1. Pelayanan Medik dan Asuhan Keperawatan
pada Gangguan Kesehatan Jamaah Haji di Kloter
Pelatihan TKH Kloter
2. Hipertensi
Hipertensi ditegakkan bila TDS ≥ 140 mmHg dan/atau TDD ≥ 90 mmHg pada pengukuran
di klinik atau fasilitas kesehatan.
Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <130 <85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
3. Tatalaksana Hipertensi
1. Intervensi Pola Hidup
a. Pembatasan konsumsi garam (< 2 gram/hari)
b. Perubahan Pola makan : Konsumsi makanan
seimbang
c. Pengendalian berat badan
d. Olahraga teratur
e. Berhenti merokok
Target Pengobatan Hipertensi
a. < 65 tahun : Target TD < 130/80 mmHg
b. > 65 tahun : Target TD < 140/90 mmHg jika dapat
ditoleransi, pertimbangkan target TD secara
individual
2. Farmakologi
4. Krisis Hipertensi (Hipertensi Emergensi)
Hipertensi dengan TDS ≥ 180 mmHg atau TDD ≥ 110mmHg dengan
didapatkan Kerusakan target organ 🡪 Mengancam Nyawa
Hipertensi Maligna dengan kerusakan organ spesifik (penurunan kesadaran/stroke,
gagal jantung akut, gagal ginjal akut)
Hipertensi berat dengan keadaan lain yang membutuhkan penurunan tekanan
darah segera ( Disesksi aorta, Infark miokard akut, Gagal jantung akut)
Hipertensi Berat mendadak akibat feokromositoma
Ibu Hamil dengan Hipertensi berat atau preeklampsia
Krisis
Hipertensi
5. Tatalaksana Krisis Hipertensi
Konfirmasi organ terdampak 🡪
Penatalaksanaan spesifik
Tentukan kecepatan dan penurunan
tekanan darah yang aman
Obat Hipertensi Yang Tepat
Obat Onset Lama
Kerja
Dosis KI ES
Nicardipin 5-15
menit
30-40
menit
5-15mg/jam
kontinyu, mulai
naikan tiap 16-
30menit dengan
2,5mg sampai target
TD
Gagal Hati Pusing,
takikardi
Nitrogliserin 1-5
menit
3-5 menit 5-200 mg/menit.
Muklai 5 mg/menit
naikan tiap 5 menit
Sakit
kepala
Klonidin 5
menit
4-6 jam 150-300 microgram
dalam 5-10 menit
Sedatif,
Hipertesi
Reboun
Diltiazem 5
Menit
30 menit 0,25mg/kg IV dosis
awal dalam 2 menit,
selanjutnya drip
5mg?jam (2=5-
15mg/jam)
Bradikardia Bradikardia
6. Geriatri
✔ GEJALA TIDAK KHAS
✔ PENURUNAN CADANGAN
FAALI TUBUH
✔ POLIFARMASI
✔ KESULITAN KOMUNIKASI
✔ MULTIPATOLOGI
✔ GANGGUAN NUTRISI
✔ GANGGUAN PENYESUAIAN
8. Diabetes Melitus
Suatu kelompok penyakit metabolik yang di tandai dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya
Klasifikasi Deskripsi
DM tipe 1 Destruksi sel beta pancreas, umumnya berhubungan dengan defisiensi
insulin absolut akibat autoimun atau isiopatik
DM tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin,
Sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
DM Gestasional Diabetes pada kehamilan dimana sebelumnya tidak didapatkan kehamilan
DM tipe lain Sindroma diabetes monogenic, penyakit eksokrin pancreas, atau diabetes
disebabkan oleh obat atau zat kimia
9. Diagnosis Diabetes Melitus
GDP ≥ 126 mg/dl Puasa adalah tidak ada asupan kalori minimal 8 jam
Glukosa
Plasma
≥ 200 mg/dl Cek 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75
gram
GDS ≥ 200 mg/dl Ditambah keluhan klasik ( polidipsi, polifagi, poliuri, dan penurunan berat badan
yang tidak diketahui sebabnya
HbA1C ≥ 6.5%
TATALAKSANA
DM
Edukasi
Terapi Nutrisi Medis
Aktivitas Fisik
Farmakologi
Pemantauan Gula Darah Mandiri
10. Krisis Hiperglikemia
KAD
• Glukosa darah tinggi (300-
600mg/dl)
• Tanda gejala asidosis dan
ketosis
• Osmolaritas plasma meningkat
(300-320 mosm/ml)
• Peningkatan anion gap
HHS
• Kadar glukosa darah sangat
tinggi (> 600mg/dl)
• Tidak ada gejala asidosis
• Osmolaritas plasma sangat
meningkat (>320 mOsm/ml)
• Anion Gap normal
13. Psikosis akut
Sindrom yang berupa gangguan isi/proses pikir, persepsi,
pembicaraan / perilaku tak terorganisir, dimana individu
tidak dapat membedakan fantasi dan kenyataan.
