2. INVESTIGASI FRAUD
Dalam membuat perencanaan investigasi fraud, harus
dipertimbangkan metode untuk:
1.Pengumpulan data, seperti surveilance (pemantauan secara
cermat), interview, atau pernyataan tertulis.
2.Pendokumentasian bukti, pertimbangkan aturan legal tentang
dokumentasi bukti serta penggunaan bukti untuk keperluan bisnis.
3.Menentukan luas kecurangan.
4.Menentukan pola dan teknik kecurangan.
5.Evaluasi penyebab kecurangan.
6.Identifikasi pelaku kecurangan.
2
3. 3
METODE INVESTIGASI
THEFT ACT INVESTIGATE METHOD
• SURVEILANCE & COPERT OPERATION
• INVIGILATION (membandingkan beberapa periode untuk
melihat ketidak wajaran)
• PHISICAL EVIDENCE
• DOCUMENT EXAMINATON
• AUDIT
• COMPUTER SEARCHES
• PHYSICAL ASSET COUNT
• PUBLIC RECORD SEARCHES
• NET WORTH ANALYSIS
CONCEALMENT INVESTIGATE METHOD CONVERSION INVESTIGATE
METHOD
Tindakan
penyebabnya Pemanfaatannya
4. 4
DETECTING FRAUD dan INVESTIGATING
• DETECTING
Melakukan langkah-
langkah dengan tujuan
dapat menjawab
pertanyaan “apakah
fraud benar-benar
terjadi”
INVESTIGATING
Melakukan langkah –
langkah pendalaman
terhadap fraud yg
terjadi, dengan tujuan
dapat menjawab
pertanyaan apa, siapa,
dimana,bilamana dan
bagaiman fraud terjadi
5. 5
AUDIT INVESTIGASI
• INVESTIGATIVE AUDITING “INVOLVES REVIEWING FINANCIAL
DOCUMENTATION FOR A SPECIFIC PURPOSE, WHICH COULD
RELATE TO LIGITATION SUPPORT AND INSURANCE CLAIMS, AS
WELL AS CRIMINAL MATTER”
• Investigasi merupakan penerapan kecerdasan,
pertimbangan yg sehat dan pengalaman, selain juga
pemahaman thd ketentuan perundangan dan
prinsip-prinsip investigasi guna pemecahan
permasalahan yg dihadapi
6. 6
PENDEKATAN INVESTIGASI
• Pendekatan audit investigasi didasarkan pada
penilaian yg logis thdp individu dan segala
sesuatu/benda yg terkait dng tindak
kecurangan tersebut.
7. 7
ALUR PIKIR
AUDIT INVESTIGATIF
PENGERTIAN
KARAKTERISTIK
FRAUD
AKSIOMA
AUDIT INVESTIGATIF
PRINSIP DAN
PENDEKATAN
TAHAP-TAHAP AUDIT INVESTIGATIF
(PROSES AUDIT INVESTIGATIF)
SUMBER
INFORMASI
PRA
PERENCANAAN
TELAAH
KEPUTUSAN
PENANGANAN
PERENCANAAN
HIPOTESA
AUDIT
PROGRAM
RENCANA SUMBER DAYA
(SituationMissionExecution
AdministrationCommunication)
PENUGASAN
PENGUMPULAN
BUKTI
BUKTI
TEKNIK
PENGUMPULAN
BUKTI
EVALUASI
BUKTI
ANALISA
BUKTI
REVISI
HIPOTESA
UNSUR
DELIK
PELA
PORAN
TINDAK
LANJUT
PRINSIP
PELA
PORAN
FORMAT
SUBS
TANSI
KETER
AHLI
KERUGIAN
KEUANGAN
8. 8
PRINSIP-PRINSIP INVESTIGASI
•Investigasi adlh tindakan mencari kebenaran, dng memperhatikan keadilan,
dan berdasarkan ketentuan perundangan yg berlaku
•Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber2 bukti yg dpt
mendukung fakta yg dipermasalahkan.
•Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kecurangan dng wkt utk
merespon,maka kemungkinan dpt terungkap akan semakin besar.
•Investigator mengumpulkan fakta2 sedemikian rupa hingga bukti2 yg
diperolehnya dpt memberikan simpulan sendiri.
•Bukti fisik merupakan bukti nyata yg sampai kapanpun akan selalu
mengungkapkan hal yg sama.
•Penggunanaan tenaga ahli merupakan bantuan bagi pelaksanaan investigasi,
bukan merupakan pengganti dari investigasi.
9. 9
LANJUTAN (prinsip2 investigasi)
Informasi yg diperoleh dari hasil wawancara dng saksi akan sangat
dipengaruhi oleh kelemahan manusia. Investigator harus selalu berusaha
utk mengkonfirmasikan setiap pernyataan dan keterangan yg diberikan
saksi.
Jika investigator mengajukan pertanyaan yg cukup kpd sejumlah orang yg
cukup, dpt diharapkan memperoleh jawaban yg benar.
Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi. Investigator harus
mempertimbangkan segala kemungkinan utk dpt memperoleh informasi.
Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian yg penting
dalam investigasi.
11. PROSES INVESTIGASI
Perencanaan Pelaksanaan Laporan
Tindak
lanjut
pengumpulan informasi
tambahan, penyusunan
fakta & proses kejadian,
penetapan dan
penghitungan tentative
kerugian keuangan,
penetapan tentative
penyimpangan, dan
penyusunan hipotesa
awal
perencanaan
dilakukan: pengujian
hipotesa awal,
identifikasi bukti-bukti,
menentukan
tempat/sumber bukti,
analisa hubungan bukti
dengan pihak terkait,
dan penyusunan
program pemeriksaan
investigatif
pelaksanaan dilakukan: pengumpulan
bukti-bukti, pengujian fisik,
konfirmasi, observasi, analisa dan
pengujian dokumen, interview,
penyempurnaan hipotesa, dan review
kertas kerja
laporan hasil Pemeriksaan
Investigatif kurang lebih memuat:
unsur-unsur melawan hukum, fakta
dan proses kejadian, dampak
kerugian keuangan akibat
penyimpangan/tindakan melawan
hukum, sebab-sebab terjadinya
tindakan melawan hukum, pihak-
pihak yang terkait dalam
penyimpangan/tindakan melawan
hukum yang terjadi
tahapan tindak lanjut ini, proses
sudah diserahkan dari tim audit
kepada pimpinan organisasi dan
secara formal selanjutnya diserahkan
kepada penegak hukum.
Penyampaian laporan hasil Audit
Investigatif kepada pengguna laporan
diharapkan sudah memasuki pada
tahap penyidikan
14. PROSES INVESTIGASI
Tujuan
investigasi
• Memberhentikan managemen
• Memeriksa, mengumpulkan dan menilai cukup
dan relevannya bukti
• Melindungi reputasi dari karyawan yg tidak
bersalah
• Menemukan dan mengamankan bukti yang
relevan untuk investigasi
• Menemukan aset yang digelapkan dan upaya
pemulihan kerugian yg terjadi
• Memastikan bahwa semua paham ttg acuan
kerja investigasi
• Memastikan bahwa pelaku tidak bisa lolos dr
kejahatannya
• Menyapu bersih pihak2 yg melakukan kejahatan
• Perusahaan/institusi tidak lagi menjadi sasaran
penjarahan
• Memastikan pelakunya tidak melarikan diri
• Mengumpulkan bukti yg cukup untuk
dipengadilan
• Memperoleh gambaran yg jelas tentang
kecurangan yg terjadi.
