SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK IV 
AHMAD KUNCORO PANDU YEKTI (03) 
IRFAN FAJRUR ROHMAN (11) 
NOOR AUFA SHIDDIQ (17) 
SAMBA DEWANGGA S. (25)
• Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Investigatif 
• Konsep Pemeriksaan Investigatif 
• Jenis Penyimpangan 
• Aksioma dan Prinsip Pemeriksaan Investigatif 
• Peraturan Terkait Pemeriksaan Investigatif 
• Sasaran dan Ruang Lingkup Pemeriksaan Investigatif 
• Kewajiban Pemeriksa Investigatif 
• Kualitas Pemeriksa Investigatif 
• Perbedaan Audit Investigatif dan Audit Keuangan
Kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya 
tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area 
pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau 
indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit 
berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada 
derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. 
Tujuannya sesuai dengan Pasal 13 UU No. 15 Tahun 2004 
adalah pemeriksaan yang dilaksanakan guna mengungkap 
adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur 
pidana.
Tahapan pemeriksaan 
investigatif : 
• Menganalisis data 
yang tersedia 
• Mengembangkan 
hipotesis 
• Menguji dan 
memperbaiki 
hipotesis 
Penyebab terjadinya 
penyimpangan : 
•Motivasi (motivation) 
• Adanya kesempatan 
(opportunity) 
• Rasionalisasi 
(rationalisation) 
• Adanya kemampuan 
(capability)
Association of 
Certified Fraud 
Examiners 
(ACFE) 
Corruption 
(Korupsi) 
Asset 
misappropriation 
(Pengambilan aset 
secara ilegal) 
Fraudulent 
statements 
(Penyimpangan 
berkaitan dengan 
penyajian laporan 
keuangan)
Aksioma : 
• Penyimpangan itu disembunyikan keberadaannya 
• Pemeriksa melakukan pembuktian dua sisi 
• Pemeriksa harus juga berupaya membuktikan penyimpangan tidak terjadi 
• Penetapan adanya penyimpangan adalah mutlak tanggung jawab pengadilan
Prinsip 
• Pemeriksaan harus dilandasi praktik-praktik terbaik yang diakui 
• Pemeriksaan investigatif adalah upaya mencari kebenaran, 
dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan 
peraturan perundang– undangan yang berlaku. 
• Kegiatan pemeriksaan termasuk pengumpulan bukti–bukti dengan 
prinsip kehatihatian sehingga bukti tersebut dapat diterima di 
pengadilan. 
• Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, 
terlindungi dan diberi indeks dan jejak pemeriksaan tersedia. 
• Pastikan bahwa pemeriksa investigatif mengerti hak-hak asasi 
pegawai dan senantiasa menghormatinya guna menghindari 
kemungkinan penuntutan dari yang bersangkutan.
Prinsip 
• Semakin dekat selang waktu antara terjadinya penyimpangan dengan saat 
meresponnya, maka kemungkinan peluang penyimpangan dapat 
terungkap semakin besar. 
• Pelaksanaan pemeriksaan harus dapat mengumpulkan fakta–fakta 
sehingga bukti yang diperoleh dapat memberikan kesimpulan sendiri, 
yaitu telah terjadi penyimpangan dan pihak yang diindikasikan terlibat 
teridentifikasi. 
• Informasi diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan dipengaruhi 
oleh kelemahan manusia. 
• Jawaban yang benar akan diperoleh jika pertanyaan yang diajukan cukup 
jumlahnya dan pertanyaan tersebut disampaikan kepada orang yang juga 
cukup jumlahnya. 
• Karena informasi sangat penting dalam pemeriksaan investigatif, maka 
segala kemungkinan upaya untuk memperoleh informasi harus 
dipertimbangkan.
Pasal 13 UU No. 15 Tahun 2004 
yang mengatur kewenangan 
BPK untuk melakukan 
pemeriksaan investigatif. 
Pasal 10, Pasal 24 ayat (1), 
(2), (4) UU No.15 Tahun 2004 
jo. Pasal 9 ayat (1) huruf b, c, 
dan d UU No. 15 Tahun 2006 
yang mengatur kewenangan 
meminta informasi atau 
dokumen. 
Pasal 10 huruf d, Pasal 11, 
Pasal 24 ayat (3) UU No. 15 
Tahun 2004 yang mengatur 
permintaan keterangan dan 
pemanggilan. 
Pasal 11 huruf c UU No. 15 
Tahun 2006 yang mengatur 
pemberian keterangan ahli 
tentang kerugian negara 
dalam proses peradilan. 
Pasal 16 ayat (3) dan Pasal 17 
ayat (5) UU No. 15 Tahun 2004 
yang mengatur laporan hasil 
pemeriksaan. 
Pasal 25 ayat (1), (2), dan 
Pasal 26 ayat (1) UU No. 15 
Tahun 2004 yang mengatur 
tentang sanksi pidana bagi 
pemeriksa yang melanggar UU 
No. 15 Tahun 2004 dan UU No. 
15 Tahun 2006.
Sasaran 
• Perbuatan melawan hukum yang berindikasi tindak pidana 
korupsi yang mengakibatkan kerugian negara/daerah, untuk 
selanjutnya dalam juknis ini akan disebut sebagai TPKKN. 
Ruang Lingkup 
• TPKKN pada seluruh entitas pemeriksaan BPK, meliputi 
pengungkapan fakta dan proses kejadian, sebab dan akibat, 
dan menentukan pihak–pihak yang diindikasikan terlibat dan 
atau bertanggung jawab atas TPKKN pada unit organisasi 
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara 
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan 
Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau 
badan lain yang mengelola keuangan negara.
Mentaati kebijakan dan prosedur pemeriksaan yang telah 
ditetapkan dalam juknis ini. 
Menyampaikan situasi atau permasalahan yang tidak biasa dalam 
pemeriksaan untuk mendapatkan arahan dari pejabat BPK terkait. 
Selalu menjaga kerahasiaan informasi dan data yang diperoleh 
selama melakukan pemeriksaan.
• Kreatif (Creative) 
• Rasa ingin tahu (Curious) 
• Tak menyerah (Persistance). 
• Akal sehat (Common Sense) 
