Terdapat 7 jenis paradigma yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu: 1) paradigma sederhana, 2) paradigma sederhana berurutan, 3) paradigma ganda dengan dua variabel independen, 4) paradigma ganda dengan tiga variabel independen, 5) paradigma ganda dengan dua variabel dependen, 6) paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua variabel dependen, 7) paradigma jalur. Setiap paradigma memiliki unsur rumusan masalah, teori,
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang.
Follow saya di Instagram:
http://instagram.com/alvian.indonesia
SUBSCRIBE Youtube saya:
https://youtube.com/c/AlvianIndonesia
Usaha yang akan dibuat adalah Souvenir Menawan Limbah Kayu Pinus
(SOWAN MBAH YUNUS) dengan fokus kepada pemanfaatan limbah kayu yang
dihasilkan oleh usaha industri pengguna bahan kayu, kerajinan kayu, dan peti
kemas dari bahan kayu pinus. Souvenir merupakan salah satu barang yang sangat
diperlukan untuk berbagai kegiatan, misalnya: pernikahan, sunatan, ulang tahun,
reuni dan lain-lain. Kebutuhan souvenir saat ini di Kota Malang sangat besar,
seiring dengan keinginan masyarakat untuk memberikan kenangan terbaik dan
indah kepada tamu (pada acara resepsi) maupun sebagai kenangan-kenangan
terhadap suatu peristiwa atau tempat wisata. Diperlukan kreativitas dan inovasi
dalam pembuatan desain-desain baru yang memungkinkan konsumen dapat
memilih lebih banyak variasi desainnya. Inovasi dan kreativitas yang akan kami
kembangkan pada program PKM-K ini adalah cara mengolah kayu meskipun
dengan bahan baku kayu berasal dari limbah/sisa industri pengolahan kayu,
perabot kayu, peti kemas, dan kerajinan kayu untuk diolah menjadi produk
souvenir yang menawan serta bernilai jual tinggi. Perhitungan ekonomi
menunjukkan bahwa usaha ini merupakan usaha yang menguntungkan dan
mempunyai prospek pengembangan yang bagus. Pemasaran produk akan
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: Pertama, secara pasif melakukan penitipan
pemasaran produk kepada Galeri Asosiasi Perajin Kota Malang yang telah eksis
dalam menjalankan usaha penjualan produk kerajinan dan tempat-tempat
penjualan souvenir lainnya; Kedua, secara aktif mengikuti pameran produk
kerajinan yang diadakan oleh organizer yang ada di Malang. Dengan kedua cara
tersebut diharapkan produk souvenir kayu yang dibuat dapat diedarkan di pasaran
terutama di kawasan Malang Raya
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang.
Follow saya di Instagram:
http://instagram.com/alvian.indonesia
SUBSCRIBE Youtube saya:
https://youtube.com/c/AlvianIndonesia
Usaha yang akan dibuat adalah Souvenir Menawan Limbah Kayu Pinus
(SOWAN MBAH YUNUS) dengan fokus kepada pemanfaatan limbah kayu yang
dihasilkan oleh usaha industri pengguna bahan kayu, kerajinan kayu, dan peti
kemas dari bahan kayu pinus. Souvenir merupakan salah satu barang yang sangat
diperlukan untuk berbagai kegiatan, misalnya: pernikahan, sunatan, ulang tahun,
reuni dan lain-lain. Kebutuhan souvenir saat ini di Kota Malang sangat besar,
seiring dengan keinginan masyarakat untuk memberikan kenangan terbaik dan
indah kepada tamu (pada acara resepsi) maupun sebagai kenangan-kenangan
terhadap suatu peristiwa atau tempat wisata. Diperlukan kreativitas dan inovasi
dalam pembuatan desain-desain baru yang memungkinkan konsumen dapat
memilih lebih banyak variasi desainnya. Inovasi dan kreativitas yang akan kami
kembangkan pada program PKM-K ini adalah cara mengolah kayu meskipun
dengan bahan baku kayu berasal dari limbah/sisa industri pengolahan kayu,
