Dokumen ini membahas tentang perumusan masalah penelitian manajemen. Terdapat beberapa sumber masalah yang dapat digunakan sebagai titik awal penelitian, yaitu fenomena bisnis, hasil penelitian terdahulu, dan teori-teori yang ada. Dari sumber-sumber tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah dan masalah penelitian, kemudian mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan merancang pemecahan
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
Bab 2 resume a022211005 hery maulana arif_metode penelitian manajemen
1. RESUME 2
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN MANAJEMEN
Disusun untuk memenuhi tugas Metode Penelitian Manajemen
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sumardi, SE., M.Si
HERY MAULANA ARIF
A022211005
PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
2. BAB 2. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN MANAJEMEN
1. BAGAIMANA MENGGALI MASALAH
Bagaimana mengenali masalah? Masalah (problem) ditentukan tujuan, bila kita
membutuhkan uang untuk membeli rumah dan dalam kenyataannya saat ini kita tidak mempunyai
uang yang cukup untuk membeli rumah itu, maka dapat kita katakan bahwa kita mempunnyai
masalah (problem). Tetapi bila kita tidak membutuhkan uang misalnya karena tidak butuh
membeli rumah, maka jumlah yang sedikit bukanlah masalah.
Masalah dapat difahami sebagai sebuah situasi diluar harapan. Meminjam definisi Sekaran
(2003), masalah adalah situasi penyimpangan atau gap yang terjadi antara sesuatu yang diharapkan
dan yang menjadi kenyataan. Sekaran (2003, p.69) menulis: "problem is any situation where a gap
exists between the actual andthe desired ideal states"
Dengan demikian bila seorang mahasiswa mengharapkan IPnya 4, sementara hasil ujian
menunjukkan IPnya = 2, kita boleh mengatakan ia sedang menghadapi masalah. Terhadap sebuah
masalah kita dapat mencari tahu (meneliti) apa penyebabnya dan dapat pula mencari tahu
(meneliti) bagaimana menyelesaikan masalah itu.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa masalah adalah sebuah pernyataan
mengenai penyimpangan (a statement of deviation), pernyataan mengenai sesuatu yang "salah",
pernyataan mengenai sesuatu yang ada diluar harapan kita.
Seorang peneliti keilmuan hanya dapat meneliti dengan baik bila ia berangkat dari adanya
sebuah masalah. Untuk menggali masalah yang layak diteliti, beberapa langkah berikut dapat
digunakan seperti yang disajikan dalarn route map masalah penelitian pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 : Route Map Masalah Penelitian
RESEARCH
GAP: S2-S3
THEORY
GAP: S2-S3
RUMUSAN
PERTANYAAN
PENELITIAN
LATAR
BELAKANG
MASALAH
RUMUSAN
MASALAH
RUMUSAN
MASALAH
PENELITIAN
FENOMENA BISNIS
DATA LAPANGAN S1
3. menunjukkan bahwa penelitian iltniah selalu berangkat dari sebuah latar belakang yang
menunjukkan adanya masalah yang layak diteliti yang mampu memberi sumbangan ganda yaitu
sumbangan pada pemerkayaan bidang ilmu yang diteliti sumbangan praktis dalam dunia
manajemen sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikaji, merumuskan masalahnya (problem)
menjadi jelas sebagai "a statement deviation". Bila masalah (problem) telah ielas disajikan barulah
ia dapat dengan mudah merumuskan apa masalah penelitiannya (research problem). Masalah
penelitian (research problem) adalah pertanyaan mengenai apa yang akan diteliti atau dicari
penjelasan lebih lanjut (re-search: cari ulang, cari lanjut) atas masalah (problem) Yang
dihadapinya. Untuk memudahkan peneliti mencari jawabah atas masalah penelitiannya, maka
langkah cerdas yang dapat dilakukannya adalah dengan mengembangkan pertanyaan penelitian
(research question) sebagai pertanyaan untuk memancing jawaban bagi masalah penelitiannya.
Bagaimana seorang peneliti mencari sumber untuk menemukan masalah yang akan
ditelitinya, gunakan sumber-sumber berikut ini
1.1.Sumber 1: Fenomena Bisnis
Penelitian ilmiah dapat berangkat dari pengamatan atas fenomena bisnis sehari-hari dimana
memunculkan masalah yang layak untuk diteliti. Masalah adalah penyimpangan sesuatu yang
diinginkan dengan sesuatu yang sesungguhnya terjadi. Salah satu cara tercepat untuk melihat
masalah dari fenomena bisnis yang ada adalah dengan mengamati data. Data adalah representasi
fenomena bisnis yang paling aktual. Oleh karena itu sebuah penelitian seharusnya berangkap dari
adanya data atau informasi yang menampakkan masalah. Tanpa menggambarkan fenomena yang
sesungguhnya, sulitlah sebuah penelitian ilmiah di mulai.
