SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
USUL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PENINGKATAN KOMPETENSI GURU FISIKA MENGAJARKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL VIRTUAL LABORATORY BERBASIS PHET SIMULATION PADA SMA DI KOTA KENDARI Oleh: Dra. Hunaidah M.Si (Ketua) (NIDN: 0025116807) Amiruddin Takda, S.Pd.,M.Si (Anggota) (NIDN: 0016027003) Drs. La Tahang, M.Pd (Anggota) (NIDN:0021066201) UNIVERSITAS HALUOLEO 2013
DAFTAR ISI 
Halaman 
HALAMAN SAMPUL…………………..…………………..…………………………. HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………….. DAFTAR ISI ………………………………………..………..………………………... RINGKASAN…………………………………………………..……………………….. BAB 1. PENDAHULUAN 
A. Analisis Situasi ………………………………………..…………………..….... 
B. Permasalahan Mitra….……………………………….......................................... 
C. Solusi yang di tawarkan…………………………………………………………. 
BAB 2. TARGET DAN LUARAN…………………………………………………… BAB 3. METODE PELAKSANAAN………………………………………………….. BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI……………………………………… BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 
A. Anggaran Biaya ………………………………………………………………… 
B. Jadwal Kegiatan………………………………………………………………… 
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………............ LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani......... Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra.......................... Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah kedua mitra.................................................................. Lampiran 4. Dua buah Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari kedua mitra IbM ..................................................................................................... 
i ii iii iv 1 4 6 7 8 12 13 16 18 19 25 26 31
RINGKASAN Akan dilakukan kegiatan program ipteks IbM bagi masyarakat dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Haluoleo Kendari dengan kegiatan pembimbingan guru-guru Fisika SMA Negeri di Kota Kendari Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking). Kegiatan selanjutnya adalah membimbing guru-guru fisika untuk menerapkan perangkat pembelajaran tersebut secara riel dalam kelas sehingga siswa akan terlatih menjadi pemikir yang kritis dan akan bermuara kepada penguasaan konsep-konsep fisika. Program ipteks IbM bagi masyarakat ini akan direncanakan akan dilaksanakan dalam 8 (delapan) bulan dengan target luaran utama adalah diperolehnya suatu suatu metode atau model perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis terutama pada konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Dampak pengiring dari program pelaksanaan ipteks bagi IbM bagi masyarakat adalah munculnya kesadaran bagi guru-guru fisika baik secara individu atau kelompok untuk mencoba mengembangkan dan sekaligus menerapkan perangkat pembelajaran fisika di dalam kelas dengan memilih materi pokok yang lain yang menggunakan model VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Selanjutnya hasil dari penerapan perangkat pembelajaran tersebut dapat dibuat laporan karya tulis ilmiah yang dapat disajikan dalam suatu forum diskusi atau forum musyawah guru mata pelajaran (MGMP) fisika untuk mendapat masukan dan perbaikannya. Dengan demikian guru-guru Fisika SMA Negeri di Kota Kendari akan terbiasa dalam melakukan penelitian kelas dan sekaligus membuat penulisan karya tulis ilmiah yang selama ini sebagai salah satu kendala bagi guru-guru untuk peningkatan kompetensi profesional sebagai syarat untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan program ipteks IbM bagi masyarakat ini dilakukan secara bermitra (berkolaborasi) dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari (Mitra 1) dan Kepala para kepala Sekolah yang diwaliki oleh kepala SMAN 5 Kendari (Mitra 2). Agar pelaksanaan ipteks bagi masyarakat ini lebih terarah, metode yang digunakan adalah lesson study (LS) yang dilaksanakan secara bersiklus dalam tiga tahap kegiatan dimulai dari tahap perencanaan (plan), tahap pelaksanaan (do), dan tahap refleksi (see). Pada tahap perencanaan (plan), kegiatan utama yang dilakukan adalah membimbing peserta menyusun perangkat pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan Kunci LKS, materi ajar, lembar penilaian produk dan kunci, proses dan kunci, keterampilan sosial, dan pengamatan berkarakter. Tahap pelaksanaan (do) peserta melakukan uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation di dalam kelasnya, dan pada tahap refleksi (see) tim ipteks melakukan refleksi terhadap hasil observasi pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru model selama uji coba secara riel dalam kelas. Selanjutnya tim ipteks memberikan bimbingan kepada peserta untuk membuat laporan hasil uji coba penerapan perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive yang di presentasikan di depan tim ipteks dan peserta ipteks bagi masyarakat agar mendapat masukan dari tim ipteks dan juga dari peserta untuk perbaikan selanjutnya.
BAB 1. PENDAHULUAN 
A. Analisis Situasi 
Salah satu ciri pengelolaan pembelajaran fisika yang berkualitas di sekolah adalah terciptanya proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dari fisika sebagai produk dan proses yang tercemin mulai dari tahap penyusunan perencanaan, pelaksanaan sampai pada proses evaluasi. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan tersebut, maka peran kompetensi profesional guru fisika sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru fisika di sekolah agar menciptakan pendidikan yang berkualitas ditandai dengan lahirnya beberapa kebijakan, antara lain Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa guru harus memiliki kualifikasi minimum dan kompetensi sesuai dengan bidangnya. Kompetensi disini dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikian guru yang kompeten adalah guru yang mempunyai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru. Menjelang abad dua puluh satu, tantangan pelaksanaan pendidikan di sekolah semakin berat. Setidaknya ada tiga aspek yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan saat ini, yaitu aspek globalisai, teknologi dan inovasi, dan bagaimana cara siswa belajar. Salah satu aspek dari 21 st century skill adalah learning and innovation skill yang mencakup keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill). Keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan individu untuk mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah, menganalisis dan mengevaluasi alternatif dari berbagai sudut pandang, dan merefleksikan secara kritis keputusan dan proses (www.21stcenturyskills.org). 
Untuk melihat sejauh mana kondisi pembelajaran khususnya prestasi pembelajaran IPA di Indonesia pada saat ini, dapat dilihat dari hasil Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS). Dari tiga kali keikutsertaan Indonesia mulai tahun 1999 hanya berada pada peringkat 32 dari 38 negara peserta, tahun 2003 peringkat 37 dari 46 negara peserta, dan tahun 2007 peringkat 35 dari 49 negara peserta. Jika dilihat dari rata-
rata skor kemampuan IPA siswa Indonesia pada aspek kognitif knowing hanya sebesar 40,37; aspek applying sebesar 36,96; dan aspek reasoning sebesar 33,01. Dari skor rata- rata teserbut ternyata masih berada di bawah skor rata-rata Internasional yang berturut- turut 55,33; 43,80; dan 40,21 untuk aspek kognitif knowing, applying, dan reasoning. (http://en.wikipedia.org/wikipedia/trend). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan IPA siswa Indonesia masih berada pada kemampuan knowing yaitu kemampuan memperlihatkan pengetahuan tentang alat, metode dan prosedur IPA. Berdasarkan analisis terhadap hasil TIMSS dapat disimpulkan bahwa permasalahan pembelajaran IPA di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) secara umum guru belum melatih siswa untuk menganalisis, memecahkan masalah, melakukan sintesis, membuat hipotesis, membuat rencana percobaan, merumuskan inferensi, merumuskan kesimpulan, membuat generalisasi, mengevaluasi dan mempertimbangkan, dan (2) sistem evaluasi yang belum terbiasa menggunakan soal-soal yang mengukur kemampuan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) seperti keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill), keterampilan bepikir kreatif (creative thinking) dan kemampuan pemecahan masalah (problem solving skill). Permasalahan pembelajaran IPA (Fisika) yang telah diuraikan di atas, juga sama dengan permasalahan yang dialami dalam pengelolaan pembelajaran Fisika pada tingkat SMA di Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian sebelumnya teridentifikasi beberapa kelemahan guru Fisika dalam mengelola pembelajaran pada siswa SMA/MA di Kota Kendari khususnya dan umumnya pada Provinsi Sulawesi Tenggara, antara lain guru-guru fisika masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat dan media pembelajaran kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, seperti konsep listrik dan magnet, fenomena gelombang dan optik, konsep atomik/molekul, konsep fisika modern, dan konsep termodinamika (Takda, A., 2009; 2011). Akibatnya pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih banyak menekankan pengajaran konsep (produk) dengan penekanan pada representasi verbal dan matematik. 
Setelah dilakukan diskusi secara mendalam dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari terungkap beberapa faktor penyebab masih rendahnya kualitas pembelajaran Fisika di Kota Kendari antara lain diduga karena ketersediaan sarana laboratorium berupa KIT fisika dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah-
sekolah masih sangat terbatas, sehingga guru-guru Fisika cenderung mengelola pembelajarannya secara teoritis dan matematik daripada penerapan pendekatan keterampilan proses melalui kegiatan penyelidikan atau kerja ilmiah. Ketersediaan ala-alat laboratorium fisika berupa KIT dan media pembelajaran merupakan hal penting sebagai penunjang dalam pembelajaran Fisika. Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002). Melalui kegiatan laboratorium dapat memberikan pengalaman langsung yang kontekstual kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah yang dapat membentuk sikap ilmiah, pembentukan karakter yang baik (good character) dan bertindak sebagai ilmuan cilik yang pada akhirnya membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan penguasaan konsep fisika secara produk dan juga mengembangkan sejumlah keterampilan berpikir seperti berpikir kritis, kreatif dan kemampuan pemecahan masalah, sebagaimana yang diharapkan pada pendidikan abad 21 yang dikenal dengan “21 st century skill”. Salah satu upaya untuk mengatasi ketersediaan ala-alat laboratorium berupa KIT fisika dan media pembelajaran yang sangat terbatas dimiliki oleh sekolah adalah melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komputer (Information Computer and Technology). Finkelstein (2005) mengatakan bahwa komputer dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan praktikum fisika, baik untuk mengumpulkan data, menyajikan, dan mengolah data. Selain itu, komputer juga dapat digunakan untuk memodifikasi eksperimen dan menampilkan eksperimen lengkap dalam bentuk virtual yang disebut “Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model)”. Virtual laboratory model (VLM) merupakan objek multimedia interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk digital baru, dengan tujuan pembelajaran implisit atau eksplisit (Budhu, 2002). Penerapan Laboratorium Maya dalam pembelajaran fisika dapat dilatihkan kemampuan berpikir (thinking skill), science process skill, communication skill, ICT skill, dan interpretation skill (Talyson, 2008). Melalui VLM dapat memberikan kegiatan hand on laboratory activity untuk mengembangan kemampuan atau keterampilan (skill) proses dan pemecahan masalah dalam konsep Fisika, serta mengembangkan literasi ICT.
Salah satu VLM yang berkembang pesat pada saat ini khususnya pada pembelajaran fisika adalah “PhET Simulation Interactive” yang dikembangkan oleh Universitas Colorado di Amerika Serikat (www.phet.colorado.edu). Melalui PhET (Physics Education Technology) Simulation Interactive dapat memberikan banyak kebebasan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memanipulasi variabel, menentukan variabel respon dan veriabel kontrol. Selama pelaksanaan eksperimen, siswa juga dapat melihat bagaimana pengaruh variabel manipulasi (bebas) terhadap variabel respon sehingga siswa dapat menguji hipotesis. Hal tersebut sama pada saat siswa-siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan menggunakan alat-alat laboratorium KIT IPA sebagai laboratorium yang sebenarnya (real laboratory). 
B. Permasalahan Mitra 
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa hasil penelitian dan hasil diskusi dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara serta hasil diskusi secara mendalam dengan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari pada saat obervasi pada beberapa sekolah terutama pada sekolah pinggiran Kota Kendari yang dilakukan pada bulan Maret 2013, teridentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran Fisika di Kota Kendari yaitu: (1) guru-guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat dan media pembelajaran yang kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, dan (2) ketersediaan sarana laboratorium/KIT IPA dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah-sekolah masih sangat terbatas, (3) pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih banyak menekankan pengajaran konsep fisika secara teoritis dengan fokus pada representasi verbal dan matematik daripada penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui kegiatan penyelidikan ilmiah. Ketiga permasalahan yang telah diuraikan tersebut merupakan permasalahan yang sangat mendesak untuk dicarikan solusinya, sehingga diharapkan setelah selesai kegiatan program pembimbingan ipteks bagi masyarakat ini, guru-guru fisika SMA di Kota Kendari sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, dan sekaligus mampu menerapkan perangkat pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran pembelajaran di
kelas sehingga siswa-siswa nantinya diharapkan dapat memiliki kemampuan berpikir kritis sebagai keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengahadapi abad 21. Tim program ipteks IbM dari LPPM Universitas Haluoleo yang terlibat dalam Ipteks bagi masyarakat ini telah memiliki kompetensi dan pengalaman melakukan pembimbingan terhadap guru-guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Dimulai dari mengikuti kegiatan pelatihan Training Of Trainer (TOT) mata pelajaran Fisika tingkat nasional, sebagai instruktur pada pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi (PTBK), sebagai aksesor dan instruktur pada pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) FKIP Universitas Haluoleo, dan juga telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan ipteks bagi masyarakat baik melalui sumber dana BOPTN Universitas Haluoleo maupun Ipteks IbM yang sumber dananya dari Dikti. C. Solusi yang ditawarkan Berdasarkan analisis terhadap akar penyebab suatu masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tentang pengelolaan pembelajaran fisika yang dihadapi oleh guru-guru fisika SMA di Kota Kendari adalah melalui program Ipteks bagi masyarakat dengan kegiatan pembimbingan guru-guru fisika SMA dalam mengembangkan dan sekaligus menerapkan perangkat Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking), sehingga siswa akan terlatih menjadi pemikir yang kritis dan juga menguasai konsep fisika yang bersifat abstrak. 
