Potensi kerugian ekonomi yang besar apabila terjadi wabah penyakit mulut dan kuku di Indonesia. Populasi ternak yang rentan sangat besar dengan biaya pengendalian yang tinggi, termasuk biaya pemusnahan ternak terinfeksi. Keterlambatan deteksi akan memperburuk dampak ekonominya dengan meluasnya wilayah wabah.
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indonesia - Ditkeswan, Mataram, 6-9 Mei 2014
1. Potensi Dampak Ekonomi apabila terjadi
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Simulasi Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia
se Bali, Nusa Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur
Mataram, 6-9 Mei 2014
2. Fakta tentang PMK di Indonesia
• Indonesia sudah bebas PMK lebih dari 25 tahun (sejak 1986)
• Populasi ternak yang peka terhadap PMK (2013):
• Sapi potong 12,69 juta ekor
• Sapi perah 445,22 ribu ekor
• Kerbau 1,11 juta ekor
• Babi 7,90 juta ekor
• Program bebas PMK memerlukan waktu 11 tahun (1974-1985)
• Bali dan Madura bebas tahun 1978; Sulsel dan Jatim bebas
tahun 1981; wabah terakhir di Blora, Jateng tahun 1983
• Dahulu hanya ada dua topotype virus PMK yaitu ISA-1 dan ISA-
2; keduanya tipikal Indonesia, tidak ditemukan di wilayah lain
3. Virus PMK yang pernah
diisolasi di Indonesia
Nama
virus
Asal
wilayah
Tahun
koleksi
Spesies Topotype
O/ISA/1/62 Bali 1962 Sapi ISA-1
O/JAV/5/72 Jawa 1972 TD ISA-2
O/ISA/1/74 Bali 1974 Sapi ISA-2
O/ISA/9/74 Bali 1974 Sapi ISA-1
O/ISA/8/83
Jawa
Timur
1983 Sapi ISA-1
Sumber: Samuel A.R. and Knowles N.J. (2001).
Journal of General Virology (2001), 82, 609–621.
TD = Tidak diketahui
4. Situasi Kesiagaan Darurat Indonesia
• Berpartisipasi dalam China-South East Asia Food-and-Mouth
Disease Campaign (CSEA FMD campaign) sejak 2000
• Surveilans serologis PMK oleh Pusvetma setiap tahun sejak
1990; dengan wilayah surveilans: Sumut, Riau, Jambi, Kalbar,
Kaltim, Sulsel, Sulut, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, dan Bali;
namun setelah 1997, tidak dilakukan lagi di Bali
• Manual Kiatvetindo PMK (revisi 3 x)
• Bahan peningkatan kesadaran masyarakat (brosur, stiker dll)
• Simulasi kesiagaan darurat PMK (Pakanbaru, Makasar, Mataram)
• Jumlah dokter hewan pemerintah + 3.940 orang; 1 dokter hewan
untuk setiap 457 km2 wilayah daratan
5. "Rapid diagnosis of foot-and-mouth disease is
of paramount importance, especially in
countries that are usually free of infection, so
that quarantine and eradication programs can
be implemented as quickly as possible.“
(Murphy, F.A., Gibbs, E.P.J., Horzinek, M.C. & Studdert, M.J., 1999)
6. Apabila timbul wabah PMK (sulit diprediksi)
• Sampel terduga PMK harus dikirimkan dari lapangan ke
Pusvetma Surabaya sebagai laboratorium referensi nasional –
Bagaimana kesiapan dan kecepatan pengiriman sampel?
• Sampel diperiksa dengan metoda Elisa Liquid Phase Blocking
untuk mendeteksi antibodi struktural PMK – Bagaimana
kesiapan deteksi antigen?
• Sampel harus dikirimkan ke WRLFMD Pirrbright Inggris atau
RRLSEA Pakchong, Thailand untuk konfirmasi dan sekaligus
untuk penentuan strain – Bagaimana kesiapan dan kecepatan
pengiriman sampel infeksius?
