SlideShare a Scribd company logo
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Keswan, Kesmavet dan Karantina Hewan
Tantangan Peternakan dan Strategi
Pengendalian Pasca Masuknya Lumpy
Skin Disease (LSD) di Indonesia
Rapat Koordinasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Tahun 2022 Balai Veteriner Medan, Prapat, 17 Maret 2022
Pendahuluan
Dampak Ekonomi
Strategi Pengendalian
01
02
Topik presentasi
03
Pendahuluan
Apa itu Lumpy skin disease (LSD)?
Bagaimana patogenesis LSD?
Bagaimana epidemiologi LSD
01
• Lumpy skin disease (LSD) disebabkan oleh virus lumpy skin
disease (LSDV) yang masuk dalam genus Capripoxvirus.
• Awalnya, penyakit ini menjangkiti ternak sapi di benua Afrika,
namun sejak 2012 penyakit ini telah menyebar dari negara-
negara Afrika ke Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa.
• Penyebaran ke benua Asia diawali di China, Bangladesh dan India
pada 2019; dan selama 2020 berlanjut ke Bhutan, Hongkong,
Myanmar, Nepal, Taiwan, Vietnam dan Srilangka; selama 2021,
menyebar ke Thailand, Kamboja, Laos dan Malaysia; dan pada
awal 2022 menyebar ke Indonesia dan Singapura.
Lumpy skin disease (LSD)
• Virus LSD (LSDV) secara genetik terkait dengan virus sheep pox
(SPPV) dan virus goat pox (GTPV); kesamaan setidaknya 96%.
• Virus LSD adalah DNA beruntai ganda yang mengandung sekitar
150 kilobase pasangan (kbp) dengan ukuran yang relatif besar
(230–260 nm), tertutup dalam amplop lipid (Bhanuprakash et al.,
2006; Buller et al., 2005; Givens, 2018).
• Oleh karena itu, uji laboratorium konvensional tidak dapat
membedakan virus-virus genus capripoxvirus satu sama lain.
• Berbagai uji PCR saat ini telah divalidasi untuk membedakan
antara LSDV dan SPPV/GTPV.
Virus LSD
• Hibridisasi silang DNA yang luas antara spesies menyebabkan
reaksi silang (cross- reaction) serologis dan perlindungan silang
(cross-protection) di antara anggota Genus Capropoxvirus.
• Meskipun Capripoxvirus umumnya dianggap spesifik inang (host
specific), strain SPPV and GTPV secara alami atau eksperimental
dapat menginfeksi silang dan menyebabkan penyakit pada ke-2
spesies hospes (domba dan kambing).
• Sebaliknya, LSDV secara eksperimental dapat menginfeksi
domba dan kambing, tetapi tidak ada infeksi alami pada domba
dan kambing karena LSDV yang pernah dilaporkan.
Strain LSDV vs SPPV dan GTPV
• Anggota Capripoxvirus dapat menyediakan proteksi silang (cross
protection).
• Vaksin ‘live attenuated’ baik yang homolog (strain virus ’Neethling’)
dan heterolog (virus sheep pox dan goat pox) dapat digunakan
untuk melindungi sapi dari infeksi LSD (OIE, 2013).
• Di negara yang bebas sheep pox maupun goat pox (seperti
Indonesia), disarankan untuk menggunakan vaksin yang homolog,
tetapi apabila salah satu dari ke-2 penyakit itu ada, disarankan
untuk menggunakan vaksin heterolog pada saat muncul wabah
LSD (Tuppurainen & Oura, 2012).
Proteksi silang Capripoxvirus
• Selama bertahun-tahun, genom LSDV
tampaknya stabil.
• Setelah muncul pertama kali di Zambia pada
1929, isolat lapangan LSDV yang ditemukan
selama beberapa dekade di Afrika hanya
menunjukkan perbedaan genomik yang kecil.
Genetik molekuler virus LSD
• Begitu penyakit semakin menyebar ke Timur Tengah (2012) dan
Eropa (2015), hanya sedikit variabilitas dari isolat lapangan Afrika.
• Stabilitas genetik ini dieksploitasi untuk membedakan vaksin LSDV
‘live attenuated’ dari isolat lapangan kontemporer.
Sumber: Badhy et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:61
• Tanpa pengalaman atau data sebelumnya, munculnya wabah LSD di
negara-negara Asia pertama kali, masih perlu dipelajari bagaimana
penyakit ini mempengaruhi jenis sapi dan kerbau lokal serta
dampaknya terhadap industri dan sistim peternakan.
• Sapi jenis bos indicus, bos taurus dan sapi perah mengalami gejala
klinis yang khas seperti nodul kulit, demam, pembengkakan sendi,
pembengkakan limfonoda perifer, dan pada sapi perah terjadi
pengurangan produksi susu.
• Hanya ada laporan terbatas tentang kerbau yang menunjukkan
gejala klinis LSD dan perannya sebagai ‘carrier’ tidak diketahui.
Situasi LSD saat ini di Asia Pasifik
Sumber: FAO GFTAD OIE. Presentation on Lumpy Skin Disease in Asia and the Pacific.
• Setelah infeksi virus LSD, replikasi virus, viraemia, demam, lokalisasi
kutaneous dari virus dan perkembangan nodul terjadi.
• Pada sapi yang terinfeksi secara eksperimental, virus LSD ditemukan
pada saliva setidaknya 11 hari setelah perkembangan demam, pada
semen setelah 42 hari dan pada nodul kulit selama 39 hari.
• Viraemia terjadi setelah reaksi demam awal dan berlangsung selama
2 minggu.
• Kekebalan setelah pulih dari infeksi alami adalah seumur hidup pada