1.2.Sumber 2: Research Gap
Apa itu Research Gap atau Senjang Penelitian?. Research Gap adalah celah-celah atau
senjang penelitian yang dapat dimasuki oleh seorang peneliti berdasarkan pengalaman atau temuan
peneliti-peneliti terdahulu.
Dimana mencari Research Gap?
Dari mana research gap diperoleh? cara termudah untuk mendapatkan research gap adalah
dengan membaca dan menelaah hasil-hasil penelitian yang ada. Umumnya research gap dapat
ditemukan pada bagian pembahasan dan future/further research dari sebuah naskah hasil
penelitian. Naskah seperti ini dapat dilihat pada berbagai publikasi jurnal. Dengan perkataan lain,
masalah jenis ini dapat diperoleh melalui penelahaan terhadap pustaka penelitian atau literatur.
Dalam rangka mencari research gap, literatur atau bahan pustâka dapat terdiri dari pustaka
berbagai jenjang seperti terlihat dalam berikut ini:
a. Buku pelajaran/Text-book
b. Laporan penelitian yang tidak dipublikasikan
c. Proceedings temu ilmiah
4. d. Scientic readings
e. Tesis/Disertasi
f. Naskah Referal Journal ilmiah bidang ilmu
1.3.Sumber 3: Theory Gap
Theory Gap adalah kesenjangan atau ketidakmampuan sebuah teori dalam menjelaskan
sebuah fenomena, oleh karena itu teori tersebut lalu dipertanyakan. Masalah dan masalah
penelitian, dengan demikian (dapat dikembangkan dari adanya theory gap dalam masyarakat.
Memang proses pencarian gap teori ini bukanlah pekerjaan yang mudah, namun betapa bangganya
seorang peneliti dan supervisornya bila mereka mampu menemukan theory gap sebagai langkah
awal sebuah eksplorasi ilmiah lanjutan.
Proses pencarian theory gap akan sama dengan proses pencarian research gap, namun berbeda
dalam besaran cakupannya. Sebuah teori mempunyai cakupan yang lebih luas dari sebuah konsep
dalam research gap. Hanya melalui sebuah penelitian pustaka yang sangat intensiflah seorang
peneliti dapat menemukan atau mengembangkan sebuah theory gap- yang mengungkapkan
"gugatannya terhadap kemapanan sebuah teori".
2. RUMUSAN MASALAH
Masalah, khususnya masalah yang berbentuk persoalan (problem) adalah penyimpangan
dari apa yang dikehendaki dan yang menjadi kenyataan. Menggunakan definisi Sekarang (2003),
masalah adalah situsi penyimpangan atau gap yang terjadi yang dapat dilihat dari fenomena bisnis,
hasil penelitian atau aplikasi teori.
“problem is any situation where a gap exists between the actual and the desired ideal
states..." (Sekaran, 2003,p.69). Dari masalah yang ada lalu dibangun masalah penelitian sesuai
dengan jenis penelitian, Misalnya bila penelitian yang akan dikembangkan adalah sebuah
penelitian keilmuan, maka masalah penelitian dan ikutannya harus mencakup seperti apa yang
disajikan oleh Sekarang(2003):
“1)….2…..(3) areas where some conceptual clarity is needed for better theory building,
(4) situations in which a researcher is trying to answer a research question empirically because
of interest in the topic" (Urna Sekarang, 2003, p.70).
Seperti dijelaskan didepan, masalah dapat muncul dari antara lain data dan informasi
mengenai fenonema bisnis research gap, dan theory gap. Atas dasar sumber masalah tersebut
dirumuskanlah sebuah pernyataan masalah, seperti yang digambarkan dalam proses derivasi
masalah.
Pernyataan masalah atau rumusan masalah (problem statement) yang dimaksudkan diatas
adalah pernyataan dari penyimpangan misalnya penyimpangan yang terlihat dari data kinerja
penjualan, pernyataan dari kontroversi yang ada dałam hasil penelitian maupun pernyataan
mengenai gagalnya atau kurang marnpunya sebuah teori menjelaskan sesuatu.
Karena rumusan masalah tidak lain merupakan rumusan penyimpangan statemen of
deviation yang terlihat pada data atau sebuah fenomena bisnis atau fenomena manajemen, maka
5. dałam contoh grafik diatas yang menggambarkan data kinerja penjualan, dengan mudah rumusan
masalah dapat disajikan sebagai berikut:
Terjadi penurunan penjualan yang berkepanjangan selama tahun 2010.