• Penetapan wabah PMK melalui SK Mentan – Bagaimana
kecepatan penetapan wabah?
7. Distribusi geografis dari tujuh pool virus-virus PMK
Sumber: Syed M Jamaland Graham J Belsham(2013). Foot-and-mouth disease: past, present
and future. Veterinary Research 2013, 44:116.
8. Risiko impor dari negara-negara utama
pengekspor sapi dan daging sapi
Amerika Serikat
Australia
Canada
Mexico
Selandia Baru
Jepang
Uruguay
Argentina
Brazil
China
India
Pakistan
Russia
Korea Selatan
Jerman
Perancis
Irlandia
Italy
• Jumlah negara anggota OIE = 178
9. Contoh wabah PMK muncul kembali setelah ..... ?
Negara Pertama kali
muncul
Lama bebas
(tahun)
Muncul kembali
Taiwan 1930 67 1997
Jepang 1908 92 2000, 2002, 2010
Korea Selatan 1934 66 2000, 2010
Uruguay 1990 11 2001
Inggris 1967 34 2001
Negara Bebas sejak Muncul wabah
sebelumnya
Lama bebas
(tahun)
Kanada 1952 1951-1952 62
Australia 1872 1871-1872 142
Meksiko 1953 1946 61
Indonesia 1986 1972-74,1983 28
Contoh wabah PMK belum muncul kembali..... ?
10. Contoh studi ekonomi PMK di ASEAN
No Cakupan
analisa
Skala
ekonomi
Dampak ekonomi Metoda
analisa
Negara (tahun)
(1) Nasional Makro Kehilangan produksi;
biaya pengendalian
B/C (analisa
biaya manfaat)
Filippina (1997)
Thailand (1998)
(2) Nasional Makro (1) + Kehilangan
peluang perdagangan
B/C (analisa
biaya manfaat)
Thailand (1985)
Thailand (1999)
(3) Regional Makro Penurunan insidensi
PMK; biaya vaksinasi
B/C (analisa
biaya manfaat)
3 provinsi di
Thailand (1992)
(4) Tingkat
peternakan
Mikro Penurunan insidensi
PMK; biaya vaksinasi
Gross margin
(keuntungan
per ekor)
Laos, Vietnam,
dan Kamboja
(1997)
Sumber: Perry B.D. et al. (1999). Rev. sci. Tech. Off. Int. Epiz. 18(2), 478-497
11. Contoh Studi ekonomi PMK (simulasi wabah)
No Metoda Perhitungan Dampak ekonomi Negara (tahun)
(1) Simulasi wabah Keterlambatan
deteksi (7 ke 22 hari)
Biaya karantina; Biaya
penyembelihan
A.S./California
(2011)
(2) Wabah selama
6 bulan
Tingkat morbiditas,
mortalitas & fatalitas
(CFR)
Kematian, penurunan
produksi (susu, abortus),
biaya pengendalian
Pakistan/Punjab
(2011)
(4) Wabah dengan
4 skenario
Wabah dengan
penutupan pasar
lama dan wabah
dengan penutupan
pasar pendek
Kehilangan pasar ekspor
ternak dan produk ternak,
kehilangan tenaga kerja,
dampak terhadap sektor lain
Australia (2002)
(3) Wabah dengan
3 skenario
Wabah kecil di
peternakan
ekstensif, wabah
kecil di peternakan
intensif, dan wabah
lintas negara bagian
Kehilangan ekspor, penurunan
harga domestik, biaya
stamping out, biaya vaksinasi,
kehilangan pendapatan
(revenue loss), biaya
biosekuriti/kesiagaan darurat
Australia (2013)
12. Biaya yang dikeluarkan pada saat terjadi wabah PMK di sejumlah
negara yang tadinya dinyatakan bebas
Tahun 1997 2001 2001 2010 2010-2011
Lokasi Taiwan Uruguay Inggris Jepang Korea
Biaya langsung 254 20 3.558 550 2.780
Biaya tidak langsung 6.363 60 5.646 TAD TAD
Total biaya 6.617 80 9.204 >550 >2.780
Persentase dari PDB -0,64% TAD -0,20% TAD TAD
Durasi (bulan) 4,5 4 7,5 4 5
Metoda pengendalian S.O.+Vaks S.O.+Vaks S.O. S.O.+Vaks S.O.+Vaks
Ternak yang dipotong 4 juta 20.000 6,24 juta 290.000 3,47 juta
Catatan: S.O.= Stamping out; Vaks= Vaksinasi; TAD= Tidak Ada Data.
