SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Download to read offline
PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI DAN DM TIPE 2
di FKTP
Virtual Zoom I Jumat, 25 Agustus 2023
dr. Ferdinand Saragih, M.Sc., SpPD, FINASIM
HIPERTENSI
Perlu diperhatikan saat mengukur TD  Pasien:
1. Harus tenang, tidak dalam keadaan cemas/gelisah/kesakitan
2. Dianjurkan istirahat 5 menit sebelum pemeriksaan.
3. Tidak mengkonsumsi kafein/merokok, ataupun melakukan
aktivitas olah raga minimal 30 menit sebelum pemeriksaan.
4. Tidak menggunakan obat-obatan yang mengandung
stimulan adrenergik seperti fenilefrin atau pseudoefedrin
(misalnya obat flu, obat tetes mata).
5. Pasien tidak sedang menahan BAK/BAB.
6. Tidak mengenakan pakaian ketat terutama di bagian lengan.
7. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dan nyaman.
8. Dalam keadaan diam, tidak berbicara saat pemeriksan
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Klinik
Lakukan Stratifikasi Resiko PKV
Tabel Kategori Risiko PKV dalam 10 tahun (SCORE system)
Risiko sangat tinggi Individu dengan hal berikut ini:
PKV terdokumentasi, baik secara klinis atau secara
meyakinkan tampak pada pencitraan.
• PKV klinis meliputi infark miokard akut, sindroma
koroner akut, revaskularisasi koroner atau arteri lain,
stroke, TIA, aneurisma aorta dan penyakit pembuluh
darah perifer.
• Secara meyakinkan tampak pada pencitraan
meliputi plak signifikan (stenosis ≥50%) pada
angiografi atau ultrasonografi. Tidak termasuk
didalamnya penebalan intima-media thickness
(IMT) arteri karotis.
• Diabetes melitus (DM) dengan kerusakan organ
target, misalnya proteinuria atau disertai faktor
risiko mayor misalnya hipertensi derajat 3 atau
hiperkolesterolemia.
• Pe nya k i t g i n j a l k ro n i k b e ra t ( e L F G < 3 0
mL/min/1.73m2 )
• Kalkukasi SCORE 10 tahun ≥10%.
Risiko tinggi Individu dengan hal berikut:
• Peningkatan nyata dari salah satu faktor risiko, terutama
kadar kolesterol-total (>310 mg/dL) misalnya pada
hiperkolesterolemia familial, hipertensi derajat 3 (TD
≥180/110 mmHg).
• Pada individu dengan DM umumnya (kecuali pada
individu muda dengan DM tipe 1 dan tanpa faktor risiko
mayor lain termasuk risiko sedang).
Hipertrofi ventrikel kiri hipertensif.
Penyakit ginjal kronik sedang (eLFG 30-59 mL/min/1.73m2 ).
Kalkukasi SCORE 10 tahun 5-10%.
Risiko sedang Individu dengan:
• Kalkulasi SCORE 10 tahun ≥1% hingga<5%
• Hipertensi derajat 2
• Individu berusia setengah-baya umumnya termasuk
kategori ini
Risiko rendah Individu dengan:
• Kalkulasi SCORE 10 tahun <1%
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
INTERVENSI/MODIFIKASI POLA (GAYA) HIDUP
• Pembatasan konsumsi garam dan alkohol
• Perubahan pola makan (peningkatan konsumsi sayuran
dan buah)
• Penurunan BB dan menjaga BB ideal
• Olahraga/aktivitas fisik teratur
• Menghindari/berhenti merokok
TERAPI OBAT
• Strategi pengobatan  menggunakan terapi obat
kombinasi pada sebagian besar pasien, untuk
mencapai tekanan darah sesuai target.
• Bila memungkinkan  diberikan dalam bentuk pil
tunggal berkombinasi (single pill combination),
dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan
pasien terhadap pengobatan.
• L i m a g o l o n g a n O A H u t a m a y g r u t i n
direkomendasikan  ACEi, ARB, beta bloker, CCB
dan diuretik.
Kapan memulai pemberian (inisiasi) obat?
Tabel Ambang Batas TD untuk Inisiasi Obat
TD=tekanan darah; TDD=tekanan darah diastolik; TDS=tekanan
darah sistolik, PGK=penyakit ginjal kronik, PJK=penyakit jantung
koroner, TIA=transient ischemic attack
Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
Gambar Alur Panduan Inisiasi Terapi Obat Sesuai dengan Klasifikasi Hipertensi
HMOD=hypertension-mediated organ damage; PJK=penyakit jantung koroner;
PKV=penyakit kardiovaskular; TD=tekanan darah.
*Inisiasi terapi obat pada kelompok pasien ini disarankan untuk dikonsultasikan
kepada spesialis dgn target tatalaksana disesuaikan dgn panduan penyakit spesifik
Diadaptasi dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
Berapa Target TD pasien saya
yang harus saya capai?
TARGET PENGOBATAN HIPERTENSI
Tabel Target TD di Klinik
OAH apa yg harus saya pakai?
Pertimbangkan ketersediaan OAH
di FKTP !!
Tabel Obat Antihipertensi Oral Kelas Obat
Tabel Efek Samping Obat Antihipertensi
ALGORITMA TERAPI OBAT UNTUK HIPERTENSI
Beberapa rekomendasi utama, yaitu
(1). Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasien dgn kombinasi dua
obat. Bila memungkinkan dalam bentuk SPC, untuk meningkatkan
kepatuhan pasien.
(2) Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin-
angiotensin system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau diuretik.
(3) Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupun obat golongan lain
dianjurkan bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA, gagal
jantung dan untuk kontrol denyut jantung.
(4) Pertimbangkan monoterapi bagi pasien HT derajat 1 dengan risiko
rendah (TDS <150mmHg), pasien dengan tekanan darah normal-tinggi dan
berisiko sangat tinggi, pasien usia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih
(5) Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker (ACEi atau
ARB), CCB, dan diuretik jika TD tidak terkontrol oleh kombinasi dua obat.
(6) Penambahan spironolakton untuk pengobatan hipertensi resisten,
kecuali ada kontraindikasi.
(7) Penambahan obat golongan lain pada kasus tertentu bila TD belum
terkendali dengan kombinasi obat golongan di atas.
(8) Kombinasi dua penghambat RAS tidak direkomendasikan
Strategi Penatalaksanaan HT Tanpa Komplikasi
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan
Penyakit Arteri Koroner
.
Strategi Pengobatan pada HT dan PGK
Jangan menggunakan CCB non-dihidropiridin (yaitu verapamil atau diltiazem).
MRA = mineralocorticoid receptor antagonist.
A Pertimbangkan angiotensin receptor/neprilysin inhibitor daripada ACEi atau ARB sesuai
