SlideShare a Scribd company logo
1 of 525
3. Epistemologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-
       metode dan sahnya pengetahuan (Buku Unsur-Unsur Filsafat, Louis Kattsoff).
       Secara etimologikal, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata
       dalam bahasa Yunani: episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan; logos lazim
       dipakai untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistemik. Epistemologi diartikan
       sebagai kajian sistematik mengenai pengetahuan. (Epstemologi Dasar, AM.W Pranarka,
       1987)
       Webster Third New International Dictionary mengartikan epistemologii sebagai ―the
       study of method and ground of knowledge, especially with reference to its limits and
       validity. Epistemologi adalah the theory of knowledge. (Epstemologi Dasar, AM.W
       Pranarka, 1987)
       Runnes dalam Dictionary of Philosophy, epistemologi: the branch of philosophy which
       investigates the origin, stucture, methods and validity of knowledge. (Epstemologi Dasar,
       AM.W Pranarka, 1987)
       Epistemologi is one the core areas of philosophy. It is concerned with the nature, sources
       and limits of knowledge. There is a vast array of view about those topics, but one
       virtually universal presupposition is that knowledge is true belie, but not mere true belief
       (Concise Routledge Encyclopedia of Philosophy, Taylor and Francis, 2003)

**1 pendapat yg didasarkan pd penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2
penyelidikan eksperimental yg mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika,
metodologi, argumentasi: -- tt kejadian bumi; -- tt pembentukan negara; 3 asas dan hukum
umum yg menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan: -- mengendarai mobil; -- karang-
mengarang; -- hitung dagang; 4 pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu: -- nya
memang mudah, tetapi praktiknya sukar;
-- atom teori yg menyatakan bahwa materi disusun oleh partikel-partikel kecil; -- domino teori
ilmu politik yg beranggapan bahwa jatuhnya salah satu negara di Asia Tenggara ke tangan
komunis akan menimbulkan serangkaian reaksi kemenangan komunis di negara lain; --
gelombang Ling teori yg menyatakan bahwa bahasa yg berkerabat berasal dr pusat yg sama
(bahasa induknya tersebar) ke segala penjuru (teori Johannes Schmidt); -- heliosentris teori yg
menyatakan bahwa bumi ini berbentuk bulat serta berputar mengelilingi sumbunya, beserta
planet lainnya beredar mengelilingi matahari; -- kasus Ling 1 teori linguistik generatif yg
menganggap bahwa setiap nomina mempunyai kasus abstrak pd struktur batin dan kemudian
diwujudkan dng bentuk morfologis tertentu pada struktur lahir; 2 teori linguistik yg
menggunakan peran relasional semantis sbg konsep dasar, msl pelaku, penderita; -- kebebasan
sistem komunikasi massa yg menekankan kebebasan media dr kontrol pemerintah walaupun dng
beberapa pembatasan atau aturan; -- kekuasaan sistem komunikasi massa dng ketentuan bahwa
media tunduk kpd negara dan dilarang menyatakan kritik berat, baik kpd pemerintah maupun
kpd para pejabatnya; -- lokalistis Ling teori yg beranggapan bahwa bahasa diumpamakan sbg
ruang dan semua afiks, kasus, dan preposisi pd asasnya adalah penanda tempat; -- migrasi Ling
teori tt gerak perpindahan bangsa yg berdasarkan pengelompokan bahasa dan distribusi geografis
bahasa; -- monogenesis Ling teori yg menyatakan bahwa semua bahasa di dunia berasal dr satu
bahasa induk; -- onomatope 1 teori linguistik yg menyatakan bahwa ujaran manusia itu berasal
dr tiruan bunyi binatang dan alam; 2 kata yg dibentuk berdasarkan tiruan bunyi; -- organisasi
aliran pemikiran yg berusaha menjelaskan ciri dan cara bekerja suatu perkumpulan untuk
mencapai tujuan yg luas dan rumit; -- organisme teori dl belajar yg berpandangan bahwa
keseluruhan lebih berarti dp sebagian; -- poligenesis Ling teori yg menyatakan bahwa bahasa-
bahasa dunia tumbuh dr pelbagai sumber dan tidak dr satu bahasa induk; -- resepsi teori yg
mementingkan tanggapan pembaca thd karya sastra, msl tanggapan umum yg mungkin berubah-
ubah yg bersifat penafsiran dan penilaian thd karya sastra yg terbit dl rentang waktu tertentu



***Para praktisi bahasa khususnya yang mengabdi dalam bidang pendidikan memiliki tugas
untuk memahami istilah - istilah ataupun definisi mengenai metodologi, approach, dan metode
dalam pengajaran bahasa.
Pemahaman tersebut menjadi penting karena guru harus menjelaskan tidak hanya mengenai
materi tetapi juga kerangka teori mengenai studi bahasa. Proses belajar mengajar akan berjalan
dengan baik saat guru mengerti teori dan ahli dalam praktek pengjarannya.
Metodology menjelaskan "bagaimana" atau cara dalam pengajaran bahasa. Hal ini terkait dengan
studi umum mengenai praktek pedagogik. Selain itu, di dalamnya dijelaskan pula mengenai teori
dan penelitian yang terkait dengan pengajaran bahasa.
Approach membahas mengenai teori yang mendasari asal bahasa dan pengajaran bahasa, serta
aplikcasi kedua teori tersebut.
Metode adalah praktek mengenai tujuan pengajaran di dalam kelas dalam berbagai macam
audien dan konteks. Objek pembahasan yang terkait di dalamnya adalah materi, urutan materi
yang harus disampaikan, peran dan perilaku guru-murid, tujuan linguistik dan pokok bahasan


Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2032738-definisi-metodologi-approach-
dan-metode/#ixzz1z5p6Cw00



                                              Metodologi
• Pengertian metodologi
            o Menurut ahli statistik/akauntan
            o Menurut ahli sains sosial
            o Menurut ahli falsafah
• Pengertian berbeza tetapi sama matlamat-untuk mencari kebenaran
            o Setiap kump menyakini metod mereka paling benar
            o Kesannya penemuan yang dihasilkan berbeza walaupun dalam bidang yang sama
            o Persoalan? Manakah kaedah yang paling benar/ penemuan yang benar
            o Antara yang penting-kriteria metod bersifat saintifik.
                          Masalah pendapat tentang saintifik berbeza-beza.
                          Con. Pendapat antara kump neo-klasikal & Austrian School
• Apakah metod dlm ekon Islam?
            o Barat sendiri berbeza pendapat
o Islam-bebas memilih mana-mana metod yang sesuai dengan Islam
            o Konsep ―tunduk‖ dan ―patuh‖ hanya kpd Allah sbgi punca kebenaran
            o Berasaskan epistemologi Islam yang mencari kebenaran melalui ilmu pengetahuan dan
                sumber ilmu yang dirangka secara sistematik mengikut prioriti
            o Utk mencari kebenaran mesti bermula dgn Allah sbgi punca kebenaran
                        Bertujuan –
            o Mulakan dengan teras Al-Quran dan Al-hadith: kenapa?
                    Merupakan nukleus. Apakah nukleus? Langkah I
            o Ilmu itu akan berkembang dari teks tersebut melalui ijtihad
                    Kenapa perlunya ijtihad?
                    Menjadi korpus. Apakah korpus? Langkah II
                    Mengapa pembentukkan korpus penting dalam ilmu
                    Apakah maksud Doktrin dan Sains dan kaitannya dengan prinsip dan analisis
                        ekonomi Islam?
            o Pembentukkan teori dan analisis-mengkaji gelagat manusia akibat perubahan sikap
                mereka setelah menghayati Islam-Langkah III
            o Mengkaji fenomena realiti Langkah IV
            o Merangka strategi. Langkah V
• Apakah perbezaan antara prinsip dan analisis ekonomi Islam?
• Apakah yang dapat disimpulkan metodologi Islam dengan Barat?
• Islamisasi ilmu ekonomi. Adakah dibenarkan? Adakah terdapat kaedah lain?
            o Manakah


****1 pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yg berkenaan dng hasil industri (bangunan,
mesin): sekolah --; ahli --; 2 cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan sesuatu yg
berhubungan dng seni; 3 metode atau sistem mengerjakan sesuatu;
-- alpin teknik menuruni tebing dng menggunakan baut dan gantungan tempat menyangkutkan
tali; -- kateterisasi Dok cara pengobatan dng menggunakan kateter; -- kimia listrik lapangan
teknik pemanfaatan listrik sbg sumber energi pd bidang elektrokimia; -- listrik energi lapangan
teknik (meliputi perencanaan, pembuatan, penyelenggaraan) mesin, alat, dan instalasi untuk
membangkitkan, mengubah, atau menghantarkan arus listrik; -- nontes teknik pengukuran yg
tidak menggunakan tes observasi; -- penelitian penjabaran metode penelitian; sistem atau
metode penelitian dng meneliti langsung objeknya; -- proyeksi teknik penelitian yg
menggunakan pengamatan jiwa responden melalui apa yg dinyatakan responden dl pencerminan
dirinya, msl dl tingkah laku, minat, atau gambar; -- tes teknik pengukuran dng menggunakan tes

       *

40.a. BAB 7 PROPOSISI




A.   Pengertian Proposisi
Pada paparan-paparan terdahulu, istilah proposisi telah berulang dicantumkan. Namun, apa
sebenarnya yang dimaksud dengan proposisi? Proposisi lazim juga disebut dengan istilah
keputusan. Proposisi menyatakan suatu pendapat (suatu pengertian). Apakah pendapat itu benar
atau salah belumlah dipersoalkan. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan
atau mengingkari. Contoh poposisi yang menyuguhkan yaitu, ―Semua orang Negro hitam‖ dan
proposisi yang mengingkari yaitu, ― Semua orang Negro tidak hitam.‖
     Yang menjadi masalah bagi kita dalam logika ini adalah bahwa proposisi itu diujarkan atau
dituliskan dalam suatu kalimat yang lengkap. Proposisi merupakan pernyataan tentang hubungan
yang terdapat di antara dua term. Jadi, proposisi itu dinyatakan dalam S dan P.


B.    Macam Proposisi
     1. Ditinjau dari Segi Bentuk
     Ditinjau dari segi bentuk, proposisi dapat dibedakan atas: (1) proposisi tunggal; dan (2)
proposisi majemuk. Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya mengandung sebuah
pernyataan. Contohnya: Semua manusia berambut. Proposisi majemuk kebalikannya yaitu
proposisi yang mengandung lebih dari sebuah pernyataan. Contohnya: Prof. Dr. H. Achmad
Sanusi adalah seorang pakar pendidikan dan pakar hukum. Proposisi tersebut sama dengan dua
buah proposisi yaitu: (1) Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan; dan (2)
Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar hukum. Proposisi majemuk dibedakan atas:
(1) proposisi majemuk kopulatif yaitu proposisi yang dibentuk lebih dari satu proposisi
afirmatif.; dan (2) proposisi majemuk remotif yaitu proposisi majemuk yang dibentuk oleh lebih
dari satu proposisi negatif.
     2. Ditinjau dari Materinya
     Ditinjau dari isi materinya, proposisi dapat dibedakan atas: (1) proposisi analitik yaitu
proposisi yang P-nya merupakan keharusan bagi S-nya, contoh: Nyi Uneh adalah manusia; --Nyi
Uneh (S) tidak bisa tidak pasti manusia (P)--; dan (2) proposisi sintetik yaitu proposisi yang P-
nya bukan merupakan keharusan dari S, contoh: Nyi Uneh adalah gemuk – Gemuk bukan suatu
keharusan bagi Nyi Uneh-
     3. Ditinjau dari Kualitasnya
     Ditinjau dari kualitasnya, proposisi dibedakan atas: (1) proposisi afirmatif; dan (2) proposisi
negatif. Proposisi afirmatif ialah proposisi yang bersifat menetap, misalnya: ―Sebagian besar
mahasiswa PBS Indonesia dan Daerah, FKIP, Uninus lulus ujian mata kuliah morfologi.‖
Proposisi negatif yaitu proposisi yang bersifat mengingkari, misalnya: ―Sebagian kecil
mahasiswa PBS Indonesia dan Daerah, FKIP, Uninus tidak lulus ujian mata kuliah morfologi.‖
     4. Ditinjau dari Kuantitasnya
    Dilihat dari kuantitasnya, proposisi itu dibedakan atas: (1) universal, (2) Patikular, dan (3)
singular. Proposisi universal ialah proposisi yang mencakup semua lingkungan subjek, misalnya:
―Semua manusia pasti mati.‖ Proposisi patikular adalah proposisi mancakup sebagian saja dari
lingkungan subjek, misalnya: ―Beberapa mahasiswa Uninus berasal dari Bandung‖. Proposisi
singular yaitu proposisi yang menjelaskan individu manusia atau benda, misalnya : ―Nyi Uneh
adalah mahasiswi Uninus.‖
     5. Ditinjau dari Relasinya
    Ditinjau dari relasinya, proposisi dapat dibedakan atas: (1) kategoris, (2) hipotesis, dan (3)
disjunktif. Proposisi kategoris ialah proposisi yang berhubungan antara S dan P-nya tidak
mengisyaratkan apa-apa dan boleh menerima kemungkinan apa saja secara tidak terbatas,
misalnya: ―Semua mahasiswa rajin.‖ Proposisi hipotesis ialah proposisi yang hubungan antara S
dan P ditentukan oleh syarat (syarat), misalnya: ―Apabila rajin kamu pasti lulus.‖ Proposisi
disjunktif ialah proposisi bagi S merupakan alternative atau salah satu dari P, misalnya: ―Hasil
dari ujian ialah lulus atau tidak lulus‖.


   C. Penyederhanaan Bentuk Proposisi
    Jika bentuk-bentuk proposisi digabungkan, maka terjadilah penyederhnaan proposisi yang
dapat dilihat dalam diagram berikut.



                                                   proposisi




                                       universal                    khusus
afrimatif        negative      afirmatif     negatif

     (A)             (E)          (I)         (O)
    1) Proposisi universal afirmatif dilambangkan dengan ―A‖
    2) Proposisi universal negatif dilambangkan dengan ―E‖
    3) Proposisi khusus afirmatif dilambangkan dengan ―I‖
    4) Proposisi khusus negatif dilambangkan dengan ―O‖

   Contoh:

             ―A‖ Semua manusia mempunyai akal               semua S adalah P

           ―E‖ Tidak seorang pun manusia adalah kera            tidak satu pun S adalah P

               ―I‖ Sebagian manusia adalah korengan             sebagian S adalah P

               ―O‖ Sebagian manusia tidak korengan             sebagian S tidaklah P




   Berdasarkan contoh dapat paparan di atas, kita dapat menyimpulkan:

1) ―A‖ = term S tersebar sedangkan term P tidak tersebar

2) ―E‖ = term S dan P tersebar

3) ―I‖ = term S dan P tidaklah tersebar

4) ―O‖ = term S tidak tersebar sedangkan term P tersebar.



       D. Bagan Lingkaran Ueler
       Ueler seorang pakar logika yang terkenal pada abad ke-18 yang berkebangsaan Swiss
   menyodorkan sebuah bagan yang menggambarkan empat jenis proposisi. Ia berupaya
menggambarkan hubungan antar S dan P sedemikian rupa sehingga denotasinya tampak
berhubungan. Bagan Ueler dapat digambarkan sebagai berikut.


    1) Proposisi ―A‖ dapat disajikan dengan bagan I dan II (dua bagan). Proposisi ―Semua S
        adalah P‖ berarti denotasi S sama dengan denotasi P yaitu jumlah hal-hal yang
        ditunjukan S adalah juga yang ditunjukan oleh P yakni bagian denotasi P adalah juga
        bagian yang dinyatakan oleh S.
    2) Proposisi ―E‖ dapat digambarkan dengan bagan V. Proposisi tidak satu pun S berarti
        bahwa golongan S tidak mempunyai hubungan apa-apa dngan golongan P, atau kedua
        golongan itu satu sama lain terpisah, oleh karena S dan P keduanya tersebar.
    3) Proposisi ―I‖ digambarkan oleh bagan I, II, III, dan IV (empat bagan). Kita mengetahui
        bahwa semua berarti sebagian, karena itu proposisi ―sebagian S adalah P‖ dapat
        digambarkan dengan: a) bagan I (semua S adalah P), b) bagan II (semua S adalah
        sebagian P), c) bagan III (sebagian S adalah semua P); dan d) bagan IV (sebagian S
        adalah sebagian P).
    4) Proposisi ―O‖ dapat digambarkan dengan bagan III, IV dan V. Proposisi ―Sebagian S
        tidaklah P‖ berarti bahwa: a) sebagian S tidaklah semua P (bagan III), b) sebagian S
        adalah sebagian P (bagan IV), dan c) sebagian S tidaklah semua P.


   E. Pertentangan dalam Proposisi
    Pertentangan dalam proposisi akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara proposisi-
proposisi yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kuntitas atau kualitasnya berbeda atau
kedua-duanya berbeda. Ada empat bentuk pertentangan yaitu: (1) subalternasi, (2) kontrari, (3)
subkontai, dan (4) kontradiktori.


  1) Subalternasi
    Subalterasi akan terjadi apabila hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang
mempunyai S, P dan kualitas yang sama tetapi berbeda kuantitasnya. Jadi, subalteranasi
merupakan hubungan yang terdapat antara proposisi universal dan proposisi khusus yang sama
kualitasnya, yaitu hubungan antara proposisi ―A‖ dan proposisi ―I‖ dan antara proposisi ―E‖
dengan proposisi ―O‖.
Contoh:   ―A‖ semua mahasiswa Uninus Bandung lulus.
              ―I‖ sebagian mahasiswa Uninus Bandung lulus.
              ―E‖ semua mahasiswa Uninus Bandung tidak lulus.
              ―O‖ sebagian mahasiswa Uninus Bandung tidak lulus.


  2) Kontrari
    Kontrari akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara dua proposisi universal yang
mempunyai S dan P yang sama tetapi kualitasnya berbeda. Hubungan antara proposisi ―A‖ dan
―E‖ jika memiliki bula ia mempunyai S dan P yang sama disebut kontrari.
    Contoh:   ―A‖ semua mahasiswa Uninus lulus.
              ―E‖ semua mahasiswa Uninus tidak lulus.
                  (tidak ada mahasiswa Uninus lulus)


  3) Subkontrari
    Hubungan subkontrari terjadi jika hubungan antara kedua proposisi khusus yang mempunyai
S dan P yang sama tetapi berbeda kualitasnya.
    Contoh:   ―A‖ sebagian mahasiswa Uninus lulus.
              ―E‖ sebagian mahasiswa Uninus tidak lulus.


