4. Definisi Konflik APRA
Pemberontakan APRA atau yang disebut juga
dengan Angkatan Perang Ratu Adil adalah
pemberontakan yang terkait dengan
kepentingan yang komandan pasukan Belanda
bernama Raymond Westerling. la menyatakan
bahwa bangsa terjadi pada Januari 1950.
Pemberontakan dilatarbelakangi oleh
Indonesia dianggap telah mengalami berbagai
penjajahan seperti dari Belanda dan Jepang,
sehingga dibutuhkan adanya kemakmuran
sama seperti yang diramalkan dalam Ramalan
Jayabaya.
[LAMBANG ANGKATAN PERANG RATU ADIL]
SUMBER: Kompas.com
5. Kronologi kejadian
[RAYMOND WESTERLING]
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) didirikan pada tanggal
15 Januari 1949 oleh Raymond Westerling. Westerling
memiliki keinginan mempertahankan bentuk negara
federal sesuai Perjanjian Renville dan menolak
pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada 5 Januari 1950, sebuah ultimatum pun dikirimkan
kepada pemerintah pusat dari Raymond Westerling. Isinya
adalah permintaan pengakuan Negara Pasundan beserta
angkatan perangnya. Jika tidak, maka APRA akan
menyerang. Ultimatum ini tentu diabaikan oleh
pemerintah pusat karena tidak sesuai dengan kesepakatan
pada saat KMB yang lalu.
6. Di saat yang bersamaan, Westerling juga berusaha untuk membunuh petinggi
pemerintah pusat di Bandung. Tapi hal itu gagal. Drs. Moh. Hatta—yang saat ini
masih menjadi Perdana Menteri—akhirnya pada tanggal 10 Januari 1950 memberi
perintah untuk menangkap Westerling. Sayangnya hal itu tidak berhasil.
[BENDERA ANGKATAN PERANG RATU ADIL]
SUMBER: Wikipedia.com
Selain Bandung, Jakarta juga menjadi wilayah
yang dijadikan target APRA karena pada
Januari 1950, Jakarta dijadikan tempat untuk
Sidang Kabinet RIS untuk membahas
kembalinya Indonesia ke bentuk negara.
Kesempatan besar APRA adalah Bandung
belum sepenuhnya dikuasai Divisi Siliwangi
serta militer Belanda yang kuat di Bandung.
7. Pada pagi hari tanggal 23 Januari 1950, pasukan
APRA bergerak dari Cimahi menuju pusat kota
Bandung, terutama di Markas Divisi Siliwangi.
Sepanjang jalan menuju markas Divisi
Siliwangi, APRA menembaki pasukan tentara
Divisi Siliwangi yang tak terlihat bersenjata.
Pertempuran tak seimbang karena APRA
memiliki jumlah 800 pasukan dan Divisi
Siliwangi hanya 100 pasukan tersisa. Korban
dari konflik ini adalah Letkol Adolf Lembong
yang meninggal hingga APRA akhirnya
menguasai markas Divisi Siliwangi.
[MARKAS DIVISI SILIWANGI]
SUMBER: detik.com
11. Raymond Westerling, seorang
mantan kapten tentara Hindia
Belanda dari kesatuan Koninklijk
Nederlandsch-Indische Leger (KNIL).
DIKETUAI
[RAYMOND WESTERLING]
12. MASA BERAKHIRNYA
Pada tanggal 5 April 1950 pasukan khusus
Indonesia berhasil menangkap Sultan
Hamid II-salah satu petinggi Indonesia
yang terlibat dengan pemberontakan
APRA. la kemudian diadili dan
dijebloskan ke penjara.
Sayangnya, Westerling berhasil kabur dan
bersembunyi di Singapura. Secara otomatis,
hilangnya sosok Westerling menjadi akhir
dari APRA.
[SULTAN HAMID II]
SUMBER: Blogspot.com
13. CARA PENYELESAIAN
Melancarkan opeasi militer tanggal
24 Januari 1950, dengan
mengirimkan bala bantuan pasukan
APRIS (Angkatan Perang Ris) yang
ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur
ke Bandung.