• Pengetahuan Bisnis (Bussines 
Accument) 
• Percaya diri (Self 
Confidence) 
• Investigatif (Investigative) 
• Kompetensi gabungan 
(Mixed Competency) 
Robert J. 
Linquist 
(Fraud 
Auditing and 
Forensic 
Accounting: 
New Tools 
and 
Techniques) :
URAIAN PEMERIKSAAN 
KEUANGAN 
PEMERIKSAAN 
INVESTIGATIF 
Waktu Pemeriksaan Berulang Tidak Berulang 
Lingkup Pemeriksaan Umum Khusus 
Tujuan Pemeriksaan Memberikan Oponi Pembuktian Fraud 
Hubungan dengan 
Hukum 
Tidak Ada Ada 
Metodologi 
Pemeriksaan 
Teknik Pemeriksaan Teknik Investigasi 
Presumsi Pemeriksaan Professional Sceptism Bukti dan Fakta
Untuk menetapkan adanya alasan 
(predikasi) yang cukup kuat dan akurat 
sehingga pemeriksaan investigatif dapat 
dilaksanakan secara objektif dan dapat 
dipertanggungjawabkan
Administrasikan 
Pahami 
Informasi Awal Keputusan 
Analisis 
Evaluasi
• Adalah keterangan permulaan mengenai suatu 
penyimpangan dari ketentuan peraturan 
perundang-undangan; kecurangan (fraud ), serta 
ketidakpatutan ( abuse ) yang telah/sedang/ dan 
akan terjadi. 
• Tidak semua informasi yang diterima sebagai dasar 
pelaksanaan pemeriksaan investigatif memiliki 
keandalan dan validitas yang sama. Oleh karena 
itu, untuk setiap informasi awal yang diterima 
perlu dilakukan penelaahan terlebih dahulu.
Kewenangan 
BPK 
Substansi 
Informasi 
Nilai 
Kebenaran 
Materi 
Informasi 
Kelengkapan 
Informasi
Kerahasiaan sumber-sumber 
informasi 
awal 
Akuntabilitas 
penanganan sumber 
informasi awal
• Informasi awal mengenai TPKKN biasanya 
memuat hal–hal yang bersifat umum 
• Setiap informasi awal yang diterima BPK 
ditelaah dengan menggunakan pendekatan 
5W (what, who, where, when dan why) dan 
1H (how) untuk menetapkan cukup tidaknya 
alasan dilakukan pemeriksaan
• What 
• Who 
• Where 
• When 
• Why 
• How 
5W 
+1H 
• Setiap Orang 
• Secara Melawan Hukum 
• Perbuatan Memperkaya Diri 
• Merugikan Keuangan Negara TPKKN
• Tujuan : meyakinkan apakah informasi awal yang 
diperoleh telah didukung dengan data pendukung 
misalnya kelengkapan administrasi akuntansi yang 
memadai. 
• Jika dari penanganan informasi awal unsur 5W + 1H 
belum diperoleh secara lengkap, maka TPKKN dapat 
diindikasikan dengan minimal terpenuhinya tiga 
unsur yaitu: What, When, dan Where. 
• Hasil penelaahan informasi awal dituangkan dalam 
bentuk “simpulan penelaahan informasi awal”
• Jika dari hasil telaahan dianggap perlu untuk 
mendapatkan informasi tambahan langsung dari 
pihak ketiga atau unsur terkait, TPPI mengajukan 
usul kepada Ketua BPK untuk melakukan 
pengumpulan bahan dan keterangan 
• Pengumpulan data dimaksudkan untuk 
memastikan/ memperkuat/mendukung indikasi 
bahwa hal–hal yang diungkapkan dalam informasi 
benar–benar mempunyai dasar untuk 
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan.
 Berdasarkan simpulan penelaahan informasi 
awal, Ketua BPK dapat: 
1. menugaskan tim khusus, atau 
2. mendisposisikan kepada Tortama untuk 
melakukan pemeriksaan investigatif. 
 Selanjutnya, informasi dan berkas penelaahan 
diarsipkan.
1. Pengembangan Hipotesa 
2. Penyusunan Program Pemeriksaan 
Investigatif 
3. Penentuan Kebutuhan Sumberdaya 
4. Penerbitan Surat Tugas
 Hipotesa adalah kesimpulan sementara 
dari hasil telaahan atas informasi awal 
yang berindikasi kerugian negara/daerah 
dan/atau unsur TPKKN. Hipotesa 
merupakan pernyataan sementara yang 
bersifat prediksi dari hubungan 2 atau 
lebih variabel. 
DEFINISI
 Hipotesa berisi kemungkinan: 
A) TPKKN yang terjadi; 
B) siapa yang bertanggung jawab; 
C) bagaimana TPKKN atau potensi TPKKN 
terjadi; 
D) dimana TPKKN terjadi; 
E) kurun waktu terjadinya; dan 
F) terpenuhinya unsur-unsur TPKKN
SITUASI 
TUJUAN 
RENCANA LANGKAH 
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK 
KOMUNIKASI
Program Pemeriksaan Investigatif merupakan rencana yang 
terinci yang sekurang – kurangnya disusun berdasarkan struktur 
atau kerangka yang mencakup: 
1) Dasar Hukum Pemeriksaan 
2) Standar Pemeriksaan 
3) Tujuan Pemeriksaan Investigatif 
4) Entitas Yang diperiksa 
5) Lingkup Yang Diperiksa 
6) Hasil Telaahan Informasi Awal 
7) Alasan Pemeriksaan 
8) Metodologi Pemeriksaan 
9) Langkah – Langkah Pemeriksaan Investigatif 
10) Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan investigatif 
11) Susunan Tim dan Biaya Pemeriksaan Investigatif 
12) Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan Investigatif 
13) Persetujuan Program Pemeriksaan Investigatif
 Kebutuhan sumber daya pendukung yang harus 
ditentukan antara lain menyangkut personil tim 
pemeriksa, ahli, anggaran biaya pemeriksaan, 
dan perangkat pendukung lainnya misal alat 
perekam, kamera, handycam, telekomunikasi, 
komputer dan lain-lain. 
 Penentuan sumber daya pendukung pemeriksaan 
baik jumlah maupun kualifikasinya ditentukan 
oleh penanggung jawab pemeriksaan atau 
pejabat BPK yang ditunjuk, dengan 
memperhatikan tingkat kesulitan dan rumitnya 
masalah yang akan diperiksa
Susunan Tim Pemeriksa Investigatif Meliputi: 
(1) Penanggung Jawab Pemeriksaan 
Investigative; 
(2) Wakil Penanggung Jawab Pemeriksaan 
Investigatif (Jika Diperlukan); 
(3) Pengendali Teknis Pemeriksaan 
Investigative; 
(4) Ketua Tim Pemeriksa Investigatif; Dan 
(5) Anggota Tim Pemeriksa Investigatif.
(1) Pembicaraan Pendahuluan; 