Penerapan Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive dalam pembelajaran fisika bagi siswa SMA sebagai model yang tepat karena didasarkan pada beberapa alasan, yaitu: (1) melalui Virtual Laboratory Model (VLM) dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep Fisika khususnya konsep yang bersifat abstrak, (2) mengatasi keterbatasan ketersediaan alat lab/KIT Fisika yang dimiliki sekolah, (3) relatif membutuhkan biaya yang sangat murah dibandingkan dengan menggunakan laboratorium nyata (reil laboratory), (4) dapat memberikan banyak kebebasan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dengan mengidentifikasi dan memanipulasi variabel-variabel untuk melihat bagaimana pengaruh variabel terhadap variabel lain sehingga siswa dapat menguji hipotesis, (5) melalui VLM dapat
memberikan kegiatan hand on laboratory activity untuk mengembangan kemampuan dan keterampilan proses (scince process skill) dan pemecahan masalah (problem solving skill) dalam konsep Fisika, serta mengembangkan literasi ICT, dan (6) master program VLM PhET Simulation Intercative sudah dapat diperoleh secara bebas (free) pada website http://www.colorado.ac.id, sedangkan program virtual laboratory lainnya masih harus dibeli dengan harga yang cukup mahal. BAB 2. TARGET DAN LUARAN 
Adapun target dan luaran utama setelah pelaksanaan ipteks IbM bagi masyarakat dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo Kendari adalah suatu metode atau model perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis terutama pada konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, seperti konsep listrik-magnet, konsep gelombang mekanis- elektromagnetik, konsep fisika modern, dan konsep termodinamik. Target lainnya adalah
guru-guru fisika SMA di Kota Kendari dapat secara individu dan kelompok dapat mengembangkan dan menuliskan perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis pada konsep-konsep abstrak yang lainnya secara luas (RPP, LKS dan kuncinya, bahan ajar, lembar penilaian) dan selanjutnya dapat menerapkan perangkat pembelajaran tersebut di dalam kelas secara riil (uji coba). Dampak pengiring dari program pelaksanaan ipteks bagi IbM bagi masyarakat adalah munculnya inisiatif atau kesadaran sendiri/kelompok guru-guru fisika untuk mencoba mengembangkan dan sekaligus menerapkan perangkat pembelajaran fisika di dalam kelas dengan memilih materi pokok yang lain yang menggunakan model VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Selanjutnya hasil dari penerapan perangkat pembelajaran tersebut dapat dibuat laporan karya tulis ilmiah yang dapat disajikan dalam suatu forum diskusi atau forum musyawah guru mata pelajaran (MGMP) fisika untuk mendapat masukan dan perbaikannya. Dengan demikian guru-guru fisika juga akan terbiasa dalam melakukan penelitian kelas dan sekaligus membuat penulisan karya tulis ilmiah yang merupakan kompetensi profesional bagi guru sebagai syarat untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi. BAB 3. METODE PELAKSANAAN 
Berdasarkan analisis terhadap hasil-hasil penelitian yang terkait, juga diskusi secara mendalam dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari dan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari, teridentifikasi 3 (tiga) permasalahan pokok tentang kualitas pengelolaan pembelajaran Fisika di Kota Kendari, yaitu: (1) guru-guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan media kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, (2) ketersediaan alat-alat laboratorium/KIT IPA dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah masih sangat terbatas jumlahnya, dan (3) pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih
banyak menekankan pengajaran konsep fisika secara teoritis yang fokus pada representasi verbal dan matematik daripada menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui kerja ilmiah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka solusi yang ditawarkan melalui program Ipteks IbM bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari adalah kegiatan pembimbingan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis terutama pada konsep-konsep abstrak dan selanjutnya membimbing guru-guru fisika untuk menerapkan perangkat pembelajaran tersebut secara nyata dalam kelas. Untuk melaksanakan program ipteks IbM bagi masyarakat ini, maka dilakukan secara bermitra (berkolaborasi) antara Tim ipteks bagi masyarakat dari dosen-dosen Program studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari (Mitra 1) dan para Kepala Sekolah yang diwaliki oleh kepala SMAN 5 Kendari (Mitra 2). Peran Mitra 1, adalah memberikan data-data tentang permasalahan ril yang dihadapi oleh guru-guru dalam pembelajaran fisika pada tingkat SMA di Kota Kendari, kemudian berkoordinasi dengan para kepala sekolahnya yang diwakili oleh kepala SMAN 5 (mitra 2) untuk menentukan guru-guru yang layak dan memenuhi syarat untuk diikut sertakan dalam program ipteks dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari. Agar pelaksanaan ipteks IbM bagi masyarakat ini lebih terarah, maka metode yang digunakan adalah metode lesson study (LS) yang pelaksanaanya sama dengan metode classroom action research (CAR) atau sering disebut penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan bersiklus dalam tiga tahap kegiatan utama yaitu: (1) tahap perencaan (plan), (2) tahap pelaksanaan (do), dan (3) tahap refleksi (see), (Lewis, 2002). Adapun uraian tugas dan peran dari Tim ipteks bagi masyarakat yang mengacu pada metode lesson study tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: 
(1) Tahap 1 : Perencanaan (Plan) 
Tim ipteks bagi masyarakat melakukan Workshop yang direncanakan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari untuk membimbing guru fisika SMA/MA di Kota Kendari baik individu/kelompok untuk membuat perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation
Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis dengan rincian kegiatan, meliputi: 
(a) Melakukan penginstalan program Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive pada laptop para peserta, 
(b) Pengenalan komponen-komponen yang terdapat pada Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive, 
(c) Memberikan contoh pemodelan cara pengoperasian Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking), 
(d) Membagi peserta dalam beberapa kelompok dimana satu kelompok terdiri atas 3 orang, jumlah kelompok sebanyak 10 (jumlah peserta 30 orang) 
(e) Pembagian tugas tim ipteks IbM dengan Ketua tim membimbing 4 kelompok dan anggota tim masing-masing membimbing 3 kelompok. 
(f) Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok peserta untuk berdiskusi dan mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA kelas X, XI, dan XII dengan pertimbangan materi yang memiliki karakteristik abstrak dan akan diajarkan pada semester yang berjalan, 
(g) Tim ipteks pengabdian membimbing peserta secara individu/kelompok menyusun perangkat pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan kunci LKS, materi ajar, lembar penilaian produk dan kunci, proses dan kunci, keterampilan sosial, dan pengamatan berkarakter). 
(2) Tahap 2: Pelaksanaan (Do) 
Setiap kelompok peserta yang terdiri dari 3 orang guru fisika untuk melakukan uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model berbasis PhET Simulation Interactive yang telah dikembangkan sebelumnya di dalam kelasnya. Satu orang guru fisika bertindak sebagai guru model sedang dua orang guru lainnya bertindak sebagai guru mitra yang bersama-sama dengan salah satu anggota tim ipteks bagi masyarakat untuk bertindak sebagai observer untuk mengamati proses pelaksanaan uji coba. 
(3) Tahap 3: Refleksi (See) 
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi (see) adalah:
(a) Tim ipteks IbM melakukan diskusi dengan guru model dan guru mitra untuk merefleksikan kembali terhadap pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru model selama uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian adalah mengenai kelebihan dan juga kekurangan guru model selama pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive. 
(b) Tim ipteks bagi masyarakat memberikan bimbingan kepada guru/kelompok guru fisika untuk membuat laporan hasil uji coba atau penerapan perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive, kemudian di presentasikan di depan tim ipteks pengabdian dan peserta ipteks bagi masyarakat. Tujuannya untuk mendapatkan masukan terhadap adanya kemungkinan kelemahan terhadap pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Setiap kelompok peserta ipteks bagi masyarakat membuat laporan hasil uji coba versi revisi, kemudian laporan tersebut dikumpulkan kepada tim ipteks bagi masyarakat. 
Berdasarkan hasil pelaksanaan ipteks bagi masyarakat dengan kegiatan pembimbingan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari dalam mengembangkan perangkat Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking) dan selanjutnya membimbing guru-guru fisika untuk menerapkan perangkat pembelajaran tersebut secara riel dalam kelas, maka luaran yang akan dihasilkan dari program ipteks ini adalah: 
(1) Perangkat pembelajaran fisika Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive dari setiap kelompok peserta ipteks, dan juga laporan hasil uji coba perangkat di dalam kelas 
(2) Laporan hasil pelaksanaan ipteks bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo yang disusun oleh tim ipteks bagi masyarakat.
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Adapun gambaran kinerja LPPM Universitas Haluoleo Kendari dalam beberapa tahun terakhir adalah proaktif dalam memberikan informasi kepada semua dosen pada setiap fakultas dalam lingkungan Universitas Haluoleo tentang adanya usulan hibah kompetitif pengabdian pada masyarakat baik melalui pengiriman surat kepada setiap fakultas, maupun mengirimkan secara e-mail group dosen pada setiap fakultas, baik pendanaan yang bersumber dari biaya operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) maupun yang dibiayai oleh Dikti. Usulan hibah kompetitif pengabdian pada masyarakat yang dibiayai oleh BOPTN diseleksi oleh reviwer internal yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga setiap dosen pengusul tidak merasa dirugikan. 
Pelaksanaan Ipteks IbM dari LPPM Universitas Haluoleo yang dilaksanakan oleh Tim Dosen dari Prodi Pend. Fisika PMIPA FKIP merupakan salah satu wujud dari tugas
pengabdian kepada masyarakat, khususnya masyarakat di sekolah. Disamping itu, Tim dosen yang terlibat dalam program ipteks IbM ini juga telah memiliki kompetensi dan kepakaran serta telah berpengalaman dalam melakukan pembimbingan terhadap guru- guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Ketua Tim ipteks IbM telah mengikuti kegiatan pelatihan Training Of Trainer (TOT) mata pelajaran Fisika tingkat nasional, sebagai instruktur pada pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi (PTBK) di Sulawesi Tenggara, sebagai aksesor dan instruktur pada pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) FKIP Universitas Haluoleo, juga telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan ipteks bagi masyarakat sebagai ketua tim, baik melalui sumber dana BOPTN Universitas Haluoleo maupun yang dari Dikti. Begitu pula dengan anggota tim ipteks IbM juga telah mengikuti pelatihan TOT SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) mata pelajaran Fisika tingkat nasional, sebagai instruktur pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi (PTBK), sebagai aksesor dan instruktur PLPG FKIP Universitas Haluoleo, dan juga telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan ipteks bagi masyarakat sebagai anggota tim baik melalui sumber dana BOPTN Unhalu maupun yang dari Dikti. BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Anggaran Biaya Setelah Tim pelaksanaan Ipteks IbM bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari telah melakukan analisis menyeluruh terhadap segala kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan program tersebut, maka berikut ini diberikan ringkasan terhadap jumlah rencana anggaran biaya (RAB), seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Program IbM yang Diajukan 
No. 
Komponen pembiayaan 
Biaya yang Diusulkan (Rp.) 
1 
Honorarium tim iptkes pengabdian 
14.720.000,- 
2 
Bahan habis pakai dan Peralatan 
19.135.000,- 
3 
Perjalanan 
7.400.000,- 
4 
Lain-lain 
8.745.000,- 
Jumlah 
50.000.000,- 
Terbilang: Lima puluh juta rupiah 
Adapun rincian anggaran pada setiap aspek komponen pembiayaan dapat diuraikan pada Tabel 2. sebagai berikut:
Tabel 2. Rincian anggaran Ipteks IbM pada setiap aspek 
Rincian Anggaran Penelitian Iptkes IbM Tahun 2013 
1. Honor 
Honor 
Honor/Jam (Rp) 
Waktu (Jam/ming) 
Minggu 
Honor per Tahun (Rp) 
Ketua 
60.000,- 
3,5 
32 
6.720.000,- 
Anggota 1 
50.000,- 
2,5 
32 
4.000.000,- 
Anggota 2 
50.000,- 
2,5 
32 
4.000.000,- 
SUB TOTAL (Rp) 
14.720.000,- 
2. Peralatan Penunjang 
Material 
Justifikasi Pemakaian 
Kuantitas 
Harga Satuan (Rp) 
Harga Peralatan Penunjang (Rp) 
sewa peralatan Lab Fisika/KIT IPA-Fisika 
demonstrasi perbadingan labs riel dan lab virtual 
10 set 
1.000.000,- 
10.000.000,- 
Sewa laptop 
memfasilitasi peserta yang tidak membawa laptop 
6 unit 
250.000,- 
1.500.000,- 
Sewa LCD 
penyajian secara visual materi workshop dan penyajian hasil uji coba perangkat 
1 unit (2 kali) 
400.000,- 
400.000,- 
SUB TOTAL (Rp) 
11.900.000,- 
3. Bahan Habis Pakai 
Material 
Justifikasi Pemakaian 
Kuantitas 
Harga Satuan (Rp) 
Biaya per Tahun (Rp) 
Kertas HVS A4 80 gram 
Pembuatan proposal, draft laporan dan laporan akhir ipteks 
4 rim 
40.000,- 
160.000,- 
Kertas HVS A4 80 grm 
Pembuatan perangkat pemb.dan laporan uji coba perangkat peserta 
6 rim 
40.000,- 
240.000,- 
Kertas bergaris 
pencatatan hasil kerja siswa 
4 rim 
45.000,- 
180.000,- 
toolkit peserta workshop 
alat tulis menulis peserta workshop 
30 buah 
15.000,- 
450.000,- 
Buku Album 
mencatat pelaksanaan uji coba perangkat pemb. 
13 buah 
15.000,- 
195.000,- 
kertas kartun manila 
tempat menulis hasil kerja kelp selama persentase 
50 lbr 
10.000,- 
400.000,- 
spanduk 
Bukti fisik pelaksnaan 
1 buah 
500.000,- 
500.000,- 
Flash disk 12 GB 
merekam file-file hasil kerja peserta dan juga laporan hasil uji coba dan lap akhir ipteks 
1 buah 
350.000,- 
350.000,- 
spidol white board 
digunakan guru pada saat uji coba perangkat pembelajaran 
10 doss 
40.000,- 
400.000,- 
Catriage canon hitam 
mengeprint laporan uji coba peserta dan laporan ipteks 
