SlideShare a Scribd company logo
KONSEP MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,DAN GAYA BELAJAR La Tahang                 Pendidikan Fisika KENDARI
Pemelajaran Materi kompetensi alat ukur/tes Pembelajaran siswa kemampuan mediator
APAKAH SAINS ITU ? SAINS ADALAH PENGETAHUAN YANG TELAH  TERUJI KEBENARANNYA MELALUI METODE ILMIAH BERNAL (1969) MENNONJOLKAN LIMA ASPEK SAINS YANG  DIPANDANG SEBAGAI : INSTITUSI METODE KUMPULAN PENGETAHUAN FAKTOR UNTUK MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN PRODUK MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN DAN SIKAP MANUSIA TERHADAP        ALAM SEMESTA DAN MANUSIA
NAGEL (1967) DAPAT DILIHAT DARI TIGA ASPEK: TUJUAN SAINS ADALAH SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUASAI ALAM DAN         DAN UNTUK MEMBERIKAN SUMBANGAN UMAT MANUSIA SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI PENGETAHUAN YANG SISTEMATIK DAN        TANGGUH DALAM ARTI MERUPAKAN SUATU HASIL ATAU KESIMPULAN        YANG DIDAPAT DARI BERBAGAI PERISTIWA  SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI METODE, ATAU PERANGKAT ATURAN         UNTUK MEMECAHKAN MASALAH, MENGETAHUI PENYEBAB DAN UNTUK        MENDAPATKAN HUKUM TEORI DARI OBJEK YANG DIAMATI
METODE ILMIAH RASIONALISME        PERNYATAAN YANG SUDAH PASTI BENAR (AKSIOMA)        AKSIOMA DASAR DIPAKAI MEMBANGUN SISTEM PEMIKIRANNYA         DITURUNKAN DARI IDE YANG MENURUT  ANGGAPANNYA JELAS        TEGAS, DAN PASTI DALAM PIKIRAN MANUSIA.  MANUSIA DIPAN-        DANG MAMPU MENGETAHUI IDE TERSEBUT. EMPIRISME        PENGETAHUAN MANUSIA DIPEROLEH DARI PENGALAMAN.        DUA ASPEK TEORI EMPIRIS YAITU: PERBEDAAN ANTARA MENGETAHUI DAN YANG DIKETAHUI        YANG MENTAHUI ADALAH SUBJEK DAN BENDA YANG DIKETAHUI        ADALAH OBJEK PRINSIP KETARATURAN
C. METODE KEILMUAN (GABUNGAN RASIONALIME-EMPIRISME) KERANGKA DASAR TERDAPAT ENAM LANGKAH : SADAR AKAN ADANYA MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH PENGAMATAN ATAU PENGUMPULAN DATA YANG RELEVAN PENYUSUNAN ATAU KLASIFIKASI DATA PERUMUSAN HIPOTESIS DEDUKSI DAN INDUKSI TES DAN PENGUJIAN KEBENARAN
NILAI-NILAI SAINS NILAI-NILAI ETIK DAN ESTETIKA DARI SAINS       NILAI MORAL HUMANIORA DARI SAINS       NILAI EKONOMI DARI SAINS NILAI-NILAI PSIKOLOGIS/PEDADGOGIS SAINS       1. SIKAP MENCINTAI KEBENARAN       2. SIKAP TIDAK PURBASANGKA       3. MENYADARI KEBENARAN ILMU TIDAK MUTLAK       4. KEYAKINAN BAHWA TATATAN ALAM BERSIFAT TERATUR       5. BERSIFAT TOLERAN TERHADAP ORANG LAIN       6. BERSIFAT ULET       7. SIKAP TELITI DAN HATI-HATI       8. SIKAP INGIN TAHU       9. SIKAP OPTIMIS     10. KETERBATASAN SAINS
PROSES SAINS SIKAP SAINS MEMBUAT SESEORANG MEMILIKI SIKAP POSITIF TERMASUK MENGEMBANGKAN RASA INGIN TAHU, MAMPU BEKERJASAMA DENGAN  ORANG LAIN, TOLERAN, SKEPTIS DAN SEBAGAINYA PROSES SAINS (METODE) DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN, MENEMU- KAN PENGETAHUAN DAN PENERAPANNYA. DIDALAM MELAKUKAN PROSES  SAINS SESEORANG MEMBUTUHKAN KETERAMPILAN TERTENTU DISEBUT  KETERAMPILAN PROSES SAINS PRODUK ADALAH INFORMASI, IDE, FAKTA, TEORI, KONSEP, HUKUM, TENTANG SAINS YANG DIREKAM DAN DICATAT SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH
SAINS SIKAP KITA PRODUK PROSES SAINS  SAINS  SIKULUS SAINS
KETERAMPILAN PROSES SAINS PENGAMATAN EKSPLORATIF INFORMASI/ DATA/FAKTA PERTANYAAN PENELITIAN RUMUSAN MASALAH PENGAMATAN LEBIH LANJUT EKSPERIMEN MENGUJI JAWABAN SEMENTARA MENGUJI HIPOTESIS DESKRIPSI TENTANG OBJEK YANG DINYATAKAN PENJELASAN TENTANG MASALAH (TEORI SAINS) TUBUH ILMU SAINS
HUBUNGAN PENGAMATAN DENGAN KETERAMPILAN PROSES YANG LAIN PERCOBAAN (EKSPERIMEN) MENGADAKAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL ANALISIS PENELITIAN DISAIN PENELITIAN MENGUMPULKAN DAN MEMPROSES DATA HIPOTESIS DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL GRAFIK PREDIKSI MENYUSUN TABEL DATA IDENTIFIKASI VARIABEL INFERENSI MENGKOMUNIKASIKAN MENGELOMPOKKAN MENGUKUR MENGAMATI
MATEMATIKA Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia.  Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.  Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.  Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).  Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.
Tujuan Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut.  Logika Aljabar Geometri  Trigonometri Kalkulus  Statistika dan Peluang.
STRUKTUR KEILMUAN KERANGKA DASAR TEKS/PRINT OUT STRUKTUR BAHAN AJAR AUDIO AUDIOVISUAL KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI DASAR PEMILIHAN PENGGUNAAN MM INTERAKTIF P E M E L A J A R A N P N G S K B M M A T E R I ESN KOM ANALISIS KOMPETENSI LULUSAN PENGEMBANGAN SILABUS  INDIKATOR POHON KOMPETENSI PENGEMB: TEST/UJIAN FAKTOR PSIKOLOGIS FAKTOR PSIOLOGIS FAKTOR LAIN PROTA-PROMES Umpan balik PEMILIHAN PENERAPAN Perencanaan/skenario  TEORI BELAJAR BEHAVIORISME Pendekatan/ Strategi  metode KOGNITIVISME MODEL BELAJAR KONTRUKTIVISME POTENSI SEKOLAH
ACUAN DASAR  : ,[object Object]
 STRUKTUR KEILMUAN
 PSIKOLOGI PESERTA DIDIK
 PERKEMBANGAN IPTEKS
 KONDISI MASYARAKAT,[object Object]
Pengertian model pemelajaran, merupakanlandasan praktikdi depan kelas hasil penurunan teori psikologi  dan teori  belajar,yangdirancangberdasarkan proses analisis potensi siswa, daya dukung dan keterkaitan  dengan lingkungan  dalam implementasi kurikulum.
Pendekatan  Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian, atau   interaksi,  relasi dalam  suasana  tertentu, dengan individu atau kelompok  melaluipenggunaan metode tertentu secara efektif
Pendekatan pemelajaran sebagai prosespenyajian isi pemelajaran  kepadasiswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan.
