3. APAKAH SAINS ITU ? SAINS ADALAH PENGETAHUAN YANG TELAH TERUJI KEBENARANNYA MELALUI METODE ILMIAH BERNAL (1969) MENNONJOLKAN LIMA ASPEK SAINS YANG DIPANDANG SEBAGAI : INSTITUSI METODE KUMPULAN PENGETAHUAN FAKTOR UNTUK MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN PRODUK MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN DAN SIKAP MANUSIA TERHADAP ALAM SEMESTA DAN MANUSIA
4. NAGEL (1967) DAPAT DILIHAT DARI TIGA ASPEK: TUJUAN SAINS ADALAH SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUASAI ALAM DAN DAN UNTUK MEMBERIKAN SUMBANGAN UMAT MANUSIA SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI PENGETAHUAN YANG SISTEMATIK DAN TANGGUH DALAM ARTI MERUPAKAN SUATU HASIL ATAU KESIMPULAN YANG DIDAPAT DARI BERBAGAI PERISTIWA SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI METODE, ATAU PERANGKAT ATURAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH, MENGETAHUI PENYEBAB DAN UNTUK MENDAPATKAN HUKUM TEORI DARI OBJEK YANG DIAMATI
5. METODE ILMIAH RASIONALISME PERNYATAAN YANG SUDAH PASTI BENAR (AKSIOMA) AKSIOMA DASAR DIPAKAI MEMBANGUN SISTEM PEMIKIRANNYA DITURUNKAN DARI IDE YANG MENURUT ANGGAPANNYA JELAS TEGAS, DAN PASTI DALAM PIKIRAN MANUSIA. MANUSIA DIPAN- DANG MAMPU MENGETAHUI IDE TERSEBUT. EMPIRISME PENGETAHUAN MANUSIA DIPEROLEH DARI PENGALAMAN. DUA ASPEK TEORI EMPIRIS YAITU: PERBEDAAN ANTARA MENGETAHUI DAN YANG DIKETAHUI YANG MENTAHUI ADALAH SUBJEK DAN BENDA YANG DIKETAHUI ADALAH OBJEK PRINSIP KETARATURAN
6. C. METODE KEILMUAN (GABUNGAN RASIONALIME-EMPIRISME) KERANGKA DASAR TERDAPAT ENAM LANGKAH : SADAR AKAN ADANYA MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH PENGAMATAN ATAU PENGUMPULAN DATA YANG RELEVAN PENYUSUNAN ATAU KLASIFIKASI DATA PERUMUSAN HIPOTESIS DEDUKSI DAN INDUKSI TES DAN PENGUJIAN KEBENARAN
7. NILAI-NILAI SAINS NILAI-NILAI ETIK DAN ESTETIKA DARI SAINS NILAI MORAL HUMANIORA DARI SAINS NILAI EKONOMI DARI SAINS NILAI-NILAI PSIKOLOGIS/PEDADGOGIS SAINS 1. SIKAP MENCINTAI KEBENARAN 2. SIKAP TIDAK PURBASANGKA 3. MENYADARI KEBENARAN ILMU TIDAK MUTLAK 4. KEYAKINAN BAHWA TATATAN ALAM BERSIFAT TERATUR 5. BERSIFAT TOLERAN TERHADAP ORANG LAIN 6. BERSIFAT ULET 7. SIKAP TELITI DAN HATI-HATI 8. SIKAP INGIN TAHU 9. SIKAP OPTIMIS 10. KETERBATASAN SAINS
8. PROSES SAINS SIKAP SAINS MEMBUAT SESEORANG MEMILIKI SIKAP POSITIF TERMASUK MENGEMBANGKAN RASA INGIN TAHU, MAMPU BEKERJASAMA DENGAN ORANG LAIN, TOLERAN, SKEPTIS DAN SEBAGAINYA PROSES SAINS (METODE) DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN, MENEMU- KAN PENGETAHUAN DAN PENERAPANNYA. DIDALAM MELAKUKAN PROSES SAINS SESEORANG MEMBUTUHKAN KETERAMPILAN TERTENTU DISEBUT KETERAMPILAN PROSES SAINS PRODUK ADALAH INFORMASI, IDE, FAKTA, TEORI, KONSEP, HUKUM, TENTANG SAINS YANG DIREKAM DAN DICATAT SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH
10. KETERAMPILAN PROSES SAINS PENGAMATAN EKSPLORATIF INFORMASI/ DATA/FAKTA PERTANYAAN PENELITIAN RUMUSAN MASALAH PENGAMATAN LEBIH LANJUT EKSPERIMEN MENGUJI JAWABAN SEMENTARA MENGUJI HIPOTESIS DESKRIPSI TENTANG OBJEK YANG DINYATAKAN PENJELASAN TENTANG MASALAH (TEORI SAINS) TUBUH ILMU SAINS
11. HUBUNGAN PENGAMATAN DENGAN KETERAMPILAN PROSES YANG LAIN PERCOBAAN (EKSPERIMEN) MENGADAKAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL ANALISIS PENELITIAN DISAIN PENELITIAN MENGUMPULKAN DAN MEMPROSES DATA HIPOTESIS DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL GRAFIK PREDIKSI MENYUSUN TABEL DATA IDENTIFIKASI VARIABEL INFERENSI MENGKOMUNIKASIKAN MENGELOMPOKKAN MENGUKUR MENGAMATI
12. MATEMATIKA Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
13. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
14. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.