1 buah 
170.000,- 
170.000,- 
Catriage canon warna 
mengeprint laporan uji coba peserta dan laporan ipteks 
1 buah 
210.000,- 
210.000,- 
tinta refill canon warna 
mengeprint laporan uji coba peserta dan laporan ipteks 
3 buah 
60.000,- 
180.000,- 
tinta refill canon 
mengeprint laporan uji coba 
4 buah 
40.000,- 
160.000,-
black 
peserta dan laporan ipteks 
spidol aneka warna 
Untuk menulis hasil kerja kel. siswa saat uji coba perangkat 
10 sheet 
30.000,- 
300.000,- 
collatape hitam 
melengketkan hasil kerja siswa 
10 buah 
12.000,- 
120.000,- 
staples dan isi 
menyatuka laporan danb catatan 
2 buah 
25.000,- 
50.000,- 
pulsa internet 
download master PhET & manual labs Physics 
LS 
200.000,- 
200.000,- 
pulsa HP 
berkomunikasi dengan mitra dan anggota Tim ipteks 
LS 
400.000,- 
400.000,- 
dokumentasi 
Mendokumentasi 
LS 
228.000,- 
228.000,- 
SUB TOTAL (3a) (Rp) 
4.893.000,- 
b. pengembangan perangkat pemb. 
Material 
Justifikasi Pemakaian 
Kuantitas 
Harga Satuan (Rp) 
Biaya per Tahun (Rp) 
Silabus 
Perbanyakan silabus matapelajaran fisika SMA/MA 
10 rgkp ( 100 lbr) 
200,- 
20.000,- 
RPP 
Perbanyakan RPP maple fisika untuk 10 kelompok peserta 
10 rgkp ( 200lbr) 
200,- 
40.000,- 
LKS 
Perbanyakan Lembar Kerja siswa dan kunci 
70 rgkp (280 lbr) 
200,- 
560.000,- 
Bahan ajar fisika 
Perbanyakan bahan ajar fisika 
70 rgkp(420lbr) 
200,- 
840.000,- 
Manual PhET simulation 
Pernbanyakan manual PhET Simulation 
35 rgkp (2100 lbr) 
200,- 
420.000,- 
Instrumen 
Perbanyakan instrument (pre- test dan post-test) 
10 sklh, 45 rgkp(2250 lbr) 
200,- 
450.000,- 
Lembar obs. ket berpikir kritis 
Perbanyakan lembar observasi keterampilan berpikir kritis 
10 rgkp ( 30 lbr) 
200,- 
6.000,- 
Lembar obs. pemecahan masalah 
Perbanyakan lembar observasi kemampuan pemecahan masalah 
10 rgkp (30 lbr) 
200,- 
6.000,- 
SUB TOTAL (3b) (Rp) 
2.342.000,- 
SUB TOTAL (3a dan 3b) (Rp) 
7.235.000,- 
4. Perjalanan 
Material 
Justifikasi Pemakaian 
Kuantitas 
Harga Satuan (Rp) 
Biaya per Tahun (Rp) 
Perjalanan lokal dalam Kota Kendari 
Penyiapan alat dan bahan workshop dan bahan lainnya 
1 orang 
500.000,- 
500.000,- 
Perjalanan lokal dari FKIP Unhalu ke Ktr. Dikbud Kota Kendari 
Pembimbing worskshop 
3 orang 
100.000,- 
300.000,- 
Perjalanan lokal peserta ipteks dari sekolah masing-masing ke Ktr. Dikbud Kota Kendari 
Peserta Ipteks mengikuti worskshop 
30 orang 
100.000,- 
3.000.000,- 
Perjalanan lokal Tim Ipteks dari FKIP Unhalu ke sekolah 
Observasi uji coba perangkat pemb. virtual laboratory 
2 kali (3 orang) = 6 kali 
200.000,- 
1.200.000,- 
Perjalanan lokal Tim 
Membimbing 
3 orang 
100.000,- 
300.000,-
ipteks ke Ktr. Dikbud Kota Kendari 
penyajian laporan uji coba perangkat pemb. 
Perjalanan lokal peserta ipteks dari sekolah masing-masing ke Ktr. Dikbud Kota Kendari 
Penyajian laporan uji coba pembelajaran virtual laboratory PhET Simulation 
30 orang 
60.000,- 
1.800.000,- 
Perjalanan lokal Tim ipteks ke tempat seminar hasil LPPM Unhalu 
Seminar hasil ipteks 
3 orang 
100.000,- 
300.000,- 
SUB TOTAL 
7.400.000,- 
5. Lain-lain 
Kegiatan 
Justifikasi 
Kuantitas 
Harga Satuan (Rp) 
Biaya per Tahun (Rp) 
Pembuatan proposal ipteks 
Studi literatur 
LS 
500.000,- 
500.000,- 
Copy proposal ipteks 
Penggandaan 
6 rgkp, 30 lbr (180 lbr) 
200,- 
36.000,- 
Jilid proposal ipteks 
Jilid antero 
6 buah 
6.500,- 
39.000,- 
Worksop Tim ipteks dan peserta 
Konsumsi 
36 orang 
50.000,- 
1.800.000,- 
pembuatan draft dan laporan ipteks 
Analisis data dan studi literatur 
LS 
1.600.000,- 
1.500.000,- 
konsumsi Tim ipteks uji coba 
observasi ke sekolah uji coba 
6 kali 
50.000,- 
300.000,- 
konsumsi tim ipteks draft 
pembuatan draft laporn 
3 kali (3 org) 
50,000 
450.000,- 
copy draft laporan 
penggandaan 
10 rgkp (500 lbr) 
200,- 
100.000,- 
jilid draft lap.ipteks 
penjlidan 
10 rangkap 
6.500,- 
65.000,- 
konsumsi lap akhir 
pembuatan lap. akhir ipteks 
3 orang 
50.000,- 
150.000,- 
biaya seminar hasil ipteks 
seminar internal hasil ipteks 
1 kali 
1.500.000,- 
1.500.000,- 
copy laporan akhir ipteks 
pembuatan lap. akhir ipteks 
10 rgkp,70 lbr 
200,- 
140.000,- 
penjilidan laporan akhir ipteks 
jilid antero 
10 
6.500,- 
65.000,- 
konsumsi Tim ipteks & peserta 
pelaporan hsl uji coba 
33 
50.000,- 
1.650.000,- 
konsumsi tim ipteks 
seminar internal hasil ipteks 
3 
50.000,- 
150.000,- 
pengiriman lap akhir 
LS 
100.000,- 
50.000,- 
publikasi hasil 
LS 
250.000,- 
250.000,- 
SUB TOTAL (Rp) 
8.745.000,- 
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (RP) 
50.000.000,- 
Terbilang: Lima Puluh Juta Rupiah 
B. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan program Ipteks IbM oleh tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Haluoleo Kendari direncanakan akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Mei 2014 sampai bulan Desember 2014. Adapun rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada program Ipteks IbM oleh tim pengabdian masyarakat selengkapnya dapat diuraikan seperti pada Tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Rincian Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Ipteks IbM 
No. 
Jenis Kegiatan 
Bulan ke 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
11 
12 
1. 
Persiapan 
a. Rapat koordinasi antara Tim Ipteks IbM Jurusan PMIPA FKIP Unhalu dengan Mitra (1) dan Mitra (2) 
x 
b. Penyusunan jadwal kegiatan pembimbingan 
x 
c. Pemilihan peserta guru pada sekolah mitra 
x 
d. Persiapan alat dan bahan 
x 
2. 
Pelaksanaan Bimbingan 
a. Workshop pemodelan perangkat pembelajaran virtual laboratory berbasis PhET Simulation 
x 
b. Bimbingan mengidentifikasi materi fisika SMA yang akan dikembangkan perangkat pembelajarannya 
x 
c. Pembimbingan membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) virtual laboratory model berbasis PhET Simulation 
x 
x 
d. Pembimbingan membuat LKS dan Kuncinya 
x 
x 
e. Pembimbingan pengembangan instrumen ket. berpikir kritis dna problem solving 
x 
x 
f. Pelaksanaan uji coba perangkat dan refleksi setiap pelaksanaan 
x 
x 
x 
g. Pembimbingan pembuatan tabulasi, analisis data setiap siklus PTK 
x 
x 
h. Pembimb.pembuatan laporan uji coba 
x 
x 
x
perangkat pembelajaran model virtual 
3. 
Monitoring dan evaluasi internal dari LPPM Universitas Haluoleo 
x 
4. 
Pembuatan Draft Laporan (70%) Ipteks IbM 
x 
x 
5. 
Pembuatan Laporan Ipteks IbM 
x 
x 
6. 
Pengiriman Laporan Ipteks IbM 
x 
7. 
Publikasi artikel Ipteks IbM 
x 
DAFTAR PUSTAKA Budhu, M. (2002). Virtual Laboratories for Engineering Education. Paper Presented at International Conferencerence on Engineering Education. Manchester, U.K. Agustus, p.18-21. Depdiknas, 2002, SPTK-21, Jakarta. Finkelstein, et.al. (2005). When Learning About the Real World Is Better Done Virtually: A Study of Subtituting Computer Simulations for Laboratory Equipment”. Physics Education Research. APS (1) 1– 8. Free Download PhET Software Interactive dari University of Colorado at Boulder 
Simulation: Magnets and Electromagnets. http://phet.colorado.edu. Free Download PhET Software Interactive dari University of Colorado at Boulder 
Simulation: Farady Lab 1 dan 2. http://phet.colorado.edu. 
http://en.wikipedia.org/wiki/trends (2010). In International Mathematics and Science Study. 
http://www.danishtechnology.dk (2008). Explaning Students Performance Evidence from the International PISA, TIMSS and PIRLS Srveys. 
http://www.p21.org/storage/documents/p21_framework Definition.pdf., (2009).
Partnership for 21 st Century Skills. Lewis, (2002). Silicon Valley Mathematics Initiative’s Lesson Study Cycle. 
http://www.svmimac.org/images/LessonStudyProjectApplication0910.pdf Takda, A.,(2009), Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi Sekolah-Sekolah Di Kota Kendari, Laporan Penelitian, Bappeda dan PM Kota Kendari. Takda, A.,(2011), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Life Skill untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran IPA di MAN 1 Kendari, Laporan Penelitian Hibah kompetitif Penelitian sesuai perioriras Nasional, Ditjen Dikti, Jakarta. Talyson, S.V., (2006). Development of Scientific Skills and Values in Physics Education.
Lampiran 2: Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra Berdasarkan hasil-hasil analisis terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru- guru fisika di Kota Kendari Sulawesi Tenggara teridentifikasi 3 (tiga) permasalahan pokok tentang kualitas pengelolaan pembelajaran Fisika, yaitu: (1) guru-guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan media kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, (2) ketersediaan sarana laboratorium/KIT IPA dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah masih sangat terbatas jumlahnya, dan (3) pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih banyak menekankan pengajaran konsep fisika secara teoritis yang fokus pada representasi verbal dan matematik daripada menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui sejumlah kegiatan penyelidikan ilmiah dan sejumlah percobaan sederhana. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka solusi yang ditawarkan melalui program Ipteks bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari adalah melakukan pembimbingan guru-guru fisika SMA/MA di Kota Kendari dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) siswa seperti berpikir kritis dan juga akan meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. Agar pembimbingan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran tersebut lebih efektif maka pembimbingan dilanjutkan pada penerapkan perangkat pembelajaran melalui uji coba secara riel dalam kelas. Agar pelaksanaan iptes IbM bagi masyarakat ini lebih terarah, maka metode yang digunakan adalah metode lesson study yang mirip dengan metode classroom action research (CAR) dengan kegiatan bersiklus yang dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan utama yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap pelaksanaan (do), dan (3) tahap refleksi (see), (Lewis, 2002). 
Pada tahap Perencanaan (Plan), Tim ipteks bagi masyarakat melakukan Workshop yang direncanakan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari untuk membimbing guru fisika SMA/MA di Kota Kendari baik individu/kelompok untuk membuat perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model
(VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis dengan sejumlah kegiatan, meliputi: (1) pengenalan komponen-komponen yang terdapat pada Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive, dan juga pemberian beberapa contoh, (2) membagi peserta dalam beberapa kelompok, (3) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok peserta untuk berdiskusi dan mengembangkan perangkat pembelajaran fisika kelas X, XI, dan XII dengan pertimbangan materi yang memiliki karakteristik abstrak dan akan diajarkan pada semester yang berjalan, (4) pembimbingan peserta secara individu/kelompok menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan Kunci LKS, Lembar Penilaian produk dan kunci, proses dan kunci, keterampilan sosial, dan pengamatan berkarakter). Pada tahap Pelaksanaan (Do), setiap kelompok peserta yang terdiri dari 3 orang guru fisika untuk melakukan uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive yang telah dikembangkan sebelumnya di dalam kelasnya. Satu orang guru fisika bertindak sebagai guru model sedang dua orang guru lainnya bertindak sebagai guru mitra yang bersama-sama dengan salah satu anggota tim ipteks bagi masyarakat untuk bertindak sebagai observer untuk mengamati proses pelaksanaan uji coba. Pada Tahap Refleksi (See), Tim ipteks IbM melakukan diskusi dengan guru model dan guru mitra untuk merefleksikan kembali terhadap pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru model selama uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian adalah mengenai kelebihan dan juga kekurangan guru model selama pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran fisika berbasis PhET Simulation Interactive. Tim ipteks bagi masyarakat memberikan bimbingan kepada guru/kelompok guru fisika untuk membuat laporan hasil uji coba atau penerapan perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive, kemudian di presentasikan di depan tim ipteks pengabdian dan peserta ipteks bagi masyarakat untuk mendapatkan masukan terhadap kelemahan terhadap pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive.
Lampiran 3: Peta lokasi wilayah kedua mitra Lokasi Mitra 1: Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terletak ditengah-tengah Kota Kendari yang berjarak sekitar 2,5 km dalam arah barat dari Kampus Universitas tepatnya di Jalan Balai Kota III, Nomor 44, Kelurahan Pondambea Kecamatan Kadia. Untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas lainnya dalam, maka dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini membawahi SKPD (satuan kerja pemerintah daerah bidang pendidikan) yang terdiri dari 10 (sepuluh) SKPD pada yaitu SKPD pada kecamatan- kecamatan: (1) Kadia, (2) Kendari, (3) Kendari Barat, (4) Mandonga, (5) Poasia, (6) Wua-wua, (7) Abeli, (8) Puuwatu, (9) Baruga, dan (10) Kambu (pemekaran dari Kec. Poasia). Lokasi Mitra 2: Begitu juga dengan SMAN 15 Kendari sebagai mitra (2) letaknya berada pada arah Barat dari kampus Universitas Haluoleo dengan jarak sekitar 2 km terelatak pada Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga. SMAN 5 Kendari termasuk dalam kategori sekolah maju dengan peralatan laboratorium Fisika-KIT IPA yang masuk pada kategori cukup lengkap, namun pemanfaatannya dalam proses pembelajaran masih kurang optimal dilakukan. Untuk mengakses SMAN 15 Kendari dapat dilakukan dengan mudah karena sekolah ini berada di depan jalan poros menuju Kabupaten Konawe Selatan. Adanya kemitraan antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari dan SMAN 5 Kendari dengan tim ipteks IbM dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari, diharapkan agar program tersebut dapat dilaksnakan dengan baik dan sesuai dengan sasaran. Namun yang lebih penting lagi agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari lebih mengarahkan gurun-gurunya termasuk guru-guru fisika setelah selesai program Ipteks IbM tersebut dapat dengan sadar dan masih tetap menerapkan Laboratorium Virtual dalam proses pembelajaran untuk mengajarkan keterampilan proses sains sehingga siswa-siswa dapat dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah. 
Dengan jarak yang relatif dekat dengan Kampus Universitas Haluoleo Kendari, diharapkan akan memberikan kemudahan kepada Tim ipteks IbM pengabdian terutama pada saat melakukan pembimbingan guru-guru fisika peserta ipteks IbM melakukan
penerapan Virtual Laboratory berbasis Phet Simulation di dalam reil kelas. Adapun peta lokasi SMAN di Kota Kendari dapat dilihat dalam Gambar 1 dan 2 berikut ini. 
Gambar 1. 
Peta Kota Kendari sebelum beberapa 
Kecamatan di Mekarkan wilayahnya 
(6 Kecamatan) 
Gambar 2. 
Peta Kota Kendari sesudah beberapa 
Kecamatan di Mekarkan wilayahnya 
(10 Kecamatan)
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013