sebagian besar sapi; anak sapi kebal setelah memperoleh antibodi
maternal dan resisten terhadap klinis penyakit sekitar 6 bulan.
Patogenesis LSD
Rute masuk LSD ke Indonesia?
Courtesy: Direktorat Kesehatan Hewan
Kasus LSD di Provinsi Riau (s/d 1 Maret 2022)
Kabupaten/
Kota
Tanggal
temuan
kasus
pertama
Jumlah
hewan
sakit
Populasi berisiko
(dalam kandang
atau kelompok
ternak)
Populasi
berisiko
(desa)
Konfirmasi
PCR
Bengkalis 15 Februari 4 11 46 Positif
Dumai 15 Februari 6 32 850 Positif
Indragiri Hilir 18 Februari 17 277 Belum ada
Indragiri Hulu 7 Februari 104 882 4.543 Positif
Kampar 15 Februari 22 35 524 Positif
Pelalawan 10 Februari 2 224 1.023 Positif
Siak 23 Februari 19 48 1.420 Belum ada
T O T A L 174 1.509 8.406
11,53% 2,07%
Sumber: Direktorat Kesehatan Hewan. Rencana Strategis Lumpy Skin Disease (LSD).
• LSD dapat menjangkiti sapi, kerbau dan satwa liar.
• Virus LSD tetap dapat hidup untuk jangka waktu lama di lingkungan
pada suhu sekitar, terutama di keropeng yang kering.
• Virus bertahan lama dalam nodul kulit nekrotik hingga 33 hari atau
lebih, dalam keropeng kering hingga 35 hari dan setidaknya selama
18 hari di kulit kering udara.
• Virus dapat diinaktivasi pada temperatur 55°C selama 2 jam dan
65°C selama 30 menit (Mulatu & Feyisa, 2018).
• Meskipun hewan akhirnya tidak lagi memperlihatkan ada infeksi,
tetap tidak diketahui adanya status ‘carrier’ untuk virus LSD.
Epidemiologi
Sapi terinfeksi Perubahan iklim
Sapi sehat
Hewan terinfeksi di lokasi baru
Sapi diimpor dari negeri tetangga
Vektor terinfeksi
Sapi sehat
Kutu Lalat Nyamuk
Rute penularan pendek Rute penularan panjang
Rute penularan
LSD
LSD dapat ditularkan ke stok
bibit melalui inseminasi buatan
dengan semen sapi yang
terinfeksi, menghasilkan tingkat
kebuntingan yang lebih rendah
(Tuppurainen et al., 2017)
• LSD menular ke satwa liar seperti Jerapah, Gazelle, Impala dan
Kijang Antelope yang sensitif terhadap infeksi virus LSD.
Penularan ke satwa liar
• 16 Juni 2021, Dead Guar (Bos gaurus)
di Provinsi Prachuap Khiri Khan.
• 12 September 2021, Mainland serow
(Capricornissumtraensis) di Provinsi
Chonburi.
• 25 September 2021, Banteng (Bos
javanicus) di Provinsi Chachoengsao.
• 8 Oktober 2021, Banteng (Bos
javanicus) di Provinsi Uthaithani.
Wabah LSD pada
satwa liar di Thailand
• Tingkat morbiditas bervariasi antara 5% hingga
45% dan tingkat mortalitas biasanya tetap di
bawah 10%.
• Tingkat morbiditas dan keparahan klinis penyakit
lebih rendah pada kerbau dari pada sapi.
• Ras sapi lokal lebih rentan daripada ras sapi perah
Eropa dan induk sapi dalam produksi tinggi
biasanya terinfeksi lebih parah.
• Kasus pertama (indeks) biasanya berkaitan
dengan lalu lintas ternak.
Tingkat morbiditas dan mortalitas LSD
• Faktor risiko yang berkaitan dengan penyebaran LSD termasuk iklim hangat
dan lembab, kondisi yang mendukung kelimpahan populasi vektor, seperti
yang terlihat setelah musim hujan, dan saat introduksi ternak baru ke dalam
kelompok.
• Besaran kelompok, populasi vektor, jarak ke sungai/danau, migrasi
kelompok, transpor hewan terinfeksi ke daerah bebas, padang
penggembalaan bersama dan sumber air adalah faktor risiko lain yang dapat
meningkatkan prevalensi penyakit.
• Arah dan kekuatan angin juga dapat berkontribusi pada penyebaran virus.
• Faktor risiko yang berkaitan dengan seropositifitas LSDV adalah umur, jenis
kelamin, tipe manajemen, rata-rata curah hujan tahunan, dan sumber air
bersama.
Faktor Risiko LSD
• Hewan yang terinfeksi dapat menyimpan virus dalam nodul kulit
hingga 39 hari pasca infeksi.
• Virus LSD telah ditemukan pada lesi kutaneous, saliva, cairan hidung,
susu, semen, otot, dan kulit.
• Meskipun tidak ada laporan bahwa virus LSD ditularkan lewat kontak
dengan cairan tubuh, tetapi punya peran penting dalam penyebaran
virus ke lingkungan.
• Virus rentan terhadap ether (20%), chloroform, formalin (1%), phenol
(2% selama 15 menit), sodium hypochlorite (2-3%), iodine compounds
(pengenceran 1:33) dan senyawa ammonium kuarterner (0,5%).
Sumber virus LSD dan disinfeksi
Kekebalan terhadap virus LSD
• Genus Poxvirus memiliki genom
yang besar oleh karenanya
dapat menstimulasi sistim
kekebalan inang secara efektif.
• Kekebalan seumur hidup mengikuti infeksi alami.
• Kekebalan sebagian besar dimediasi sel tetapi juga respons
humoral.
• Antibodi dideteksi sekitar 3 bulan setelah infeksi.
• Tingkat keparahan gejala-gejala
klinis sangat bervariasi, dan
masa klinis dapat bervariasi
antara subklinis hingga akut dan
gejala-gejala menonjol.
• Masa inkubasi setelah infeksi
eksperimental adalah 4–14 hari,
dan setelah infeksi alam adalah
1–4 minggu.
Masa inkubasi LSD
S (rentan) mewakili hewan sehat.
E (terekspos) penyakit tetapi tidak dapat menularkan.
