3. PENYAKIT BERAT PADA
JAMAAH HAJI
1. Hipertensi emergensi
2. Hiperglikemia/Hipoglikemia
3. Demensia/Psikosis akut
4. Penyakit Jantung coroner
5. Gagal Jantung
6. Pneumonia dan TBC berat
7. PPOK Eksaserbasi
8. Asma Eksaserbasi
9. MersCOv dan Covid-19
10. Dehidrasi
11. Heat Stroke/Frosbite
4. HIPERTENSI
TD Sistolik ≥ 140 mmHg DAN/ATAU TD Diastolik ≥ 90 mmHg
Pada seseorang yang TIDAK mengkonsumsi obat antihipertensi.
KLASIFIKASI TD SISTOLIK dan / atau TD DIASTOLIK
NORMAL < 120 dan <80
Pre - HT 120 - 139 atau 80 – 89
Stage I 140 - 159 atau 90 - 99
Stage II ≥ 160 atau ≥ 100
* Joint National Committee VII
5. KRISIS HIPERTENSI
(TDS >180 MMHG / TDD >110 MMHG)
HIPERTENSI EMERGENCY
Kerusakan Organ Target Akut / Progresif
Penurunan TD segera dengan OAH Parenteral
HIPERTENSI URGENCY
Peningkatan TD yang bermakna
Tanpa gejala berat / kerusakan target organ
HARUS YAKIN Tidak ada Target Organ Damage
Penurunan TD dalam beberapa Jam/Hari
/
8. DIABETES MELLITUS
Penyakit metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat defek pada
• Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi
glukosa hepatik dan di jaringan perifer (otot dan lemak)
• Sekresi insulin oleh sel beta pancreas
• Atau keduanya
11. DEMENSIA
Suatu bentuk Gangguan Mental Organik akibat
adanya gangguan patologi yang jelas dari suatu
organ
Gejala utama : Gangguan fungsi kognitif
tanpa
adanya gangguan kesadaran
12. KARAKTERISTIK
1. Gangguan Fungsi Kognitif
daya ingat
2. Gangguan Orientasi dan Persepsi
3. Waham / Halusinasi
4. Instabilitas Emosi
5. Reaksi Kebingungan
13. PSIKOSIS AKUT
Sindrom yang berupa gangguan
isi/proses pikir, persepsi,
pembicaraan/perilaku tak
terorganisir, dimana individu
tidak dapat membedakan
fantasi dan kenyataan.
15. PENYAKIT JANTUNG KORONER
Keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi
klinis perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala
lain sebagai akibat iskemia miokard.
a. Nyeri dada khas (angina).
b. EKG : > angina pektoris tidak stabil
> infark miokard ST elevasi
> infark miokard non ST elevasi
c. Enzim jantung meningkat
16.
17. TATALAKSANA
1. O2 nc 3l/menit
2. Nitrat ISDN 5 mg SL
dapat diulang 3 x/15 menit
jika masih nyeri dada, TD
Baik NTG / Cedocard
50mcg/kgBB drip iv
3. Morfin / Petidin 2-4 mg
bolus iv
4.Anti Trombotik
Clopidogrel 300mg p.o
Aspilet 160 mgp.o
*Mual/Muntah/Muntah
Darah => Anti
Trombotik (-)
5. Sedatif
Diazepam 5 mg p.o
Alprazolam 0,5 mg p.o
RUJUK RSAS
18. GAGAL JANTUNG
• Sindroma Klinik akibat kegagalan jantung
memenuhi kebutuhan oksigen jaringan untuk
kebutuhan metabolic
• Gejala dan Tanda: PND, DOE, Orthopnea, edema
tungkai, Takikardi, S3 Gallop, Kardiomegali,
JVP meningkat
• Tatalaksana : Edukasi (diet rendah garam &
restrikisi cairan), Farmakologi (Diuretik,
ACEI/ARB, Betablocker, digoxin)
RUJUK RSAS
19. PNEUMONIA
INFEKSI PARENKIM
PARU
Diagnosis pasti pneumonia ditegakkan jika pada
foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di
bawah ini :
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam
• Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
• Leukosit > 10.000 atau < 4500
20. Healthy
Outpatient
Outpatient at Risk
for DRSP
Inpatient, non-
ICU
Inpatient, ICU†
New macrolide
(azithromycin,
clarithromycin
OR
Doxycycline
Respiratory
fluoroquinolone*
OR
Beta-lactam plus
New macrolide
(azithromycin,
clarithromycin)
Respiratory
fluoroquinolone
OR
Beta-lactam**
plus
macrolide
Beta-lactam plus
azithromycin
OR
Beta-lactam plus
fluoroquinolone
(Special concerns:
Pseudomonas
CA-MRSA)
†Treatment of Pseudomonas or MRSA is the main reason to modify standard therapy for ICU patients.
