3. • Sarana komunikasi untuk menyampaikan ide
dan perasaan secara lisan atau tulisan
• Sistem lambang bunyi ujaran dan lambang
tulisan
• Bahasa yang baik dikembangkan berdasarkan
kaidah-kaidahnya yang tertata dalam suatu
sistem.
4. KAIDAH BAHASA DALAM SISTEM
• Sistem lambang yang bermakna dapat dipahami dengan baik oleh
masyarakatnya.
• Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu
bersifat konvensional.
• Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan
pemakainya (arbitrer)
• Sistemlambang yang terbatas itu (A—Z: 26 huruf) mampu menghasilkan
kata, bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yan tidak terbatas
dan sangat produktif.
• Sistem lambang itu (fonemis) tidak sama dengan sistem lambang bahasa
lain seperti sistem lambang bahasa Jepang ( Lambang hirakana )
• Sistem lambang bahasa itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat
universal sehingga dapat sama dengan sistem lambang bahasa
lain. Unsur dalam sistem lambang tersebut menunjukkan bahwa
bahasa itu bersifat unik, khas, dan dapat dipahami masyarakat.
5. Mengapa bangsa Indonesia memilih
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
• Sudah menjadi lingua franca di Nusantara
• Sederhana, tidak mengenal tingkatan
• Suku Jawa, Sunda, dan Bali (pemakai bhs daerah
terbesar) sukarela menerima bhs. Melayu sebagai
bahasa Indonesia
• Mudah digunakan sebagai bahasa kebudayaan
6. 1901 : peresmian ejaan Ch. A. van Ophuijsen sebagai ejaan bahasa Melayu
1908 : pendirian Commissie voor de Volkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat )
1908 : Commissie voor de Volkslectuur diubah menjadi Balai Pustaka
1928 : Sumpah Pemuda mengakui bhs Melayu sebagai bahasa Indonesia
1933 : Berdirinya Pujangga Baru dipimpin STA
1938 : Kongres BI I di Solo, perlunya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
1945 : Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara UUD 45 pasal 36
1947 : Ejaan Republik (Soewandi ) menggantikan ejaan van Ophuijsen
1954 : Kongres BI II di Medan, upaya penyempurnaan bahasa Indonesia
1972 : Diresmikannya penggunaan EYD dengan Kepres No. 57 Tahun 1972
1972 : Penetapan EYD dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah oleh Mendikbud
1978 : Kongres BI III di Jakarta, menetapkan kedudukan dan fungsi BI
1983 : Kongres BI IV di Jakarta, kewajiban menggunakan BI dengan baik dan benar
1988 : Kongres BI V di Jakarta, diterbitkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan
Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia
1993 : Kongres BI VI di Jakarta, Pusat Bahasa diusulkan menjadi Lembaga Bahasa
1998 : Kongres BI VII, dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa
8. • Lebih mengenal kemampuan diri sendiri.
• Lebih memahami orang lain;
• Mengamati dunia, bidang ilmu di sekitar dengan cermat.
• Mengembangkan proses berpikir yang jelas, runtut, teratur,terarah,
dan logis
• Mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan
menarik
• Mengembangkan kemungkinan kecerdasan ganda
• Membentuk karakter diri
• Membangun dan mengembangkan profesi diri
• Menciptakan berbagai kreativitas baru
Fungsi bahasa menurut Gorys Keraf
9. Mengapa harus menggunakan
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928
“Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945
“Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.”
10. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, berfungsi sebagai :
• Lambang kebanggaan
• Identitas nasional
• Alat perhubungan antar bangsa
• Alat pemersatu.
11. Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945
“Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.”
Sebagai bahasa negara bahasa Indonesia , berfungsi:
• Bahasa resmi kenegaraan
• Pengantar dalam dunia pendidikan
• Alat perhubungan resmi negara,
• Alat pengembangan IPTEK