Dokumen tersebut membahas tentang Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak, mulai dari pengenalan penyakit, patogenesis, epidemiologi, dampak ekonomi, dan strategi pengendalian LSD. LSD disebabkan oleh virus yang menginfeksi sapi dan kerbau, menyebabkan gejala klinis seperti nodul kulit dan menurunkan produktivitas ternak. Penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara Asia dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Tata Naipospos
Webinar membahas Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi di Indonesia. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Provinsi Riau pada Februari 2022 dan sejak saat itu terus menyebar ke beberapa kabupaten di provinsi tersebut. LSD menyebabkan kerugian ekonomi besar akibat kematian ternak dan penurunan produktivitas. Upaya pemberantasan diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang situasi, epidemiologi, dan mitigasi penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi. LSD disebabkan oleh virus yang menyebabkan demam, nodul kulit, dan penurunan produktivitas sapi. Penyakit ini menyebar dengan bantuan vektor seperti lalat dan caplak, serta perdagangan sapi yang tidak terkendali. Upaya pengendalian meliputi vaksinasi, pengendalian vektor dan lalu lintas sapi
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Tata Naipospos
Lumpy skin disease (LSD) kini menjadi penyakit lintas batas setelah awalnya ditemukan di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Tenggara, dan menyebar ke Asia termasuk Asia Tenggara. Pola penyebarannya dipicu oleh pergerakan ternak yang terinfeksi dan potensi transportasi vektor yang terinfeksi. Faktor risiko penyebaran penyakit ini antara lain perdagangan ternak dan perpindahan ternak.
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk penjelasan tentang penyakit tersebut, dampaknya, epidemiologi, dan kesiagaan darurat untuk penanggulangannya.
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pox dan menyebabkan demam, nodul pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi karena menurunkan produksi susu dan daging serta fertilitas ternak. LSD menyebar di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa melalui lalat dan nyamuk sebagai vektor. Strategi pengendalian meliputi vaksin
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Tata Naipospos
Webinar membahas Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi di Indonesia. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Provinsi Riau pada Februari 2022 dan sejak saat itu terus menyebar ke beberapa kabupaten di provinsi tersebut. LSD menyebabkan kerugian ekonomi besar akibat kematian ternak dan penurunan produktivitas. Upaya pemberantasan diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang situasi, epidemiologi, dan mitigasi penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi. LSD disebabkan oleh virus yang menyebabkan demam, nodul kulit, dan penurunan produktivitas sapi. Penyakit ini menyebar dengan bantuan vektor seperti lalat dan caplak, serta perdagangan sapi yang tidak terkendali. Upaya pengendalian meliputi vaksinasi, pengendalian vektor dan lalu lintas sapi
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Tata Naipospos
Lumpy skin disease (LSD) kini menjadi penyakit lintas batas setelah awalnya ditemukan di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Tenggara, dan menyebar ke Asia termasuk Asia Tenggara. Pola penyebarannya dipicu oleh pergerakan ternak yang terinfeksi dan potensi transportasi vektor yang terinfeksi. Faktor risiko penyebaran penyakit ini antara lain perdagangan ternak dan perpindahan ternak.
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk penjelasan tentang penyakit tersebut, dampaknya, epidemiologi, dan kesiagaan darurat untuk penanggulangannya.
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Tata Naipospos
Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pox dan menyebabkan demam, nodul pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi karena menurunkan produksi susu dan daging serta fertilitas ternak. LSD menyebar di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa melalui lalat dan nyamuk sebagai vektor. Strategi pengendalian meliputi vaksin
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Indonesia, termasuk gejala, epidemiologi, penularan, pencegahan, dan tantangan pengendaliannya."
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas strategi dan pertimbangan teknis untuk rencana vaksinasi Lumpy Skin Disease di Indonesia, termasuk penjelasan mengenai penularan penyakit, kerugian ekonomi, situasi wabah global dan regional, serta pendekatan vaksinasi seperti jenis vaksin yang digunakan, cakupan vaksinasi, dan persyaratan program vaksinasi.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
Tiga penyakit hewan penting yaitu African Swine Fever (ASF), Lumpy Skin Disease (LSD), dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke beberapa negara dan wilayah di Indonesia. Untuk mengendalikan penyebarannya diperlukan kerja sama antar instansi terkait melalui penguatan sistem surveilans, penerapan tindakan biosekuriti yang ketat, serta manajemen risiko dan komunikasi yang tepat.
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Tata Naipospos
Dokumen ini membahas analisis risiko penyakit hewan dengan menjelaskan kerangka kerja analisis risiko menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan implementasinya dalam perdagangan internasional dan impor hewan serta produk hewannya.