I (terinfeksi) merupakan hewan yang diidentifikasi mati/dimusnahkan.
R (sembuh) merupakan hewan yang sembuh dan menjadi kebal penyakit
untuk jangka waktu tertentu.
Model epidemiologi (S, E, I, R)
Sumber: Mat et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:300.
Rentan
(S)
Terekspos
(E)
Terinfeksi
(I)
Sembuh
(R)
Dampak Ekonomi
Beban ekonomi serius bagi semua
produsen sapi, terutama peternak
skala kecil di negera berkembang.
02
• LSD merupakan ancaman bagi pemuliaan stok ternak, karena
dapat menyebabkan penyakit akut atau subakut pada sapi dan
kerbau (Givens, 2018; Tuppurainen et al., 2017).
• Ternak sapi semua umur dan jenis dapat terkena, tetapi terutama
pada umur muda dan induk sapi di puncak laktasi (Tuppurainen
et al., 2011).
• Alasan mengapa OIE menempatkan penyakit lintas batas ini
dalam daftar penyakit yang harus dilaporkan (notifiable disease
list) adalah karena kerugian ekonomi yang signifikan dan potensi
penyebaran yang cepat ( Tuppurainen & Oura, 2012).
Ancaman terhadap stok ternak
• Kekurusan (kehilangan
kondisi tubuh karena
hilangnya nafsu makan);
• Kehilangan sementara
atau permanen produksi
susu;
• Penurunan/kehilangan
seluruhnya fertilitas pada
sapi jantan & sapi betina;
• Keguguran (aborsi);
• Kerusakan permanen kulit.
Dampak ekonomi LSD
Kehilangan
pendapatan
Kekurusan
Keguguran
Karkas rusak
Kulit rusak
Mastitis & kehilangan
produksi susu
Susu
• Setiap kerusakan, bekas luka, atau lesi pada
kulit sapi mentah dapat memperburuk nilai
kulit, seperti dalam kasus kulit hewan yang
terkena LSD parah (Neamat-Allah, 2015).
• Kulit jadi Bangladesh sangat dikagumi karena
kualitasnya yang baik dan 56% kulit jadi
dihasilkan dari sapi dan berkontribusi 3,5%
dari eskpor tahunan negara itu (Siddiky, 2017).
Kerugian akibat kerusakan kulit
• Sebagai negara dengan posisi ekspor global ke-9, India memperoleh
pendapatan tahunan US$ 8.500 juta untuk kulit jadi dan produk kulit
jadinya (Gary et al., 2011)
Dampak ekonomi LSD di Ethiopia
• Diestimasi 1,2% dan 6,2% pengurangan produksi daging sapi per tahun
di antara jenis sapi lokal dan sapi Friesian berturut-turut dilaporkan di
Ethiopia karena infeksi virus LSD.
• Biaya finansial tahunan dihitung dari rata-rata kehilangan produksi, yang
disebabkan oleh morbiditas dan mortalitas yang timbul dari kehilangan
susu, kehilangan daging sapi, kehilangan tenaga kerja ternak, dan biaya-
biaya untuk pengobatan dan vaksinasi di tingkat kelompok ternak.
• Rata-rata biaya finansial pada kelompok ternak yang terinfeksi
diestimasi 6,43 US$ (Rp 90.000) per ekor untuk zebu lokal dan 58 US$
(Rp 812.000) per ekor untuk persilangan Holstein Friesian atau sapi ras
persilangan. Sumber: Bonnet et al. (2011). Epdiemiological Aspect and Financial
impacts of Lumpy skin disease in Ethiopia. Prev. Vet.Med., 102:274-283.
Kerugian produksi akibat LSD di Turki
Jenis kerugian
Sapi perah Sapi potong
Total
kerugian
(US$)
Kerugian
per ekor
Rasio
(%)
Total
kerugian
(US$)
Kerugian
per ekor
Rasio
(%)
Kehilangan susu 29.918,88 46,68 5,27 - - -
Kehilangan berat badan 34.089,36 53,18 6,00 40.519,65 63,21 5,93
Kehilangan karkas
daging
478.978,88 747,24 84,31 621.086,07 968,93 90,84
Aborsi spontan dan
kehilangan lahir mati
8.590,33 13,40 1,51 - - -
Kehilangan kulit 16.567,06 25,85 2,92 22.089,41 34,46 3,23
T o t a l 568.144,50 886,34 100,00 683.695,13 1.066,61 100,00
Sumber: Mat et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:300.
Catatan: I US$ = sekitar Rp 14.000
Dampak ekonomi LSD jangka panjang
• Tingkat morbiditas LSD dapat berkisar antara 3% hingga 85% pada saat
wabah dan di wilayah endemik biasanya sekitar 10%.
• Meksipun penyakit ini tidak berkaitan dengan mortalitas tinggi (1-3%),
kerugian ekonomi yang menyertai letupan wabah LSD biasanya lebih
tinggi.
• Dalam jangka panjang, dapat terjadi gangguan terhadap pertumbuhan
populasi ruminansia besar akibat kerugian ekonomi yang besar karena
penurunan asupan pakan (feed intake), produksi susu, konversi berat
badan, keguguran dan infertilitas, dan kulit yang rusak.
• LSD adalah penyakit yang menjadi hambatan perdagangan bukan hanya
domestik tetapi juga internasional.
Strategi
Pengendalian
03
Pembatasan pergerakan hewan dari
wilayah yang terinfeksi ke wilayah yang
tidak terinfeksi dan juga vaksinasi adalah
tindakan pengendalian yang penting.
1) Eliminasi infeksi dengan disinfeksi, vaksinasi, pengendalian
vektor, deteksi hewan terinfeksi secara subklinis, disposal
karkas dan pemusnahan hewan yang terinfeksi.
2) Pengendalian pergerakan hewan dengan isolasi hewan sakit,
karantina, pengendalian lalu lintas ternak, zonasi dan
pengendalian hewan dan produk hewan impor.