Sumber: Rushton J. and Knight-Jones T. (2012). Socio-economics of foot-and-mouth disease.
Biaya (juta US$)
13. Kerugian ekonomi akibat PMK
1. Kehilangan produktivitas
• Penurunan produksi susu (25% per tahun)
• Penurunan tingkat pertumbuhan sapi potong (10-20% lebih lama
mencapai dewasa)
• Kehilangan tenaga kerja (60-70% pada bulan ke-1 pasca infeksi)
• Penurunan fertilitas (angka abortus mencapai 10%) dan
perlambatan kebuntingan
• Kematian anak (20-40% untuk domba dan babi)
2. Pemusnahan ternak yang terinfeksi secara kronis
3. Gangguan perdagangan domestik (pengendalian lalu lintas
dlsbnya) dan manajemen ternak
4. Kehilangan peluang ekspor
5. Biaya eradikasi
Sumber: Andrew McFadden MVS, BVSc, MAF, New Zealand
14. 5 kategori dampak wabah PMK di tingkat nasional
1. Biaya pengendalian (disease control costs);
2. Dampak sektor primer (primary sector impacts);
3. Dampak sektor pengolahan (processing sector impacts);
4. Dampak yang terkait dengan turisme dan non-pertanian;
dan
5. Dampak hilangnya peluang perdagangan (trade loss
opportunity impacts)
15. Perbedaan antar sistem produksi
Dampak PMK
tinggi
Dampak PMK
rendah
Risiko terinfeksi
PMK rendah
Risko terinfeksi
PMK tinggi
Sapi perah Sapi potong
Desa umum
Desa ternak
16. Kecepatan penyebaran wabah PMK
• Masa inkubasi pendek (umumnya 3-5 hari)
• Deteksi, investigasi dan konfirmasi harus cepat (7 hari)
• Deklarasi resmi kejadian wabah (1 hari)
• Respon tepat waktu untuk mengeliminasi infeksi dan membatasi
penyebaran PMK lebih lanjut melalui pembentukan Pos
Komando Wabah (7 hari)
• ‘Stamping out’
• Dekontaminasi seluruh ternak tertular dan terdedah,
orang/pekerja, kandang, peralatan, alat angkut
• Pembatasan lalu lintas ternak dan pengunjung peternakan
• Kampanye kesadaran masyarakat
18. Skenario
1
Skenario
2
Skenario
3
•2 minggu, untuk deteksi/konfirmasi/respon efektif
• Deteksi dini dengan investigasi dan diagnosa yang cepat
• Kasus terbatas baru pada satu atau lebih desa di satu kecamatan
•Skenario ‘terbaik’ (‘best case’ scenario) karena deteksi, konfirmasi dan
respon dilakukan segera setelah ‘kasus indeks’
• 4 minggu, untuk deteksi/konfirmasi/respon efektif
• Deteksi, investigasi dan diagnosa terlambat
• Kasus mencakup lebih dari beberapa kecamatan dalam satu atau
lebih kabupaten
• Skenario ‘paling mungkin terjadi’ (‘most likely’ scenario) mengingat
keterlambatan pelaporan, investigasi dan diagnosa sangat mungkin
terjadi di negara bebas
• >8 minggu, untuk deteksi/konfirmasi/respon efektif
• Deteksi, investigasi dan diagnosa sangat lambat
• Lemahnya tindakan pencegahan dini dan pengendalian
• Kasus menyebar ke beberapa provinsi
• Skenario ‘terburuk’ (‘worst case’ scenario) dan merupakan kelanjutan
dari skenario 2, jika keterlambatan dan/atau tindakan pencegahan dan
pengendalian berjalan tidak efektif
Tiga skenario wabah PMK (hipotetis)