• kemungkinan invesgigasi mengalami
pengembangan lanjutan
• Investigasi sesuai dengan aturan dan standar
• Mendalami tuduhan
• Memastikan bahwa hubungan kerja tetap baik
• Melindungi nama baik perusahaan/institusi
• Mengikuti/memenuhi kewajiban hukum
• Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan
bukti mengenai niatnya
• Mengumpulkan bukti untuk menindak pelaku
• Mengidentifikasi praktek managemen yang
tidak sehat
15. Penyusunan program pemeriksaan
• Unsur melawan/melanggar hukum
• Meperkaya sendiri/kelompok
• Merugikan perusahaan
• Menyalah gunakan wewenang
• Alat bukti yang cukup
• Modus operandi fraud
• Pihak yang terlibat
Untuk mengungkapkan
16. 16
PERENCANAAN AUDIT INVESTIGASI
Kecukupan informasi utk menjawab pertanyaan tentang
apa, siapa,dimana,bilamana, dan bagaimana, terkait
dengan adanya dugaan penyimpangan/kecurangan.
SMEAC sistem merupakan model perencanaan dng
pendekatan terstruktur dan dapat digunakan sebagai
kerangka kerja utk mengembangkan rencana lebih detil
sesuai keadaan.
SMEAC merupakan akronim dari Situation, Mission,
Execution, Admistration & Logistic, Communication.
17. 17
SITUATION
Memuat tentang apa yg telah terjadi dan
bagaimana keadaannya saat itu.
Dikaitkan dng Audit Investigasi, situasi disini
menggambarkan substansi
pengaduan/penyimpangan yg akan dibuktikan
melalui audit investigasi.
18. 18
MISSION
Suatu pernyataan yg secara ringkas
menggambarkan hasil yg diharapkan akan
dicapai dlm pelaksanaan investigasi (sebagai
upaya untuk membuktikan hipotesis).
19. 19
HIPOTESIS
Merupakan pernyataan sementara yg bersifat terkaan dari hubungan
antara dua atau lebih variabel.
Suatu taksiran yg dirumuskan serta diterima utk sementara yg dpt
menerangkan kondisi2 yg diduga mengandung penyimpangan dan
digunakan sbg petunjuk utk menentukan langkah2 audit investigasi
selanjutnya.
Disusun berdasarkan fakta2 dan data yg ada dlm surat pengaduan setelah
diolah dan dipadukan dng fakta2 dan data yg dikumpulkan pada saat
penelaahan dilakukan .
Dari hipotesis dpt diperoleh gambaran ttg apa yg terjadi, di mana, kapan,
oleh siapa dan mengapa suatu hal terjadi. Dari gambaran tsb, investigasi
dpt diarahkan sehingga batasan dan ruanglingkup audit dpt dipersempit
(efisien).
20. 20
LANJUTAN (hipotesis)
Hipotesis juga dpt digunakan sbg pedoman dlm menguji
apakah antara fakta2 yg tekumpul dlm kegiatan investigasi
memiliki hubungan antara satu dng lainnya atau hanya
merupakan fakta2 yg berdiri sendiri tanpa keterkaitan.
Dari hipotesis yg telah dikembangkan dlm tahap
perencanaan, dpt diidentifikasi dan di prediksikan hal2 yg
berkaitan dng pelanggaran yg dilakukan, ketentuan2 yg
dilanggar, siapa, kapan, bagaimana, dan dimana terjadinya
pelanggaran tsb.
Dari hipotesis tersebut selanjutnya disusun program audit
investigasi sebagai pedoman dlm pelaksanaan audit.
21. 21
EXECUTION
Memuat komponen2 perencanaan yg
menggambarkan secara rinci peran dan
tanggungjawab setiap individu,yaitu:
• Penyusunan Program Audit Investigasi.
• Penentuan komposisi Tim Audit Investigasi.
• Jangka Waktu dan Anggaran Biaya Audit
Investigasi.
