Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
Teks tersebut membahas metode numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan menggunakan metode Euler dan Runge-Kutta. Metode Euler menggunakan deret Taylor sedangkan Runge-Kutta menghasilkan solusi lebih akurat dengan menghitung beberapa kali per iterasi. Contoh soal memberikan ilustrasi penerapan kedua metode tersebut pada persamaan diferensial orde satu.
Dokumen tersebut berisi daftar nama delapan orang anggota kelompok beserta NIM masing-masing. Kemudian menjelaskan metode integrasi trapesium untuk menghitung luasan kurva dengan membagi metodenya menjadi dua yaitu satu pias dan banyak pias disertai contoh soalnya. Terakhir menjelaskan algoritma metode integrasi trapesium dalam bahasa C++.
Dokumen tersebut membahas tentang deret Taylor dan Mac Laurin. Deret Taylor dan Mac Laurin digunakan untuk mengubah suatu fungsi menjadi polinom agar mudah diselesaikan. Diberikan contoh-contoh penerapannya untuk menyelesaikan persamaan-persamaan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang metode numerik sebagai algoritma komputasi untuk menyelesaikan masalah matematika yang sulit diselesaikan secara analitis. Metode numerik menggunakan pendekatan iteratif untuk memperoleh hasil yang mendekati nilai sebenarnya. Dokumen ini juga membahas bilangan bulat, pecahan, akurasi, presisi, dan jenis kesalahan dalam metode numerik."
Bahan ajar ini membahas tentang persamaan diferensial dan penyelesaiannya. Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan dari variabel terikat. Bab pertama membahas pengertian, definisi, notasi, orde, derajat, jenis, dan solusi persamaan diferensial. Solusi persamaan diferensial adalah fungsi yang memenuhi persamaan tersebut.
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
Teks tersebut membahas metode numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan menggunakan metode Euler dan Runge-Kutta. Metode Euler menggunakan deret Taylor sedangkan Runge-Kutta menghasilkan solusi lebih akurat dengan menghitung beberapa kali per iterasi. Contoh soal memberikan ilustrasi penerapan kedua metode tersebut pada persamaan diferensial orde satu.
Dokumen tersebut berisi daftar nama delapan orang anggota kelompok beserta NIM masing-masing. Kemudian menjelaskan metode integrasi trapesium untuk menghitung luasan kurva dengan membagi metodenya menjadi dua yaitu satu pias dan banyak pias disertai contoh soalnya. Terakhir menjelaskan algoritma metode integrasi trapesium dalam bahasa C++.
Dokumen tersebut membahas tentang deret Taylor dan Mac Laurin. Deret Taylor dan Mac Laurin digunakan untuk mengubah suatu fungsi menjadi polinom agar mudah diselesaikan. Diberikan contoh-contoh penerapannya untuk menyelesaikan persamaan-persamaan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang metode numerik sebagai algoritma komputasi untuk menyelesaikan masalah matematika yang sulit diselesaikan secara analitis. Metode numerik menggunakan pendekatan iteratif untuk memperoleh hasil yang mendekati nilai sebenarnya. Dokumen ini juga membahas bilangan bulat, pecahan, akurasi, presisi, dan jenis kesalahan dalam metode numerik."
Bahan ajar ini membahas tentang persamaan diferensial dan penyelesaiannya. Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan dari variabel terikat. Bab pertama membahas pengertian, definisi, notasi, orde, derajat, jenis, dan solusi persamaan diferensial. Solusi persamaan diferensial adalah fungsi yang memenuhi persamaan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi bernilai vektor, termasuk definisi, notasi, contoh fungsi vektor, domain fungsi vektor, persamaan parameter garis dan kurva, grafik fungsi vektor, serta sifat-sifat fungsi vektor seperti ekivalensi dan limit fungsi vektor.
Dokumen tersebut membahas tentang integral garis, integral lipat dua dan tiga, serta metode penghitungan integral garis menggunakan metode Riemann. Metode Riemann melibatkan partisi interval dan penjumlahan Riemann untuk mendekati integral garis. Teorema integral garis memberikan hubungan antara kerja medan gaya konservatif dengan perbedaan fungsi potensial di titik awal dan akhir kurva.
Persamaan diferensial parsial memainkan peran penting dalam menggambarkan fenomena fisika di mana besaran berubah terhadap ruang dan waktu. Ada tiga jenis persamaan diferensial parsial: hiperbolik, parabolik, dan eliptik. Jenisnya ditentukan oleh diskriminan dari persamaan. Contohnya adalah persamaan gelombang untuk hiperbolik, persamaan difusi untuk parabolik, dan persamaan Poisson untuk eliptik.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan kompleks, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dimana a dan b adalah bilangan real dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dengan penjumlahan dan perkalian. Bilangan kompleks dapat juga direpresentasikan dalam bentuk kutub (polar) yaitu (r, theta).
Deret Fourier merupakan metode untuk mewakili fungsi periodik menggunakan kombinasi fungsi sinus dan kosinus. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar deret Fourier, rumus koefisien deret Fourier, sifat keortogonalan fungsi trigonometri, dan contoh penerapan deret Fourier untuk berbagai fungsi periodik.
Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi linear dan kuadratik dalam metode numerik. Secara garis besar dibahas tentang definisi dan cara menyelesaikan masalah interpolasi dengan menggunakan perhitungan manual maupun bahasa pemrograman. Diberikan pula contoh soal dan penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang integral lipat tiga pada berbagai koordinat ruang dan contoh-contoh perhitungannya. Terdapat penjelasan mengenai integral lipat tiga pada koordinat Kartesius, tabung, dan bola serta penggantian variabel dan contoh perhitungannya.