strategi  Merupakan pendekatan dalam  mengelola  kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran  dan  pebelajar, peralatan dan bahan  serta waktu yang digunakan  untuk mencapai tujuan
Strategi pemelajaran terkandung pertanyaan bagaimanakah cara menyampaikanisi pelajaran?.  Maka komponen operasional strategi pemelajaran berupa urutan kegiatan,metode,BAHAN ajaran dan waktu.
gaya  kesanggupan atau kapasitas seseorang untuk berbuat sesuatu yang diekspresikan baik secara implisit maupun eksplisit
Gaya sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, yang saling terkait dengan kondisi lingkungan.
KATA KUNCI : Model  belajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik,dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
TITIK TOLAK : Memilih suatu model mengajar, harus sesuaikan dengan capaian kompetensi, potensi siswa, daya dukung sekolah,,lingkungan  yang ada, keterampilan guru, pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan antara guru dan peserta didik.
PERGESERANMODEL MENGAJAR KE MODELBELAJAR
NORMAL VERSUS AB NORMAL KEMULTI KECERDASAN/MODALITAS BELAJAR SUBJEK MATERKEKOMPETENSI KOREKSI TAKSANOMI BLOOM PETER W.AIRASIAN DKK (1999)
TEORI MODEL DEKADE 1999-2004 RUMPUN Modelbelajar Behaviorisme  Cognitivisme  Constructivisme
RUMPUN Model Behaviorisme
Model behaviorisme Good  et.  al.(1990)menganggap behaviorisme atau  tingkah  laku ini dapat diperhatikan dan diukur. Prinsip utama ialahfaktor rangsangan (stimulus),Respon (response) serta penguatan (reinforcement). Model ini menganggap faktor lingkungan sebagai rangsangan dan  respon peserta didik terhadap rangsangan itu ialah responsnya
Thorndike yang menyatakan bahwa: hubungan diantara stimulus dan respon akan diperkuat apabila  responnya positif diberikan rewardyangpositif dantingkah laku nagatif diberi hukuman.  Stimulus dipengaruhi faktor persepsi  == minat == > motivasi
KARAKTERISTIK Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.  Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentukperubahan tingkahlaku yang bisa diamati.  Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuandi dalam dirinya
Robins (1993:135), persepsi merupakan: Suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan memaknakan kesan sensorinya untuk memberi arti pada lingkungannya.  Tingkah laku seseorang akan didasarkan pada kenyataan menurut persepsinya sendiri bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.
Gilmer (1975 : 255) mengartikan persepsi merupakan proses pengorganisasian informasi dari lingkungan dalam tingkah laku yang berarti dan teratur.  Morgan (1986 : 132) mendefinisikan persepsi sebagai :persepsi didefinisikan sebagai apa yang dialami oleh individu. Persepsi yang merupakan pengalaman kita tentang dunia, timbul dari masukan sensory dan bagaimana cara kita untuk mengolah informasi sensory ini.
Atkinson et.al (1991) persepsi merupakan : Proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.  Udai Pareek (1996: 13) mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.
Morgan (1986 : 132) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu adalah : ,[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object]
TITIK TOLAK  RUMPUN BEHAVIORISME: Menurut Gagne et.al.(1992) YANG DOMINAN, Terdapat delapan elemen yang harus dilakukan guru dalam  proses pemelajaran di sekolah, yaitu:  ,[object Object]
  menjelaskan tujuan,
  merangsang proses “recall”,
  menyiapkanbahan atau materi yang   dapatmerangsang/menarik perhatian,
[object Object]
  memberi penghargaan terhadappeserta didik, kemajuan peserta didik berdasarkan tugas dan  latihan,  ,[object Object]
  mengembangkan pengetahuan dankepandaian yang telah dimiliki peserta didik
Karakteristik: Belajar adalah perubahan tingkah-laku.  Seseorang dianggap telah  belajar  sesuatu bilaia mampu menunjukkan perubahan tingkahlaku.  Pada model ini yang terpenting adalah masukan yang  berupa  stimulus  dan keluaran berupa respons.   Adapun apayangtelah terjadi diantara stimulus dan respons itu  dianggap tak penting diperhatikan sebab  tidak bisa diamati,yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons
Langkah-langkah UMUM:  ,[object Object]
  Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat initermasuk  mengidentifikasikan "entry behavior" peserta didik (pengetahuanawal peserta didik)  ,[object Object]
  Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagiankecil (sub pokok bahasan, sub topik)  ,[object Object]
  Memberikan stimulus yang mungkin berupa :pertanyaan (lisan/tertulis) tes,latihan dan tugas ,[object Object]
  Memberikan penguatan positip atau negatif ,[object Object]
ARI PRAKTEKNA KUMAHA KANG ? MANGGA COBIAN  !
Model Belajar Cognitivisme
Belajar sebagai suatu rangkaian pase,menggunakan step-step kognitif:  Pengkodean (cooding), penyimpanan (storing), perolehan  kembali  (retrieving),   dan  pemindahan informasi (transferring information). Suatu tugas dapat dipelajari dengan baik urutan yang spesifik pada sembilan peristiwa, yaitu:
[object Object]
  informasi peserta didik pada tujuan (informing thelearner of the objective), ,[object Object]
  menyajikan materi baru (presenting new material),
  menyediakan bimbingan belajar (providing learning(stimulating recall of prerequisite learning),  guidance), ,[object Object]
 menyatakan umpan balik sebagai ketepatan(providing feedback about correctness),
[object Object]
  penambahan ingatan dan daya ingat (echancingretention and recall).
Model  pemrosesan pengetahuan ini dengan menyatakan, bahwa pengetahuan yang diterima itu akan terlebih dahulu disimpan pada pendaftar sensor.  Pengetahuan yang baru diterima akan dibandingkan dengan Kognitif yang telah dulu ada. Pengetahuan yang telah ada tersebut dapat diperbaiki, ditambah, disesuaikan dan digabungkan dengan pengetahuan yang baru.   Selanjutnya, pengetahuan tersebut dipindahkan sebagai ingatan jangka pendek dan  jika pengetahuan itu dianggap penting,  akan dipindahkan  kepada ingatan jangka panjang.