3) Jejaring dan informasi dengan meningkatkan kesadaran dan
edukasi, investigasi epidemiologik, diagnosis cepat dan
pelaporan cepat.
Prinsip pengendalian & pemberantasan
Sumber: Turan et al. (2017). Review Article: Lumpy Skin Disease: Global and Turkish Perspectives.
• LSD adalah penyakit yang tersebar luas dan ancaman global bagi
industri ternak.
• Vaksinasi menjadi cara yang paling efektif untuk mengendalikan
LSD, kombinasi dengan biosekuriti, pengendalian vektor, karantina
dan pengendalian lalu lintas ternak.
• Meskipun demikian, tersebarnya strain vaksin ke lingkungan dan
terjadinya kemungkinan mutasi strain vaksin harus difikirkan juga.
• Begitu juga selalu ada kebutuhan untuk memproduksi vaksin dari
strain lokal LSDV dan juga dosis optimal yang digunakan. Vaksin
yang diproduksi harus efektif dan aman.
Vaksinasi paling efektif
Sumber: Turan et al. (2017). Review Article: Lumpy Skin Disease: Global and Turkish Perspectives.
• Vaksinasi darurat (emergency vaccination) segera setelah wabah pertama.
• Pemusnahan menyeluruh atau sebagian (total/partly stamping-out)
semua hewan yang terinfeksi dan kontak (jika memungkinkan).
• Isolasi hewan yang terinfeksi dari hewan yang sehat.
• Pembatasan lalu lintas ternak dan pengendalian perbatasan.
• Kampanye kesadaran untuk peternak, pedagang, dokter hewan,
paramedis dan seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasar sapi.
• Deteksi/pelaporan dini – Penguatan kapasitas diagnostik lokal.
• Tindakan biosekuriti di tingkat peternak.
Strategi pengendalian (1)
Sumber: Presentation Dr. Eeva Tuppurainen. Lumpy skin disease.
• Surveilans aktif (gejala klinis dan pengumpulan
sampel dari hewan terinfeksi dan terduga).
• Sapi yang diintegrasikan dengan perkebunan
kelapa sawit – vaksinasi dilakukan di lapangan
di mana sapi biasa dikumpulkan.
• Pengendalian vektor pada hewan dan fasilitas
– dapat menurunkan tingkat infeksi tetapi
belum ada studi yang membuktikan hal itu.
• Zonasi (zona kontrol radius 10 km; zona
surveilans radius 50 km).
Strategi pengendalian (2)
Zona prioritas vaksinasi di Provinsi Riau
ZONA KONTROL (10 KM) ZONA SURVEILANS (50 KM)
Sumber: Presentasi Drh. Yuni Yupiana, MSc, PhD (12 Maret 2022)
OIE mendorong negara anggota di wilayah berisiko untuk
menginisiasi kampanye vaksinasi sebelum masuknya virus LSD dan
melanjutkan pelaporan tepat waktu dari setiap kejadian wabah LSD.
Provinsi-provinsi lain yang berisiko dan konsentrasi ternaknya tinggi
bisa melakukan vaksinasi preventif (preventive vaccination).
• Vaksinasi tahunan skala besar, menggunakan vaksin homolog.
• Kekebalan populasi yang cukup (cakupan 80%) perlu dicapai dan
dipertahankan di wilayah yang luas di sekitar zona tertular.
• Vaksin tersedia dalam jumlah cukup, baik yang disuplai gratis oleh
pemerintah untuk peternak skala kecil maupun vaksin yang dibeli
secara mandiri oleh produsen ternak skala menengah dan besar.
• Vaksinasi juga induk hewan yang bunting.
• Vaksinasi anak sapi dari induk sapi yang divaksinasi pada umur 4-6
bulan dan dari induk sapi yang tidak divaksinasi secepat mungkin.
Keberhasilan kampanye vaksinasi LSD
Sumber: Presentation Dr. Eeva Tuppurainen. Lumpy skin disease.
Pengendalian
lalu lintas ternak
• Provinsi-provinsi yang
memiliki hubungan
perdagangan ternak dengan
Provinsi Riau yaitu:
• Sumatera Barat
• Sumatera Utara
• Jambi
• Lampung.
• Dari informasi lapangan,
dinyatakan ternak sapi lebih
banyak yang masuk dari pada
yang keluar Provinsi Riau.
• Kasus yang dilaporkan sangat mungkin ‘under reporting’.
• Keterbatasan finansial, terutama untuk pelaksanaan ‘stamping out’,
disposal karkas dan kompensasi.
• Efektivitas pengendalian vektor.
• Kerja sama peternak rendah dalam pemusnahan hewan yang
terinfeksi, tidak menjual hewan yang terinfeksi, kerja sama dalam
mendukung pelaksanaan vaksinasi.
• ‘Lifespan’ vaksin yang pendek (2-6 jam) – begitu botol dibuka.
• Kurangnya pengetahuan tentang dampak ekonomi LSD di antara
para peternak dan penyuluh.
Tantangan pengendalian LSD
• LSD sangat mudah menular dan sangat cepat menyebar terutama
melalui perdagangan sapi antar daerah, sehingga populasi sapi dan
kerbau di seluruh Indonesia terancam.
• LSD merupakan tantangan peternakan di Indonesia, karena
menghambat pertumbuhan populasi sapi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang, karena ternak mengalami gangguan
produksi (penurunan berat badan, penurunan produksi susu) dan
reproduksi (keguguran, infertilitas).
• Vaksinasi sapi dan kerbau memainkan peran mendasar untuk
pengendalian dan pemberantasan LSD. Sampai saat ini, tidak ada
negara yang berhasil memberantas LSD tanpa vaksinasi.
Penutup
Terima kasih!
tata.naipospos@gmail.com
tata_naipospos@yahoo.com