Transformasi Laplace merupakan transformasi integral yang digunakan untuk merubah persoalan diferensial berkala menjadi persoalan aljabar. Transformasi Laplace memiliki sifat linearitas dan keberadaannya tergantung pada kontinuitas dan keterbatasan eksponensial fungsi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistika dasar seperti peubah acak, distribusi peluang diskret dan kontinyu, serta distribusi peluang gabungan. Termasuk contoh soal untuk memahami penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan parametrik, termasuk definisi, kurva parametrik, turunan pertama dan kedua, luas area dan panjang busur, serta contoh-contoh soal.
Dokumen tersebut membahas tentang integrasi numerik dengan metode Trapezoida dan Simpson. Metode Trapezoida membagi luasan yang dibatasi oleh fungsi menjadi bagian-bagian trapesium, sedangkan metode Simpson membagi luasan menjadi bagian-bagian parabola. Dokumen tersebut juga menjelaskan algoritma dan contoh soal untuk kedua metode tersebut beserta perhitungan galatnya.
Dokumen ini membahas tentang turunan tingkat tinggi dari suatu fungsi, gerak partikel, dan soal latihan yang terkait. Turunan tingkat tinggi didapatkan dengan menurunkan sekali lagi bentuk turunan sebelumnya. Kecepatan dan percepatan partikel ditentukan dari turunan pertama dan kedua dari fungsi lintasan. Soal latihan berisi penentuan turunan kedua, nilai variabel untuk percepatan nol, dan kecepatan partikel.
Makalah ini membahas metode numerik sistem persamaan linear. Terdapat tiga bab yang membahas tentang definisi sistem persamaan linear, metode penyelesaian sistem persamaan linear seperti menggunakan notasi matriks, dan contoh soal sistem persamaan linear.
Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi polinom Newton Gregory maju dan mundur untuk fungsi dua variabel. Ia menjelaskan bentuk umum polinom interpolasi dua variabel, contoh penyelesaian soal interpolasi satu variabel menggunakan polinom Newton Gregory maju dan mundur, serta contoh soal interpolasi dua variabel.
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi bernilai vektor, termasuk definisi, notasi, contoh fungsi vektor, domain fungsi vektor, persamaan parameter garis dan kurva, grafik fungsi vektor, serta sifat-sifat fungsi vektor seperti ekivalensi dan limit fungsi vektor.
Dokumen tersebut membahas tentang integral garis, integral lipat dua dan tiga, serta metode penghitungan integral garis menggunakan metode Riemann. Metode Riemann melibatkan partisi interval dan penjumlahan Riemann untuk mendekati integral garis. Teorema integral garis memberikan hubungan antara kerja medan gaya konservatif dengan perbedaan fungsi potensial di titik awal dan akhir kurva.
Persamaan diferensial parsial memainkan peran penting dalam menggambarkan fenomena fisika di mana besaran berubah terhadap ruang dan waktu. Ada tiga jenis persamaan diferensial parsial: hiperbolik, parabolik, dan eliptik. Jenisnya ditentukan oleh diskriminan dari persamaan. Contohnya adalah persamaan gelombang untuk hiperbolik, persamaan difusi untuk parabolik, dan persamaan Poisson untuk eliptik.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan kompleks, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dimana a dan b adalah bilangan real dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dengan penjumlahan dan perkalian. Bilangan kompleks dapat juga direpresentasikan dalam bentuk kutub (polar) yaitu (r, theta).
Deret Fourier merupakan metode untuk mewakili fungsi periodik menggunakan kombinasi fungsi sinus dan kosinus. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar deret Fourier, rumus koefisien deret Fourier, sifat keortogonalan fungsi trigonometri, dan contoh penerapan deret Fourier untuk berbagai fungsi periodik.
Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi linear dan kuadratik dalam metode numerik. Secara garis besar dibahas tentang definisi dan cara menyelesaikan masalah interpolasi dengan menggunakan perhitungan manual maupun bahasa pemrograman. Diberikan pula contoh soal dan penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang integral lipat tiga pada berbagai koordinat ruang dan contoh-contoh perhitungannya. Terdapat penjelasan mengenai integral lipat tiga pada koordinat Kartesius, tabung, dan bola serta penggantian variabel dan contoh perhitungannya.
Transformasi Laplace merupakan transformasi integral yang digunakan untuk merubah persoalan diferensial berkala menjadi persoalan aljabar. Transformasi Laplace memiliki sifat linearitas dan keberadaannya tergantung pada kontinuitas dan keterbatasan eksponensial fungsi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistika dasar seperti peubah acak, distribusi peluang diskret dan kontinyu, serta distribusi peluang gabungan. Termasuk contoh soal untuk memahami penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan parametrik, termasuk definisi, kurva parametrik, turunan pertama dan kedua, luas area dan panjang busur, serta contoh-contoh soal.
Dokumen tersebut membahas tentang integrasi numerik dengan metode Trapezoida dan Simpson. Metode Trapezoida membagi luasan yang dibatasi oleh fungsi menjadi bagian-bagian trapesium, sedangkan metode Simpson membagi luasan menjadi bagian-bagian parabola. Dokumen tersebut juga menjelaskan algoritma dan contoh soal untuk kedua metode tersebut beserta perhitungan galatnya.
Dokumen ini membahas tentang turunan tingkat tinggi dari suatu fungsi, gerak partikel, dan soal latihan yang terkait. Turunan tingkat tinggi didapatkan dengan menurunkan sekali lagi bentuk turunan sebelumnya. Kecepatan dan percepatan partikel ditentukan dari turunan pertama dan kedua dari fungsi lintasan. Soal latihan berisi penentuan turunan kedua, nilai variabel untuk percepatan nol, dan kecepatan partikel.
Makalah ini membahas metode numerik sistem persamaan linear. Terdapat tiga bab yang membahas tentang definisi sistem persamaan linear, metode penyelesaian sistem persamaan linear seperti menggunakan notasi matriks, dan contoh soal sistem persamaan linear.