More Related Content

What's hot

Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikanHilmangufron
 
Pembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNA
Pembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNAPembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNA
Pembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNATri Suwandi
 
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRANLATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRANalmansyahnis .
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifRoyadi Nusa
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Bioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensikBioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensikJessy Damayanti
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)Nastiti Rahajeng
 
Laporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patiaLaporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patiaFatmawati Khodijah
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoDiah Dwi Ammarwati
 
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijauLaporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijaurendrafauzi
 
Buku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI SuwarnoBuku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI SuwarnoRian Maulana
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Operator Warnet Vast Raha
 
Abstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsiAbstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsiYudha Haqqi
 

What's hot (20)

Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Pembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNA
Pembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNAPembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNA
Pembuatan Insulin dengan Teknik Rekombinasi DNA
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Isu-Isu Perkembangan
Isu-Isu PerkembanganIsu-Isu Perkembangan
Isu-Isu Perkembangan
 
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRANLATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Bioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensikBioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensik
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
 
Laporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patiaLaporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patia
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijauLaporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Buku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI SuwarnoBuku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
 
Abstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsiAbstrak proposal skripsi
Abstrak proposal skripsi
 
Biology Campbell
Biology CampbellBiology Campbell
Biology Campbell
 
Makalah pembelahan sel
Makalah pembelahan selMakalah pembelahan sel
Makalah pembelahan sel
 
Sel punca
Sel puncaSel punca
Sel punca
 

Viewers also liked

Proposal pengabdian kepada masyarakat
Proposal pengabdian kepada masyarakatProposal pengabdian kepada masyarakat
Proposal pengabdian kepada masyarakatDasuki Suke
 
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014 copy
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014   copyProposal pengabdian kepada masyarakat 2014   copy
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014 copyJoni Candra
 
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiContoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiPT. Likers Fice.com
 
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)Dede Mirda
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanFKIP UHO
 
PENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOK
PENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOKPENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOK
PENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOKFKIP UHO
 
MATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 Kendari
MATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 KendariMATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 Kendari
MATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 KendariFKIP UHO
 
Penelitian fundamental
Penelitian fundamentalPenelitian fundamental
Penelitian fundamentalFKIP UHO
 
Tupoksi pd iv
Tupoksi pd ivTupoksi pd iv
Tupoksi pd ivFKIP UHO
 
Proposal la tahang
Proposal la tahangProposal la tahang
Proposal la tahangFKIP UHO
 
Listrik Dinamis
Listrik DinamisListrik Dinamis
Listrik DinamisFKIP UHO
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaFKIP UHO
 
Pedoman kerjasama fkip
Pedoman kerjasama fkipPedoman kerjasama fkip
Pedoman kerjasama fkipFKIP UHO
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-librecokro habiba
 
Pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guru
Pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guruPelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guru
Pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guruselfy0110
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)FKIP UHO
 

Viewers also liked (20)