ESC Heart Failure Guidelines.
B Diuretik yang dimaksud adalah thiazide/thiazide-like diuretic. Pertimbangkan loop
diuretic sebagai obat pilihan lain pada pasien edema.
C MRA (spironolakton atau eplerenon).
Dikutip dari ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines.
Strategi Pengobatan Hipertensi dan Gagal
Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun
TINDAK LANJUT PASIEN HIPERTENSI
• Pemantauan efektivitas pengobatan, kepatuhan dalam
berobat, serta deteksi dini HMOD.
• Setelah inisiasi pengobatan hipertensi, tekanan darah
seharusnya turun dalam 1-2 minggu dan target tercapai
dalam 3 bulan. Jika tekanan darah sudah mencapai
target, frekuensi kunjungan dapat dikurangi hingga 3-6
bulan sekali.
• Jika tekanan darah ditemukan meningkat pada saat
kontrol, perlu diidentifikasi penyebabnya.
• Kenaikan tekanan darah dapat disebabkan antara lain
oleh ketidakpatuhan dalam berobat, konsumsi garam
berlebih, atau konsumsi zat dan obat-obatan yang
dapat meningkatkan tekanan darah atau mengurangi
efek obat antihipertensi (alkohol, OAINS)
• Menurunkan dosis obat-obat antihipertensi biasanya
dapat dilakukan hanya pada pasien yang sudah
melaksanakan modifikasi gaya hidup dengan baik.
• Penurunan dosis obat dilakukan secara bertahap
dengan pemantauan tekanan darah rutin untuk
menentukan dosis efektif terkecil.
INDIKASI MERUJUK KE FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT LANJUT (FKTL)
• Pengelolaan hipertensi umumnya dilakukan di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
• Indikasi merujuk ke FKTL, antara lain:
- Pasien dengan kecurigaan HT sekunder
- Pasien muda (<40 thn) dengan HT derajat 2 keatas
- Pasien dgn HT mendadak dgn riwayat TD normal
- Pasien hipertensi resisten
- Kondisi klinis lain dimana dokter perujuk merasa
evaluasi spesialistik diperlukan
DM TIPE 2
Permasalahan tentang DM di FKTP
• SDM  Dokter:
– DM  important health problem
– Bisa mendiagnosis DM?
– Bisa menterapi DM?
• Ketersediaan obat
• Tipe/style pasien
• Akses penderita ke pusat layanan
• Keterbatasan sarana/prasarana
Peran Dokter Umum :
• Ujung tombak di FKTP menjadi sangat penting
• Kasus DM sederhana tanpa penyulit  tuntas oleh dokter
umum di FKTP
• DM dengan kadar glukosa darah yang sulit dikendalikan, DM
dgn penyulit  rujuk ke FKTL
• Pasien dapat dikirim kembali kepada dokter di FKTP setelah
penanganan di rumah sakit rujukan.
DEFINISI
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2
Diagnosis
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan
seperti:
• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Kriteria Diagnosis DM
Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan
prediabetes.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Tujuan penatalaksanaan meliputi :
• Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan DM,
memperbaiki kualitas hidup & mengurangi komplikasi akut.
• Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat
progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
• Tujuan akhir  turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Langkah-langkah Penatalaksanaan Khusus
4 pilar penatalaksanaan DM:
1. edukasi
2. terapi nutrisi medis
3. aktivitas fisik/jasmani
4. intervensi farmakologi
1. Edukasi
Materi edukasi terdiri dari:
- Materi edukasi tingkat awal di FKTP
- Materi edukasi tingkat lanjutan di FKTL
Materi edukasi tingkat awal di FKTP
1. Tentang perjalanan penyakit DM.
2. Perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara
berkelanjutan.
3. Penyulit DM dan risikonya.
4. Intervensi non-farmakologis dan farmakologis serta target
pengobatan.
5. Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik,
dan obat antihiperglikemia oral atau insulin serta
obat-obatan lain.
6. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman
hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika
pemantauan glukosa darah mandiri tidak
tersedia).
7. Mengenal gejala dan penanganan awal
hipoglikemia.
8. Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
9. Pentingnya perawatan kaki.
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
• Keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim:
– dokter
– ahli gizi
– petugas kesehatan yang lain
– pasien dan keluarganya
A. Komposisi Makanan yang dianjurkan:
§ Karbohidrat
• Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan
energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi.
• Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan
lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori.
Protein
Kebutuhan protein 10 – 20% total asupan energi
3. Latihan Jasmani
• Dilakukan secara teratur
• 3-5 kali/minggu, @30-45 menit
• Bersifat aerobik dgn intensitas sedang (50-70% denyut jantung
maksimal) spt: jalan cepat, sepeda santai, jogging, dan berenang.
• 4. Terapi Farmakologis
1. Obat Oral Anti Diabetik (OAD)
• Berdasarkan cara kerjanya, OAD dibagi menjadi 5 golongan:
• 1.1. Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)
• A. Sulfonilurea
1. Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
2. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan
peningkatan berat badan.
3. Hati-hati pada pasien dengan risiko tinggi
hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati, dan
ginjal).
B. Glinid
1. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid
(derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat
fenilalanin).
2. Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian
secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati.
3. Efek samping  hipoglikemia.
4. Sudah tidak tersedia di Indonesia
1.2. Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin (sensitizer)
A. Metformin
1. Pilihan pertama (back bone) pada DMT2
2. Efek utama mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa di
jaringan perifer.
3. Efek samping  gangguan saluran pencernaan/dispepsia.
4. Pada gangguan fungsi ginjal (eLFG 30 – 60 ml/mnt/1,73
m2  turunkan dosis