15. Tujuan Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
16. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Logika Aljabar Geometri Trigonometri Kalkulus Statistika dan Peluang.
17. STRUKTUR KEILMUAN KERANGKA DASAR TEKS/PRINT OUT STRUKTUR BAHAN AJAR AUDIO AUDIOVISUAL KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI DASAR PEMILIHAN PENGGUNAAN MM INTERAKTIF P E M E L A J A R A N P N G S K B M M A T E R I ESN KOM ANALISIS KOMPETENSI LULUSAN PENGEMBANGAN SILABUS INDIKATOR POHON KOMPETENSI PENGEMB: TEST/UJIAN FAKTOR PSIKOLOGIS FAKTOR PSIOLOGIS FAKTOR LAIN PROTA-PROMES Umpan balik PEMILIHAN PENERAPAN Perencanaan/skenario TEORI BELAJAR BEHAVIORISME Pendekatan/ Strategi metode KOGNITIVISME MODEL BELAJAR KONTRUKTIVISME POTENSI SEKOLAH
23. Pengertian model pemelajaran, merupakanlandasan praktikdi depan kelas hasil penurunan teori psikologi dan teori belajar,yangdirancangberdasarkan proses analisis potensi siswa, daya dukung dan keterkaitan dengan lingkungan dalam implementasi kurikulum.
24. Pendekatan Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melaluipenggunaan metode tertentu secara efektif
25. Pendekatan pemelajaran sebagai prosespenyajian isi pemelajaran kepadasiswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan.
26. strategi Merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan pebelajar, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
27. Strategi pemelajaran terkandung pertanyaan bagaimanakah cara menyampaikanisi pelajaran?. Maka komponen operasional strategi pemelajaran berupa urutan kegiatan,metode,BAHAN ajaran dan waktu.
28. gaya kesanggupan atau kapasitas seseorang untuk berbuat sesuatu yang diekspresikan baik secara implisit maupun eksplisit
29. Gaya sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, yang saling terkait dengan kondisi lingkungan.
30. KATA KUNCI : Model belajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik,dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
31. TITIK TOLAK : Memilih suatu model mengajar, harus sesuaikan dengan capaian kompetensi, potensi siswa, daya dukung sekolah,,lingkungan yang ada, keterampilan guru, pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan antara guru dan peserta didik.
37. Model behaviorisme Good et. al.(1990)menganggap behaviorisme atau tingkah laku ini dapat diperhatikan dan diukur. Prinsip utama ialahfaktor rangsangan (stimulus),Respon (response) serta penguatan (reinforcement). Model ini menganggap faktor lingkungan sebagai rangsangan dan respon peserta didik terhadap rangsangan itu ialah responsnya
38. Thorndike yang menyatakan bahwa: hubungan diantara stimulus dan respon akan diperkuat apabila responnya positif diberikan rewardyangpositif dantingkah laku nagatif diberi hukuman. Stimulus dipengaruhi faktor persepsi == minat == > motivasi
39. KARAKTERISTIK Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentukperubahan tingkahlaku yang bisa diamati. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuandi dalam dirinya
40. Robins (1993:135), persepsi merupakan: Suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan memaknakan kesan sensorinya untuk memberi arti pada lingkungannya. Tingkah laku seseorang akan didasarkan pada kenyataan menurut persepsinya sendiri bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.