(2) Pengumpulan Bukti Pemeriksaan Berdasarkan Hipotesa; 
(3) Analisis Dan Evaluasi Bukti Pemeriksaan; 
(4) Pemaparan Tim Pemeriksa Di Lingkungan BPK; 
(5) Pemaparan Tim Pemeriksa Kepada Instansi Yang 
Berwenang; Dan 
(6) Pembicaraan Akhir.
Tim Pemeriksa Investigatif Menyelenggarakan 
Pertemuan Dengan Pimpinan Dan Para Pejabat Dari 
Entitas Yang Diperiksa Dengan Maksud: 
1. Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Yang Ditetapkan 
Dalam Surat Tugas. 
2. Memperoleh Informasi Tambahan Dari Entitas Yang 
Diperiksa Dalam Rangka Melengkapi Informasi 
Yang Telah Diperoleh Sebelumnya. 
3. Menciptakan Suasana Yang Dapat Menunjang 
Kelancaran Pelaksanaan Pemeriksaan, Terutama 
Untuk Memperoleh Dukungan Dari Entitas Yang 
Diperiksa
Strategi pembuktian adanya TPKKN umumnya meliputi tiga 
langkah dasar, yaitu: 
1)Pemeriksa membangun kasus secara menyeluruh melalui 
wawancara terhadap saksi yang mendukung dan 
menganalisis dokumen yang tersedia. 
2)Pemeriksa menggunakan bukti tidak langsung untuk 
mengidentifikasikan kasus dan meyakinkan saksi intern 
yang dapat memberikan bukti langsung tentang pihak 
yang diduga terlibat, guna membangun kasus. 
3)Pemeriksa meminta keterangan kepada subyek guna 
mengungkap kasus, mengidentifikasikan pelaku 
kejahatan dan membuktikan adanya unsur kesengajaan 
(intent) si pelaku
Dalam upaya membuktikan TPKKN yang sudah 
dirumuskan dalam hipotesa awal, pemeriksa 
mengumpulkan bukti dengan cara: 
1. Meminta dokumen, 
2. meminta keterangan, 
3. melakukan pemeriksaan fisik dan pengamatan, 
4. memperoleh bukti elektronik/digital, 
5. Melakukan penyegelan dan 
6. memotret dan merekam
1. Untuk menyempurnakan hipotesa awal 
yang telah dirumuskan karena 
padadasarnya perumusan hipotesa 
merupakan kegiatan yang bersifat terus 
menerus dan seiring dengan pelaksanaan 
pemeriksaan. 
2. Untuk menilai kesesuaian bukti (relevansi) 
dengan hipotesa serta sebagai landasan 
perlu tidaknya mengembangkan bukti lebih 
lanjut. 
3. Untuk menyusun rangkaian kejadian dan 
modus operandi. 
TUJUAN
Pada saat pemaparan, tim pemeriksa mendapatkan 
arahan terkait dengan simpulan hasil pemeriksaan 
investigatif tersebut. Dari hasil pemaparan, 
Ketua/Angbintama/Tortama/Kalan dapat menyimpulkan 
sebagai berikut: 
1. Kasus yang dipaparkan memenuhi indikasi unsur– 
unsur TPKKN. Dalam hal ini, tim pemeriksa segera 
mempersiapkan pemaparan kepada instansi yang 
berwenang. 
2. Kasus yang dipaparkan memenuhi indikasi kerugian 
negara, tetapi tidak memenuhi indikasi unsur-unsur 
TPKKN. Dalam hal ini, kerugian negara diselesaikan 
melalui mekanisme tuntutan ganti rugi. 
3. Kasus yang dipaparkan tidak memenuhi indikasi 
unsur-unsur TPKKN
Simpulan hasil pemaparan kasus yang mungkin terjadi adalah 
sebagai berikut: 
1. BPK dan instansi yang berwenang sependapat bahwa dari 
pemaparan disimpulkan kasus telah memenuhi indikasi 
unsur Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana lainnya. 
2. BPK dan instansi yang berwenang sependapat bahwa dari 
pemaparan disimpulkan kasus belum memenuhi unsur Tindak 
Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana lainnya, karena masih 
memerlukan data tambahan. Maka penanggung jawab 
pemeriksaan dapat menempuh langkah sebagai berikut: 
a) Memerintahkan tim pemeriksaan melakukan 
pemeriksaan tambahan untuk memperoleh bukti yang 
diperlukan. 
b) Meminta bantuan aparat penyidik untuk melengkapi 
bukti yang diperlukan jika terdapat keterbatasan 
kewenangan BPK.
 Pada akhir pelaksanaan pemeriksaan investigatif 
harus dilakukan pembicaraan akhir pemeriksaan 
oleh penanggung jawab pemeriksaan atau 
pejabat yang ditunjuk dengan pejabat entitas 
yang diperiksa. 
 Namun demikian pembicaraan akhir tersebut 
harus diatur sedemikian rupa hingga tidak 
mengganggu, menghambat atau menyulitkan 
proses pembuatan laporan pemeriksaan yang 
sedang berjalan atau pun proses perkembangan 
dari kasus tersebut bilamana ditemukan bukti – 
bukti baru di kemudian hari dikarenakan 
kompleksitas dari kasus tersebut
memberikan informasi kepada pihak-pihak yang 
berkepentingan atau berwenang mengenai indikasi terjadinya 
penyimpangan agar mereka dapat mengambil tindak lanjut 
yang tepat terhadap hasil pemeriksaan investigatif.
Akurat 
Jelas 
Tidak 
Memihak 
Tepat 
Waktu 
Relevan
Bagian I : 
Simpulan 
Bagian II : 
Umum 
• Dasar Penugasan 
Pemeriksaan 
• Ruang Lingkup 
Pemeriksaan 
• Data 
Obyek/Kegiatan 
yang Diperiksa 
Bagian III : Uraian 
Hasil Pemeriksaan 
• Dasar Hukum 
Obyek/Kegiatan yang 
Diperiksa 
• Materi Temuan Lampiran
konsep laporan harus direviu secara 
berjenjang oleh pengendali teknis dan 
penanggung jawab pemeriksaan investigatif 
ditandatangani dan disampaikan kepada 
pihak yang berwenang 
hasil pemeriksaan investigatif disampaikan 
kepada Badan dengan nota dinas yang 
dilampiri dengan matrik unsur 
penyimpangan
LHP investigatif harus 
menjawab tujuan pemeriksaan 
investigatif. 
Jika satu bulan sejak 
dilakukannya pemaparan, 
instansi yang berwenang tidak 
memberikan pendapat, LHP 
tetap dibuat dan disampaikan 
dengan nota dinas pengantar 
dari Pemimpin Tim 
Penyerahan LHP tidak berarti 
pemeriksa investigatif selesai, 
karena ada kemungkinan 
pemeriksa BPK diminta oleh 
instansi yang berwenang untuk 
memberikan keterangan ahli.