5. Tidak boleh diberikan pada: eLFG < 30 ml/mnt/1,73 m2
dan pasien cenderung hipoksemia (misal: penyakit
serebrovaskular, sepsis, syok, PPOK, CHF cf III-IV)
B. Tiazolidindion (TZD).
1. Menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan
jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga
meningkatkan ambilan glukosa di jaringan perifer.
2. Meningkatkan retensi cairan tubuh sehing ga
dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung
( N Y H A FC I I I - I V ) ka re n a d a p at m e m p e r b e rat
edema/retensi cairan.
3. Hati-hati pada gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu
pemantauan faal hati secara berkala.
4. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah Pioglitazone.
1.3. Penghambat Absorpsi Glukosa di saluran pencernaan:
• Penghambat Alfa Glukosidase (acarbose)
1. Bekerja dengan memperlambat absorbsi glukosa dlm usus
halus  menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.
2. Tidak digunakan pada keadaan: GFR ≤30ml/min/1,73 m2 ,
gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome.
3. Efek samping: bloating (penumpukan gas dalam usus)
sehingga sering menimbulkan flatus.
4. Guna mengurangi efek samping pada awalnya diberikan
dengan dosis kecil.
1.4. Penghambat DPP-4 (DPP-4 Inhibitor)
1. Obat golongan penghambat DPP-IV menghambat kerja
enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-1)
tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif.
2. Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan
menekan sekresi glukagon bergantung kadar glukosa
darah (glucose dependent).
3. Contoh obat golongan ini adalah Sitagliptin, saxagliptin,
vildagliptin dan Linagliptin.
1.5. Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Cotransporter 2)
1. Menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli
proksimal ginjal dengan cara menghambat kinerja
transporter glukosa SGLT-2.
2. Obat yang termasuk golongan ini antara lain: Canagliflozin,
Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin.
2. Obat Antihiperglikemia Suntik
a. Insulin
b. GLP-1 RA  mahal
§INSULIN
§Sasaran pertama terapi  mengendalikan glukosa darah
basal (puasa).
§Insulin untuk mencapai sasaran glukosa darah basal adalah
insulin basal  dimulai 10 unit/hari atau 0,1-0,2 U/kgbb/hari
§Penyesuaian dosis insulin basal untuk pasien rawat jalan
dapat dilakukan dengan menambah 2-4 unit setiap 3-4 hari
bila sasaran terapi belum tercapai  bisa di FKTP
§Apabila sasaran glukosa darah basal (puasa) telah tercapai,
sedangkan HbA1c belum mencapai target, maka dilakukan
pengendalian glukosa darah prandial.
§Insulin yang dipergunakan untuk mencapai sasaran glukosa
darah prandial adalah insulin kerja cepat (rapid acting) yang
disuntikan 5-10 menit sebelum makan atau insulin kerja
pendek (short acting) yang disuntikkan 30 menit sebelum
makan.
Dosis Intensifikasi Insulin
• Hitung Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 unit x BB (kg)
• Insulin Prandial Total (IPT) :
– 60% dari IHT
– Dosis sarapan = 1/3 IPT
– Dosis mkn siang = 1/3 IPT
– Dosis mkn malam = 1/3 IPT
• Insulin Basal Total (IBT) = 40 % dari IHT
Algoritma pengelolaan DM tipe 2
• Pemilihan obat maupun menentukan target
pengobatan selalu mempertimbangkan
individualisasi dan pendekatan yg berpusat pada
pasien (patient centered approach).
• Pertimbangan itu meliputi komorbiditas
kardiovaskular dan renal, risiko hipoglikemia,
peningkatan BB, biaya, ketersediaan, dan pilihan
pasien.
HEALTHY LIFESTYLE MODIFICATION
PATIENT CENTERED APPROACH
GOAL THERAPY : HbA1c <7%
Metformin
SU/GN
AG-I
DPP-4i
SGLT-2i
TZD
GLP-1 RA
MONOTHERAPY
If not at
goal in 3
months,
proceed
to DUAL
THERA
PY
SU/GN
AG-I
DPP-4i
SGLT-2i
TZD
Basal
Insulin
GLP-1 RA
If not at
goal in
3
months,
proceed
to
TRIPLE
THERA
PY
(combin
ation of
3 drugs)
Metformin
or
other
first
line
drug
DUAL THERAPY
(combinatiodifferentn
of 2 drugs with
mechanism)
DUAL
THERAP
Y
TRIPLE
THERAP
Y
INSULIN
±
Other
Agents
OR
SYMPTOMS
ADD OR INTENSIFY
INSULIN
SU/GN
AG-I
DPP-4i
SGLT-2i
TZD
Basal Insulin
GLP-1 RA
If not at
goal in 3
months,
proceed
to ADD
OR
INTENSI
FY
Insulin
Therapy
Metformin
or
other
first
line
drug
TRIPLE THERAPY
(combination of 3 drugs with
different mechanism)
Entry HbA1c
<7.5%
Entry HbA1c
>7.5%-9%
Entry HbA1c
>9%
NO YES
Second
line
drugs
PERKENI 2021 guideline for T2D patient
PERKENI Guidelines 21
Monitoring
Pada praktek sehari-hari, hasil pengobatan DMT2 harus dipantau
secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
jasmani, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah.
a. GDP
b. GD2JPP
b. Pemeriksaan HbA1C
• Merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek
perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya.
• Untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan terapi,
HbA1c diperiksa setiap 3 bulan , atau tiap bulan pada keadaan
HbA1c yang sangat tinggi (> 10%).
• Pada pasien yang telah mencapai sasaran terapi disertai
kendali glikemik yang stabil, HbA1C diperiksa paling sedikit 2
kali dalam 1 tahun.
Tabel : Kriteria/Sasaran Pengendalian DM
Parameter Sasaran
IMT (kg/m2 ) 18,5 - < 23*
Tekanan darah sistolik (mmHg) < 140 (B)
Tekanan darah diastolik (mmHg) <90 (B)
Glukosa darah preprandial kapiler
(mg/dl)
80-130**
Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler
(mg/dl)
<180**
HbA1c (%) < 7 (atau individual) (B)
Kolesterol LDL (mg/dl) <100 (<70 bila risiko KV sangat tinggi)
(B)
Kolesterol HDL (mg/dl) Laki-laki: >40; Perempuan: >50 (C)
Trigliserida (mg/dl) <150 (B)
Peran Dokter Umum :
• Ujung tombak di FKTP menjadi sangat penting
• Kasus DM sederhana tanpa penyulit  tuntas oleh dokter
umum di FKTP
• DM dengan kadar glukosa darah yang sulit dikendalikan, DM
dgn penyulit  rujuk ke FKTL
• Pasien dapat dikirim kembali kepada dokter di FKTP setelah
penanganan di rumah sakit rujukan.
TERIMA KASIH
Diabetes Care 2022;45(Suppl. 1):S125–S143 | https://doi.org/10.2337/dc22-S009