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menjelaskan tentang apa itu PMK, sejarah evolusi virusnya, serotipe dan topotipe virus PMK, sifat virus, dan bagaimana virus dapat diintroduksikan ke negara bebas PMK.
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Tata Naipospos
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, terutama virus corona seperti COVID-19, SARS, dan MERS. Dokumen ini menjelaskan sumber virus corona dari kelelawar dan inang perantaranya, serta tindakan pencegahan penularan zoonosis. Dokumen ini juga menekankan pentingnya pelestarian lingkungan untuk mencegah lompatan patogen
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit di balai pembibitan ternak. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit diperlukan untuk mencegah penularan penyakit antar hewan dan meminimalkan kerugian ekonomi. Dokumen juga memberikan contoh praktik biosekuriti seperti isolasi hewan baru dan mengendalikan h
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan dan rekomendasi terkait pengendalian dan penanganan wabah African Swine Fever di Indonesia. Beberapa poin penting yang disarankan antara lain melakukan surveilans pasif, meningkatkan biosekuritas di peternakan babi, dan melakukan pemulihan produksi hanya setelah kandang dikosongkan selama 4-6 bulan beserta penggunaan babi sentinel.
Teks tersebut membahas tentang rabies pada hewan dan penularannya ke manusia. Secara ringkas, rabies disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebar melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi. Gejalanya bervariasi namun dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan jaringan otak dan tes laboratorium.
Masuk dan Menyebarnya LSD dan PMK di Indonesia - PDHI Riau-KEMIN Indonesia - ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Indonesia, termasuk gejala, epidemiologi, penularan, pencegahan, dan tantangan pengendaliannya."
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas strategi dan pertimbangan teknis untuk rencana vaksinasi Lumpy Skin Disease di Indonesia, termasuk penjelasan mengenai penularan penyakit, kerugian ekonomi, situasi wabah global dan regional, serta pendekatan vaksinasi seperti jenis vaksin yang digunakan, cakupan vaksinasi, dan persyaratan program vaksinasi.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
Tiga penyakit hewan penting yaitu African Swine Fever (ASF), Lumpy Skin Disease (LSD), dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke beberapa negara dan wilayah di Indonesia. Untuk mengendalikan penyebarannya diperlukan kerja sama antar instansi terkait melalui penguatan sistem surveilans, penerapan tindakan biosekuriti yang ketat, serta manajemen risiko dan komunikasi yang tepat.
Analisa Risiko Penyakit Hewan - BUTTMKP, 11 Februari 2019Tata Naipospos
Dokumen ini membahas analisis risiko penyakit hewan dengan menjelaskan kerangka kerja analisis risiko menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan implementasinya dalam perdagangan internasional dan impor hewan serta produk hewannya.
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menjelaskan tentang apa itu PMK, sejarah evolusi virusnya, serotipe dan topotipe virus PMK, sifat virus, dan bagaimana virus dapat diintroduksikan ke negara bebas PMK.
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Tata Naipospos
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, terutama virus corona seperti COVID-19, SARS, dan MERS. Dokumen ini menjelaskan sumber virus corona dari kelelawar dan inang perantaranya, serta tindakan pencegahan penularan zoonosis. Dokumen ini juga menekankan pentingnya pelestarian lingkungan untuk mencegah lompatan patogen
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit di balai pembibitan ternak. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit diperlukan untuk mencegah penularan penyakit antar hewan dan meminimalkan kerugian ekonomi. Dokumen juga memberikan contoh praktik biosekuriti seperti isolasi hewan baru dan mengendalikan h
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan dan rekomendasi terkait pengendalian dan penanganan wabah African Swine Fever di Indonesia. Beberapa poin penting yang disarankan antara lain melakukan surveilans pasif, meningkatkan biosekuritas di peternakan babi, dan melakukan pemulihan produksi hanya setelah kandang dikosongkan selama 4-6 bulan beserta penggunaan babi sentinel.
Teks tersebut membahas tentang rabies pada hewan dan penularannya ke manusia. Secara ringkas, rabies disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebar melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi. Gejalanya bervariasi namun dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan jaringan otak dan tes laboratorium.
Virus rabies menyerang sistem saraf mamalia dan ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing dan kelelawar. Gejalanya
mulai dari demam hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kematian. Pencegahannya meliputi vaksinasi hewan
peliharaan, menjaga hewan di dalam kandang, dan menghindari kontak dengan hewan liar.
Dokumen tersebut membahas tentang rabies, termasuk definisi, penularan, gejala, dan pengobatan rabies. Rabies adalah infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat dan ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, seperti anjing. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, hingga hidrofobia. Pengobatannya meliputi pembersihan luka, imunoglubulin, dan vaksinasi.
1. Deteksi dini kasus LSD dan pelacakan kasus secara aktif dan pasif dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih luas.