More Related Content

What's hot

Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Asep suryadi
 
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi NegeriAudit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Sujatmiko Wibowo
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Nony Saraswati Gendis
 
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapModul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Fajar Putra Ragil
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
Rizkaawalia Mustakim
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisMalang
 
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTMetode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Kanaidi ken
 
Audit Program Cash Opname
Audit Program Cash OpnameAudit Program Cash Opname
Audit Program Cash Opname
nazilah_ laila
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Fox Broadcasting
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Hutria Angelina Mamentu
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Sujatmiko Wibowo
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
PPT-Akuntansi-Sektor-Publik.ppt
PPT-Akuntansi-Sektor-Publik.pptPPT-Akuntansi-Sektor-Publik.ppt
PPT-Akuntansi-Sektor-Publik.ppt
NurAchmadFadhil
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
Maria Haryanti
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaPeranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Dr. Zar Rdj
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Sujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi NegeriAudit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
Audit Kepatuhan pada Perguruan Tinggi Negeri
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapModul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetap
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTMetode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
 
Audit Program Cash Opname
Audit Program Cash OpnameAudit Program Cash Opname
Audit Program Cash Opname
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
PPT-Akuntansi-Sektor-Publik.ppt
PPT-Akuntansi-Sektor-Publik.pptPPT-Akuntansi-Sektor-Publik.ppt
PPT-Akuntansi-Sektor-Publik.ppt
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaPeranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 

Viewers also liked

Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Deady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Deady Rizky Yunanto
 
Positive Theory
Positive TheoryPositive Theory
Positive Theory
Deady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Deady Rizky Yunanto
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Vahid Asyrofian
 
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Deady Rizky Yunanto
 
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Deady Rizky Yunanto
 
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahAnalisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Deady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataMetodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Deady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Deady Rizky Yunanto
 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in Accounting
Deady Rizky Yunanto
 
Measurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesMeasurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and Liabilities
Deady Rizky Yunanto
 
Expense Theory
Expense TheoryExpense Theory
Expense Theory
Deady Rizky Yunanto
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Deady Rizky Yunanto
 
Kiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaranKiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaran
ajijogja
 
Indepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reportingIndepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reporting
ajijogja
 
PENGURUSAN PENGGUNA
PENGURUSAN PENGGUNAPENGURUSAN PENGGUNA
PENGURUSAN PENGGUNAGinny Choong
 
Indepth News Reporting
Indepth News Reporting   Indepth News Reporting
Indepth News Reporting boysinu
 
Akuntansi skpd rtm ib
Akuntansi skpd rtm ibAkuntansi skpd rtm ib
Akuntansi skpd rtm ibAmbara Sugama
 
TATA CARA DISKUSI
TATA CARA DISKUSITATA CARA DISKUSI
TATA CARA DISKUSI
giilma
 

Viewers also liked (20)

Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPPPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan LKPP
 
Positive Theory
Positive TheoryPositive Theory
Positive Theory
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan NegaraPemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
Pemeriksaan Keuangan Negara - Keuangan Negara
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
 
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
Analisis Pengaruh Equalization Grant dan Sumber Kemandiian Fiskal Terhadap Be...
 
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan E...
 