  4) Kontradiktori
    Hubungan kontraiktori akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang
mempunyai S dan P yang sama tetapi kuantitas dan kualitasnya berbeda. Hubungan itu terdapat
antara poposisi ―A‖ dengan proposisi ―O‖ dan antara proposisi ―E‖ dengan proposisi ―I‖.
    Contoh:   ―A‖ smua mahasiswa Uninus lulus.
              ―O‖ sebagian mahasiswa Uninus tidak lulus.
              ―E‖ semua mahasiswa Uninus tidak lulus

       ―I‖ sebagian mahasiswa Uninus lulus

    Perbedaan bentuk-bentuk pertentang yang sudah dipaparkan tersebut dap[at digambarkan
oleh bagan yang terkenal dengan sebutan Bujur Sangkar Pertentangan yang Terdapat pada
Dua Proposisi. Diagram kuno ini terkenal pula dengan nama Aristotle’s Square atau The
Square of Opposition. Dalam bagan ini proposisi universal ditempatkan di sebelah atas,
proposisi khusu di sebelah bawah, proposisi afirmatif di sebelah kiri, dan proposisi negatif di
sebelah kanan. Untuk lbih jelasnya, kita bisa memperhatikan bagan berikut ini.



b.jika maka

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1]

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan
diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja
menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau
eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2]

Contoh:

       Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
       menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit
       mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat
       kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini
       disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
       dinyatakan keliru.

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian.[3]

Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan
makna di dalamnya.[3]

Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan,
perkiraan, dugaan, dan sebagainya.[3] Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi
yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang
akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di
antaranya, yaitu penelitian sosial.[4]

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap
tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan
sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu
tipe proposisi yang langsung dapat diuji.[4]
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (SESI 6)

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (SESI 6)

• Literatur dimaksud bisa dari jurnal, buku, text database, tesis orang lain, disertasi doktor, paper,
skripsi, makalah seminar dll)
• Untuk mengarahkan peneliti dalam memperoleh perspektif ilmiah yang menajdi alndasan
pengembangan hipotesis.
• Untuk menghindari kemungkinan duplikasi dalam metode pengumpulan dan pengolahan data.
• Mengarahkan argumentasi penggunaan metode pengumpulan dan pengolahan data penelitian
sekarang kaitannya dengan penelitian sebelumnya.
• Untuk melakukan konfirmasi terhadap teori-teori atau temuan-temuan sebelumnya.
• Untuk menemukan keterbatasan penelitian terdahulu dan kemudian memperbaiki pada
penelitian saat ini.

Faktor-Faktor Yang dipertimbangkan Dalam telaah Literatur/riset terdahulu:
• Harus membahas identifikasi variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian
• Harus menyatakan sifat dan arah hubungan atau perbedaan antara dua atu lebih variabel yang
diteliti.
• Menjelaskan hubungan atau perbedaan antara variabel yang divisualisasikan dalam diagram.
• Menjelaskan perspektif yang menajdi landasan dalam pengembangan hipotesis berdasarkan
temuan-temuan riset sebelumnya.

Rumusan Hipotesis
Kriteria Hipotesis yang baik adalah:
1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.
3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan
dengan hipotesis rivalnya.

Format Hipotesis
1. Pernyataan ―Jika – Maka ―
2. Hipotesis Nol Dan Alternatif
3. Hipotesis Directional Dan Non Directional

Pernyataan ―Jika- Maka’
Contoh:
Jika Pegawai Mengalami Tekanan Dalam Bekerja Yang Lebih Rendah, Maka Mereka Akan
Memperoleh Kepuasan Kerja Yang Lebih Tinggi.

Hipotesis Nol Dan Alternatif
Contoh:
Ho= Tidak Ada Pengaruh Signifikan Kenaikan Gaji Terhadap Kinerja Pegawai
Ha = Ada Pengaruh Signifikan Kenaikan Gaji Terhadap Kinerja Pegawai

Hipotesis Directional Dan Nondirectional
• Hipotesis Directional Adalah Hipotesis Yang Menyatakan Sifat Dan Arah Hubungan Secara
Tegas Antara Dua Atau Lebih Variabel. Contoh: Kualitas Pelayanan Jasa Perpengaruh Positif
Dan Signifikan Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit.
• Hipotesis Nondirectional Adalah Hipotesis Yang Tidak Menyatakan Arah Hubungan Antara
Variabel. Hipotesis Ini Digunakan Bila 1). Belum Ada Teori Yang Menajdi Landasan Untuk
Menentukan Arah Hubungan Antar Variabel 2). Menurut Riset Terdahulu Ditemukan Belum
Ada Kejelasan Hubungan Antar Variabel Yang Diteliti.
Contoh Hipotesis Non Directional
• Ada Hubungan Langsung Variabel Gaya Kepemimpinan Dengan Ketidakpastian Lingkungan
Bisnis.


c.

Ketika kita menggunakan statistika untuk menguji hipotesis maka muncullah dua macam
hipotesis berupa hipotesis penelitian dan hipotesis statistika. Tepatnya hipotesis penelitian kita
rumuskan kembali menjadi hipotesis statistika yang sepadan. Hipotesis statistika harus
mencerminkan dengan baik maksud dari hipotesis penelitian yang akan diuji.

   Pada hakikatnya ada dua jenis hipotesis statistika. Jenis pertama adalah apabila data kita
berupa populasi yang kita peroleh melalui sensus. Dengan data populasi, hipotesis statistika
cukup berbentuk H. Tidak diperlukan hipotesis H0. Misalnya dalam hal rerata, hipotesis
statistika itu berbentuk H: X > 6. Jika data populasi memiliki rerata di atas 6 maka hipotesis
diterima dan jika tidak maka hipotesis ditolak. Karena seluruh populasi sudah dilihat maka
keputusan ini menjadi kepastian.

   Jenis kedua adalah apabila data kita berupa sampel yang kita peroleh melalui penarikan
sampel. Biasanya sampel itu berupa sampel acak, baik dengan cara pengembalian maupun
dengan cara tanpa pengembalian. Dengan data sampel, hipotesis statistika menjadi H0 dan H1.
Misalnya dalam rerata, hipotesis statistika itu berbentuk H0: X = 6 dan H1: X > 6. Syaratnya
adalah tiadanya pilihan ketiga.

    Dalam hal data sampel, sering terjadi bahwa hipotesis penelitian dirumuskan kembali
menjadi H1. Pengujian hipotesis dilakukan melalui penolakan H0. Selanjutnya dengan syarat
tidak ada pilihan ketiga pada hipotesis, maka penolakan H0 dapat diartikan sebagai penerimaan
H1. Jadi pengujian hipotesis penelitian dilakukan melalui cara tak langsung yakni melalui
penolakan H0 dan melalui tiadanya pilihan ketiga pada hipotesis.

  Kini muncul pertanyaan apakah hipotesis penelitian dapat dirumuskan kembali menjadi H0?
Karena jarang terjadi, sejumlah orang merasa ragu. Sekalipun jarang, hal demikian pernah terjadi
sementara beberapa penulis menyatakan boleh. Kerlinger (1979) melaporkan hasil penelitian
yang menggunakan H0. Myers and Pohlman (1979) mempresentasikan makalah berjudul ―Null
Hypothesis as a Research Hypothesis.‖ Selain itu, Wiersma (1995) mencantumkan contoh
hipotesis nol sebagai hipotesis penelitian. Gay (1990) menunjukkan walaupun tidak terlalu sering
hipotesis berupa tidak beda itu memang ada. Lock, cs (1993) mengatakan bahwa hipotesis dapat
ditulis, baik sebagai pernyataan nol (mudahnya disebut hipotesis nol), ―Tiada beda di antara …,‖
maupun sebagai pernyataan terarah menunjukkan jenis hubungan yang diantisipasi.

   Kebanyakan penelitian dirumuskan ke hipotesis statistika H1. Tetapi hal ini tidak menutup
kemungkinan hipotesis penelitian dirumuskan ke hipotesis statistika H0. Adalah pada tempatnya
kalau di sini kita melihat alasan mengapa hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk
H0. Untuk itu kita perlu melihat apa sebenarnya fungsi dan peranan H0 di dalam pengujian
hipotesis statistika. Adanya hipotesis H0 lebih merupakan urusan teknik statistika yang
menggunakan data sampel daripada urusan hipotesis penelitian

d.

Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang
telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik.
Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti, menunjukkan hubungan antara variable-variabel,
dapat diuji, mengikuti temuan-temuan penelitian terdahulu.

Adapun fungsi-fungsi hipotesis, yaitu: membimbing pikiran peneliti dalam memulai penelitian,
menentukan tahapan atau prosedur penelitian, membantu menetapkan format dalam menyajikan,
menganalisis dan menafsirkan data dalam tesis.

Ada beberapa tipe hipotesis, yaitu:
1.Hipotesis nol mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak
ada perbedaan
2.Hipotesis alternative adalah pernyataan operasional dari hipotesis penelitian. Bila hipotesis alternatif
berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila hipotesis alternatif berdasarkan
pengamatan disebut hipotesis induktif
3.Hipotesis non- directional tidak menunjukkan suatu arah. Untuk itu digunakan uji dua pihak
4.Hipotesis directional memperlihatkan arah pengaruh atau arah perbedaan.

Contoh hipotesis nol (Ho) ; Tidak ada perbedaan kreatifitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan
anak yang dikekang dalam keluarga.

Contoh hipotesis alternative (Ha) ; Ada perbedaan kreativitas antara anak yang diberi keleluasaan
dengan anak yang dikekang dalam keluarga atau Kreativitas anak yang diberi keleluasaan lebih tinggi
daripada kreativitas anak yang dikekang (hubungan positif) ; atau kreativitas anak yang dikekang lebih
tinggi daripada kreativitas anak yang diberi keleluasaan (hubungan negatif).
TEKNIK
49.




PENGUMP
ULAN
DATA
http://teori
online.wor
dpress.co
m
Dalam
penelitian
, teknik
pengump
ulan data
merupaka
n faktor
penting
demi
keberhasi
lan
penelitian
. Hal ini
berkaitan
dengan
bagaiman
a cara
mengum
pulkan
data,
siapa
sumberny
a, dan
apa alat
yang
digunaka
n.
Jenis
sumber
data
adalah
mengenai
dari mana
data
diperoleh
. Apakah
data
diperoleh
dari
sumber
langsung
(data
primer)
atau data
diperoleh
dari
sumber
tidak
langsung
(data
sekunder)
.
  Metode
Pengump
ulan Data
merupaka
n teknik
atau cara
yang
dilakukan
untuk
mengum
pulkan
data.
Metode
menunju
k suatu
cara
sehingga
dapat
diperlihat
kan
pengguna
annya
melalui
angket,
wawanca
ra,
pengamat
an, tes,
dkoumen
tasi dan
sebagain
ya.
 Sedangk
an
Instrume
n
Pengump
ul Data
merupaka
n alat
yang
digunaka
n untuk
mengum
pulkan
data.
Karena
berupa
alat,
maka
instrume
n dapat
berupa
lembar
cek list,
kuesioner
(angket
terbuka /
tertutup),
pedoman
wawanca
ra,
camera
photo dan
lainnya.
Adapun
tiga
teknik
pengump
ulan data
yang
biasa
digunaka
n adalah
angket,
observasi
dan
wawanca
ra.
A.
Angket
Angket /
kuesioner
adalah
teknik
pengump
ulan data
yang
dilakukan
dengan
cara
memberi
kan
seperang
kat
pertanyaa
n atau
pernyataa
n kepada
orang
lain yang
dijadikan
responde
n untuk
dijawabn
ya.
Meskipu
n terlihat
mudah,
teknik
pengump
ulan data
melalui
angket
cukup
sulit
dilakukan
jika
responde
nnya
cukup
besar dan
tersebar
di
berbagai
wilayah.
Beberapa
hal yang
perlu
diperhati
kan
dalam
penyusun
an angket
menurut
Uma
Sekaran
(dalam
Sugiyono
,
2007:163
) terkait
dengan
prinsip
penulisan
angket,
prinsip
pengukur
an dan
penampil
an fisik.
1. Prinsip
Penulisan
angket
menyang
kut
beberapa
faktor
antara
lain :
Isi dan
tujuan
pertanyaa
n artinya
jika isi
pertanyaa
n
ditujukan
untuk
menguku
r maka
harus ada
skala
yang
jelas
dalam
pilihan
jawaban.
Bahasa
yang
digunaka
n harus
disesuaik
an
dengan
kemampu
an
responde
n. Tidak
mungkin
menggun
akan
bahasa
yang
penuh
istilah-
istilah
bahasa
Inggris
pada
responde
n yang
tidak
mengerti
bahasa
Inggris,
dsb.
Tipe
dan
bentuk
pertanyaa
n apakah
terbuka
atau
terturup.
Jika
terbuka
artinya
jawaban
yang
diberikan
adalah
bebas,
sedangka
n jika
pernyataa
n tertutup
maka
responde
n hanya
diminta
untuk
memilih
jawaban
yang
disediaka
n.
Contoh :
Terbuka :
Berapa
Kali
Anda Ke
Kampus
?..............
.......
Tertutup :
berapa
kali anda
ke
kemapus
? (a). 1 –
2 (b). 3 –
5d
Pertanyaa
n tidak
mendua
artinya
pertanyaa
n tidak
mengand
ung
dua arti
yang
akan
menyulit
kan
responde
n.
Contohny
a:
bagaiman
a
pendapat
anda
tentang
kondisi
kelas
dan
kemampu
an guru
menjelas
kan
pelajaran
di kelas ?
Jika
pertanyan
mendua
seperti ini
sebaikny
a dipecah
menjadi
dua
pertanyaa
n.
Tidak
menanya
kan yang
sudah
lupa atau
tidak
menggun
akan
pertanyaa
n yang
menyeba
bkan
responde
n berpikir
keras
Contohny
a:
Pertanyaa
n
keadaan
perusaha
an 10
tahun lalu
?.
Umumny
a
pertanyaa
n seperti
ini akan
menyeba
bkan
responde
n berpikir
keras
untuk
menginga
t-ingat
kondisi
yang
terjadi di
masa
lalu.
Pertany
aan tidak
menggiri
ng
responde
n.
Contohny
a:
Apakah
anda
setuju
jika
kesejahte
raan
karyawan
ditingkat
kan
?..jawaba
nnya
pasti.....Y
a
Iyaalaaah
Atau
pertanyan
seperti
‖Perluka
h diambil
tindakan
tegas
pada
aparat
hukum
yang
melakuka
n korupsi
??‖....he.
he.he...
Pertany
aan tidak
boleh
tertalu
panjang
atau
terlalu
banyak.
Kalo
terlalu
panjang
atau
tertalu
banyak
akan
menyeba
bkan
responde
n merasa
jenuh
untuk
mengisin
ya.
Urutan
pertanyaa
n dimulai
dari yang
umum
sampai
ke
spesifik,
atau dari
yang
mudah
menuju
ke yang
sulit, atau
di acak.
2.Prinsip
Pengukur
an
memuat
seperang
kat
ujicoba
instrume
n.
Artinya,
sebelum
menyebar
kan
angket,
perlu
dilakukan
beberapa
percobaa
n
sehingga
selain
diketahui
validitas
dan
reliabilita
snya,
juga akan
diperoleh
estimasi
waktu
pengerjaa
n, tingkat
kesulitan
dan
berbagai
hal
lainnya.
3.Penamp
ilan Fisik
merupaka
n salah
satu daya
tarik dan
keseriusa
n
responde
n dalam
mengisi
angket.
Namun
tentu
saja,
angket
yang
bagus,
terkesan
resmi
tentunya
memerlu
kan biaya
yang
lebih
besar
dibandin
g angket
yang di
cetak di
atas
kertas
seadanya.
B.
Observasi
Obrserv
asi
merupaka
n salah
satu
teknik
pengump
ulan data
yang
tidak
hanya
menguku
r sikap
dari
responde
n
(wawanc
ara dan
angket)
namun
juga
dapat
digunaka
n untuk
merekam
berbagai
fenomena
yang
terjadi
(situasi,
kondisi).
Teknik
ini
digunaka
n bila
penelitian
ditujukan
untuk
mempelaj
ari
perilaku
manusia,
proses
kerja,
gejala-
gejala
alam dan
dilakukan
pada
responde
n yang
tidak
terlalu
besar.
1.
Participa
nt
Observati
o
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

2. Non participant Observation

Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat
dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak
sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar
     cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
     C. Wawancara


              Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
     langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

     Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak
     mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
     diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)

     Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden
    sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
    recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
    berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin
    digali dari responden.

     55. Contoh Pembahasan Hasil Penelitian (Pembelajaran Tematik)

     Pelaksanaan                              Pembelajaran                            Tematik
     Pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan inti dari aktivitas pembelajaran, yang dalam
     pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan
     sebelumnya. Pada tahapan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari rancangan desain
     yang telah disusun.Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan guru dalam melaksanakan model
     pembelajaran tematik. Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik yang
     menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pada kemampuan guru untuk menerapkan langkah-
     langkah              pembelajaran             yang            telah            ditetapkan.

     Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilaksanakan di tiga sekolah yang berkategori baik, sedang
     dan kurang diketahui bahwa tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik
     sangat bergantung pada kemampuan guru. Berdasarkan hasil observasi pada ujicoba pertama
     terlihat guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik. Hal ini terlihat dari :
     (1) Belum dikomunikasikannya tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
     siswa secara jelas. Di sekolah kurang, bahkan guru tidak melakukan apersepsi kepada siswa.
     Siswa langsung diminta untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. (2) Belum dipahami dan
     digunakannya pertanyaan pemandu secara baik. (3) Pada akhir kegiatan inti guru tidak
     melakukan pembahasan terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan penguatan terhadap
     pelajaran yang telah mereka terima. (4) Belum dirumuskannya kesimpulan akhir pada kegiatan
     akhir.

     Hasil temuan yang diperoleh pada ujicoba pertama ini selanjutnya didiskusikan bersama dengan
     guru melalui proses refleksi. Dari hasil refleksi diketahui bahwa kesulitan guru dalam
     menerapkan pembelajaran tematik dikarenakan pertama guru kurang mempelajari rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang; kedua masih kurangnya pemahaman guru
akan                                pembelajaran                             tematik.

Sejalan dengan pelaksanaan ujicoba, kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
tematik mengalami peningkatan, baik di sekolah kategori baik, sedang maupun kurang
Peningkatan kemampuan guru ini tidak lepas dari meningkatnya pemahaman dan keterampilan
guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang terkait dengan tema. Kemampuan guru
dalam mengembangkan materi pembelajaran ini erat hubungannya dengan pemilihan tema yang
menjadi fokus pembelajaran. Menurut pengakuan guru, pemilihan tema yang dekat dengan diri
dan lingkungan siswa sangat membantu guru dalam mengembangkan materi pembelajaran. Di
samping itu pula, pemilihan tema juga sangat mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu juga tema yang menjadi fokus pembelajaran membuat siswa tidak
merasa dibebani     dengan adanya pemilihan bidang studi yang ketat, karena melalui
pembelajaran tematik membuat mereka belajar sesuatu yang utuh dan padu. Keterlibatan mereka
dalam menjelajahi tema yang dijabarkan ke dalam sejumlah topik dari beberapa bidang studi
yang dipadukan, telah dapat memfasilitasi berkembangnya potensi mereka, baik kognitif,
emosi                 dan              sosial               (Nasution,               1995).