Proposal pengabdian kepada masyarakat
Proposal pengabdian kepada masyarakatProposal pengabdian kepada masyarakat
Proposal pengabdian kepada masyarakat
 
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014 copy
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014   copyProposal pengabdian kepada masyarakat 2014   copy
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014 copy
 
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiContoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
 
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
 
Artikel ppm ibm
Artikel ppm ibmArtikel ppm ibm
Artikel ppm ibm
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
 
PENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOK
PENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOKPENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOK
PENGENALAN DIRI DAN DINAMIKA KELOMPOK
 
MATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 Kendari
MATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 KendariMATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 Kendari
MATERI WORSHO PLPG 2013 Rayon 126 Kendari
 
Penelitian fundamental
Penelitian fundamentalPenelitian fundamental
Penelitian fundamental
 
Tupoksi pd iv
Tupoksi pd ivTupoksi pd iv
Tupoksi pd iv
 
Proposal la tahang
Proposal la tahangProposal la tahang
Proposal la tahang
 
Listrik Dinamis
Listrik DinamisListrik Dinamis
Listrik Dinamis
 
Magnet
MagnetMagnet
Magnet
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter Fisika
 
Pedoman kerjasama fkip
Pedoman kerjasama fkipPedoman kerjasama fkip
Pedoman kerjasama fkip
 
Contoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libreContoh proposal sdm-libre
Contoh proposal sdm-libre
 
Pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guru
Pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guruPelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guru
Pelatihan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran guru
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
Membuat Soal Online dengan Google Drive
Membuat Soal Online dengan Google DriveMembuat Soal Online dengan Google Drive
Membuat Soal Online dengan Google Drive
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
 

Similar to Proposal ibm 2013

Ips terpadu
Ips terpaduIps terpadu
Ips terpadupurwasih
 
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...Yusrina Fitriani Ns
 
Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11SoniaKeren
 
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Faculty of Economics
 
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesMakalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesRfebiola
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematikUNIMED
 
Model ipa terpadu smp rev
Model  ipa terpadu smp revModel  ipa terpadu smp rev
Model ipa terpadu smp revAsep Hidayat
 
La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)
La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)
La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)FKIP UHO
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitianIrman Maxi
 
b2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptx
b2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptxb2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptx
b2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptxIisHastutiningsiNdeb
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningAmalinaAzizah
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Hendri Saputra
 

Similar to Proposal ibm 2013 (20)

Ips terpadu
Ips terpaduIps terpadu
Ips terpadu
 
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...
 
Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11
 
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
 
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
 
Panduan PKM 2012
Panduan PKM 2012Panduan PKM 2012
Panduan PKM 2012
 
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan prosesMakalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
Makalah pendekatan dan penerapan keterampilan proses
 
Laporan TOT AKSI.doc
Laporan TOT AKSI.docLaporan TOT AKSI.doc
Laporan TOT AKSI.doc
 
060 model ips_trpd
060 model ips_trpd060 model ips_trpd
060 model ips_trpd
 
Ptk plpg entin
Ptk plpg entinPtk plpg entin
Ptk plpg entin
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik64 hesty, s.si  implementasi model pembelajaran tematik
64 hesty, s.si implementasi model pembelajaran tematik
 
Proposal ptk metlit
Proposal ptk metlitProposal ptk metlit
Proposal ptk metlit
 
Model ipa terpadu smp rev
Model  ipa terpadu smp revModel  ipa terpadu smp rev
Model ipa terpadu smp rev
 
La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)
La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)
La tahang pemanfaatan informasidankomunikasi(tik)
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
b2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptx
b2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptxb2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptx
b2.3 Analisis Penerapan Model Pembelajaran.pptx
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1
 

More from FKIP UHO

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks PresentationFKIP UHO
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kimFKIP UHO
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)FKIP UHO
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOFKIP UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal buturFKIP UHO
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013FKIP UHO
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoFKIP UHO
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentationFKIP UHO
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasamaFKIP UHO
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1FKIP UHO
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program UnggulanFKIP UHO
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalorFKIP UHO
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalorFKIP UHO
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhanaFKIP UHO
 

More from FKIP UHO (20)

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks Presentation
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kim
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis riset
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis riset
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal butur
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentation
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasama
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1
 
Soal lab
Soal labSoal lab
Soal lab
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program Unggulan
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Optik
OptikOptik
Optik
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