41. Gilmer (1975 : 255) mengartikan persepsi merupakan proses pengorganisasian informasi dari lingkungan dalam tingkah laku yang berarti dan teratur. Morgan (1986 : 132) mendefinisikan persepsi sebagai :persepsi didefinisikan sebagai apa yang dialami oleh individu. Persepsi yang merupakan pengalaman kita tentang dunia, timbul dari masukan sensory dan bagaimana cara kita untuk mengolah informasi sensory ini.
42. Atkinson et.al (1991) persepsi merupakan : Proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Udai Pareek (1996: 13) mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.
49. menyiapkanbahan atau materi yang dapatmerangsang/menarik perhatian,
50.
51.
52. mengembangkan pengetahuan dankepandaian yang telah dimiliki peserta didik
53. Karakteristik: Belajar adalah perubahan tingkah-laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bilaia mampu menunjukkan perubahan tingkahlaku. Pada model ini yang terpenting adalah masukan yang berupa stimulus dan keluaran berupa respons. Adapun apayangtelah terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati,yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons
62. Belajar sebagai suatu rangkaian pase,menggunakan step-step kognitif: Pengkodean (cooding), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), dan pemindahan informasi (transferring information). Suatu tugas dapat dipelajari dengan baik urutan yang spesifik pada sembilan peristiwa, yaitu:
63.
64.
65. menyajikan materi baru (presenting new material),
66.
67. menyatakan umpan balik sebagai ketepatan(providing feedback about correctness),
68.
69. penambahan ingatan dan daya ingat (echancingretention and recall).
70. Model pemrosesan pengetahuan ini dengan menyatakan, bahwa pengetahuan yang diterima itu akan terlebih dahulu disimpan pada pendaftar sensor. Pengetahuan yang baru diterima akan dibandingkan dengan Kognitif yang telah dulu ada. Pengetahuan yang telah ada tersebut dapat diperbaiki, ditambah, disesuaikan dan digabungkan dengan pengetahuan yang baru. Selanjutnya, pengetahuan tersebut dipindahkan sebagai ingatan jangka pendek dan jika pengetahuan itu dianggap penting, akan dipindahkan kepada ingatan jangka panjang.
78. CATATAN KHUSUS : Durasi perekam deria ¼ sd 1 saat (250 milisecond-1000milisecond), oleh sebab itu setiap rekayasa informasi materi ditata secara tepat Sperling (1960) Lupa dalam ingatan jangka panjang, terdapat tiga teori yang harus diperhatikan yakni : Decay theory Informasi jadi pudar disebabkan oleh waktu Retrieval theory Informasi ada tetapi tidak dapat dicari karena isyarat yang sesuai tidak ada untuk mengeluarkannya Interference theory Informasi lain mengganggu yang hendak diingat, sebagai contoh beberapa gangguan tersebut antara lain :
79. Gangguan proaktif Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada Kelompok A, karena informasi lama (X-Y) mengganggu mengingat kembali informasi baru (X-Z)
80. Gangguan retroaktif Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada Kelompok A, karena informasi baru (X-Z) mengganggu mengingat kembali informasi lama (X-Y)
81. Terdapat empat proses yang harus menjadi perhatian dalam pemrosesan infromasi, yaitu : Pengkodean (encoding) Proses yang menentukan cara informasi dikeding dan disimpan pada perekam deria, menjadi ingatan jangka pendek dan jangka panjang Penyimpanan (strorage) Proses yang menentukan bagaimana informasi disimpan dalam ketiga-tiga stor memori Mengingat kembali (retrievel) Proses yang membolehkan informasi dikeluarkan daripada ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Lupa (Forgeting) Proses yang menyebabkan informasi ‘hilang’ atau sukar diingat kembali dari pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
82. Ingatan Jangka Pendek ( Short Term Memory/ STM) Ingatan kerja (working memory), tempo ingatan jangka pendek ialah 10-20 saat jika butir informasi tidak diulang. Contoh berikan teman anda nomor telepon dan sementara mencari kerta untuk menuliskannya, selanjutnyA NOMOR ITU DIULANG SUPAYA TIDAK LUPA. PROSES INI DIPANGGIL ULANG, JIKA TIDAK DIULANG NOMOR ITU AKAN HILANG DALAM MASA 10-20 SAAT. Oleh sebab itu susun materi yang terorganisasi seperti :