More Related Content

What's hot

Penyuluhan prolanis revisi
Penyuluhan prolanis revisiPenyuluhan prolanis revisi
Penyuluhan prolanis revisiElia Noviyanti
 
Ppt Diabetes Mellitus
Ppt Diabetes MellitusPpt Diabetes Mellitus
Ppt Diabetes Mellitusvitrifs
 
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)Fitria Hati
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxHarryJulians
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaVerar Oka
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 
PPT HIPERTENSI DAN DM.pptx
PPT HIPERTENSI DAN DM.pptxPPT HIPERTENSI DAN DM.pptx
PPT HIPERTENSI DAN DM.pptxParawitaBelitung
 
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaKP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaCarlo Prawira
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 

What's hot (20)

Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
Penyuluhan prolanis revisi
Penyuluhan prolanis revisiPenyuluhan prolanis revisi
Penyuluhan prolanis revisi
 
Ppt Diabetes Mellitus
Ppt Diabetes MellitusPpt Diabetes Mellitus
Ppt Diabetes Mellitus
 
Reaksi kusta
Reaksi kustaReaksi kusta
Reaksi kusta
 
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Hipertensi pada lansia
Hipertensi pada lansiaHipertensi pada lansia
Hipertensi pada lansia
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
PPT HIPERTENSI DAN DM.pptx
PPT HIPERTENSI DAN DM.pptxPPT HIPERTENSI DAN DM.pptx
PPT HIPERTENSI DAN DM.pptx
 
