2. NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 4
1. SWEET ANGEL WEISMANN
2. INRA RAMA SAPUTRA
3. FADILLAH ATIKAH SARI
4. SYALWATIA
3. tokoh: APRA dipimpin oleh Westerling,
seorang kapten Belanda. Pada
tanggal 11 Desember 1946 pernah
mengadakan pembunuhan besar-
besaran di Sulawesi Selatan.
Kemudian 23 Januari 1950
melancarkan aksi pembunuhan di
Bandung. Tetapi, gerakan ini dapat
segera diatasi oleh Pemerintah RIS.
Westerling melarikan diri ke luar
negeri.
4. Latar Belakang
Pada 5 Desember malam, sekitar pukul 20.00 Westerling menelepon Letnan Jenderal Buurman
van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda, pengganti Letnan Jenderal Spoor.
Westerling menanyakan bagaimana pendapat van Vreeden, apabila setelah penyerahan
kedaulatan Westerling berencana melakukan kudeta terhadap Sukarno dan kliknya. Van
Vreeden memang telah mendengar berbagai kabar, antara lain ada sekelompok militer yang
akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan. Juga dia telah mendengar mengenai
kelompoknya Westerling.
Jenderal van Vreeden, sebagai yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran "penyerahan
kedaulatan" pada 27 Desember 1949, memperingatkan Westerling agar tidak melakukan
tindakantersebut,tapivanVreedentidaksegeramemerintahkanpenangkapanWesterling.
5. Tujuan Pembentukan APRA
Tujuan APRA sebenarnya untuk mempertahankan bentuk Federal
Indonesia, oleh sebab itu beberapa Pengusaha Perkebunan dan
tokoh tokohBelanda berdiri di belakang Westerling.
6. Surat ultimatum APRA
Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim
surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah suatu
ultimatum. Ia menuntut agar Pemerintah RIS menghargai
negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta
Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara
Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif
dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang
besar.
7. Kudeta APRA
Tidak senang dengan pertumbuhan pengaruh
pemerintahan Soekarno, Westerling bersekongkoldengan
Sultan Pontianak Sultan Hamid II yang berhaluan
federalis untuk meluncurkan kudeta pada bulan Januari
1950. Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA meluncurkan
kudeta menentang pemerintah Republik Indonesia.
Walaupun milisi ini berhasil untuk sementara menduduki
Bandung, mereka gagal untuk menduduki Jakarta dan
Blora.
8. Mereka telah merencanakan untuk menggulingkan Kabinet RIS dan
membunuh beberapa tokoh Republik terkemuka termasuk Menteri
Pertahanan Sultan Hamengkubuwana IX dan Sekretaris-Jenderal Ali
Budiardjo. Kegagalan kudeta ini menyebabkan adanya demoralisasi
anggota milisi terhadap Westerling dan terpaksa melarikan diri ke
Singapura. Tanpa pemimpin yang kuat, APRA akhirnya berhenti
berfungsi pada Februari 1950. Tindakan APRA tersebut pada
akhirnya menyebabkan penahanan Sultan Hamid II dan justru
mempercepat pembubaran Republik Indonesia Serikat pada tanggal
17 Agustus 1950,mengubahIndonesia menjadi negara kesatuan yang
didominasi olehpemerintahanpusatdiJakarta.
9. PENUMPASAN APRA
Pemerintah RIS menempuh dua cara untuk menumpas pemberontakan
APRA di Bandung. Yaitu dengan melakukan tekanan terhadap
pimpinan tentara Belanda dan melakukan operasi militer. Perdana
Menteri RIS Moh. Hatta mengutus pasukannya ke Bandung dan
mengadakan perundingan dengan Komisaris Tinggi Belanda di Jakarta.
Hasil dari perundingan tersebut, Westerling didesak untuk
meninggalkan kota Bandung. Gerakan APRA semakin terdesak dan
terus dikejar oleh pasukan APRIS bersama rakyat, dan akhirnya gerakan
APRAdapatditumpas.
10. Dampak pemberontakan APRA
Dampak darigerakanAPRA adalahparlemen Negara
Pasundanmendesak agarnegara tersebut dibubarkandan
terjadipada tanggal 27Januari1950.