22. 22
ADMINISTRATION AND LOGISTICS
Memuat beberapa hal antara lain uraian rinci
mengenai nama, jabatan, dan lokasi dari
semua individu yg terlibat dalam kegiatan
audit investigasi, termasuk uraian mengenai
pendelegasian, pemisahan tugas dan
wewenang
23. 23
COMMUNICATION
Diperlukan matrik komunikasi, yg
menguraikan secara rinci dari arus informasi
(siapa melapor kepada siapa), waktu
pelaporan serta kpd siapa laporan harus
diserahkan.
25. TEKNIK INVESTIGASI
• Tehnik audit
• Tehnik perpajakan
• Follow the money
• TPK
• Pengadaan
• Computer forensics
• Interview and
interogation
• Covert opertaion
• Whistleblower
Prosedur/
teknik
investigasi
26. 26
JENIS BUKTI AUDIT
• Pengujian Fisik (Physical Examination)
• Konfirmasi (Confirmation)
• Dokumentasi (Documentation)
• Observasi (Observation)
• Tanya Jawab dng Auditan (Inquires of the
Client)
• Pelaksanaan Ulang (Reperformance)
• Prosedur Aanalitis (Analytical Procedures)
27. 27
SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT KUHAP.
Sistem pembuktian berdasarkan Keyakinan
Hakim.
Sistem pembuktian berdasarkan Undang –
Undang Secara Positif
Sistem Pembuktian berdasarkan Undang
Undang Secara Negatif
31. 31
METODE PENGUMPULAN BUKTI
Membangun circumstantial case melalui interview
saksi yg kooperatif dan dokumen yg tersedia.
Menggunakan circumstantial evidence utk
mengidentifikasi dan beralih ke saksi internal yg dpt
memberi bukti langsung ttg pihak2 yg terlibat.
Seal and Case, identifikasi dan tanggapi bantahan
pihak terlibat dan buktikan adanya kesengajaan
pelaku kecurangan melalui pemeriksaan
(examination) subyek atau sasaran
33. 33
EVALUASI BUKTI
• Perlu dilakukan analisis utk menilai kesesuaian
bukti (relevansi) dgn hipoteis yg diperlukan
sbg landasan perlu tidaknya pengembangan
bukti lebih lanjut.
• Dalam malakukan evaluasi bukti perlu menilai
kualitas bukti dan kuantitas bukti yang
diperoleh.
35. 35
RELEVANSI
• Bukti dianggap cukup relevan jika bukti tersebut
merupakan salah satu bagian dr rangkaian bukti2 yg
menggambarkan suatu proses kejadian atau jika
bukti tsb secara tdk langsung menunjukkan
kenyataan dilakukan atau tdk dilakukannya suatu
perbuatan.
• Suatu bukti mungkin awalnya dianggap tdk relevan
namun berdasarkan pengembangan lebih lanjut
ditemui relevansi bukti tsb dlm kasus yg ditangani.
36. 36
MATERIALITAS
• Materialitas dlm audit invest. menekankan
pada hubungan bukti thd sangkaan yg
diindikasikan dan tdk melihat besaran dr nilai
yg terkandung dlm bukti tsb, karena tdk
seluruh bukti menunjukkan nilai suatu
transaksi.
37. 37
KOMPETENSI
Dalam audit investigasi, kompetensi suatu bukti tdk
hanya didasarkan pada proses pembuatannya, tetapi
juga proses perolehan bukti tsb oleh auditor. Bukti yg
diperoleh secara illegal, tdk diterima menurut
hukum. Disamping itu, kompetensi juga menyangkut
kewenanangan auditor utk memperoleh bukti. Bukti2
yg secara hukum bersifat rahasia, umumnya tidak
kompeten, kecuali didukung dng bukti lain yg secara
hukum dpt diterima.
38. 38
KUANTITAS BUKTI
• Dalam audit investigasi, kuantitas bukti yg
diperoleh dianggap cukup apabila bukti tsb
dapat menggambarkan apa, siapa, dimana,
bilamana, dan bagaimana suatu kejadian /
tindak pidana dilakukan.