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaKP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
Daftar cairan Otsuka
Daftar cairan OtsukaDaftar cairan Otsuka
Daftar cairan Otsuka
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Materi pengenalan program prolanis
Materi pengenalan program prolanisMateri pengenalan program prolanis
Materi pengenalan program prolanis
 

Similar to HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
 
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015trias102016130
 
394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptx394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptxsjamsulbahri3
 
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdffarmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdfMuhammadIsnainiZuhri
 
01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf
01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf
01. Manj. Hipertensi pada HD.pdfWedantiSri
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxIrnaMegawaty3
 
35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt
35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt
35-perawatan-diabetes-melituscut.pptArdhienkLaode
 
Health Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptx
Health Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptxHealth Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptx
Health Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptxFernandoChris
 
Nutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiNutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiRizky maulana
 
konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensiwitanurma
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxDianaAjeng3
 
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptx
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptxPencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptx
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptxSartikaOktorina
 
b6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptx
b6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptxb6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptx
b6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptxlilya_hanifah
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalRulli Rosandi
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxArifinHidayat11
 

Similar to HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf (20)

PPT HIPERTENSI KEL 3.pptx
PPT HIPERTENSI KEL 3.pptxPPT HIPERTENSI KEL 3.pptx
PPT HIPERTENSI KEL 3.pptx
 
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
 
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
 
394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptx394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptx
 
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdffarmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
farmakoterapi-i-hipertensi_014639.pdf
 
Hipertensi23.pptx
Hipertensi23.pptxHipertensi23.pptx
Hipertensi23.pptx
 
01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf
01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf
01. Manj. Hipertensi pada HD.pdf
 
HIPERTENSI .pptx
HIPERTENSI .pptxHIPERTENSI .pptx
HIPERTENSI .pptx
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt
35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt
35-perawatan-diabetes-melituscut.ppt
 
Health Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptx
Health Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptxHealth Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptx
Health Talk Tekanan Darah 17 Maret 2023.pptx
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
Nutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiNutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensi
 
konseling hipertensi
konseling hipertensikonseling hipertensi
konseling hipertensi
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
 
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptx
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptxPencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptx
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi.pptx
 
b6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptx
b6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptxb6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptx
b6418120-4bfd-4373-91fa-25f1eccbc695.pptx
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Peran konseling g izi final
Peran konseling g izi finalPeran konseling g izi final
Peran konseling g izi final
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
 

Recently uploaded

Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 

Recently uploaded (20)

Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 

HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf

  • 1. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DAN DM TIPE 2 di FKTP Virtual Zoom I Jumat, 25 Agustus 2023 dr. Ferdinand Saragih, M.Sc., SpPD, FINASIM
  • 3. Perlu diperhatikan saat mengukur TD  Pasien: 1. Harus tenang, tidak dalam keadaan cemas/gelisah/kesakitan 2. Dianjurkan istirahat 5 menit sebelum pemeriksaan. 3. Tidak mengkonsumsi kafein/merokok, ataupun melakukan aktivitas olah raga minimal 30 menit sebelum pemeriksaan. 4. Tidak menggunakan obat-obatan yang mengandung stimulan adrenergik seperti fenilefrin atau pseudoefedrin (misalnya obat flu, obat tetes mata). 5. Pasien tidak sedang menahan BAK/BAB. 6. Tidak mengenakan pakaian ketat terutama di bagian lengan. 7. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dan nyaman. 8. Dalam keadaan diam, tidak berbicara saat pemeriksan
  • 6.
  • 7. Tabel Kategori Risiko PKV dalam 10 tahun (SCORE system) Risiko sangat tinggi Individu dengan hal berikut ini: PKV terdokumentasi, baik secara klinis atau secara meyakinkan tampak pada pencitraan. • PKV klinis meliputi infark miokard akut, sindroma koroner akut, revaskularisasi koroner atau arteri lain, stroke, TIA, aneurisma aorta dan penyakit pembuluh darah perifer. • Secara meyakinkan tampak pada pencitraan meliputi plak signifikan (stenosis ≥50%) pada angiografi atau ultrasonografi. Tidak termasuk didalamnya penebalan intima-media thickness (IMT) arteri karotis. • Diabetes melitus (DM) dengan kerusakan organ target, misalnya proteinuria atau disertai faktor risiko mayor misalnya hipertensi derajat 3 atau hiperkolesterolemia. • Pe nya k i t g i n j a l k ro n i k b e ra t ( e L F G < 3 0 mL/min/1.73m2 ) • Kalkukasi SCORE 10 tahun ≥10%.
  • 8. Risiko tinggi Individu dengan hal berikut: • Peningkatan nyata dari salah satu faktor risiko, terutama kadar kolesterol-total (>310 mg/dL) misalnya pada hiperkolesterolemia familial, hipertensi derajat 3 (TD ≥180/110 mmHg). • Pada individu dengan DM umumnya (kecuali pada individu muda dengan DM tipe 1 dan tanpa faktor risiko mayor lain termasuk risiko sedang). Hipertrofi ventrikel kiri hipertensif. Penyakit ginjal kronik sedang (eLFG 30-59 mL/min/1.73m2 ). Kalkukasi SCORE 10 tahun 5-10%. Risiko sedang Individu dengan: • Kalkulasi SCORE 10 tahun ≥1% hingga<5% • Hipertensi derajat 2 • Individu berusia setengah-baya umumnya termasuk kategori ini Risiko rendah Individu dengan: • Kalkulasi SCORE 10 tahun <1%
  • 9. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI INTERVENSI/MODIFIKASI POLA (GAYA) HIDUP • Pembatasan konsumsi garam dan alkohol • Perubahan pola makan (peningkatan konsumsi sayuran dan buah) • Penurunan BB dan menjaga BB ideal • Olahraga/aktivitas fisik teratur • Menghindari/berhenti merokok
  • 10. TERAPI OBAT • Strategi pengobatan  menggunakan terapi obat kombinasi pada sebagian besar pasien, untuk mencapai tekanan darah sesuai target. • Bila memungkinkan  diberikan dalam bentuk pil tunggal berkombinasi (single pill combination), dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. • L i m a g o l o n g a n O A H u t a m a y g r u t i n direkomendasikan  ACEi, ARB, beta bloker, CCB dan diuretik.
  • 11. Kapan memulai pemberian (inisiasi) obat?
  • 12. Tabel Ambang Batas TD untuk Inisiasi Obat TD=tekanan darah; TDD=tekanan darah diastolik; TDS=tekanan darah sistolik, PGK=penyakit ginjal kronik, PJK=penyakit jantung koroner, TIA=transient ischemic attack Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
  • 13. Gambar Alur Panduan Inisiasi Terapi Obat Sesuai dengan Klasifikasi Hipertensi HMOD=hypertension-mediated organ damage; PJK=penyakit jantung koroner; PKV=penyakit kardiovaskular; TD=tekanan darah. *Inisiasi terapi obat pada kelompok pasien ini disarankan untuk dikonsultasikan kepada spesialis dgn target tatalaksana disesuaikan dgn panduan penyakit spesifik Diadaptasi dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
  • 14. Berapa Target TD pasien saya yang harus saya capai?
  • 16. Tabel Target TD di Klinik
  • 17. OAH apa yg harus saya pakai? Pertimbangkan ketersediaan OAH di FKTP !!
  • 18. Tabel Obat Antihipertensi Oral Kelas Obat
  • 19.
  • 20. Tabel Efek Samping Obat Antihipertensi
  • 21. ALGORITMA TERAPI OBAT UNTUK HIPERTENSI Beberapa rekomendasi utama, yaitu (1). Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasien dgn kombinasi dua obat. Bila memungkinkan dalam bentuk SPC, untuk meningkatkan kepatuhan pasien. (2) Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin- angiotensin system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau diuretik. (3) Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupun obat golongan lain dianjurkan bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA, gagal jantung dan untuk kontrol denyut jantung. (4) Pertimbangkan monoterapi bagi pasien HT derajat 1 dengan risiko rendah (TDS <150mmHg), pasien dengan tekanan darah normal-tinggi dan berisiko sangat tinggi, pasien usia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih
  • 22. (5) Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker (ACEi atau ARB), CCB, dan diuretik jika TD tidak terkontrol oleh kombinasi dua obat. (6) Penambahan spironolakton untuk pengobatan hipertensi resisten, kecuali ada kontraindikasi. (7) Penambahan obat golongan lain pada kasus tertentu bila TD belum terkendali dengan kombinasi obat golongan di atas. (8) Kombinasi dua penghambat RAS tidak direkomendasikan
  • 23. Strategi Penatalaksanaan HT Tanpa Komplikasi
  • 24. Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan Penyakit Arteri Koroner .
