SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
a. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir
logis yang diawali dengan observasi
data, pembahasan, dukungan
pembuktian, dan diakhiri dengan
kesimpulan umum. Kesimpulan ini dapat
berupa prinsip atau sikap yang berlaku
umum atas fakta yang bersifat khusus.
Contoh:

• Seorang polisi lalu lintas mengidenfikasi proses terjadinya
kecelakaan lalu lintas di perempatan Rawamangun
Muka, persilangan Rawamangun MUka-Utan Kayu dan CililitanTanjung Priok, yang terjadi pada tanggal 11 April 2011 pukul 07.30
pagi tadi. Sebuah truk dari arah Cililitan menabrak bajaj sehingga
terpental 100 meter, bagian depan truk penyok sedalam 15 cm, dan
supir bajaj terpental keluar dari kendaraannya. Seorang saksi mata
menuturkan bahwa bajaj tersebut terpental berguling-guling di
udara. Dalam pengamatannya, melalui proses penghitungan
waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat truk melintas dari arah
Cililitan ke Rawamangun Muka lampu hijau menyala dan
dibenarkan oleh para saksi. Polisi juga menyatakan bahwa dalam
keadaan lampu menyala merah sebuah bajaj berkecepatan tinggi
dari arah Tanjung Priok menerobos sehingga tertabrak oleh truk
yang sedang berbelok dari arah selatan kea rah Rawamangun
Muka.
b. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu proses
berpikir logis yang diawali dengan
penyajian fakta yang bersifat
umum, disertai pembuktian khusus, dan
diakhiri simpulan khusus yang berupa
prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku
khusus.
Contoh:
• Kegiatan LKMSM (Latihan Kepemimpinan dan
Manajemen Siswa Muslim) pada bulan
Ramadhan sangat meriah. Kegiatan ini diikuti
oleh seluruh Siswa-siswi Kota Depok yang
diadakan di sekolah SMAN 1 Depok.Dan yang
dibimbing oleh Mahasiswa UI Depok. Semua
Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan tersebut
sangat semangat apalagi para Panitia dan
Pembimbing sudah menyiapkan Hadiah dan
Sertifikat untuk Siswa yang berprestasi saat
mengikuti acara.
c. Urutan Logis
Karangan disusun berdasarkan satu
kesatuan konsep, dikembangkan dalam
urutan logis, sistematik, jelas, dan akurat.
Urutan dapat disusun berdasarkan
1) Urutan Peristiwa (Kronologis)
2) Urutan Ruang
3) Urutan Alur Penalaran
4) Urutan Kepentingan
1. Urutan Peristiwa (Kronologis)
• Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis
berarti menyajikan bahasan berdasarkan urutan
kejadian. Peristiwa yang terjadi lebih dahulu diuraikan
lebih dulu, peristiwa yang terjadi kemudian diuraikan
kemudian.
• Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis
biasanya dipergunakan dalam memaparkan
sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi).
• Urutan kronologis dinyatakan dengan kata-kata atau
ungkapan-ungkapan seperti: dewasa
ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, sejak
itu, selanjutnya, dalam pada itu, mulamula, pertama, kedua, akhirnya, dan sebagainya.
Contoh:
• Tepat pukul 07.30 upacara peringatan Hari Kemerdekaan
dimulai. Bendera Merah Putih dikibarkan diiringi lagu
Kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian mengheningkan
cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah
gugur. Dua mahasiswa tampil untuk membacakan teks
Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sesudah itu, rektor memberikan pidato sambutan tentang
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus
1945. Kira-kira pukul 10.00 upacara diakhiri dengan
pembacaan doa. Urutan kronologis di dalam tulisan secara
eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapanungkapan seperti: dewasa
ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, sejak
itu, selanjutnya, dalam pada itu, mulamula, pertama, kedua, akhirnya, dan sebagainya.
2. Urutan Ruang
• Urutan ruang dipergunakan untuk menyatakan
tempat atau hubungan dengan ruang. Dalam
pemakaiannya, urutan ini sering juga
digabungkan dengan urutan waktu.
• Untuk menyatakan urutan ruang itu antara lain
kita dapat menggunakan ungkapan-ungkapan:
- di sana, di sini, di situ, di ... pada.
- di bawah, di atas, di tengah, di utara, di
selatan, di depan, di belakang, di kiri, di kanan.
- berhadapan, bertolak
belakang, berseberangan, dan sebagainya.
3. Urutan Alur Penalaran
• Berdasarkan alur penalarannya, suatu
paragraf dapat dikembangkan dalam
urutan umum-khusus dan khusus-umum.
Urutan ini menghasilkan paragraf
deduktif dan induktif. Dalamkarangan
yang panjang terdiri beberapa bab akan
menghasilkan bab simpulan.
4. Urutan kepentingan
• Suatu karangan dapat dikembangkan
dengan urutan berdasarkan kepentingan
gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini
arah pembicaraan ialah dari yang paling
penting sampai kepada yang paling tidak
penting atau sebaliknya.
Contoh:
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun hipo-tesis. Yang paling penting
ialah penyusunan kerangka pikir berdasarkan atas
suatu teori yang dipergunakan sebagai landasan
deduksi. Kerangka pikir inilah yang akan
menentukan apa hipotesis yang diajukan
mengenai hubungan variabel yang dimasalahkan.
Hal berikutnya yang tidak boleb diremebkan ialah
aspek bahasanya: suatu hipotesis harus
dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang
merupakan proposisi. Tak kurang pentingnya ialah
persyaratan bahwa hipotesis harus dinyatakan
sejelas-mungkin dan didukung oleh kalimat yang
sesederhana mungkin.
d. Isi karangan
• Isi karangan dapat berupa sajian fakta
(benda, kejadian, gejala, sifat atau ciri sesuatu dan
sebagainya ), pendapat /sikap dan tanggapan, imajinasi
, ramalan dan sebagainya.
• Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang
berhubungan dengan fakta,
1. generalisasi dan spesifikasi
2. klasifikasi
3. perbandingan dan pertentangan
4. Hubungan sebab-akibat
5. analogi
6. Ramalan dan perkiraan
1 Generalisasi dan Spesifikasi
• Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku
untuk semua atau sebagian besar gejala
yang diamati.
• Suatu generalisasi mencakup ciri-ciri umum
yang menonjol bukan rincian.
• Didalam pengembangan
karangan, generalisasi perlu ditunjang
pembuktian dengan fakta, contoh-contoh
, data statistik dan sebagainya yang
merupakan spesifikasi atau ciri khusus.