2. Pengendalian lalu lintas ternak dan karantina digunakan untuk membatasi mobilitas ternak.
3. Vaksinasi darurat dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi."
Makalah ini membahas tentang epidemiologi penyakit rabies. Rabies adalah penyakit infeksi akut pusat saraf yang disebabkan virus rabies (rhabdovirus). Penyakit ini bersifat zoonotik dan dapat menular dari hewan ke manusia melalui gigitan. Makalah ini memaparkan sejarah, pengertian, struktur virus, siklus hidup, epidemiologi, gejala klinis, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan penyakit rabies.
Dokumen tersebut membahas tentang demam berdarah dengue (DBD) yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya bervariasi mulai dari demam tinggi hingga perdarahan yang bisa mengakibatkan kematian. Upaya pencegahan dan penanggulangannya meliputi pemberantasan sarang nyamuk, larvasidasi, penyemprotan, serta k
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.Bunga G-Vinsa
Penelitian ini mengidentifikasi virus rabies pada 32 ekor anjing liar di Kota Makassar menggunakan teknik Fluorescent Antibody. Hasilnya menunjukkan semua sampel otak anjing bersih dari virus rabies. Sampel otak anjing tanpa gejala klinis rabies atau dari tempat pemotongan bukan merupakan sampel yang baik untuk mengidentifikasi keberadaan virus rabies di suatu wilayah.
Rabies (penyakit anjing gila) merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia karena penyakit ini tersebar luas dan menyebabkan kematian pada hampir semua kasusnya baik pada manusia maupun hewan. Virus rabies dapat menular dari hewan ke manusia melalui gigitan atau air liur yang terkena luka. Pencegahan utamanya adalah vaksinasi hewan dan penanganan cepat luka gigitan untuk mencegah penularan virus.
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...Tata Naipospos
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Virus zoonotik seperti SARS-CoV-2 berasal dari hewan liar seperti kelelawar dan trenggiling, dan kelelawar merupakan sumber virus zoonotik paling penting yang perlu dimonitoring lebih lanjut karena potensi menular ke manusia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami interaksi antarmanusia dan hewan reservoar virus agar dapat mencegah pan
Dokumen tersebut membahas tentang simulasi penyakit African Swine Fever di Indonesia, termasuk produksi babi, epidemiologi penyakit, gejala klinis, diagnosa, dan opsi pengendalian penyakit.
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
The document provides details regarding an upcoming PVS Evaluation Follow-Up mission in Indonesia from 2-13 October 2023 that will evaluate the country's Veterinary Services. The previous PVS Evaluation in 2007 assessed Indonesia at Level 2, and a 2011 Gap Analysis set a target of Level 3 within 5 years. The upcoming mission will evaluate progress towards this Level 3 target. It outlines the scope of the evaluation, procedures to be followed, and provides an overview of data and documents that will be reviewed. Ideal sampling sites across different categories are also listed.
The document discusses challenges that remained from the 2011 Gap Analysis, including legislation, management and coordination, staff development, surveillance capabilities, and disease control programs. It notes that reports
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
Virus influenza aviar tingkat patogenisitas tinggi (HPAI) dan rendah (LPAI) masih menyebar luas di Indonesia, terutama di sektor perunggasan skala kecil. Virus-virus baru seperti LPAI H9N2 pertama kali dideteksi pada 2017. Pasar unggas hidup (PUH) memainkan peran penting dalam penyebaran berulang virus melalui kontak erat antara unggas dari berbagai daerah. Dinamika evolusi virus H5N1 menunjukkan be
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
Kesejahteraan hewan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan status kinerja layanan veteriner suatu negara. Standar kesejahteraan hewan internasional dipromosikan untuk maksimalkan implementasinya di seluruh dunia.
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) mengenai penggunaan antimikroba pada peternakan unggas di Indonesia.
2. Survei ini dilaksanakan di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Blitar dan Malang, dengan target 60 peternak unggas.
3. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak mengenai pen
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Veterinary Statutory Body (VSB) bagi peningkatan kualitas profesi kedokteran hewan di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi profesi dokter hewan, peran pentingnya bagi masyarakat, serta unsur-unsur yang menentukan kualitas layanan kesehatan hewan seperti tenaga kerja kesehatan hewan dan kinerja layanan kesehatan hewan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Hewan Dun
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas pengendalian lalu lintas ternak dan vaksinasi khususnya di daerah bebas penyakit mulut dan kuku. Dokumen menjelaskan tentang pola lalu lintas ternak, klasifikasi zona berdasarkan risiko penyakit, dan aturan lalu lintas berdasarkan situasi penyakit di suatu daerah.