  • 26. Jangan menggunakan CCB non-dihidropiridin (yaitu verapamil atau diltiazem). MRA = mineralocorticoid receptor antagonist. A Pertimbangkan angiotensin receptor/neprilysin inhibitor daripada ACEi atau ARB sesuai ESC Heart Failure Guidelines. B Diuretik yang dimaksud adalah thiazide/thiazide-like diuretic. Pertimbangkan loop diuretic sebagai obat pilihan lain pada pasien edema. C MRA (spironolakton atau eplerenon). Dikutip dari ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines. Strategi Pengobatan Hipertensi dan Gagal Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun
  • 27. TINDAK LANJUT PASIEN HIPERTENSI • Pemantauan efektivitas pengobatan, kepatuhan dalam berobat, serta deteksi dini HMOD. • Setelah inisiasi pengobatan hipertensi, tekanan darah seharusnya turun dalam 1-2 minggu dan target tercapai dalam 3 bulan. Jika tekanan darah sudah mencapai target, frekuensi kunjungan dapat dikurangi hingga 3-6 bulan sekali. • Jika tekanan darah ditemukan meningkat pada saat kontrol, perlu diidentifikasi penyebabnya.
  • 28. • Kenaikan tekanan darah dapat disebabkan antara lain oleh ketidakpatuhan dalam berobat, konsumsi garam berlebih, atau konsumsi zat dan obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah atau mengurangi efek obat antihipertensi (alkohol, OAINS) • Menurunkan dosis obat-obat antihipertensi biasanya dapat dilakukan hanya pada pasien yang sudah melaksanakan modifikasi gaya hidup dengan baik. • Penurunan dosis obat dilakukan secara bertahap dengan pemantauan tekanan darah rutin untuk menentukan dosis efektif terkecil.
  • 29. INDIKASI MERUJUK KE FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUT (FKTL) • Pengelolaan hipertensi umumnya dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). • Indikasi merujuk ke FKTL, antara lain: - Pasien dengan kecurigaan HT sekunder - Pasien muda (<40 thn) dengan HT derajat 2 keatas - Pasien dgn HT mendadak dgn riwayat TD normal - Pasien hipertensi resisten - Kondisi klinis lain dimana dokter perujuk merasa evaluasi spesialistik diperlukan
  • 31. Permasalahan tentang DM di FKTP • SDM  Dokter: – DM  important health problem – Bisa mendiagnosis DM? – Bisa menterapi DM? • Ketersediaan obat • Tipe/style pasien • Akses penderita ke pusat layanan • Keterbatasan sarana/prasarana
  • 32. Peran Dokter Umum : • Ujung tombak di FKTP menjadi sangat penting • Kasus DM sederhana tanpa penyulit  tuntas oleh dokter umum di FKTP • DM dengan kadar glukosa darah yang sulit dikendalikan, DM dgn penyulit  rujuk ke FKTL • Pasien dapat dikirim kembali kepada dokter di FKTP setelah penanganan di rumah sakit rujukan.
  • 33. DEFINISI DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua- duanya.
  • 34. Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 Diagnosis Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti: • Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. • Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
  • 36. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan prediabetes.
  • 37. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tujuan penatalaksanaan meliputi : • Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup & mengurangi komplikasi akut. • Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati. • Tujuan akhir  turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
  • 38. Langkah-langkah Penatalaksanaan Khusus 4 pilar penatalaksanaan DM: 1. edukasi 2. terapi nutrisi medis 3. aktivitas fisik/jasmani 4. intervensi farmakologi
  • 39. 1. Edukasi Materi edukasi terdiri dari: - Materi edukasi tingkat awal di FKTP - Materi edukasi tingkat lanjutan di FKTL
  • 40. Materi edukasi tingkat awal di FKTP 1. Tentang perjalanan penyakit DM. 2. Perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan. 3. Penyulit DM dan risikonya. 4. Intervensi non-farmakologis dan farmakologis serta target pengobatan.
  • 41. 5. Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat antihiperglikemia oral atau insulin serta obat-obatan lain. 6. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia). 7. Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia. 8. Pentingnya latihan jasmani yang teratur. 9. Pentingnya perawatan kaki.
  • 42. 2. Terapi Nutrisi Medis (TNM) • Keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim: – dokter – ahli gizi – petugas kesehatan yang lain – pasien dan keluarganya
  • 43. A. Komposisi Makanan yang dianjurkan: § Karbohidrat • Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. • Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
  • 44. Lemak Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori. Protein Kebutuhan protein 10 – 20% total asupan energi
  • 45. 3. Latihan Jasmani • Dilakukan secara teratur • 3-5 kali/minggu, @30-45 menit • Bersifat aerobik dgn intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) spt: jalan cepat, sepeda santai, jogging, dan berenang.
  • 46. • 4. Terapi Farmakologis 1. Obat Oral Anti Diabetik (OAD) • Berdasarkan cara kerjanya, OAD dibagi menjadi 5 golongan: • 1.1. Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue) • A. Sulfonilurea 1. Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. 2. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan berat badan. 3. Hati-hati pada pasien dengan risiko tinggi hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati, dan ginjal).
  • 47. B. Glinid 1. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin). 2. Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. 3. Efek samping  hipoglikemia. 4. Sudah tidak tersedia di Indonesia
  • 48. 1.2. Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin (sensitizer) A. Metformin 1. Pilihan pertama (back bone) pada DMT2 2. Efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer. 3. Efek samping  gangguan saluran pencernaan/dispepsia. 4. Pada gangguan fungsi ginjal (eLFG 30 – 60 ml/mnt/1,73 m2  turunkan dosis 5. Tidak boleh diberikan pada: eLFG < 30 ml/mnt/1,73 m2 dan pasien cenderung hipoksemia (misal: penyakit serebrovaskular, sepsis, syok, PPOK, CHF cf III-IV)