Dokumen tersebut membahas tentang interpolasi polinom Newton Gregory maju dan mundur untuk fungsi dua variabel. Ia menjelaskan bentuk umum polinom interpolasi dua variabel, contoh penyelesaian soal interpolasi satu variabel menggunakan polinom Newton Gregory maju dan mundur, serta contoh soal interpolasi dua variabel.
Ada model matematis yang menggabungkan konsep probabilitas dan matriks untuk menganalisa proses stokastik, yang mengandung barisan percobaan yang memenuhi kondisi tertentu.
Pengenalan Rantai Markov.
Contoh Soal Rantai Markov.
Diagram transisi, matriks transisi, diagram pohon untuk mendeskripsikan suatu rantai markov.
Ujian akhir semester mata kuliah Persamaan Differensial dilaksanakan pada hari Senin, 31 Januari 2011 dari pukul 12.00-14.30 WIB. Ujian bersifat tutup buku dan peserta diwajibkan mengerjakan soal nomor genap atau ganjil sesuai NIM masing-masing. Soal ujian meliputi penyelesaian persamaan diferensial menggunakan transformasi Laplace beserta konvolusi dan aplikasinya dalam menyelesaikan masalah-
Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode penyelesaian sistem persamaan linier, meliputi metode grafik, determinan dan aturan Cramer, eliminasi bilangan anu, serta eliminasi Gauss Naif. Metode-metode tersebut diterangkan beserta contoh penerapannya untuk sistem persamaan linier berukuran kecil maupun besar.
Bab 1 membahas metode numerik secara umum dan perbandingannya dengan metode analitik. Metode analitik hanya dapat menyelesaikan persoalan matematika tertentu secara tepat, sedangkan metode numerik dapat menyelesaikan berbagai persoalan dengan menghasilkan solusi hampiran. Metode numerik digunakan bila persoalan tidak dapat diselesaikan secara analitik.
Metode dekomposisi LU merupakan metode pemecahan persamaan linier dengan mendekomposisi matriks koefisien menjadi hasil perkalian matriks segitiga atas dan bawah. Metode ini meliputi dekomposisi LU naif yang membentuk matriks segitiga atas dan bawah secara langsung dari matriks asli, serta dekomposisi Crout yang menghasilkan matriks segitiga lebih secara efisien.
Dokumen tersebut membahas metode Gauss-Jordan dan Gauss Seidel untuk memecahkan persamaan linear. Metode Gauss-Jordan mengubah matriks awal menjadi matriks identitas dengan operasi baris, sedangkan metode Gauss Seidel menghitung nilai variabel secara iteratif dengan menggunakan nilai terakhir variabel lainnya.
Metode Newton-Raphson untuk dua variabel memperluas metode ini untuk mencari akar persamaan non-linear dua variabel dengan menggunakan deret Taylor dan membentuk sistem persamaan untuk memperbarui nilai tebakan berikutnya. Contoh menunjukkan cara menerapkannya untuk menemukan akar dari dua persamaan non-linear dengan awal tebakan yang diberikan.
Sillabus mata kuliah ini membahas berbagai metode numerik untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika seperti persamaan non-linear, sistem persamaan linear, interpolasi, turunan numerik, integrasi numerik, dan persamaan diferensial biasa dengan menggunakan pendekatan numerik. Metode-metode yang dibahas antara lain metode eliminasi Gauss, interpolasi polinom, metode Runge Kutta, dan metode integral.
(1) Hipotesis menguji rata-rata masa pakai lampu, dengan H0: 800 jam vs H1: tidak 800 jam.
(2) Statistik uji z atau t dibandingkan dengan daerah kritis untuk menentukan penerimaan/penolakan H0.
(3) Contoh menunjukkan H0 diterima, artinya rata-rata masa pakai lampu masih sekitar 800 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang pendugaan interval keyakinan. Pendugaan interval keyakinan memberikan rentang nilai yang kemungkinan mengandung parameter populasi berdasarkan tingkat keyakinan tertentu. Dokumen tersebut menjelaskan proses pendugaan interval keyakinan untuk rata-rata dengan variansi diketahui dan tidak diketahui, proporsi, total populasi, dan contoh soal pendugaan interval keyakinan untuk rata-rata IQ dengan n=100, rata-rata 110,
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar ekonomi mikro seperti turunan parsial, elastisitas, fungsi marginal, optimisasi terkendali dan tak terkendali, serta konsep utilitas dalam pemilihan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi-fungsi non linier khususnya fungsi kuadrat, logaritma, dan eksponensial. Secara khusus, bagian pertama menjelaskan bentuk umum dan cara penyelesaian persamaan kuadrat. Bagian berikutnya mendefinisikan konsep profit, cost, dan revenue dalam hubungannya dengan fungsi permintaan dan penawaran serta cara menggambarkannya secara grafis.
Dokumen tersebut membahas model-model ekonomi makro seperti analisis permintaan dan penawaran, pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar, serta model penentuan pendapatan nasional menurut pendapat John Maynard Keynes.
Dokumen tersebut merupakan materi perkuliahan Matematika Bisnis yang membahas tentang konsep-konsep dasar matematika yang relevan dengan bisnis seperti persamaan linier dan nonlinier, matematika keuangan, kalkulus turunan dan integral, serta matriks. Materi ini disajikan untuk 14 pertemuan perkuliahan dengan berbagai aturan penilaian dan ketentuan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar matematika bisnis, meliputi konsep model ekonomi, fungsi, sistem persamaan linier, dan fungsi non linier. Terdapat pula pembahasan tentang aturan perkuliahan dan topik pembahasan keseluruhan mata kuliah matematika bisnis.
