SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
SEJARAH INDONESIA
Perkembangan Politik
Masa Demokrasi Liberal
Menurut UUDS 1959, pemerintah Republik Indonesia menganut sistem demokra
si liberal. Dalam demokrasi liberal berlaku sistem kabinet parlementer, artinya pemerintaha
n dipegang oleh perdana menteri dan menteri-menterinya bertanggung jawab pada parlem
en atau DPR.
Dengan berlakunya kabinet parlementer pemerintahan Republik Indonesia tidak
stabil. Hal ini disebabkan antara lain:
– partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing sehingga
cabinet jatuh bangun
– partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih
– partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya, sebab masa k
erja kabinet pendek.
Sistem politik dan kepartaian
Sejak pengakuan kedaulatan (terutama sejak bubarnya RIS), berkembang sistem
multipartai. Dalam kabinet parlementer, partai politik memerintah melalui perimbangan keku
asaan dalam parlemen. Berikut sisi positif dan negatif dari sistem multipartai.
a. Sisi positif dari sistem multipartai adalah sebagai berikut.
a. Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan pemerintahan.
b. Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar karena wewenang pemerintah dipega
ng oleh partai yang berkuasa.
c. Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia karena setiap warga berhak berpartisip
asi dalam politik, antara lain mengkritik pemerintah, menyampaikan pendapat, dan men
dirikan partai politik.
b. Sisi negatif dari sistem multipartai adalah sebagai berikut.
a. Ada kecenderungan terjadi persaingan yang tidak sehat di parlemen maupun kabinet.
b. Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompoknya sendiri, bukan kepe
ntingan rakyat banyak.
Selama berlakunya UUDS 1950, pemerintah Republik Indonesi
a diwarnai dengan pergantian tujuh kabinet secara berturut-turut, yaitu s
ebagai berikut.
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 2juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
7. Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
Kabinet Natsir merupakan kabinet koalisi yang dip
impin oleh Masyumi. Perdana menteri kabinet ini ada
l Moh. Natsir. Kabinet Natsir mendapat dukungan dar
i tokoh-tokoh terkenal yang memiliki keahlian dan re
putasi tinggi seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX
, Mr. Asaat, Mr. Moh. Roem, Ir. Juanda, dan Dr. Sumitr
o Joyohadikusumo.
Kabinet Natsir
(6 September 1950-21 Maret 1951)
Program kerja dari Kabinet Natsir antara lain sebagai beri
kut.
1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman.
2. Konsolidasi dan menyempurnakan pemerintahan.
3. Menyempurnakan organisasi angkatan perang.
4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
Diganti karenan gagal dal
am perjuangan Irba, mosi tid
ak percaya dari Hadikusumo
mengenai PP No. 39
Presiden Soekarno menunjuk dua orang formatur bar
u, yaitu Sidik Joyosukarto (PNI) dan DR. Sukiman (Mas
yumi) untuk membentuk kabinet baru. Setelah melalui
proses perundingan, maka pada tanggal 26 April 1951
diumumkan susunan kabinet baru di bawah pimpinan
Sukiman Wiryosanjoyo (Masyumi) dan Suwiryo (PNI).
Kabinet Sukiman
(27 April 1951 - 3 April 1952)
Berikut Program Kerja Kabinet Sukiman a
ntara lain sebagai berikut.
1) menjalankan tindakan-tindakan yang tegas
sebagai negara hukum untuk menjamin
keamanan dan ketentraman
2) mempercepat usaha penempatan bekas p
ejuang dalam lapangan pembangunan
3) menyelesaikan persiapan pemilihan
umum Konstituante.
4) menjalankan politik luar negeri bebas
aktif yang menuju perdamaian
5) memasukkan Irian Barat ke dalam
wilayah Republik Indonesia.
Kabinet Sukiman jatuh, karena ditandatanganin
ya kerja sama keamanan Indonesia - Amerika Ser
ikat berdasarkan Mutual Security Aids (MSA)
Kabinet Wilopo
(3 April 1952 – 30 Juli 1953)
Kabinet Wilopo merupakan koalisi dengan tulang punggung PNI, PSI,
dan Masyumi Natsir.
Program kabinet Wilopo:
1) Bidang pendidikan dan pengajaran adalah mempercepat usaha perbaikan untuk pemb
aharuan pendidikan dan pengajaran.
2) Bidang perburuhan adalah melengkapi undangundang perburuhan.
3) Bidang keamanan adalah menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
4) Bidang luar negeri adalah meneruskan perjuangan merebut Irian Barat.
Kabinet Wilopo jatuh karena Peristiwa Tanjung Morawa, Sumatra Utara yang ditunggangi