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Tata Naipospos
Optimalisasi peran karantina hewan sebagai otoritas veteriner di perbatasan dalam konteks pengendalian penyakit membahas pentingnya karantina hewan untuk mencegah penyebaran penyakit menular antar negara dan mengatur impor hewan dan produk hewannya. Dokumen ini juga membahas perlunya koordinasi yang baik antara berbagai otoritas terkait untuk menjalankan fungsi karantina hewan secara efektif.
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Medan, Prapat, 17 Maret 2022
1. Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Keswan, Kesmavet dan Karantina Hewan
Tantangan Peternakan dan Strategi
Pengendalian Pasca Masuknya Lumpy
Skin Disease (LSD) di Indonesia
Rapat Koordinasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Tahun 2022 Balai Veteriner Medan, Prapat, 17 Maret 2022
3. Pendahuluan
Apa itu Lumpy skin disease (LSD)?
Bagaimana patogenesis LSD?
Bagaimana epidemiologi LSD
01
4. • Lumpy skin disease (LSD) disebabkan oleh virus lumpy skin
disease (LSDV) yang masuk dalam genus Capripoxvirus.
• Awalnya, penyakit ini menjangkiti ternak sapi di benua Afrika,
namun sejak 2012 penyakit ini telah menyebar dari negara-
negara Afrika ke Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa.
• Penyebaran ke benua Asia diawali di China, Bangladesh dan India
pada 2019; dan selama 2020 berlanjut ke Bhutan, Hongkong,
Myanmar, Nepal, Taiwan, Vietnam dan Srilangka; selama 2021,
menyebar ke Thailand, Kamboja, Laos dan Malaysia; dan pada
awal 2022 menyebar ke Indonesia dan Singapura.
Lumpy skin disease (LSD)
5. • Virus LSD (LSDV) secara genetik terkait dengan virus sheep pox
(SPPV) dan virus goat pox (GTPV); kesamaan setidaknya 96%.
• Virus LSD adalah DNA beruntai ganda yang mengandung sekitar
150 kilobase pasangan (kbp) dengan ukuran yang relatif besar
(230–260 nm), tertutup dalam amplop lipid (Bhanuprakash et al.,
2006; Buller et al., 2005; Givens, 2018).
• Oleh karena itu, uji laboratorium konvensional tidak dapat
membedakan virus-virus genus capripoxvirus satu sama lain.
• Berbagai uji PCR saat ini telah divalidasi untuk membedakan
antara LSDV dan SPPV/GTPV.
Virus LSD
6. • Hibridisasi silang DNA yang luas antara spesies menyebabkan
reaksi silang (cross- reaction) serologis dan perlindungan silang
(cross-protection) di antara anggota Genus Capropoxvirus.
• Meskipun Capripoxvirus umumnya dianggap spesifik inang (host
specific), strain SPPV and GTPV secara alami atau eksperimental
dapat menginfeksi silang dan menyebabkan penyakit pada ke-2
spesies hospes (domba dan kambing).
• Sebaliknya, LSDV secara eksperimental dapat menginfeksi
domba dan kambing, tetapi tidak ada infeksi alami pada domba
dan kambing karena LSDV yang pernah dilaporkan.
Strain LSDV vs SPPV dan GTPV
7. • Anggota Capripoxvirus dapat menyediakan proteksi silang (cross
protection).
• Vaksin ‘live attenuated’ baik yang homolog (strain virus ’Neethling’)
dan heterolog (virus sheep pox dan goat pox) dapat digunakan
untuk melindungi sapi dari infeksi LSD (OIE, 2013).
• Di negara yang bebas sheep pox maupun goat pox (seperti
Indonesia), disarankan untuk menggunakan vaksin yang homolog,
tetapi apabila salah satu dari ke-2 penyakit itu ada, disarankan
untuk menggunakan vaksin heterolog pada saat muncul wabah
LSD (Tuppurainen & Oura, 2012).
Proteksi silang Capripoxvirus
8. • Selama bertahun-tahun, genom LSDV
tampaknya stabil.
• Setelah muncul pertama kali di Zambia pada
1929, isolat lapangan LSDV yang ditemukan
selama beberapa dekade di Afrika hanya
menunjukkan perbedaan genomik yang kecil.
Genetik molekuler virus LSD
• Begitu penyakit semakin menyebar ke Timur Tengah (2012) dan
Eropa (2015), hanya sedikit variabilitas dari isolat lapangan Afrika.
• Stabilitas genetik ini dieksploitasi untuk membedakan vaksin LSDV
‘live attenuated’ dari isolat lapangan kontemporer.
Sumber: Badhy et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:61
9. • Tanpa pengalaman atau data sebelumnya, munculnya wabah LSD di
negara-negara Asia pertama kali, masih perlu dipelajari bagaimana
penyakit ini mempengaruhi jenis sapi dan kerbau lokal serta
dampaknya terhadap industri dan sistim peternakan.