INDRAWI SENSORI MEMORI ATENTION PROSES PENGOLAHAN INFORMASI ,[object Object]
OLAH
SIMPAN
ULANGWORKING MEMORI RETRIEVEL ENCODING ,[object Object]
INGATLONG-TERM MEMORI
CATATAN KHUSUS : Durasi perekam deria ¼ sd 1 saat (250 milisecond-1000milisecond), oleh sebab itu setiap rekayasa informasi materi ditata secara tepat  Sperling (1960) Lupa dalam ingatan jangka panjang, terdapat tiga teori yang harus diperhatikan yakni : Decay theory Informasi jadi pudar disebabkan oleh waktu Retrieval theory Informasi ada tetapi tidak dapat dicari karena isyarat yang sesuai tidak ada untuk mengeluarkannya Interference theory Informasi lain mengganggu yang hendak diingat, sebagai contoh beberapa gangguan tersebut antara lain :
Gangguan proaktif  Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada  Kelompok A, karena informasi lama (X-Y) mengganggu mengingat kembali informasi baru (X-Z)
Gangguan retroaktif  Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada Kelompok A, karena informasi baru (X-Z) mengganggu mengingat kembali informasi lama (X-Y)
Terdapat empat proses yang harus menjadi perhatian dalam pemrosesan infromasi, yaitu : Pengkodean (encoding) Proses yang menentukan cara informasi dikeding dan disimpan pada perekam deria, menjadi ingatan jangka pendek dan jangka panjang Penyimpanan (strorage) Proses yang menentukan bagaimana informasi disimpan dalam ketiga-tiga stor memori Mengingat kembali (retrievel) Proses yang membolehkan informasi dikeluarkan daripada ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang  Lupa (Forgeting) Proses yang menyebabkan informasi ‘hilang’ atau sukar diingat kembali dari pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
Ingatan Jangka Pendek ( Short Term Memory/ STM)  Ingatan kerja (working memory), tempo ingatan jangka pendek ialah 10-20 saat  jika butir informasi tidak diulang.  Contoh berikan teman anda nomor telepon dan sementara mencari kerta untuk menuliskannya, selanjutnyA NOMOR ITU DIULANG SUPAYA TIDAK LUPA.   PROSES INI DIPANGGIL ULANG, JIKA TIDAK DIULANG NOMOR ITU AKAN HILANG DALAM MASA 10-20 SAAT.  Oleh sebab itu susun materi yang terorganisasi seperti :
Komponen: Klasifikasi Kategory dsb  Sekuen: Kronologis Efek/kasus Pengembangan Relevansi:  Fokus pada ide Prinsip kaidah Transisi:  Hubungan Pengaruh Kuantitatif/kualitatif
Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory/LTM Ingatan jangka panjang masih menjadi landasan dalam menyiasati bagaimana cara informasi “dikode”, disimpan dan diingat kembali serta lupa.  Ahli psikologi seperti Freud menjelaskan bahwa segala pengalaman kita sejak lahir disimpan dalam ingatan jangka panjang.  Hal ini jelas sekali jika masih dapat mengingat apa yang terjadi pada haris pertama sekolah, kondisi itu bermakna informasi tidak hilang tetapi sukar diingat kembali.
Dengan demikian, perlu diperhatikan bahwa setiap informasi dalam pemelajaran perlu ditetapkan kode yang khas: Imaginasi   ======  kreativitas mental Metode lokasi ====  ide yang terkoneksi pada lokasi tertentu  Skema, nomor  ===( ide yang tersmabung berdasarkan nomor atau urutan abjad  Rytime       =======( informasi berdasarkan nada atau fase Tulisan initial =====( informasi berdasarkan inisial tertentu
Tipe pengorganisasi pengetahuan : Semantic memory Skema  ===( jaringan ide atau hubungan, struktur data, prosedur untuk organisasi berdasarkan pengetahuan dan pemahaman Proporsisi ==(   saling keterhubungan kompulan konsep dan keterkaitan  Skrif ======(    struktur pengetahuan deklarasi, sebagai informasi umum seperti persitiwa sosial Frame =====(  mengorganisasikan pengetahuan komplek darivisualisasi berdasarkan refren yang ada Skematik ===( mengorganisasikan konsep, prinsip aturan
Episode memory Mengetengahkan sejarah runutan dan anlogi dari suatu peristiwa  Posedur memory Mengetengahkan langkah-langkah secara sitematik Formasi konsep  Pengembangan formasi konsep secara urutan seperti nama, definisi identitas yang relevan contoh yang benar dan salah pemikiran deduktif
MADHAB KOGTIVISME : KOGNITIVISME BRUNER Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri. Model  ini mengarahkan peserta didik untuk belajar secara discovery learning. LANGKAH : ,[object Object]
Memilih materi pelajaran
Menentukan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik
Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi dsbnya., yang dapat digunakan peserta didik untuk bahan belajar
Mengatur topik peserta didik  dari konsep yang paling kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks
Mengevaluasi proses dan hasil belajar ,[object Object]
COGNITIVISMEBERMAKNA(ASUBEL) Dalam aplikasinya menuntut peserta didik  belajar secara deduktif (dari umum ke khusus)  dan lebih mementingkan aspek struktur kognitif peserta didik LANGKAH: ,[object Object]
Mengukur kesiapan peserta didik (minat, kemampuan, struktur kognitif)baik melalui tes awal, interviw, pertanyaan dll.
Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam     bentuk penyajian konsep-konsep kunci
[object Object],     yang harus dikuasai peserta didik dari materi tsb.  ,[object Object]
Membuat dan menggunakan "advanced organizer" paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru disajikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaiatan) materi yang sudah diberikan dengan yang akan diberikan.
Mengajar peserta didik untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep yang ada
Mengevaluasi proses dan hasil belajar ,[object Object]