39. 39
MATERI TEMUAN
• Jenis Penyimpangan
• Pengungkapan Fakta-fakta dan Proses
Kejadian (Modus Operandi)
• Penyebab dan Dampak Penyimpangan
• Pihak Yang Diduga Terlibat/Bertanggung
Jawab
• Bukti Yang Diperoleh
40. 40
PELAPORAN
Pengungkapan atas arti penting
Kegunaan informasi dan ketepatan waktu
Obyektifitas informasi yg disajikan
Tingkat keyakinan penyajian
Ringkas, sederhana namun jelas dan lengkap
41. 41
Contoh : PELAPORAN HASIL AUDIT
BAB I : Simpulan dan Rekomendasi
BAB II : Umum
1. Dasar Penugasan Audit
2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit
3. Data Obyek/Kegiatan Yang Diaudit
BAB III : Uraian Hasil Audit
1. Dasar Hukum Obyek dan atau Kegiatan Yang Diaudit
2. Materi Temuan
1). Jenis Penyimpangan
2). Pengungkapan Fakta-fakta dan Proses Kejadian
3). Penyebab dan Dampak Penyimpangan
4). Pihak Yang Diduga Terlibat/Bertanggungjawab
5). Bukti Yang Diperoleh
3. Kesepakatan dan Pelaksanaan Tindak Lanjut dengan
Obyek yang Diaudit (Auditan)
4. Kesepakatan dengan Pihak Instansi Penyidik
(untuk kasus yang berindikasi TPK dan Perdata)
42. PUTUSAN
SUMBER HUKUM
• Peraturan Perundangan
• Kebiasaan
• Doktrin
• Yurisprudensi
• Perjanjian
KEYAKINAN
HAKIM
KEBENARAN
MATERIIL
2 AB + 1 KH
BARANG
BUKTI
ALAT
BUKTI
SURAT DAKWAAN
PERISTIWA KONKRIT
DI PERSIDANGAN
FAKTA
HUKUM
• SUBYEK
• TEMPUS
• LOCUS
• MODUS
BUKTI
AUDIT
BUKTI
AKUNTANSI
Psl. 143 KUHAP
Formil & Materiil
43. Risiko Hukum
Pidana?
Audit Investigatif
Gelar Perkara
Indikasi
TPK Terbukti?
Gelar Kasus
Proses Audit/Reviu/ IHKP atau
TP/TGR/PERDATA
LID
LHAI DIK LHPKKN TUT
TIDAK
YA
TIDAK
MEKANISME PENANGANAN KASUS/PERKARA
YA
43
44. POLA PENANGANAN KASUS/PERKARA
Bantuan BPKP kepada Instansi Penyidik
Permintaan tertulis
Instansi Penyidik
ke BPKP
Gelar Kasus
DIK ?
Bantuan PKKN
Y
1
Bantuan
Audit Investigatif
T
Memenuhi
Syarat
Pemberitahuan
Tdk dpt
Dipenuhi
Y
T
44
45. POLA PENANGANAN KASUS/PERKARA
Bantuan BPKP kepada Instansi Penyidik
1
Proses
Audit Investigatif
QA Hasil AI
Rev Meeting
Ekpose Intern
QA Hasil AI
Gelar Kasus
Penyidik
Kecukupan
Alat Bukti
T
Memenuhi
Unsur TPK
Y
BA/Risalah
Kesepakatan
LHAI
LHAI
Y
T
PRO-JUSTICIA NON-JUSTICIA
45
46. MEKANISME BANTUAN PEMERIKSAAN
KOMPUTER FORENSIK
Reporting
Melaporkan hasil akuisisi dan analisis
Analisis Data
Mencari bukti dari file imaging yg terkait dengan kasus
Akuisisi Data
Imaging/cloning media target dengan alat/software khusus
Menerima Media Digital
Menerima/membantu penyidik menyita media target
Melakukan Ekspose/Identifikasi
Identifikasi media, bukti yg diperlukan, & keywords
Permintaan
Dari instansi penyidik