Secara umum terjadi pula peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
tematik, akan tetapi peningkatan kemampuan guru ini di tiap sekolah berbeda-beda.
Kemampuan guru di sekolah kategori kurang terlihat sangat berbeda jika dibandingkan dengan
kemampuan guru di sekolah baik dan sedang yang hampir sama. Perbedaan ini tidak dapat
dilepaskan dari aspek-aspek yang dimiliki oleh guru di tiap sekolah tersebut. Menurut Dunkin
(Sanjaya, 2006) ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran
dilihat dari faktor guru yaitu (1) Formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup yang menjadi latar belakang sosial mereka (2) Teacher training experience,
meliputi pengalaman-pengalman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang
pendidikan guru, (3) Training properties , segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru, seperti sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru baik dalam
kemampuan guru dalam pengelola pembelajaran maupun kemampuan guru dalam penguasaan
materi                                                                          pembelajaran.

Dampak                   Penerapan                   Pembelajaran                    Tematik
Dampak dari penerapan pembelajaran tematik diketahui dengan melakukan evaluasi secara
terpadu selama pembelajaran berlangsung. Tujuan evaluasi yang dilakukan sama seperti kegiatan
evaluasi pada pembelajaran model lainnya yaitu untuk mengetahui perolehan perkembangan
kemampuan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Menurut Ministry of Education
Victoria (1986) aspek-aspek yang perlu diamati dan dinilai pada siswa selama pembelajaran
terpadu adalah penguasaan konsep setiap bidang ilmu yang terkait, disamping itu juga penilaian
dilakukan terhadap keterampilan siswa bertanya, interaksi siswa, keterampilan
mengkomunikasikan gagasan, kemampuan membaca dan menulis serta ekspresi siswa dalam
menerima pelajaran. Disamping itu Tim Pengembang PGSD (1996:38) mengungkapkan
bahwa evaluasi dalam pembelajaran terpadu perlu diarahkan perhatian yang cukup banyak pada
evaluasi dampak pengiring (nurturant effect) seperti kemampuan kerjasama, tenggang rasa,
dependability,                  dan                   keholistikan                   persepsi.
Berdasarkan pendapat tersebut, evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini difokuskan pada
aspek proses dan produk pembelajaran. Evaluasi terhadap proses pembelajaran terutama
ditujukan untuk melihat dampak pengiring yang dihasilkan dari penerapan pembelajaran
tematik terhadap siswa, seperti kemampuan bertanya, mengeluarkan pendapat dan bekerjasama.
Sedangkan evaluasi terhadap produk pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketercapaian terhadap penguasaan materi yang diperoleh siswa dalam setiap ujicoba.

Hasil evaluasi dari ujicoba yang dilakukan di sekolah baik, sedang dan kurang menunjukkan
bahwa dari aspek proses pembelajaran, terlihat terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam
bertanya, mengeluarkan pendapat dan bekerjasama. Meningkatnya kemampuan bertanya dan
mengeluarkan pendapat siswa ini dikarenakan, pertama kemampuan guru dalam
mengembangkan kedekatan diri guru terhadap siswa baik dari aspek sosial maupun emosi.
Kedekatan guru dengan siswa baik dari aspek sosial maupun emosi ini terutama sangat terlihat
ketika guru semakin mengembangkan kemampuan guru dalam hal mengembangkan rasa percaya
diri siswa dan keterlibatan siswa dalam KBM. Di samping itu juga kemampuan guru dalam
menghadapi perilaku siswa seperti bersikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian dan sabar
juga mengembangkan aspek emosi siswa terhadap guru. Kedua, dikarenakan kemampuan guru
dalam mengembangkan materi dan metode pembelajaran. Pengembangan materi dan metode
pembelajaran ini sangat terkait dengan proses pemilihan tema yang dekat dengan diri siswa.
Sebagaimana diakui oleh guru di sekolah baik, sedang maupun kurang bahwa pemilihan tema
yang sangat dekat dengan diri dan lingkungan siswa membuat guru lebih mudah untuk
mengembangkan materi dan metode yang diberikan kepada siswa. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh Tim Pengembang PGSD (1997) bahwa perkembangan fisik individu tidak
dapat dipisahkan dari perkembangan mental, sosial dan emosional atau sebaliknya dan
perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman, kehidupan dan lingkungannya.

Sejalan dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, kemampuan siswa
terhadap penguasaan materi pembelajaran yang dapat diketahui dari tes hasil belajar yang
dilakukan pada setiap akhir ujicoba juga mengalami peningkatan. Hasil ini menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran tematik tidak hanya memberikan dampak terhadap aktivitas belajar
siswa juga terhadap penguasaan materi pembelajaran.
Latar
56.




belakang
berisi
tentang
motivato
r atau
pendoron
g bagi
peneliti
untuk
melakuk
an
penelitia
n, atau
bisa juga
berisi
pendoron
g bagi
orang
lain
untuk
membaca
bagian
selanjutn
ya, atau
dengan
kata lain
harus
dapat
mengund
ang
minat
orang
membaca
lebih
lanjut
bagi
orang
lain.
Selain
itu,
sejauh
mana
masalah
yang
diteliti
memiliki
validitas
dan
reliabilita
s.
Apakah
masalah
masih
meraguk
an
sehingga
perlu
diteliti.
Disampi
ng itu
perlu
juga
masalah
dibandin
gkan
dengan
fakta
baik
teoretik
maupun
secara
faktual.
Adapun
materi
yang
sering
dituangk
an dalam
latar
belakang
penelitia
n
biasanya
berisi
tentang:
konstelas
i atau
sinyalem
en
masalah
yang
akan
diteliti;
relevan
di
masalah
dengan
aspek
dari ilmu
tertentu;
kesesuaia
n
pendekat
an
metodolo
gi yang
digunaka
n; serta
gambara
n
kegunaan
hasil
penelitia
n. Selain
itu, dari
pihak
penulis
bisa juga
disebutka
n alasan-
alasan
tertentu
dilaksana
kannya
penelitan
ini,
misalnya
apakah
cukup
menarik
permasal
ahannya,
serta
juga,
apakah
masalah
tersebut
memung
kinkan
untuk
diteliti.
2.
Perumus
an
masalah
Perumus
an
masalah
berisikan
inti
persoalan
/permasa
lahan
yang
akan
diteliti,
dengan
diungkap
kannya
secara
tegas
abstraksi
permasal
ahannya.
Rinciann
ya bisa
dikenali
satu-satu
permasal
ahan inti
tersebut
dengan
cara
dipecah
ke dalam
masalah-
masalah
yang
lebih
sempit.
Tujuan
penelitia
n intinya
adalah
merumus
kan apa-
apa yang
akan
diketahui
atau
ditemuka
n dalam
penelitia
n
tersebut.
Cara
sederhan
a untuk
mengeta
hui
materi
yang
dicantum
kan
dalam
rumusan
tujuan
penelitia
n ini
adalah
dengan
mengaju
kan
pertanya
an dan
tujuan
penelitia
n kira-
kira
adalah
untuk
mengeta
hui
jawaban
dari
pertanya
an
tersebut.
4.
Manfaat
penelitia
n
Kegunaa
n
penelitia
n
mengga
mbarkan
manfaat
dari
penelitia
n ini,
baik
secara
teoretis
maupun
secara
praktis,
langsung
maupun
tidak
langsung.
Rumusan
manfaat
penelitia
n
hendakn
ya
mampu
memberi
kan
gambara
n bahwa
hasil
penelitia
n yang
akan
dicapai
itu
memiliki
kontribus
i
terhadap
perkemb
angan
keilmuan
atau
kesenian
sesuai
dengan
lingkup
bidang
ilmu
yang
dikaji
dan/atau
memberi
kan jalan
ke luar
pemecah
an
permasal
ahan
kehidupa
n nyata,
baik
kehidupa
n dalam
bidang
kerja
atau
masyarak
at, yang
memerlu
kan
pemikira
n bidang
ilmu
yang
dikaji.
5.Ruang
lingkup
dan
batasan
masalah
Pada
bagian
ini ruang
lingkup
kajian/an
alisis
dituliska
n secara
jelas agar
penelitia
n lebih
terfokus
dan tidak
melebar
ke mana-
mana.
Ruang
lingkup
biasanya
membica
rakan
dan
membata
si teori
apa saja
yang
digunaka
n
sedangka
n pada
batasan
yang
dibicarak
an dan
dibatasi
adalah
sumber
data dan
data.
6.
Metodol
ogi
penelitia
n
Mengung
kapkan
secara
ringkas
proses
penelitia
n dan
rancanga
nnya
secara
menyelur
uh,
termasuk
di
dalamny
a
penetapa
n
populasi,
teknik
sampling
,
pengump
ulan
data, dan
juga
teknik
analisis.
Seperti di
bagian
lalu
sudah
disebutka
n, bahwa
metode
penelitia
n bisa
disimpan
sebagai
bagian
dari bab I
suatu
karya
penelitia
n tesis
atau
skripsi,
namun
bisa juga
disimpan
secara
57. ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data kualitatif melalui pendekatan fenomenologi dan
interaksi simbolik mengenai tato di kalangan penggunanya. Fokus penelitian ini adalah
fenomena tato meliputi perkembangan, motivasi dan proses penatoan, pemaknaan simbolik dan
pengelolaan kesan yang dilakukan dalam komunikasi di kalangan pengguna tato di kota
Bandung. Informan penelitian adalah pengguna tato permanen dengan jumlah sebanyak 24
informan, penentuan informan dilakukan secara purposive. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengguna tato dapat dikategorikan berdasarkan: Alasan,
pengguna tato imanen dan pengguna tato kontak; Motif, pengguna tato dengan orientasi masa
lalu dan pengguna tato berorientasi masa datang; Desain, Pengguna tato klasik, pengguna tato
modern dan pengguna tato kontemporer; Segi penempatan tato, pengguna tato terbuka dan
tertutup; Pemilihan studio, pengguna tato aman dan pengguna tato berisiko.Sedangkan seniman
tato dapat di kategorikan sebagai berikut : Lama menjalani profesi, seniman tato masa lalu dan
masa kini; Peralatan yang digunakan, seniman tato tradisional dan seniman tato modern; Proses
Penatoan, seniman tato aman dan seniman tato berisiko; Keahlian, seniman tato otodidak dan
belajar khusus; Tempat penatoan, seniman tato profesional dan seniman tato kaki lima.

Komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam sebuah proses penatoan, hubungan antarpribadi
antara seniman tato dengan pengguna tato sangat penting untuk menghasilkan tato yang sesuai
dengan keinginan, disamping keahlian dan kreativitas seniman tatonya serta ketersediaan alat
yang menunjang unsur kesehatan. Komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
penerimaan keluarga, teman dan masyarakat, keanggotaan kita dalam kelompok tertentu, konsep
diri, peran yang dijalani serta bagaimana memaknai hubungan antara pengguna tato.

Pengeloalan kesan dilakukan ketika pengguna tato berinteraksi dengan keluarga atau anggota
masyarakat yang belum dapat menerima penggunaan tato dan masih menganggap negatif orang
yang menggunakan tato. Pengelolaan kesan ini dapat dilakukan dengan penampilan, misalkan
menutupi tato agar tidak terlihat langsung oleh orang lain atau dengan bertingkah laku sesuai
dengan harapan keluarga dan masyarakat.




TATA
61.




CARA
PENUL
ISAN
MAKA
LAH /
TUGAS
AKHIR
SEMES
TER
FORM
AT
 Jumlah

kata
(word
count) :
4.000 –
5.000 ;
atau 10
– 12
halaman
 Ukura
n kertas
A4
 Tidak

perlu
dijilid
dan
tidak
perlu
diberi
mika.
Cukup
dijepret
di
sebelah
kiri.
Sampul
mencant
umkan:
judul
Tugas
Akhir
Semeste
r
Akuntan
si
Sektor
Publik,
Nama
dan
NIM
(jika
kelompo
k,
urutan
NIM
dicantu
mkan
ascendin
g).
 Pilihan

font:
Times
New
Roman
(12),
Palatino
Linotyp
e (11),
Arial(11
)
Menca
ntumka
n nomor
halaman
di
bagian
bawah
,center
 Margi

n kanan,
kiri, atas
dan
bawah
menggu
nakan
ukurand
efault
atau
standar
 Spasi:
1,5,
plihanal
ignment:
kiri,
ataujusti
fied
Paragr
af
menjoro
k ke
dalam,
dengan
jarak
spasi
1,5
dengan
paragraf
sebelum
nya
 Surat

pernyata
an
bahwa
makalah
yang
dibuat
adalah
bukan
plagiat
dan
hasil
karya
sendiri
(ditanda
tangani
dan
diberi
nama
lengkap
dan
NIM)
SISTE
MATIK
A
PENUL
ISAN
Sistema
tika
penulisa
n
makalah
adalah
sebagai
berikut:
Pendahu
luan
Pada
bagian
ini
dikemu
kakan
latar
belakan
g
(menga
pa topik
tersebut
perlu
ditulis),
rumusa
n
masalah
, tujuan
dan
manfaat
tulisan
Anda
bagi
pembac
a.
Pembah
asan /
Analisis
Bahasan
dan
analisis
adalah
murni
bahasa
dari
Anda.
Segala
bentuk
sumber
/
referens
i wajib
dicantu
mkan di
2 (dua)
bagian
makalah
,yaitu:
bagian
yang
dikutip
di bab
Pembah
asan,dan
bab
Daftar
Referen
si
Simpula
n dan
Saran
Bagian
ini
mencak
up
simpula
n, serta
saran,
dan
mengun
gkapkan
secara
jelas
kepada
siapa
saran
tersebut
ditujuka
n
Daftar
Referen
si
Bagian
ini
memuat
sumber
referens
i untuk
penulisa
n
makalah
, baik
dari
buku,
majalah,
artikel
ilmiah,
danwebs
ite.
Tata
cara
penulisa
n daftar
referensi
:
a. Dari
Buku
oleh
Satu
Pengara
ng
Bamban
g
Riyanto.
1984.
Dasar-
dasar
Pembela
njaan
Perusah
aan.
Edisi
Kedua.
Yogyak
arta:
Yayasa
n Badan
Penerbit
Gajah
Mada.
Dari
Buku
oleh
Dua
Pengara
ng
Cohen,
Morris
R, dan
Ernest
Nagel.
1939.
An
Introduc
tion to
Logic
and
Scientifi
c
Method.
New
York:
Harcour
t, Brace
& Co.
c. Dari
Buku
oleh
Tiga
Pengara
ng atau
Lebih
Sukanto
, R., et
al.
1980.
Busines
s
Forecast
ing,
Yogyak
arta:
Bagian
Penerbit
an
Fakultas
Ekonom
i UGM.
Dari
Buku
oleh
Pengara
ng yang
Sama
Van
Horne,
James
C. 1986.
Financia
l
Manage
ment
and
Policy,
Ninth
Edition,
New
Jersey:
Prentice
-Hall
Internati
onal
Editions
.
______
_, 1990.
Fundam
entals of
Financia
l
Manage
ment,
Sixth
Edition,
New
Jersey:
Prentice
-Hall
Inc.
e. Dari
Buku
tanpa
pengara
ng
Author’
s Guide.
1975.
Englew
ood
Cliffs:
Prentice
-Hall.
Undang-
Undang
RI No. 7
tahun
1992
tentang
Perbank
an,
Penerbit
Handay
ani,
1992.
f. Buku
oleh
Lembag
a,
Pemerin
tah dan
Organis
asi Lain
R.I.,
Majelis
Musya
warah
Rakyat
Sement
ara.
1966.Ha
sil-hasil
Sidang
Umum
ke
IV
Tahun
1966,
Jakarta:
Departe
men
Peneran
gan R.I.
g. Surat
Kabar
Artikel
tanpa
nama
penulis
Kompas
(Jakarta
), 28
Pebruari
1995
Artikel
dengan
judul
dan
nama
penulis
Allen,
Maury.
―A
Grwowi
ng
Union,‖
New
York
Post.
March
20,
1998. P.
4.
Artikel
dengan
judul
tetapi
tanpa
penulis
―Terpur
uknya
Dunia
Bisnis
Perbank
an‖,Jaw
a Pos,
30
Septem
ber
1998.
hal. 3.
h.
Jurnal,
Buletin,
Majalah
dan
Penerbit
an
Berkala
Irlan
Soejono
dan
A.T.
Birowo.
1976.
―Distrib
usi
Pendapa
tan di
Pedesaa
n Padi
Sawah
di Jawa
Tengah
‖,Prisma
, 1, hal.
26-32
Snitzler,
James
R. 1958.
―How
Wholes
alers
Can Cut
Deliver
y
Costs‖,
Journal
of
Marketi
ng, 23:
pp. 21-
28
i. Hasil
Penelitia
n
Faisal
Kasryno
et al.
1981.
Perkem
bangan
Institusi
dan
Pengaru
hnya
terhadap
Distribu
si
Pendapa
tan dan
Penyera
pan
Tenaga
Kerja:
Studi
kasus di
Empat
Desa di
Jawa
Barat,
Bogor:
Studi
Dinami
ka
Pedesaa
n.
j. Kertas
Kerja
Diskusi
Panel,
Seminar
dan
Lokakar
ya
M.
Damiri.
1993.
―Perban
kan di
Indones
ia,
Suatu
Tinjaua
n Era
Deregul
asi‖,
Makala
h
disampa
ikan
pada
Cerama
h
Deregul
asi
Perbank
an di
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Ekonom
i
Perbana
s
Surabay
a,
Surabay
Tim
Dosen
STIE
Perbana
s
Surabay
a. 1994.
―Upaya
Pemerat
aan
Pemban
gunan
Melalui
Sektor
Moneter
‖,
Makala
h
Pelengk
ap
Seminar
Perbank
an,
Surabay
a.
k.
Bahan
Tidak
Diterbit
kan
(Mimeo
graphed
)
a.
Perkem
bangan
Sektor
Pertania
n
1971/19
72‖.
1972.
Jakarta:
Departe
men
Pertania
n.
(Mimeo
graphed
)
l.
Skripsi,
Tesis
dan
Disertas
i
Ida
 Triwahy
 uni.
 1994.
―Pentin
gnya
Analisis
Umur
Piutang
dalam
Hubung
annya
dengan
Pengen
dalian
Outstan
ding
Freight
di
DivisiFe
eder PT.
Samude
ra
Indones
ia
Surabay
a‖,
Skripsi
Sarjana
tak
diterbitk
an,
STIE
Perbana
s
Surabay
a.
m.
Artikel
dalam
Ensiklo
pedia
Banta,
Richard
E.,
―New
Harmon
y‖,
Encyclo
pedia
Britanic
a (1968
ed.),
Vol, 16,
p. 305
n.
Wawanc
ara
Burrow
s, Dr.
Lewis.
Persona
l
Intervie
w on
Puerto
Rican
Worker
s in a
New
York
City
Hospital
, Mt.
Sinai
Hospital
, New
York,
N.Y., 3
Juni
1998.
o.
Terjema
han dari
Pengara
ng Lain
Klinchi
n, A.I.
1957.
Mathem
atical
Foundat
ions of
Informat
ion
Theory,
diterjem
ahkan
oleh
Silverm
an, R.A.
dan
Friedma
n, M.D.
New
York:
Dover.
p.
Internet
Rujukan
dari
Internet
berupa
Karya
Individu
al
Donald,
P.,
Harby,
L. &
Gary ,
W.
1998. A
Study
on
Agricult
ural
Area
Online
Journals
, 193-
1997:
The
Poverty
among
the
Rich,
(Online)
,
(http://j
ournal.c
cs.soton
. ac.uk/
study.ht
ml,
diakses
12 Juni
1998).
Rujukan
dari
Internet
berupa
Artikel
dari
Jurnal
Hartono.
1999.
Peningk
atan
Kenerrj
a Buruh
Perusah
aan
melalui
Reward
System.
Jurnal
Manaje
men ,
(Online)
, Jilid 7,
No. 3,
(http://
www.m
alang.ac
.id,
diakses
10 Mei
2000).
Segala
kutipan
atau
salinan
harus
disebutk
an nama
penulisn
ya atau
sumbern
ya.
Poin
penilaia
n
makalah
adalah
pada :
 orisina
litas ide
 kejujur

an dan
sportifit
as
penulisa
n (tidak
banyak
kutipan,
dan
mencant
umkan
referens
i)
 sistem
atika
penulisa
n
(kejelas
an alur
berpikir
) antara
judul,
permasa
lahan,
tujuan,
pembah
asan,
simpula
n dan
saran.
 kejelas

an
pengung
kapan
permasa
lahan
 ketaja
man
analisis
 keman
faatan
penulisa
n
59.                                pakah ciiri-ciri makalah yang bagus atau berkualitas tinggi


itu? Itulah pertanyaan yang sering dikemukakan mahasiswa ketika dosen memberikan tugas
kepada mereka untuk menulis makalah. Pertanyaan tesebut penting karena mahasiswa ingin (a)
dapat menulis makalah yang bagus demi masa depan studi dan karir mereka, dan (b) agar mereka
dapat memenuhi harapan dosennya dan mendapat nilai A untuk makalah itu.