oleh PKI yang berhubungan dengan masalah pembagian tanah.
Kabinet Wilopo jatuh karena Peristiwa Tanjung Morawa, Sumat
ra Utara yang ditunggangi oleh PKI yang berhubungan denga
n masalah pembagian tanah.
Kabinet Ali I
(1 Agustus 1953 – 24 Juli 1955)
Kabinet Ali-Wongso-Arifin dibentuk pada tanggal 30 Juli 1953. Program kerja cabinet A
li-Wongso-Arifin adalah sebagai berikut.
1) Bidang dalam negeri, meliputi keamanan, pemilihan umum, kemakmuran dan keuanga
n, organisasi negara, serta perburuhan.
2) Bidang Irian Barat adalah mengusahakan kembalinya Irian Barat ke dalam kekuasaan wi
layah RI.
3) Bidang politik luar negeri, meliputi politik luar negeri bebas aktif, peninjauan kembali te
ntang hasil KMB.
Keberhasilan Kabinet Ali adalah pada masa pemerintahannya berhasil melaksanakan Ko
nferensi Asia Afrika di Bandung. Terjadinya peristiwa pergantian pimpinan Kepala Staf Ang
katan Darat yang dikenal dengan “Peristiwa 27 Juni 1955”, beberapa anggota parlemen m
engajukan mosi tidak percaya yang diterima oleh DPR.
Kabinet Burhanuddin Harahap
(12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956)
Kabinet Burhanuddin Harahap terbentuk pada tanggal 11 Agustus 1955. Program kerja Ka
binet Burhanuddin Harahap antara lain:
1) mengembalikan kewibawaan moral pemerintah
2) melaksanakan pemilihan umum
3) memberantas korupsi
4) meneruskan perjuangan merebut kembali irian Barat.
Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harapan adalah dapat menyelenggarakan pemilu p
ertama sejak Indonesia merdeka. Setelah hasil pemungutan suara dan pembagian kursi di
DPR diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurk
an diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno, untuk dibentuk kabinet baru b
erdasarkan hasil pemilu.
Kabinet Ali II
(24 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
Kabinet Ali II dibentuk berdasarkan Keputusan
Presiden No. 85 Tahun 1956. Program kerja Kabin
et Ali II, antara lain:
1) pembatalan hasil KMB
2) meneruskan perjuangan mewujudkan kekua
saan de facto Indonesia atas Irian Barat dan
membentuk Provinsi Irian Barat
3) bidang dalam negeri, meliputi : memulihka
n keamanan, memperbaiki perekonomian dan
keuangan, memperkuat pertahanan, memperb
aiki sistem perbuuruhan, memperluas dan me
ningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
4) bidang luar negeri, meliputi menjalankan p
olitik luar negeri bebas aktif dan meneruskan
kerja sama dengan negara-negara Asia Afrika.
Keberhasilan Kabinet Ali II adalah
membatalkan hasil KMB, membentuk P
rovinsi Irian Barat yang beribu kota di S
oasio, Maluku Utara, dan pengiriman m
isi Garuda I ke Mesir. Sebab-sebab keja
tuhan Kabinet Ali II.
1) Timbulnya pemberontakan di berba
gai daerah
2) Adanya Konsepsi Presiden 21 Febru
ari 1957
3) Adanya keretakan dalam tubuh kab
inet, hal ini dapat dibuktikan dengan
mundurnya satu per satu anggota kab
inet.
Kabinet Juanda
(9 April 1957 – 10 Juli 1959)
Kabinet Juanda atau Kabinet Karya dilantik pada tanggal 9 April 1957 dengan program
kerja:
1) membentuk Dewan Nasional
2) normalisasi keadaan Republik Indonesia
3) melanjutkan pembatalan KMB
4) memperjuangkan Irian Barat
5) mempercepat pembangunan.
Salah satu keberhasilan Kabinet Karya yaitu pada tanggal 18 November 1957 mengada
kan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta. Rapat ini diikuti dengan tindakan-tind
akan pemogokan kaum buruh di perusahaan Belanda dan pembentukan Front Nasional P
embebasan Irian Barat. Tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit, berarti
negara kita kembali ke UUD 1945 dan UUDS 1950 tidak berlaku. Kabinet Juanda secara ot
omatis harus diganti, sehari kemudian Ir. Juanda menyerahkan mandatnya kepada Preside
n Sukarno.
Sistem Kepartaian
Pada tanggal 3 November 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat sebagai wujud inspirasi pe
mbentukan partai yang baru. Berdasarkan maklumat pemerintah pada sistem kepartaian masa de
mokrasi liberal diatas, terdapat beberapa partai politik yang didirikan yaitu :
1. Pada tanggal 7 November 1945 mendirikan Mas
yumi atau Majelis Syuro Muslimin yang diketuai
oleh Dr. Sukirman Wiryosanjoyo.
2. Pada tanggal 29 Januari 1945 mendirikan PNI ata
u Partai Nasional Indonesia yang diketuai oleh Si
dik Joyosukarto.
3. Pada tanggal 20 November 1945 mendirikan PSI
atau Partai Sosialis Indonesia yang diketuai oleh
Amir Syarifuddin.