• Sapi jenis bos indicus, bos taurus dan sapi perah mengalami gejala
klinis yang khas seperti nodul kulit, demam, pembengkakan sendi,
pembengkakan limfonoda perifer, dan pada sapi perah terjadi
pengurangan produksi susu.
• Hanya ada laporan terbatas tentang kerbau yang menunjukkan
gejala klinis LSD dan perannya sebagai ‘carrier’ tidak diketahui.
Situasi LSD saat ini di Asia Pasifik
Sumber: FAO GFTAD OIE. Presentation on Lumpy Skin Disease in Asia and the Pacific.
10. • Setelah infeksi virus LSD, replikasi virus, viraemia, demam, lokalisasi
kutaneous dari virus dan perkembangan nodul terjadi.
• Pada sapi yang terinfeksi secara eksperimental, virus LSD ditemukan
pada saliva setidaknya 11 hari setelah perkembangan demam, pada
semen setelah 42 hari dan pada nodul kulit selama 39 hari.
• Viraemia terjadi setelah reaksi demam awal dan berlangsung selama
2 minggu.
• Kekebalan setelah pulih dari infeksi alami adalah seumur hidup pada
sebagian besar sapi; anak sapi kebal setelah memperoleh antibodi
maternal dan resisten terhadap klinis penyakit sekitar 6 bulan.
Patogenesis LSD
13. Kasus LSD di Provinsi Riau (s/d 1 Maret 2022)
Kabupaten/
Kota
Tanggal
temuan
kasus
pertama
Jumlah
hewan
sakit
Populasi berisiko
(dalam kandang
atau kelompok
ternak)
Populasi
berisiko
(desa)
Konfirmasi
PCR
Bengkalis 15 Februari 4 11 46 Positif
Dumai 15 Februari 6 32 850 Positif
Indragiri Hilir 18 Februari 17 277 Belum ada
Indragiri Hulu 7 Februari 104 882 4.543 Positif
Kampar 15 Februari 22 35 524 Positif
Pelalawan 10 Februari 2 224 1.023 Positif
Siak 23 Februari 19 48 1.420 Belum ada
T O T A L 174 1.509 8.406
11,53% 2,07%
Sumber: Direktorat Kesehatan Hewan. Rencana Strategis Lumpy Skin Disease (LSD).
14. • LSD dapat menjangkiti sapi, kerbau dan satwa liar.
• Virus LSD tetap dapat hidup untuk jangka waktu lama di lingkungan
pada suhu sekitar, terutama di keropeng yang kering.
• Virus bertahan lama dalam nodul kulit nekrotik hingga 33 hari atau
lebih, dalam keropeng kering hingga 35 hari dan setidaknya selama
18 hari di kulit kering udara.
• Virus dapat diinaktivasi pada temperatur 55°C selama 2 jam dan
65°C selama 30 menit (Mulatu & Feyisa, 2018).
• Meskipun hewan akhirnya tidak lagi memperlihatkan ada infeksi,
tetap tidak diketahui adanya status ‘carrier’ untuk virus LSD.
Epidemiologi
15. Sapi terinfeksi Perubahan iklim
Sapi sehat
Hewan terinfeksi di lokasi baru
Sapi diimpor dari negeri tetangga
Vektor terinfeksi
Sapi sehat
Kutu Lalat Nyamuk
Rute penularan pendek Rute penularan panjang
Rute penularan
LSD
LSD dapat ditularkan ke stok
bibit melalui inseminasi buatan
dengan semen sapi yang
terinfeksi, menghasilkan tingkat
kebuntingan yang lebih rendah
(Tuppurainen et al., 2017)
16. • LSD menular ke satwa liar seperti Jerapah, Gazelle, Impala dan
Kijang Antelope yang sensitif terhadap infeksi virus LSD.
Penularan ke satwa liar
• 16 Juni 2021, Dead Guar (Bos gaurus)
di Provinsi Prachuap Khiri Khan.
• 12 September 2021, Mainland serow
(Capricornissumtraensis) di Provinsi
Chonburi.
• 25 September 2021, Banteng (Bos
javanicus) di Provinsi Chachoengsao.
• 8 Oktober 2021, Banteng (Bos
javanicus) di Provinsi Uthaithani.
Wabah LSD pada
satwa liar di Thailand
17. • Tingkat morbiditas bervariasi antara 5% hingga
45% dan tingkat mortalitas biasanya tetap di
bawah 10%.
• Tingkat morbiditas dan keparahan klinis penyakit
lebih rendah pada kerbau dari pada sapi.
• Ras sapi lokal lebih rentan daripada ras sapi perah
Eropa dan induk sapi dalam produksi tinggi
biasanya terinfeksi lebih parah.
