Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan perluasan kawasan kumuh dan peningkatan kebutuhan akan air bersih. Kawasan kumuh di Indonesia mencakup luas 57.800 hektar pada 2009 dan karakteristiknya adalah tingginya kepadatan penduduk serta fasilitas yang tidak memenuhi standar. Peningkatan jumlah penduduk yang signifikan juga meningkatkan permintaan akan air bersih yang telah mencapai 9,391 miliar meter kubik
5. a. Pengertian Kawasan Kumuh
• Kawasan Kumuh ( Slum Area ), yaitu
suatu kawasan pemukiman / bukan
kawasan pemukiman yang dijadikan
sebagai tempat tinggal yang
bangunannya berkondisi substandar
atau tidak layak yang dihuni oleh
penduduk miskin yang padat.
• Lokasi: pinggiran sungai, di pinggir rel
kereta api, tanah-tanah kosong di sekitar
pabrik atau pusat kota, dan di bawah
jembatan.
• Kepadatan penduduk 250 - 400 jiwa/ha.
6. b. Data Kawasan Kumuh di indonesia
• Menurut data BPS 2009, kawasan kumuh ( Slum Area ) di
Indonesia tercatat seluas 57.800 hektar pada tahun 2009.
Angka ini naik dari tahun 2004 yang luasnya 54.000 hektar.
Dalam rentang lima tahun, kawasan kumuh ( Slum Area )
bertambah menjadi 3.800 hektar.
• Berdasarkan data BPS 2008, terdapat 26,9 juta unit rumah
yang tidak layak huni di Indonesia, baik yang semi
permanen maupun tidak permanen. Jumlah rumah yang
tidak terlayani air bersih sebanyak 9,7 juta unit.
• Sedangkan rumah yang tidak mendapatkan listrik sebanyak
3,9 juta unit dan yang tidak terlayani jamban sebanyak 10,5
juta unit.
9. c. Analisis kawasan Kumuh
Aspek kesehatan: Tidak memenuhi kriteria rumah
sehat, resiko penyakit berbasis lingkungan, penurunana
kualitas lingkungan, terganggunya psikologi anak.
Aspek fisik: sarana dan prasarana fisiknya seperti
suplai air bersih, sanitasi, listrik, tata bangunan yang
tidak teratur, jalan lingkungan yang buruk
Aspek Sosial : resiko kejahatan & penggusuran, tidak
mempunyai kepemilikan tanah (tanah ilegal)
Aspek kebencanaan : rawan bencana banjir dan
kebakaran
Aspek pendidikan: pendidikan rendah
Aspek ekonomi: penduduk dengan pendapatan rendah
(pekerja/buruh/pemulung/pengemis).
10. d. Strategi penanganan kawasan
kumuh:
Untuk menata kawasan kumuh ( Slum Area )
yang paling diperlukan adalah :
a.perumahan dan pengendalian alih fungsi,
b.memperbaiki & memeliharaan kondisi
lingkungan,
c.pemugaran kondisi bangunan.
12. Pengertian air bersih
• Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya
berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
dimanfaatkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
• Untuk konsumsi air minum menurut departemen
kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat.
13. • Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan secara berkelanjutan.
• Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,
kebutuhan industri dan tempat umum.
• Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan
sistem perpipaan dan non perpipaan.
Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)
Sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu
maupun kelompok.
• Peningkatan kebutuhan air bersih ini disebabkan oleh peningkatan
jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta
perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang
berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga.
14. • Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi pada 2015 jumlah
penduduk Indonesia melonjak menjadi 247,5 juta jiwa. Jumlah
tersebut mengakibatkan pemenuhan kebutuhan air meningkat
menjadi 9.391 miliar meter kubik atau naik 47 persen dari
tahun 2000. Padahal ketersediaan air cenderung menurun
setiap tahunnya.
• Di Pulau Jawa, misalnya, ketersediaan air hanya 1.750 meter
kubik per kapita per tahun, jauh di bawah standar kecukupan
yaitu 2.000 meter kubik per kapita per tahun. Jika hal ini tidak
ditanggulangi, dipastikan Indonesia akan mengalami kelangkaan
air bersih pada 2020. (Ruzardi, 2007)
15.
16. Ketersediaan Air Bersih
• Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat
digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang
terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih
dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan
penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat
juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
• Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan
mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan
pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan
terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh
aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga
pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah.
Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang
sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih
17. Penyebab berkurangnya sumber air
bersih
• eksploitasi secara besar-besaran terhadap air
tanah yang dilakukan oleh gedung-gedung
perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan,
apartemen, hotel, pengusaha laundry, dan
bangunan tinggi lainnya.
• pembangunan gedung-gedung yang tidak
mematuhi perbandingan lahan yang terpakai
dan lahan terbuka, sehingga mengganggu
proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
18. UPAYA PENANGANAN KEBUTUHAN AIR
BERSIH
1) Pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang ketat,
misalnya mengawasi penggunaan air tanah oleh perusahaan cuci kendaraan, agar
penggunaannya tidak jor-joran dan melebihi kapasitas;
2) Pemberian surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) harus disertai kewajiban
penyediaan lahan terbuka yang diperuntukkan bagi penyerapan air hujan ke dalam
tanah;
3) Kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai
pemanfaaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air;
4) Setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat
meningkatkan cadangan air tanah, yang manfaatnya akan sangat dirasakan jika
terjadi musim kemarau yang berkepanjangan;
5) Mewajibkan setiap pemilik bangunan untuk menyediakan lahan untuk menanam
pohon yang dimaksudkan untuk menyimpan sebagian air resapan, selain tentunya
untuk menyerap polusi udara dan memberi keteduhan.
6) Memberdayakan partisipasi masyarakat perkotaan untuk dapat bertindak secara
bijak dalam hal pemanfaatan air tanah untuk keperluan yang penting saja.