4. Pada tanggal 7 November 1945 mendirikan PKI a
tau Partai Komunis Indonesia yang diketuai oleh
Mr. Moh. Yusuf.
5. Pada tanggal 8 November 1945 mendirikan PBI a
tau Partai Buruh Indonesia yang diketuai oleh Ny
ono.
6. Pada tanggal 8 November 1945 mendirikan PRJ
atau Partai Rakyat Jelata yang diketuai oleh Sut
an Dewanis.
7. Pada tanggal 10 November 1945 mendirikan Pa
rkindo atau Partai Kristen Indonesia yang diketu
ai oleh Ds. Probowinoto.
8. Pada tanggal 20 November 1945 mendirikan P
RS atau Partai Rakyat Sosialis yang diketuai ole
h Sutan Syahrir.
9. Pada tanggal 17 Desember 1945 mendirikan Pe
rmai atau Partai Marhaen Indonesia yang diket
uai oleh JB Assa.
10. Pada tanggal 8 Desember 1945 mendirikan PK
RI atau Partai Katholik Republik Indonesia yang
diketuai oleh IJ Kassimo.
PEMILU 1955
Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama untuk memilih anggota parl
emen yang dilaksanakan pada 29 September 1955 dan tahap kedua untuk memilih anggota Dewa
n Konstituante (badan pembuat Undang-undang Dasar) dilaksanakan pada 15 Desember 1955. Pa
da pemilu pertama ini 39 juta rakyat Indonesia memberikan suaranya di kotak-kotak suara.
Pemilihan umum untuk anggota DPR dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955. Hasilnya d
iumumkan pada 1 Maret 1956.
Urutan perolehan suara terbanyak adalah PNI, Masyumi, Nahdatul Ulama dan PKI. Empat peroleha
n suara terbanyak memperoleh kursi sebagai berikut :
Pemilihan Umum 1955 menghasilkan susunan anggota DPR dengan jumlah anggota sebanyak
250 orang dan dilantik pada tanggal 24 Maret 1956 oleh Presiden Soekarno.
Pemilihan Umum anggota Dewan Konstituante dilaksanakan pada 15 Desember 1955. Dewan K
onstituante bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UU
D Sementara 1950. Hal ini sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam pasal 134 UUD Semen
tara 1950 yang berbunyi, “Konstituante (Sidang Pembuat Undang-undang Dasar) bersama-sama p
emerintah selekas-lekasnya menetapkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang akan me
nggantikan Undang-Undang Dasar Sementara ini”.
Berdasarkan hasil pemilihan tanggal 15 Desember 1955 dan diumumkan pada 16 Juli 1956, per
olehan suara partai-partai yang mengikuti pemilihan anggota Dewan Konstituante urutannya tida
k jauh berbeda dengan pemilihan anggota legislatif, empat besar partainya adalah PNI, Masyumi,
NU dan PKI.
Pemilihan Umum anggota Dewan Konstituante dilaksanakan pada 15 Desember 1955. Dewan K
onstituante bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UU
D Sementara 1950. Hal ini sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam pasal 134 UUD Semen
tara 1950 yang berbunyi, “Konstituante (Sidang Pembuat Undang-undang Dasar) bersama-sama p
emerintah selekas-lekasnya menetapkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang akan me
nggantikan Undang-Undang Dasar Sementara ini”.
Berdasarkan hasil pemilihan tanggal 15 Desember 1955 dan diumumkan pada 16 Juli 1956, per
olehan suara partai-partai yang mengikuti pemilihan anggota Dewan Konstituante urutannya tida
k jauh berbeda dengan pemilihan anggota legislatif, empat besar partainya adalah PNI, Masyumi,
NU dan PKI.
Kegagalan dalam Konstituante
Tujuan Pemilu tahun 1955 adalah membentuk DPR dan Konstituante. Salah satu tu
gas Konstituante adalah menyusun atau merumuskan Rancangan Undang-Undang Da
sar (Rancangan UUD) sebagai pengganti UUDS 1950. Sesuai dengan sifatnya yang se
mentara, maka UUDS 1950 harus diganti dengan UUD yang bersifat tetap.
Untuk itu, para anggota Konstituante mulai bersidang pada tanggal 10 Nopembe
r 1956. Sidang Konstituante yang dilaksanakan di Bandung dipimpin oleh Wilopo SH,
dan telah dibuka secara resmi dengan Pidato Presiden Soekarno. Namun dalam kenya
taannya, sampai tahun 1958 Konstituante belum berhasil merumuskan Rancangan UU
D sebagaimana yang diharapkan.
Kegagalan Konstituante untuk merumuskan Rancangan UUD bukan karena para a
nggota Konstituante tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, melain
kan karena sidang Konstituante cenderung dijadikan arena perdebatan antara para an
ggota Konstituante. Masing-masing anggota cenderung mengutamakan kepentingan
partainya dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Para anggota Konstituante terpecah menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompo
k Islam dan kelompok non Islam (nasionalis dan sosialis).