• Kasus pertama (indeks) biasanya berkaitan
dengan lalu lintas ternak.
Tingkat morbiditas dan mortalitas LSD
18. • Faktor risiko yang berkaitan dengan penyebaran LSD termasuk iklim hangat
dan lembab, kondisi yang mendukung kelimpahan populasi vektor, seperti
yang terlihat setelah musim hujan, dan saat introduksi ternak baru ke dalam
kelompok.
• Besaran kelompok, populasi vektor, jarak ke sungai/danau, migrasi
kelompok, transpor hewan terinfeksi ke daerah bebas, padang
penggembalaan bersama dan sumber air adalah faktor risiko lain yang dapat
meningkatkan prevalensi penyakit.
• Arah dan kekuatan angin juga dapat berkontribusi pada penyebaran virus.
• Faktor risiko yang berkaitan dengan seropositifitas LSDV adalah umur, jenis
kelamin, tipe manajemen, rata-rata curah hujan tahunan, dan sumber air
bersama.
Faktor Risiko LSD
19. • Hewan yang terinfeksi dapat menyimpan virus dalam nodul kulit
hingga 39 hari pasca infeksi.
• Virus LSD telah ditemukan pada lesi kutaneous, saliva, cairan hidung,
susu, semen, otot, dan kulit.
• Meskipun tidak ada laporan bahwa virus LSD ditularkan lewat kontak
dengan cairan tubuh, tetapi punya peran penting dalam penyebaran
virus ke lingkungan.
• Virus rentan terhadap ether (20%), chloroform, formalin (1%), phenol
(2% selama 15 menit), sodium hypochlorite (2-3%), iodine compounds
(pengenceran 1:33) dan senyawa ammonium kuarterner (0,5%).
Sumber virus LSD dan disinfeksi
20. Kekebalan terhadap virus LSD
• Genus Poxvirus memiliki genom
yang besar oleh karenanya
dapat menstimulasi sistim
kekebalan inang secara efektif.
• Kekebalan seumur hidup mengikuti infeksi alami.
• Kekebalan sebagian besar dimediasi sel tetapi juga respons
humoral.
• Antibodi dideteksi sekitar 3 bulan setelah infeksi.
21. • Tingkat keparahan gejala-gejala
klinis sangat bervariasi, dan
masa klinis dapat bervariasi
antara subklinis hingga akut dan
gejala-gejala menonjol.
• Masa inkubasi setelah infeksi
eksperimental adalah 4–14 hari,
dan setelah infeksi alam adalah
1–4 minggu.
Masa inkubasi LSD
22. S (rentan) mewakili hewan sehat.
E (terekspos) penyakit tetapi tidak dapat menularkan.
I (terinfeksi) merupakan hewan yang diidentifikasi mati/dimusnahkan.
R (sembuh) merupakan hewan yang sembuh dan menjadi kebal penyakit
untuk jangka waktu tertentu.
Model epidemiologi (S, E, I, R)
Sumber: Mat et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:300.
Rentan
(S)
Terekspos
(E)
Terinfeksi
(I)
Sembuh
(R)
23. Dampak Ekonomi
Beban ekonomi serius bagi semua
produsen sapi, terutama peternak
skala kecil di negera berkembang.
02
24. • LSD merupakan ancaman bagi pemuliaan stok ternak, karena
dapat menyebabkan penyakit akut atau subakut pada sapi dan
kerbau (Givens, 2018; Tuppurainen et al., 2017).
• Ternak sapi semua umur dan jenis dapat terkena, tetapi terutama
pada umur muda dan induk sapi di puncak laktasi (Tuppurainen
et al., 2011).
• Alasan mengapa OIE menempatkan penyakit lintas batas ini
dalam daftar penyakit yang harus dilaporkan (notifiable disease
list) adalah karena kerugian ekonomi yang signifikan dan potensi
penyebaran yang cepat ( Tuppurainen & Oura, 2012).
Ancaman terhadap stok ternak
25. • Kekurusan (kehilangan
kondisi tubuh karena
hilangnya nafsu makan);
• Kehilangan sementara
atau permanen produksi
susu;
• Penurunan/kehilangan
seluruhnya fertilitas pada
sapi jantan & sapi betina;
• Keguguran (aborsi);
• Kerusakan permanen kulit.
Dampak ekonomi LSD
Kehilangan
pendapatan
Kekurusan
Keguguran
Karkas rusak
Kulit rusak
Mastitis & kehilangan
produksi susu
Susu
26. • Setiap kerusakan, bekas luka, atau lesi pada
kulit sapi mentah dapat memperburuk nilai
kulit, seperti dalam kasus kulit hewan yang
terkena LSD parah (Neamat-Allah, 2015).
