp Tidak seperti amplifier konvensional, Op-amp mempunyai dua terminal masukan yakni : inverting input dan non-inverting input yang masing-masing ditandai dengan “+” dan “-“ . 1. Inverting Konfigurasi Salah satu penggunaan OpAmp adalah sebagai penguat pembalik (inverting), yaitu penguat yang keluaannya mempunyai tanda tegangan yang terbalik dibandingkan dengan tanda tegangan masukan. Hal ini akan diakibatkan oleh apa yang akan diuraikan sebagai berikut. Gambar 4.5 (a) rangkaian penguat, (b) rangkaian ganti Dalam karakteristik OP-AMP dikatakan bahwa salah satu sifat ideal OP-AMP adalah bahwa resistansi masuk tak terhingga besar. Akibatnya tidak ada arus, masuk ke kedua terminal masuk. Dan semua arus hanya akan melewati R1 dan R2 seperti ditunjukkan pada gambar diatas. Disamping itu juga dikatakan bahwa perolehan tegangan Av tak
  • 7. terhingga. Tegangan keluaran Vo= -Av Vi terhingga, Vo (tak terhingga) sehingga Av tak terhingga berarti Vi=0. Sehingga tegangan di tittik A dapat dikatan nol (ground). Gambar b menunjukkan rangkaian ganti yang jelas menunjukkan bahwa Av = Vo/Vı = 12 / RR ..................................................................................................(1) Persamaan diatas menunjukan bahwa perolehan penguat tegangan pada perbandingan tahanan pararel (R2) dan tahanan seri (R1) dari penguat tersebut. Dari persamaan tersebut juga terlihat bahwa tanda tegangan keluaran voterbalik dibandingkan dengan tanda tegangan masuk V1 karena ini penguat tersebut dinamakan penguat pembalik (inverting). Jika signal dimasukkan diantara terminal inverting input dan bumi sementara terminal noninverting input dibumikan maka signal keluaran akan berlawanan fasa dengan signal masukan, Gambar 4.6 input dan output inverting konfigurasi 2. Non Inverting Configuration Kalau tegangan masukan tidak dimasukkan lewat terminal pertama tetapi langsung ke terminal kedua, yaitu sebesar V2, maka tegangan hasil penguatnya V0 akan lain, tidak lagi terbalik tandanya. Pada gambar (b) ditunjukkan rangkaian gantinya dengan memahami bahwa virtual ground (V1 = 0), maka tegangan di titk A dianggap sama dengan V2, yakni VA =V2.
  • 8. Gambar 4.7 (a) rangkaian penguat, (b) rangkaian ganti Dari rangkaian ganti gambar (b) jelas bahwa: )(1/)(// 12121020 RRRRRVVVVA Av ++=+=== ...........................................................(2) Persamaan diatas menunjukkan bahwa perolehan dari tegangan penguat ini selalu satu lebih dari pada penguat pembalik (inverting) dari tanda tegangan hasil penguat tidak terbalik. Karena itu, penguat ini dinamakan bukan pembalik (non-inverting). Seperti hasilnya pada penguat pembalik diatas, dari persamaan diatas menunjukkan bahwa perolehan penguat bukan pembalik juga hanya tergantung pada perbandingan tahan perarel dan tahanan seri (R1) dari penguat tersebut. Sebaliknya ika signal dimasukkan di antara terminal non-inverting input dan output sementara terminal inverting input dioutputkan maka signal keluaran sefasa dengan signal masukkan.
  • 9. Gambar 4.8 input dan output Non-Inverting Configuration
  • 10. 4.3 RANGKAIAN PERCOBAAN Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan OP-AMP 4.4. PROSEDUR PENGUKURAN a. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan. b. Buat rangka pengukuran seperti gambar berikut. c. Masukkan input 15 Hz dari function generator. d. Ukur frekuensi dan tegangan Vpp pada output rangkaian di osiloskop. e. Ulangi langkah 2 dengan input yang berbeda. f. Lihat percobaan outputnya dengan input pada langkah 2.
  • 11. 4.5 DATA PERCOBAAN Tabel 4-1 hasil percobaan dari rangkaian OP-AMP Op-amp inverting Vin Gambar Keluaran Volt/div Time/div Vpp 10 Hz 20 V 10 ms/s 155 V 120 Hz 20 V 10 ms/s 145 V 560 Hz 20 V 10 ms/s 146 V
  • 12. 1 KHz 50 V 4 ms/s 100 V 4.5 KHz 20 V 4 ms/s 154 V 12 KHz 20 V 4 ms/s 154 V
  • 13. 22 KHz 20 V 4 ms/s 134 V 80 KHz 20 V 4 ms/s 138 V 150 KHz 20 V 10 ms/s 157 V
  • 14. 240 KHz 20 V 4 ms/s 156 V