    Artikel ini berusaha membicarakan ciri-ciri itu. Dengan demikian akan ada kesepahaman
antara dosen dan mahasiswa tentang ciri-ciri makalah yang sama-sama mereka ingin hasilkan.
Hal itu akan membuat penilaian dosen terhadap makalah mahasiswa menjadi valid dan obyektif
serta akan memudahkan mahasiswa menghasilkan makalah yang sesuai dengan kriteria dosen
tersebut.

    Mengapa mahasiswa perlu dilatih menulis makalah? Tulisan ilmiah adalah sarana
komunikasi tertulis yang sering dilakukan oleh para sarjana )ilmuwan). Tulisan ini bisa biasanya
berupa makalah ilmiah yang disajikan dalam seminar, artikel ilmiah yang dipublikasikan
melalaui jurnal ilmiah, atau laporan penelitian yang diserahkan kepada sponsor. Sebagai seorang
yang sedang belajar menjadi sarjana (ilmuwan) mahasiswa perlu banyak melatih ketrampilan
ini. Itulah sebabnya mengapa banyak dosen yang meminta mahasiswanya untuk menulis
makalah. Melalui makalah yang ditulis mahasiswa, dosen dapat menilai kemampuan mahasiswa
dalam (a) menerapkan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah dalam memecahkan persoalan yang
dihadapi dan (b) mengemukakan isi fikiran atau penapatnya secara jelas, akurat, berdasarkan
sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, seimbang, kreatif, runtut, dan tertata
baik. Ketrampilan menulis makalah yang baik dan benar ini juga akan memudahkan mahasiswa
ketika, di akhir program, mereka harus menulis skripsi, thesis, maupun disertasi.

    Yang dimaksud dengan makalah yang bagus dalam artikel ini adalah makalah yang pantas
untuk mendapat nilai A. Dalam bahasa Inggris, makalah seperti ini disebut sebagai makalah
yang ’excellent’ (bagus sekali). Makalah-makalah yang tidak memenuhi standar ini pantas
diberi nilai lebih rendah. Makalah yang bagus atau berkualitas tinggi harus mempunyai kualitas
yang dapat diterbitkan (publishable). Artinya, organisasi (penataan isinya), gaya bahasanya, dan
teknik penulisannya hanya memerlukan sedikit editing saja untuk bisa diterbitkan.

Ciri-ciri makalah yang bagus.

1. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum
sebagai berikut:

a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive).

Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan membahas
masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian
menjawabnya dengan baik.

b. Memiliki sumber informasi yang baik.

Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang bagus mengakui
sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu telah diterbitkan. Tidak melakukan hal
itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber
informasi yang beragam (semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang
bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan
secara jarang, dan dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka
sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di bawah.).

c. Seimbang.

Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang
dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan
masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis sebelumnya,
tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang secara ad hominem1 kepada penulis
lain.
d. Kreatif.

―kreatif‖ dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar menyajikan fakta
belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu ―dikarang‖ atau tidak
berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisa, dipadukan,
dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal.

e. Secara teknis, penulisannya benar.

Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tatabahasa, tanda baca,
penggunaan kata, dan ejaan.

f. Tertata dengan baik.

Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang berkualitas,
materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan
dengan kecepatan yang tepat.



2. Struktu makalah. Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok:

a. Bagian pendahuluan.

Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas tentang (a)
topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b) bagaimana kaitan topik tersebut dengan
bidang ilmu yang sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu Anda (penulis), serta
(c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan. Dalam makalah yang
berbasis penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bagian ini.

b. Batang tubuh makalah.

Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian ―materi dan
metode penelitian,‖ bagian ―hasil/temuan penelitian,‖ dan bagian ―diskusi/pembahasan.‖ Untuk
makalah akademik (makalah kelas), bagian-bagian ini mungkin kurang begitu tampak jelas,
tetapi materi tersebut perlu disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan dalam
seminar/konferensi, bagian ―hasil/temuan penelitian‖ dan ―pembahasan‖ ini seringkali
digabungkan.

        Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan
        bagaimana dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu.
        Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan digunakan untuk
        memeriksa data atau gagasan tersebut.

        Di bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa atau
        evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.
Di bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna dari
       hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin mempengaruhi hasil/temuan
       tersebut, termasuk bias penulis sendiri, hendaknya dibicarakan di sini.

c. Ringkasan dan Kesimpulan.

Makalah yang bagus mempunyai ringkasan di bagian akhirnya. Dalam laporan penelitian yang
formal, ini disebut bagian ‖penutup/kesimpulan.‖ Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali
secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang
digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik berdasarkan hasil/temuan
penelitian tersebut. Dalam makalah laporan penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah
ia lakukan tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan mengenai topik
tersebut.

d. Daftar Pustaka.

Makalah yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa juga disebut
sebagai ‖daftar sumber yang dikutip‖. Ruukan dibeikan untuk semua karya yang dikutip dalam
makalah, dan hanya karya yang telah dikutip saja. (Untuk pembahasan lebih lanjut tentang hal
ini, lihat di bawah.)

Ciri-ciri Makalah Yang Bagus -
Bagian Ke Dua
Written by Arief Furchan
Sunday, 21 June 2009 20:08
         Article Index
Ciri-ciri Makalah Yang Bagus
Bagian Ke Dua
All Pages
Page 2 of 2

3. Kutipan.

Kutipan adalah rujukan ke sumber informasi yang disebutkan dalam makalah. Format kutipan
yang benar adalah penting. Secara umum, bidang ilmu sains (seperti Anthropologi)
menggunakan format kutipan yang bebeda dari bidang humaniora (misalnya, Bahasa Indonesia).
Oleh karena itu, gunakan format kutipan yang tepat sesuai dengan bidang ilmu tersebut.

a. Apa yang harus Anda kutip?

Pada dasarnya, yang harus Anda kutip adalah setiap fakta atau gagasan, kecuali kalau itu
merupakan (a) pengetahuan umum, atau (b) data, hasil/temuan, kesimpulan, atau gagasan asli
Anda sendiri.
Yang dimaksud dengan pengetahuan umum adalah pengetahuan yang dapat Anda
       harapkan dimiliki oleh setiap orang yang Anda temui. Misalnya, Susilo Bambang
       Yudhoyono adalah Presiden Indonesia tahun 2004-2009.‖

       Data, temuan, kesimpulan, atau gagasan orisinal yang Anda kumpulkan, amati, deduksi,
       atau fikirkan untuk pertama kalinya di dunia (sejauh tercatat dalam literatur yang ada._

b. Format kutipan.

Format dasar suatu kutipan adalah (Penulis, tanggal) atau (Para penulis, tanggal). Sebagai
contoh, (Brackman, 1980) atau (Gonick & Wheelis, 1983). Kebanyakan editor lebih suka Anda
menggunakan tanda ―&‖ daripada kata ―dan‖. Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dan
pengecualian atas prinsip dasar di atas.

       Dalam makalah ilmiah, penggunaan ibid, op.cit., dan susunan serupa itu hendaknya
       dihindari.
       Apabila ada lebih dari dua penulis, Anda hendaknya menggunakan ‖et.al.‖ Sebagai
       contoh, (Barkow et.al., 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan Tooby, 1992).
       Untuk menyitir beberapa sumber fakta atau gagasan, letakkan semuanya dalam tanda
       kurung yang sama dan pisahkan masing-masing dengan tanda titik-koma. Urutkan
       sumber itu berdasarkan tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan secara
       alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai contoh, (Darwin,
       1872; Ardrey, 1996; Williams, 1966; Carey, 1982).
       Ketika menyitir dua atau lebih karya tulis dari seorang penulis, sebutkan nama penulis itu
       sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan koma. Sebagai contoh,
       (Barkow, 1973, 1978, 1989; Leslie, 1987, 1988). Jika ada dua atau lebih karya yang
       diterbitkan dalam tahun yang sama, gunakan huruf sesudah tahun penerbitan itu untuk
       membedakannya. Sebagai contoh, (Daly & Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan
       huruf itu juga ketika Anda merujuk kutipan itu dalam daftar pustaka.
       Nomor halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung. Ketika
       mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun penerbitan, dan pisahkan
       dari tahun penerbitan itu dengan titik dua (:). Sebagai contoh, (Hooton, 1935:113-114).
       Apabila Anda menyebut nama penulis di dalam teks makalah Anda, sertakan hanya tahun
       penerbitannya saja, sesudah namanya. Sebagai contoh, Conroy (1997) membahas
       tentang X, tetapi Lewin (1989) tidak.

c. Kekecualian dan prinsip-prinsip kecil lainnya memang ada. Kalau Anda ragu-ragu tentang
format kutipan dan rujukan yang tepat untuk makalah Anda, mintalah penjelssan dosen Anda.


4. Rujukan/referensi.

Rujukan adalah daftar bacaan yang Anda cantumkan dalam daftar pustaka (bibliografi). Rujukan
ini harus sesuai dengan kutipan yang ada dalam makalah Anda. Ini berarti bahwa setiap kutipan
yang ada dalam teks makalah Anda harus mempunyai rujukan dalam daftar pustaka Anda.
Jangan memasukkan rujukan lebih dari satu kali, meskipun Anda mengutipnya beberapa kali.
Jangan memasukkan rujukan dalam daftar pustaka Anda jika Anda tidak mengutipnya dalam
teks makalah Anda.

a. Format rujukan hendaknya mengikuti format yang digunakan di jurnal utama dalam disiplin
atau sub-disiplin ilmu Anda. Sebagai contoh, kalau Anda menulis di bidang anthropologi fisik,
Anda tidak akan keliru kalau menggunakan format rujukan yang digunakan dalam American
Journal of Physical Anthropology, walaupun ahli paleoanthropologi bisa memilih untuk
menggunakan format yang digunakan dalam Journal of Human Evolution, ahli primatologi
mungkin menggunakan format yang digunakan dalam the American Journal of Primatology.
Format yang digunakan untuk merujuk dokumen eletronik (yang diperoleh dari internet atau
sumber serupa) adalah serupa dengan yang digunakan untuk dokumen tercetak, dan pedoman
untuk menyitir materi jenis ini mudah diperoleh di internet.

b. Format rujukan itu amat beragam, dan berubah seiring perubahan waktu. Komponen
terpenting suatu rujukan adalah (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan, (3) judul karya tulis, dan
(4) bagaimana dan di mana karya tesebut dapat diperoleh. Bagaimana dan di mana karya tulis
itu dapat diperoleh bisa berupa judul jurnal serta volume dan nomor halamannya, nama
penerbitnya dan kota kedudukan penerbit tersebut, atau informasi lainnya. Berikut ini adalah
beberapa contoh format dari the Americahn Journal of Physical Anthropology.

       Suatu Artikel dalam jurnal:

Contoh:
Cartmill M, MacPhee RDE, and Simons EL (1981) Anatomy of the temporal bone in early
anthropoids with remarks on the problem of anthropoid origins. Am. J. Phys. Anthropol. 56:3-
21.
Perhatikan bahwa baris pertama rujukan itu ke luar ke sisi kiri beberapa huruf. Format ini tidak
membolehkan penggunaan et al. dalam rujukan (walaupun boleh dalam kutipan)—nama semua
penulis haris disebutkan. Digunakan singkatan nama dan bubkan nama selengkapnya. Tahun
penerbitan ditulis dalam kurung, dan ditulis sesudah nama penulisnya. Judul artikel tidak ditulis
dalam huruf besar, kecual huruf pertamanya. Judul jurnal disingkat (dengan hanya
menggunakan singkatan baku) dan tidak digaris bawahi ataupun dicetak miring. Nomor voume
jurnal dicetak miring. Nomor penerbitan jurnal biasanya tidak disebutkan.

       Buku

Contoh:
Struhsaker TT (1975) The Red Colobus Monkey. Chicago: University of Chicago Press.
Perhatikan bahwa semua aturan yang diterapkan pada artikel jurnal juga diterapkan di sini.
Huruf pertama setiap kata utama dalam judul itu ditulis dalam huruf besar, tetapi judul itu tidak
digaris bawahi atau dicetak miring. Kota utama penerbit disebutkan.

       Makalah dalam terbitan yang diedit.

Contoh:
Guha BS and Basu PC (1938) Laporan tentang kerangka manusia yang digali di Mohenjo-Daro
di tahun 1928-29. Dalam EJH MacKay (ed.): Further Excavation at Mohenjo-Daro. New Delhi:
government of India Press, hal. 613-638.

       Sumber dari internet.

Pedoman untuk ini banyak terdapat di internet, salah satunya dapat ditemukan di
http://www.bedfordstmartins.com/online/citex.html.



Sumber: Undergraduate Advising worksheets, The Department of Anthropology, at the
University of Montana –Missoula dengan alamat:
http://www.anthro.umt.edu/advising/excellent_paper.htm (diakses pada tanggal 10 Mei, 2009).


Catatan akhir:
1
  menggunakan perasaan atau prasangka dan bukan akal atau menyerang sifat pribadi dan bukan
pendapat yang dikemukakan



58.


Kerangka Pemikiran
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran dalam rangka mengantisipasi masalah yang
dilaksanakan dalam studi ini didasarkan kepada beberapa konsep
pemikiran, yaitu :
1. Terdapat bukti bahwa selama ini banyak sekali hasil karya
temuan/inovasi yang tercipta oleh para inventor, baik mereka
(personal, komunitas, atau kelembagaan) yang berasal dari kalangan
pendidikan formal berbagai disiplin (ilmuwan, industriawan,
cendekiawan, praktisi, akademisi) maupun yang berasal dari
kalangan pendidikan informal (jenius, orang pintar, praktisi
lokal/tradisional) yang telah diterapkan dan dikembangkan di
dalam kegiatan komunitas dan industri
2. Terdapat indikasi bahwa banyak dari hasil karya inovasi tersebut
yang muncul dan hilang begitu saja tanpa dokumentasi dan
inventarisasi yang benar,
3. Terdapat indikasi bahwa hasil karya inovasi tersebut tidak
memberikan manfaat apapun kepada para inventornya, karena
mereka tidak dapat mensosialisasikan atau mengaktualisasikannya
di kalangan pengguna (terutama investor dan pelaku industri).
Kerangka Pemikiran
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 2
4. Terdapat indikasi bahwa banyak hasil karya inovasi tersebut yang
telah digunakan dan menguntungkan salah satu pihak saja, dimana
kerugian banyak ditanggung oleh pihak para inventor karena Hak
Atas Kekayaan Intelektualnya tidak terlindung di dalam suatu
lembaga resmi apa pun
5. Terdapat situasi kekhawatiran yang terkondisikan di kalangan para
inventor bahwa hasil karya inovasinya akan dicuri, disalah-gunakan,
atau digunakan pihak lain, tanpa ijin atau tanpa ganti rugi
(reimbustment). Sebaliknya, di kalangan investor pelaku industri,
mereka khawatir bila biaya investasi yang dikeluarkannya untuk
pembesaran hasil karya inovasi tersebut mubazir atau tidak memberi
manfaat bisnis
6. Terdapat peluang untuk menjembatani kekuatiran kedua belah
pihak tersebut di atas, baik bagi para inventor maupun bagi para
investor, berupa asuransi yang menjamin penggantian atas kerugian
yang diduga akan diderita, bila hasil karya inovasi disosialisasikan
atau biaya investasi untuk aktualisasi hasil karya inovasi tersebut
dilaksanakan
7. Diperlukan suatu suatu bukti dalam kurun waktu tertentu, bahwa
jaminan asuransi yang dimaksud dapat mendorong tumbuhnya
Kerangka Pemikiran
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 3
kebutuhan akan HKI, timbulnya rasa optimistik untuk berinovasi
dan mensosialisasikan hasil inovasi tanpa rasa kuatir akan dirugikan,
8. Bukti sebagai akibat aktualisasi Asuransi Teknologi dapat
merupakan jawaban, sekaligus rekomendasi yang menarik baik bagi
para inventor maupun para investor di satu pihak, dan di lain pihak,
pemerintah yang bertindak sebagai fasilitator dan pembina industri
nasional dapat menetapkan terbentuknya kelembagaan asuransi HKI
dan Inovasi Teknologi dalam sektor industri nasional.
Dengan konsep-konsep pemikiran yang disebutkan di atas, hasil
studi ini diperkirakan akan dapat menyimpulkan apakah Program
Astekno dan Lintrad yang telah diperkenalkan sebagai program
unggulan dapat diterapkan seterusnya dan ditumbuh-kembangkan
sebagai program nasional yang dapat terus memicu timbulnya inovasiinovasi
baru yang berguna bagi pertumbuhan industri, sekaligus
meningkatkan jumlah dan jenis investasi untuk membiayai
implementasi dan aktualisasi berbagai industri baru di Indonesia.
Konsep-konsep pemikiran di atas dijabarkan dalam alur kerangka
pemikiran seperti terlihat pada Gambar 1. berikut :
Kerangka Pemikiran
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 4
MULAI
HASIL KARYA
INOVASI
       TANPA DENGAN
       SOSIALISASI SOSIALISASI
       TANPA TANPA LISAN / DIPATENKAN DIBAJAK
       DOKUMEN PATEN TRADISI (HKI)
       DIGUNAKAN
       HILANG INDUSTRI
       KANTOR ASTEKNO AKTUAMENRISTEK
       LINTRAD LISASI
       REKOMENDASI
       SELESAI
       Keterangan :
       = Jalur arah proses
       = Kondisi awal / akhir proses
       = Kondisi dan jalur proses normal
       = Kondisi dan jalur proses yang harus dihindari
       = Kondisi dan jalur proses Acuan yang seharusnya diikuti
       Gambar 2.1. Alur Kerangka Pemikiran Studi
       Kerangka Pemikiran
       Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 5
       Mengamati Gambar 2.1., maka diagram di atas menunjukkan
       situasi proses yang dialami oleh banyak hasil karya inovasi para
       inventor; bagaimana kondisi awal/akhir keberadaan hasil karya inovasi
       (warna biru) di dalam masyarakat pelaku industri, dan bagaimana
       Kantor Menristek (KMNRT) dapat berperan dengan mengkondisikan
       konsep program Astekno dan Lintrad sebagai acuan kondisi/jalur
       proses yang seharusnya diikuti (warna hijau). Acuan ini sekaligus akan
       mencegah terjadinya kondisi/jalur proses yang seharusnya dihindari
       (warna merah), agar terbentuk suatu kondisi/jalur normal yang
       memproteksi hasil karya inovasi dari kepunahan (tidak terinventarisir
       dan tidak terdokumentasi)dan penyalah-gunaan (pencurian dan
       pembajakan HKI) oleh pihak-pihak tek bertanggung-jawab. Dengan
       mengikuti jalur program Astekno dan Lintrad, yang direkomendasikan
       oleh KMNRT, dapat diharapkan akan terjadi proses percepatan

investasi industri pada masa depan.