More Related Content

What's hot

Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisIrti Andraini
 
Kuliah 3 pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajian
Kuliah 3   pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajianKuliah 3   pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajian
Kuliah 3 pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajianKamarudin Jaafar
 
Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2newmegapro
 
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Valentino Selayan
 
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)Islamic Studies
 
kaedah penyelidikan dalam pendidikan
kaedah penyelidikan dalam pendidikankaedah penyelidikan dalam pendidikan
kaedah penyelidikan dalam pendidikanNik Zawawi
 
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SEBahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SEMeiman21051983
 
Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
Penyusunan Proposal Penelitian KuantitatifPenyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
Penyusunan Proposal Penelitian KuantitatifEgha Rhiyanti Putri
 
Rangkuman bab-3-creswell
Rangkuman bab-3-creswellRangkuman bab-3-creswell
Rangkuman bab-3-creswellElin Haerani
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalRiri Pekredastif
 
Konsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikanKonsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikanIBNU UBAIDILAH
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFSanjaya Koembara
 

What's hot (20)

Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
 
Kuliah 3 pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajian
Kuliah 3   pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajianKuliah 3   pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajian
Kuliah 3 pemboleh ubah hipotesis dan soalan kajian
 
Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2
 
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
 
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
 
kaedah penyelidikan dalam pendidikan
kaedah penyelidikan dalam pendidikankaedah penyelidikan dalam pendidikan
kaedah penyelidikan dalam pendidikan
 
Desain Riset PAR
Desain Riset PAR Desain Riset PAR
Desain Riset PAR
 
Krl3033 kajian penyelidikan 2
Krl3033  kajian penyelidikan 2 Krl3033  kajian penyelidikan 2
Krl3033 kajian penyelidikan 2
 
Apakah teori itu
Apakah teori ituApakah teori itu
Apakah teori itu
 
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SEBahan metpen  Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
 
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikan
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikanTugas kelompok 1 metodologi pendidikan
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikan
 
Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
Penyusunan Proposal Penelitian KuantitatifPenyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
 
Matematika bangun-datar
Matematika bangun-datarMatematika bangun-datar
Matematika bangun-datar
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Rangkuman bab-3-creswell
Rangkuman bab-3-creswellRangkuman bab-3-creswell
Rangkuman bab-3-creswell
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposal
 
Konsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikanKonsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikan
 
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
Metodologi Penelitian Untuk S2r Ev2
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
 
P2 konsep dasar penelitian
P2 konsep dasar penelitianP2 konsep dasar penelitian
P2 konsep dasar penelitian
 

Similar to Model, strategi, metode

ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.ppt
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.pptMETODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.ppt
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.pptanqitamyizah
 
METODOLOGI_PENELITIAN.ppt
METODOLOGI_PENELITIAN.pptMETODOLOGI_PENELITIAN.ppt
METODOLOGI_PENELITIAN.pptABDULBASHIR25
 
fdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.ppt
fdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.pptfdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.ppt
fdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.pptZainal78
 
Karya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptx
Karya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptxKarya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptx
Karya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptxhmzart
 
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianHakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianadisasmito93
 
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaranResume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaranZakkyKee
 
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdf
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdfLANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdf
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdfFadillahNuzululRahma
 
ATP_DANY_FISIKA_X.pdf
ATP_DANY_FISIKA_X.pdfATP_DANY_FISIKA_X.pdf
ATP_DANY_FISIKA_X.pdfFaqihUddin4
 
RPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdf
RPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdfRPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdf
RPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdfHariMulyani1
 
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]Fauzul Blanco
 
1 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 20211 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 2021RIDHOBARU
 
Metode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kualMetode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kualadejuve
 
Pengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitianPengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitianTri Ramdani
 
HAKIKAT_SAINS.pptx
HAKIKAT_SAINS.pptxHAKIKAT_SAINS.pptx
HAKIKAT_SAINS.pptxcahyaprint
 

Similar to Model, strategi, metode (20)

ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN
 
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.ppt
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.pptMETODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.ppt
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI.ppt
 
METODOLOGI_PENELITIAN.ppt
METODOLOGI_PENELITIAN.pptMETODOLOGI_PENELITIAN.ppt
METODOLOGI_PENELITIAN.ppt
 
Kps dan kgs
Kps dan kgsKps dan kgs
Kps dan kgs
 
fdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.ppt
fdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.pptfdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.ppt
fdokumen.com_metodologi-penelitian-sosial-562d0d36ab050.ppt
 
Materi kuliah mps i
Materi kuliah mps iMateri kuliah mps i
Materi kuliah mps i
 
Karya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptx
Karya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptxKarya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptx
Karya Tulis Ilmiah_B S R Purwanti.pptx
 
File 7
File  7File  7
File 7
 
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitianHakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
Hakikat, ruang lingkup, dan manfaat penelitian
 
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaranResume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
Resume chapter 1, 8, 9, 10 Creswell dan chapter 2 sekaran
 
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdf
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdfLANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdf
LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN.pdf
 
RPS Statistik Pendidikan.pdf
RPS Statistik Pendidikan.pdfRPS Statistik Pendidikan.pdf
RPS Statistik Pendidikan.pdf
 
ATP_DANY_FISIKA_X.pdf
ATP_DANY_FISIKA_X.pdfATP_DANY_FISIKA_X.pdf
ATP_DANY_FISIKA_X.pdf
 
RPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdf
RPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdfRPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdf
RPS Mata Kuliah STATISTIKA.pdf
 
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
1 konsep dasar penelitian [compatibility mode]
 
1 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 20211 metpen pendahuluan 2020 2021
1 metpen pendahuluan 2020 2021
 
Metode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kualMetode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kual
 
Pengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitianPengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitian
 
Fisika teknologi (2)
Fisika teknologi (2)Fisika teknologi (2)
Fisika teknologi (2)
 
HAKIKAT_SAINS.pptx
HAKIKAT_SAINS.pptxHAKIKAT_SAINS.pptx
HAKIKAT_SAINS.pptx
 

More from FKIP UHO

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks PresentationFKIP UHO
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaFKIP UHO
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kimFKIP UHO
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)FKIP UHO
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)FKIP UHO
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOFKIP UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal buturFKIP UHO
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013FKIP UHO
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013FKIP UHO
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoFKIP UHO
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentationFKIP UHO
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasamaFKIP UHO
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1FKIP UHO
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program UnggulanFKIP UHO
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanFKIP UHO
 

More from FKIP UHO (20)

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks Presentation
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter Fisika
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kim
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis riset
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis riset
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal butur
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentation
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasama
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1
 
Soal lab
Soal labSoal lab
Soal lab
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program Unggulan
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfUditGheozi2
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfNurSriWidyastuti1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docxRinawatiRinawati10
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfyuniarmadyawati361
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Model, strategi, metode

