SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
MODEL VAN HIELE
Van Hiele adalah seorang pengajar matematika Belanda yang telah
mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian
hasil penelitiannya ditulis dalam disertasinya pada tahun 1954. Penelitian yang
dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap
perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Model Van Hiele adalah
sebuh teori yang menggambarkan bagaimana siswa belajar geometri.
A. Tingkat-tingkat Pemikiran Geometris Van Hiele
Menurut Walle (2008) Ada lima tingkat dari pemikiran geometris Van
Hiele dimulai dari level 0 sampai level 4.
1. Level 0. Tingkat Visualisasi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Objek-objek pikiran pada
level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana rupa mereka. Hasil pemikiran pada
level 0 adalah kelas-kelas atau kelompok-kelompok dari bentuk-bentuk yang
terlihat mirip. Pada tingkat ini, peserta didik memandang sesuatu bangun geometri
sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum
memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan
demikian, meskipun pada tingkat ini peserta didik sudah mengenal nama sesuatu
bangun, peserta didik belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh,
pada tingkat ini peserta didik tahu suatu bangun bernama segitiga, akan tetapi
peserta didik belum menyadari ciri-ciri bangun segitiga tersebut. Jadi jika diminta
memilih mana yang merupakan segitiga, peserta didik akan memilih A, B, C, dan
D sebagai segitiga sedangkan E dan F bukan segitiga.
2. Level 1. Tingkat Analisis
Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk
bukan bentuk-bentuk individual. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat
dari bentuk. Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini peserta
didik sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-
masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini peserta didik sudah terbiasa
menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat
yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut. Pada tahap ini jika peserta didik sudah
bisa memilih bahwa yang termasuk segitiga adalah yang E dan F, sedangkan yang
A, B, C, D bukan segitiga.
3. Level 2. Tingkat Abstraksi (Deduksi Informal)
Objek-objek pemikiran dari level 2 yaitu sifat-sifat dari bentuk. Hasil pemikiran
dari level 2 yaitu hubungan di antara sifat-sifat objek geometri.
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat
ini, peserta didik sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri
yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa
mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar,
maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini
siswa sudahmemahami pelunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini,
siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan
bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini peserta didik sudah bisa memahami
bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki
ciri-ciri persegipanjang.
4. Level 3. Tingkat Deduksi Formal
Objek pemikiran pada level 3 berupa hubungan di antara sifat-sifat objek
geometri. Hasil pemikiran pada level 3 berupa Sistem-sistem deduktif dasar dari
geometri. Pada tingkat ini peserta didik sudah memahami perenan pengertian-
pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema
dalam geometri. Pada tingkat ini peserta didik sudah mulai mampu menyusun
bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini peserta didik sudah
memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu
menggunakan proses berpikir tersebut.
Pada tahap ini anak sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil
kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu
penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. Seperti kita ketahui
bahwa matematika adalah ilmu deduktif. Matematika, dikatakan sebagai ilmu
deduktif karena pengambilan kesimpulan, membuktikan teorema dan lain-lain
dilakukan dengan cara deduktif. Sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa
jumlah sudut-sudut dalam jajargenjang adalah 360o secara deduktif dibuktikan
dengan menggunakan prinsip kesejajaran. Pembuktian secara induktif yaitu
dengan memotong-motong sudut-sudut benda jajargenjang, kemudian setelah itu
ditunjukkan semua sudutnya membentuk sudut satu putaran penuh atau 360°
belum tuntas dan belum tentu tepat. Seperti diketahui bahwa pengukuran itu pada
dasarnya mencari nilai yang paling dekat dengan ukuran yang sebenarnya. Jadi,
mungkin saja dapat keliru dalam mengukur sudut-sudut jajargenjang tersebut.
Untuk itu pembuktian secara deduktif merupakan cara yang tepat dalam
pembuktian pada matematika.
Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang
tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma atau
problem, dan teorema. Anak pada tahap ini belum memahami kegunaan dari suatu
sistem deduktif. Oleh karena itu, anak pada tahap ini belum dapat menjawab
pertanyaan “mengapa sesuatu itu disajikan teorema atau dalil
5. Level 4. Tingkat Rigor
Objek-objek pemikiran pada level 4 ini berupa sistem deduktif dasar dari
geometri. Hasil pemikiran pada level 4 berupa perbandingan dan perbedaan di
antara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Pada tingkat ini, peserta didik
mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika
(termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang
konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, peserta didik memahami bahwa
dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa menyadari bahwa jika salah satu
aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga
akan berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya geometri-
geometri yang lain di samping geometri Euclides.
Pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari
prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Anak pada tahap ini
sudah memahami mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil. Dalam
matematika kita tahu bahwa betapa pentingnya suatu sistem deduktif. Tahap
keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri. Pada tahap ini
memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, jarang atau
hanya sedikit sekali anak yang sampai pada tahap berpikir ini sekalipun anak
tersebut sudah berada di tingkat SMA. Secara umum ini adalah tingkatan
mahasiswa jurusan matematika yang mempelajari geometri sebagai cabang dari
ilmu matematika.
Menurut Van Hiele, semua anak mempelajari geometri dengan melalui
tahap-tahap tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya
tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang siswa mulai memasuki suatu
tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain. Selain itu, menurut Van Hiele, proses perkembangan dari tahap yang satu ke
tahap berikutnya terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis,
tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui
siswa.
Daftar Pustaka
Walle, J.A.V.D. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah jilid 2
pengembangan pengajaran. Jakarta: Erlangga.
Sumber Internet
https://en.wikipedia.org/wiki/Van_Hiele_model
http://deltascape.blogspot.co.id/2014/10/at-what-level-is-his-thinking.html