       Kerangka pemikiran intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan antar variabel yang akan
       diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dikuatkan oleh teori atau penelitian sebelumnya.
       Dalam menyusun kerangka pemikiran, penyajiannya dimulai dari variabel yang mewakili
       masalah penelitian. Jika hendak diteliti adalah masalah kinerja pegawai dalam hubungannya
       dengan motivasi dan kompensasi, maka penyajiannya dimulai dari teori kinerja lalu dikaitkan
       dengan teori motivasi. Keterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan
       teori atau penelitian tedahulu yang dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan
       adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya.
       Jika konstelasi hubungan antara kinerja dan motivasi sudah terbangun dengan baik, maka tahap
       selanjutnya adalah merangkai konstelasi hubungan antara kinerja dengan kompensasi, dengan
persyaratan teoritis serupa. Artinya, konstelasi hubungan atar keduanya juga harus diperkuat
teori atau penelitian terdahulu.
Pada bagian akhir kerangka pemikiran umumnya disajikan konstelasi hubungan antara
keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang menggambarkan hubungan antar variabel
penelitian. Jika akan meneliti pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai,
maka dapat gambarkan secara bagan konstelasi tersebut.


+++..

BAB                                                                         I/PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah yang mendasari pentingnya diadakan
penelitian, identifikasi, pembatasan dan perumusan Masalah Penelitian, Maksud dan Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian yang diharapkan, dan Hipotesis yang diajukan serta Sistematika
Penulisan.
BAB          II/TINJAUAN          TEORI          DAN          KERANGKA            PEMIKIRAN
Bab ini berisi Tinjauan teori yang mendiskripsikan pengertian, jenis-jenis dan prinsip dasar,
Media Komunikasi dan Saluran Komunkasi, Hubungan Masyarakat dan teori Profesionalisme.
BAB                                  III/METODE                                  PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang Disain Penelitian, Operasional Variabel dan Pengukuran, Populasi
dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data yang digunakan,
Rancangan             Uji          Hipotesis          serta          Jadual          Penelitian.
BAB              IV/HASIL             PENELITIAN                DAN            PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang Hasil Penelitian yang meliputi deskripsi Penerbitan Bulletin
Bandara, Karakteristik Responden yang menjadi sampel penelitian, Distribusi Data, Pengujjian
Persyaratan Analisis yang tediri atas Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas Instrumen
Penelitian, Pengukuran Koefisien Korelasi, Pengukuran Koefisien Determinasi dan Pengukuran
Koefisien Regresi serta Pengujian Hipotesis; dan Pembahasan Hasil Penelitian yang dilakukan
dengan                      pendekatan                      analisis                  kualitatif.
BAB                       V/KESIMPULAN                          DAN                    SARAN
Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.


Read more: http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/02/contoh-sistematika-
penulisan.html#ixzz1z5e4UDjC




 PRAKTIKUM KE 7
60.
Menggambar Grafik Fungsi
Membuat Grafik Garis
Peranan grafik dalam bidang sains dan teknik adalah sangat penting. Grafik
dapat digunakan untuk menampilkan hasil suatu hasil penelitian maupun observasi
lapangan. Dengan menampilkan dalam sebuah grafik, pembaca akan dengan mudah
memahami atau masalah tertentu. Dapat dibayangkan, misalnya kita memiliki data
penelitan sebanyak 10.000 titik data dan semua data disajikan dalam bentuk tabel,
sudah tentu kita akan pusing dibuatnya. Lain halnya, jika data tersebut disajikan
dalam bentuk grafik, maka dengan mudah kita dapat memahami hasil penelitian
tersebut.
Untuk membuat sebuah grafik garis, fungsi yang kita gunakan adalah plot.
Fungsi ini memiliki bentuk berbeda tergantung pada argumen input yang kita
berikan. Sebagai contoh, misalnya kita memiliki data dalam bentuk array dan kita
simpan dalam vektor y, maka plot(y) akan ditampilkan grafik elemen-elemen y
terhadap indeks elemen-elemen tersebut. Sedangkan, jika kita menentukan dua
argumen x dan y maka plot(x,y) akan ditampilkan grafik y versus x. contoh
y=10*rand(100,1);
plot(y)
1
Jika kita memiliki dua buah argumen x dan y, dimana 0x10 dan
y=cos  x  maka grafik y vs x dapat dilihat pada gambar 4.2.
x=0:pi/200:10*pi;
y=cos(x);
plot(x,y)
Kita juga dapat menggunakan perintah linspace untuk menentukan domain
fungsi, sehingga script di atas dapat dituliskan kembali menjadi
x=linspace(0,10*pi,200);
y=cos(x);
plot(x,y)
2
Gambar 4.1 Tampilan grafik y vs indeks y
Gambar 4.2 Tampilan grafik y vs x
Secara umum, penggunaan perintah linspace mempunyai rumus
linspace(awal,akhir, jumlah_langkah)
Kita juga dapat membuat beberapa grafik dalam satu frame. Matlab secara
otomatis akan membedakan grafik-grafik tersebut dengan warna yang berbeda-beda.
Plot tiga grafik dalam satu frame dapat dilihat pada gambar 4.3
x=linspace(0,2*pi,200);
y1=cos(x);
y2=cos(x-0.5);
y3=cos(x-1.0);
plot(x,y1,x,y2,x,y3)
Menentukan Jenis Garis dan Jaring
Kita dapat menentukan jenis garis untuk menampilkan grafik yang kita miliki,
misalnya garis putus-putus, titik-titik, kombinasi garis dan titik dan lain-lain.
Sedangkan untuk menampilkan jaring-jaring pada frame, kita dapat menggunakan
perintah grid. Lihat contoh dibawah ini
3
Gambar 4.3 Tampilan tiga grafik dalam satu frame x-y.
x=linspace(0,2*pi,200);
y1=cos(x);
y2=cos(x-0.5);
y3=cos(x-1.0);
plot(x,y1,'-',x,y2,'o',x,y3,':')
grid
Warna, Jenis Garis dan Penanda
Fungsi plot dapat menerima argumen bewujud karakter maupun string yang
menyatakan warna, jenis garis dan penanda. Secara umum, bentuk umum
plot(x,y,'JenisGaris_Penanda_Warna')
Argumen JenisGaris_Penanda_Warna berbentuk string dan diapit oleh tanda
petik tunggal.
 Jenis garis dapat berupa garis putus-putus (dash), titik-tiitk (dot) dan lain-lain.
 Penanda dapat berupa tanda bintang (*), kotak (square), bulatan (o), diamond,
4
Gambar 4.4. Menampilkan grafik dengan style garis
berbeda
tanda silang (x) dan lain-lain.
 Warna dapat berupa merah (r), kuning (y), hijau (g), cian (C), hitam (b) dan
lain-lain.
Sebagai contoh perintah plot(x,y,'-squarer') akan menampilkan grafik vs x dengan
jenis grafik dash (-), penanda kotak (square) dan warna merah.
x=linspace(0,2*pi,200);
y=cos(x);
plot(x,y,'-squarer')
Kita juga dapat menentukan warna dan ukuran garis grafik melalui perintahperintah
 LineWidth: menentukan ketebalan garis,
 MarkerEdgeColor: menentukan warna penanda atau warna tepian penanda
masif.
 MarkerFaceColor: menentukan warna muka penanda masif.
 MarkerSize: menentukan ukuran penanda.
x = -pi:pi/10:pi;
5
Gambar 4.5. Menampilkan grafik dengan style garis
diikuti kotak berwarna merah
y = tan(sin(x)) - sin(tan(x));
plot(x,y,'--rs','LineWidth',3,...
'MarkerEdgeColor','k',...
'MarkerFaceColor','g',...
'MarkerSize',5)
Script di atas akan menghasilkan grafik y vs x dengan
 Jenis garis putus-putus berwarna merah dengan penanda berbentuk kotak ('--
rs'),
 Tebal garis sama dengan 3
 Tepian penanda berwarna hitam (k),
 Muka  penanda berwarna hijau (g),
 Ukuran penanda 5
6
Gambar 4.6. Menampilkan grafik dengan style garis berukuran 3 diikuti
kotak dengan kotak warna isi hijau dan warna tepian hitam dengan
ukuran kotak 5
Menambahkan Plot Grafik Baru pada Grafik yang ada
Kita dapat menambahkan grafik baru pada grafik sebelumnya dengan perintah
hold. Perintah ini akan aktif saat di on-kan atau hold on dan tidak aktif saat diberi
perintah hold off. Contoh
clear; close all;
x=1:100;
semilogx(x,'-','LineWidth',3);
hold on;
plot(1:5:500,1:100,'+');
hold off
Menggambar Titik-Titik Data
Kadang-kadang kita tidak ingin menghubungkan antar titik-titik data yang ada
dengan berbagai alasan. Untuk tujuan tersebut, maka atribut atau property gambar
hanya disertakan penanda (marker) saja.
7
Gambar 4.7. Menambahkan grafik pada grafik
terdahulu
clear; close all;
x = -pi:pi/10:pi;
y = tan(sin(x)) - sin(tan(x));
plot(x,y,'square')
Menggambar dengan Penanda dan Garis
Untuk mengeplot grafik dengan garis dan penanda saja, dapat dilakukan
dengan mudah. Contoh,
x = 0:pi/15:4*pi;
y = exp(2*cos(x));
plot(x,y,'-r',x,y,'ok')
8
Gambar 4.8. Menggambar titik-titik data
Memberikan Label, Legend dan Judul Grafik
Pemberian label pada sumbu-sumbu grafik sangat penting untuk memudahkan
pemahaman terhadap makna grafik itu sendiri. Perintah yang digunakan untuk
tujuan tersebut antara lain
 xlabel : untuk memberikan label pada sumbu x
 ylabel : untuk memberikan label pada sumbu y
 zlabel : untuk memberikan label pada sumbu z
 tittle : memberikan judul garfik
 legend : untuk memberikan keterangan grafik
untuk lebih mudahnya perhatikan contoh di bawah ini,
Rudi tugas
Rudi tugas

More Related Content

What's hot

Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaSiti Hardiyanti
 
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuRuang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuMusrifin Padang
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahKristinaMala
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Lukman Hakkim
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKARezhaMiftahulHuda
 
Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)
Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)
Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)Durratun Dian
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35Sri Suwanti
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologiriskaramadhanti
 
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2Agoes Rakbika
 
ABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSIABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSIRadyastuti
 

What's hot (17)

Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Filsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkapFilsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkap
 
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuRuang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
 
Filsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logikaFilsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logika
 
Ilmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agamaIlmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agama
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiah
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)
Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)
Ibn haytham (tokoh ilmu mantik islam)
 
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu PengetahuanHakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu Pengetahuan
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
 
Filsafat 8
Filsafat 8Filsafat 8
Filsafat 8
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
Pengertian dan tujuan filsafat ilmu pertemuan 2
 
ABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSIABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSI
 

Similar to Rudi tugas

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer PointTrisna2013
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu OrisManane
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
Kumpulan soal   soal filsafat ilmuKumpulan soal   soal filsafat ilmu
Kumpulan soal soal filsafat ilmuoktavianidiann
 

Similar to Rudi tugas (20)

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Apa itu Ilmu.ppt
Apa itu Ilmu.pptApa itu Ilmu.ppt
Apa itu Ilmu.ppt
 
Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer Point
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
P
PP
P
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10
 
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
Kumpulan soal   soal filsafat ilmuKumpulan soal   soal filsafat ilmu
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
 