Secara sama, proses menyatakan masalah dapat dilakukan terhadap semua sumber
masalah, apakah masalah itu bersumber dari fenomena lapangan, atau Contoh dari penelitian
terdahulu atau dari teori-teori yang telah dianggap mapan.
3. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Rumusan masalah (problem definition-problem statement) pada dasarnya berbeda dengan
rumusan masalah penelitian (Research Problem). Karena terhadap sebuah masalah, terdapat
beragam pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya
terhadap masalah penurunan Penelitian penjualan, langkah lanjut yang dapat diambil adalah
dengan memperbaiki manajemennya melalui tangan-tangan para manajernya; dapat pula dengan
cara memanggil konsultan untuk ikut menyelesaikan masalahnya; atau dapat juga dengan
mengundang peneliti untuk ikut meneliti melalui sebuah proses penelitian ilmiah.
Masalah penelitian adalah rumusan mengenai bagaimana sebuah masalah akan dipecahkan
melalui sebuah penelitian ilmiah.
Sekaran (2003) menyatakan bahwa "research problem is a clear, precise,and succint
statement of the questions or issue that be investigared with the goal of finding an answer or
solution.” dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan “siapa”, “apa”, “dimana”, “bilamana”,
“bagaimana”, “mengapa” peneliti akan lebih mudah menentukan batas-batas masalah
penelitiannya.
4. RUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN
Setelah masalah penelitian (research problem) dikembangkan, peneliti dapat memerinci
cara memecahkan masalah penelitiannya dengan mengembangkan berbagai pertanyaan penelitian
(research question) yang akan menuntun peneliti untuk melakukan telaah pustaka guna
mengembangkan hipotesis penelitiannnya.
Pertanyaan penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti
untuk memancing jawaban bagi masalah penelitiannya. Misalnya terhadap masalah penelitian
bagaimana meningkatkan kinerja penjualan, peneliti dapat mengajukan pertanyaan pemancing
misalnya apakah promosi yang intensif berpotensi menghasilkan peningkatan penjualan?
Pertanyaan penelitian dapat merupakan pertanyaan untuk mengembangkan jawaban sementara
atau dugaan jawaban terhadap pemecahan masalah penelitiannya. Pertanyaan-pertanyaan
mengenai apa, apakah, seberapa besar, bilamana dapat digunakan untuk merumuskan pertanyaan
penelitian. Dengan acuan pertanyaan penelitian tersebut telaah pustaka dapat dilakukan untuk
menghasilkan kesimpulan berupa proposisi dan atau hipotesis.
6. 5. MERANCANG PEMECAHAN MASALAH PENELITIAN
Setelah sebuah masalah penelitian ditemukan dan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
membuat rancangan pemecahan masalah penelitian tersebut melalui sebuah proses penelitian yang
intensif.
Langkah pertama: Pastikan bahwa telah diperoleh latar belakang yang kuat untuk
menunjukkan ada masalah untuk kemudian dirinci dalam masalah penelitian serta pertanyaan
penelitian yang sesuai.
Langkah kedua: Buatlah rancangan pemecahan masalah. Merancang pemecahan masalah
penelitian berarti mencari teori-teori yang relevan untuk memecahkan masalah penelitian,
membangun pendekatan baru terhadap teori yang relevan, mengembangkan konsep-konsep baru
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (seperti research gap maupun theory gap). Konsep
baru yang dihasilkan sebagai output dari sebuah proses sintesis teori dan hasil penelitian diajukan
sebagai sebuah proposisi.
Langkah ketiga: Proposisi-proposisi baru (yang berisi hubungan antara satu atau beberapa
konsep baru dan konsep-konsep yang sudah mapan) akan berperan sebagai instrument untuk
memecahkan masalah-masalah penelitian yang disajikan dalam sebuah bangunan model teoretikal
dasar atau model sintesis dasar (Grand theorelical model-Grand Synthesis Model), sebagai sebuah
model yang bersifat teoretikal untuk menjawab masalah penelitian. Langkah ini sangat penting
dan menjadi ciri khas untuk disertasi doktor. Tentu saja mahasiswa yang menulis skripsi sarjana
dan tesis magister tidak perlu melakukan tahapan ini, mereka dapat langsung pada langkah
keempat yaitu menyiapkan hipotesis dan model penelitian empirik.