More Related Content

What's hot

bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...
bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...
bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...nurwa ningsih
 
Teori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van HieleTeori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van HieleZulfah Alfina
 
91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck
91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck
91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pckNorasidah Abd Rahman
 
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasarCatatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasarRadden Jullian Artha Wijaya
 

What's hot (9)

bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...
bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...
bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...
 
Teori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van HieleTeori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van Hiele
 
213 556-1-sm
213 556-1-sm213 556-1-sm
213 556-1-sm
 
Van hiele
Van hieleVan hiele
Van hiele
 
Nama
NamaNama
Nama
 
91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck
91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck
91514002 tugasan-cik-azila-miskonsepsi-dan-pck
 
Nl geometri
Nl   geometriNl   geometri
Nl geometri
 
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasarCatatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasar
 
Cara Menggunakan PPT Transformasi Geometri
Cara Menggunakan PPT Transformasi GeometriCara Menggunakan PPT Transformasi Geometri
Cara Menggunakan PPT Transformasi Geometri
 

Viewers also liked

Music Video Analysis 2
Music Video Analysis 2Music Video Analysis 2
Music Video Analysis 2GLMurphy
 
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganPergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganNatalia Ayu
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Nico Prakasa
 
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Awang Ramadhani
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Yudistira Ydstr
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerAisyah Turidho
 
Teori gestalt
Teori gestaltTeori gestalt
Teori gestaltyuziami
 
Teori Kognitif Piaget
Teori Kognitif PiagetTeori Kognitif Piaget
Teori Kognitif PiagetIzzat Najmi
 
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)miemasjuri
 
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaFransiska Ista
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piagetsq awaliah
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
Rpp matematika tentang keliling dan luas lingkaran
Rpp matematika tentang keliling dan luas lingkaranRpp matematika tentang keliling dan luas lingkaran
Rpp matematika tentang keliling dan luas lingkaranShella Novilasari
 

Viewers also liked (20)

Designing
DesigningDesigning
Designing
 
Music Video Analysis 2
Music Video Analysis 2Music Video Analysis 2
Music Video Analysis 2
 
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganPergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
 
Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10Pencemaran lingkungan kelas 10
Pencemaran lingkungan kelas 10
 
Teori Belajar
Teori BelajarTeori Belajar
Teori Belajar
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Karya Tulis Ilmiah Ke-2
Karya Tulis Ilmiah Ke-2Karya Tulis Ilmiah Ke-2
Karya Tulis Ilmiah Ke-2
 
TEORI KOGNITIF
TEORI KOGNITIFTEORI KOGNITIF
TEORI KOGNITIF
 
Teori gestalt
Teori gestaltTeori gestalt
Teori gestalt
 
Teori Kognitif Piaget
Teori Kognitif PiagetTeori Kognitif Piaget
Teori Kognitif Piaget
 