  • 49. B. Tiazolidindion (TZD). 1. Menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di jaringan perifer. 2. Meningkatkan retensi cairan tubuh sehing ga dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung ( N Y H A FC I I I - I V ) ka re n a d a p at m e m p e r b e rat edema/retensi cairan. 3. Hati-hati pada gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu pemantauan faal hati secara berkala. 4. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah Pioglitazone.
  • 50. 1.3. Penghambat Absorpsi Glukosa di saluran pencernaan: • Penghambat Alfa Glukosidase (acarbose) 1. Bekerja dengan memperlambat absorbsi glukosa dlm usus halus  menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. 2. Tidak digunakan pada keadaan: GFR ≤30ml/min/1,73 m2 , gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome. 3. Efek samping: bloating (penumpukan gas dalam usus) sehingga sering menimbulkan flatus. 4. Guna mengurangi efek samping pada awalnya diberikan dengan dosis kecil.
  • 51. 1.4. Penghambat DPP-4 (DPP-4 Inhibitor) 1. Obat golongan penghambat DPP-IV menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif. 2. Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi glukagon bergantung kadar glukosa darah (glucose dependent). 3. Contoh obat golongan ini adalah Sitagliptin, saxagliptin, vildagliptin dan Linagliptin.
  • 52. 1.5. Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Cotransporter 2) 1. Menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli proksimal ginjal dengan cara menghambat kinerja transporter glukosa SGLT-2. 2. Obat yang termasuk golongan ini antara lain: Canagliflozin, Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin.
  • 53. 2. Obat Antihiperglikemia Suntik a. Insulin b. GLP-1 RA  mahal
  • 54. §INSULIN §Sasaran pertama terapi  mengendalikan glukosa darah basal (puasa). §Insulin untuk mencapai sasaran glukosa darah basal adalah insulin basal  dimulai 10 unit/hari atau 0,1-0,2 U/kgbb/hari §Penyesuaian dosis insulin basal untuk pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan menambah 2-4 unit setiap 3-4 hari bila sasaran terapi belum tercapai  bisa di FKTP
  • 55. §Apabila sasaran glukosa darah basal (puasa) telah tercapai, sedangkan HbA1c belum mencapai target, maka dilakukan pengendalian glukosa darah prandial. §Insulin yang dipergunakan untuk mencapai sasaran glukosa darah prandial adalah insulin kerja cepat (rapid acting) yang disuntikan 5-10 menit sebelum makan atau insulin kerja pendek (short acting) yang disuntikkan 30 menit sebelum makan.
  • 56. Dosis Intensifikasi Insulin • Hitung Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 unit x BB (kg) • Insulin Prandial Total (IPT) : – 60% dari IHT – Dosis sarapan = 1/3 IPT – Dosis mkn siang = 1/3 IPT – Dosis mkn malam = 1/3 IPT • Insulin Basal Total (IBT) = 40 % dari IHT
  • 57. Algoritma pengelolaan DM tipe 2 • Pemilihan obat maupun menentukan target pengobatan selalu mempertimbangkan individualisasi dan pendekatan yg berpusat pada pasien (patient centered approach). • Pertimbangan itu meliputi komorbiditas kardiovaskular dan renal, risiko hipoglikemia, peningkatan BB, biaya, ketersediaan, dan pilihan pasien.
  • 58. HEALTHY LIFESTYLE MODIFICATION PATIENT CENTERED APPROACH GOAL THERAPY : HbA1c <7% Metformin SU/GN AG-I DPP-4i SGLT-2i TZD GLP-1 RA MONOTHERAPY If not at goal in 3 months, proceed to DUAL THERA PY SU/GN AG-I DPP-4i SGLT-2i TZD Basal Insulin GLP-1 RA If not at goal in 3 months, proceed to TRIPLE THERA PY (combin ation of 3 drugs) Metformin or other first line drug DUAL THERAPY (combinatiodifferentn of 2 drugs with mechanism) DUAL THERAP Y TRIPLE THERAP Y INSULIN ± Other Agents OR SYMPTOMS ADD OR INTENSIFY INSULIN SU/GN AG-I DPP-4i SGLT-2i TZD Basal Insulin GLP-1 RA If not at goal in 3 months, proceed to ADD OR INTENSI FY Insulin Therapy Metformin or other first line drug TRIPLE THERAPY (combination of 3 drugs with different mechanism) Entry HbA1c <7.5% Entry HbA1c >7.5%-9% Entry HbA1c >9% NO YES Second line drugs PERKENI 2021 guideline for T2D patient PERKENI Guidelines 21
  • 59. Monitoring Pada praktek sehari-hari, hasil pengobatan DMT2 harus dipantau secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah: a. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah. a. GDP b. GD2JPP
  • 60. b. Pemeriksaan HbA1C • Merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. • Untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan terapi, HbA1c diperiksa setiap 3 bulan , atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (> 10%). • Pada pasien yang telah mencapai sasaran terapi disertai kendali glikemik yang stabil, HbA1C diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun.
  • 61. Tabel : Kriteria/Sasaran Pengendalian DM Parameter Sasaran IMT (kg/m2 ) 18,5 - < 23* Tekanan darah sistolik (mmHg) < 140 (B) Tekanan darah diastolik (mmHg) <90 (B) Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dl) 80-130** Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler (mg/dl) <180** HbA1c (%) < 7 (atau individual) (B) Kolesterol LDL (mg/dl) <100 (<70 bila risiko KV sangat tinggi) (B) Kolesterol HDL (mg/dl) Laki-laki: >40; Perempuan: >50 (C) Trigliserida (mg/dl) <150 (B)
  • 62. Peran Dokter Umum : • Ujung tombak di FKTP menjadi sangat penting • Kasus DM sederhana tanpa penyulit  tuntas oleh dokter umum di FKTP • DM dengan kadar glukosa darah yang sulit dikendalikan, DM dgn penyulit  rujuk ke FKTL • Pasien dapat dikirim kembali kepada dokter di FKTP setelah penanganan di rumah sakit rujukan.
  • 64. Diabetes Care 2022;45(Suppl. 1):S125–S143 | https://doi.org/10.2337/dc22-S009