1. 5. 6 Interpolasi Polinom Lagrange
Seperti diketahui dari rumusan polinom linier :
y1 y0
p1(x) = y0 + x x0 (5. 2. 3)
x1 x0
Persamaan ini dapat ditulis kembali sebagai,
x x1 x x0
p1(x) = y0 + y1 (5. 6. 1)
x0 x1 x1 x0
yang dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :
p1(x) = a0 L0(x) + a1 L1(x) (5. 6. 2)
x x1
dengan, a0 = y0, L0(x) =
x0 x1
x x0
dan, a1 = y1, L0(x) =
x1 x0
Bentuk persamaan (5. 6. 2) disebut dengan polinom Lagrange derajat 1.
Secara umum persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut :
n
pn ( x ) Li ( x ) f ( x i ) (5. 6. 3)
i 0
dengan ‘ n ’ pada f n ( x ) berarti pendekatan polinomial ke n dengan fungsi y f ( x )
diberikan ( n 1 ) titik data x 0 , y 0 , x 1 , y 1 ,......, x n 1 , y n 1 , x n , y n , ini dapat
dibuktikan bahwa, data ini melalui setiap titik data tersebut dan
n x xj
Li ( x ) (5. 6. 4)
j 0 xi x j
ji
Li ( x ) adalah fungsi pemberat (weighting) yang merupakan perkalian dari bentuk ( n 1 )
di mana tidak terjadi jika j i . Ini dapat dibuktikan bahwa jika kasus j i maka
penyelesaiannya tidak unik. Polinom Lagrange tidak hanya berlaku untuk titik – titik yang
berjarak sama, tetapi dapat juga digunakan untuk titik data yang berbeda.
Interpolasi Linier Lagrange
Berikut contoh penerapan dari polinom derajat satu dari interpolasi linier Lagrange:
Contoh 5. 6. 5
Seperti pada kasus sebelumnya kecepatan sebuah roket dapat ditunjukkan sebagai
fungsi waktu pada tabel 1, berikut :
72
2. Tabel 1. Kecepatan sebagai fungsi waktu
Waktu [detik] 0 10 15 20 22.5 30
v(t) [m/detik] 0 227.04 362.78 517.35 602.97 901.67
1000
750
v (t) [s] 500
250
0
0 10 20 30 40
t [s]
Gambar 5. 6a. Kecepatan terhadap waktu sebuah roket
Tentukan nilai kecepatan pada t = 16 detik, dengan menggunakan polinomial derajat
pertama dari Lagrange.
Penyelesaian
Untuk polinomial derajat pertama (disebut dengan interpolasi linier), ditunjukkan
sebagai,
1
v ( t ) Li ( t )v ( t i )
i 0
L0 ( t )v ( t 0 ) L1 ( t )v ( t 1 )
kemudian kecepatan pada waktu t = 16, dipilih titik yang mengurung data t = 16.
selanjutnya dua titik itu adalah to = 15 dan t1 = 20.
t 0 15 , t 0 362.78
t 1 20 , t 1 517.35
1 t tj
L0 ( t )
j 0 t0 t j
j 0
t t1
t0 t1
73
3. 1 t tj
L1 ( t )
j 0 t1 t j
j 1
t t0
t1 t0
t t1 t t0
v( t ) v( t 0 ) v( t 1 )
t0 t1 t1 t0
t 20 t 15
( 362.78 ) ( 517.35 )
15 20 20 15
16 20 16 15
v ( 16 ) ( 362.78 ) ( 517.35 )
15 20 20 15
0.8( 362.78 ) 0.2( 517.35 )
393.7 m/detik.
dapat ditunjukkan bahwa L0 ( t ) 0.8 dan L1 ( t ) 0.2 merupakan pemberat pada
kecepatan t = 15 dan t = 20 untuk menghitung pada saat kecepatan t = 16.
Interpolasi Kuadrat Lagrange
Untuk polinom interpolasi derajat dua (disebut juga sebagai interpolasi kuadrat)
kecepatan diberikan sebagai,
2
v ( t ) Li ( t )v ( t i )
i 0
L0 ( t )v ( t 0 ) L1 ( t )v ( t 1 ) L2 ( t )v ( t 2 )
Contoh 5. 6. 6
Kecepatan sebuah roket dapat ditunjukkan sebagai fungsi waktu pada tabel 2 berikut
Tabel 2. Kecepatan sebagai fungsi waktu
Waktu [detik] 0 10 15 20 22.5 30
v(t) [m/detik] 0.00 227.04 362.78 517.35 602.97 901.67
Tentukan nilai kecepatan pada saat t = 16 detik, dengan menggunakan polinomial
derajat dua dari Lagrange. Carilah galat mutlak dari persamaan tersebut.
Penyelesaian
Diketahui kecepatan pada saat t = 16 detik, dibutuhkan data yang mengurung data
ini, sehingga dipilih tiga titik, t0 = 10, t1 = 15, t2 = 20.
t o 10 , v t o 227.04
74
4. t 1 15 , v t 1 362.78
t 2 20 , v t 2 517.35
diketahui,
2 t tj t t 1 t t 2
L0 ( t )
t t t t
j 0 t0 t j 0 1 0 2
j 0
2 t tj t t0 t t 2
L1 ( t )
t t
t t
j 0 t1 t j 1 0 1 2
j 1
2 t tj t t0 t t 1
L2 ( t )
t t
t t
j 0 t2 t j 2 0 2 1
j2
t t 1 t t 2 t t0 t t 2 t t0 t t 1
v( t )
t t t t
v ( t 0 )
t t
t t v ( t 1 )
t t
t t v( t 2 )
0 1 0 2 1 0 1 2 2 0 2 1
( 16 15 )( 16 20 ) ( 16 10 )( 16 20 )
v ( 16 ) ( 227.04 ) ( 362.78 )
( 10 15 )( 10 20 ) ( 15 10 )( 15 20 )
( 16 10 )( 16 15 )
( 517.35 )
( 20 10 )( 20 15 )
( 0.08 )( 227.04 ) ( 0.96 )( 362.78 ) ( 0.12 )( 517.35 )
392.19 m/detik.