Filsafat 8
Filsafat 8Filsafat 8
Filsafat 8
 

Rudi tugas

  • 1. 3. Epistemologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode- metode dan sahnya pengetahuan (Buku Unsur-Unsur Filsafat, Louis Kattsoff). Secara etimologikal, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa Yunani: episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan; logos lazim dipakai untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistemik. Epistemologi diartikan sebagai kajian sistematik mengenai pengetahuan. (Epstemologi Dasar, AM.W Pranarka, 1987) Webster Third New International Dictionary mengartikan epistemologii sebagai ―the study of method and ground of knowledge, especially with reference to its limits and validity. Epistemologi adalah the theory of knowledge. (Epstemologi Dasar, AM.W Pranarka, 1987) Runnes dalam Dictionary of Philosophy, epistemologi: the branch of philosophy which investigates the origin, stucture, methods and validity of knowledge. (Epstemologi Dasar, AM.W Pranarka, 1987) Epistemologi is one the core areas of philosophy. It is concerned with the nature, sources and limits of knowledge. There is a vast array of view about those topics, but one virtually universal presupposition is that knowledge is true belie, but not mere true belief (Concise Routledge Encyclopedia of Philosophy, Taylor and Francis, 2003) **1 pendapat yg didasarkan pd penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2 penyelidikan eksperimental yg mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi: -- tt kejadian bumi; -- tt pembentukan negara; 3 asas dan hukum umum yg menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan: -- mengendarai mobil; -- karang- mengarang; -- hitung dagang; 4 pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu: -- nya memang mudah, tetapi praktiknya sukar; -- atom teori yg menyatakan bahwa materi disusun oleh partikel-partikel kecil; -- domino teori ilmu politik yg beranggapan bahwa jatuhnya salah satu negara di Asia Tenggara ke tangan komunis akan menimbulkan serangkaian reaksi kemenangan komunis di negara lain; -- gelombang Ling teori yg menyatakan bahwa bahasa yg berkerabat berasal dr pusat yg sama (bahasa induknya tersebar) ke segala penjuru (teori Johannes Schmidt); -- heliosentris teori yg menyatakan bahwa bumi ini berbentuk bulat serta berputar mengelilingi sumbunya, beserta planet lainnya beredar mengelilingi matahari; -- kasus Ling 1 teori linguistik generatif yg menganggap bahwa setiap nomina mempunyai kasus abstrak pd struktur batin dan kemudian diwujudkan dng bentuk morfologis tertentu pada struktur lahir; 2 teori linguistik yg menggunakan peran relasional semantis sbg konsep dasar, msl pelaku, penderita; -- kebebasan sistem komunikasi massa yg menekankan kebebasan media dr kontrol pemerintah walaupun dng beberapa pembatasan atau aturan; -- kekuasaan sistem komunikasi massa dng ketentuan bahwa media tunduk kpd negara dan dilarang menyatakan kritik berat, baik kpd pemerintah maupun kpd para pejabatnya; -- lokalistis Ling teori yg beranggapan bahwa bahasa diumpamakan sbg ruang dan semua afiks, kasus, dan preposisi pd asasnya adalah penanda tempat; -- migrasi Ling teori tt gerak perpindahan bangsa yg berdasarkan pengelompokan bahasa dan distribusi geografis bahasa; -- monogenesis Ling teori yg menyatakan bahwa semua bahasa di dunia berasal dr satu bahasa induk; -- onomatope 1 teori linguistik yg menyatakan bahwa ujaran manusia itu berasal
  • 2. dr tiruan bunyi binatang dan alam; 2 kata yg dibentuk berdasarkan tiruan bunyi; -- organisasi aliran pemikiran yg berusaha menjelaskan ciri dan cara bekerja suatu perkumpulan untuk mencapai tujuan yg luas dan rumit; -- organisme teori dl belajar yg berpandangan bahwa keseluruhan lebih berarti dp sebagian; -- poligenesis Ling teori yg menyatakan bahwa bahasa- bahasa dunia tumbuh dr pelbagai sumber dan tidak dr satu bahasa induk; -- resepsi teori yg mementingkan tanggapan pembaca thd karya sastra, msl tanggapan umum yg mungkin berubah- ubah yg bersifat penafsiran dan penilaian thd karya sastra yg terbit dl rentang waktu tertentu ***Para praktisi bahasa khususnya yang mengabdi dalam bidang pendidikan memiliki tugas untuk memahami istilah - istilah ataupun definisi mengenai metodologi, approach, dan metode dalam pengajaran bahasa. Pemahaman tersebut menjadi penting karena guru harus menjelaskan tidak hanya mengenai materi tetapi juga kerangka teori mengenai studi bahasa. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik saat guru mengerti teori dan ahli dalam praktek pengjarannya. Metodology menjelaskan "bagaimana" atau cara dalam pengajaran bahasa. Hal ini terkait dengan studi umum mengenai praktek pedagogik. Selain itu, di dalamnya dijelaskan pula mengenai teori dan penelitian yang terkait dengan pengajaran bahasa. Approach membahas mengenai teori yang mendasari asal bahasa dan pengajaran bahasa, serta aplikcasi kedua teori tersebut. Metode adalah praktek mengenai tujuan pengajaran di dalam kelas dalam berbagai macam audien dan konteks. Objek pembahasan yang terkait di dalamnya adalah materi, urutan materi yang harus disampaikan, peran dan perilaku guru-murid, tujuan linguistik dan pokok bahasan Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2032738-definisi-metodologi-approach- dan-metode/#ixzz1z5p6Cw00 Metodologi • Pengertian metodologi o Menurut ahli statistik/akauntan o Menurut ahli sains sosial o Menurut ahli falsafah • Pengertian berbeza tetapi sama matlamat-untuk mencari kebenaran o Setiap kump menyakini metod mereka paling benar o Kesannya penemuan yang dihasilkan berbeza walaupun dalam bidang yang sama o Persoalan? Manakah kaedah yang paling benar/ penemuan yang benar o Antara yang penting-kriteria metod bersifat saintifik. Masalah pendapat tentang saintifik berbeza-beza. Con. Pendapat antara kump neo-klasikal & Austrian School • Apakah metod dlm ekon Islam? o Barat sendiri berbeza pendapat
  • 3. o Islam-bebas memilih mana-mana metod yang sesuai dengan Islam o Konsep ―tunduk‖ dan ―patuh‖ hanya kpd Allah sbgi punca kebenaran o Berasaskan epistemologi Islam yang mencari kebenaran melalui ilmu pengetahuan dan sumber ilmu yang dirangka secara sistematik mengikut prioriti o Utk mencari kebenaran mesti bermula dgn Allah sbgi punca kebenaran Bertujuan – o Mulakan dengan teras Al-Quran dan Al-hadith: kenapa? Merupakan nukleus. Apakah nukleus? Langkah I o Ilmu itu akan berkembang dari teks tersebut melalui ijtihad Kenapa perlunya ijtihad? Menjadi korpus. Apakah korpus? Langkah II Mengapa pembentukkan korpus penting dalam ilmu Apakah maksud Doktrin dan Sains dan kaitannya dengan prinsip dan analisis ekonomi Islam? o Pembentukkan teori dan analisis-mengkaji gelagat manusia akibat perubahan sikap mereka setelah menghayati Islam-Langkah III o Mengkaji fenomena realiti Langkah IV o Merangka strategi. Langkah V • Apakah perbezaan antara prinsip dan analisis ekonomi Islam? • Apakah yang dapat disimpulkan metodologi Islam dengan Barat? • Islamisasi ilmu ekonomi. Adakah dibenarkan? Adakah terdapat kaedah lain? o Manakah ****1 pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yg berkenaan dng hasil industri (bangunan, mesin): sekolah --; ahli --; 2 cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan sesuatu yg berhubungan dng seni; 3 metode atau sistem mengerjakan sesuatu; -- alpin teknik menuruni tebing dng menggunakan baut dan gantungan tempat menyangkutkan tali; -- kateterisasi Dok cara pengobatan dng menggunakan kateter; -- kimia listrik lapangan teknik pemanfaatan listrik sbg sumber energi pd bidang elektrokimia; -- listrik energi lapangan teknik (meliputi perencanaan, pembuatan, penyelenggaraan) mesin, alat, dan instalasi untuk membangkitkan, mengubah, atau menghantarkan arus listrik; -- nontes teknik pengukuran yg tidak menggunakan tes observasi; -- penelitian penjabaran metode penelitian; sistem atau metode penelitian dng meneliti langsung objeknya; -- proyeksi teknik penelitian yg menggunakan pengamatan jiwa responden melalui apa yg dinyatakan responden dl pencerminan dirinya, msl dl tingkah laku, minat, atau gambar; -- tes teknik pengukuran dng menggunakan tes * 40.a. BAB 7 PROPOSISI A. Pengertian Proposisi
  • 4. Pada paparan-paparan terdahulu, istilah proposisi telah berulang dicantumkan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan proposisi? Proposisi lazim juga disebut dengan istilah keputusan. Proposisi menyatakan suatu pendapat (suatu pengertian). Apakah pendapat itu benar atau salah belumlah dipersoalkan. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari. Contoh poposisi yang menyuguhkan yaitu, ―Semua orang Negro hitam‖ dan proposisi yang mengingkari yaitu, ― Semua orang Negro tidak hitam.‖ Yang menjadi masalah bagi kita dalam logika ini adalah bahwa proposisi itu diujarkan atau dituliskan dalam suatu kalimat yang lengkap. Proposisi merupakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara dua term. Jadi, proposisi itu dinyatakan dalam S dan P. B. Macam Proposisi 1. Ditinjau dari Segi Bentuk Ditinjau dari segi bentuk, proposisi dapat dibedakan atas: (1) proposisi tunggal; dan (2) proposisi majemuk. Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya mengandung sebuah pernyataan. Contohnya: Semua manusia berambut. Proposisi majemuk kebalikannya yaitu proposisi yang mengandung lebih dari sebuah pernyataan. Contohnya: Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan dan pakar hukum. Proposisi tersebut sama dengan dua buah proposisi yaitu: (1) Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan; dan (2) Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar hukum. Proposisi majemuk dibedakan atas: (1) proposisi majemuk kopulatif yaitu proposisi yang dibentuk lebih dari satu proposisi afirmatif.; dan (2) proposisi majemuk remotif yaitu proposisi majemuk yang dibentuk oleh lebih dari satu proposisi negatif. 2. Ditinjau dari Materinya Ditinjau dari isi materinya, proposisi dapat dibedakan atas: (1) proposisi analitik yaitu proposisi yang P-nya merupakan keharusan bagi S-nya, contoh: Nyi Uneh adalah manusia; --Nyi Uneh (S) tidak bisa tidak pasti manusia (P)--; dan (2) proposisi sintetik yaitu proposisi yang P- nya bukan merupakan keharusan dari S, contoh: Nyi Uneh adalah gemuk – Gemuk bukan suatu keharusan bagi Nyi Uneh- 3. Ditinjau dari Kualitasnya Ditinjau dari kualitasnya, proposisi dibedakan atas: (1) proposisi afirmatif; dan (2) proposisi negatif. Proposisi afirmatif ialah proposisi yang bersifat menetap, misalnya: ―Sebagian besar
  • 5. mahasiswa PBS Indonesia dan Daerah, FKIP, Uninus lulus ujian mata kuliah morfologi.‖ Proposisi negatif yaitu proposisi yang bersifat mengingkari, misalnya: ―Sebagian kecil mahasiswa PBS Indonesia dan Daerah, FKIP, Uninus tidak lulus ujian mata kuliah morfologi.‖ 4. Ditinjau dari Kuantitasnya Dilihat dari kuantitasnya, proposisi itu dibedakan atas: (1) universal, (2) Patikular, dan (3) singular. Proposisi universal ialah proposisi yang mencakup semua lingkungan subjek, misalnya: ―Semua manusia pasti mati.‖ Proposisi patikular adalah proposisi mancakup sebagian saja dari lingkungan subjek, misalnya: ―Beberapa mahasiswa Uninus berasal dari Bandung‖. Proposisi singular yaitu proposisi yang menjelaskan individu manusia atau benda, misalnya : ―Nyi Uneh adalah mahasiswi Uninus.‖ 5. Ditinjau dari Relasinya Ditinjau dari relasinya, proposisi dapat dibedakan atas: (1) kategoris, (2) hipotesis, dan (3) disjunktif. Proposisi kategoris ialah proposisi yang berhubungan antara S dan P-nya tidak mengisyaratkan apa-apa dan boleh menerima kemungkinan apa saja secara tidak terbatas, misalnya: ―Semua mahasiswa rajin.‖ Proposisi hipotesis ialah proposisi yang hubungan antara S dan P ditentukan oleh syarat (syarat), misalnya: ―Apabila rajin kamu pasti lulus.‖ Proposisi disjunktif ialah proposisi bagi S merupakan alternative atau salah satu dari P, misalnya: ―Hasil dari ujian ialah lulus atau tidak lulus‖. C. Penyederhanaan Bentuk Proposisi Jika bentuk-bentuk proposisi digabungkan, maka terjadilah penyederhnaan proposisi yang dapat dilihat dalam diagram berikut. proposisi universal khusus
  • 6. afrimatif negative afirmatif negatif (A) (E) (I) (O) 1) Proposisi universal afirmatif dilambangkan dengan ―A‖ 2) Proposisi universal negatif dilambangkan dengan ―E‖ 3) Proposisi khusus afirmatif dilambangkan dengan ―I‖ 4) Proposisi khusus negatif dilambangkan dengan ―O‖ Contoh: ―A‖ Semua manusia mempunyai akal semua S adalah P ―E‖ Tidak seorang pun manusia adalah kera tidak satu pun S adalah P ―I‖ Sebagian manusia adalah korengan sebagian S adalah P ―O‖ Sebagian manusia tidak korengan sebagian S tidaklah P Berdasarkan contoh dapat paparan di atas, kita dapat menyimpulkan: 1) ―A‖ = term S tersebar sedangkan term P tidak tersebar 2) ―E‖ = term S dan P tersebar 3) ―I‖ = term S dan P tidaklah tersebar 4) ―O‖ = term S tidak tersebar sedangkan term P tersebar. D. Bagan Lingkaran Ueler Ueler seorang pakar logika yang terkenal pada abad ke-18 yang berkebangsaan Swiss menyodorkan sebuah bagan yang menggambarkan empat jenis proposisi. Ia berupaya
  • 7. menggambarkan hubungan antar S dan P sedemikian rupa sehingga denotasinya tampak berhubungan. Bagan Ueler dapat digambarkan sebagai berikut. 1) Proposisi ―A‖ dapat disajikan dengan bagan I dan II (dua bagan). Proposisi ―Semua S adalah P‖ berarti denotasi S sama dengan denotasi P yaitu jumlah hal-hal yang ditunjukan S adalah juga yang ditunjukan oleh P yakni bagian denotasi P adalah juga bagian yang dinyatakan oleh S. 2) Proposisi ―E‖ dapat digambarkan dengan bagan V. Proposisi tidak satu pun S berarti bahwa golongan S tidak mempunyai hubungan apa-apa dngan golongan P, atau kedua golongan itu satu sama lain terpisah, oleh karena S dan P keduanya tersebar. 3) Proposisi ―I‖ digambarkan oleh bagan I, II, III, dan IV (empat bagan). Kita mengetahui bahwa semua berarti sebagian, karena itu proposisi ―sebagian S adalah P‖ dapat digambarkan dengan: a) bagan I (semua S adalah P), b) bagan II (semua S adalah sebagian P), c) bagan III (sebagian S adalah semua P); dan d) bagan IV (sebagian S adalah sebagian P). 4) Proposisi ―O‖ dapat digambarkan dengan bagan III, IV dan V. Proposisi ―Sebagian S tidaklah P‖ berarti bahwa: a) sebagian S tidaklah semua P (bagan III), b) sebagian S adalah sebagian P (bagan IV), dan c) sebagian S tidaklah semua P. E. Pertentangan dalam Proposisi Pertentangan dalam proposisi akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara proposisi- proposisi yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kuntitas atau kualitasnya berbeda atau kedua-duanya berbeda. Ada empat bentuk pertentangan yaitu: (1) subalternasi, (2) kontrari, (3) subkontai, dan (4) kontradiktori. 1) Subalternasi Subalterasi akan terjadi apabila hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang mempunyai S, P dan kualitas yang sama tetapi berbeda kuantitasnya. Jadi, subalteranasi merupakan hubungan yang terdapat antara proposisi universal dan proposisi khusus yang sama kualitasnya, yaitu hubungan antara proposisi ―A‖ dan proposisi ―I‖ dan antara proposisi ―E‖ dengan proposisi ―O‖.
  • 8. Contoh: ―A‖ semua mahasiswa Uninus Bandung lulus. ―I‖ sebagian mahasiswa Uninus Bandung lulus. ―E‖ semua mahasiswa Uninus Bandung tidak lulus. ―O‖ sebagian mahasiswa Uninus Bandung tidak lulus. 2) Kontrari Kontrari akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara dua proposisi universal yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kualitasnya berbeda. Hubungan antara proposisi ―A‖ dan ―E‖ jika memiliki bula ia mempunyai S dan P yang sama disebut kontrari. Contoh: ―A‖ semua mahasiswa Uninus lulus. ―E‖ semua mahasiswa Uninus tidak lulus. (tidak ada mahasiswa Uninus lulus) 3) Subkontrari Hubungan subkontrari terjadi jika hubungan antara kedua proposisi khusus yang mempunyai S dan P yang sama tetapi berbeda kualitasnya. Contoh: ―A‖ sebagian mahasiswa Uninus lulus. ―E‖ sebagian mahasiswa Uninus tidak lulus. 4) Kontradiktori Hubungan kontraiktori akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kuantitas dan kualitasnya berbeda. Hubungan itu terdapat antara poposisi ―A‖ dengan proposisi ―O‖ dan antara proposisi ―E‖ dengan proposisi ―I‖. Contoh: ―A‖ smua mahasiswa Uninus lulus. ―O‖ sebagian mahasiswa Uninus tidak lulus. ―E‖ semua mahasiswa Uninus tidak lulus ―I‖ sebagian mahasiswa Uninus lulus Perbedaan bentuk-bentuk pertentang yang sudah dipaparkan tersebut dap[at digambarkan oleh bagan yang terkenal dengan sebutan Bujur Sangkar Pertentangan yang Terdapat pada
  • 9. Dua Proposisi. Diagram kuno ini terkenal pula dengan nama Aristotle’s Square atau The Square of Opposition. Dalam bagan ini proposisi universal ditempatkan di sebelah atas, proposisi khusu di sebelah bawah, proposisi afirmatif di sebelah kiri, dan proposisi negatif di sebelah kanan. Untuk lbih jelasnya, kita bisa memperhatikan bagan berikut ini. b.jika maka Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2] Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.[2] Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.[2] Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2] Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2] Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.[3] Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3] Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.[3] Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.[3] Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.[3] Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.[4] Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu.[3] Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3] Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.[4]
  • 10. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (SESI 6) TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (SESI 6) • Literatur dimaksud bisa dari jurnal, buku, text database, tesis orang lain, disertasi doktor, paper, skripsi, makalah seminar dll) • Untuk mengarahkan peneliti dalam memperoleh perspektif ilmiah yang menajdi alndasan pengembangan hipotesis. • Untuk menghindari kemungkinan duplikasi dalam metode pengumpulan dan pengolahan data. • Mengarahkan argumentasi penggunaan metode pengumpulan dan pengolahan data penelitian sekarang kaitannya dengan penelitian sebelumnya. • Untuk melakukan konfirmasi terhadap teori-teori atau temuan-temuan sebelumnya. • Untuk menemukan keterbatasan penelitian terdahulu dan kemudian memperbaiki pada penelitian saat ini. Faktor-Faktor Yang dipertimbangkan Dalam telaah Literatur/riset terdahulu: • Harus membahas identifikasi variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian • Harus menyatakan sifat dan arah hubungan atau perbedaan antara dua atu lebih variabel yang diteliti. • Menjelaskan hubungan atau perbedaan antara variabel yang divisualisasikan dalam diagram. • Menjelaskan perspektif yang menajdi landasan dalam pengembangan hipotesis berdasarkan temuan-temuan riset sebelumnya. Rumusan Hipotesis Kriteria Hipotesis yang baik adalah: 1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. 2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. 3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya. Format Hipotesis 1. Pernyataan ―Jika – Maka ― 2. Hipotesis Nol Dan Alternatif 3. Hipotesis Directional Dan Non Directional Pernyataan ―Jika- Maka’ Contoh: Jika Pegawai Mengalami Tekanan Dalam Bekerja Yang Lebih Rendah, Maka Mereka Akan Memperoleh Kepuasan Kerja Yang Lebih Tinggi. Hipotesis Nol Dan Alternatif Contoh: Ho= Tidak Ada Pengaruh Signifikan Kenaikan Gaji Terhadap Kinerja Pegawai Ha = Ada Pengaruh Signifikan Kenaikan Gaji Terhadap Kinerja Pegawai Hipotesis Directional Dan Nondirectional