Contoh:
• Gempa di aceh 26 desember 2004 yang berkekuatan 9
pada skala rigter itu menimbulkan korban jiwa yang terus
berjatuhan hingga 31 desember 2004 di srilanka 28.508
orang, india 10.736 orang, thailand 4.500 orang dan di aceh
79.940 dan cenderung bertambah. Selain itu, hingga 2
januari 2005, sekalipun belum ada angka pasti , korban
menderita sakit berat dan cacat tubuh yang diakibatkan
oleh gempa dan gelombang tsunami yang sangat dahsyat
itu di aceh dapat diperkirakan cukup besar. Korban harta
benda, termasuk rumah tinggal yang luluh lantah rata
dengan tanah dan sebagian terbawa gelombang air
laut tersebut diperkirakan mencapai belasan triliyun
rupiah. Korban gempa di aceh ini merupakan yang terbesar
di dunia.
2. Klasifikasi
• Klasifikasi adalah pengelompokkan fakta berdasarkan atas
ciri atau kriteria tertentu.
• Klasifikasi ada dua jenis yaitu
1. klasifikasi sederhana yang hanya mengelompokkan objek
menjadi dua kelompok , misalnya : manusia terdiri dua
jenis yaitu pria dan wanita.
2. klasifikasi kompleks yang mngelompokkan objek menjadi
tiga kelompok atau lebih, misalnya : usia manusia dapat
dikelompokkan kedalam beberapa kelompok yaitu anak
balita ,anak usia sekolah SD, SMP dan SMU, orang
dewasa dan manula.
• Baik klasifikasi sederhana maupun kompleks harus
didasarkan kriteria ciri yang menandai fakta yang akan
diklasifikasikan.
Contoh:
• Jenis transportasi modem yang digerakkan dengan
mesin dapat diklasifikasi menjadi : transportasi
udara, laut dan darat. Pertama, transportasi udara
terdiri dua jenis, yaitu : pesawat terbang sipil dan
pesawat terbang militer. Kedua, transportasi darat
terdiri dari kereta api, mobil dan sepeda motor ;
masing-masing dapat digunakan untuk keperluan
militer maupun sipil. Selain itu, masing-masing
terdiri beberapa jenis berdasarkan daya
angkut, kecepatan melaju atau kapasitas
penumpang. Ketiga, transportasi laut menggunakan
kapal. Kapal ini dapat diklasifikasi berdasarkan
besar-kecilnya, daya jelajahnya, fungsinya dan
sebagainya.
3. Perbandingan dan Pertentangan
• Perbandingan dan pertentangan
sebenarnya merupakan dua hal yang
berbeda tetapi erat hubungannya sehingga
seringkali dibicarakan bersama-sama.
Keduanya seringkali terdapat dalam satu
karangan.
• Perbandingan membahas kesamaan dan
kemiripan sedangkan pertentangan
membahas perbedaan dan ketidaksamaan.
Contoh:
• kerangka karangan ada dua macam yaitu kerangka
topik dan kerangka kalimat. Keduanya sama baiknya.
Perbedaannya terletak pada bentuk dan
pemakaiannya. Kerangka topik terdiri dari butir-butir
yang merupakan topik-topik dan digunakan jika kita
mengemukakan taraf-taraf dalam suatu
proses, kerangka kalimat terdiri dari butir-butir yang
merupakan kalimat dan merupakan bentuk yang
lebih baik jika kita mengemukakakan gagasan.
• Paragraf di atas sekaligus mengemukakan
perbandingan dan pertentangan, yaitu persamaan
dan perbedaan antara kerangka topik dan kerangka
kalimat.
4. Sebab dan Akibat
• Suatu peritiwa dapat menyebabkan
serangkain akibat sehingga timbullah
serangkaian sebab-akibat. Dalam proses
sebab-akibat, sebab dan akibat itu kerap
kali tidak jelas, mana sebab dan mana
akibat. Setiap titik pada sisi lingkaran dapat
merupakan awal dan akhirnya. Peristiwa
awal merupakan sebab terhadap peristiwa
berikutnya dan sebaliknya.
Contoh:
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) diawali pada masa
orde baru. Pada ,masa itu, KKN mulai lahir, tumbuh menjadi
besar dan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa
indonesia. Penyebaran bagaikan virus ganas,KKN merasuki
berbagai lembaga eksekutif,legislatif dan yudikatif.
Bahkan, pada tahun 2004 ini begitu banyak kasus KKN di
kalangan DPRD di berbagai daerah terungkap.
Akibatnya, begitu banyak masalah bangsa sulit teratasi.
Misalnya pencurian penebangan hutan secara liar hingga saat
ini 2004 masih berlangsung. Orang yang berakal sehat tidak
percaya, pemerintah tidak mampu mengatasi pencurian
hutan, pencemaran lingkungan, narkoba dan lain-lain. Selain
itu, pertumbuhan ekonomi terlalu lambat, kepastian hukum
tidak berlangsung semestinya, kualitas SDM menjadi amat
rendah di banding negara lain yang dulunya di bawah kualitas
5. Analogi
• Analogi adalah suatu bentuk kias persamaan
atau perbandingan dua atau lebih objek yang
berlainan, misalnya manusia dan
semut, malaikat dan manusia. Kedua objek
tersebut dicari persamaannya ( bukan
perbedaannya ).
• Pengungkapan, secara garis besar analogi dapat
dibedakan atas :
1. Analogi sederhana
2. Analogi yang berupa kiasan
• Analogi berdasarkan pengungkapan isi:
1. Analogi deklaratif
2. Analogi induktif
2) Analogi sederhana
Mudah dipahami karena mencari
persamaan dua objek yang tidak
menuntut penjelasan fakta secara
mendalam dan sudah lazim diketahui.
Mencari persamaan dua objek
berdasarkan salah satu dari objek yang
sudah diketahui
Contoh : gadis itu bagaikan bunga
mawar di kelas kami.
2) Analogi yang berupa kiasan
• Sulit dipahami karena bersifat
subjektif dan berdasarkan situasi
pembicaraan yang sedang
berlangsung.
• Contoh : daya pikir mahasiswa itu
tajam. Kata tajam tidak dapat diukur
secara objektif
1. Analogi deklaratif
Menjelaskan suatu objek yang belum dikenal
berdasarkan persamaannya dengan objek
yang sudah dikenal
• Tidak menghasilkan simpulan
• Kata-kata yang digunakan :
bagaikan, laksana, seperti ,bagai, se….( kata
keadaan, misalnya “ seindah” )
Contoh:
• Ia berdiri di depanku dengan wajah merah
padam. Matanya melotot bagaikan batara
kala yang sedang marah. Lalu, sambil
meletakkan pistol dari tangan kirinya di
meja, seperti militer siap tembak musuh, ia
memukul meja di hadapannya, sambil
berteriak tak terkendali. Suaranya
menggelegar, mengejutkan seperti guntur di
musim panas. Semua orang yang hadir
terdiam dan mengecut seperti bekicot
disiram garam.
2. Analogi induktif
• Menjelaskan suatu objek yang dapat
memberikan pengetahuan
baru, berdasarkan persamaan ciri utama
dengan objek yang sudah dikenal,
• Menghasilkan suatu kesimpulan induktif
yang khusus, seperti : pengetahuan
baru, tindakan baru atau pengetahuan
baru berdasarkan ciri dasar atas objek
lama terhadap fakta baru.
Contoh:
•