• Kulit jadi Bangladesh sangat dikagumi karena
kualitasnya yang baik dan 56% kulit jadi
dihasilkan dari sapi dan berkontribusi 3,5%
dari eskpor tahunan negara itu (Siddiky, 2017).
Kerugian akibat kerusakan kulit
• Sebagai negara dengan posisi ekspor global ke-9, India memperoleh
pendapatan tahunan US$ 8.500 juta untuk kulit jadi dan produk kulit
jadinya (Gary et al., 2011)
27. Dampak ekonomi LSD di Ethiopia
• Diestimasi 1,2% dan 6,2% pengurangan produksi daging sapi per tahun
di antara jenis sapi lokal dan sapi Friesian berturut-turut dilaporkan di
Ethiopia karena infeksi virus LSD.
• Biaya finansial tahunan dihitung dari rata-rata kehilangan produksi, yang
disebabkan oleh morbiditas dan mortalitas yang timbul dari kehilangan
susu, kehilangan daging sapi, kehilangan tenaga kerja ternak, dan biaya-
biaya untuk pengobatan dan vaksinasi di tingkat kelompok ternak.
• Rata-rata biaya finansial pada kelompok ternak yang terinfeksi
diestimasi 6,43 US$ (Rp 90.000) per ekor untuk zebu lokal dan 58 US$
(Rp 812.000) per ekor untuk persilangan Holstein Friesian atau sapi ras
persilangan. Sumber: Bonnet et al. (2011). Epdiemiological Aspect and Financial
impacts of Lumpy skin disease in Ethiopia. Prev. Vet.Med., 102:274-283.
28. Kerugian produksi akibat LSD di Turki
Jenis kerugian
Sapi perah Sapi potong
Total
kerugian
(US$)
Kerugian
per ekor
Rasio
(%)
Total
kerugian
(US$)
Kerugian
per ekor
Rasio
(%)
Kehilangan susu 29.918,88 46,68 5,27 - - -
Kehilangan berat badan 34.089,36 53,18 6,00 40.519,65 63,21 5,93
Kehilangan karkas
daging
478.978,88 747,24 84,31 621.086,07 968,93 90,84
Aborsi spontan dan
kehilangan lahir mati
8.590,33 13,40 1,51 - - -
Kehilangan kulit 16.567,06 25,85 2,92 22.089,41 34,46 3,23
T o t a l 568.144,50 886,34 100,00 683.695,13 1.066,61 100,00
Sumber: Mat et al. BMC Veterinary Research (2021) 17:300.
Catatan: I US$ = sekitar Rp 14.000
29. Dampak ekonomi LSD jangka panjang
• Tingkat morbiditas LSD dapat berkisar antara 3% hingga 85% pada saat
wabah dan di wilayah endemik biasanya sekitar 10%.
• Meksipun penyakit ini tidak berkaitan dengan mortalitas tinggi (1-3%),
kerugian ekonomi yang menyertai letupan wabah LSD biasanya lebih
tinggi.
• Dalam jangka panjang, dapat terjadi gangguan terhadap pertumbuhan
populasi ruminansia besar akibat kerugian ekonomi yang besar karena
penurunan asupan pakan (feed intake), produksi susu, konversi berat
badan, keguguran dan infertilitas, dan kulit yang rusak.
• LSD adalah penyakit yang menjadi hambatan perdagangan bukan hanya
domestik tetapi juga internasional.
31. 1) Eliminasi infeksi dengan disinfeksi, vaksinasi, pengendalian
vektor, deteksi hewan terinfeksi secara subklinis, disposal
karkas dan pemusnahan hewan yang terinfeksi.
2) Pengendalian pergerakan hewan dengan isolasi hewan sakit,
karantina, pengendalian lalu lintas ternak, zonasi dan
pengendalian hewan dan produk hewan impor.
3) Jejaring dan informasi dengan meningkatkan kesadaran dan
edukasi, investigasi epidemiologik, diagnosis cepat dan
pelaporan cepat.
Prinsip pengendalian & pemberantasan
Sumber: Turan et al. (2017). Review Article: Lumpy Skin Disease: Global and Turkish Perspectives.
32. • LSD adalah penyakit yang tersebar luas dan ancaman global bagi
industri ternak.
• Vaksinasi menjadi cara yang paling efektif untuk mengendalikan
LSD, kombinasi dengan biosekuriti, pengendalian vektor, karantina
dan pengendalian lalu lintas ternak.
• Meskipun demikian, tersebarnya strain vaksin ke lingkungan dan
terjadinya kemungkinan mutasi strain vaksin harus difikirkan juga.
• Begitu juga selalu ada kebutuhan untuk memproduksi vaksin dari
strain lokal LSDV dan juga dosis optimal yang digunakan. Vaksin
yang diproduksi harus efektif dan aman.