• Riwayat medis sebelumnya
• Gejala positif : Waham, Halusinasi, bicara kacau, perilaku tak terorganisisr
• Gejala negatif : afek tumpul, hilang motivasi, miskin pembicaran, apatis,
ketiadaan kemauan
• Disfungsi dalam aktivitas sosial dan pekerjaan
• Penurunan dalam mengurus diri dan kebersihan diri
• Kehilangan tilikan
14. Sindrom Koroner Akut
Penyakit jantung yang ditandai adanya gejala iskemia miokard akut
akibat berkurangnya aliran darah koroner
Sindrom Koroner
Akut
Biomarka
jantung
EKG
Angina
Tipikal
Penegakan
Diagnosis
Deskripsi
Angina Pektoris Nyeri dada kiri seperti rasa tertekan/berat menjalar ke
lengan kiri, leher, rahang, area interscapular, bahu, atau
epigastrium, intermiten atau persisten, disertai gejala
diaphoresis, mjual/muntah, nyeri perut, sesak nafas, dan
sinkop
EKG Elevasi/depresi segmen ST, LBBB baru, inversi gel T,
Gelombang Q yang menetap
Biomarka
Jantung
Troponon I/T, CKMB
15. Sindrom Koroner Akut
Klasifikasi Deskripsi
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST Elevasi segmen ST, biomarka jantung menigkat
Infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST Tanpa elevasi segmen ST, biomarka jantung
meningkat
Angina pektoris tidak stabil Tanpa elevasi segmen ST, Biomarka jantung normal
TATALAKSANA
SKA
Tirah Baring
Oksigen
Aspirin 160-320mg
Clopidogrel 300mg atau Ticagrelor 180mg
Nitrat 5mg SL, dapat diulang tiap 5 menit maks 3x
Morfin sulfat 1-5mg IV, dapat diulang 10-30 menit
16. Gagal Jantung
Abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan
kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh
tubuh
Gejala Tipikal
• Sesak Nafas
• Ortopnea
• PND
• Toleransi aktivitas berkurang
• Cepat Lelah
• Bengkan pada pergelangan kaki
Tanda Spesifik
• Peningkatan JVP
• Refluks Hepatojugular
• Gallop S3
• Apeks Jantung bergeser ke
lateral
• Murmur jantung
17. Berdasarkan kelainan struktural
jantung
Berdasarkan kapasitas
fungsional (NYHA)
Berdasarkan fraksi ejeksi
ventrikel kiri
Stadium A
Memiliki risiko tinggi untuk
berkembang menjadi gagal
jantung
Kelas 1
Tidak ada Batasan fisik
HFrEF (HF with reduced EF)
LVEF ≤ 40%
Stadium B
Telah terbentuk kelainan pada
structural jantung yang
berhubungan dengan
perkembangan gagal jantung
tapi tidak terdapat gejala atau
tanda
Kelas II
Terdapat Batasan aktivitas ringan.