More Related Content

What's hot

Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi ParlementerSistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi ParlementerNesha Mutiara
 
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeriPerjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeriDewi Setiyani Putri
 
Masa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasionalMasa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasionalUmi Pujiati
 
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsaPerjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsaGungun Misbah Gunawan
 
Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi
Perkembangan IPTEK di Era GlobalisasiPerkembangan IPTEK di Era Globalisasi
Perkembangan IPTEK di Era GlobalisasiDewi Ghaliza
 
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZISSEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZISAwanda Gita
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaLydia Nurkumalawati
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaSEJARAH UNY
 
Ancaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFO
Ancaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFOAncaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFO
Ancaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFOGungun Misbah Gunawan
 
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965FXC 41
 
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusiaPPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusiaErika N. D
 
Kebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politikKebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politikEster Tjk
 
Presentasi pembebasan Irian Barat
Presentasi pembebasan Irian BaratPresentasi pembebasan Irian Barat
Presentasi pembebasan Irian BaratNaufal Mu'afa
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIDicko Agustian
 
Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar ttanitaaprilia
 
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruFitkhy Aulia
 

What's hot (20)

Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi ParlementerSistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
 
Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRAPemberontakan APRA
Pemberontakan APRA
 
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeriPerjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
 
Masa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasionalMasa pergerakan nasional
Masa pergerakan nasional
 
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsaPerjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Power Point Gerakan Non Blok
Power Point Gerakan Non Blok Power Point Gerakan Non Blok
Power Point Gerakan Non Blok
 
Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi
Perkembangan IPTEK di Era GlobalisasiPerkembangan IPTEK di Era Globalisasi
Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi
 
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZISSEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia
 
Ancaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFO
Ancaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFOAncaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFO
Ancaman disintegrasi sistem pemerintahan PRRI/PERMESTA dan BFO
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
 
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusiaPPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
 
Kebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politikKebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politik
 
Presentasi pembebasan Irian Barat
Presentasi pembebasan Irian BaratPresentasi pembebasan Irian Barat
Presentasi pembebasan Irian Barat
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKI
 
Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar
 
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
 

Similar to PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal

Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkriMater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkriYudha Kirito
 
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan rendrafauzi
 
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptxDEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptxShintaPutri46
 
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberalAkhmad Akbar
 
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxdemokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxFemiNofita
 
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxPowerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxNandaBas
 
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptxDEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptxMochamadCiptoSarjono
 
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanPeristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanZahra Rizky Fadilah
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Lela Warni
 
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxKehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxJack132330
 
MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docx
MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docxMODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docx
MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docxmohammadhabibi36
 
Sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptx
Sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptxSistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptx
Sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptxSitiNurhalimah95
 
Kehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptx
Kehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptxKehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptx
Kehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptxAnisMugni1
 
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdfDEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdfPutriUtamiWijayati
 

Similar to PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal (20)

Dem liberal min
Dem liberal minDem liberal min
Dem liberal min
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 
Bab 2 INDO.pptx
Bab 2 INDO.pptxBab 2 INDO.pptx
Bab 2 INDO.pptx
 
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkriMater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
 
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
 
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptxDEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
 
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
 
Demokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di IndonesiaDemokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di Indonesia
 
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptxdemokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
demokrasi_terpimpin_sejarah_XII.pptx
 
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxPowerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
 
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptxDEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
DEMOKRASI_LIBERAL_SEJARAH_SMA_KELAS_XII.pptx
 
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanPeristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
 
Demokrasi liberal sampai reformasi
Demokrasi liberal sampai reformasiDemokrasi liberal sampai reformasi
Demokrasi liberal sampai reformasi
 
Sistem Demokrasi Parlementer
Sistem Demokrasi ParlementerSistem Demokrasi Parlementer
Sistem Demokrasi Parlementer
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
 
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxKehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
 
MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docx
MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docxMODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docx
MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XII IPA.docx
 
Sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptx
Sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptxSistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptx
Sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia masa.pptx
 
Kehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptx
Kehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptxKehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptx
Kehidupan_Politik_dan_Ekonomi_Masyarakat.pptx
 
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdfDEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
 

More from Erika N. D

PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiErika N. D
 
PPT sosiologi klasifikasi kelompok sosial
PPT sosiologi   klasifikasi kelompok sosialPPT sosiologi   klasifikasi kelompok sosial
PPT sosiologi klasifikasi kelompok sosialErika N. D
 
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaPPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaErika N. D
 
PPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / Telephone
PPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / TelephonePPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / Telephone
PPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / TelephoneErika N. D
 
PPT penjaskes - softball
PPT penjaskes - softballPPT penjaskes - softball
PPT penjaskes - softballErika N. D
 
Sosiologi - tahap pembentukan kelompok sosial
Sosiologi  - tahap pembentukan kelompok sosialSosiologi  - tahap pembentukan kelompok sosial
Sosiologi - tahap pembentukan kelompok sosialErika N. D
 

More from Erika N. D (7)

SNMPTN
SNMPTNSNMPTN
SNMPTN
 
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
 
PPT sosiologi klasifikasi kelompok sosial
PPT sosiologi   klasifikasi kelompok sosialPPT sosiologi   klasifikasi kelompok sosial
PPT sosiologi klasifikasi kelompok sosial
 
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusiaPPT sejarah peminatan - revolusi rusia
PPT sejarah peminatan - revolusi rusia
 
PPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / Telephone
PPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / TelephonePPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / Telephone
PPT bahasa inggris / bdsi - cellphone / Telephone
 
PPT penjaskes - softball
PPT penjaskes - softballPPT penjaskes - softball
PPT penjaskes - softball
 
Sosiologi - tahap pembentukan kelompok sosial
Sosiologi  - tahap pembentukan kelompok sosialSosiologi  - tahap pembentukan kelompok sosial
Sosiologi - tahap pembentukan kelompok sosial
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal

  • 2. Menurut UUDS 1959, pemerintah Republik Indonesia menganut sistem demokra si liberal. Dalam demokrasi liberal berlaku sistem kabinet parlementer, artinya pemerintaha n dipegang oleh perdana menteri dan menteri-menterinya bertanggung jawab pada parlem en atau DPR. Dengan berlakunya kabinet parlementer pemerintahan Republik Indonesia tidak stabil. Hal ini disebabkan antara lain: – partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing sehingga cabinet jatuh bangun – partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih – partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya, sebab masa k erja kabinet pendek. Sistem politik dan kepartaian
  • 3. Sejak pengakuan kedaulatan (terutama sejak bubarnya RIS), berkembang sistem multipartai. Dalam kabinet parlementer, partai politik memerintah melalui perimbangan keku asaan dalam parlemen. Berikut sisi positif dan negatif dari sistem multipartai. a. Sisi positif dari sistem multipartai adalah sebagai berikut. a. Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan pemerintahan. b. Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar karena wewenang pemerintah dipega ng oleh partai yang berkuasa. c. Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia karena setiap warga berhak berpartisip asi dalam politik, antara lain mengkritik pemerintah, menyampaikan pendapat, dan men dirikan partai politik. b. Sisi negatif dari sistem multipartai adalah sebagai berikut. a. Ada kecenderungan terjadi persaingan yang tidak sehat di parlemen maupun kabinet. b. Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompoknya sendiri, bukan kepe ntingan rakyat banyak.
  • 4. Selama berlakunya UUDS 1950, pemerintah Republik Indonesi a diwarnai dengan pergantian tujuh kabinet secara berturut-turut, yaitu s ebagai berikut. 1. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951) 2. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952) 3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 2juni 1953) 4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955) 5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956) 6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 14 Maret 1957) 7. Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
  • 5. Kabinet Natsir merupakan kabinet koalisi yang dip impin oleh Masyumi. Perdana menteri kabinet ini ada l Moh. Natsir. Kabinet Natsir mendapat dukungan dar i tokoh-tokoh terkenal yang memiliki keahlian dan re putasi tinggi seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX , Mr. Asaat, Mr. Moh. Roem, Ir. Juanda, dan Dr. Sumitr o Joyohadikusumo. Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951) Program kerja dari Kabinet Natsir antara lain sebagai beri kut. 1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketenteraman. 2. Konsolidasi dan menyempurnakan pemerintahan. 3. Menyempurnakan organisasi angkatan perang. 4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan. 5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat. Diganti karenan gagal dal am perjuangan Irba, mosi tid ak percaya dari Hadikusumo mengenai PP No. 39
  • 6. Presiden Soekarno menunjuk dua orang formatur bar u, yaitu Sidik Joyosukarto (PNI) dan DR. Sukiman (Mas yumi) untuk membentuk kabinet baru. Setelah melalui proses perundingan, maka pada tanggal 26 April 1951 diumumkan susunan kabinet baru di bawah pimpinan Sukiman Wiryosanjoyo (Masyumi) dan Suwiryo (PNI). Kabinet Sukiman (27 April 1951 - 3 April 1952) Berikut Program Kerja Kabinet Sukiman a ntara lain sebagai berikut. 1) menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman 2) mempercepat usaha penempatan bekas p ejuang dalam lapangan pembangunan 3) menyelesaikan persiapan pemilihan umum Konstituante. 4) menjalankan politik luar negeri bebas aktif yang menuju perdamaian 5) memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia. Kabinet Sukiman jatuh, karena ditandatanganin ya kerja sama keamanan Indonesia - Amerika Ser ikat berdasarkan Mutual Security Aids (MSA)
  • 7. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953) Kabinet Wilopo merupakan koalisi dengan tulang punggung PNI, PSI, dan Masyumi Natsir. Program kabinet Wilopo: 1) Bidang pendidikan dan pengajaran adalah mempercepat usaha perbaikan untuk pemb aharuan pendidikan dan pengajaran. 2) Bidang perburuhan adalah melengkapi undangundang perburuhan. 3) Bidang keamanan adalah menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara. 4) Bidang luar negeri adalah meneruskan perjuangan merebut Irian Barat. Kabinet Wilopo jatuh karena Peristiwa Tanjung Morawa, Sumatra Utara yang ditunggangi oleh PKI yang berhubungan dengan masalah pembagian tanah. Kabinet Wilopo jatuh karena Peristiwa Tanjung Morawa, Sumat ra Utara yang ditunggangi oleh PKI yang berhubungan denga n masalah pembagian tanah.