  • 1. KONSEP MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,DAN GAYA BELAJAR La Tahang Pendidikan Fisika KENDARI
  • 2. Pemelajaran Materi kompetensi alat ukur/tes Pembelajaran siswa kemampuan mediator
  • 3. APAKAH SAINS ITU ? SAINS ADALAH PENGETAHUAN YANG TELAH TERUJI KEBENARANNYA MELALUI METODE ILMIAH BERNAL (1969) MENNONJOLKAN LIMA ASPEK SAINS YANG DIPANDANG SEBAGAI : INSTITUSI METODE KUMPULAN PENGETAHUAN FAKTOR UNTUK MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN PRODUK MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN DAN SIKAP MANUSIA TERHADAP ALAM SEMESTA DAN MANUSIA
  • 4. NAGEL (1967) DAPAT DILIHAT DARI TIGA ASPEK: TUJUAN SAINS ADALAH SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUASAI ALAM DAN DAN UNTUK MEMBERIKAN SUMBANGAN UMAT MANUSIA SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI PENGETAHUAN YANG SISTEMATIK DAN TANGGUH DALAM ARTI MERUPAKAN SUATU HASIL ATAU KESIMPULAN YANG DIDAPAT DARI BERBAGAI PERISTIWA SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI METODE, ATAU PERANGKAT ATURAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH, MENGETAHUI PENYEBAB DAN UNTUK MENDAPATKAN HUKUM TEORI DARI OBJEK YANG DIAMATI
  • 5. METODE ILMIAH RASIONALISME PERNYATAAN YANG SUDAH PASTI BENAR (AKSIOMA) AKSIOMA DASAR DIPAKAI MEMBANGUN SISTEM PEMIKIRANNYA DITURUNKAN DARI IDE YANG MENURUT ANGGAPANNYA JELAS TEGAS, DAN PASTI DALAM PIKIRAN MANUSIA. MANUSIA DIPAN- DANG MAMPU MENGETAHUI IDE TERSEBUT. EMPIRISME PENGETAHUAN MANUSIA DIPEROLEH DARI PENGALAMAN. DUA ASPEK TEORI EMPIRIS YAITU: PERBEDAAN ANTARA MENGETAHUI DAN YANG DIKETAHUI YANG MENTAHUI ADALAH SUBJEK DAN BENDA YANG DIKETAHUI ADALAH OBJEK PRINSIP KETARATURAN
  • 6. C. METODE KEILMUAN (GABUNGAN RASIONALIME-EMPIRISME) KERANGKA DASAR TERDAPAT ENAM LANGKAH : SADAR AKAN ADANYA MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH PENGAMATAN ATAU PENGUMPULAN DATA YANG RELEVAN PENYUSUNAN ATAU KLASIFIKASI DATA PERUMUSAN HIPOTESIS DEDUKSI DAN INDUKSI TES DAN PENGUJIAN KEBENARAN
  • 7. NILAI-NILAI SAINS NILAI-NILAI ETIK DAN ESTETIKA DARI SAINS NILAI MORAL HUMANIORA DARI SAINS NILAI EKONOMI DARI SAINS NILAI-NILAI PSIKOLOGIS/PEDADGOGIS SAINS 1. SIKAP MENCINTAI KEBENARAN 2. SIKAP TIDAK PURBASANGKA 3. MENYADARI KEBENARAN ILMU TIDAK MUTLAK 4. KEYAKINAN BAHWA TATATAN ALAM BERSIFAT TERATUR 5. BERSIFAT TOLERAN TERHADAP ORANG LAIN 6. BERSIFAT ULET 7. SIKAP TELITI DAN HATI-HATI 8. SIKAP INGIN TAHU 9. SIKAP OPTIMIS 10. KETERBATASAN SAINS
  • 8. PROSES SAINS SIKAP SAINS MEMBUAT SESEORANG MEMILIKI SIKAP POSITIF TERMASUK MENGEMBANGKAN RASA INGIN TAHU, MAMPU BEKERJASAMA DENGAN ORANG LAIN, TOLERAN, SKEPTIS DAN SEBAGAINYA PROSES SAINS (METODE) DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN, MENEMU- KAN PENGETAHUAN DAN PENERAPANNYA. DIDALAM MELAKUKAN PROSES SAINS SESEORANG MEMBUTUHKAN KETERAMPILAN TERTENTU DISEBUT KETERAMPILAN PROSES SAINS PRODUK ADALAH INFORMASI, IDE, FAKTA, TEORI, KONSEP, HUKUM, TENTANG SAINS YANG DIREKAM DAN DICATAT SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH
  • 9. SAINS SIKAP KITA PRODUK PROSES SAINS SAINS SIKULUS SAINS
  • 10. KETERAMPILAN PROSES SAINS PENGAMATAN EKSPLORATIF INFORMASI/ DATA/FAKTA PERTANYAAN PENELITIAN RUMUSAN MASALAH PENGAMATAN LEBIH LANJUT EKSPERIMEN MENGUJI JAWABAN SEMENTARA MENGUJI HIPOTESIS DESKRIPSI TENTANG OBJEK YANG DINYATAKAN PENJELASAN TENTANG MASALAH (TEORI SAINS) TUBUH ILMU SAINS
  • 11. HUBUNGAN PENGAMATAN DENGAN KETERAMPILAN PROSES YANG LAIN PERCOBAAN (EKSPERIMEN) MENGADAKAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL ANALISIS PENELITIAN DISAIN PENELITIAN MENGUMPULKAN DAN MEMPROSES DATA HIPOTESIS DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL GRAFIK PREDIKSI MENYUSUN TABEL DATA IDENTIFIKASI VARIABEL INFERENSI MENGKOMUNIKASIKAN MENGELOMPOKKAN MENGUKUR MENGAMATI
  • 12. MATEMATIKA Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
  • 13. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
  • 14. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.
  • 15. Tujuan Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
  • 16. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Logika Aljabar Geometri Trigonometri Kalkulus Statistika dan Peluang.
  • 17. STRUKTUR KEILMUAN KERANGKA DASAR TEKS/PRINT OUT STRUKTUR BAHAN AJAR AUDIO AUDIOVISUAL KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI DASAR PEMILIHAN PENGGUNAAN MM INTERAKTIF P E M E L A J A R A N P N G S K B M M A T E R I ESN KOM ANALISIS KOMPETENSI LULUSAN PENGEMBANGAN SILABUS INDIKATOR POHON KOMPETENSI PENGEMB: TEST/UJIAN FAKTOR PSIKOLOGIS FAKTOR PSIOLOGIS FAKTOR LAIN PROTA-PROMES Umpan balik PEMILIHAN PENERAPAN Perencanaan/skenario TEORI BELAJAR BEHAVIORISME Pendekatan/ Strategi metode KOGNITIVISME MODEL BELAJAR KONTRUKTIVISME POTENSI SEKOLAH
  • 18.
  • 22.
  • 23. Pengertian model pemelajaran, merupakanlandasan praktikdi depan kelas hasil penurunan teori psikologi dan teori belajar,yangdirancangberdasarkan proses analisis potensi siswa, daya dukung dan keterkaitan dengan lingkungan dalam implementasi kurikulum.
  • 24. Pendekatan Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melaluipenggunaan metode tertentu secara efektif
  • 25. Pendekatan pemelajaran sebagai prosespenyajian isi pemelajaran kepadasiswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan.
  • 26. strategi Merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan pebelajar, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
  • 27. Strategi pemelajaran terkandung pertanyaan bagaimanakah cara menyampaikanisi pelajaran?. Maka komponen operasional strategi pemelajaran berupa urutan kegiatan,metode,BAHAN ajaran dan waktu.
  • 28. gaya kesanggupan atau kapasitas seseorang untuk berbuat sesuatu yang diekspresikan baik secara implisit maupun eksplisit