Pada pertengahan juli 1981, saya pergi ke kampus
university untuk mengikuti kuliah pagi. Masih ada waktu 30
menit untuk mengikuti kuliah tersebut maka saya dapat
berjalan santai sambil menikmati musim panas yang masih
terasa sejuk. Di depan kampus, tiba-tiba saya mendengar
teriakan,”Halo indonesia.” Saya menengok ke arah
suara, sambil bertanya. “How do you know?” Mereka
bertiga menjawab dalam bahasa indonesia. “Mudah saja.”
Walaupun anda tampak seperti orang philipin, jalan anda
persis seperti orang indonesia, “Santai!” Dengan
pengalaman itu, saya perlu mengubah jalan saya.
Walaupun tidak secepat orang inggris atau orang eropa
pada umunya, saya harus membiasakan berjalan secepat
mereka. Mereka benar. Orang berjalan santai beresiko
dicopet, dipalak atau sejenisnya oleh orang yang akan
memanfaatkan kelengahan orang lain. Tegasnya, saya harus
berjalan cepat seperti kebiasaan orang eropa.
6. Ramalan dan Perkiraan
• Ramalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan
tentang sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang.
• Berdasarkan proses dan landasan berpikir, ramalan
dibedakan atas :
1) Ramalan tidak ilmiah adalah ramalan yang diperoleh
melalui prosedur yang tidak ilmiah, misalnya sesuatu
yang bersifat gaib.
2) Ramalan ilmiah (perkiraan) disusun berdasarkan hasil
penalaran ilmiah : perhitungan atas fakta, pengalaman
empirik, pengujian atau hasil analisis ilmiah yang lazim
disebut perkiraan.
• Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkiraan yang
dibuat selalu menuntut pengamatan terhadap fakta.
Jadi, dasarnya adalah fakta.
Contoh:
• Sumitro Djojohadikusumo ( 1997 )
menyatakan bahwa dengan
memperhitungkan penurunan kesuburan
sebesar 23% penduduk indonesia ditaksir
akan berjumlah sekitar 250 juta pada tahun
2000 nanti. Perkiraan tersebut ternyata tidak
sesuai dengan kenyataan. Jumlah penduduk
2004 ini baru berjumlah lebih-kurang 206
juta. Perkiraan penurunan kesuburan
tersebut diduga lebih besar dari perkiraan
23% pada 1997.
Tujuan