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi DaerahAnalisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
Analisis Pengaruh Belanja Daerah terhadap Inflasi Daerah
 
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan DataMetodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian - Instrumen Pengumpulan Data
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
 
Behavioral Research in Accounting
Behavioral Research in AccountingBehavioral Research in Accounting
Behavioral Research in Accounting
 
Measurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and LiabilitiesMeasurement of Asset and Liabilities
Measurement of Asset and Liabilities
 
Expense Theory
Expense TheoryExpense Theory
Expense Theory
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
 
Kiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaranKiat membaca anggaran
Kiat membaca anggaran
 
Indepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reportingIndepth dan investigative reporting
Indepth dan investigative reporting
 
PENGURUSAN PENGGUNA
PENGURUSAN PENGGUNAPENGURUSAN PENGGUNA
PENGURUSAN PENGGUNA
 
Indepth News Reporting
Indepth News Reporting   Indepth News Reporting
Indepth News Reporting
 
Akuntansi skpd rtm ib
Akuntansi skpd rtm ibAkuntansi skpd rtm ib
Akuntansi skpd rtm ib
 
TATA CARA DISKUSI
TATA CARA DISKUSITATA CARA DISKUSI
TATA CARA DISKUSI
 

Similar to Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif

perencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansi
perencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansiperencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansi
perencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansi
FATIMAHAZZAHRA218321
 
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan KelembagaanAtribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdfAUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
mtsn2paluta02
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah Assagaf
 
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxAudit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
NourahSuzumieZea1
 
Deteksi fraud dan audit investigatif
Deteksi fraud  dan audit investigatifDeteksi fraud  dan audit investigatif
Deteksi fraud dan audit investigatif
Ainul Yaqin
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
Adra10
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
YuliaFikriAisya
 
02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx
02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx
02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx
EngelAlexander2
 
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
WawanRhossan
 
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
Adra10
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
Adra10
 
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Imam Sarwo Edi
 
Penyidikan+pajak
Penyidikan+pajakPenyidikan+pajak
Penyidikan+pajakLivi Pungus
 
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxKel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
SaputraTambora
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensikIkha Virginia
 
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptxDasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
GhazalahWidyadhana1
 
Audit investigasi catatan catatan
Audit investigasi   catatan catatanAudit investigasi   catatan catatan
Audit investigasi catatan catatan
BPKP
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
SneekPeak
 

Similar to Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif (20)

perencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansi
perencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansiperencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansi
perencanaan-dan-teknik-audit.pptx akuntansi
 
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan KelembagaanAtribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
 
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdfAUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensik
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
 
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxAudit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
 
Deteksi fraud dan audit investigatif
Deteksi fraud  dan audit investigatifDeteksi fraud  dan audit investigatif
Deteksi fraud dan audit investigatif
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx
02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx
02.-Pra-Perencanaan-Audit-Investigatif.pptx
 
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
 
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
 
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1
 
Penyidikan+pajak
Penyidikan+pajakPenyidikan+pajak
Penyidikan+pajak
 
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxKel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensik
 
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptxDasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
 
Audit investigasi catatan catatan
Audit investigasi   catatan catatanAudit investigasi   catatan catatan
Audit investigasi catatan catatan
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 

More from Deady Rizky Yunanto

Conceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingConceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in Accounting
Deady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Deady Rizky Yunanto
 
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerMetodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Deady Rizky Yunanto
 
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Deady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context Settings
Deady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Deady Rizky Yunanto
 
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis RisikoManajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
Deady Rizky Yunanto
 
Manajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAIManajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAI
Deady Rizky Yunanto
 
Manajemen Resiko Pelindo II
Manajemen Resiko Pelindo IIManajemen Resiko Pelindo II
Manajemen Resiko Pelindo II
Deady Rizky Yunanto
 
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset LainnyaSeminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset LainnyaDeady Rizky Yunanto
 
Leadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizationsLeadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizations
Deady Rizky Yunanto
 
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen PerbendaharaanArea Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
Deady Rizky Yunanto
 
Penganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis KinerjaPenganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja
Deady Rizky Yunanto
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Deady Rizky Yunanto
 
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSASIssue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Deady Rizky Yunanto
 
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Deady Rizky Yunanto
 

More from Deady Rizky Yunanto (17)

Conceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in AccountingConceptual Framework in Accounting
Conceptual Framework in Accounting
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
 
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat KuisionerMetodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
Metodologi Penelitian - Cara Membuat Kuisioner
 
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 
Manajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context SettingsManajemen Risiko - Context Settings
Manajemen Risiko - Context Settings
 
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi RisikoManajemen Risiko - Identifikasi Risiko
Manajemen Risiko - Identifikasi Risiko
 
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis RisikoManajemen Risiko - Analisis Risiko
Manajemen Risiko - Analisis Risiko
 
Manajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAIManajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAI
 
Manajemen Resiko Pelindo II
Manajemen Resiko Pelindo IIManajemen Resiko Pelindo II
Manajemen Resiko Pelindo II
 
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset LainnyaSeminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
Seminar Akuntansi Pemerintahan : Aset Lainnya
 
Leadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizationsLeadership’s impact on the performance of organizations
Leadership’s impact on the performance of organizations
 
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen PerbendaharaanArea Kunci Ditjen Perbendaharaan
Area Kunci Ditjen Perbendaharaan
 
Penganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis KinerjaPenganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
 
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSASIssue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
Issue and Strategy about Implementation of Accrual Accounting According to IPSAS
 
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
Definition and Recognition of Revenue : Accrual Basis According to IPSAS and ...
 