  • 29. Gaya sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, yang saling terkait dengan kondisi lingkungan.
  • 30. KATA KUNCI : Model belajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik,dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
  • 31. TITIK TOLAK : Memilih suatu model mengajar, harus sesuaikan dengan capaian kompetensi, potensi siswa, daya dukung sekolah,,lingkungan yang ada, keterampilan guru, pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan antara guru dan peserta didik.
  • 33. NORMAL VERSUS AB NORMAL KEMULTI KECERDASAN/MODALITAS BELAJAR SUBJEK MATERKEKOMPETENSI KOREKSI TAKSANOMI BLOOM PETER W.AIRASIAN DKK (1999)
  • 34. TEORI MODEL DEKADE 1999-2004 RUMPUN Modelbelajar Behaviorisme Cognitivisme Constructivisme
  • 36.
  • 37. Model behaviorisme Good et. al.(1990)menganggap behaviorisme atau tingkah laku ini dapat diperhatikan dan diukur. Prinsip utama ialahfaktor rangsangan (stimulus),Respon (response) serta penguatan (reinforcement). Model ini menganggap faktor lingkungan sebagai rangsangan dan respon peserta didik terhadap rangsangan itu ialah responsnya
  • 38. Thorndike yang menyatakan bahwa: hubungan diantara stimulus dan respon akan diperkuat apabila responnya positif diberikan rewardyangpositif dantingkah laku nagatif diberi hukuman. Stimulus dipengaruhi faktor persepsi == minat == > motivasi
  • 39. KARAKTERISTIK Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentukperubahan tingkahlaku yang bisa diamati. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuandi dalam dirinya
  • 40. Robins (1993:135), persepsi merupakan: Suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan memaknakan kesan sensorinya untuk memberi arti pada lingkungannya. Tingkah laku seseorang akan didasarkan pada kenyataan menurut persepsinya sendiri bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.
  • 41. Gilmer (1975 : 255) mengartikan persepsi merupakan proses pengorganisasian informasi dari lingkungan dalam tingkah laku yang berarti dan teratur. Morgan (1986 : 132) mendefinisikan persepsi sebagai :persepsi didefinisikan sebagai apa yang dialami oleh individu. Persepsi yang merupakan pengalaman kita tentang dunia, timbul dari masukan sensory dan bagaimana cara kita untuk mengolah informasi sensory ini.
  • 42. Atkinson et.al (1991) persepsi merupakan : Proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Udai Pareek (1996: 13) mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47. menjelaskan tujuan,
  • 48. merangsang proses “recall”,
  • 49. menyiapkanbahan atau materi yang dapatmerangsang/menarik perhatian,
  • 50.
  • 51.
  • 52. mengembangkan pengetahuan dankepandaian yang telah dimiliki peserta didik
  • 53. Karakteristik: Belajar adalah perubahan tingkah-laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bilaia mampu menunjukkan perubahan tingkahlaku. Pada model ini yang terpenting adalah masukan yang berupa stimulus dan keluaran berupa respons. Adapun apayangtelah terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati,yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59. ARI PRAKTEKNA KUMAHA KANG ? MANGGA COBIAN !
  • 61.
  • 62. Belajar sebagai suatu rangkaian pase,menggunakan step-step kognitif: Pengkodean (cooding), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), dan pemindahan informasi (transferring information). Suatu tugas dapat dipelajari dengan baik urutan yang spesifik pada sembilan peristiwa, yaitu:
  • 63.
  • 64.
  • 65. menyajikan materi baru (presenting new material),
  • 66.
  • 67. menyatakan umpan balik sebagai ketepatan(providing feedback about correctness),
  • 68.
  • 69. penambahan ingatan dan daya ingat (echancingretention and recall).
  • 70. Model pemrosesan pengetahuan ini dengan menyatakan, bahwa pengetahuan yang diterima itu akan terlebih dahulu disimpan pada pendaftar sensor. Pengetahuan yang baru diterima akan dibandingkan dengan Kognitif yang telah dulu ada. Pengetahuan yang telah ada tersebut dapat diperbaiki, ditambah, disesuaikan dan digabungkan dengan pengetahuan yang baru. Selanjutnya, pengetahuan tersebut dipindahkan sebagai ingatan jangka pendek dan jika pengetahuan itu dianggap penting, akan dipindahkan kepada ingatan jangka panjang.
  • 71.
  • 72. OLAH
  • 74.
  • 76.
  • 77.
  • 78. CATATAN KHUSUS : Durasi perekam deria ¼ sd 1 saat (250 milisecond-1000milisecond), oleh sebab itu setiap rekayasa informasi materi ditata secara tepat Sperling (1960) Lupa dalam ingatan jangka panjang, terdapat tiga teori yang harus diperhatikan yakni : Decay theory Informasi jadi pudar disebabkan oleh waktu Retrieval theory Informasi ada tetapi tidak dapat dicari karena isyarat yang sesuai tidak ada untuk mengeluarkannya Interference theory Informasi lain mengganggu yang hendak diingat, sebagai contoh beberapa gangguan tersebut antara lain :
  • 79. Gangguan proaktif Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada Kelompok A, karena informasi lama (X-Y) mengganggu mengingat kembali informasi baru (X-Z)
  • 80. Gangguan retroaktif Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada Kelompok A, karena informasi baru (X-Z) mengganggu mengingat kembali informasi lama (X-Y)
  • 81. Terdapat empat proses yang harus menjadi perhatian dalam pemrosesan infromasi, yaitu : Pengkodean (encoding) Proses yang menentukan cara informasi dikeding dan disimpan pada perekam deria, menjadi ingatan jangka pendek dan jangka panjang Penyimpanan (strorage) Proses yang menentukan bagaimana informasi disimpan dalam ketiga-tiga stor memori Mengingat kembali (retrievel) Proses yang membolehkan informasi dikeluarkan daripada ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Lupa (Forgeting) Proses yang menyebabkan informasi ‘hilang’ atau sukar diingat kembali dari pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