Proposal ibm 2013

  • 1. USUL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PENINGKATAN KOMPETENSI GURU FISIKA MENGAJARKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL VIRTUAL LABORATORY BERBASIS PHET SIMULATION PADA SMA DI KOTA KENDARI Oleh: Dra. Hunaidah M.Si (Ketua) (NIDN: 0025116807) Amiruddin Takda, S.Pd.,M.Si (Anggota) (NIDN: 0016027003) Drs. La Tahang, M.Pd (Anggota) (NIDN:0021066201) UNIVERSITAS HALUOLEO 2013
  • 2.
  • 3. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL…………………..…………………..…………………………. HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………….. DAFTAR ISI ………………………………………..………..………………………... RINGKASAN…………………………………………………..……………………….. BAB 1. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi ………………………………………..…………………..….... B. Permasalahan Mitra….……………………………….......................................... C. Solusi yang di tawarkan…………………………………………………………. BAB 2. TARGET DAN LUARAN…………………………………………………… BAB 3. METODE PELAKSANAAN………………………………………………….. BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI……………………………………… BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Anggaran Biaya ………………………………………………………………… B. Jadwal Kegiatan………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………............ LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani......... Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra.......................... Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah kedua mitra.................................................................. Lampiran 4. Dua buah Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari kedua mitra IbM ..................................................................................................... i ii iii iv 1 4 6 7 8 12 13 16 18 19 25 26 31
  • 4. RINGKASAN Akan dilakukan kegiatan program ipteks IbM bagi masyarakat dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Haluoleo Kendari dengan kegiatan pembimbingan guru-guru Fisika SMA Negeri di Kota Kendari Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking). Kegiatan selanjutnya adalah membimbing guru-guru fisika untuk menerapkan perangkat pembelajaran tersebut secara riel dalam kelas sehingga siswa akan terlatih menjadi pemikir yang kritis dan akan bermuara kepada penguasaan konsep-konsep fisika. Program ipteks IbM bagi masyarakat ini akan direncanakan akan dilaksanakan dalam 8 (delapan) bulan dengan target luaran utama adalah diperolehnya suatu suatu metode atau model perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis terutama pada konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Dampak pengiring dari program pelaksanaan ipteks bagi IbM bagi masyarakat adalah munculnya kesadaran bagi guru-guru fisika baik secara individu atau kelompok untuk mencoba mengembangkan dan sekaligus menerapkan perangkat pembelajaran fisika di dalam kelas dengan memilih materi pokok yang lain yang menggunakan model VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Selanjutnya hasil dari penerapan perangkat pembelajaran tersebut dapat dibuat laporan karya tulis ilmiah yang dapat disajikan dalam suatu forum diskusi atau forum musyawah guru mata pelajaran (MGMP) fisika untuk mendapat masukan dan perbaikannya. Dengan demikian guru-guru Fisika SMA Negeri di Kota Kendari akan terbiasa dalam melakukan penelitian kelas dan sekaligus membuat penulisan karya tulis ilmiah yang selama ini sebagai salah satu kendala bagi guru-guru untuk peningkatan kompetensi profesional sebagai syarat untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi. Pelaksanaan program ipteks IbM bagi masyarakat ini dilakukan secara bermitra (berkolaborasi) dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari (Mitra 1) dan Kepala para kepala Sekolah yang diwaliki oleh kepala SMAN 5 Kendari (Mitra 2). Agar pelaksanaan ipteks bagi masyarakat ini lebih terarah, metode yang digunakan adalah lesson study (LS) yang dilaksanakan secara bersiklus dalam tiga tahap kegiatan dimulai dari tahap perencanaan (plan), tahap pelaksanaan (do), dan tahap refleksi (see). Pada tahap perencanaan (plan), kegiatan utama yang dilakukan adalah membimbing peserta menyusun perangkat pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan Kunci LKS, materi ajar, lembar penilaian produk dan kunci, proses dan kunci, keterampilan sosial, dan pengamatan berkarakter. Tahap pelaksanaan (do) peserta melakukan uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation di dalam kelasnya, dan pada tahap refleksi (see) tim ipteks melakukan refleksi terhadap hasil observasi pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru model selama uji coba secara riel dalam kelas. Selanjutnya tim ipteks memberikan bimbingan kepada peserta untuk membuat laporan hasil uji coba penerapan perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive yang di presentasikan di depan tim ipteks dan peserta ipteks bagi masyarakat agar mendapat masukan dari tim ipteks dan juga dari peserta untuk perbaikan selanjutnya.
  • 5. BAB 1. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu ciri pengelolaan pembelajaran fisika yang berkualitas di sekolah adalah terciptanya proses pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dari fisika sebagai produk dan proses yang tercemin mulai dari tahap penyusunan perencanaan, pelaksanaan sampai pada proses evaluasi. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan tersebut, maka peran kompetensi profesional guru fisika sangatlah penting dan mutlak diperlukan. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru fisika di sekolah agar menciptakan pendidikan yang berkualitas ditandai dengan lahirnya beberapa kebijakan, antara lain Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan bahwa guru harus memiliki kualifikasi minimum dan kompetensi sesuai dengan bidangnya. Kompetensi disini dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikian guru yang kompeten adalah guru yang mempunyai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru. Menjelang abad dua puluh satu, tantangan pelaksanaan pendidikan di sekolah semakin berat. Setidaknya ada tiga aspek yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan saat ini, yaitu aspek globalisai, teknologi dan inovasi, dan bagaimana cara siswa belajar. Salah satu aspek dari 21 st century skill adalah learning and innovation skill yang mencakup keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill). Keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan individu untuk mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah, menganalisis dan mengevaluasi alternatif dari berbagai sudut pandang, dan merefleksikan secara kritis keputusan dan proses (www.21stcenturyskills.org). Untuk melihat sejauh mana kondisi pembelajaran khususnya prestasi pembelajaran IPA di Indonesia pada saat ini, dapat dilihat dari hasil Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS). Dari tiga kali keikutsertaan Indonesia mulai tahun 1999 hanya berada pada peringkat 32 dari 38 negara peserta, tahun 2003 peringkat 37 dari 46 negara peserta, dan tahun 2007 peringkat 35 dari 49 negara peserta. Jika dilihat dari rata-
  • 6. rata skor kemampuan IPA siswa Indonesia pada aspek kognitif knowing hanya sebesar 40,37; aspek applying sebesar 36,96; dan aspek reasoning sebesar 33,01. Dari skor rata- rata teserbut ternyata masih berada di bawah skor rata-rata Internasional yang berturut- turut 55,33; 43,80; dan 40,21 untuk aspek kognitif knowing, applying, dan reasoning. (http://en.wikipedia.org/wikipedia/trend). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan IPA siswa Indonesia masih berada pada kemampuan knowing yaitu kemampuan memperlihatkan pengetahuan tentang alat, metode dan prosedur IPA. Berdasarkan analisis terhadap hasil TIMSS dapat disimpulkan bahwa permasalahan pembelajaran IPA di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) secara umum guru belum melatih siswa untuk menganalisis, memecahkan masalah, melakukan sintesis, membuat hipotesis, membuat rencana percobaan, merumuskan inferensi, merumuskan kesimpulan, membuat generalisasi, mengevaluasi dan mempertimbangkan, dan (2) sistem evaluasi yang belum terbiasa menggunakan soal-soal yang mengukur kemampuan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) seperti keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill), keterampilan bepikir kreatif (creative thinking) dan kemampuan pemecahan masalah (problem solving skill). Permasalahan pembelajaran IPA (Fisika) yang telah diuraikan di atas, juga sama dengan permasalahan yang dialami dalam pengelolaan pembelajaran Fisika pada tingkat SMA di Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian sebelumnya teridentifikasi beberapa kelemahan guru Fisika dalam mengelola pembelajaran pada siswa SMA/MA di Kota Kendari khususnya dan umumnya pada Provinsi Sulawesi Tenggara, antara lain guru-guru fisika masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat dan media pembelajaran kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, seperti konsep listrik dan magnet, fenomena gelombang dan optik, konsep atomik/molekul, konsep fisika modern, dan konsep termodinamika (Takda, A., 2009; 2011). Akibatnya pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih banyak menekankan pengajaran konsep (produk) dengan penekanan pada representasi verbal dan matematik. Setelah dilakukan diskusi secara mendalam dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari terungkap beberapa faktor penyebab masih rendahnya kualitas pembelajaran Fisika di Kota Kendari antara lain diduga karena ketersediaan sarana laboratorium berupa KIT fisika dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah-
  • 7. sekolah masih sangat terbatas, sehingga guru-guru Fisika cenderung mengelola pembelajarannya secara teoritis dan matematik daripada penerapan pendekatan keterampilan proses melalui kegiatan penyelidikan atau kerja ilmiah. Ketersediaan ala-alat laboratorium fisika berupa KIT dan media pembelajaran merupakan hal penting sebagai penunjang dalam pembelajaran Fisika. Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002). Melalui kegiatan laboratorium dapat memberikan pengalaman langsung yang kontekstual kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah yang dapat membentuk sikap ilmiah, pembentukan karakter yang baik (good character) dan bertindak sebagai ilmuan cilik yang pada akhirnya membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan penguasaan konsep fisika secara produk dan juga mengembangkan sejumlah keterampilan berpikir seperti berpikir kritis, kreatif dan kemampuan pemecahan masalah, sebagaimana yang diharapkan pada pendidikan abad 21 yang dikenal dengan “21 st century skill”. Salah satu upaya untuk mengatasi ketersediaan ala-alat laboratorium berupa KIT fisika dan media pembelajaran yang sangat terbatas dimiliki oleh sekolah adalah melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komputer (Information Computer and Technology). Finkelstein (2005) mengatakan bahwa komputer dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan praktikum fisika, baik untuk mengumpulkan data, menyajikan, dan mengolah data. Selain itu, komputer juga dapat digunakan untuk memodifikasi eksperimen dan menampilkan eksperimen lengkap dalam bentuk virtual yang disebut “Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model)”. Virtual laboratory model (VLM) merupakan objek multimedia interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk digital baru, dengan tujuan pembelajaran implisit atau eksplisit (Budhu, 2002). Penerapan Laboratorium Maya dalam pembelajaran fisika dapat dilatihkan kemampuan berpikir (thinking skill), science process skill, communication skill, ICT skill, dan interpretation skill (Talyson, 2008). Melalui VLM dapat memberikan kegiatan hand on laboratory activity untuk mengembangan kemampuan atau keterampilan (skill) proses dan pemecahan masalah dalam konsep Fisika, serta mengembangkan literasi ICT.
  • 8. Salah satu VLM yang berkembang pesat pada saat ini khususnya pada pembelajaran fisika adalah “PhET Simulation Interactive” yang dikembangkan oleh Universitas Colorado di Amerika Serikat (www.phet.colorado.edu). Melalui PhET (Physics Education Technology) Simulation Interactive dapat memberikan banyak kebebasan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memanipulasi variabel, menentukan variabel respon dan veriabel kontrol. Selama pelaksanaan eksperimen, siswa juga dapat melihat bagaimana pengaruh variabel manipulasi (bebas) terhadap variabel respon sehingga siswa dapat menguji hipotesis. Hal tersebut sama pada saat siswa-siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan menggunakan alat-alat laboratorium KIT IPA sebagai laboratorium yang sebenarnya (real laboratory). B. Permasalahan Mitra Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa hasil penelitian dan hasil diskusi dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara serta hasil diskusi secara mendalam dengan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari pada saat obervasi pada beberapa sekolah terutama pada sekolah pinggiran Kota Kendari yang dilakukan pada bulan Maret 2013, teridentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran Fisika di Kota Kendari yaitu: (1) guru-guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat dan media pembelajaran yang kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, dan (2) ketersediaan sarana laboratorium/KIT IPA dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah-sekolah masih sangat terbatas, (3) pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih banyak menekankan pengajaran konsep fisika secara teoritis dengan fokus pada representasi verbal dan matematik daripada penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui kegiatan penyelidikan ilmiah. Ketiga permasalahan yang telah diuraikan tersebut merupakan permasalahan yang sangat mendesak untuk dicarikan solusinya, sehingga diharapkan setelah selesai kegiatan program pembimbingan ipteks bagi masyarakat ini, guru-guru fisika SMA di Kota Kendari sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, dan sekaligus mampu menerapkan perangkat pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran pembelajaran di