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
Teori jean piaget(perkembangan kanak-kanak)
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piaget
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
Rpp matematika tentang keliling dan luas lingkaran
Rpp matematika tentang keliling dan luas lingkaranRpp matematika tentang keliling dan luas lingkaran
Rpp matematika tentang keliling dan luas lingkaran
 

Similar to MODEL VAN HIELE

Teori belajar van hiele
Teori belajar van hieleTeori belajar van hiele
Teori belajar van hieleZulfah Alfina
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...nurwa ningsih
 
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...Ira Marion
 
Teori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert mTeori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert magungfaizaqila
 
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Deszure Esp
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeAminah Rahmat
 
Bab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grup
Bab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grupBab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grup
Bab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grupnazihah zuhrotun
 
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaResume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaMas Becak
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
ATP 01 Bilangan Atniwidya.docx
ATP 01 Bilangan Atniwidya.docxATP 01 Bilangan Atniwidya.docx
ATP 01 Bilangan Atniwidya.docxAtniWidyaIriani2
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Guruku
 

Similar to MODEL VAN HIELE (20)

Teori belajar van hiele
Teori belajar van hieleTeori belajar van hiele
Teori belajar van hiele
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
 
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...
 
Mengenalkan bentuk
Mengenalkan bentukMengenalkan bentuk
Mengenalkan bentuk
 
Teori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert mTeori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert m
 
Tugas pembelajaran matermatika
Tugas pembelajaran matermatikaTugas pembelajaran matermatika
Tugas pembelajaran matermatika
 
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
Realistik Mathematics Education (Pembelajaran Realistik)
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivisme
 
Bab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grup
Bab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grupBab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grup
Bab 1 m apos setting stad untuk meningkatkan pemahaman konsep homomorfisma grup
 
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaResume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Laporan tugasan kumpulan
Laporan tugasan kumpulanLaporan tugasan kumpulan
Laporan tugasan kumpulan
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
 
ATP 01 Bilangan Atniwidya.docx
ATP 01 Bilangan Atniwidya.docxATP 01 Bilangan Atniwidya.docx
ATP 01 Bilangan Atniwidya.docx
 
Teori belajar piaget
Teori belajar piagetTeori belajar piaget
Teori belajar piaget
 
Pembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif msPembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif ms
 
atp kelas 2 sd.pdf
atp kelas 2 sd.pdfatp kelas 2 sd.pdf
atp kelas 2 sd.pdf
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
 
Exam ip
Exam ipExam ip
Exam ip
 

More from Harisman Nizar

Mengatur tampilan warna microsoft word
Mengatur tampilan warna microsoft wordMengatur tampilan warna microsoft word
Mengatur tampilan warna microsoft wordHarisman Nizar
 
Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...
Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...
Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...Harisman Nizar
 
Paper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizar
Paper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizarPaper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizar
Paper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizarHarisman Nizar
 
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawabanKumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawabanHarisman Nizar
 
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETMODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETHarisman Nizar
 

More from Harisman Nizar (6)

Praktek tik
Praktek tikPraktek tik
Praktek tik
 
Mengatur tampilan warna microsoft word
Mengatur tampilan warna microsoft wordMengatur tampilan warna microsoft word
Mengatur tampilan warna microsoft word
 
Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...
Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...
Tugas uas google earth masjid semilye pembelajaran segi 8, lingkaran, dan kek...
 
Paper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizar
Paper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizarPaper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizar
Paper tangram dedi yansen, eko septiansyah putra, harisman nizar
 
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawabanKumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
Kumpulan solal listrik dan magnet beserta jawaban
 
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETMODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