Vaksinasi paling efektif
Sumber: Turan et al. (2017). Review Article: Lumpy Skin Disease: Global and Turkish Perspectives.
33. • Vaksinasi darurat (emergency vaccination) segera setelah wabah pertama.
• Pemusnahan menyeluruh atau sebagian (total/partly stamping-out)
semua hewan yang terinfeksi dan kontak (jika memungkinkan).
• Isolasi hewan yang terinfeksi dari hewan yang sehat.
• Pembatasan lalu lintas ternak dan pengendalian perbatasan.
• Kampanye kesadaran untuk peternak, pedagang, dokter hewan,
paramedis dan seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasar sapi.
• Deteksi/pelaporan dini – Penguatan kapasitas diagnostik lokal.
• Tindakan biosekuriti di tingkat peternak.
Strategi pengendalian (1)
Sumber: Presentation Dr. Eeva Tuppurainen. Lumpy skin disease.
34. • Surveilans aktif (gejala klinis dan pengumpulan
sampel dari hewan terinfeksi dan terduga).
• Sapi yang diintegrasikan dengan perkebunan
kelapa sawit – vaksinasi dilakukan di lapangan
di mana sapi biasa dikumpulkan.
• Pengendalian vektor pada hewan dan fasilitas
– dapat menurunkan tingkat infeksi tetapi
belum ada studi yang membuktikan hal itu.
• Zonasi (zona kontrol radius 10 km; zona
surveilans radius 50 km).
Strategi pengendalian (2)
35. Zona prioritas vaksinasi di Provinsi Riau
ZONA KONTROL (10 KM) ZONA SURVEILANS (50 KM)
Sumber: Presentasi Drh. Yuni Yupiana, MSc, PhD (12 Maret 2022)
36.
37. OIE mendorong negara anggota di wilayah berisiko untuk
menginisiasi kampanye vaksinasi sebelum masuknya virus LSD dan
melanjutkan pelaporan tepat waktu dari setiap kejadian wabah LSD.
Provinsi-provinsi lain yang berisiko dan konsentrasi ternaknya tinggi
bisa melakukan vaksinasi preventif (preventive vaccination).
38. • Vaksinasi tahunan skala besar, menggunakan vaksin homolog.
• Kekebalan populasi yang cukup (cakupan 80%) perlu dicapai dan
dipertahankan di wilayah yang luas di sekitar zona tertular.
• Vaksin tersedia dalam jumlah cukup, baik yang disuplai gratis oleh
pemerintah untuk peternak skala kecil maupun vaksin yang dibeli
secara mandiri oleh produsen ternak skala menengah dan besar.
• Vaksinasi juga induk hewan yang bunting.
• Vaksinasi anak sapi dari induk sapi yang divaksinasi pada umur 4-6
bulan dan dari induk sapi yang tidak divaksinasi secepat mungkin.
Keberhasilan kampanye vaksinasi LSD
Sumber: Presentation Dr. Eeva Tuppurainen. Lumpy skin disease.
39. Pengendalian
lalu lintas ternak
• Provinsi-provinsi yang
memiliki hubungan
perdagangan ternak dengan
Provinsi Riau yaitu:
• Sumatera Barat
• Sumatera Utara
• Jambi
• Lampung.
• Dari informasi lapangan,
dinyatakan ternak sapi lebih
banyak yang masuk dari pada
yang keluar Provinsi Riau.
40. • Kasus yang dilaporkan sangat mungkin ‘under reporting’.
• Keterbatasan finansial, terutama untuk pelaksanaan ‘stamping out’,
disposal karkas dan kompensasi.
• Efektivitas pengendalian vektor.
• Kerja sama peternak rendah dalam pemusnahan hewan yang
terinfeksi, tidak menjual hewan yang terinfeksi, kerja sama dalam
mendukung pelaksanaan vaksinasi.
• ‘Lifespan’ vaksin yang pendek (2-6 jam) – begitu botol dibuka.
• Kurangnya pengetahuan tentang dampak ekonomi LSD di antara
para peternak dan penyuluh.
Tantangan pengendalian LSD
41. • LSD sangat mudah menular dan sangat cepat menyebar terutama
melalui perdagangan sapi antar daerah, sehingga populasi sapi dan
kerbau di seluruh Indonesia terancam.
• LSD merupakan tantangan peternakan di Indonesia, karena
menghambat pertumbuhan populasi sapi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang, karena ternak mengalami gangguan
produksi (penurunan berat badan, penurunan produksi susu) dan
reproduksi (keguguran, infertilitas).
• Vaksinasi sapi dan kerbau memainkan peran mendasar untuk
pengendalian dan pemberantasan LSD. Sampai saat ini, tidak ada
negara yang berhasil memberantas LSD tanpa vaksinasi.
Penutup