  • 8. Kabinet Ali I (1 Agustus 1953 – 24 Juli 1955) Kabinet Ali-Wongso-Arifin dibentuk pada tanggal 30 Juli 1953. Program kerja cabinet A li-Wongso-Arifin adalah sebagai berikut. 1) Bidang dalam negeri, meliputi keamanan, pemilihan umum, kemakmuran dan keuanga n, organisasi negara, serta perburuhan. 2) Bidang Irian Barat adalah mengusahakan kembalinya Irian Barat ke dalam kekuasaan wi layah RI. 3) Bidang politik luar negeri, meliputi politik luar negeri bebas aktif, peninjauan kembali te ntang hasil KMB. Keberhasilan Kabinet Ali adalah pada masa pemerintahannya berhasil melaksanakan Ko nferensi Asia Afrika di Bandung. Terjadinya peristiwa pergantian pimpinan Kepala Staf Ang katan Darat yang dikenal dengan “Peristiwa 27 Juni 1955”, beberapa anggota parlemen m engajukan mosi tidak percaya yang diterima oleh DPR.
  • 9. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956) Kabinet Burhanuddin Harahap terbentuk pada tanggal 11 Agustus 1955. Program kerja Ka binet Burhanuddin Harahap antara lain: 1) mengembalikan kewibawaan moral pemerintah 2) melaksanakan pemilihan umum 3) memberantas korupsi 4) meneruskan perjuangan merebut kembali irian Barat. Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harapan adalah dapat menyelenggarakan pemilu p ertama sejak Indonesia merdeka. Setelah hasil pemungutan suara dan pembagian kursi di DPR diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurk an diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno, untuk dibentuk kabinet baru b erdasarkan hasil pemilu.
  • 10. Kabinet Ali II (24 Maret 1956 – 14 Maret 1957) Kabinet Ali II dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 85 Tahun 1956. Program kerja Kabin et Ali II, antara lain: 1) pembatalan hasil KMB 2) meneruskan perjuangan mewujudkan kekua saan de facto Indonesia atas Irian Barat dan membentuk Provinsi Irian Barat 3) bidang dalam negeri, meliputi : memulihka n keamanan, memperbaiki perekonomian dan keuangan, memperkuat pertahanan, memperb aiki sistem perbuuruhan, memperluas dan me ningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran 4) bidang luar negeri, meliputi menjalankan p olitik luar negeri bebas aktif dan meneruskan kerja sama dengan negara-negara Asia Afrika. Keberhasilan Kabinet Ali II adalah membatalkan hasil KMB, membentuk P rovinsi Irian Barat yang beribu kota di S oasio, Maluku Utara, dan pengiriman m isi Garuda I ke Mesir. Sebab-sebab keja tuhan Kabinet Ali II. 1) Timbulnya pemberontakan di berba gai daerah 2) Adanya Konsepsi Presiden 21 Febru ari 1957 3) Adanya keretakan dalam tubuh kab inet, hal ini dapat dibuktikan dengan mundurnya satu per satu anggota kab inet.
  • 11. Kabinet Juanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959) Kabinet Juanda atau Kabinet Karya dilantik pada tanggal 9 April 1957 dengan program kerja: 1) membentuk Dewan Nasional 2) normalisasi keadaan Republik Indonesia 3) melanjutkan pembatalan KMB 4) memperjuangkan Irian Barat 5) mempercepat pembangunan. Salah satu keberhasilan Kabinet Karya yaitu pada tanggal 18 November 1957 mengada kan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta. Rapat ini diikuti dengan tindakan-tind akan pemogokan kaum buruh di perusahaan Belanda dan pembentukan Front Nasional P embebasan Irian Barat. Tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit, berarti negara kita kembali ke UUD 1945 dan UUDS 1950 tidak berlaku. Kabinet Juanda secara ot omatis harus diganti, sehari kemudian Ir. Juanda menyerahkan mandatnya kepada Preside n Sukarno.