Apersepsi

Materi

Latihan

Evaluasi

Glosarium

Referensi

x
Tujuan

Apersepsi

Materi

Latihan

Evaluasi

Klik saya untuk keluar.

Glosarium

Referensi

x

More Related Content

What's hot

Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan SosialKebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan SosialRatri nia
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Operator Warnet Vast Raha
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalMuh Saleh
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAZakiah dr
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifRuyung Movia
 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataMuhammad Alfiansyah Alfi
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianNona Zesifa
 
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...nuni puspita
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
 
makalah metode analisis
makalah metode analisismakalah metode analisis
makalah metode analisisdianlutfiahis
 
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan Meironi Waimir
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Hell Rohmika
 
Pelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essayPelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essayNikolas Anova
 

What's hot (20)

Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan SosialKebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
Kebebasan Eksistensial dan Kebebasan Sosial
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatFaktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
 
Ppt Eksperimen
Ppt EksperimenPpt Eksperimen
Ppt Eksperimen
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
 
Variabel metodologi penelitian
Variabel metodologi penelitianVariabel metodologi penelitian
Variabel metodologi penelitian
 
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Etika penelitian
Etika penelitianEtika penelitian
Etika penelitian
 
makalah metode analisis
makalah metode analisismakalah metode analisis
makalah metode analisis
 
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Pelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essayPelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essay
 

Viewers also liked

Paragraf makalah
Paragraf makalahParagraf makalah
Paragraf makalahAhmad S
 
Presentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 inductionPresentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 inductionVenty Maarif
 
3 generalisasi, analogi, sebab akibat
3 generalisasi, analogi, sebab akibat3 generalisasi, analogi, sebab akibat
3 generalisasi, analogi, sebab akibatbuwarnisutopo
 
Presentasi Paragraf
Presentasi ParagrafPresentasi Paragraf
Presentasi ParagrafADHP
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Jingga Matahari
 

Viewers also liked (8)

Paragraf makalah
Paragraf makalahParagraf makalah
Paragraf makalah
 
Presentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 inductionPresentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 induction
 
Paragraf Induktif Analogi
Paragraf Induktif AnalogiParagraf Induktif Analogi
Paragraf Induktif Analogi
 
Paragraf induktif
Paragraf induktifParagraf induktif
Paragraf induktif
 
3 generalisasi, analogi, sebab akibat
3 generalisasi, analogi, sebab akibat3 generalisasi, analogi, sebab akibat
3 generalisasi, analogi, sebab akibat
 
Presentasi Paragraf
Presentasi ParagrafPresentasi Paragraf
Presentasi Paragraf
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 

Similar to Penalaran karangan ainur pujianti (s1-kesehatan masyarakat)

Paragraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu Klasik
Paragraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu KlasikParagraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu Klasik
Paragraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu KlasikIrfan Fahd
 
Memahami teks eksposisi
Memahami teks eksposisiMemahami teks eksposisi
Memahami teks eksposisiFatmalasari3
 