16. Definisi Konflik Andi Aziz
Konflik ini terjadi pada tahun 1950. Pemberontakan ini terjadi
karena adanya keingianan dari Andi Azis untuk menolak
unsur-unsur TNI agar masuk ke Sulawesi Selatan dan ingin
mempertahankan NIT atau Negara Indonesia Timur. Pada 5
April 1950, perdana menteri P.D Diapari tidak menyetujui
tindakan Andi Azis, hingga akhirnya pemerintah di bawah
pimpinan Ir. M Putuhena mendapat mandat dari presiden RIS
untuk membubarkan NIT.
17. Peristiwa Andi Azis berawal dari tuntutan Kapten Andi
Aziz dan pasukannya yang berasal dar KNIL (pasukan
Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar
hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di Negara
Indonesia Timur (NIT). Ketika akhirnya tentara Indonesia
benar-benar didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan
tujuan memelihara keamanan, hal ini menyulut
ketidakpuasan di kalangan pasukan Andi Aziz. Ada
kekhawatine dari kalangan tentara KNIL bahwa mereka
akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pimpinan
APRIS.
Kronologi kejadian
[ANDI AZIZ]
18. Pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian bereaksi dengan menduduki
beberapa tempat penting, bahkan menawan Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia
Timur, Pemerintahpun bertindak tegas dengan mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah
pimpinan Kolonel Alex Kawilarang.
April 1950, pemerintah memerintahkan Andi Aziz agar melapor ke
Jakarta akibat peristiwa tersebut, dan menarik pasukannya dari
tempat-tempat yang telah diduduki, menyerahkan senjata serta
membebaskan tawanan yang telah mereka tangkap. Tenggat waktu
melapor adalah 4 x 24 jam. Namun Andi Aziz ternyata terlambat
melapor, sementara pasukannya telah berontak. Andi Aziz pun
segera ditangkap di Jakarta setibanya ia ke sana dari Makasar. la
juga kemudian mengakui bahwa aksi yang dilakukannya berawal
dari rasa tidak puas terhadap APRIS. Pasukannya yang
memberontak akhirnya berhasil ditumpas oleh tentara Indonesia
di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.
[KOLONEL ALEX KAWILARANG]
21. DIKETUAI
[ANDI AZIZ]
Pemberontakan ini dipimpin oleh
Kapten Andi Azis sendiri, la
merupakan mantan perwira KNIL
dan baru diterima masuk ke dalam
APRIS. Andi Azis bersama
gerombolannya ingin
mempertahankan Negara Indonesia
Timur.
22. MASA BERAKHIRNYA
Mulai tanggal 14 Agustus sampai dengan tanggal
22 Agustus 1950 dilaksanakan pengangkutan
anggota-anggota KNIL/ KL itu, keluar dari
Makassar tanpa senjata dan perlengkapan
perang lainnya. Dengan keluarnya anggota-
anggota KNIL dan KL tadi pemberontakan Andi
Azis pun selesai.
23. CARA PENYELESAIAN
Pada saat bersamaan pemerintah Indonesia
mengirim pasukan untuk melakukan
operasi militer di Sulawesi Selatan yang
dipimpin oleh Kolonel Alexander Evert
Kawilarang. Dengan demikian upaya
pemerintah menumpas pemberontakan
Andi Azis adalah dengan pengiriman
pasukan militer dibawah komando Kolonel
A.E. Kawilarang.
24. SUMBER: Ottori.long.com
Kapten Andi Azis sedang memeriksa pasukannya sewaktu
mengganti tanda pengenal dan pangkat KNIL menjadi tanda
pengenal dan pangkat APRIS.
25. SUMBER: Ottori.long.com
Kapten Andi Aziz (bertopi baja) bersama Presiden Sukowati dari
Negara Indonesia Timur (NIT) kedua dari kiri bersama pejabat-
pejabat militer tinggi tentara Belanda KNIL sedang melihat kompi
Andi Aziz mempersiapkan diri untuk penceburan masuk APRIS dari
KNIL.