  • 12. Sistem Kepartaian Pada tanggal 3 November 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat sebagai wujud inspirasi pe mbentukan partai yang baru. Berdasarkan maklumat pemerintah pada sistem kepartaian masa de mokrasi liberal diatas, terdapat beberapa partai politik yang didirikan yaitu : 1. Pada tanggal 7 November 1945 mendirikan Mas yumi atau Majelis Syuro Muslimin yang diketuai oleh Dr. Sukirman Wiryosanjoyo. 2. Pada tanggal 29 Januari 1945 mendirikan PNI ata u Partai Nasional Indonesia yang diketuai oleh Si dik Joyosukarto. 3. Pada tanggal 20 November 1945 mendirikan PSI atau Partai Sosialis Indonesia yang diketuai oleh Amir Syarifuddin. 4. Pada tanggal 7 November 1945 mendirikan PKI a tau Partai Komunis Indonesia yang diketuai oleh Mr. Moh. Yusuf. 5. Pada tanggal 8 November 1945 mendirikan PBI a tau Partai Buruh Indonesia yang diketuai oleh Ny ono. 6. Pada tanggal 8 November 1945 mendirikan PRJ atau Partai Rakyat Jelata yang diketuai oleh Sut an Dewanis. 7. Pada tanggal 10 November 1945 mendirikan Pa rkindo atau Partai Kristen Indonesia yang diketu ai oleh Ds. Probowinoto. 8. Pada tanggal 20 November 1945 mendirikan P RS atau Partai Rakyat Sosialis yang diketuai ole h Sutan Syahrir. 9. Pada tanggal 17 Desember 1945 mendirikan Pe rmai atau Partai Marhaen Indonesia yang diket uai oleh JB Assa. 10. Pada tanggal 8 Desember 1945 mendirikan PK RI atau Partai Katholik Republik Indonesia yang diketuai oleh IJ Kassimo.
  • 13. PEMILU 1955 Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama untuk memilih anggota parl emen yang dilaksanakan pada 29 September 1955 dan tahap kedua untuk memilih anggota Dewa n Konstituante (badan pembuat Undang-undang Dasar) dilaksanakan pada 15 Desember 1955. Pa da pemilu pertama ini 39 juta rakyat Indonesia memberikan suaranya di kotak-kotak suara. Pemilihan umum untuk anggota DPR dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955. Hasilnya d iumumkan pada 1 Maret 1956. Urutan perolehan suara terbanyak adalah PNI, Masyumi, Nahdatul Ulama dan PKI. Empat peroleha n suara terbanyak memperoleh kursi sebagai berikut : Pemilihan Umum 1955 menghasilkan susunan anggota DPR dengan jumlah anggota sebanyak 250 orang dan dilantik pada tanggal 24 Maret 1956 oleh Presiden Soekarno.
  • 14. Pemilihan Umum anggota Dewan Konstituante dilaksanakan pada 15 Desember 1955. Dewan K onstituante bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UU D Sementara 1950. Hal ini sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam pasal 134 UUD Semen tara 1950 yang berbunyi, “Konstituante (Sidang Pembuat Undang-undang Dasar) bersama-sama p emerintah selekas-lekasnya menetapkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang akan me nggantikan Undang-Undang Dasar Sementara ini”. Berdasarkan hasil pemilihan tanggal 15 Desember 1955 dan diumumkan pada 16 Juli 1956, per olehan suara partai-partai yang mengikuti pemilihan anggota Dewan Konstituante urutannya tida k jauh berbeda dengan pemilihan anggota legislatif, empat besar partainya adalah PNI, Masyumi, NU dan PKI.
  • 15. Pemilihan Umum anggota Dewan Konstituante dilaksanakan pada 15 Desember 1955. Dewan K onstituante bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UU D Sementara 1950. Hal ini sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam pasal 134 UUD Semen tara 1950 yang berbunyi, “Konstituante (Sidang Pembuat Undang-undang Dasar) bersama-sama p emerintah selekas-lekasnya menetapkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang akan me nggantikan Undang-Undang Dasar Sementara ini”. Berdasarkan hasil pemilihan tanggal 15 Desember 1955 dan diumumkan pada 16 Juli 1956, per olehan suara partai-partai yang mengikuti pemilihan anggota Dewan Konstituante urutannya tida k jauh berbeda dengan pemilihan anggota legislatif, empat besar partainya adalah PNI, Masyumi, NU dan PKI.
  • 16. Kegagalan dalam Konstituante Tujuan Pemilu tahun 1955 adalah membentuk DPR dan Konstituante. Salah satu tu gas Konstituante adalah menyusun atau merumuskan Rancangan Undang-Undang Da sar (Rancangan UUD) sebagai pengganti UUDS 1950. Sesuai dengan sifatnya yang se mentara, maka UUDS 1950 harus diganti dengan UUD yang bersifat tetap. Untuk itu, para anggota Konstituante mulai bersidang pada tanggal 10 Nopembe r 1956. Sidang Konstituante yang dilaksanakan di Bandung dipimpin oleh Wilopo SH, dan telah dibuka secara resmi dengan Pidato Presiden Soekarno. Namun dalam kenya taannya, sampai tahun 1958 Konstituante belum berhasil merumuskan Rancangan UU D sebagaimana yang diharapkan. Kegagalan Konstituante untuk merumuskan Rancangan UUD bukan karena para a nggota Konstituante tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, melain kan karena sidang Konstituante cenderung dijadikan arena perdebatan antara para an ggota Konstituante. Masing-masing anggota cenderung mengutamakan kepentingan partainya dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. Para anggota Konstituante terpecah menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompo k Islam dan kelompok non Islam (nasionalis dan sosialis).