COBIT 5
COBIT 5COBIT 5
COBIT 5
 

Recently uploaded

1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif

  • 1. KELOMPOK IV AHMAD KUNCORO PANDU YEKTI (03) IRFAN FAJRUR ROHMAN (11) NOOR AUFA SHIDDIQ (17) SAMBA DEWANGGA S. (25)
  • 2.
  • 3. • Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Investigatif • Konsep Pemeriksaan Investigatif • Jenis Penyimpangan • Aksioma dan Prinsip Pemeriksaan Investigatif • Peraturan Terkait Pemeriksaan Investigatif • Sasaran dan Ruang Lingkup Pemeriksaan Investigatif • Kewajiban Pemeriksa Investigatif • Kualitas Pemeriksa Investigatif • Perbedaan Audit Investigatif dan Audit Keuangan
  • 4. Kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. Tujuannya sesuai dengan Pasal 13 UU No. 15 Tahun 2004 adalah pemeriksaan yang dilaksanakan guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana.
  • 5. Tahapan pemeriksaan investigatif : • Menganalisis data yang tersedia • Mengembangkan hipotesis • Menguji dan memperbaiki hipotesis Penyebab terjadinya penyimpangan : •Motivasi (motivation) • Adanya kesempatan (opportunity) • Rasionalisasi (rationalisation) • Adanya kemampuan (capability)
  • 6. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Corruption (Korupsi) Asset misappropriation (Pengambilan aset secara ilegal) Fraudulent statements (Penyimpangan berkaitan dengan penyajian laporan keuangan)
  • 7. Aksioma : • Penyimpangan itu disembunyikan keberadaannya • Pemeriksa melakukan pembuktian dua sisi • Pemeriksa harus juga berupaya membuktikan penyimpangan tidak terjadi • Penetapan adanya penyimpangan adalah mutlak tanggung jawab pengadilan
  • 8. Prinsip • Pemeriksaan harus dilandasi praktik-praktik terbaik yang diakui • Pemeriksaan investigatif adalah upaya mencari kebenaran, dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang– undangan yang berlaku. • Kegiatan pemeriksaan termasuk pengumpulan bukti–bukti dengan prinsip kehatihatian sehingga bukti tersebut dapat diterima di pengadilan. • Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diberi indeks dan jejak pemeriksaan tersedia. • Pastikan bahwa pemeriksa investigatif mengerti hak-hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya guna menghindari kemungkinan penuntutan dari yang bersangkutan.
  • 9. Prinsip • Semakin dekat selang waktu antara terjadinya penyimpangan dengan saat meresponnya, maka kemungkinan peluang penyimpangan dapat terungkap semakin besar. • Pelaksanaan pemeriksaan harus dapat mengumpulkan fakta–fakta sehingga bukti yang diperoleh dapat memberikan kesimpulan sendiri, yaitu telah terjadi penyimpangan dan pihak yang diindikasikan terlibat teridentifikasi. • Informasi diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan dipengaruhi oleh kelemahan manusia. • Jawaban yang benar akan diperoleh jika pertanyaan yang diajukan cukup jumlahnya dan pertanyaan tersebut disampaikan kepada orang yang juga cukup jumlahnya. • Karena informasi sangat penting dalam pemeriksaan investigatif, maka segala kemungkinan upaya untuk memperoleh informasi harus dipertimbangkan.
  • 10. Pasal 13 UU No. 15 Tahun 2004 yang mengatur kewenangan BPK untuk melakukan pemeriksaan investigatif. Pasal 10, Pasal 24 ayat (1), (2), (4) UU No.15 Tahun 2004 jo. Pasal 9 ayat (1) huruf b, c, dan d UU No. 15 Tahun 2006 yang mengatur kewenangan meminta informasi atau dokumen. Pasal 10 huruf d, Pasal 11, Pasal 24 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 yang mengatur permintaan keterangan dan pemanggilan. Pasal 11 huruf c UU No. 15 Tahun 2006 yang mengatur pemberian keterangan ahli tentang kerugian negara dalam proses peradilan. Pasal 16 ayat (3) dan Pasal 17 ayat (5) UU No. 15 Tahun 2004 yang mengatur laporan hasil pemeriksaan. Pasal 25 ayat (1), (2), dan Pasal 26 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004 yang mengatur tentang sanksi pidana bagi pemeriksa yang melanggar UU No. 15 Tahun 2004 dan UU No. 15 Tahun 2006.
  • 11. Sasaran • Perbuatan melawan hukum yang berindikasi tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara/daerah, untuk selanjutnya dalam juknis ini akan disebut sebagai TPKKN. Ruang Lingkup • TPKKN pada seluruh entitas pemeriksaan BPK, meliputi pengungkapan fakta dan proses kejadian, sebab dan akibat, dan menentukan pihak–pihak yang diindikasikan terlibat dan atau bertanggung jawab atas TPKKN pada unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
  • 12. Mentaati kebijakan dan prosedur pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam juknis ini. Menyampaikan situasi atau permasalahan yang tidak biasa dalam pemeriksaan untuk mendapatkan arahan dari pejabat BPK terkait. Selalu menjaga kerahasiaan informasi dan data yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan.
  • 13. • Kreatif (Creative) • Rasa ingin tahu (Curious) • Tak menyerah (Persistance). • Akal sehat (Common Sense) • Pengetahuan Bisnis (Bussines Accument) • Percaya diri (Self Confidence) • Investigatif (Investigative) • Kompetensi gabungan (Mixed Competency) Robert J. Linquist (Fraud Auditing and Forensic Accounting: New Tools and Techniques) :