•gemifloxacin, moxifloxacin 400 mg QD, levofloxacin 750 mg QD
•** ceftriaxone, cefotaxime, ampicillin/sulbactam, ertapenem
Mandell L, et al. Clin Infect Dis. 2007;44(Suppl 2):S27-S72.
TATALAKSANA (IDSA/ATS)
IDSA= Infectious Diseases Society of America; ATS=American Thoracic Society; DRSP=Drug resistance; ICU =
intensive care unit
21. TUBERCULOSIS
LOKAL
• Batuk > 2 minggu
• Sesak napas
• Nyeri dada dan
batuk darah.
SISTEMIK
• Demam
• Malaise
• Keringat Malam
• Anoreksia
• Berat Badan Turun
TATALAKSAN
A OAT
22. RUJUK
• Rujuk RSAS bila didapatkan
kondisi potensi gagal nafas
pada jamaah
• Rujuk KKHI bila kondisi
stabil
23. DEFINISI PPOK
23
PPOK adalah penyakit yang umum, dapat
dicegah, dan dapat ditangani, yang
memiliki ciri gejala pernapasan yang
menetap dan keterbatasan aliran udara,
dikarenakan ketidaknormalan saluran
pernapasan dan/atau ketidaknormalan
alveolus yang biasanya disebabkan oleh
paparan gas atau partikel berbahaya
25. INDIKATOR UTAMA UNTUK MEMBUAT DIAGNOSA PPOK
1. Sesak napas
• Progresif sepanjang waktu
• Diperburuk dengan aktifitas
• Persisten
2. Batuk kronis
• Intermiten atau unproductive
• Mengi yang sering kambuh
3. Produksi sputum yang kronis
4. Infeksi saluran pernapasan bawah yang sering kambuh
5. Riwayat faktor resiko
Genetik, abnormalitas kongenital, asap rokok, asap dari limbah domestik
atau bahan bakar, kondisi lingkungan pekerjaan seperti debu, uap, bahan
bakar, gas dan bahan kimia lainnya
6. Riwayat keluarga dengan PPOK dan/atau factor pada masa kecil
7. Berat badan pada saat lahir, infeksi pernapasan masa kecil, dsb
26. TATALAKSANA EKSASERBASI
• Bed Rest, Nilai beratnya serangan
• O2 : target SaO2: 88-92%
• Short-acting inhaled beta2-agonists,
dengan atau tanpa short-acting
anticholinergics
• corticosteroids sistemik?
• Antibiotics ?
• Ventilatory Support ?
RUJUK RSAS
27. DEFINISI ASMA
Asma memiliki dua fitur utama:
1. Riwayat gejala pernapasan seperti wheeze,
napas pendek, dada sesak dan batuk, yang
bervariasi sepanjang waktu dan variasi dalam
intensitas, DAN
2. Expiratory airflow limitation yang bervariasi
Asma adalah penyakit heterogen, biasanya
ditandai dengan inflamasi kronis saluran
napas.
28. 1. Sesak napas : saat istirahat
2. Posisi : duduk membungkuk
3. Berbicara : kata demi kata
4. Kesadaran : biasanya agitasi
5. RR : > 30 x/menit
6. Otot bantu napas : biasanya ada
7. HR : > 120 x/menit
8. Mengi : ekspirasi & inspirasi
9. Pulsus paradoksus : sering ada > 25 mmHg
10. APE : < 60 % (< 100 L/menit)
11. PaO2 : < 60 mmHg
12. PaCO2 : > 45 mmHg
13. Saturasi O2 : < 90 %
SERANGAN ASMA BERAT
29. TATALAKSANA
1. O2
2. Inhalasi B2 Agonis
dapat diulang 3x / 10-15 menit
3. Steroid Injeksi
Metilprednisolon 125 mg, bolus iv
4. Aminophillyn
0,5 – 0,9 mg/kg BB/jam, drip iv
Tidak Boleh diberikan jika TDS <100 atau >120
RUJUK RSAS
30. MERS COV DAN COVID-19
Penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh
virus Corona yang menyerang saluran
pernapasan mulai dari ringan sampai berat
31. DETEKSI DINI
Anamnesis:
1. Demam suhu > 38 C,
2. Batuk dan sesak
3. Riwayat bepergian ke peternakan unta atau adanya Riwayat kontak
Pemeriksaan Fisik:
sesuai dengan gambaran pneumonia
33. DEHIDRASI
• Satu gelas tiap jam tanpa
menunggu haus
• Minum cukup selama
aktivitas ibadahMembawa
air minum
34. TERAPI DEHIDRASI
Rehidrasi
A. Oral 1500-2000 cc/24 jam (30 cc/kgBB/24 jam)
B. Parenteral
10 cc/kgBB, loading dose
Isotonik NaCl 0,9%
Hipertonik : D5%
Rujuk bila kondisi tidak stabil
35. HEATSTROKE
• Kelainan pada tubuh yang disebabkan karena terpaparnya
dengan udara panas yang tinggi suhu tubuh meningkat
(hipertermi) bisa mencapai 106oF (41.1oC) disertai dengan
kelainan fisik dan neurologis.