Galat pendekatan absolutnya a , yang diperbandingkan dengan hasil antara polinomial
derajat satu dan dua adalah :
392.19 393.70
a 100
392.19
0.38502%
Contoh 5. 6. 7
Kecepatan sebuah roket dapat ditunjukkan sebagai fungsi waktu pada tabel 3 berikut :
Tabel 3. Kecepatan sebagai fungsi waktu
Waktu [detik] 0 10 15 20 22.5 30
v(t) [m/detik] 0.00 227.04 362.78 517.35 602.97 901.67
a) Tentukan nilai kecepatan pada saat t = 16 detik, gunakan interpolasi polinomial
Lagrangian derajat 3. Carilah nilai pendekatan galat absolut dari persamaan ini.
75
5. b) Dengan menggunakan interpolasi polinomial derajat 3 untuk kecepatan, carilah
jarak yang dicapai roket pada saat t = 11 sampai dengan t = 16 detik.
c) Carilah percepatan dari roket pada saat t = 16 detik.
Penyelesaian :
a) Untuk polinomial derajat 3 (disebut juga dengan intepolasi kubik), dipilih
kecepatan sebagai,
3
v ( t ) Li ( t )v ( t i )
i 0
L0 ( t )v ( t 0 ) L1 ( t )v ( t 1 ) L2 ( t )v ( t 2 ) L3 ( t )v ( t 3 )
kemudian pada saat kecepatan t = 16 detik, dipilih empat data yang mengurung data ini
adalah, t0 = 10, t1=15, t2 = 20 dan t3 = 22.5.
t o 10 , v t o 227.04
t 1 15 , v t 1 362.78
t 2 20 , v t 2 517.35
t 3 22.5 , v t 3 602.97
sehingga,
3 t tj t t 1 t t 2 t t 3
L0 ( t )
t t t t
t t
j 0 t0 t j 0 1 0 2 0 3
j 0
3 t tj t t0 t t 2 t t 3
L1 ( t )
t t
t t
t t
j 0 t1 t j 1 0 1 2 1 3
j 1
3 t tj t t0 t t 1 t t 3
L2 ( t )
t t
t t t t
j 0 t2 t j 2 0 2 1 2 3
j2
3 t tj t t0 t t 1 t t 2
L3 ( t )
t t
t t t t
j 0 t3 t j 3 0 3 1 3 2
j3
t t 1 t t 2 t t 3 t t 0 t t 2 t t 3
v( t )
t t t t t t v ( t 0 ) t t t t t t v ( t 1 )
0 1 0 2 0 3 1 0 1 2 1 3
t t 0 t t 1 t t 3 t t 0 t t 1 t t 2
t t t t t t v ( t 2 )
t t t t t t v ( t 3 )
2 0 2 1 2 3 3 0 3 1 3 2
76
6. ( 16 15 )( 16 20 )( 16 22.5 ) ( 16 10 )( 16 20 )( 16 22.5 )
v ( 16 ) ( 227.04 ) ( 362.78 )
( 10 15 )( 10 20 )( 10 22.5 ) ( 15 10 )( 15 20 )( 15 22.5 )
( 16 10 )( 16 15 )( 16 22.5 ) ( 16 10 )( 16 15 )( 16 20 )
( 517.35 ) ( 602.97 )
( 20 10 )( 20 15 )( 20 22.5 ) ( 22.5 10 )( 22.5 15 )( 22.5 20 )
( 0.0416 )( 227.04 ) ( 0.832 )( 362.78 ) ( 0.312 )( 517.35 ) ( 0.1024 )( 602.97 )
392.06 m/detik
Pendekatan Nilai persentase galat mutlak, a untuk kecepatan v(16) diantara polinomial
ketiga dan kedua adalah,
392.06 392.19
a 100
392.06
0.033427%
b) Jarak yang ditempuh roket antara waktu t = 11 dan t = 16 detik dapat dihitung dengan
interpolasi polinomial :
( t 15 )( t 20 )( t 22.5 ) ( t 10 )( t 20 )( t 22.5 )
v( t ) ( 227.04 ) ( 362.78 )
( 10 15 )( 10 20 )( 10 22.5 ) ( 15 10 )( 15 20 )( 15 22.5 )
( t 10 )( t 15 )( t 22.5 ) ( t 10 )( t 15 )( t 20 )
( 517.35 ) ( 602.97 ),
( 20 10 )( 20 15 )( 20 22.5 ) ( 22.5 10 )( 22.5 15 )( 22.5 20 )
untuk 10 t 22.5
( t 2 35t 300 )( t 22.5 ) ( t 2 30t 200 )( t 22.5 )
v( t ) ( 227.04 ) ( 362.78 )
( 5 )( 10 )( 12.5 ) ( 5 )( 5 )( 7.5 )
( t 2 25t 150 )( t 22.5 ) ( t 2 25t 150 )( t 20 )
( 517.35 ) ( 602.97 )
( 10 )( 5 )( 2.5 ) ( 12.5 )( 7.5 )( 2.5 )
3 2 3 2
v( t ) ( t 57.5 t 1087.5 t 6750 )( 0.36326 ) ( t 52.5 t 875 t 4500 )( 1.9348 )
3 2 3 2
(t 47.5 t 712.5 t 3375 )( 4.1388 ) ( t 45 t 650 t 3000 )( 2.5727 )
v ( t ) 4.245 21.265t 0.13195t 2 0.00544t 3 , 10 t 22.5
Diketahui bahwa polinomial antara t = 10 dan t = 22.5, ditunjukkan sebagai pendekatan
dari limit t = 11 dan t = 16.