More Related Content

What's hot

Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Tata Naipospos
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Tata Naipospos
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Tata Naipospos
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Tata Naipospos
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Tata Naipospos
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Tata Naipospos
 
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Tata Naipospos
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Tata Naipospos
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Tata Naipospos
 
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Tata Naipospos
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Tata Naipospos
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Tata Naipospos
 
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Tata Naipospos
 
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Tata Naipospos
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
 
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
 
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
Strategi Pemberantasan Menuju Pembebasan Hog Cholera - Rakor BBVet Maros, Men...
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
 
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
 
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
Zoonosis Pada Hewan Peliharaan dan Cara Pencegahannya - World Zoonosis Day, D...
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
 

Similar to Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Medan, Prapat, 17 Maret 2022

Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Tata Naipospos
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
khoirilliana12
 
rabies
rabiesrabies
rabies
NOVAcica
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Tata Naipospos
 
IW RABIES.pdf
IW RABIES.pdfIW RABIES.pdf
IW RABIES.pdf
IndahSariRumapea
 
RABIES
RABIESRABIES
RABIES
Dedi Haswan
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
AnggaPutraPerdana
 
Paparan PMK & LSD -pakai.pptx
Paparan PMK & LSD -pakai.pptxPaparan PMK & LSD -pakai.pptx
Paparan PMK & LSD -pakai.pptx
LukmanAdiPrayitno
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Tata Naipospos
 
Penyakit Rabies
Penyakit RabiesPenyakit Rabies
Penyakit Rabies
BEM FKM UNSRI
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
syafira82
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500
ajeyizna
 
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Tata Naipospos
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
Bunga G-Vinsa
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
Lu LubNa
 
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Tata Naipospos
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Tata Naipospos
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
MosesWingky
 

Similar to Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Medan, Prapat, 17 Maret 2022 (20)

Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
rabies
rabiesrabies
rabies
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
IW RABIES.pdf
IW RABIES.pdfIW RABIES.pdf
IW RABIES.pdf
 
RABIES
RABIESRABIES
RABIES
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Paparan PMK & LSD -pakai.pptx
Paparan PMK & LSD -pakai.pptxPaparan PMK & LSD -pakai.pptx
Paparan PMK & LSD -pakai.pptx
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
 
Penyakit Rabies
Penyakit RabiesPenyakit Rabies
Penyakit Rabies
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500
 
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
 

More from Tata Naipospos

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Tata Naipospos
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
 
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 

Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Medan, Prapat, 17 Maret 2022