  • 9. kelas sehingga siswa-siswa nantinya diharapkan dapat memiliki kemampuan berpikir kritis sebagai keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengahadapi abad 21. Tim program ipteks IbM dari LPPM Universitas Haluoleo yang terlibat dalam Ipteks bagi masyarakat ini telah memiliki kompetensi dan pengalaman melakukan pembimbingan terhadap guru-guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Dimulai dari mengikuti kegiatan pelatihan Training Of Trainer (TOT) mata pelajaran Fisika tingkat nasional, sebagai instruktur pada pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi (PTBK), sebagai aksesor dan instruktur pada pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) FKIP Universitas Haluoleo, dan juga telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan ipteks bagi masyarakat baik melalui sumber dana BOPTN Universitas Haluoleo maupun Ipteks IbM yang sumber dananya dari Dikti. C. Solusi yang ditawarkan Berdasarkan analisis terhadap akar penyebab suatu masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tentang pengelolaan pembelajaran fisika yang dihadapi oleh guru-guru fisika SMA di Kota Kendari adalah melalui program Ipteks bagi masyarakat dengan kegiatan pembimbingan guru-guru fisika SMA dalam mengembangkan dan sekaligus menerapkan perangkat Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking), sehingga siswa akan terlatih menjadi pemikir yang kritis dan juga menguasai konsep fisika yang bersifat abstrak. Penerapan Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive dalam pembelajaran fisika bagi siswa SMA sebagai model yang tepat karena didasarkan pada beberapa alasan, yaitu: (1) melalui Virtual Laboratory Model (VLM) dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep Fisika khususnya konsep yang bersifat abstrak, (2) mengatasi keterbatasan ketersediaan alat lab/KIT Fisika yang dimiliki sekolah, (3) relatif membutuhkan biaya yang sangat murah dibandingkan dengan menggunakan laboratorium nyata (reil laboratory), (4) dapat memberikan banyak kebebasan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dengan mengidentifikasi dan memanipulasi variabel-variabel untuk melihat bagaimana pengaruh variabel terhadap variabel lain sehingga siswa dapat menguji hipotesis, (5) melalui VLM dapat
  • 10. memberikan kegiatan hand on laboratory activity untuk mengembangan kemampuan dan keterampilan proses (scince process skill) dan pemecahan masalah (problem solving skill) dalam konsep Fisika, serta mengembangkan literasi ICT, dan (6) master program VLM PhET Simulation Intercative sudah dapat diperoleh secara bebas (free) pada website http://www.colorado.ac.id, sedangkan program virtual laboratory lainnya masih harus dibeli dengan harga yang cukup mahal. BAB 2. TARGET DAN LUARAN Adapun target dan luaran utama setelah pelaksanaan ipteks IbM bagi masyarakat dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo Kendari adalah suatu metode atau model perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis terutama pada konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, seperti konsep listrik-magnet, konsep gelombang mekanis- elektromagnetik, konsep fisika modern, dan konsep termodinamik. Target lainnya adalah
  • 11. guru-guru fisika SMA di Kota Kendari dapat secara individu dan kelompok dapat mengembangkan dan menuliskan perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis pada konsep-konsep abstrak yang lainnya secara luas (RPP, LKS dan kuncinya, bahan ajar, lembar penilaian) dan selanjutnya dapat menerapkan perangkat pembelajaran tersebut di dalam kelas secara riil (uji coba). Dampak pengiring dari program pelaksanaan ipteks bagi IbM bagi masyarakat adalah munculnya inisiatif atau kesadaran sendiri/kelompok guru-guru fisika untuk mencoba mengembangkan dan sekaligus menerapkan perangkat pembelajaran fisika di dalam kelas dengan memilih materi pokok yang lain yang menggunakan model VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Selanjutnya hasil dari penerapan perangkat pembelajaran tersebut dapat dibuat laporan karya tulis ilmiah yang dapat disajikan dalam suatu forum diskusi atau forum musyawah guru mata pelajaran (MGMP) fisika untuk mendapat masukan dan perbaikannya. Dengan demikian guru-guru fisika juga akan terbiasa dalam melakukan penelitian kelas dan sekaligus membuat penulisan karya tulis ilmiah yang merupakan kompetensi profesional bagi guru sebagai syarat untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi. BAB 3. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan analisis terhadap hasil-hasil penelitian yang terkait, juga diskusi secara mendalam dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari dan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari, teridentifikasi 3 (tiga) permasalahan pokok tentang kualitas pengelolaan pembelajaran Fisika di Kota Kendari, yaitu: (1) guru-guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan media kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, (2) ketersediaan alat-alat laboratorium/KIT IPA dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah masih sangat terbatas jumlahnya, dan (3) pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih
  • 12. banyak menekankan pengajaran konsep fisika secara teoritis yang fokus pada representasi verbal dan matematik daripada menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui kerja ilmiah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka solusi yang ditawarkan melalui program Ipteks IbM bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari adalah kegiatan pembimbingan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis terutama pada konsep-konsep abstrak dan selanjutnya membimbing guru-guru fisika untuk menerapkan perangkat pembelajaran tersebut secara nyata dalam kelas. Untuk melaksanakan program ipteks IbM bagi masyarakat ini, maka dilakukan secara bermitra (berkolaborasi) antara Tim ipteks bagi masyarakat dari dosen-dosen Program studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Haluoleo dengan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari (Mitra 1) dan para Kepala Sekolah yang diwaliki oleh kepala SMAN 5 Kendari (Mitra 2). Peran Mitra 1, adalah memberikan data-data tentang permasalahan ril yang dihadapi oleh guru-guru dalam pembelajaran fisika pada tingkat SMA di Kota Kendari, kemudian berkoordinasi dengan para kepala sekolahnya yang diwakili oleh kepala SMAN 5 (mitra 2) untuk menentukan guru-guru yang layak dan memenuhi syarat untuk diikut sertakan dalam program ipteks dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari. Agar pelaksanaan ipteks IbM bagi masyarakat ini lebih terarah, maka metode yang digunakan adalah metode lesson study (LS) yang pelaksanaanya sama dengan metode classroom action research (CAR) atau sering disebut penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan bersiklus dalam tiga tahap kegiatan utama yaitu: (1) tahap perencaan (plan), (2) tahap pelaksanaan (do), dan (3) tahap refleksi (see), (Lewis, 2002). Adapun uraian tugas dan peran dari Tim ipteks bagi masyarakat yang mengacu pada metode lesson study tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Tahap 1 : Perencanaan (Plan) Tim ipteks bagi masyarakat melakukan Workshop yang direncanakan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari untuk membimbing guru fisika SMA/MA di Kota Kendari baik individu/kelompok untuk membuat perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation
  • 13. Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis dengan rincian kegiatan, meliputi: (a) Melakukan penginstalan program Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive pada laptop para peserta, (b) Pengenalan komponen-komponen yang terdapat pada Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive, (c) Memberikan contoh pemodelan cara pengoperasian Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking), (d) Membagi peserta dalam beberapa kelompok dimana satu kelompok terdiri atas 3 orang, jumlah kelompok sebanyak 10 (jumlah peserta 30 orang) (e) Pembagian tugas tim ipteks IbM dengan Ketua tim membimbing 4 kelompok dan anggota tim masing-masing membimbing 3 kelompok. (f) Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok peserta untuk berdiskusi dan mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA kelas X, XI, dan XII dengan pertimbangan materi yang memiliki karakteristik abstrak dan akan diajarkan pada semester yang berjalan, (g) Tim ipteks pengabdian membimbing peserta secara individu/kelompok menyusun perangkat pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan kunci LKS, materi ajar, lembar penilaian produk dan kunci, proses dan kunci, keterampilan sosial, dan pengamatan berkarakter). (2) Tahap 2: Pelaksanaan (Do) Setiap kelompok peserta yang terdiri dari 3 orang guru fisika untuk melakukan uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model berbasis PhET Simulation Interactive yang telah dikembangkan sebelumnya di dalam kelasnya. Satu orang guru fisika bertindak sebagai guru model sedang dua orang guru lainnya bertindak sebagai guru mitra yang bersama-sama dengan salah satu anggota tim ipteks bagi masyarakat untuk bertindak sebagai observer untuk mengamati proses pelaksanaan uji coba. (3) Tahap 3: Refleksi (See) Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi (see) adalah:
  • 14. (a) Tim ipteks IbM melakukan diskusi dengan guru model dan guru mitra untuk merefleksikan kembali terhadap pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru model selama uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian adalah mengenai kelebihan dan juga kekurangan guru model selama pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive. (b) Tim ipteks bagi masyarakat memberikan bimbingan kepada guru/kelompok guru fisika untuk membuat laporan hasil uji coba atau penerapan perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive, kemudian di presentasikan di depan tim ipteks pengabdian dan peserta ipteks bagi masyarakat. Tujuannya untuk mendapatkan masukan terhadap adanya kemungkinan kelemahan terhadap pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran VLM berbasis PhET Simulation Interactive. Setiap kelompok peserta ipteks bagi masyarakat membuat laporan hasil uji coba versi revisi, kemudian laporan tersebut dikumpulkan kepada tim ipteks bagi masyarakat. Berdasarkan hasil pelaksanaan ipteks bagi masyarakat dengan kegiatan pembimbingan guru-guru fisika SMA di Kota Kendari dalam mengembangkan perangkat Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking) dan selanjutnya membimbing guru-guru fisika untuk menerapkan perangkat pembelajaran tersebut secara riel dalam kelas, maka luaran yang akan dihasilkan dari program ipteks ini adalah: (1) Perangkat pembelajaran fisika Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive dari setiap kelompok peserta ipteks, dan juga laporan hasil uji coba perangkat di dalam kelas (2) Laporan hasil pelaksanaan ipteks bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo yang disusun oleh tim ipteks bagi masyarakat.
  • 15. BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Adapun gambaran kinerja LPPM Universitas Haluoleo Kendari dalam beberapa tahun terakhir adalah proaktif dalam memberikan informasi kepada semua dosen pada setiap fakultas dalam lingkungan Universitas Haluoleo tentang adanya usulan hibah kompetitif pengabdian pada masyarakat baik melalui pengiriman surat kepada setiap fakultas, maupun mengirimkan secara e-mail group dosen pada setiap fakultas, baik pendanaan yang bersumber dari biaya operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) maupun yang dibiayai oleh Dikti. Usulan hibah kompetitif pengabdian pada masyarakat yang dibiayai oleh BOPTN diseleksi oleh reviwer internal yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga setiap dosen pengusul tidak merasa dirugikan. Pelaksanaan Ipteks IbM dari LPPM Universitas Haluoleo yang dilaksanakan oleh Tim Dosen dari Prodi Pend. Fisika PMIPA FKIP merupakan salah satu wujud dari tugas
  • 16. pengabdian kepada masyarakat, khususnya masyarakat di sekolah. Disamping itu, Tim dosen yang terlibat dalam program ipteks IbM ini juga telah memiliki kompetensi dan kepakaran serta telah berpengalaman dalam melakukan pembimbingan terhadap guru- guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Ketua Tim ipteks IbM telah mengikuti kegiatan pelatihan Training Of Trainer (TOT) mata pelajaran Fisika tingkat nasional, sebagai instruktur pada pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi (PTBK) di Sulawesi Tenggara, sebagai aksesor dan instruktur pada pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) FKIP Universitas Haluoleo, juga telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan ipteks bagi masyarakat sebagai ketua tim, baik melalui sumber dana BOPTN Universitas Haluoleo maupun yang dari Dikti. Begitu pula dengan anggota tim ipteks IbM juga telah mengikuti pelatihan TOT SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) mata pelajaran Fisika tingkat nasional, sebagai instruktur pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi (PTBK), sebagai aksesor dan instruktur PLPG FKIP Universitas Haluoleo, dan juga telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan ipteks bagi masyarakat sebagai anggota tim baik melalui sumber dana BOPTN Unhalu maupun yang dari Dikti. BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Anggaran Biaya Setelah Tim pelaksanaan Ipteks IbM bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari telah melakukan analisis menyeluruh terhadap segala kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan program tersebut, maka berikut ini diberikan ringkasan terhadap jumlah rencana anggaran biaya (RAB), seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Program IbM yang Diajukan No. Komponen pembiayaan Biaya yang Diusulkan (Rp.) 1 Honorarium tim iptkes pengabdian 14.720.000,- 2 Bahan habis pakai dan Peralatan 19.135.000,- 3 Perjalanan 7.400.000,- 4 Lain-lain 8.745.000,- Jumlah 50.000.000,- Terbilang: Lima puluh juta rupiah Adapun rincian anggaran pada setiap aspek komponen pembiayaan dapat diuraikan pada Tabel 2. sebagai berikut:
  • 17. Tabel 2. Rincian anggaran Ipteks IbM pada setiap aspek Rincian Anggaran Penelitian Iptkes IbM Tahun 2013 1. Honor Honor Honor/Jam (Rp) Waktu (Jam/ming) Minggu Honor per Tahun (Rp) Ketua 60.000,- 3,5 32 6.720.000,- Anggota 1 50.000,- 2,5 32 4.000.000,- Anggota 2 50.000,- 2,5 32 4.000.000,- SUB TOTAL (Rp) 14.720.000,- 2. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Harga Peralatan Penunjang (Rp) sewa peralatan Lab Fisika/KIT IPA-Fisika demonstrasi perbadingan labs riel dan lab virtual 10 set 1.000.000,- 10.000.000,- Sewa laptop memfasilitasi peserta yang tidak membawa laptop 6 unit 250.000,- 1.500.000,- Sewa LCD penyajian secara visual materi workshop dan penyajian hasil uji coba perangkat 1 unit (2 kali) 400.000,- 400.000,- SUB TOTAL (Rp) 11.900.000,- 3. Bahan Habis Pakai Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya per Tahun (Rp) Kertas HVS A4 80 gram Pembuatan proposal, draft laporan dan laporan akhir ipteks 4 rim 40.000,- 160.000,- Kertas HVS A4 80 grm Pembuatan perangkat pemb.dan laporan uji coba perangkat peserta 6 rim 40.000,- 240.000,- Kertas bergaris pencatatan hasil kerja siswa 4 rim 45.000,- 180.000,- toolkit peserta workshop alat tulis menulis peserta workshop 30 buah 15.000,- 450.000,- Buku Album mencatat pelaksanaan uji coba perangkat pemb. 13 buah 15.000,- 195.000,- kertas kartun manila tempat menulis hasil kerja kelp selama persentase 50 lbr 10.000,- 400.000,- spanduk Bukti fisik pelaksnaan 1 buah 500.000,- 500.000,- Flash disk 12 GB merekam file-file hasil kerja peserta dan juga laporan hasil uji coba dan lap akhir ipteks 1 buah 350.000,- 350.000,- spidol white board digunakan guru pada saat uji coba perangkat pembelajaran 10 doss 40.000,- 400.000,- Catriage canon hitam mengeprint laporan uji coba peserta dan laporan ipteks 1 buah 170.000,- 170.000,- Catriage canon warna mengeprint laporan uji coba peserta dan laporan ipteks 1 buah 210.000,- 210.000,- tinta refill canon warna mengeprint laporan uji coba peserta dan laporan ipteks 3 buah 60.000,- 180.000,- tinta refill canon mengeprint laporan uji coba 4 buah 40.000,- 160.000,-