STD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptx
STD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptxSTD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptx
STD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptxRelaNurErydR
 
Bagaimana Pengembangan Paragraf
Bagaimana Pengembangan ParagrafBagaimana Pengembangan Paragraf
Bagaimana Pengembangan ParagrafMarita Cahya
 
Jenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of textsJenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of textsAyu Monita
 
B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)
B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)
B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)Eva Rahma Indriyani
 
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"evarahma70
 
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)Rahmatsyah Putra
 
Pengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialPengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialSyahremie Teja
 
Ppt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarahPpt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarahGebbyMinola
 
Jenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarang
Jenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarangJenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarang
Jenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarangKholid Hamdun
 
Kaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarahKaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarahMichael Chin
 
B. Indonesia Jenis karangan
B. Indonesia Jenis karanganB. Indonesia Jenis karangan
B. Indonesia Jenis karanganAbyan Juang
 

Similar to Penalaran karangan ainur pujianti (s1-kesehatan masyarakat) (20)

Paragraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu Klasik
Paragraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu KlasikParagraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu Klasik
Paragraf Argumentasi dan Eksposisi, serta Menulis karya sastra Melayu Klasik
 
Memahami teks eksposisi
Memahami teks eksposisiMemahami teks eksposisi
Memahami teks eksposisi
 
Rudi tugas
Rudi tugasRudi tugas
Rudi tugas
 
STD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptx
STD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptxSTD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptx
STD_PPT_BUPENA 5C_TEMA 6_SUBTEMA 1 (wecompress.com).pptx
 
Bagaimana Pengembangan Paragraf
Bagaimana Pengembangan ParagrafBagaimana Pengembangan Paragraf
Bagaimana Pengembangan Paragraf
 
Teks eksplanasi
Teks eksplanasiTeks eksplanasi
Teks eksplanasi
 
Jenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of textsJenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of texts
 
B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)
B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)
B.indonesia "Teks EKsplanasi" (Pengertian,Tujuan,Ciri-Ciri, Struktur,Kaidah)
 
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
Bahasa Indonesia "Teks Eksplanasi"
 
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
 
KARANGAN YANG BERKESAN.pptx
KARANGAN YANG BERKESAN.pptxKARANGAN YANG BERKESAN.pptx
KARANGAN YANG BERKESAN.pptx
 
Pengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosialPengenalan sains sosial
Pengenalan sains sosial
 
Masyarakat prasejarah indonesia
Masyarakat prasejarah indonesiaMasyarakat prasejarah indonesia
Masyarakat prasejarah indonesia
 
17546918 03a-taksonomi-bloom
17546918 03a-taksonomi-bloom17546918 03a-taksonomi-bloom
17546918 03a-taksonomi-bloom
 
Ppt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarahPpt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarah
 
ppt TEKS EKSPLANASI.pptx
ppt TEKS EKSPLANASI.pptxppt TEKS EKSPLANASI.pptx
ppt TEKS EKSPLANASI.pptx
 
Jenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarang
Jenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarangJenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarang
Jenis karangan-dan-langkah-langkah-mengarang
 
Kaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarahKaedah penyelidikan sejarah
Kaedah penyelidikan sejarah
 
B. Indonesia Jenis karangan
B. Indonesia Jenis karanganB. Indonesia Jenis karangan
B. Indonesia Jenis karangan
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 

More from Ainur

Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur
 
Jenis evaluasi dan ruang lingkup
Jenis evaluasi dan ruang lingkupJenis evaluasi dan ruang lingkup
Jenis evaluasi dan ruang lingkupAinur
 
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaAinur
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatAinur
 
chi square 2 sample & k sample
chi square 2 sample & k sample chi square 2 sample & k sample
chi square 2 sample & k sample Ainur
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
LeptospirosisAinur
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelAinur
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatAinur
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalAinur
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin Ainur
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiAinur
 
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananSistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananAinur
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3Ainur
 
Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur   antibiotik dalam kehamilanAinur   antibiotik dalam kehamilan
Ainur antibiotik dalam kehamilanAinur
 
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxAinur
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Ainur
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Ainur
 

More from Ainur (20)

Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
 
Jenis evaluasi dan ruang lingkup
Jenis evaluasi dan ruang lingkupJenis evaluasi dan ruang lingkup
Jenis evaluasi dan ruang lingkup
 
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
chi square 2 sample & k sample
chi square 2 sample & k sample chi square 2 sample & k sample
chi square 2 sample & k sample
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur Pujianti
 
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananSistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
 
Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur   antibiotik dalam kehamilanAinur   antibiotik dalam kehamilan
Ainur antibiotik dalam kehamilan
 
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptx
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)
 

Recently uploaded

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 

Recently uploaded (20)