Dapat menimbulkam sesak
pada aktivitas sehari-hari
HFimpEF (HF with improved
EF)
LVEF sebelumnya ≤ 40% dan
kemudian membaik
menjadi >40%
Stadium C
Gagal Jantung yang simtomatik
yang berhubungan dengan
penyakit structural jantung
yang mendasari
Kelas III
Terdapat Batasan aktivitas yang
bermakna. Pada aktivitas
ringan menyebabkan
kelelahan, berdebar atau sesak
nafas
HFmrEF (HF with mild
reduced EF)
LVEF 41%-49%
Stadium D
Penyakit jantung structural lanjyt
serta gejala jantung yang
sangat bermakna muncul saat
istirahat walaupun sudah
mendapat terapi farmaologi
maksimal
Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktivitas
fisik.
Terdapat gejala saat istirahat
HFpEF (HF with preserved
EF)
LVEF ≥50%
KLASIFIKASI
GAGAL JANTUNG
19. PPOK
Penyakit pernafasan yang ditandai dengan gejala pernafasan yang
persisten akibat obstruksi jalan nafas dan atau abnormalitas dari
alveolar akibat pajanan partikel atau gas berbahaya
Faktor Risiko :
• Rokok
• Polusi Udara
• Faktor Genetik
• Usia dan Jenis kelamin
• Tumbuh Kembang Paru
• Status Sosio ekonomi
• Infeksi
• Asma
• Bronkitis Kronis
Diagnosis :
• Sesak Nafas
• Batuk Berdahak
• Batuk Kronik
• Riwayat Terpajan Faktor
Risiko
• Riwayat Keluarga PPOK
21. Asma
Penyakit Inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai dengan gejala
batuk dan sesak nafas yang bervariasi baik frekuensi maupun
intensitasnya, hal ini terjadi akibat penyempitan saluran nafas akibat
berbagai rangsangan
Klasifikasi asma berdasarkan penilaian gejala dalam
4 minggu terakhir
1. Apakah gejala timbul lebih dari 2x/minggu??
2. Apakah pernah terbangun karena sesak??
3. Apakah penggunaan obat Pereda/SABA lebih dari
2x/minggu??
4. Apakah aktivitas terbatas karena Asma??
Klasifikasi Asma
• Terkontrol baik : tidak
ada jawaban iya
• Terkontrol Sebagian :
iya 1-2 pertanyaan
• Tidak terkontrol : iya
3-4 pertanyaan
22. TATALAKSANA ASMA
Non Farmakologi
• Berhenti merokok
• Vaksin
• Hindari pencetus asma
• Aktifitas fisik yang teratur
Farmakologi
• Pengontrol (Controller)
• Pelega (Reliever)
• Add on therapy : pada asma
berat yang tidak respon terapi
25. Emerging disease
Penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama
kalinya atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat
cepat baik dalam jumlah kasus baru atau penyebarannya ke daerah
geografis yang baru.
• Mers cov
• Covid 19
27. Dehidrasi
• Satu gelas tiap jam tanpa menunggu
haus
• Minum cukup selama aktivitas
ibadah🡪Membawa air minum
28. Dehidrasi
1. Lidah kering
2. Turgor Kulit Menurun
3. Diuresis berkurang
4. BB Turun
5. Hipotensi
6. Suhu tubuh Naik
🡪 Gejala Tidak Khas pada
Geriati
Rehidrasi
A. Oral
B. Parenteral
🡪 Rujuk bila kondisi
tidak stabil
29. JET LAG
Masalah yang timbul pada penerbangan jarak jauh 🡪 gangguan
psikofisiologik
⚫Irama sirkadian memerlukan sinkronisasi siklus malam dan siang di
tempat yang baru.