Jadi,
16
s( 16 ) s( 11 ) v ( t )dt
11
16
( 4.245 21.265t 0.13195t 2 0.00544t 3 )dt
11
77
7. t2 t3 t 4 16
[ 4.245t 21.265 0.13195 0.00544 ] 11
2 3 4
1605 m
c) Percepatan pada saat t = 16 diberikan,
a 16 v t t 16
d
dt
Diketahui,
v ( t ) 4.245 21.265t 0.13195t 2 0.00544t 3 10 t 22.5
a t
d
dt
v t
d
dt
4.245 21.265t 0.13195t 2 0.00544t 3
21.265 0.26390t 0.01632t 2
a( 16 ) 21.265 0.26390( 16 ) 0.01632( 16 ) 2
5. 7 Interpolasi Polinom Newton Terbagi
Untuk mengillustrasikan metode ini, ditunjukkan pada interpolasi derajat satu dan
dua.
5. 7. 1 Interpolasi Linier :
Diberikan titik ( x 0 , y 0 ), ( x 1 , y 1 ), dengan menginterpolasi kedua titik data
tersebut. Dengan y 0 f ( x 0 ) dan y 1 f ( x 1 ) , diasumsikan linier, sehingga interpolasi
f 1 ( x ) diberikan sebagai,
f 1 ( x ) b0 b 1 ( x x 0 )
y
(x1, y1)
f1 (x)
(x0, y0)
x
sehingga pada titik x x 0 ,
f 1 ( x 0 ) f ( x 0 ) b0 b1 ( x 0 x 0 ) b0 ,
dan pada x x 1 ,
78
8. f 1 ( x 1 ) f ( x 1 ) b0 b 1 ( x 1 x 0 ) f ( x 0 ) b 1 ( x 1 x 0 )
sehingga,
f ( x1 ) f ( x0 )
b1
x1 x0
jadi,
b0 f ( x 0 )
f ( x1 ) f ( x0 )
b1
x1 x0
sehingga interpolasi linier,
f 1 ( x ) b0 b 1 ( x x 0 )
f ( x1 ) f ( x0 )
f 1 ( x ) f ( x0 ) ( x x0 )
x1 x0
Contoh 5. 7. 2 :
Kecepatan sebuah roket dapat ditunjukkan sebagai fungsi waktu pada tabel 3 berikut :
Tabel 3. Kecepatan sebagai fungsi waktu
Waktu [detik] 0 10 15 20 22.5 30
v(t) [m/detik] 0.00 227.04 362.78 517.35 602.97 901.67
a. Tentukan nilai kecepatan pada saat t = 16 detik, gunakan interpolasi polinomial
Newton terbagi derajat 1.
1000
750
v (t) [s] 500
250
0
0 10 20 30 40
t [s]
Gambar 5. 7a. Data Kecepatan Roket terhadap waktu tempuhnya
Penyelesaian :
79
9. Untuk interplasi linier, diberikan
v ( t ) b0 b1 ( t t 0 )
pada saat t 16 , ditunjukkan data yang mengurung t 16 . Sehingga dapat diambil dua
titik t 15 dan t 20 .
t 0 15 , v ( t 0 ) 362.78
t 1 20 , v( t 1 ) 517.35
diberikan,
b0 v ( t 0 ) 362.78
v ( t 1 ) v ( t 0 ) 517.35 362.78
b1
t1 t0 20 15
30.914
sehingga,
v ( t ) b0 b1 ( t t 0 )
362.78 30.914( t 15 ), 15 t 20
pada saat t 16
v( 16 ) 362.78 30.914( 16 15 )
393.69 m/detik
Jika diperluas maka,
v( t ) 362.78 30.914( t 15 ), 15 t 20
sehingga,
v( t ) 100.93 30.914t , 15 t 20
dan hal ini dapat ditunjukan sama dengan metode lansung sebelumnya.
5. 7. 2 Interpolasi Kuadratik :
Diberikan ( x 0 , y 0 ), ( x 1 , y 1 ), dan ( x 2 , y 2 ), dengan menginterpolasi kuadrat
ketiga data. Dengan y f ( x ), y 0 f ( x 0 ), y 1 f ( x 1 ), dan y 2 f ( x 2 ), dengan
asumsi interpolasi kuadratik f 2 ( x ) diberikan
f 2 ( x ) b0 b1 ( x x 0 ) b 2 ( x x 0 )( x x 1 )
Untuk x x 0 ,
f ( x 0 ) f 2 ( x 0 ) b0 b1 ( x 0 x 0 ) b2 ( x 0 x 0 )( x 0 x 1 ) b0
sehingga b0 f ( x 0 )
80
10. untuk x x 1
f ( x 1 ) f 2 ( x 1 ) b0 b1 ( x 1 x 0 ) b2 ( x 1 x 0 )( x 1 x 1 )
f ( x 1 ) f ( x 0 ) b1 ( x 1 x 0 )
maka,
f ( x1 ) f ( x0 )
b1
x1 x0
Untuk x x 2
f ( x 2 ) f 2 ( x 2 ) b0 b1 ( x 2 x 0 ) b2 ( x 2 x 0 )( x 2 x 1 )
f ( x1 ) f ( x0 )
f ( x 2 ) f ( x0 ) ( x 2 x 0 ) b2 ( x 2 x 0 )( x 2 x 1 )
x1 x0
f ( x1 ) f ( x0 )
f ( x 2 ) f ( x0 ) x 2 x0
x1 x0
b2
x 2 x 0 x 2 x 1
f ( x 2 ) f ( x0 )
x1 x0 f ( x1 ) f ( x0 ) x 2 x0
x1 x0 x1 x0
=
x 2 x 0 x 2 x 1
f ( x 2 ) f ( x0 )
x1 x0 f ( x1 ) f ( x0 ) x 2 x0
x 1 x 0 x 2 x 1 x 1 x 0 x 2 x 1
=
x 2 x0
f ( x2 )
x1 x0 f ( x1 )
x 2 x0
x x0 x 2 x 1 x 1 x0 x 2 x 1
= 1
x 2 x0
f ( x0 ) f ( x0 )
x1 x0 x 2 x0
x 1 x 0 x 2 x 1 x 1 x0 x 2 x 1
x 2 x0
maka
f ( x 2 ) f ( x1 ) f ( x1 ) f ( x0 )
x2 x1 x1 x0
b2
x 2 x0
sehingga interpolasi kuadratnya adalah
f 2 ( x ) b0 b1 ( x x 0 ) b 2 ( x x 0 )( x x 1 )
f ( x 1 ) f ( x0 )
f 2 ( x ) f ( x0 ) ( x x0 )
x 1 x0
81
11. f ( x 2 ) f ( x1 ) f ( x 1 ) f ( x0 )
x 2 x1 x 1 x0
( x x0 )( x x1 )
x 2 x0
y
(x1, y1) (x2, y2)
f2 (x)
(x0, y0)
x
Gambar 5.7a. Interpolasi Kuadratik
Tentukan kecepatan pada waktu t = 16 detik, gunakan interpolasi Newton terbagi
derajat dua (kuadratik). Carilah pendekatan galat mutlak relatif.