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 

Penalaran karangan ainur pujianti (s1-kesehatan masyarakat)

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. a. Penalaran induktif Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan kesimpulan umum. Kesimpulan ini dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus.
  • 5. Contoh: • Seorang polisi lalu lintas mengidenfikasi proses terjadinya kecelakaan lalu lintas di perempatan Rawamangun Muka, persilangan Rawamangun MUka-Utan Kayu dan CililitanTanjung Priok, yang terjadi pada tanggal 11 April 2011 pukul 07.30 pagi tadi. Sebuah truk dari arah Cililitan menabrak bajaj sehingga terpental 100 meter, bagian depan truk penyok sedalam 15 cm, dan supir bajaj terpental keluar dari kendaraannya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa bajaj tersebut terpental berguling-guling di udara. Dalam pengamatannya, melalui proses penghitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat truk melintas dari arah Cililitan ke Rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi juga menyatakan bahwa dalam keadaan lampu menyala merah sebuah bajaj berkecepatan tinggi dari arah Tanjung Priok menerobos sehingga tertabrak oleh truk yang sedang berbelok dari arah selatan kea rah Rawamangun Muka.
  • 6. b. Penalaran deduktif Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus.
  • 7. Contoh: • Kegiatan LKMSM (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Siswa Muslim) pada bulan Ramadhan sangat meriah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Siswa-siswi Kota Depok yang diadakan di sekolah SMAN 1 Depok.Dan yang dibimbing oleh Mahasiswa UI Depok. Semua Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan tersebut sangat semangat apalagi para Panitia dan Pembimbing sudah menyiapkan Hadiah dan Sertifikat untuk Siswa yang berprestasi saat mengikuti acara.
  • 8. c. Urutan Logis Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikembangkan dalam urutan logis, sistematik, jelas, dan akurat. Urutan dapat disusun berdasarkan 1) Urutan Peristiwa (Kronologis) 2) Urutan Ruang 3) Urutan Alur Penalaran 4) Urutan Kepentingan
  • 9. 1. Urutan Peristiwa (Kronologis) • Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis berarti menyajikan bahasan berdasarkan urutan kejadian. Peristiwa yang terjadi lebih dahulu diuraikan lebih dulu, peristiwa yang terjadi kemudian diuraikan kemudian. • Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi). • Urutan kronologis dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan seperti: dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, sejak itu, selanjutnya, dalam pada itu, mulamula, pertama, kedua, akhirnya, dan sebagainya.
  • 10. Contoh: • Tepat pukul 07.30 upacara peringatan Hari Kemerdekaan dimulai. Bendera Merah Putih dikibarkan diiringi lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur. Dua mahasiswa tampil untuk membacakan teks Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sesudah itu, rektor memberikan pidato sambutan tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Kira-kira pukul 10.00 upacara diakhiri dengan pembacaan doa. Urutan kronologis di dalam tulisan secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapanungkapan seperti: dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, sejak itu, selanjutnya, dalam pada itu, mulamula, pertama, kedua, akhirnya, dan sebagainya.
  • 11. 2. Urutan Ruang • Urutan ruang dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang. Dalam pemakaiannya, urutan ini sering juga digabungkan dengan urutan waktu. • Untuk menyatakan urutan ruang itu antara lain kita dapat menggunakan ungkapan-ungkapan: - di sana, di sini, di situ, di ... pada. - di bawah, di atas, di tengah, di utara, di selatan, di depan, di belakang, di kiri, di kanan. - berhadapan, bertolak belakang, berseberangan, dan sebagainya.
  • 12.
  • 13. 3. Urutan Alur Penalaran • Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan paragraf deduktif dan induktif. Dalamkarangan yang panjang terdiri beberapa bab akan menghasilkan bab simpulan.
  • 14. 4. Urutan kepentingan • Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.
  • 15. Contoh: Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun hipo-tesis. Yang paling penting ialah penyusunan kerangka pikir berdasarkan atas suatu teori yang dipergunakan sebagai landasan deduksi. Kerangka pikir inilah yang akan menentukan apa hipotesis yang diajukan mengenai hubungan variabel yang dimasalahkan. Hal berikutnya yang tidak boleb diremebkan ialah aspek bahasanya: suatu hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang merupakan proposisi. Tak kurang pentingnya ialah persyaratan bahwa hipotesis harus dinyatakan sejelas-mungkin dan didukung oleh kalimat yang sesederhana mungkin.