19. Model sederhana penyebaran antar desa
Asumsi yang dibuat:
• Hanya jenis ternak sapi yang
diperhitungkan
• Desa dianggap sebagai ‘unit
epidemiologi’ yaitu unit terinfeksi
dalam mayoritas sistim
penggembalaan di Indonesia
• Tingkat penyebaran PMK didefinisikan sebagai ‘Reproductive ratio’
atau R0, yaitu jumlah infeksi baru dari setiap infeksi. R0 antar desa
diasumsikan 2,0
• Setelah 2 minggu, jumlah desa terinfeksi meningkat dari awalnya 1
desa menjadi 14 desa; apabila tindakan terlambat maka dalam 4
minggu jumlah desa terinfeksi naik menjadi 84 desa; setelah lebih
dari 8 minggu menjadi lebih dari 500 desa
20. Respon wabah PMK Dikendalikan dengan pemusnahan
Kaji ulang respon pemusnahan
(deteksi, kompensasi, disposal,
desinfeksi, karantina dan pembatasan
lalulintas, dan surveilans
Kaji ulang pemahaman demografi &
epidemiologi
(penyebaran berdasarkan zona, spesies,
sistem produksi, penelusuran, pola
perdagangan; insidensi/prevalensi, area
dan peternakan berisiko tinggi)
Identifikasi faktor risiko
(studi kasus, survei, monitoring titik-titik
agregasi )
Pertimbangkan vaksinasi
(tipe vaksin, efektivitas, ketersediaan,
pembiayaan/sumberdaya, logistik,
peralatan, pelatihan staf, monitoring
cakupan/respon kekebalan, perbaiki
deteksi wabah, perbaiki kapasitas
laboratorium)
Dikendalikan dengan pemusnahan
Dikendalikan dengan pemusnahan
Dikendalikan dengan pemusnahan
(tingkatkan target pesan-pesan kesadaran
masyarakat, sensitivitas deteksi dengan
kompensasi, respon tepat waktu)
Pertimbangkan untuk lakukan tindakan
intervensi lain/reduksi risiko (pelarangan
sejumlah sistem produksi/perdagangan,
spesies seperti kambing, domba, babi,
penutupan pasar hewan dlsb)
Tidak berhasil
Tidak berhasil
Tidak berhasil
Tidak
berhasil
21. Biaya langsung apabila ‘stamping out’ tidak berhasil
Skenario Durasi Area tertular Desa Jumlah
ternak yang
dimusnahkan
Perkiraan
biaya per
ekor ternak
Biaya ops.
pemusnahan
per ekor
Skenario 1 2 minggu 1 kecamatan 14 70.000*) 8.000.000 750.000
Skenario 2 4 minggu 3 kabupaten 84 350.000 8.000.000 750.000
Skenario 3 >8 minggu 2-3 provinsi >500
Catatan: *) Rata-rata jumlah sapi per desa = 5000 ekor
Skenario Durasi Area tertular Desa Biaya
desinfeksi
per ekor
Biaya
penutupan
wilayah
Biaya
manajemen
per ekor
Skenario 1 2 minggu 1 kecamatan 14 2000 3000 5000
Skenario 2 4 minggu 3 kabupaten 84 2000 3000 5000
Skenario 3 >8 minggu 2-3 provinsi >500 2000 3000 5000
Biaya tidak langsung apabila ‘stamping out’ tidak berhasil
Skenario Durasi Area tertular Target
populasi
Biaya vaksin per
dosis
Biaya operasional
per dosis
Skenario 3 8+ minggu 2-3 provinsi 2,1 juta 11.000 5.500
Biaya vaksinasi apabila ‘stamping out’ tidak berhasil
22. Biaya langsung apabila ‘stamping out’ tidak berhasil
Skenario Durasi Area tertular Desa Jumlah
ternak yang
dimusnahkan
Biaya
S.O.