  • 14. URAIAN PEMERIKSAAN KEUANGAN PEMERIKSAAN INVESTIGATIF Waktu Pemeriksaan Berulang Tidak Berulang Lingkup Pemeriksaan Umum Khusus Tujuan Pemeriksaan Memberikan Oponi Pembuktian Fraud Hubungan dengan Hukum Tidak Ada Ada Metodologi Pemeriksaan Teknik Pemeriksaan Teknik Investigasi Presumsi Pemeriksaan Professional Sceptism Bukti dan Fakta
  • 15.
  • 16. Untuk menetapkan adanya alasan (predikasi) yang cukup kuat dan akurat sehingga pemeriksaan investigatif dapat dilaksanakan secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan
  • 17. Administrasikan Pahami Informasi Awal Keputusan Analisis Evaluasi
  • 18. • Adalah keterangan permulaan mengenai suatu penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan; kecurangan (fraud ), serta ketidakpatutan ( abuse ) yang telah/sedang/ dan akan terjadi. • Tidak semua informasi yang diterima sebagai dasar pelaksanaan pemeriksaan investigatif memiliki keandalan dan validitas yang sama. Oleh karena itu, untuk setiap informasi awal yang diterima perlu dilakukan penelaahan terlebih dahulu.
  • 19. Kewenangan BPK Substansi Informasi Nilai Kebenaran Materi Informasi Kelengkapan Informasi
  • 20. Kerahasiaan sumber-sumber informasi awal Akuntabilitas penanganan sumber informasi awal
  • 21. • Informasi awal mengenai TPKKN biasanya memuat hal–hal yang bersifat umum • Setiap informasi awal yang diterima BPK ditelaah dengan menggunakan pendekatan 5W (what, who, where, when dan why) dan 1H (how) untuk menetapkan cukup tidaknya alasan dilakukan pemeriksaan
  • 22. • What • Who • Where • When • Why • How 5W +1H • Setiap Orang • Secara Melawan Hukum • Perbuatan Memperkaya Diri • Merugikan Keuangan Negara TPKKN
  • 23. • Tujuan : meyakinkan apakah informasi awal yang diperoleh telah didukung dengan data pendukung misalnya kelengkapan administrasi akuntansi yang memadai. • Jika dari penanganan informasi awal unsur 5W + 1H belum diperoleh secara lengkap, maka TPKKN dapat diindikasikan dengan minimal terpenuhinya tiga unsur yaitu: What, When, dan Where. • Hasil penelaahan informasi awal dituangkan dalam bentuk “simpulan penelaahan informasi awal”
  • 24. • Jika dari hasil telaahan dianggap perlu untuk mendapatkan informasi tambahan langsung dari pihak ketiga atau unsur terkait, TPPI mengajukan usul kepada Ketua BPK untuk melakukan pengumpulan bahan dan keterangan • Pengumpulan data dimaksudkan untuk memastikan/ memperkuat/mendukung indikasi bahwa hal–hal yang diungkapkan dalam informasi benar–benar mempunyai dasar untuk ditindaklanjuti dengan pemeriksaan.
  • 25.  Berdasarkan simpulan penelaahan informasi awal, Ketua BPK dapat: 1. menugaskan tim khusus, atau 2. mendisposisikan kepada Tortama untuk melakukan pemeriksaan investigatif.  Selanjutnya, informasi dan berkas penelaahan diarsipkan.
  • 26.
  • 27. 1. Pengembangan Hipotesa 2. Penyusunan Program Pemeriksaan Investigatif 3. Penentuan Kebutuhan Sumberdaya 4. Penerbitan Surat Tugas
  • 28.  Hipotesa adalah kesimpulan sementara dari hasil telaahan atas informasi awal yang berindikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur TPKKN. Hipotesa merupakan pernyataan sementara yang bersifat prediksi dari hubungan 2 atau lebih variabel. DEFINISI
  • 29.  Hipotesa berisi kemungkinan: A) TPKKN yang terjadi; B) siapa yang bertanggung jawab; C) bagaimana TPKKN atau potensi TPKKN terjadi; D) dimana TPKKN terjadi; E) kurun waktu terjadinya; dan F) terpenuhinya unsur-unsur TPKKN
  • 30. SITUASI TUJUAN RENCANA LANGKAH ADMINISTRASI DAN LOGISTIK KOMUNIKASI
  • 31. Program Pemeriksaan Investigatif merupakan rencana yang terinci yang sekurang – kurangnya disusun berdasarkan struktur atau kerangka yang mencakup: 1) Dasar Hukum Pemeriksaan 2) Standar Pemeriksaan 3) Tujuan Pemeriksaan Investigatif 4) Entitas Yang diperiksa 5) Lingkup Yang Diperiksa 6) Hasil Telaahan Informasi Awal 7) Alasan Pemeriksaan 8) Metodologi Pemeriksaan 9) Langkah – Langkah Pemeriksaan Investigatif 10) Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan investigatif 11) Susunan Tim dan Biaya Pemeriksaan Investigatif 12) Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan Investigatif 13) Persetujuan Program Pemeriksaan Investigatif
  • 32.  Kebutuhan sumber daya pendukung yang harus ditentukan antara lain menyangkut personil tim pemeriksa, ahli, anggaran biaya pemeriksaan, dan perangkat pendukung lainnya misal alat perekam, kamera, handycam, telekomunikasi, komputer dan lain-lain.  Penentuan sumber daya pendukung pemeriksaan baik jumlah maupun kualifikasinya ditentukan oleh penanggung jawab pemeriksaan atau pejabat BPK yang ditunjuk, dengan memperhatikan tingkat kesulitan dan rumitnya masalah yang akan diperiksa
  • 33. Susunan Tim Pemeriksa Investigatif Meliputi: (1) Penanggung Jawab Pemeriksaan Investigative; (2) Wakil Penanggung Jawab Pemeriksaan Investigatif (Jika Diperlukan); (3) Pengendali Teknis Pemeriksaan Investigative; (4) Ketua Tim Pemeriksa Investigatif; Dan (5) Anggota Tim Pemeriksa Investigatif.
  • 34.
  • 35. (1) Pembicaraan Pendahuluan; (2) Pengumpulan Bukti Pemeriksaan Berdasarkan Hipotesa; (3) Analisis Dan Evaluasi Bukti Pemeriksaan; (4) Pemaparan Tim Pemeriksa Di Lingkungan BPK; (5) Pemaparan Tim Pemeriksa Kepada Instansi Yang Berwenang; Dan (6) Pembicaraan Akhir.