  • 16. d. Isi karangan • Isi karangan dapat berupa sajian fakta (benda, kejadian, gejala, sifat atau ciri sesuatu dan sebagainya ), pendapat /sikap dan tanggapan, imajinasi , ramalan dan sebagainya. • Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan fakta, 1. generalisasi dan spesifikasi 2. klasifikasi 3. perbandingan dan pertentangan 4. Hubungan sebab-akibat 5. analogi 6. Ramalan dan perkiraan
  • 17. 1 Generalisasi dan Spesifikasi • Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. • Suatu generalisasi mencakup ciri-ciri umum yang menonjol bukan rincian. • Didalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang pembuktian dengan fakta, contoh-contoh , data statistik dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus.
  • 18. Contoh: • Gempa di aceh 26 desember 2004 yang berkekuatan 9 pada skala rigter itu menimbulkan korban jiwa yang terus berjatuhan hingga 31 desember 2004 di srilanka 28.508 orang, india 10.736 orang, thailand 4.500 orang dan di aceh 79.940 dan cenderung bertambah. Selain itu, hingga 2 januari 2005, sekalipun belum ada angka pasti , korban menderita sakit berat dan cacat tubuh yang diakibatkan oleh gempa dan gelombang tsunami yang sangat dahsyat itu di aceh dapat diperkirakan cukup besar. Korban harta benda, termasuk rumah tinggal yang luluh lantah rata dengan tanah dan sebagian terbawa gelombang air laut tersebut diperkirakan mencapai belasan triliyun rupiah. Korban gempa di aceh ini merupakan yang terbesar di dunia.
  • 19. 2. Klasifikasi • Klasifikasi adalah pengelompokkan fakta berdasarkan atas ciri atau kriteria tertentu. • Klasifikasi ada dua jenis yaitu 1. klasifikasi sederhana yang hanya mengelompokkan objek menjadi dua kelompok , misalnya : manusia terdiri dua jenis yaitu pria dan wanita. 2. klasifikasi kompleks yang mngelompokkan objek menjadi tiga kelompok atau lebih, misalnya : usia manusia dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok yaitu anak balita ,anak usia sekolah SD, SMP dan SMU, orang dewasa dan manula. • Baik klasifikasi sederhana maupun kompleks harus didasarkan kriteria ciri yang menandai fakta yang akan diklasifikasikan.
  • 20. Contoh: • Jenis transportasi modem yang digerakkan dengan mesin dapat diklasifikasi menjadi : transportasi udara, laut dan darat. Pertama, transportasi udara terdiri dua jenis, yaitu : pesawat terbang sipil dan pesawat terbang militer. Kedua, transportasi darat terdiri dari kereta api, mobil dan sepeda motor ; masing-masing dapat digunakan untuk keperluan militer maupun sipil. Selain itu, masing-masing terdiri beberapa jenis berdasarkan daya angkut, kecepatan melaju atau kapasitas penumpang. Ketiga, transportasi laut menggunakan kapal. Kapal ini dapat diklasifikasi berdasarkan besar-kecilnya, daya jelajahnya, fungsinya dan sebagainya.
  • 21. 3. Perbandingan dan Pertentangan • Perbandingan dan pertentangan sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda tetapi erat hubungannya sehingga seringkali dibicarakan bersama-sama. Keduanya seringkali terdapat dalam satu karangan. • Perbandingan membahas kesamaan dan kemiripan sedangkan pertentangan membahas perbedaan dan ketidaksamaan.
  • 22. Contoh: • kerangka karangan ada dua macam yaitu kerangka topik dan kerangka kalimat. Keduanya sama baiknya. Perbedaannya terletak pada bentuk dan pemakaiannya. Kerangka topik terdiri dari butir-butir yang merupakan topik-topik dan digunakan jika kita mengemukakan taraf-taraf dalam suatu proses, kerangka kalimat terdiri dari butir-butir yang merupakan kalimat dan merupakan bentuk yang lebih baik jika kita mengemukakakan gagasan. • Paragraf di atas sekaligus mengemukakan perbandingan dan pertentangan, yaitu persamaan dan perbedaan antara kerangka topik dan kerangka kalimat.
  • 23. 4. Sebab dan Akibat • Suatu peritiwa dapat menyebabkan serangkain akibat sehingga timbullah serangkaian sebab-akibat. Dalam proses sebab-akibat, sebab dan akibat itu kerap kali tidak jelas, mana sebab dan mana akibat. Setiap titik pada sisi lingkaran dapat merupakan awal dan akhirnya. Peristiwa awal merupakan sebab terhadap peristiwa berikutnya dan sebaliknya.