Biaya
pemusnahan
Total biaya
Skenario 1 2 minggu 1 kecamatan 14 70.000*) 560 milyar 52,5 milyar 612,5 milyar
Skenario 2 4 minggu 3 kabupaten 84 350.000 2,8 trilyun 262,5 milyar 3,06 trilyun
Skenario Durasi Area tertular Desa Biaya
desinfeksi
Biaya
penutupan
wilayah
Biaya
manajemen
wabah
Total biaya
Skenario 1 2 minggu 1 kecamatan 14 140 juta 210 juta 350 juta 700 juta
Skenario 2 4 minggu 3 kabupaten 84 700 juta 1,05 milyar 1,75 milyar 3,5 milyar
Skenario 3 >8 minggu 2-3 provinsi >500 4,2 milyar 6,3 milyar 10,5 milyar 21 milyar
Biaya tidak langsung apabila ‘stamping out’ tidak berhasil
Skenario Durasi Area
tertular
Target
populasi
Biaya vaksin Biaya vaksinasi Total biaya
Skenario 3 8+ minggu 2-3 provinsi 2,1 juta 23,1 milyar 11,55 milyar 34,65 milyar
Biaya vaksinasi apabila ‘stamping out’ tidak berhasil
23. Ekonomi wabah PMK
Biaya Skenario 1
(2 minggu)
Skenario 2
(4 minggu)
Skenario 3
(>8 minggu)
Biaya S.O. 560 milyar 2,8 trilyun
Biaya pemusnahan 52,5 milyar 262,5 milyar
Biaya desinfeksi 140 juta 700 juta 4,2 milyar
Biaya penutupan wilayah 210 juta 1,05 milyar 6,3 milyar
Biaya manajemen wabah 350 juta 1,75 milyar 10,5 milyar
Biaya vaksin 23,1 milyar
Biaya vaksinasi 11,55 milyar
Total biaya 613,2 milyar 3,066 trilyun 55,65 milyar
Kumulatif kerugian wabah 613,2 milyar 3.679,2 trilyun 3.734,85 trilyun
24. Kumulatif kerugian wabah PMK (> 8 minggu)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
Pentingnya dilakukan deteksi, investigasi dan konfirmasi cepat dan
respon yang cepat dan tepat
25. Tindakan antisipasi wabah PMK
1. Tingkatkan kesadaran dan komitmen melapor dari produsen ternak
a. Mekanisme kompensasi yang cepat untuk semua ternak terinfeksi/ terdedah
wabah; dengan pembayaran antara 70-100% harga pasar dan langsung
tunai setelah pemusnahan atau dalam waktu 48 jam
b. Kembangkan kampanye media pemerintah dengan materi penyuluhan yang
mengadvokasi pentingnya program kompensasi, pelaporan dugaan wabah,
dan advis untuk memitigasi risiko PMK bagi kelangsungan usaha/bisnis
2. Tingkatkan dukungan untuk petugas lapangan dalam menjalankan
investigasi terhadap dugaan wabah didukung diagnosa laboratorium
a. Sediakan dukungan logistik untuk kader desa, petugas poskeswan, dan
petugas keswan kecamatan
b. Promosikan investigasi penyakit dan pengambilan sampel dengan dukungan
laboratorium, termasuk diagnosa banding
c. Perkuat petugas keswan provinsi dalam melakukan koordinasi kegiatan
26. d. Pastikan pengumpulan data yang sistematis dan terstandar dari semua
kejadian wabah
e. Laksanakan kebijakan memberikan insentif bagi staf/petugas yang
melakukan kerja ekstra/insentif untuk petugas lapangan yang melapor
3. Tingkatkan training respon wabah dan investigasi untuk
memastikan pengendalian wabah yang efektif
a. Buat SOP respon wabah dan terus melatih staf/petugas di setiap
tingkatan