Langkah keempat: Grand theorelical model-Grand Synthesis Model dapat diuji empiris
dengan mengernbangkan model penelitian empiris (empirical research model)dengan mengajukan
hipotesis-hipotesis yang relevan bagi pemecahan masalah penelitian. Kumpulan hipotesis yang
diarahkan untuk menghasilkan pemecahan masalah penelitian yang diajukan dapat dirangkaikan
dalam sebuah model yang disebut model penelitian empiris (empirical research model) atau satu
kerangka pernikiran teoritis. Keseluruhan proses ini dilakukan melalui penelaahan kritis terhadap
literatur- literatur yang relevan.
Langkah kelima: setelah model penelitian empirik disiapkan, peneliti dapat mulai
menyiapkan instrument pengumpulan data, alat analisis, pengurnpulan data, analisis data dan
pengujian hipotesis serta penarikan kesimpulan terhadap masalah penelitiannya berdasarkan
semua hasil pengujian hipotesis yang dilakukan.
6. MENGEMBANGKAN MODEL PENELITIAN
Model atau yang sering disebut sebagai KPT - Kerangka Pemikiran Teoretis adalah
penyederhanaan dari fenomena dunia nyata yang membentuk satu pemahaman pengertian yang
utuh mengenai bagaimana sebuah masalah dipecahkan. Dengan demikian sebuah kerangka
pemikiran teoretis adalah serangkaian hipotesis, yang secara bersama-sama membentuk sebuah
penjelasan yang "utuh" (antara lain digambarkan melalui sebuah rangkaian sebab-akibat)
mengenai sebuah masalah penelitian.
7. Kerangka pemikiran teoretis atau model penelitian yang disajikan diatas membentuk
sebuah pengertian yang utuh bagaimana menghasilkan kinerja selling-in, Script analysis yang
dapat dilakukan terhadap model yang disajikan diatas adalah:
a. Apa yang menjadi masalah penelitian (penjelasan mengenai the whats dari penelitian ini).
Berdasarkan Fenomena bisnis yang ada dan dukungan research gap yang ada, ditentukan
bahwa masalah yang muncul adalah tidak tercapainya sasaran kinerja selling-in yang
ditentukan oleh manajemen. Dapat juga disajikan bahwa kinerja selling-in selalu jauh
dibawah target yang ditentukan. Bila menggunakan pendekatan research gap, dapat juga
terjadi bahwa penelitian pustaka rnemunculkan perlunya upaya mencari penjelasan atas
variabilitas kinerja selling-in. Dengan dukungan data mengenai deviasi dan atau research
gap yang ditemui, masalah ini dirumuskan dalam bentuk kalimat rumusan masalah
(Problem Statement) sebagai berikut: Terjadinya variabilitas kinerja selling-in diluar yang
dikehendaki. masalah tersebut dikembangkanlah sebuah masalah penelitian seperti
“Bagaimana cara-proses meningkatkan kinerja selling-in”. Sebuah variabel dependennya
dasarnya digunakan untuk menyajikan "the main cue"dari sebuah masalah penelitian,
dalam contoh diatas adalah kinerja selling-in scbagai variabel dependennya.
b. Bagaimana masalah penelitian tersebut dipecahkan? (penjelasan mengenai the ways atau
the hows yang digunakan untuk mernecahkan the whats). Seorang peneliti
mengembangkan konsep, proposisi, hipotesis berdasarkan dukungan teori sebagai jalan
atau cara (way, how) untuk memecahkan masalah yang dihadapinya itu.
7. BAGAIMANA MENYIAPKAN BAB I
Mengacu pada pedoman penulisan PhD Thesis yang dikemukakan oleh Perry (1994),
penulisan Bab I yang baik adalah setelah peneliti menyelesaikan proposal penelitian serta setelah
selesai menulis Bab II V, walaupun draftnya tentu saja harus diselesaikan sebelum bab yang lain
dikerjakan.
Bab I adalah bab pendahuluan memiliki isi dengan merujuk pendekatan Chad Perry (1998) yaitu:
I Pendahuluan
1.1. Latar belakang penelitian
1.2. Perumusan Masalah, masalah penelitian, proposisi dan hipotesis
1.3. Tujuan ,kegunaan dan orisinalitias penelitian
1.4. Metode penelitian dan analisis data yang di gunakan
1.5. Outline dari skripsi , tesis dan disertasi
1.6. Definisi-definisi utama yang di gunakan
1.7. Pembatasan utama dan asumsi-asumsi yang di gunakan
1.8. Kesimpulan
Peranan bab I ini sangat penting yaitu berfungsi sebagai Roadmap bagi pembaca untuk menikmati
seluruh sajian yang di tampilkan dalam naskah karya akhir mahasiswa.