  • 24. Contoh: Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) diawali pada masa orde baru. Pada ,masa itu, KKN mulai lahir, tumbuh menjadi besar dan menyebar ke seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa indonesia. Penyebaran bagaikan virus ganas,KKN merasuki berbagai lembaga eksekutif,legislatif dan yudikatif. Bahkan, pada tahun 2004 ini begitu banyak kasus KKN di kalangan DPRD di berbagai daerah terungkap. Akibatnya, begitu banyak masalah bangsa sulit teratasi. Misalnya pencurian penebangan hutan secara liar hingga saat ini 2004 masih berlangsung. Orang yang berakal sehat tidak percaya, pemerintah tidak mampu mengatasi pencurian hutan, pencemaran lingkungan, narkoba dan lain-lain. Selain itu, pertumbuhan ekonomi terlalu lambat, kepastian hukum tidak berlangsung semestinya, kualitas SDM menjadi amat rendah di banding negara lain yang dulunya di bawah kualitas
  • 25. 5. Analogi • Analogi adalah suatu bentuk kias persamaan atau perbandingan dua atau lebih objek yang berlainan, misalnya manusia dan semut, malaikat dan manusia. Kedua objek tersebut dicari persamaannya ( bukan perbedaannya ). • Pengungkapan, secara garis besar analogi dapat dibedakan atas : 1. Analogi sederhana 2. Analogi yang berupa kiasan • Analogi berdasarkan pengungkapan isi: 1. Analogi deklaratif 2. Analogi induktif
  • 26. 2) Analogi sederhana Mudah dipahami karena mencari persamaan dua objek yang tidak menuntut penjelasan fakta secara mendalam dan sudah lazim diketahui. Mencari persamaan dua objek berdasarkan salah satu dari objek yang sudah diketahui Contoh : gadis itu bagaikan bunga mawar di kelas kami.
  • 27. 2) Analogi yang berupa kiasan • Sulit dipahami karena bersifat subjektif dan berdasarkan situasi pembicaraan yang sedang berlangsung. • Contoh : daya pikir mahasiswa itu tajam. Kata tajam tidak dapat diukur secara objektif
  • 28. 1. Analogi deklaratif Menjelaskan suatu objek yang belum dikenal berdasarkan persamaannya dengan objek yang sudah dikenal • Tidak menghasilkan simpulan • Kata-kata yang digunakan : bagaikan, laksana, seperti ,bagai, se….( kata keadaan, misalnya “ seindah” )
  • 29. Contoh: • Ia berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Matanya melotot bagaikan batara kala yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol dari tangan kirinya di meja, seperti militer siap tembak musuh, ia memukul meja di hadapannya, sambil berteriak tak terkendali. Suaranya menggelegar, mengejutkan seperti guntur di musim panas. Semua orang yang hadir terdiam dan mengecut seperti bekicot disiram garam.
  • 30. 2. Analogi induktif • Menjelaskan suatu objek yang dapat memberikan pengetahuan baru, berdasarkan persamaan ciri utama dengan objek yang sudah dikenal, • Menghasilkan suatu kesimpulan induktif yang khusus, seperti : pengetahuan baru, tindakan baru atau pengetahuan baru berdasarkan ciri dasar atas objek lama terhadap fakta baru.
  • 31. Contoh: • Pada pertengahan juli 1981, saya pergi ke kampus university untuk mengikuti kuliah pagi. Masih ada waktu 30 menit untuk mengikuti kuliah tersebut maka saya dapat berjalan santai sambil menikmati musim panas yang masih terasa sejuk. Di depan kampus, tiba-tiba saya mendengar teriakan,”Halo indonesia.” Saya menengok ke arah suara, sambil bertanya. “How do you know?” Mereka bertiga menjawab dalam bahasa indonesia. “Mudah saja.” Walaupun anda tampak seperti orang philipin, jalan anda persis seperti orang indonesia, “Santai!” Dengan pengalaman itu, saya perlu mengubah jalan saya. Walaupun tidak secepat orang inggris atau orang eropa pada umunya, saya harus membiasakan berjalan secepat mereka. Mereka benar. Orang berjalan santai beresiko dicopet, dipalak atau sejenisnya oleh orang yang akan memanfaatkan kelengahan orang lain. Tegasnya, saya harus berjalan cepat seperti kebiasaan orang eropa.
  • 32. 6. Ramalan dan Perkiraan • Ramalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan tentang sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang. • Berdasarkan proses dan landasan berpikir, ramalan dibedakan atas : 1) Ramalan tidak ilmiah adalah ramalan yang diperoleh melalui prosedur yang tidak ilmiah, misalnya sesuatu yang bersifat gaib. 2) Ramalan ilmiah (perkiraan) disusun berdasarkan hasil penalaran ilmiah : perhitungan atas fakta, pengalaman empirik, pengujian atau hasil analisis ilmiah yang lazim disebut perkiraan. • Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkiraan yang dibuat selalu menuntut pengamatan terhadap fakta. Jadi, dasarnya adalah fakta.
  • 33. Contoh: • Sumitro Djojohadikusumo ( 1997 ) menyatakan bahwa dengan memperhitungkan penurunan kesuburan sebesar 23% penduduk indonesia ditaksir akan berjumlah sekitar 250 juta pada tahun 2000 nanti. Perkiraan tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Jumlah penduduk 2004 ini baru berjumlah lebih-kurang 206 juta. Perkiraan penurunan kesuburan tersebut diduga lebih besar dari perkiraan 23% pada 1997.