30. Definisi Konflik Republik
Maluku Selatan (RMS)
Konfik ini dilatarbelakangi oleh
pendiri RMS, Mr. Dr. Christian
Robert Steven Soumokil yang
merasa tidak puas dengan hasil
proses kembalinya negara
kesatuan setelah KMB atau
Konferensi Meja Bunda.
[LAMBANG REPUBLIK MALUKU SELATAN]
SUMBER: Blogspot.com
31. Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sebuah republik di
Kepulauan Maluku yang diproklamasikan tanggal 25 April
1950. Sebelum RMS diproklamasikan, Gubernur Sembilan
Serangkai yang beranggotakan pasukan KNIL dan partai
Timur Besar terlebih dahulu melakukan propaganda
terhadap NKRI untuk memisahkan wilayah Maluku. Di sisi
lain, menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil
mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada di
daerah Maluku Tengah. Sementara itu, sekelompok orang
yang menyatakan dukungannya terhadap NKRI diancam
dan dimasukkan ke penjara karena dukungannya terhadap
NKRI dipandang buruk oleh Soumokil.
Kronologi kejadian
[Dr. Christian Robert Steven Soumokil]
32. Pemerintah mengutus Dr. J. Leimena untuk
menyampaikan permintaan berdamai
kepada RMS agar tetap bergabung dengan
NKRI. Tetapi, langkah pemerintah tersebut
ditolak oleh Soumokil. Penolakan ini
membuat pemerintah Indonesia
memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi
militer. Kolonel A.E. Kawilarang dipilih
sebagai pemimpin dalam melaksanakan
ekspedisi militer tersebut.
[DR. J.
LEIMENA]
33. Akhirnya kota Ambon dapat dikuasai pada awal
November 1950. Akan tetapi, ketika melakukan
perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel
Slamet Riyadi gugur. Namun, perjuangan gerilya
kecil-kecilan masih berlanjut di Pulau Seram
sampai 1962. Setelah itu, pada tanggal 12 Desember
1963, Soumokil akhirnya dapat ditangkap dan
kemudian dihadapkan pada Mahkamah Militer
Luar Biasa di Jakarta. Berdasarkan keputusan
Mahkamah Militer Luar Biasa, Soumokil dijatuhi
hukuman mati. Pada akhirnya pemberontakan
RMS berhasil dihentikan oleh pemerintah
Indonesia.
[LETNAN KOLONEL SLAMET RIYADI]
35. TUJUAN
PEMBERONTAKAN
Gerakan pemberontakan ini bertujuan
memisahkan wilayah Maluku dari NIT dan
RIS. Tujuan lainnya, yaitu Soumokil ingin
mendirikan negara mandiri yang diberi nama
Republik Maluku Selatan.
37. Pada 25 April 1950, para anggota RMS
memproklamasikan berdirinya Republik Maluku
Selatan dengan J.H Manuhutu sebagai Presiden, Albert
Wairisal sebagai Perdana Menteri dan para menteri
yang terdiri atas Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j. Gasperz, J.
Toule, S.J.H Norimarna, J.B Pattiradjawane, P.W Lokollo,
H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th. Pattiradjawane, Ir.J.A.
Manusama, dan Z. Pesuwarissa.
Pada 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai
Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri dan
berkedudukan di Den Haag, Belanda.
TOKOH DALAM
PEMBERONTAKAN
39. MASA BERAKHIRNYA
Pemberontakan RMS akhirnya
berakhir pada tahun 1963, ketika
TNI berhasil menguasai seluruh
wilayah Maluku dan menangkap
Soumokil. Soumokil kemudian
diadili oleh pengadilan militer dan
dihukum mati
[PRAJURIT KNIL MALUKU SELATAN]
40. CARA PENYELESAIAN
Peristiwa RMS akan diselesaikan dengan
beberapa cara. Pertama pemerintah
Indonesia menyelesaikan dengan cara
damai, yaitu mengirim delegasi ke Maluku
Selatan untuk melakukan perundingan.
Langkah kedua memblokade daerah
Maluku Selatan dan yang ketiga melakukan
operasi militer ke daerah Maluku Selatan.