MODEL VAN HIELE

  • 1. MODEL VAN HIELE Van Hiele adalah seorang pengajar matematika Belanda yang telah mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam disertasinya pada tahun 1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Model Van Hiele adalah sebuh teori yang menggambarkan bagaimana siswa belajar geometri. A. Tingkat-tingkat Pemikiran Geometris Van Hiele Menurut Walle (2008) Ada lima tingkat dari pemikiran geometris Van Hiele dimulai dari level 0 sampai level 4. 1. Level 0. Tingkat Visualisasi Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana rupa mereka. Hasil pemikiran pada level 0 adalah kelas-kelas atau kelompok-kelompok dari bentuk-bentuk yang terlihat mirip. Pada tingkat ini, peserta didik memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini peserta didik sudah mengenal nama sesuatu bangun, peserta didik belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini peserta didik tahu suatu bangun bernama segitiga, akan tetapi peserta didik belum menyadari ciri-ciri bangun segitiga tersebut. Jadi jika diminta memilih mana yang merupakan segitiga, peserta didik akan memilih A, B, C, dan D sebagai segitiga sedangkan E dan F bukan segitiga.
  • 2. 2. Level 1. Tingkat Analisis Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk bukan bentuk-bentuk individual. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini peserta didik sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing- masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini peserta didik sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut. Pada tahap ini jika peserta didik sudah bisa memilih bahwa yang termasuk segitiga adalah yang E dan F, sedangkan yang A, B, C, D bukan segitiga.
  • 3. 3. Level 2. Tingkat Abstraksi (Deduksi Informal) Objek-objek pemikiran dari level 2 yaitu sifat-sifat dari bentuk. Hasil pemikiran dari level 2 yaitu hubungan di antara sifat-sifat objek geometri. Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, peserta didik sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini siswa sudahmemahami pelunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini peserta didik sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
  • 4. 4. Level 3. Tingkat Deduksi Formal Objek pemikiran pada level 3 berupa hubungan di antara sifat-sifat objek geometri. Hasil pemikiran pada level 3 berupa Sistem-sistem deduktif dasar dari geometri. Pada tingkat ini peserta didik sudah memahami perenan pengertian- pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini peserta didik sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini peserta didik sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses berpikir tersebut. Pada tahap ini anak sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. Seperti kita ketahui bahwa matematika adalah ilmu deduktif. Matematika, dikatakan sebagai ilmu deduktif karena pengambilan kesimpulan, membuktikan teorema dan lain-lain dilakukan dengan cara deduktif. Sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa jumlah sudut-sudut dalam jajargenjang adalah 360o secara deduktif dibuktikan dengan menggunakan prinsip kesejajaran. Pembuktian secara induktif yaitu dengan memotong-motong sudut-sudut benda jajargenjang, kemudian setelah itu ditunjukkan semua sudutnya membentuk sudut satu putaran penuh atau 360° belum tuntas dan belum tentu tepat. Seperti diketahui bahwa pengukuran itu pada dasarnya mencari nilai yang paling dekat dengan ukuran yang sebenarnya. Jadi, mungkin saja dapat keliru dalam mengukur sudut-sudut jajargenjang tersebut. Untuk itu pembuktian secara deduktif merupakan cara yang tepat dalam pembuktian pada matematika. Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma atau problem, dan teorema. Anak pada tahap ini belum memahami kegunaan dari suatu sistem deduktif. Oleh karena itu, anak pada tahap ini belum dapat menjawab pertanyaan “mengapa sesuatu itu disajikan teorema atau dalil
  • 5. 5. Level 4. Tingkat Rigor Objek-objek pemikiran pada level 4 ini berupa sistem deduktif dasar dari geometri. Hasil pemikiran pada level 4 berupa perbandingan dan perbedaan di antara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Pada tingkat ini, peserta didik mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, peserta didik memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya geometri- geometri yang lain di samping geometri Euclides. Pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Anak pada tahap ini sudah memahami mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil. Dalam matematika kita tahu bahwa betapa pentingnya suatu sistem deduktif. Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri. Pada tahap ini memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, jarang atau hanya sedikit sekali anak yang sampai pada tahap berpikir ini sekalipun anak tersebut sudah berada di tingkat SMA. Secara umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan matematika yang mempelajari geometri sebagai cabang dari ilmu matematika. Menurut Van Hiele, semua anak mempelajari geometri dengan melalui tahap-tahap tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang siswa mulai memasuki suatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Selain itu, menurut Van Hiele, proses perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui siswa.
  • 6. Daftar Pustaka Walle, J.A.V.D. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah jilid 2 pengembangan pengajaran. Jakarta: Erlangga. Sumber Internet https://en.wikipedia.org/wiki/Van_Hiele_model http://deltascape.blogspot.co.id/2014/10/at-what-level-is-his-thinking.html