b. Perbaiki investigasi wabah dan epidemiologi lapang termasuk ring
surveilans dan penelusuran (tracing)
c. Turunkan risiko penyebaran dengan mengkarantina peternakan/lokasi
tertular, pengendalian lalu lintas ternak di ‘zona penyangga (buffer zone)
dan larangan lalu lintas ternak di ‘zona pengendalian’ (control zone)
Tindakan antisipasi wabah PMK (lanjutan)
27. Tindakan antisipasi wabah PMK (lanjutan)
d. Dekontaminasi efektif dari semua peternakan/kandang yang tertular dengan
metoda pemusnahan dan disposal yang memadai, pembersihan dan
desinfeksi dan karantina paling tidak selama 21 hari
e. Pertahankan biosekuriti yang tinggi dari pekerja, kendaraan, dan peralatan
yang dimasukkan ke dalam peternakan/kandang tertular, dan fasilitas
produksi ternak dan perdagangan
4. Batasi kegiatan industri peternakan untuk mengurangi risiko
a. Depopulasi semua kelompok/desa berisiko tinggi di ‘zona penyangga’ dan
apabila penelusuran mengndikasikan adanya hubungan dengan di luar
zona. Fokus harus diberikan kepada kelompok ternak/desa yang cenderung
bisa menjadi ‘reservoir’: babi, domba dan kambing
b. Larang semua pergerakan ternak atau produksi ternak di ‘zona penyangga’
c. Kunjungi semua kelompok/desa di ‘zona penyangga’ yang berada di bawah
program ring surveilans untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit
28. Tindakan antisipasi wabah PMK (lanjutan)
d. Hanya diizinkan ternak diperdagangkan langsung ke RPH dari ‘zona
pengendalian’ – semua pasar hewan lokal harus ditutup. Produk ternak
harus didekontaminasi sebelum diizinkan untuk dikeluarkan dari ‘zona
pengendalian’
5. Pertimbangkan menggunakan vaksin
a. Kembangkan rencana operasional untuk penggunaan vaksin dengan
mempertimbangkan:
• Legislasi dan tim manajemen yang diperlukan untuk melaksanakan program
vaksinasi yang teliti
• Model pembiayaan untuk pembelian dan administrasi vaksin
• Strain yang menyebabkan wabah
• Ketersediaan vaksin
• Target populasi termasuk spesies dan sistem produksi
• Rantai dingin dan logisitik suplai dan distribusi vaksin
• Program untuk mengevaluasi program vaksinasi dan ‘exit strategy’ (bagaimana
menghentikan vaksinasi)
29. Kesimpulan dan saran
• Ada banyak cara (metoda) dalam melakukan perhitungan dampak
ekonomi penyakit, baik itu kerugian ekonomi atau analisa ekonomi
suatu program pemberantasan atau penanggulangan wabah
• Sebenarnya yang penting bukan angka kerugiannya, akan tetapi
proses perhitungannya termasuk bagaimana asumsi yang dibangun
dan/atau informasi epidemiologi yang digunakan
• Perhitungan ekonomi bisa dibuat dalam skala masional, regional
atau lokal. Begitu juga bisa untuk skala wabah yang diskenariokan,
baik menggunakan permodelan sederhana sampai komplek.
• Sebaiknya dilakukan studi ekonomi yang serius dan aplikatif untuk
menilai dan mendukung respon kebijakan yang efektif apabila
muncul wabah