  • 1. Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Komisi Ahli Keswan, Kesmavet dan Karantina Hewan Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya Lumpy Skin Disease (LSD) di Indonesia Rapat Koordinasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Tahun 2022 Balai Veteriner Medan, Prapat, 17 Maret 2022
  • 3. Pendahuluan Apa itu Lumpy skin disease (LSD)? Bagaimana patogenesis LSD? Bagaimana epidemiologi LSD 01
  • 4. • Lumpy skin disease (LSD) disebabkan oleh virus lumpy skin disease (LSDV) yang masuk dalam genus Capripoxvirus. • Awalnya, penyakit ini menjangkiti ternak sapi di benua Afrika, namun sejak 2012 penyakit ini telah menyebar dari negara- negara Afrika ke Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa. • Penyebaran ke benua Asia diawali di China, Bangladesh dan India pada 2019; dan selama 2020 berlanjut ke Bhutan, Hongkong, Myanmar, Nepal, Taiwan, Vietnam dan Srilangka; selama 2021, menyebar ke Thailand, Kamboja, Laos dan Malaysia; dan pada awal 2022 menyebar ke Indonesia dan Singapura. Lumpy skin disease (LSD)
  • 5. • Virus LSD (LSDV) secara genetik terkait dengan virus sheep pox (SPPV) dan virus goat pox (GTPV); kesamaan setidaknya 96%. • Virus LSD adalah DNA beruntai ganda yang mengandung sekitar 150 kilobase pasangan (kbp) dengan ukuran yang relatif besar (230–260 nm), tertutup dalam amplop lipid (Bhanuprakash et al., 2006; Buller et al., 2005; Givens, 2018). • Oleh karena itu, uji laboratorium konvensional tidak dapat membedakan virus-virus genus capripoxvirus satu sama lain. • Berbagai uji PCR saat ini telah divalidasi untuk membedakan antara LSDV dan SPPV/GTPV. Virus LSD
  • 6. • Hibridisasi silang DNA yang luas antara spesies menyebabkan reaksi silang (cross- reaction) serologis dan perlindungan silang (cross-protection) di antara anggota Genus Capropoxvirus. • Meskipun Capripoxvirus umumnya dianggap spesifik inang (host specific), strain SPPV and GTPV secara alami atau eksperimental dapat menginfeksi silang dan menyebabkan penyakit pada ke-2 spesies hospes (domba dan kambing). • Sebaliknya, LSDV secara eksperimental dapat menginfeksi domba dan kambing, tetapi tidak ada infeksi alami pada domba dan kambing karena LSDV yang pernah dilaporkan. Strain LSDV vs SPPV dan GTPV
  • 7. • Anggota Capripoxvirus dapat menyediakan proteksi silang (cross protection). • Vaksin ‘live attenuated’ baik yang homolog (strain virus ’Neethling’) dan heterolog (virus sheep pox dan goat pox) dapat digunakan untuk melindungi sapi dari infeksi LSD (OIE, 2013). • Di negara yang bebas sheep pox maupun goat pox (seperti Indonesia), disarankan untuk menggunakan vaksin yang homolog, tetapi apabila salah satu dari ke-2 penyakit itu ada, disarankan untuk menggunakan vaksin heterolog pada saat muncul wabah LSD (Tuppurainen & Oura, 2012). Proteksi silang Capripoxvirus
  • 8. • Selama bertahun-tahun, genom LSDV tampaknya stabil. • Setelah muncul pertama kali di Zambia pada 1929, isolat lapangan LSDV yang ditemukan selama beberapa dekade di Afrika hanya menunjukkan perbedaan genomik yang kecil. Genetik molekuler virus LSD • Begitu penyakit semakin menyebar ke Timur Tengah (2012) dan Eropa (2015), hanya sedikit variabilitas dari isolat lapangan Afrika. • Stabilitas genetik ini dieksploitasi untuk membedakan vaksin LSDV ‘live attenuated’ dari isolat lapangan kontemporer. Sumber: Badhy et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:61
  • 9. • Tanpa pengalaman atau data sebelumnya, munculnya wabah LSD di negara-negara Asia pertama kali, masih perlu dipelajari bagaimana penyakit ini mempengaruhi jenis sapi dan kerbau lokal serta dampaknya terhadap industri dan sistim peternakan. • Sapi jenis bos indicus, bos taurus dan sapi perah mengalami gejala klinis yang khas seperti nodul kulit, demam, pembengkakan sendi, pembengkakan limfonoda perifer, dan pada sapi perah terjadi pengurangan produksi susu. • Hanya ada laporan terbatas tentang kerbau yang menunjukkan gejala klinis LSD dan perannya sebagai ‘carrier’ tidak diketahui. Situasi LSD saat ini di Asia Pasifik Sumber: FAO GFTAD OIE. Presentation on Lumpy Skin Disease in Asia and the Pacific.
  • 10. • Setelah infeksi virus LSD, replikasi virus, viraemia, demam, lokalisasi kutaneous dari virus dan perkembangan nodul terjadi. • Pada sapi yang terinfeksi secara eksperimental, virus LSD ditemukan pada saliva setidaknya 11 hari setelah perkembangan demam, pada semen setelah 42 hari dan pada nodul kulit selama 39 hari. • Viraemia terjadi setelah reaksi demam awal dan berlangsung selama 2 minggu. • Kekebalan setelah pulih dari infeksi alami adalah seumur hidup pada sebagian besar sapi; anak sapi kebal setelah memperoleh antibodi maternal dan resisten terhadap klinis penyakit sekitar 6 bulan. Patogenesis LSD
  • 11. Rute masuk LSD ke Indonesia?
  • 13. Kasus LSD di Provinsi Riau (s/d 1 Maret 2022) Kabupaten/ Kota Tanggal temuan kasus pertama Jumlah hewan sakit Populasi berisiko (dalam kandang atau kelompok ternak) Populasi berisiko (desa) Konfirmasi PCR Bengkalis 15 Februari 4 11 46 Positif Dumai 15 Februari 6 32 850 Positif Indragiri Hilir 18 Februari 17 277 Belum ada Indragiri Hulu 7 Februari 104 882 4.543 Positif Kampar 15 Februari 22 35 524 Positif Pelalawan 10 Februari 2 224 1.023 Positif Siak 23 Februari 19 48 1.420 Belum ada T O T A L 174 1.509 8.406 11,53% 2,07% Sumber: Direktorat Kesehatan Hewan. Rencana Strategis Lumpy Skin Disease (LSD).
  • 14. • LSD dapat menjangkiti sapi, kerbau dan satwa liar. • Virus LSD tetap dapat hidup untuk jangka waktu lama di lingkungan pada suhu sekitar, terutama di keropeng yang kering. • Virus bertahan lama dalam nodul kulit nekrotik hingga 33 hari atau lebih, dalam keropeng kering hingga 35 hari dan setidaknya selama 18 hari di kulit kering udara. • Virus dapat diinaktivasi pada temperatur 55°C selama 2 jam dan 65°C selama 30 menit (Mulatu & Feyisa, 2018). • Meskipun hewan akhirnya tidak lagi memperlihatkan ada infeksi, tetap tidak diketahui adanya status ‘carrier’ untuk virus LSD. Epidemiologi
  • 15. Sapi terinfeksi Perubahan iklim Sapi sehat Hewan terinfeksi di lokasi baru Sapi diimpor dari negeri tetangga Vektor terinfeksi Sapi sehat Kutu Lalat Nyamuk Rute penularan pendek Rute penularan panjang Rute penularan LSD LSD dapat ditularkan ke stok bibit melalui inseminasi buatan dengan semen sapi yang terinfeksi, menghasilkan tingkat kebuntingan yang lebih rendah (Tuppurainen et al., 2017)