Penyelesaian
Rumus kecepatan dapat diadaptasi kebentuk,
v ( t ) b0 b1 ( t t 0 ) b2 ( t t 0 )( t t 1 )
selanjutnya akan diccari kecapatan pada saat t 16 , dibutuhkan tiga data yang mengurung
t 16 , sehingga t 0 10 , t 1 15 , and t 2 20 .
t 0 10 , v ( t 0 ) 227.04
t 1 15 , v( t 1 ) 362.78
t 2 20 , v( t 2 ) 517.35
maka,
b0 v ( t 0 ) 227.04
v ( t 1 ) v ( t 0 ) 362.78 227.04
b1 27.148
t1 t0 15 10
v( t 2 ) v( t 1 ) v( t 1 ) v( t 0 )
t2 t1 t1 t0
b2
t 2 t0
82
12. 517.35 362.78 362.78 227.04
20 15 15 10 30.914 27.148
20 10 10
0.37660
sehingga,
v ( t ) b0 b1 ( t t 0 ) b2 ( t t 0 )( t t 1 )
227.04 27.148( t 10 ) 0.37660 ( t 10 )( t 15 ), 10 t 20
untuk t 16 ,
v( 16 ) 227.04 27.148( 16 10 ) 0.37660( 16 10 )( 16 15 )
392.19 m/detik
Jika diperluas maka,
v ( t ) 227.04 27.148( t 10 ) 0.37660 ( t 10 )( t 15 ), 10 t 20
sehingga
v ( t ) 12.05 17.733t 0.37660t 2 , 10 t 20
Hal ini, dapat ditunjukkan bahwa metode ini sama dengan metode langsung.
5. 7. 3 Bentuk Umum Interpolasi Polinomial Newton Terbagi
Dari dua kasus diatas, dapat diturunkan rumus umum polinomial metode Newton
terbagi. Misalkan untuk rumus umum polinomial kuadratik,
f 2 ( x ) b0 b1 ( x x 0 ) b 2 ( x x 0 )( x x 1 )
dengan,
b0 f ( x 0 )
f ( x1 ) f ( x0 )
b1
x1 x0
f ( x 2 ) f ( x1 ) f ( x1 ) f ( x0 )
x2 x1 x1 x0
b2
x 2 x0
dengan pengertian, b0 , b1 , dan b2 merupakan terbagi berhingga. Dengan b0 , b1 , and b2
adalah selisih terbagi pertama, kedua dan ketiga. Notasi selisih terbagi pertama adalah :
f [ x0 ] f ( x0 )
kedua,
f ( x1 ) f ( x0 )
f [ x1 , x0 ]
x1 x0
83
13. dan ketiga
f [ x 2 , x1 ] f [ x1 , x0 ]
f [ x 2 , x1 , x0 ]
x 2 x0
f ( x 2 ) f ( x1 ) f ( x1 ) f ( x0 )
x2 x1 x1 x0
x 2 x0
dimana f [ x 0 ], f [ x 1 , x 0 ], dan f [ x 2 , x 1 , x 0 ] sebagai fungsi variabel pengurung.
Dapat ditulis ulang sebagai,
f 2 ( x ) f [ x 0 ] f [ x 1 , x 0 ]( x x 0 ) f [ x 2 , x 1 , x 0 ]( x x 0 )( x x 1 )
Secara umum dapat ditulis ulang interpolasi polinomial Newton selisih terbagi untuk
( n 1 ) titik data, x 0 , y 0 , x 1 , y 1 ,......, x n 1 , y n 1 , x n , y n sebagai
f n ( x ) b0 b1 ( x x 0 ) .... bn ( x x 0 )( x x 1 )...( x x n 1 )
dimana
b0 f [ x 0 ]
b1 f [ x 1 , x 0 ]
b2 f [ x 2 , x 1 , x 0 ]
bn 1 f [ x n 1 , x n 2 ,...., x 0 ]
bn f [ x n , x n 1 ,...., x 0 ]
berdasarkan hal tersebut diatas definisi untuk m th selisih terbagi adalah
bm f [ x m ,........, x 0 ]
f [ x m ,........, x 1 ] f [ x m 1 ,........, x 0 ]
xm x0
berdasarkan definsi ini, dapat ditunjukkan perhitungan rekursif.