perabot kayu, peti kemas, dan kerajinan kayu untuk diolah menjadi produk
souvenir yang menawan serta bernilai jual tinggi. Perhitungan ekonomi
menunjukkan bahwa usaha ini merupakan usaha yang menguntungkan dan
mempunyai prospek pengembangan yang bagus. Pemasaran produk akan
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: Pertama, secara pasif melakukan penitipan
pemasaran produk kepada Galeri Asosiasi Perajin Kota Malang yang telah eksis
dalam menjalankan usaha penjualan produk kerajinan dan tempat-tempat
penjualan souvenir lainnya; Kedua, secara aktif mengikuti pameran produk
kerajinan yang diadakan oleh organizer yang ada di Malang. Dengan kedua cara
tersebut diharapkan produk souvenir kayu yang dibuat dapat diedarkan di pasaran
terutama di kawasan Malang Raya
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdfsayabilang71
Belajar selalu diasosiasikan dengan lingkungan dan pengaturan belajar secara formal, di ruang kelas, di laboratorium, di bawah bimbingan guru, dosen, instruktur atau tutor, namun seringkali belajar yang bermanfaat, juga terjadi secara nonformal dan informal dalam kehidupan sehari-hari.
UNESCO sudah lama mendorong beberapa negara untk mengembangkan kesetaraan antara capaian pembelajaran formal, nonformal dan informal dalam lingkup nasional. Rekognisi Pembelajaran Lampau yang selanjutnya disingkat RPL adalah pengakuan atas Capaian Pembelajaran (CP) seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.
Sebagaimana dinyatakan pada pasal 2, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 41 Tahun 2021, penyelenggaraan RPL meliputi: a. RPL untuk melanjutkan pendidikan formal; dan b. RPL untuk melakukan Penyetaraan dengan Kualifikasi tertentu.
Selanjutnya, khusus RPL untuk melanjutkan pendidikan formal pada perguruan tinggi, dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nomor 162/E/KPT/2022 disebut sebagai RPL Tipe A. Pengakuan Capaian Pembelajaran untuk RPL Tipe A ini dilakukan secara parsial, yaitu pengakuan hasil belajar yang diperoleh dari:
a. program studi pada Perguruan Tinggi sebelumnya;
b. pendidikan nonformal atau informal; dan/atau
c. pengalaman kerja setelah lulus jenjang pendidikan menengah atau bentuk lain yang sederajat. Apabila seseorang, selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas kemudian bekerja, dan memperoleh pengalaman dari pekerjaannya itu, maka hasil belajar dari pengalamannya tersebut dapat diajukan untuk disetarakan (direkognisi) dengan hasil belajar formal beberapa Mata Kuliah yang ada di Program Studi di lingkungan Universitas/Sekolah Tinggi melalui asesmen. Pengakuan hasil asesmen dari pengalaman, belajar nonformal, dan atau nonformal tersebut adalah perolehan sks. Demikian pula apabila seseorang sedang/telah menempuh kuliah di Perguruan Tinggi kemudian pindah, maka hasil belajar formal pada Perguruan Tinggi sebelumnya tersebut dapat diajukan untuk disetarakan dengan Mata Kuliah pada Perguruan Tinggi yang dituju melalui asesmen untuk transfer kredit. Dengan demikian, individu tersebut, apabila akan melanjutkan kuliah di Universitas Bengkulu tidak perlu harus mengikuti seluruh Mata Kuliah pada Program Studi yang dituju. Hasil belajar dari pengalamannya, belajar non formal, informal, dan formal dapat disetarakan dengan hasil belajar dari beberapa Mata Kuliah yang relevan pada Perguruan Tinggi yang dituju. Mata Kuliah yang harus ditempuh adalah Mata Kuliah-Mata Kuliah sisanya. Tahapan untuk melaksanakan RPL tipe A sebagaimana diuraikan diatas secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah.