  • 82. Ingatan Jangka Pendek ( Short Term Memory/ STM) Ingatan kerja (working memory), tempo ingatan jangka pendek ialah 10-20 saat jika butir informasi tidak diulang. Contoh berikan teman anda nomor telepon dan sementara mencari kerta untuk menuliskannya, selanjutnyA NOMOR ITU DIULANG SUPAYA TIDAK LUPA. PROSES INI DIPANGGIL ULANG, JIKA TIDAK DIULANG NOMOR ITU AKAN HILANG DALAM MASA 10-20 SAAT. Oleh sebab itu susun materi yang terorganisasi seperti :
  • 83. Komponen: Klasifikasi Kategory dsb Sekuen: Kronologis Efek/kasus Pengembangan Relevansi: Fokus pada ide Prinsip kaidah Transisi: Hubungan Pengaruh Kuantitatif/kualitatif
  • 84. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory/LTM Ingatan jangka panjang masih menjadi landasan dalam menyiasati bagaimana cara informasi “dikode”, disimpan dan diingat kembali serta lupa. Ahli psikologi seperti Freud menjelaskan bahwa segala pengalaman kita sejak lahir disimpan dalam ingatan jangka panjang. Hal ini jelas sekali jika masih dapat mengingat apa yang terjadi pada haris pertama sekolah, kondisi itu bermakna informasi tidak hilang tetapi sukar diingat kembali.
  • 85. Dengan demikian, perlu diperhatikan bahwa setiap informasi dalam pemelajaran perlu ditetapkan kode yang khas: Imaginasi ====== kreativitas mental Metode lokasi ==== ide yang terkoneksi pada lokasi tertentu Skema, nomor ===( ide yang tersmabung berdasarkan nomor atau urutan abjad Rytime =======( informasi berdasarkan nada atau fase Tulisan initial =====( informasi berdasarkan inisial tertentu
  • 86. Tipe pengorganisasi pengetahuan : Semantic memory Skema ===( jaringan ide atau hubungan, struktur data, prosedur untuk organisasi berdasarkan pengetahuan dan pemahaman Proporsisi ==( saling keterhubungan kompulan konsep dan keterkaitan Skrif ======( struktur pengetahuan deklarasi, sebagai informasi umum seperti persitiwa sosial Frame =====( mengorganisasikan pengetahuan komplek darivisualisasi berdasarkan refren yang ada Skematik ===( mengorganisasikan konsep, prinsip aturan
  • 87. Episode memory Mengetengahkan sejarah runutan dan anlogi dari suatu peristiwa Posedur memory Mengetengahkan langkah-langkah secara sitematik Formasi konsep Pengembangan formasi konsep secara urutan seperti nama, definisi identitas yang relevan contoh yang benar dan salah pemikiran deduktif
  • 88.
  • 90. Menentukan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik
  • 91. Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi dsbnya., yang dapat digunakan peserta didik untuk bahan belajar
  • 92. Mengatur topik peserta didik dari konsep yang paling kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks
  • 93.
  • 94.
  • 95. Mengukur kesiapan peserta didik (minat, kemampuan, struktur kognitif)baik melalui tes awal, interviw, pertanyaan dll.
  • 96. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci
  • 97.
  • 98. Membuat dan menggunakan "advanced organizer" paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru disajikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaiatan) materi yang sudah diberikan dengan yang akan diberikan.
  • 99. Mengajar peserta didik untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep yang ada
  • 100.
  • 102. Konstruktivisime merupakan proses pemelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pemelajaran baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun univer-sitas, meskipun belum jelas terlihat.
  • 103. Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pemelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk peserta didik.
  • 104. Pola pembinaan ilmupengetahuan di Sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.
  • 105. Pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman  Pemelajaran adalah intepretasi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Pemelajaran merupakan satu proses aktif yang dibina dari pengalaman seseorang Konsep terhadap sesuatu pengalaman dibina dari penyatuan beberapa perspektif secara kolaboratif (konstruktivism kognitif dan  konstruktivism sosial) Pemelajaran dibina didalam situasi nyata.
  • 106.
  • 107. Guru hanya merupakan salah satu sumber pengetahuan, bukan orang yang tahu segala-galanya. Jadi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik.
  • 108. sebagai implikasinya, dalam penilaian pun harus mencakup cara-cara penyelesaian masalah dengan berpatokan pada aturan yang berlaku. Teknik-teknik tersebut dapat berbentuk peta konsep, diagram ven, portopolio, uji kompetensi, dan ujian komprehenship
  • 109.
  • 110.
  • 111.
  • 112. Input yang diterima peserta didik tidak memiliki makna yang tetap,
  • 113. Peserta didik menyimpan input yang diterima tersebut ke dalam memorinya,
  • 114. Input yang tersimpan dalam memori tersebut dapat digunakan lagi untuk menguji input lain yang baru diterima,
  • 115. Peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang menjadi keputusannya.COSTRUCTIVISME PERSONAL
  • 116.
  • 117. pembinaan pengetahuan bersifat sosial dan personal,
  • 118. pembina pengetahuan personal adalah perantara soial dan pembina pengetahuan sosial adalah perantara personal,
  • 119. pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial, dan
  • 120.
  • 121.
  • 122. konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif tentang pengalaman subjektif.
  • 123. COSTRUCTIVISME Simpulan : Pemelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Pada akhir proses pemelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. Untuk memutuskan (menilai) keputusan-nya, peserta didik harus bekerja sama dengan peserta didik yang lain. Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti bahasa, matematika, musik dan lain-lain.
  • 126.
  • 127.
  • 128.
  • 129.
  • 130.
  • 131. PENDEKATAN PRAKTIK Bawalah belajar anak dengan riang dan gembira