  • 18. black peserta dan laporan ipteks spidol aneka warna Untuk menulis hasil kerja kel. siswa saat uji coba perangkat 10 sheet 30.000,- 300.000,- collatape hitam melengketkan hasil kerja siswa 10 buah 12.000,- 120.000,- staples dan isi menyatuka laporan danb catatan 2 buah 25.000,- 50.000,- pulsa internet download master PhET & manual labs Physics LS 200.000,- 200.000,- pulsa HP berkomunikasi dengan mitra dan anggota Tim ipteks LS 400.000,- 400.000,- dokumentasi Mendokumentasi LS 228.000,- 228.000,- SUB TOTAL (3a) (Rp) 4.893.000,- b. pengembangan perangkat pemb. Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya per Tahun (Rp) Silabus Perbanyakan silabus matapelajaran fisika SMA/MA 10 rgkp ( 100 lbr) 200,- 20.000,- RPP Perbanyakan RPP maple fisika untuk 10 kelompok peserta 10 rgkp ( 200lbr) 200,- 40.000,- LKS Perbanyakan Lembar Kerja siswa dan kunci 70 rgkp (280 lbr) 200,- 560.000,- Bahan ajar fisika Perbanyakan bahan ajar fisika 70 rgkp(420lbr) 200,- 840.000,- Manual PhET simulation Pernbanyakan manual PhET Simulation 35 rgkp (2100 lbr) 200,- 420.000,- Instrumen Perbanyakan instrument (pre- test dan post-test) 10 sklh, 45 rgkp(2250 lbr) 200,- 450.000,- Lembar obs. ket berpikir kritis Perbanyakan lembar observasi keterampilan berpikir kritis 10 rgkp ( 30 lbr) 200,- 6.000,- Lembar obs. pemecahan masalah Perbanyakan lembar observasi kemampuan pemecahan masalah 10 rgkp (30 lbr) 200,- 6.000,- SUB TOTAL (3b) (Rp) 2.342.000,- SUB TOTAL (3a dan 3b) (Rp) 7.235.000,- 4. Perjalanan Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya per Tahun (Rp) Perjalanan lokal dalam Kota Kendari Penyiapan alat dan bahan workshop dan bahan lainnya 1 orang 500.000,- 500.000,- Perjalanan lokal dari FKIP Unhalu ke Ktr. Dikbud Kota Kendari Pembimbing worskshop 3 orang 100.000,- 300.000,- Perjalanan lokal peserta ipteks dari sekolah masing-masing ke Ktr. Dikbud Kota Kendari Peserta Ipteks mengikuti worskshop 30 orang 100.000,- 3.000.000,- Perjalanan lokal Tim Ipteks dari FKIP Unhalu ke sekolah Observasi uji coba perangkat pemb. virtual laboratory 2 kali (3 orang) = 6 kali 200.000,- 1.200.000,- Perjalanan lokal Tim Membimbing 3 orang 100.000,- 300.000,-
  • 19. ipteks ke Ktr. Dikbud Kota Kendari penyajian laporan uji coba perangkat pemb. Perjalanan lokal peserta ipteks dari sekolah masing-masing ke Ktr. Dikbud Kota Kendari Penyajian laporan uji coba pembelajaran virtual laboratory PhET Simulation 30 orang 60.000,- 1.800.000,- Perjalanan lokal Tim ipteks ke tempat seminar hasil LPPM Unhalu Seminar hasil ipteks 3 orang 100.000,- 300.000,- SUB TOTAL 7.400.000,- 5. Lain-lain Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya per Tahun (Rp) Pembuatan proposal ipteks Studi literatur LS 500.000,- 500.000,- Copy proposal ipteks Penggandaan 6 rgkp, 30 lbr (180 lbr) 200,- 36.000,- Jilid proposal ipteks Jilid antero 6 buah 6.500,- 39.000,- Worksop Tim ipteks dan peserta Konsumsi 36 orang 50.000,- 1.800.000,- pembuatan draft dan laporan ipteks Analisis data dan studi literatur LS 1.600.000,- 1.500.000,- konsumsi Tim ipteks uji coba observasi ke sekolah uji coba 6 kali 50.000,- 300.000,- konsumsi tim ipteks draft pembuatan draft laporn 3 kali (3 org) 50,000 450.000,- copy draft laporan penggandaan 10 rgkp (500 lbr) 200,- 100.000,- jilid draft lap.ipteks penjlidan 10 rangkap 6.500,- 65.000,- konsumsi lap akhir pembuatan lap. akhir ipteks 3 orang 50.000,- 150.000,- biaya seminar hasil ipteks seminar internal hasil ipteks 1 kali 1.500.000,- 1.500.000,- copy laporan akhir ipteks pembuatan lap. akhir ipteks 10 rgkp,70 lbr 200,- 140.000,- penjilidan laporan akhir ipteks jilid antero 10 6.500,- 65.000,- konsumsi Tim ipteks & peserta pelaporan hsl uji coba 33 50.000,- 1.650.000,- konsumsi tim ipteks seminar internal hasil ipteks 3 50.000,- 150.000,- pengiriman lap akhir LS 100.000,- 50.000,- publikasi hasil LS 250.000,- 250.000,- SUB TOTAL (Rp) 8.745.000,- TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (RP) 50.000.000,- Terbilang: Lima Puluh Juta Rupiah B. Jadwal Kegiatan
  • 20. Pelaksanaan program Ipteks IbM oleh tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Haluoleo Kendari direncanakan akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Mei 2014 sampai bulan Desember 2014. Adapun rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada program Ipteks IbM oleh tim pengabdian masyarakat selengkapnya dapat diuraikan seperti pada Tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Rincian Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Ipteks IbM No. Jenis Kegiatan Bulan ke 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Persiapan a. Rapat koordinasi antara Tim Ipteks IbM Jurusan PMIPA FKIP Unhalu dengan Mitra (1) dan Mitra (2) x b. Penyusunan jadwal kegiatan pembimbingan x c. Pemilihan peserta guru pada sekolah mitra x d. Persiapan alat dan bahan x 2. Pelaksanaan Bimbingan a. Workshop pemodelan perangkat pembelajaran virtual laboratory berbasis PhET Simulation x b. Bimbingan mengidentifikasi materi fisika SMA yang akan dikembangkan perangkat pembelajarannya x c. Pembimbingan membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) virtual laboratory model berbasis PhET Simulation x x d. Pembimbingan membuat LKS dan Kuncinya x x e. Pembimbingan pengembangan instrumen ket. berpikir kritis dna problem solving x x f. Pelaksanaan uji coba perangkat dan refleksi setiap pelaksanaan x x x g. Pembimbingan pembuatan tabulasi, analisis data setiap siklus PTK x x h. Pembimb.pembuatan laporan uji coba x x x
  • 21. perangkat pembelajaran model virtual 3. Monitoring dan evaluasi internal dari LPPM Universitas Haluoleo x 4. Pembuatan Draft Laporan (70%) Ipteks IbM x x 5. Pembuatan Laporan Ipteks IbM x x 6. Pengiriman Laporan Ipteks IbM x 7. Publikasi artikel Ipteks IbM x DAFTAR PUSTAKA Budhu, M. (2002). Virtual Laboratories for Engineering Education. Paper Presented at International Conferencerence on Engineering Education. Manchester, U.K. Agustus, p.18-21. Depdiknas, 2002, SPTK-21, Jakarta. Finkelstein, et.al. (2005). When Learning About the Real World Is Better Done Virtually: A Study of Subtituting Computer Simulations for Laboratory Equipment”. Physics Education Research. APS (1) 1– 8. Free Download PhET Software Interactive dari University of Colorado at Boulder Simulation: Magnets and Electromagnets. http://phet.colorado.edu. Free Download PhET Software Interactive dari University of Colorado at Boulder Simulation: Farady Lab 1 dan 2. http://phet.colorado.edu. http://en.wikipedia.org/wiki/trends (2010). In International Mathematics and Science Study. http://www.danishtechnology.dk (2008). Explaning Students Performance Evidence from the International PISA, TIMSS and PIRLS Srveys. http://www.p21.org/storage/documents/p21_framework Definition.pdf., (2009).
  • 22. Partnership for 21 st Century Skills. Lewis, (2002). Silicon Valley Mathematics Initiative’s Lesson Study Cycle. http://www.svmimac.org/images/LessonStudyProjectApplication0910.pdf Takda, A.,(2009), Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi Sekolah-Sekolah Di Kota Kendari, Laporan Penelitian, Bappeda dan PM Kota Kendari. Takda, A.,(2011), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Life Skill untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran IPA di MAN 1 Kendari, Laporan Penelitian Hibah kompetitif Penelitian sesuai perioriras Nasional, Ditjen Dikti, Jakarta. Talyson, S.V., (2006). Development of Scientific Skills and Values in Physics Education.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. Lampiran 2: Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada kedua mitra Berdasarkan hasil-hasil analisis terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru- guru fisika di Kota Kendari Sulawesi Tenggara teridentifikasi 3 (tiga) permasalahan pokok tentang kualitas pengelolaan pembelajaran Fisika, yaitu: (1) guru-guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan media kontekstual untuk mengajarkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, (2) ketersediaan sarana laboratorium/KIT IPA dan media pembelajaran yang dimiliki setiap sekolah masih sangat terbatas jumlahnya, dan (3) pengelolaan pembelajaran oleh guru fisika cenderung lebih banyak menekankan pengajaran konsep fisika secara teoritis yang fokus pada representasi verbal dan matematik daripada menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui sejumlah kegiatan penyelidikan ilmiah dan sejumlah percobaan sederhana. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka solusi yang ditawarkan melalui program Ipteks bagi masyarakat dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari adalah melakukan pembimbingan guru-guru fisika SMA/MA di Kota Kendari dalam mengembangkan perangkat pembelajaran Model Laboratorium Maya (Virtual Laboratory Model) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) siswa seperti berpikir kritis dan juga akan meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa. Agar pembimbingan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran tersebut lebih efektif maka pembimbingan dilanjutkan pada penerapkan perangkat pembelajaran melalui uji coba secara riel dalam kelas. Agar pelaksanaan iptes IbM bagi masyarakat ini lebih terarah, maka metode yang digunakan adalah metode lesson study yang mirip dengan metode classroom action research (CAR) dengan kegiatan bersiklus yang dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan utama yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap pelaksanaan (do), dan (3) tahap refleksi (see), (Lewis, 2002). Pada tahap Perencanaan (Plan), Tim ipteks bagi masyarakat melakukan Workshop yang direncanakan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari untuk membimbing guru fisika SMA/MA di Kota Kendari baik individu/kelompok untuk membuat perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model
  • 32. (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis dengan sejumlah kegiatan, meliputi: (1) pengenalan komponen-komponen yang terdapat pada Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive, dan juga pemberian beberapa contoh, (2) membagi peserta dalam beberapa kelompok, (3) memberikan kesempatan kepada setiap kelompok peserta untuk berdiskusi dan mengembangkan perangkat pembelajaran fisika kelas X, XI, dan XII dengan pertimbangan materi yang memiliki karakteristik abstrak dan akan diajarkan pada semester yang berjalan, (4) pembimbingan peserta secara individu/kelompok menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan Kunci LKS, Lembar Penilaian produk dan kunci, proses dan kunci, keterampilan sosial, dan pengamatan berkarakter). Pada tahap Pelaksanaan (Do), setiap kelompok peserta yang terdiri dari 3 orang guru fisika untuk melakukan uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive yang telah dikembangkan sebelumnya di dalam kelasnya. Satu orang guru fisika bertindak sebagai guru model sedang dua orang guru lainnya bertindak sebagai guru mitra yang bersama-sama dengan salah satu anggota tim ipteks bagi masyarakat untuk bertindak sebagai observer untuk mengamati proses pelaksanaan uji coba. Pada Tahap Refleksi (See), Tim ipteks IbM melakukan diskusi dengan guru model dan guru mitra untuk merefleksikan kembali terhadap pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru model selama uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian adalah mengenai kelebihan dan juga kekurangan guru model selama pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran fisika berbasis PhET Simulation Interactive. Tim ipteks bagi masyarakat memberikan bimbingan kepada guru/kelompok guru fisika untuk membuat laporan hasil uji coba atau penerapan perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive, kemudian di presentasikan di depan tim ipteks pengabdian dan peserta ipteks bagi masyarakat untuk mendapatkan masukan terhadap kelemahan terhadap pelaksanaan uji coba perangkat pembelajaran Virtual Laboratory Model (VLM) berbasis PhET Simulation Interactive.
  • 33. Lampiran 3: Peta lokasi wilayah kedua mitra Lokasi Mitra 1: Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terletak ditengah-tengah Kota Kendari yang berjarak sekitar 2,5 km dalam arah barat dari Kampus Universitas tepatnya di Jalan Balai Kota III, Nomor 44, Kelurahan Pondambea Kecamatan Kadia. Untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas lainnya dalam, maka dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini membawahi SKPD (satuan kerja pemerintah daerah bidang pendidikan) yang terdiri dari 10 (sepuluh) SKPD pada yaitu SKPD pada kecamatan- kecamatan: (1) Kadia, (2) Kendari, (3) Kendari Barat, (4) Mandonga, (5) Poasia, (6) Wua-wua, (7) Abeli, (8) Puuwatu, (9) Baruga, dan (10) Kambu (pemekaran dari Kec. Poasia). Lokasi Mitra 2: Begitu juga dengan SMAN 15 Kendari sebagai mitra (2) letaknya berada pada arah Barat dari kampus Universitas Haluoleo dengan jarak sekitar 2 km terelatak pada Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga. SMAN 5 Kendari termasuk dalam kategori sekolah maju dengan peralatan laboratorium Fisika-KIT IPA yang masuk pada kategori cukup lengkap, namun pemanfaatannya dalam proses pembelajaran masih kurang optimal dilakukan. Untuk mengakses SMAN 15 Kendari dapat dilakukan dengan mudah karena sekolah ini berada di depan jalan poros menuju Kabupaten Konawe Selatan. Adanya kemitraan antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari dan SMAN 5 Kendari dengan tim ipteks IbM dari LPPM Universitas Haluoleo Kendari, diharapkan agar program tersebut dapat dilaksnakan dengan baik dan sesuai dengan sasaran. Namun yang lebih penting lagi agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari lebih mengarahkan gurun-gurunya termasuk guru-guru fisika setelah selesai program Ipteks IbM tersebut dapat dengan sadar dan masih tetap menerapkan Laboratorium Virtual dalam proses pembelajaran untuk mengajarkan keterampilan proses sains sehingga siswa-siswa dapat dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah. Dengan jarak yang relatif dekat dengan Kampus Universitas Haluoleo Kendari, diharapkan akan memberikan kemudahan kepada Tim ipteks IbM pengabdian terutama pada saat melakukan pembimbingan guru-guru fisika peserta ipteks IbM melakukan
  • 34. penerapan Virtual Laboratory berbasis Phet Simulation di dalam reil kelas. Adapun peta lokasi SMAN di Kota Kendari dapat dilihat dalam Gambar 1 dan 2 berikut ini. Gambar 1. Peta Kota Kendari sebelum beberapa Kecamatan di Mekarkan wilayahnya (6 Kecamatan) Gambar 2. Peta Kota Kendari sesudah beberapa Kecamatan di Mekarkan wilayahnya (10 Kecamatan)