  • 36. Tim Pemeriksa Investigatif Menyelenggarakan Pertemuan Dengan Pimpinan Dan Para Pejabat Dari Entitas Yang Diperiksa Dengan Maksud: 1. Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan Yang Ditetapkan Dalam Surat Tugas. 2. Memperoleh Informasi Tambahan Dari Entitas Yang Diperiksa Dalam Rangka Melengkapi Informasi Yang Telah Diperoleh Sebelumnya. 3. Menciptakan Suasana Yang Dapat Menunjang Kelancaran Pelaksanaan Pemeriksaan, Terutama Untuk Memperoleh Dukungan Dari Entitas Yang Diperiksa
  • 37. Strategi pembuktian adanya TPKKN umumnya meliputi tiga langkah dasar, yaitu: 1)Pemeriksa membangun kasus secara menyeluruh melalui wawancara terhadap saksi yang mendukung dan menganalisis dokumen yang tersedia. 2)Pemeriksa menggunakan bukti tidak langsung untuk mengidentifikasikan kasus dan meyakinkan saksi intern yang dapat memberikan bukti langsung tentang pihak yang diduga terlibat, guna membangun kasus. 3)Pemeriksa meminta keterangan kepada subyek guna mengungkap kasus, mengidentifikasikan pelaku kejahatan dan membuktikan adanya unsur kesengajaan (intent) si pelaku
  • 38. Dalam upaya membuktikan TPKKN yang sudah dirumuskan dalam hipotesa awal, pemeriksa mengumpulkan bukti dengan cara: 1. Meminta dokumen, 2. meminta keterangan, 3. melakukan pemeriksaan fisik dan pengamatan, 4. memperoleh bukti elektronik/digital, 5. Melakukan penyegelan dan 6. memotret dan merekam
  • 39. 1. Untuk menyempurnakan hipotesa awal yang telah dirumuskan karena padadasarnya perumusan hipotesa merupakan kegiatan yang bersifat terus menerus dan seiring dengan pelaksanaan pemeriksaan. 2. Untuk menilai kesesuaian bukti (relevansi) dengan hipotesa serta sebagai landasan perlu tidaknya mengembangkan bukti lebih lanjut. 3. Untuk menyusun rangkaian kejadian dan modus operandi. TUJUAN
  • 40. Pada saat pemaparan, tim pemeriksa mendapatkan arahan terkait dengan simpulan hasil pemeriksaan investigatif tersebut. Dari hasil pemaparan, Ketua/Angbintama/Tortama/Kalan dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Kasus yang dipaparkan memenuhi indikasi unsur– unsur TPKKN. Dalam hal ini, tim pemeriksa segera mempersiapkan pemaparan kepada instansi yang berwenang. 2. Kasus yang dipaparkan memenuhi indikasi kerugian negara, tetapi tidak memenuhi indikasi unsur-unsur TPKKN. Dalam hal ini, kerugian negara diselesaikan melalui mekanisme tuntutan ganti rugi. 3. Kasus yang dipaparkan tidak memenuhi indikasi unsur-unsur TPKKN
  • 41. Simpulan hasil pemaparan kasus yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut: 1. BPK dan instansi yang berwenang sependapat bahwa dari pemaparan disimpulkan kasus telah memenuhi indikasi unsur Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana lainnya. 2. BPK dan instansi yang berwenang sependapat bahwa dari pemaparan disimpulkan kasus belum memenuhi unsur Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana lainnya, karena masih memerlukan data tambahan. Maka penanggung jawab pemeriksaan dapat menempuh langkah sebagai berikut: a) Memerintahkan tim pemeriksaan melakukan pemeriksaan tambahan untuk memperoleh bukti yang diperlukan. b) Meminta bantuan aparat penyidik untuk melengkapi bukti yang diperlukan jika terdapat keterbatasan kewenangan BPK.
  • 42.  Pada akhir pelaksanaan pemeriksaan investigatif harus dilakukan pembicaraan akhir pemeriksaan oleh penanggung jawab pemeriksaan atau pejabat yang ditunjuk dengan pejabat entitas yang diperiksa.  Namun demikian pembicaraan akhir tersebut harus diatur sedemikian rupa hingga tidak mengganggu, menghambat atau menyulitkan proses pembuatan laporan pemeriksaan yang sedang berjalan atau pun proses perkembangan dari kasus tersebut bilamana ditemukan bukti – bukti baru di kemudian hari dikarenakan kompleksitas dari kasus tersebut
  • 43.
  • 44. memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau berwenang mengenai indikasi terjadinya penyimpangan agar mereka dapat mengambil tindak lanjut yang tepat terhadap hasil pemeriksaan investigatif.
  • 45. Akurat Jelas Tidak Memihak Tepat Waktu Relevan
  • 46. Bagian I : Simpulan Bagian II : Umum • Dasar Penugasan Pemeriksaan • Ruang Lingkup Pemeriksaan • Data Obyek/Kegiatan yang Diperiksa Bagian III : Uraian Hasil Pemeriksaan • Dasar Hukum Obyek/Kegiatan yang Diperiksa • Materi Temuan Lampiran
  • 47. konsep laporan harus direviu secara berjenjang oleh pengendali teknis dan penanggung jawab pemeriksaan investigatif ditandatangani dan disampaikan kepada pihak yang berwenang hasil pemeriksaan investigatif disampaikan kepada Badan dengan nota dinas yang dilampiri dengan matrik unsur penyimpangan
  • 48. LHP investigatif harus menjawab tujuan pemeriksaan investigatif. Jika satu bulan sejak dilakukannya pemaparan, instansi yang berwenang tidak memberikan pendapat, LHP tetap dibuat dan disampaikan dengan nota dinas pengantar dari Pemimpin Tim Penyerahan LHP tidak berarti pemeriksa investigatif selesai, karena ada kemungkinan pemeriksa BPK diminta oleh instansi yang berwenang untuk memberikan keterangan ahli.