⚫Gejala : - Lelah Fisik & Mental
- Dehidrasi
- Penurunan Energi, Performance & Motivasi
- Gangguan Pola Tidur
30. Jet Lag
Waktu istirahat, sebagai berikut:
• istirahat 12 jam, jika penerbangan > 11 jam
• istirahat 14 jam, jika penerbangan > 12 jam
• istirahat 14 jam, jika melintasi ≥ 4 zona waktu
• istirahat 32 - 96 jam setelah melintasi ≥ 4 zona waktu atau lebih
dan kembali ke tempat asal
31. Heat Stroke
Kelainan pada tubuh yang disebabkan karena terpaparnya dengan
udara panas yang tinggi 🡪 suhu tubuh meningkat (hipertermi) bisa
mencapai 106oF (41.1oC) disertai dengan kelainan fisik dan neurologis
Heat
Exhaution
Heat
Cramps
Heat
Stroke
32. Klasifikasi Heat Stroke
Heat
Exhaution
• Kulit Panas dan Kering
• Lemas
• Haus
• Pusing
• Mual
• Nafsu Makan menurun
• Disoerientasi
Heat
Cramps
• Suhu Badan Naik (38-39)
• Kejang Otot
Heat
Stroke
• Hyperpirexia (suhu > 39oC
• Takikardi, sulit bernafas
• Halusinasi, confusion,
disorientasi
• Tekanan darah meningkat
atau menurun
• Berbicara tidak menentu
(mengigau)
• Kesadaran dapat
menurun sampai koma
33. TATALAKSANA
• Dinginkan pasien
• Pindahkan pasien ke ruang yang sejuk atau ruang terbuka yang
terlindung dari panas matahari dan longgarkan pakaian
• Berikan air dingin pada kulit (semprotkan air dingin melalui
semprotan air)
• Kipasi pasien dengan fan atau koran dan lainnya untuk mempercepat
penguapan dan berikan kantong es di ketiak
• Berikan cairan infus fisiologis
34. Pencegahan
• Hindari terik matahari langsung, antara pukul 10.00 s/d 16.00.
• Minum air dengan jumlah yang cukup, paling sedikit minum 5-6 liter setiap hari atau 1
gelas setiap jam, jangan menunggu haus. Dianjurkan selalu membawa minuman pada
saat keluar kemah atau hotel untuk minum dan semprot (diri sendiri/petugas lain &
jama’ah)
• Jika keluar kemah atau hotel pada siang hari, gunakan payung.
• Usahakan kondisi badan dalam keadaan tetap segar dengan cukup istirahat dan tidur.
• Gunakan pakaian yang agak longgar.
• Selalu pakai masker saat keluar kemah/hotel
• Perbanyak makan buah2an yang segar dan banyak mengandung air
• Hindari makananminuman yang berakibat diuresis seperti kopi, teh.
• Hindari merokok
35. Aklimatisasi
🡪 Adaptasi dengan suhu lingkungan di Arab Saudi
Latihan aklimatisasi dilakukan pada siang hari ditempat terbuka, ditepi
pantai, dilapangan olah raga berupa latihan kesegaran jasmani jalan
kaki dan menjemur diri diterik matahari.
Latihan dilakukan setiap hari minimal selama satu minggu pada
minggu terakhir menjelang keberangkatan.
36. Frost bite
�Kerusakan kulit dan jaringan lainnya o.k terpapaR udara dingin dalam
waktu yang lama
�Intrasel, Ekstrasel, Jaringan, Sirkulasi
�Diagnosis :
1. Mati Rasa / Baal
2. Rasa Kaku /Beku
3. Pucat, Dingin, Kram, Kaku Otot
37. Frost bite
1. Pertahankan Kondisi Tubuh
2. Makanan yang Baik dan Hangat
3. Pakaian Sehari-hari hangat
4. Hindari Udara Dingin
5. Hindari Rokok dan Kopi
6. Mandi dengan Air Hangat
7. Jangan menggosok kulit dengan lesi
8. Jangan pakai penghangat langsung
9. Pakai krim pelembab kulit
38. Tatalaksana Frost bite
1. Bawa pasien ke dalam ruangan 🡪 hangatkan
2. Lepas pakaian yang basah 🡪 ganti pakaian kering
3. Kompres / Rendam air hangat 🡪 37 - 40°C
4. Berselimut, Makan Minum Hangat, Ruang Hangat
5. Analgetik topikal / sistemik (k/p)
6. Infus NaCl 0,9% bila diperlukan
7. Oksigen bila diperlukan
8. Tatalaksana luka bila didapatkan ulkus