Contoh polinomial derajat 3 untuk data ( x 0 , y 0 ), ( x 1 , y 1 ), ( x 2 , y 2 ), dan ( x 3 , y 3 ),
dapat diturunkan sebagai :
f 3 ( x ) f [ x 0 ] f [ x 1 , x 0 ]( x x 0 ) f [ x 2 , x 1 , x 0 ]( x x 0 )( x x 1 )
f [ x 3 , x 2 , x 1 , x 0 ]( x x 0 )( x x 1 )( x x 2 )
84
14. b0
b1
x0 f (x0) b2
f [x1,x0] b3
x1 f (x1) f [x2,x1,x0]
f [x2,x1] f [x3,x2,x1,x0]
x2 f (x2) f [x3,x2,x1]
f [x3,x2]
x3 f (x3)
Contoh 5. 7. 3. 1
Diketahui kecepatan sebuah roket diberikan sebagai fungsi waktu, seperti pada
Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Kecepatan sebagai fungsi waktu
Waktu [detik] 0 10 15 20 22.5 30
v(t) [m/detik] 0.00 227.04 362.78 517.35 602.97 901.67
a) Tentukan nilai kecepatan pada waktu t = 16 detik gunakan interpolasi polinomial
Newton selisih terbagai derajat tiga. Carilah nilai pendekatan galat mutlak polinomial
derajat interpolasi tersebut.
b) Gunakan interpolasi polinomial derajat tiga dari kecepatan roket pada bagian (a).
Carilah jarak yang ditempuh roket pada waktu t = 11 sampai t = 16 detik.
c) Gunakan interpolasi polinomial derajat tiga dari kecepatan roket pada bagian (a), untuk
mencari percepatan roket pada t = 16 detik.
Penyelesaian :
a) Kecepatan roket dapat dirumuskan sebagai berikut :
v ( t ) b0 b1 ( t t 0 ) b2 ( t t 0 )( t t 1 ) b 3 ( t t 0 )( t t 1 )( t t 2 )
selanjutnya kecepatan pada waktu t 16 , dibutuhkan 4 buah data yang mengurung titik
data t 16 . Kemepat data itu adalah t 0 10 , t 1 15 , t 2 20 , dan t 3 22.5
t 0 10 , v ( t 0 ) 227.04
t 1 15 , v( t 1 ) 362.78
85
15. t 2 20 , v( t 2 ) 517.35
t 3 22.5 , v ( t 3 ) 602.97
dimana,
b0 v [ t 0 ] v ( t 0 ) 227.04
v( t 1 ) v( t 0 ) 362.78 227.04
b1 v [ t 1 , t 0 ] 27.148
t1 t0 15 10
v [ t 2 ,t1 ] v [ t1 ,t0 ]
b2 v [ t 2 , t 1 , t 0 ]
t 2 t0
v( t 2 ) v( t 1 ) 517.35 362.78
dengan, v[ t2 ,t1 ] 30.914
t2 t1 20 15
v [ t 1 , t 0 ] 27.148
v [ t 2 ,t1 ] v [ t1 ,t0 ] 30.914 27.148
b2 0.37660
t2 t0 20 10
v [ t 3 ,t 2 ,t1 ] v [ t 2 ,t1 ,t0 ]
b3
t 3 t0
dimana,
v[ t3 ,t2 ] v[ t2 ,t1 ]
v[ t3 ,t2 ,t1 ]
t3 t1
v( t 3 ) v( t 2 ) 602.97 517.35
v[t3 ,t2 ] 34.248
t3 t2 22.5 20
v( t 2 ) v( t 1 ) 517.35 362.78
v[ t2 ,t1 ] 30.914
t2 t1 20 15
sehingga,
v[ t3 ,t2 ] v[ t2 ,t1 ] 34.248 30.914
v[ t3 ,t2 ,t1 ] 0.44453
t3 t1 22.5 15
v [ t 2 , t 1 , t 0 ] 0.37660
dan,
v [ t 3 ,t 2 ,t1 ] v [ t 2 ,t1 ,t0 ]
b3 v [ t 3 , t 2 , t 1 , t 0 ]
t 3 t0
0.44453 0.37660
22.5 10
5.4347 x10 3
dimana,
86
16. v ( t ) b0 b1 ( t t 0 ) b2 ( t t 0 )( t t 1 ) b 3 ( t t 0 )( t t 1 )( t t 2 )
227.04 27.148( t 10 ) 0.37660( t 10 )( t 15 )
5.4347 * 10 3 ( t 10 )( t 15 )( t 20 )
pada t 16 ,
v( 16 ) 227.04 27.148( 16 10 ) 0.37660( 16 10 )( 16 15 )
5.4347 * 10 3 ( 16 10 )( 16 15 )( 16 20 )
392.06 m/detik
b) Jarak yang ditempuh roket tersebut pada waktu t = 11 dan t = 16 detik dapat dihitung
dengan interpolasi polinomial berikut :
v( t ) 227.04 27.148( t 10 ) 0.37660( t 10 )( t 15 )
10 t 22.5
5.4347 * 10 3 ( t 10 )( t 15 )( t 20 )
4.2541 21.265t 0.13204t 2 0.0054347t 3 10 t 22.5
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai ini, cukup dekat dengan perhitungan nilai
antara t = 10 dan t = 22.5 yang dicakup nilai pada t = 11 dan t = 16.
Jadi
16
s16 s11 v t dt
11
16
( 4.2541 21.265t 0.13204t 2 0.0054347t 3 )dt
11
16
t2 t3 t4
4.2541t 21.265 0.13204 0.0054347
2 3 4 11
1605 m
c) Percepatan pada saat t = 16 diberikan sebagai,
d
a( 16 ) v ( t ) t 16
dt
v ( t ) 4.2541 21.265t 0.13204t 2 0.0054347t 3
a( t )
d
dt
v( t )
d
dt
4.2541 21.265t 0.13204t 2 0.0054347t 3
21.265 0.26408t 0.016304t 2
a( 16 ) 21.265 0.26408( 16 ) 0.016304( 16 ) 2 29.664 m / det ik 2
87