Heat Exhaustion
Heat Cramps
Heat Stroke
36. KLASIFIKASI HEAT STROKE
HEAT EXHAUTION
Kulit panas dan kering,
Lemas, Haus, Pusing,
Lelah, Mual , Pucat,
Nafsu makan
menurun, Disorientasi
HEAT CRAMPS
Suhu badan naik (38-39oC)
Kejang otot (otot kaku
terutama otot betis)
37. Keadaan gawat namun reversible, dengan gejala :
- Hyperpirexia (suhu > 39oC)
- Kulit kering, tidak berkeringat
- Takikardi, sulit bernafas
- Halusinasi, confusion, disorientasi
- Tekanan darah meningkat atau menurun
- Berbicara tidak menentu (mengigau)
- Kesadaran dapat menurun sampai koma
HEAT STROKE
38. TATALAKSANA HEAT STROKE
- Hindari organ/ bagian badan dari kerusakan permanen
- Yang utama dinginkan pasien
- Pindahkan pasien ke ruang yang sejuk atau ruang terbuka yang
terlindung dari panas matahari dan longgarkan pakaian
- Berikan air dingin pada kulit (semprotkan air dingin melalui
semprotan air)
- Kipasi pasien dengan fan atau koran dan lainnya untuk mempercepat
penguapan dan berikan kantong es di ketiak
- Berikan cairan infus garam fisiologis (NaCL 0,9%)
39. PENCEGAHAN
• Hindari terik matahari langsung, antara pukul 10.00 s/d
16.00.
• Minum air dengan jumlah yang cukup, paling sedikit
minum 5-6 liter setiap hari atau 1 gelas setiap jam, jangan
menunggu haus. Dianjurkan selalu membawa minuman
pada saat keluar kemah atau hotel untuk minum dan
semprot (diri sendiri/petugas lain & jama’ah)
• Jika keluar kemah atau hotel pada siang hari, gunakan
payung.
• Usahakan kondisi badan dalam keadaan tetap segar dengan
cukup istirahat dan tidur.
• Gunakan pakaian yang agak longgar.
• Selalu pakai masker saat keluar kemah/hotel
• Perbanyak makan buah2an yang segar dan banyak
mengandung air
• Hindari makananminuman yang berakibat diuresis seperti
40. AKLIMATISASI
Latihan aklimatisasi dilakukan pada siang hari ditempat
terbuka, ditepi pantai, dilapangan olah raga berupa latihan
kesegaran jasmani jalan kaki dan menjemur diri diterik
matahari.
Latihan dilakukan setiap hari minimal selama satu minggu pada
minggu terakhir menjelang keberangkatan.
Maksud dari latihan aklimatisasi ini bertujuan agar tubuh
terbiasa dengan kondisi suhu yang panas sesuai dengan kondisi
musim panas di Arab Sau
41. FROSBITE
Kerusakan kulit dan jaringan lainnya o.k terpapaR udara dingin
dalam waktu yang lama
Intrasel, Ekstrasel, Jaringan, Sirkulasi
Diagnosis :
1. Mati Rasa / Baal
2. Rasa Kaku /Beku
3. Pucat, Dingin, Kram, Kaku Otot
42. PENCEGAHAN
1. Pertahankan Kondisi Tubuh
2. Makanan yang Baik dan Hangat
3. Pakaian Sehari-hari hangat
4. Hindari Udara Dingin
5. Hindari Rokok dan Kopi
6. Mandi dengan Air Hangat
7. Jangan menggosok kulit dengan lesi
8. Jangan pakai penghangat langsung
9. Pakai krim pelembab kulit
43. TATALAKSANA
1. Bawa pasien ke dalam ruangan hangatkan
2. Lepas pakaian yang basah ganti pakaian kering
3. Kompres / Rendam air hangat 37 - 40°C
4. Berselimut, Makan Minum Hangat, Ruang Hangat
5. Analgetik topikal / sistemik (k/p)
6. Infus NaCl 0,9% yang sudah dihangatkan
7. Oksigen bila diperlukan
8. Tatalaksana luka bila didapatkan ulkus