Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab Pasuruan
1. Oleh :
Nanang Bagus S (16)
M. Saiful Anwar(15)
Choirul Anam(04)
Kelas :
XII – IPS 4
SMA NEGERI 1 KEJAYAN
2. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan
tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada masa
Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh
mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling
setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale
Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal
15 Januari 1949. Nama milisi ini berasal dari bagian
dari kitab ramalan Jawa Kuna Ramalan Jayabaya
yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil"
yang merupakan keturunan Turki. Karena mempunyai
warisan darah campuran Turki, Westerling
memandang dirinya sebagai sang "Ratu Adil" yang
diramalkan akan membebaskan rakyat Indonesia dari
"tirani".
3. Tidak senang dengan pertumbuhan pengaruh pemerintahan
Soekarno, Westerling bersekongkol dengan Sultan Pontianak Sultan
Hamid II yang berhaluan federalis untuk meluncurkan kudeta pada
bulan Januari 1950.
Pada tanggal 23 Januari1950, APRA meluncurkan kudeta
menentang pemerintah Republik Indonesia, Walaupun milisi ini
berhasil untuk sementara menduduki Bandung, mereka gagal untuk
menduduki Jakarta dan Blora. Mereka telah merencanakan untuk
menggulingkan Kabinet RIS dan membunuh beberapa tokoh
Republik terkemuka termasuk Menteri Pertahanan Sultan
Hamengkubuwana IX dan Sekretaris-Jenderal Ali Budiardjo.
Kegagalan kudeta ini menyebabkan adanya demoralisasi anggota
milisi terhadap Westerling dan terpaksa melarikan diri ke Singapura.
Tanpa pemimpin yang kuat, APRA akhirnya berhenti berfungsi pada
Februari 1950. Tindakan APRA tersebut pada akhirnya
menyebabkan penahanan Sultan Hamid II dan justru mempercepat
pembubaran Republik Indonesia Serikat pada tanggal 17
Agustus1950, mengubah Indonesia menjadi negara kesatuan yang
didominasi oleh pemerintahan pusat di Jakarta.
4. Dalam pemberontakan ini, APRA berhasil menduduki markas
dari Kodam Divisi Siliwangi berhasil diduduki pada tanggal 23
Januari 1950 dan juga membunuh para tentara Indonesia
yang bermaksud untuk melawan. Salah satu tentara yang
terbunuh ialah Letnan Kolonel Lembong tewas pada peristiwa
ini. Bandung pun dapat dikuasai sementara oleh pasukan
APRA untuk beberapa jam. Dalam peristiwa ini juga
menyebabkan 79 orang APRIS tewas dan juga beberapa
masyarakat sekitar juga mnejadi korban kekejaman
pemberontakan ini. Dengan terjadinya peristiwa ini di
Bandung membuat pemerintah mengirimkan pasukan APRI ke
Bandung untuk menumpas gerakan pemberontakan APRA.
Pada akhirnya gerakan pemberontakan APRA berhasil
ditumpas oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia).
5. APRA merupakan pemberontakan yang paling awal terjadi setelah
Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda. Hasil Konferensi Meja
Bundar yang menghasilkan suatu bentuk negara Federal untuk
Indonesia dengan nama RIS (Republik Indonesia Serikat). Suatu
bentuk negara ini merupakan suatu proses untuk kembali ke NKRI,
karena memang hampir semua masyarakat dan perangkat-
perangkat pemerintahan di Indonesai tidak setuju dengan bentuk
negara federal. Tapi juga tidak sedikit yang tetap menginginkan
Indonesia dengan bentuk negara federal, hal ini menimbulkan
banyak pemberontakan-pemberontakan atau kekacauan-kekacauan
yang terjadi pada saat itu. Pemberontakan- pemberontakan ini
dilakukan oleh golongan- golongan tertentu yang mendapatkan
dukungan dari Belanda karena merasa takut jika Belanda
meninggalkan Indonesia maka hak-haknya atas Indonesia akan
hilang.
6. Raymond Pierre Paul Westerling lahir di Istanbul, 31 Agustus 1919
dan meninggal di Belanda, 26 November 1987 pada usia 68 tahun.
Westerling lahir sebagai anak kedua dari Paul Westerling dan
Sophia Moutzou. Dia komandan pasukan Belanda yang terkenal
karena memimpin Pembantaian Westerling pada tahun 1946 sampai
1947 di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA di Bandung,
Jawa Barat.
Westerling yang dijuluki si Turki karena lahir di Istanbul, mendapat
pelatihan khusus di Skotlandia. Dia masuk dinas militer pada 26
Agustus 1941 di Kanada. Pada 27 Desember 1941 dia tiba di Inggris
dan bertugas di Brigade Prinses Irene di Wolverhampton, dekat
Birmingham.
Westerling termasuk 48 orang Belanda sebagai angkatan pertama
yang memperoleh latihan khusus di Commando Basic Training
Centre di Achnacarry, di Pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan
tak berpenghuni. Melalui pelatihan yang sangat keras dan berat,
mereka dipersiapkan untuk menjadi komandan pasukan Belanda di
Indonesia. Seorang instruktur Inggris sendiri mengatakan pelatihan
ini sebagai neraka di dunia.