83. Komponen: Klasifikasi Kategory dsb Sekuen: Kronologis Efek/kasus Pengembangan Relevansi: Fokus pada ide Prinsip kaidah Transisi: Hubungan Pengaruh Kuantitatif/kualitatif
84. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory/LTM Ingatan jangka panjang masih menjadi landasan dalam menyiasati bagaimana cara informasi “dikode”, disimpan dan diingat kembali serta lupa. Ahli psikologi seperti Freud menjelaskan bahwa segala pengalaman kita sejak lahir disimpan dalam ingatan jangka panjang. Hal ini jelas sekali jika masih dapat mengingat apa yang terjadi pada haris pertama sekolah, kondisi itu bermakna informasi tidak hilang tetapi sukar diingat kembali.
85. Dengan demikian, perlu diperhatikan bahwa setiap informasi dalam pemelajaran perlu ditetapkan kode yang khas: Imaginasi ====== kreativitas mental Metode lokasi ==== ide yang terkoneksi pada lokasi tertentu Skema, nomor ===( ide yang tersmabung berdasarkan nomor atau urutan abjad Rytime =======( informasi berdasarkan nada atau fase Tulisan initial =====( informasi berdasarkan inisial tertentu
86. Tipe pengorganisasi pengetahuan : Semantic memory Skema ===( jaringan ide atau hubungan, struktur data, prosedur untuk organisasi berdasarkan pengetahuan dan pemahaman Proporsisi ==( saling keterhubungan kompulan konsep dan keterkaitan Skrif ======( struktur pengetahuan deklarasi, sebagai informasi umum seperti persitiwa sosial Frame =====( mengorganisasikan pengetahuan komplek darivisualisasi berdasarkan refren yang ada Skematik ===( mengorganisasikan konsep, prinsip aturan
87. Episode memory Mengetengahkan sejarah runutan dan anlogi dari suatu peristiwa Posedur memory Mengetengahkan langkah-langkah secara sitematik Formasi konsep Pengembangan formasi konsep secara urutan seperti nama, definisi identitas yang relevan contoh yang benar dan salah pemikiran deduktif
98. Membuat dan menggunakan "advanced organizer" paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru disajikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaiatan) materi yang sudah diberikan dengan yang akan diberikan.
99. Mengajar peserta didik untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep yang ada
102. Konstruktivisime merupakan proses pemelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pemelajaran baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun univer-sitas, meskipun belum jelas terlihat.
103. Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pemelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk peserta didik.
104. Pola pembinaan ilmupengetahuan di Sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.
105. Pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman Pemelajaran adalah intepretasi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Pemelajaran merupakan satu proses aktif yang dibina dari pengalaman seseorang Konsep terhadap sesuatu pengalaman dibina dari penyatuan beberapa perspektif secara kolaboratif (konstruktivism kognitif dan konstruktivism sosial) Pemelajaran dibina didalam situasi nyata.
106.
107. Guru hanya merupakan salah satu sumber pengetahuan, bukan orang yang tahu segala-galanya. Jadi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik.
108. sebagai implikasinya, dalam penilaian pun harus mencakup cara-cara penyelesaian masalah dengan berpatokan pada aturan yang berlaku. Teknik-teknik tersebut dapat berbentuk peta konsep, diagram ven, portopolio, uji kompetensi, dan ujian komprehenship
122. konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif tentang pengalaman subjektif.
123. COSTRUCTIVISME Simpulan : Pemelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Pada akhir proses pemelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. Untuk memutuskan (menilai) keputusan-nya, peserta didik harus bekerja sama dengan peserta didik yang lain. Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti bahasa, matematika, musik dan lain-lain.