  • 11. • Hipotesis Directional Adalah Hipotesis Yang Menyatakan Sifat Dan Arah Hubungan Secara Tegas Antara Dua Atau Lebih Variabel. Contoh: Kualitas Pelayanan Jasa Perpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit. • Hipotesis Nondirectional Adalah Hipotesis Yang Tidak Menyatakan Arah Hubungan Antara Variabel. Hipotesis Ini Digunakan Bila 1). Belum Ada Teori Yang Menajdi Landasan Untuk Menentukan Arah Hubungan Antar Variabel 2). Menurut Riset Terdahulu Ditemukan Belum Ada Kejelasan Hubungan Antar Variabel Yang Diteliti. Contoh Hipotesis Non Directional • Ada Hubungan Langsung Variabel Gaya Kepemimpinan Dengan Ketidakpastian Lingkungan Bisnis. c. Ketika kita menggunakan statistika untuk menguji hipotesis maka muncullah dua macam hipotesis berupa hipotesis penelitian dan hipotesis statistika. Tepatnya hipotesis penelitian kita rumuskan kembali menjadi hipotesis statistika yang sepadan. Hipotesis statistika harus mencerminkan dengan baik maksud dari hipotesis penelitian yang akan diuji. Pada hakikatnya ada dua jenis hipotesis statistika. Jenis pertama adalah apabila data kita berupa populasi yang kita peroleh melalui sensus. Dengan data populasi, hipotesis statistika cukup berbentuk H. Tidak diperlukan hipotesis H0. Misalnya dalam hal rerata, hipotesis statistika itu berbentuk H: X > 6. Jika data populasi memiliki rerata di atas 6 maka hipotesis diterima dan jika tidak maka hipotesis ditolak. Karena seluruh populasi sudah dilihat maka keputusan ini menjadi kepastian. Jenis kedua adalah apabila data kita berupa sampel yang kita peroleh melalui penarikan sampel. Biasanya sampel itu berupa sampel acak, baik dengan cara pengembalian maupun dengan cara tanpa pengembalian. Dengan data sampel, hipotesis statistika menjadi H0 dan H1. Misalnya dalam rerata, hipotesis statistika itu berbentuk H0: X = 6 dan H1: X > 6. Syaratnya adalah tiadanya pilihan ketiga. Dalam hal data sampel, sering terjadi bahwa hipotesis penelitian dirumuskan kembali menjadi H1. Pengujian hipotesis dilakukan melalui penolakan H0. Selanjutnya dengan syarat tidak ada pilihan ketiga pada hipotesis, maka penolakan H0 dapat diartikan sebagai penerimaan H1. Jadi pengujian hipotesis penelitian dilakukan melalui cara tak langsung yakni melalui penolakan H0 dan melalui tiadanya pilihan ketiga pada hipotesis. Kini muncul pertanyaan apakah hipotesis penelitian dapat dirumuskan kembali menjadi H0? Karena jarang terjadi, sejumlah orang merasa ragu. Sekalipun jarang, hal demikian pernah terjadi sementara beberapa penulis menyatakan boleh. Kerlinger (1979) melaporkan hasil penelitian yang menggunakan H0. Myers and Pohlman (1979) mempresentasikan makalah berjudul ―Null Hypothesis as a Research Hypothesis.‖ Selain itu, Wiersma (1995) mencantumkan contoh hipotesis nol sebagai hipotesis penelitian. Gay (1990) menunjukkan walaupun tidak terlalu sering hipotesis berupa tidak beda itu memang ada. Lock, cs (1993) mengatakan bahwa hipotesis dapat
  • 12. ditulis, baik sebagai pernyataan nol (mudahnya disebut hipotesis nol), ―Tiada beda di antara …,‖ maupun sebagai pernyataan terarah menunjukkan jenis hubungan yang diantisipasi. Kebanyakan penelitian dirumuskan ke hipotesis statistika H1. Tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan hipotesis penelitian dirumuskan ke hipotesis statistika H0. Adalah pada tempatnya kalau di sini kita melihat alasan mengapa hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk H0. Untuk itu kita perlu melihat apa sebenarnya fungsi dan peranan H0 di dalam pengujian hipotesis statistika. Adanya hipotesis H0 lebih merupakan urusan teknik statistika yang menggunakan data sampel daripada urusan hipotesis penelitian d. Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti, menunjukkan hubungan antara variable-variabel, dapat diuji, mengikuti temuan-temuan penelitian terdahulu. Adapun fungsi-fungsi hipotesis, yaitu: membimbing pikiran peneliti dalam memulai penelitian, menentukan tahapan atau prosedur penelitian, membantu menetapkan format dalam menyajikan, menganalisis dan menafsirkan data dalam tesis. Ada beberapa tipe hipotesis, yaitu: 1.Hipotesis nol mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan 2.Hipotesis alternative adalah pernyataan operasional dari hipotesis penelitian. Bila hipotesis alternatif berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila hipotesis alternatif berdasarkan pengamatan disebut hipotesis induktif 3.Hipotesis non- directional tidak menunjukkan suatu arah. Untuk itu digunakan uji dua pihak 4.Hipotesis directional memperlihatkan arah pengaruh atau arah perbedaan. Contoh hipotesis nol (Ho) ; Tidak ada perbedaan kreatifitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga. Contoh hipotesis alternative (Ha) ; Ada perbedaan kreativitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga atau Kreativitas anak yang diberi keleluasaan lebih tinggi daripada kreativitas anak yang dikekang (hubungan positif) ; atau kreativitas anak yang dikekang lebih tinggi daripada kreativitas anak yang diberi keleluasaan (hubungan negatif).
  • 93. ? (a). 1 – 2 (b). 3 – 5d
  • 169. nt Observati o Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb. 2. Non participant Observation Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
  • 170. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll. C. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. 2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. 55. Contoh Pembahasan Hasil Penelitian (Pembelajaran Tematik) Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan inti dari aktivitas pembelajaran, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Pada tahapan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari rancangan desain yang telah disusun.Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan guru dalam melaksanakan model pembelajaran tematik. Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pada kemampuan guru untuk menerapkan langkah- langkah pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilaksanakan di tiga sekolah yang berkategori baik, sedang dan kurang diketahui bahwa tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik sangat bergantung pada kemampuan guru. Berdasarkan hasil observasi pada ujicoba pertama terlihat guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik. Hal ini terlihat dari : (1) Belum dikomunikasikannya tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa secara jelas. Di sekolah kurang, bahkan guru tidak melakukan apersepsi kepada siswa. Siswa langsung diminta untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. (2) Belum dipahami dan digunakannya pertanyaan pemandu secara baik. (3) Pada akhir kegiatan inti guru tidak melakukan pembahasan terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan penguatan terhadap pelajaran yang telah mereka terima. (4) Belum dirumuskannya kesimpulan akhir pada kegiatan akhir. Hasil temuan yang diperoleh pada ujicoba pertama ini selanjutnya didiskusikan bersama dengan guru melalui proses refleksi. Dari hasil refleksi diketahui bahwa kesulitan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik dikarenakan pertama guru kurang mempelajari rencana
  • 171. pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang; kedua masih kurangnya pemahaman guru akan pembelajaran tematik. Sejalan dengan pelaksanaan ujicoba, kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik mengalami peningkatan, baik di sekolah kategori baik, sedang maupun kurang Peningkatan kemampuan guru ini tidak lepas dari meningkatnya pemahaman dan keterampilan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang terkait dengan tema. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran ini erat hubungannya dengan pemilihan tema yang menjadi fokus pembelajaran. Menurut pengakuan guru, pemilihan tema yang dekat dengan diri dan lingkungan siswa sangat membantu guru dalam mengembangkan materi pembelajaran. Di samping itu pula, pemilihan tema juga sangat mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu juga tema yang menjadi fokus pembelajaran membuat siswa tidak merasa dibebani dengan adanya pemilihan bidang studi yang ketat, karena melalui pembelajaran tematik membuat mereka belajar sesuatu yang utuh dan padu. Keterlibatan mereka dalam menjelajahi tema yang dijabarkan ke dalam sejumlah topik dari beberapa bidang studi yang dipadukan, telah dapat memfasilitasi berkembangnya potensi mereka, baik kognitif, emosi dan sosial (Nasution, 1995). Secara umum terjadi pula peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran tematik, akan tetapi peningkatan kemampuan guru ini di tiap sekolah berbeda-beda. Kemampuan guru di sekolah kategori kurang terlihat sangat berbeda jika dibandingkan dengan kemampuan guru di sekolah baik dan sedang yang hampir sama. Perbedaan ini tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek yang dimiliki oleh guru di tiap sekolah tersebut. Menurut Dunkin (Sanjaya, 2006) ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru yaitu (1) Formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup yang menjadi latar belakang sosial mereka (2) Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, (3) Training properties , segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, seperti sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru baik dalam kemampuan guru dalam pengelola pembelajaran maupun kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran. Dampak Penerapan Pembelajaran Tematik Dampak dari penerapan pembelajaran tematik diketahui dengan melakukan evaluasi secara terpadu selama pembelajaran berlangsung. Tujuan evaluasi yang dilakukan sama seperti kegiatan evaluasi pada pembelajaran model lainnya yaitu untuk mengetahui perolehan perkembangan kemampuan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Menurut Ministry of Education Victoria (1986) aspek-aspek yang perlu diamati dan dinilai pada siswa selama pembelajaran terpadu adalah penguasaan konsep setiap bidang ilmu yang terkait, disamping itu juga penilaian dilakukan terhadap keterampilan siswa bertanya, interaksi siswa, keterampilan mengkomunikasikan gagasan, kemampuan membaca dan menulis serta ekspresi siswa dalam menerima pelajaran. Disamping itu Tim Pengembang PGSD (1996:38) mengungkapkan bahwa evaluasi dalam pembelajaran terpadu perlu diarahkan perhatian yang cukup banyak pada evaluasi dampak pengiring (nurturant effect) seperti kemampuan kerjasama, tenggang rasa, dependability, dan keholistikan persepsi.
  • 172. Berdasarkan pendapat tersebut, evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini difokuskan pada aspek proses dan produk pembelajaran. Evaluasi terhadap proses pembelajaran terutama ditujukan untuk melihat dampak pengiring yang dihasilkan dari penerapan pembelajaran tematik terhadap siswa, seperti kemampuan bertanya, mengeluarkan pendapat dan bekerjasama. Sedangkan evaluasi terhadap produk pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian terhadap penguasaan materi yang diperoleh siswa dalam setiap ujicoba. Hasil evaluasi dari ujicoba yang dilakukan di sekolah baik, sedang dan kurang menunjukkan bahwa dari aspek proses pembelajaran, terlihat terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat dan bekerjasama. Meningkatnya kemampuan bertanya dan mengeluarkan pendapat siswa ini dikarenakan, pertama kemampuan guru dalam mengembangkan kedekatan diri guru terhadap siswa baik dari aspek sosial maupun emosi. Kedekatan guru dengan siswa baik dari aspek sosial maupun emosi ini terutama sangat terlihat ketika guru semakin mengembangkan kemampuan guru dalam hal mengembangkan rasa percaya diri siswa dan keterlibatan siswa dalam KBM. Di samping itu juga kemampuan guru dalam menghadapi perilaku siswa seperti bersikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian dan sabar juga mengembangkan aspek emosi siswa terhadap guru. Kedua, dikarenakan kemampuan guru dalam mengembangkan materi dan metode pembelajaran. Pengembangan materi dan metode pembelajaran ini sangat terkait dengan proses pemilihan tema yang dekat dengan diri siswa. Sebagaimana diakui oleh guru di sekolah baik, sedang maupun kurang bahwa pemilihan tema yang sangat dekat dengan diri dan lingkungan siswa membuat guru lebih mudah untuk mengembangkan materi dan metode yang diberikan kepada siswa. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Tim Pengembang PGSD (1997) bahwa perkembangan fisik individu tidak dapat dipisahkan dari perkembangan mental, sosial dan emosional atau sebaliknya dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman, kehidupan dan lingkungannya. Sejalan dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, kemampuan siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang dapat diketahui dari tes hasil belajar yang dilakukan pada setiap akhir ujicoba juga mengalami peningkatan. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran tematik tidak hanya memberikan dampak terhadap aktivitas belajar siswa juga terhadap penguasaan materi pembelajaran.
  • 276. bisa juga disimpan secara 57. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data kualitatif melalui pendekatan fenomenologi dan interaksi simbolik mengenai tato di kalangan penggunanya. Fokus penelitian ini adalah fenomena tato meliputi perkembangan, motivasi dan proses penatoan, pemaknaan simbolik dan pengelolaan kesan yang dilakukan dalam komunikasi di kalangan pengguna tato di kota Bandung. Informan penelitian adalah pengguna tato permanen dengan jumlah sebanyak 24 informan, penentuan informan dilakukan secara purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengguna tato dapat dikategorikan berdasarkan: Alasan, pengguna tato imanen dan pengguna tato kontak; Motif, pengguna tato dengan orientasi masa lalu dan pengguna tato berorientasi masa datang; Desain, Pengguna tato klasik, pengguna tato modern dan pengguna tato kontemporer; Segi penempatan tato, pengguna tato terbuka dan tertutup; Pemilihan studio, pengguna tato aman dan pengguna tato berisiko.Sedangkan seniman tato dapat di kategorikan sebagai berikut : Lama menjalani profesi, seniman tato masa lalu dan
  • 277. masa kini; Peralatan yang digunakan, seniman tato tradisional dan seniman tato modern; Proses Penatoan, seniman tato aman dan seniman tato berisiko; Keahlian, seniman tato otodidak dan belajar khusus; Tempat penatoan, seniman tato profesional dan seniman tato kaki lima. Komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam sebuah proses penatoan, hubungan antarpribadi antara seniman tato dengan pengguna tato sangat penting untuk menghasilkan tato yang sesuai dengan keinginan, disamping keahlian dan kreativitas seniman tatonya serta ketersediaan alat yang menunjang unsur kesehatan. Komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti penerimaan keluarga, teman dan masyarakat, keanggotaan kita dalam kelompok tertentu, konsep diri, peran yang dijalani serta bagaimana memaknai hubungan antara pengguna tato. Pengeloalan kesan dilakukan ketika pengguna tato berinteraksi dengan keluarga atau anggota masyarakat yang belum dapat menerima penggunaan tato dan masih menganggap negatif orang yang menggunakan tato. Pengelolaan kesan ini dapat dilakukan dengan penampilan, misalkan menutupi tato agar tidak terlihat langsung oleh orang lain atau dengan bertingkah laku sesuai dengan harapan keluarga dan masyarakat. TATA 61. CARA
  • 492. (Online) , Jilid 7, No. 3, (http://
  • 499.  orisina litas ide  kejujur an dan
  • 511. 59. pakah ciiri-ciri makalah yang bagus atau berkualitas tinggi itu? Itulah pertanyaan yang sering dikemukakan mahasiswa ketika dosen memberikan tugas kepada mereka untuk menulis makalah. Pertanyaan tesebut penting karena mahasiswa ingin (a) dapat menulis makalah yang bagus demi masa depan studi dan karir mereka, dan (b) agar mereka dapat memenuhi harapan dosennya dan mendapat nilai A untuk makalah itu. Artikel ini berusaha membicarakan ciri-ciri itu. Dengan demikian akan ada kesepahaman antara dosen dan mahasiswa tentang ciri-ciri makalah yang sama-sama mereka ingin hasilkan. Hal itu akan membuat penilaian dosen terhadap makalah mahasiswa menjadi valid dan obyektif serta akan memudahkan mahasiswa menghasilkan makalah yang sesuai dengan kriteria dosen tersebut. Mengapa mahasiswa perlu dilatih menulis makalah? Tulisan ilmiah adalah sarana komunikasi tertulis yang sering dilakukan oleh para sarjana )ilmuwan). Tulisan ini bisa biasanya berupa makalah ilmiah yang disajikan dalam seminar, artikel ilmiah yang dipublikasikan
  • 512. melalaui jurnal ilmiah, atau laporan penelitian yang diserahkan kepada sponsor. Sebagai seorang yang sedang belajar menjadi sarjana (ilmuwan) mahasiswa perlu banyak melatih ketrampilan ini. Itulah sebabnya mengapa banyak dosen yang meminta mahasiswanya untuk menulis makalah. Melalui makalah yang ditulis mahasiswa, dosen dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam (a) menerapkan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dan (b) mengemukakan isi fikiran atau penapatnya secara jelas, akurat, berdasarkan sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, seimbang, kreatif, runtut, dan tertata baik. Ketrampilan menulis makalah yang baik dan benar ini juga akan memudahkan mahasiswa ketika, di akhir program, mereka harus menulis skripsi, thesis, maupun disertasi. Yang dimaksud dengan makalah yang bagus dalam artikel ini adalah makalah yang pantas untuk mendapat nilai A. Dalam bahasa Inggris, makalah seperti ini disebut sebagai makalah yang ’excellent’ (bagus sekali). Makalah-makalah yang tidak memenuhi standar ini pantas diberi nilai lebih rendah. Makalah yang bagus atau berkualitas tinggi harus mempunyai kualitas yang dapat diterbitkan (publishable). Artinya, organisasi (penataan isinya), gaya bahasanya, dan teknik penulisannya hanya memerlukan sedikit editing saja untuk bisa diterbitkan. Ciri-ciri makalah yang bagus. 1. Ciri Umum. Secara umum, makalah yang bagus (berkualitas tinggi) memiliki ciri umum sebagai berikut: a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive). Artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan gagasan secara akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan calon pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik. b. Memiliki sumber informasi yang baik. Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap makalah. Makalah yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang topik itu telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam (semakin banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang bukan merupakan karya asli penulis makalah diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri. (Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di bawah.). c. Seimbang. Ini berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang secara ad hominem1 kepada penulis lain.
  • 513. d. Kreatif. ―kreatif‖ dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar menyajikan fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu ―dikarang‖ atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu ditata, dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang inovatif, kreatif, dan orisinal. e. Secara teknis, penulisannya benar. Ini berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari kesalahan gaya bahasa, tatabahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan. f. Tertata dengan baik. Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas. Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat. 2. Struktu makalah. Makalah yang bagus hendaknya terdiri atas 4 bagian pokok: a. Bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas tentang (a) topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b) bagaimana kaitan topik tersebut dengan bidang ilmu yang sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang ilmu Anda (penulis), serta (c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk dibicarakan. Dalam makalah yang berbasis penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bagian ini. b. Batang tubuh makalah. Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian ―materi dan metode penelitian,‖ bagian ―hasil/temuan penelitian,‖ dan bagian ―diskusi/pembahasan.‖ Untuk makalah akademik (makalah kelas), bagian-bagian ini mungkin kurang begitu tampak jelas, tetapi materi tersebut perlu disajikan di bagian ini. Untuk makalah yang disajikan dalam seminar/konferensi, bagian ―hasil/temuan penelitian‖ dan ―pembahasan‖ ini seringkali digabungkan. Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan bagaimana dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu. Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan digunakan untuk memeriksa data atau gagasan tersebut. Di bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa atau evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.