  • 16. • LSD menular ke satwa liar seperti Jerapah, Gazelle, Impala dan Kijang Antelope yang sensitif terhadap infeksi virus LSD. Penularan ke satwa liar • 16 Juni 2021, Dead Guar (Bos gaurus) di Provinsi Prachuap Khiri Khan. • 12 September 2021, Mainland serow (Capricornissumtraensis) di Provinsi Chonburi. • 25 September 2021, Banteng (Bos javanicus) di Provinsi Chachoengsao. • 8 Oktober 2021, Banteng (Bos javanicus) di Provinsi Uthaithani. Wabah LSD pada satwa liar di Thailand
  • 17. • Tingkat morbiditas bervariasi antara 5% hingga 45% dan tingkat mortalitas biasanya tetap di bawah 10%. • Tingkat morbiditas dan keparahan klinis penyakit lebih rendah pada kerbau dari pada sapi. • Ras sapi lokal lebih rentan daripada ras sapi perah Eropa dan induk sapi dalam produksi tinggi biasanya terinfeksi lebih parah. • Kasus pertama (indeks) biasanya berkaitan dengan lalu lintas ternak. Tingkat morbiditas dan mortalitas LSD
  • 18. • Faktor risiko yang berkaitan dengan penyebaran LSD termasuk iklim hangat dan lembab, kondisi yang mendukung kelimpahan populasi vektor, seperti yang terlihat setelah musim hujan, dan saat introduksi ternak baru ke dalam kelompok. • Besaran kelompok, populasi vektor, jarak ke sungai/danau, migrasi kelompok, transpor hewan terinfeksi ke daerah bebas, padang penggembalaan bersama dan sumber air adalah faktor risiko lain yang dapat meningkatkan prevalensi penyakit. • Arah dan kekuatan angin juga dapat berkontribusi pada penyebaran virus. • Faktor risiko yang berkaitan dengan seropositifitas LSDV adalah umur, jenis kelamin, tipe manajemen, rata-rata curah hujan tahunan, dan sumber air bersama. Faktor Risiko LSD
  • 19. • Hewan yang terinfeksi dapat menyimpan virus dalam nodul kulit hingga 39 hari pasca infeksi. • Virus LSD telah ditemukan pada lesi kutaneous, saliva, cairan hidung, susu, semen, otot, dan kulit. • Meskipun tidak ada laporan bahwa virus LSD ditularkan lewat kontak dengan cairan tubuh, tetapi punya peran penting dalam penyebaran virus ke lingkungan. • Virus rentan terhadap ether (20%), chloroform, formalin (1%), phenol (2% selama 15 menit), sodium hypochlorite (2-3%), iodine compounds (pengenceran 1:33) dan senyawa ammonium kuarterner (0,5%). Sumber virus LSD dan disinfeksi
  • 20. Kekebalan terhadap virus LSD • Genus Poxvirus memiliki genom yang besar oleh karenanya dapat menstimulasi sistim kekebalan inang secara efektif. • Kekebalan seumur hidup mengikuti infeksi alami. • Kekebalan sebagian besar dimediasi sel tetapi juga respons humoral. • Antibodi dideteksi sekitar 3 bulan setelah infeksi.
  • 21. • Tingkat keparahan gejala-gejala klinis sangat bervariasi, dan masa klinis dapat bervariasi antara subklinis hingga akut dan gejala-gejala menonjol. • Masa inkubasi setelah infeksi eksperimental adalah 4–14 hari, dan setelah infeksi alam adalah 1–4 minggu. Masa inkubasi LSD
  • 22. S (rentan) mewakili hewan sehat. E (terekspos) penyakit tetapi tidak dapat menularkan. I (terinfeksi) merupakan hewan yang diidentifikasi mati/dimusnahkan. R (sembuh) merupakan hewan yang sembuh dan menjadi kebal penyakit untuk jangka waktu tertentu. Model epidemiologi (S, E, I, R) Sumber: Mat et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:300. Rentan (S) Terekspos (E) Terinfeksi (I) Sembuh (R)
  • 23. Dampak Ekonomi Beban ekonomi serius bagi semua produsen sapi, terutama peternak skala kecil di negera berkembang. 02
  • 24. • LSD merupakan ancaman bagi pemuliaan stok ternak, karena dapat menyebabkan penyakit akut atau subakut pada sapi dan kerbau (Givens, 2018; Tuppurainen et al., 2017). • Ternak sapi semua umur dan jenis dapat terkena, tetapi terutama pada umur muda dan induk sapi di puncak laktasi (Tuppurainen et al., 2011). • Alasan mengapa OIE menempatkan penyakit lintas batas ini dalam daftar penyakit yang harus dilaporkan (notifiable disease list) adalah karena kerugian ekonomi yang signifikan dan potensi penyebaran yang cepat ( Tuppurainen & Oura, 2012). Ancaman terhadap stok ternak
  • 25. • Kekurusan (kehilangan kondisi tubuh karena hilangnya nafsu makan); • Kehilangan sementara atau permanen produksi susu; • Penurunan/kehilangan seluruhnya fertilitas pada sapi jantan & sapi betina; • Keguguran (aborsi); • Kerusakan permanen kulit. Dampak ekonomi LSD Kehilangan pendapatan Kekurusan Keguguran Karkas rusak Kulit rusak Mastitis & kehilangan produksi susu Susu
  • 26. • Setiap kerusakan, bekas luka, atau lesi pada kulit sapi mentah dapat memperburuk nilai kulit, seperti dalam kasus kulit hewan yang terkena LSD parah (Neamat-Allah, 2015). • Kulit jadi Bangladesh sangat dikagumi karena kualitasnya yang baik dan 56% kulit jadi dihasilkan dari sapi dan berkontribusi 3,5% dari eskpor tahunan negara itu (Siddiky, 2017). Kerugian akibat kerusakan kulit • Sebagai negara dengan posisi ekspor global ke-9, India memperoleh pendapatan tahunan US$ 8.500 juta untuk kulit jadi dan produk kulit jadinya (Gary et al., 2011)
  • 27. Dampak ekonomi LSD di Ethiopia • Diestimasi 1,2% dan 6,2% pengurangan produksi daging sapi per tahun di antara jenis sapi lokal dan sapi Friesian berturut-turut dilaporkan di Ethiopia karena infeksi virus LSD. • Biaya finansial tahunan dihitung dari rata-rata kehilangan produksi, yang disebabkan oleh morbiditas dan mortalitas yang timbul dari kehilangan susu, kehilangan daging sapi, kehilangan tenaga kerja ternak, dan biaya- biaya untuk pengobatan dan vaksinasi di tingkat kelompok ternak. • Rata-rata biaya finansial pada kelompok ternak yang terinfeksi diestimasi 6,43 US$ (Rp 90.000) per ekor untuk zebu lokal dan 58 US$ (Rp 812.000) per ekor untuk persilangan Holstein Friesian atau sapi ras persilangan. Sumber: Bonnet et al. (2011). Epdiemiological Aspect and Financial impacts of Lumpy skin disease in Ethiopia. Prev. Vet.Med., 102:274-283.