  • 514. Di bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna dari hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin mempengaruhi hasil/temuan tersebut, termasuk bias penulis sendiri, hendaknya dibicarakan di sini. c. Ringkasan dan Kesimpulan. Makalah yang bagus mempunyai ringkasan di bagian akhirnya. Dalam laporan penelitian yang formal, ini disebut bagian ‖penutup/kesimpulan.‖ Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali secara ringkas tujuan makalah, setiap hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang digunakan, dan hasil yang diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut. Dalam makalah laporan penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah ia lakukan tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan mengenai topik tersebut. d. Daftar Pustaka. Makalah yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa juga disebut sebagai ‖daftar sumber yang dikutip‖. Ruukan dibeikan untuk semua karya yang dikutip dalam makalah, dan hanya karya yang telah dikutip saja. (Untuk pembahasan lebih lanjut tentang hal ini, lihat di bawah.) Ciri-ciri Makalah Yang Bagus - Bagian Ke Dua Written by Arief Furchan Sunday, 21 June 2009 20:08 Article Index Ciri-ciri Makalah Yang Bagus Bagian Ke Dua All Pages Page 2 of 2 3. Kutipan. Kutipan adalah rujukan ke sumber informasi yang disebutkan dalam makalah. Format kutipan yang benar adalah penting. Secara umum, bidang ilmu sains (seperti Anthropologi) menggunakan format kutipan yang bebeda dari bidang humaniora (misalnya, Bahasa Indonesia). Oleh karena itu, gunakan format kutipan yang tepat sesuai dengan bidang ilmu tersebut. a. Apa yang harus Anda kutip? Pada dasarnya, yang harus Anda kutip adalah setiap fakta atau gagasan, kecuali kalau itu merupakan (a) pengetahuan umum, atau (b) data, hasil/temuan, kesimpulan, atau gagasan asli Anda sendiri.
  • 515. Yang dimaksud dengan pengetahuan umum adalah pengetahuan yang dapat Anda harapkan dimiliki oleh setiap orang yang Anda temui. Misalnya, Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia tahun 2004-2009.‖ Data, temuan, kesimpulan, atau gagasan orisinal yang Anda kumpulkan, amati, deduksi, atau fikirkan untuk pertama kalinya di dunia (sejauh tercatat dalam literatur yang ada._ b. Format kutipan. Format dasar suatu kutipan adalah (Penulis, tanggal) atau (Para penulis, tanggal). Sebagai contoh, (Brackman, 1980) atau (Gonick & Wheelis, 1983). Kebanyakan editor lebih suka Anda menggunakan tanda ―&‖ daripada kata ―dan‖. Berikut ini adalah beberapa penyempurnaan dan pengecualian atas prinsip dasar di atas. Dalam makalah ilmiah, penggunaan ibid, op.cit., dan susunan serupa itu hendaknya dihindari. Apabila ada lebih dari dua penulis, Anda hendaknya menggunakan ‖et.al.‖ Sebagai contoh, (Barkow et.al., 1992) dan bukan (Barkow, Cosmides, dan Tooby, 1992). Untuk menyitir beberapa sumber fakta atau gagasan, letakkan semuanya dalam tanda kurung yang sama dan pisahkan masing-masing dengan tanda titik-koma. Urutkan sumber itu berdasarkan tanggal penerbitannya (yang paling tua lebih dahulu) dan secara alfabetis bila ada dua sumber yang bertahun penerbitan sama. Sebagai contoh, (Darwin, 1872; Ardrey, 1996; Williams, 1966; Carey, 1982). Ketika menyitir dua atau lebih karya tulis dari seorang penulis, sebutkan nama penulis itu sekali saja dan pisahkan tahun penerbitan karya itu dengan koma. Sebagai contoh, (Barkow, 1973, 1978, 1989; Leslie, 1987, 1988). Jika ada dua atau lebih karya yang diterbitkan dalam tahun yang sama, gunakan huruf sesudah tahun penerbitan itu untuk membedakannya. Sebagai contoh, (Daly & Wilson, 1984a, 1984b, 1987). Gunakan huruf itu juga ketika Anda merujuk kutipan itu dalam daftar pustaka. Nomor halaman biasanya tidak digunakan kecuali untuk kutipan langsung. Ketika mengutip langsung, letakkan nomor halaman itu sesudah tahun penerbitan, dan pisahkan dari tahun penerbitan itu dengan titik dua (:). Sebagai contoh, (Hooton, 1935:113-114). Apabila Anda menyebut nama penulis di dalam teks makalah Anda, sertakan hanya tahun penerbitannya saja, sesudah namanya. Sebagai contoh, Conroy (1997) membahas tentang X, tetapi Lewin (1989) tidak. c. Kekecualian dan prinsip-prinsip kecil lainnya memang ada. Kalau Anda ragu-ragu tentang format kutipan dan rujukan yang tepat untuk makalah Anda, mintalah penjelssan dosen Anda. 4. Rujukan/referensi. Rujukan adalah daftar bacaan yang Anda cantumkan dalam daftar pustaka (bibliografi). Rujukan ini harus sesuai dengan kutipan yang ada dalam makalah Anda. Ini berarti bahwa setiap kutipan yang ada dalam teks makalah Anda harus mempunyai rujukan dalam daftar pustaka Anda. Jangan memasukkan rujukan lebih dari satu kali, meskipun Anda mengutipnya beberapa kali.
  • 516. Jangan memasukkan rujukan dalam daftar pustaka Anda jika Anda tidak mengutipnya dalam teks makalah Anda. a. Format rujukan hendaknya mengikuti format yang digunakan di jurnal utama dalam disiplin atau sub-disiplin ilmu Anda. Sebagai contoh, kalau Anda menulis di bidang anthropologi fisik, Anda tidak akan keliru kalau menggunakan format rujukan yang digunakan dalam American Journal of Physical Anthropology, walaupun ahli paleoanthropologi bisa memilih untuk menggunakan format yang digunakan dalam Journal of Human Evolution, ahli primatologi mungkin menggunakan format yang digunakan dalam the American Journal of Primatology. Format yang digunakan untuk merujuk dokumen eletronik (yang diperoleh dari internet atau sumber serupa) adalah serupa dengan yang digunakan untuk dokumen tercetak, dan pedoman untuk menyitir materi jenis ini mudah diperoleh di internet. b. Format rujukan itu amat beragam, dan berubah seiring perubahan waktu. Komponen terpenting suatu rujukan adalah (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan, (3) judul karya tulis, dan (4) bagaimana dan di mana karya tesebut dapat diperoleh. Bagaimana dan di mana karya tulis itu dapat diperoleh bisa berupa judul jurnal serta volume dan nomor halamannya, nama penerbitnya dan kota kedudukan penerbit tersebut, atau informasi lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh format dari the Americahn Journal of Physical Anthropology. Suatu Artikel dalam jurnal: Contoh: Cartmill M, MacPhee RDE, and Simons EL (1981) Anatomy of the temporal bone in early anthropoids with remarks on the problem of anthropoid origins. Am. J. Phys. Anthropol. 56:3- 21. Perhatikan bahwa baris pertama rujukan itu ke luar ke sisi kiri beberapa huruf. Format ini tidak membolehkan penggunaan et al. dalam rujukan (walaupun boleh dalam kutipan)—nama semua penulis haris disebutkan. Digunakan singkatan nama dan bubkan nama selengkapnya. Tahun penerbitan ditulis dalam kurung, dan ditulis sesudah nama penulisnya. Judul artikel tidak ditulis dalam huruf besar, kecual huruf pertamanya. Judul jurnal disingkat (dengan hanya menggunakan singkatan baku) dan tidak digaris bawahi ataupun dicetak miring. Nomor voume jurnal dicetak miring. Nomor penerbitan jurnal biasanya tidak disebutkan. Buku Contoh: Struhsaker TT (1975) The Red Colobus Monkey. Chicago: University of Chicago Press. Perhatikan bahwa semua aturan yang diterapkan pada artikel jurnal juga diterapkan di sini. Huruf pertama setiap kata utama dalam judul itu ditulis dalam huruf besar, tetapi judul itu tidak digaris bawahi atau dicetak miring. Kota utama penerbit disebutkan. Makalah dalam terbitan yang diedit. Contoh:
  • 517. Guha BS and Basu PC (1938) Laporan tentang kerangka manusia yang digali di Mohenjo-Daro di tahun 1928-29. Dalam EJH MacKay (ed.): Further Excavation at Mohenjo-Daro. New Delhi: government of India Press, hal. 613-638. Sumber dari internet. Pedoman untuk ini banyak terdapat di internet, salah satunya dapat ditemukan di http://www.bedfordstmartins.com/online/citex.html. Sumber: Undergraduate Advising worksheets, The Department of Anthropology, at the University of Montana –Missoula dengan alamat: http://www.anthro.umt.edu/advising/excellent_paper.htm (diakses pada tanggal 10 Mei, 2009). Catatan akhir: 1 menggunakan perasaan atau prasangka dan bukan akal atau menyerang sifat pribadi dan bukan pendapat yang dikemukakan 58. Kerangka Pemikiran Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 1 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran dalam rangka mengantisipasi masalah yang dilaksanakan dalam studi ini didasarkan kepada beberapa konsep pemikiran, yaitu : 1. Terdapat bukti bahwa selama ini banyak sekali hasil karya temuan/inovasi yang tercipta oleh para inventor, baik mereka (personal, komunitas, atau kelembagaan) yang berasal dari kalangan pendidikan formal berbagai disiplin (ilmuwan, industriawan, cendekiawan, praktisi, akademisi) maupun yang berasal dari kalangan pendidikan informal (jenius, orang pintar, praktisi lokal/tradisional) yang telah diterapkan dan dikembangkan di dalam kegiatan komunitas dan industri 2. Terdapat indikasi bahwa banyak dari hasil karya inovasi tersebut yang muncul dan hilang begitu saja tanpa dokumentasi dan inventarisasi yang benar, 3. Terdapat indikasi bahwa hasil karya inovasi tersebut tidak memberikan manfaat apapun kepada para inventornya, karena mereka tidak dapat mensosialisasikan atau mengaktualisasikannya
  • 518. di kalangan pengguna (terutama investor dan pelaku industri). Kerangka Pemikiran Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 2 4. Terdapat indikasi bahwa banyak hasil karya inovasi tersebut yang telah digunakan dan menguntungkan salah satu pihak saja, dimana kerugian banyak ditanggung oleh pihak para inventor karena Hak Atas Kekayaan Intelektualnya tidak terlindung di dalam suatu lembaga resmi apa pun 5. Terdapat situasi kekhawatiran yang terkondisikan di kalangan para inventor bahwa hasil karya inovasinya akan dicuri, disalah-gunakan, atau digunakan pihak lain, tanpa ijin atau tanpa ganti rugi (reimbustment). Sebaliknya, di kalangan investor pelaku industri, mereka khawatir bila biaya investasi yang dikeluarkannya untuk pembesaran hasil karya inovasi tersebut mubazir atau tidak memberi manfaat bisnis 6. Terdapat peluang untuk menjembatani kekuatiran kedua belah pihak tersebut di atas, baik bagi para inventor maupun bagi para investor, berupa asuransi yang menjamin penggantian atas kerugian yang diduga akan diderita, bila hasil karya inovasi disosialisasikan atau biaya investasi untuk aktualisasi hasil karya inovasi tersebut dilaksanakan 7. Diperlukan suatu suatu bukti dalam kurun waktu tertentu, bahwa jaminan asuransi yang dimaksud dapat mendorong tumbuhnya Kerangka Pemikiran Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 3 kebutuhan akan HKI, timbulnya rasa optimistik untuk berinovasi dan mensosialisasikan hasil inovasi tanpa rasa kuatir akan dirugikan, 8. Bukti sebagai akibat aktualisasi Asuransi Teknologi dapat merupakan jawaban, sekaligus rekomendasi yang menarik baik bagi para inventor maupun para investor di satu pihak, dan di lain pihak, pemerintah yang bertindak sebagai fasilitator dan pembina industri nasional dapat menetapkan terbentuknya kelembagaan asuransi HKI dan Inovasi Teknologi dalam sektor industri nasional. Dengan konsep-konsep pemikiran yang disebutkan di atas, hasil studi ini diperkirakan akan dapat menyimpulkan apakah Program Astekno dan Lintrad yang telah diperkenalkan sebagai program unggulan dapat diterapkan seterusnya dan ditumbuh-kembangkan sebagai program nasional yang dapat terus memicu timbulnya inovasiinovasi baru yang berguna bagi pertumbuhan industri, sekaligus meningkatkan jumlah dan jenis investasi untuk membiayai implementasi dan aktualisasi berbagai industri baru di Indonesia. Konsep-konsep pemikiran di atas dijabarkan dalam alur kerangka pemikiran seperti terlihat pada Gambar 1. berikut : Kerangka Pemikiran Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 4 MULAI HASIL KARYA
  • 519. INOVASI TANPA DENGAN SOSIALISASI SOSIALISASI TANPA TANPA LISAN / DIPATENKAN DIBAJAK DOKUMEN PATEN TRADISI (HKI) DIGUNAKAN HILANG INDUSTRI KANTOR ASTEKNO AKTUAMENRISTEK LINTRAD LISASI REKOMENDASI SELESAI Keterangan : = Jalur arah proses = Kondisi awal / akhir proses = Kondisi dan jalur proses normal = Kondisi dan jalur proses yang harus dihindari = Kondisi dan jalur proses Acuan yang seharusnya diikuti Gambar 2.1. Alur Kerangka Pemikiran Studi Kerangka Pemikiran Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad II - 5 Mengamati Gambar 2.1., maka diagram di atas menunjukkan situasi proses yang dialami oleh banyak hasil karya inovasi para inventor; bagaimana kondisi awal/akhir keberadaan hasil karya inovasi (warna biru) di dalam masyarakat pelaku industri, dan bagaimana Kantor Menristek (KMNRT) dapat berperan dengan mengkondisikan konsep program Astekno dan Lintrad sebagai acuan kondisi/jalur proses yang seharusnya diikuti (warna hijau). Acuan ini sekaligus akan mencegah terjadinya kondisi/jalur proses yang seharusnya dihindari (warna merah), agar terbentuk suatu kondisi/jalur normal yang memproteksi hasil karya inovasi dari kepunahan (tidak terinventarisir dan tidak terdokumentasi)dan penyalah-gunaan (pencurian dan pembajakan HKI) oleh pihak-pihak tek bertanggung-jawab. Dengan mengikuti jalur program Astekno dan Lintrad, yang direkomendasikan oleh KMNRT, dapat diharapkan akan terjadi proses percepatan investasi industri pada masa depan. Kerangka pemikiran intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan antar variabel yang akan diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dikuatkan oleh teori atau penelitian sebelumnya. Dalam menyusun kerangka pemikiran, penyajiannya dimulai dari variabel yang mewakili masalah penelitian. Jika hendak diteliti adalah masalah kinerja pegawai dalam hubungannya dengan motivasi dan kompensasi, maka penyajiannya dimulai dari teori kinerja lalu dikaitkan dengan teori motivasi. Keterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori atau penelitian tedahulu yang dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya. Jika konstelasi hubungan antara kinerja dan motivasi sudah terbangun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah merangkai konstelasi hubungan antara kinerja dengan kompensasi, dengan
  • 520. persyaratan teoritis serupa. Artinya, konstelasi hubungan atar keduanya juga harus diperkuat teori atau penelitian terdahulu. Pada bagian akhir kerangka pemikiran umumnya disajikan konstelasi hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian. Jika akan meneliti pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai, maka dapat gambarkan secara bagan konstelasi tersebut. +++.. BAB I/PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, identifikasi, pembatasan dan perumusan Masalah Penelitian, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian yang diharapkan, dan Hipotesis yang diajukan serta Sistematika Penulisan. BAB II/TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini berisi Tinjauan teori yang mendiskripsikan pengertian, jenis-jenis dan prinsip dasar, Media Komunikasi dan Saluran Komunkasi, Hubungan Masyarakat dan teori Profesionalisme. BAB III/METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang Disain Penelitian, Operasional Variabel dan Pengukuran, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data yang digunakan, Rancangan Uji Hipotesis serta Jadual Penelitian. BAB IV/HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang Hasil Penelitian yang meliputi deskripsi Penerbitan Bulletin Bandara, Karakteristik Responden yang menjadi sampel penelitian, Distribusi Data, Pengujjian Persyaratan Analisis yang tediri atas Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian, Pengukuran Koefisien Korelasi, Pengukuran Koefisien Determinasi dan Pengukuran Koefisien Regresi serta Pengujian Hipotesis; dan Pembahasan Hasil Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis kualitatif. BAB V/KESIMPULAN DAN SARAN Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian. Read more: http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/02/contoh-sistematika- penulisan.html#ixzz1z5e4UDjC PRAKTIKUM KE 7 60. Menggambar Grafik Fungsi Membuat Grafik Garis Peranan grafik dalam bidang sains dan teknik adalah sangat penting. Grafik
  • 521. dapat digunakan untuk menampilkan hasil suatu hasil penelitian maupun observasi lapangan. Dengan menampilkan dalam sebuah grafik, pembaca akan dengan mudah memahami atau masalah tertentu. Dapat dibayangkan, misalnya kita memiliki data penelitan sebanyak 10.000 titik data dan semua data disajikan dalam bentuk tabel, sudah tentu kita akan pusing dibuatnya. Lain halnya, jika data tersebut disajikan dalam bentuk grafik, maka dengan mudah kita dapat memahami hasil penelitian tersebut. Untuk membuat sebuah grafik garis, fungsi yang kita gunakan adalah plot. Fungsi ini memiliki bentuk berbeda tergantung pada argumen input yang kita berikan. Sebagai contoh, misalnya kita memiliki data dalam bentuk array dan kita simpan dalam vektor y, maka plot(y) akan ditampilkan grafik elemen-elemen y terhadap indeks elemen-elemen tersebut. Sedangkan, jika kita menentukan dua argumen x dan y maka plot(x,y) akan ditampilkan grafik y versus x. contoh y=10*rand(100,1); plot(y) 1 Jika kita memiliki dua buah argumen x dan y, dimana 0x10 dan y=cos  x  maka grafik y vs x dapat dilihat pada gambar 4.2. x=0:pi/200:10*pi; y=cos(x); plot(x,y) Kita juga dapat menggunakan perintah linspace untuk menentukan domain fungsi, sehingga script di atas dapat dituliskan kembali menjadi x=linspace(0,10*pi,200); y=cos(x); plot(x,y) 2 Gambar 4.1 Tampilan grafik y vs indeks y Gambar 4.2 Tampilan grafik y vs x Secara umum, penggunaan perintah linspace mempunyai rumus linspace(awal,akhir, jumlah_langkah) Kita juga dapat membuat beberapa grafik dalam satu frame. Matlab secara otomatis akan membedakan grafik-grafik tersebut dengan warna yang berbeda-beda. Plot tiga grafik dalam satu frame dapat dilihat pada gambar 4.3 x=linspace(0,2*pi,200); y1=cos(x); y2=cos(x-0.5); y3=cos(x-1.0); plot(x,y1,x,y2,x,y3) Menentukan Jenis Garis dan Jaring Kita dapat menentukan jenis garis untuk menampilkan grafik yang kita miliki, misalnya garis putus-putus, titik-titik, kombinasi garis dan titik dan lain-lain. Sedangkan untuk menampilkan jaring-jaring pada frame, kita dapat menggunakan perintah grid. Lihat contoh dibawah ini 3 Gambar 4.3 Tampilan tiga grafik dalam satu frame x-y.
  • 522. x=linspace(0,2*pi,200); y1=cos(x); y2=cos(x-0.5); y3=cos(x-1.0); plot(x,y1,'-',x,y2,'o',x,y3,':') grid Warna, Jenis Garis dan Penanda Fungsi plot dapat menerima argumen bewujud karakter maupun string yang menyatakan warna, jenis garis dan penanda. Secara umum, bentuk umum plot(x,y,'JenisGaris_Penanda_Warna') Argumen JenisGaris_Penanda_Warna berbentuk string dan diapit oleh tanda petik tunggal.  Jenis garis dapat berupa garis putus-putus (dash), titik-tiitk (dot) dan lain-lain.  Penanda dapat berupa tanda bintang (*), kotak (square), bulatan (o), diamond, 4 Gambar 4.4. Menampilkan grafik dengan style garis berbeda tanda silang (x) dan lain-lain.  Warna dapat berupa merah (r), kuning (y), hijau (g), cian (C), hitam (b) dan lain-lain. Sebagai contoh perintah plot(x,y,'-squarer') akan menampilkan grafik vs x dengan jenis grafik dash (-), penanda kotak (square) dan warna merah. x=linspace(0,2*pi,200); y=cos(x); plot(x,y,'-squarer') Kita juga dapat menentukan warna dan ukuran garis grafik melalui perintahperintah  LineWidth: menentukan ketebalan garis,  MarkerEdgeColor: menentukan warna penanda atau warna tepian penanda masif.  MarkerFaceColor: menentukan warna muka penanda masif.  MarkerSize: menentukan ukuran penanda. x = -pi:pi/10:pi; 5 Gambar 4.5. Menampilkan grafik dengan style garis diikuti kotak berwarna merah y = tan(sin(x)) - sin(tan(x)); plot(x,y,'--rs','LineWidth',3,... 'MarkerEdgeColor','k',... 'MarkerFaceColor','g',... 'MarkerSize',5) Script di atas akan menghasilkan grafik y vs x dengan  Jenis garis putus-putus berwarna merah dengan penanda berbentuk kotak ('-- rs'),  Tebal garis sama dengan 3  Tepian penanda berwarna hitam (k),
  • 523.  Muka penanda berwarna hijau (g),  Ukuran penanda 5 6 Gambar 4.6. Menampilkan grafik dengan style garis berukuran 3 diikuti kotak dengan kotak warna isi hijau dan warna tepian hitam dengan ukuran kotak 5 Menambahkan Plot Grafik Baru pada Grafik yang ada Kita dapat menambahkan grafik baru pada grafik sebelumnya dengan perintah hold. Perintah ini akan aktif saat di on-kan atau hold on dan tidak aktif saat diberi perintah hold off. Contoh clear; close all; x=1:100; semilogx(x,'-','LineWidth',3); hold on; plot(1:5:500,1:100,'+'); hold off Menggambar Titik-Titik Data Kadang-kadang kita tidak ingin menghubungkan antar titik-titik data yang ada dengan berbagai alasan. Untuk tujuan tersebut, maka atribut atau property gambar hanya disertakan penanda (marker) saja. 7 Gambar 4.7. Menambahkan grafik pada grafik terdahulu clear; close all; x = -pi:pi/10:pi; y = tan(sin(x)) - sin(tan(x)); plot(x,y,'square') Menggambar dengan Penanda dan Garis Untuk mengeplot grafik dengan garis dan penanda saja, dapat dilakukan dengan mudah. Contoh, x = 0:pi/15:4*pi; y = exp(2*cos(x)); plot(x,y,'-r',x,y,'ok') 8 Gambar 4.8. Menggambar titik-titik data Memberikan Label, Legend dan Judul Grafik Pemberian label pada sumbu-sumbu grafik sangat penting untuk memudahkan pemahaman terhadap makna grafik itu sendiri. Perintah yang digunakan untuk tujuan tersebut antara lain  xlabel : untuk memberikan label pada sumbu x  ylabel : untuk memberikan label pada sumbu y  zlabel : untuk memberikan label pada sumbu z  tittle : memberikan judul garfik  legend : untuk memberikan keterangan grafik untuk lebih mudahnya perhatikan contoh di bawah ini,