  • 28. Kerugian produksi akibat LSD di Turki Jenis kerugian Sapi perah Sapi potong Total kerugian (US$) Kerugian per ekor Rasio (%) Total kerugian (US$) Kerugian per ekor Rasio (%) Kehilangan susu 29.918,88 46,68 5,27 - - - Kehilangan berat badan 34.089,36 53,18 6,00 40.519,65 63,21 5,93 Kehilangan karkas daging 478.978,88 747,24 84,31 621.086,07 968,93 90,84 Aborsi spontan dan kehilangan lahir mati 8.590,33 13,40 1,51 - - - Kehilangan kulit 16.567,06 25,85 2,92 22.089,41 34,46 3,23 T o t a l 568.144,50 886,34 100,00 683.695,13 1.066,61 100,00 Sumber: Mat et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:300. Catatan: I US$ = sekitar Rp 14.000
  • 29. Dampak ekonomi LSD jangka panjang • Tingkat morbiditas LSD dapat berkisar antara 3% hingga 85% pada saat wabah dan di wilayah endemik biasanya sekitar 10%. • Meksipun penyakit ini tidak berkaitan dengan mortalitas tinggi (1-3%), kerugian ekonomi yang menyertai letupan wabah LSD biasanya lebih tinggi. • Dalam jangka panjang, dapat terjadi gangguan terhadap pertumbuhan populasi ruminansia besar akibat kerugian ekonomi yang besar karena penurunan asupan pakan (feed intake), produksi susu, konversi berat badan, keguguran dan infertilitas, dan kulit yang rusak. • LSD adalah penyakit yang menjadi hambatan perdagangan bukan hanya domestik tetapi juga internasional.
  • 30. Strategi Pengendalian 03 Pembatasan pergerakan hewan dari wilayah yang terinfeksi ke wilayah yang tidak terinfeksi dan juga vaksinasi adalah tindakan pengendalian yang penting.
  • 31. 1) Eliminasi infeksi dengan disinfeksi, vaksinasi, pengendalian vektor, deteksi hewan terinfeksi secara subklinis, disposal karkas dan pemusnahan hewan yang terinfeksi. 2) Pengendalian pergerakan hewan dengan isolasi hewan sakit, karantina, pengendalian lalu lintas ternak, zonasi dan pengendalian hewan dan produk hewan impor. 3) Jejaring dan informasi dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi, investigasi epidemiologik, diagnosis cepat dan pelaporan cepat. Prinsip pengendalian & pemberantasan Sumber: Turan et al. (2017). Review Article: Lumpy Skin Disease: Global and Turkish Perspectives.
  • 32. • LSD adalah penyakit yang tersebar luas dan ancaman global bagi industri ternak. • Vaksinasi menjadi cara yang paling efektif untuk mengendalikan LSD, kombinasi dengan biosekuriti, pengendalian vektor, karantina dan pengendalian lalu lintas ternak. • Meskipun demikian, tersebarnya strain vaksin ke lingkungan dan terjadinya kemungkinan mutasi strain vaksin harus difikirkan juga. • Begitu juga selalu ada kebutuhan untuk memproduksi vaksin dari strain lokal LSDV dan juga dosis optimal yang digunakan. Vaksin yang diproduksi harus efektif dan aman. Vaksinasi paling efektif Sumber: Turan et al. (2017). Review Article: Lumpy Skin Disease: Global and Turkish Perspectives.
  • 33. • Vaksinasi darurat (emergency vaccination) segera setelah wabah pertama. • Pemusnahan menyeluruh atau sebagian (total/partly stamping-out) semua hewan yang terinfeksi dan kontak (jika memungkinkan). • Isolasi hewan yang terinfeksi dari hewan yang sehat. • Pembatasan lalu lintas ternak dan pengendalian perbatasan. • Kampanye kesadaran untuk peternak, pedagang, dokter hewan, paramedis dan seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasar sapi. • Deteksi/pelaporan dini – Penguatan kapasitas diagnostik lokal. • Tindakan biosekuriti di tingkat peternak. Strategi pengendalian (1) Sumber: Presentation Dr. Eeva Tuppurainen. Lumpy skin disease.
  • 34. • Surveilans aktif (gejala klinis dan pengumpulan sampel dari hewan terinfeksi dan terduga). • Sapi yang diintegrasikan dengan perkebunan kelapa sawit – vaksinasi dilakukan di lapangan di mana sapi biasa dikumpulkan. • Pengendalian vektor pada hewan dan fasilitas – dapat menurunkan tingkat infeksi tetapi belum ada studi yang membuktikan hal itu. • Zonasi (zona kontrol radius 10 km; zona surveilans radius 50 km). Strategi pengendalian (2)
  • 35. Zona prioritas vaksinasi di Provinsi Riau ZONA KONTROL (10 KM) ZONA SURVEILANS (50 KM) Sumber: Presentasi Drh. Yuni Yupiana, MSc, PhD (12 Maret 2022)
  • 36.
  • 37. OIE mendorong negara anggota di wilayah berisiko untuk menginisiasi kampanye vaksinasi sebelum masuknya virus LSD dan melanjutkan pelaporan tepat waktu dari setiap kejadian wabah LSD. Provinsi-provinsi lain yang berisiko dan konsentrasi ternaknya tinggi bisa melakukan vaksinasi preventif (preventive vaccination).
  • 38. • Vaksinasi tahunan skala besar, menggunakan vaksin homolog. • Kekebalan populasi yang cukup (cakupan 80%) perlu dicapai dan dipertahankan di wilayah yang luas di sekitar zona tertular. • Vaksin tersedia dalam jumlah cukup, baik yang disuplai gratis oleh pemerintah untuk peternak skala kecil maupun vaksin yang dibeli secara mandiri oleh produsen ternak skala menengah dan besar. • Vaksinasi juga induk hewan yang bunting. • Vaksinasi anak sapi dari induk sapi yang divaksinasi pada umur 4-6 bulan dan dari induk sapi yang tidak divaksinasi secepat mungkin. Keberhasilan kampanye vaksinasi LSD Sumber: Presentation Dr. Eeva Tuppurainen. Lumpy skin disease.
  • 39. Pengendalian lalu lintas ternak • Provinsi-provinsi yang memiliki hubungan perdagangan ternak dengan Provinsi Riau yaitu: • Sumatera Barat • Sumatera Utara • Jambi • Lampung. • Dari informasi lapangan, dinyatakan ternak sapi lebih banyak yang masuk dari pada yang keluar Provinsi Riau.
  • 40. • Kasus yang dilaporkan sangat mungkin ‘under reporting’. • Keterbatasan finansial, terutama untuk pelaksanaan ‘stamping out’, disposal karkas dan kompensasi. • Efektivitas pengendalian vektor. • Kerja sama peternak rendah dalam pemusnahan hewan yang terinfeksi, tidak menjual hewan yang terinfeksi, kerja sama dalam mendukung pelaksanaan vaksinasi. • ‘Lifespan’ vaksin yang pendek (2-6 jam) – begitu botol dibuka. • Kurangnya pengetahuan tentang dampak ekonomi LSD di antara para peternak dan penyuluh. Tantangan pengendalian LSD
  • 41. • LSD sangat mudah menular dan sangat cepat menyebar terutama melalui perdagangan sapi antar daerah, sehingga populasi sapi dan kerbau di seluruh Indonesia terancam. • LSD merupakan tantangan peternakan di Indonesia, karena menghambat pertumbuhan populasi sapi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, karena ternak mengalami gangguan produksi (penurunan berat badan, penurunan produksi susu) dan reproduksi (keguguran, infertilitas). • Vaksinasi sapi dan kerbau memainkan peran mendasar untuk pengendalian dan pemberantasan LSD. Sampai saat ini, tidak ada negara yang berhasil memberantas LSD tanpa vaksinasi. Penutup