Penyelenggaraan RPL di Universitas Bengkulu ini merupakan bagian dari usaha pemerintah dalam memperluas akses kepada masyarakat
1. 1
1. Paradigma Sederhana
Paradigma sederhana terdiri dari satu variable bebas (independent) dan satu variable terikat
(dependent)
Gambar 1. Paradigma Sederhana
Contoh:
X1 = Kampanye
Y = Perolehan Suara Pilkada
Rumusan masalah
1. Rumusan Masalah Deskriptif
Bagaimana X? (Kampanye)
Bagaimana Y? (Perolehan Suara Pilkada)
2 Rumusan Masalah Asosiatif
Bagaimana pengaruh Kampanye terhadap Peroleh Suara Pilkada?
Teori yang digunakan
Ada dua teori yang digunakan yaitu Teori tentang Kampanye dan Teori
tentang Pilkada.
Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
Teknik Kampanye yang dilakukan oleh Parpol tersebut telah 60 % baik.
Hasil Perolehan Suara yang diterima oleh Parpol tersebut hingga saat ini
telah 80 % baik.
2. Hipotesis Asosiatif
Ada pengaruh yang signifikan antara Kampanye dengan hasil Perolehan
Suara Pilkada.
Teknik analisis data
Teknik Analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi
dan Analisis Deskriptif
X1 Y
R
2. 2
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Paradigma sederhana berurutan (serial) terdiri dua atau lebih variabel bebas dan satu
variabel terikat yang disusun secara berurutan.
Gambar 2. Paradigma Sederhana Berurutan
Contoh :
X1 = Jenjang Pendidikan X3 = Kualitas Media
X2 = Pengalaman Mengajar Y = Ketuntasan Peserta Didik
Rumusan Masalah
1. Deskriptif
Bagaimana X1? (Jenjang Pendidikan)
Bagaimana X2? (Pengalaman Mengajar)
Bagaimana X3? (Kualitas Media)
Bagaimana Y? (Ketuntasan Peserta Didik)
2. Asosiatif
Bagaimana hubungan X1 dengan X2?
Bagaimana hubungan X2 dengan X3?
Bagaimana hubungan X3 dengan Y?
Landasan Teori
Terdapat 4 landasan teori yaitu teori tentang Jenjang Pendidikan,
Pengalaman Mengajar, Kualitas Media,dan tentang Ketuntasan Peserta Didik.
X1 X2 X3 Y
R
r1 r2
3. 3
Hipotesis
1. Deskriptif
Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah
tersebut telah 70 % baik.
Pengalaman Mengajar yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah
tersebut telah 80 % baik.
Kualitas Media Pembelajaran yang dipakai oleh Tenaga Pendidik di
Sekolah tersebut telah 60 % baik.
Ketuntasan Peserta Didik di Sekolah tersebut telah 90 % baik.
2. Asosiatif
Semakin tinggi Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik,
maka semakin banyak Pengalaman Mengajar mereka.
Semakin lama Pengalaman Mengajar seorang Tenaga pengajar, maka
Kualitas Media Pembelajaran yang dibuat semakin baik.
Semakin baik Media Pembelajaran yang dipakai, maka semakin baik
tingkat ketuntasan peserta didik.
Teknik Analisis
Teknik Analisa yang dipakai pada kasus ini adalah Analisis Product Moment
Pearson dan Analisi Deskriptif
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Paradigma ganda dengan dua variabel independent adalah paradigma yang disusun
atas 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yang susunannya dapat dilihat pada gamabar
berikut :
Gambar 3 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
r1
r2
r3
R
4. 4
Contoh :
X1= kualitas pelayanan
X2= jumlah pengunjung
Y = jumlah pembeli
Rumusan Masalah
1. Deskriptif
Bagaimana X1? (kualitas pelayanan)
Bagaimana X2? (jumlah pengunjung)
Bagaimana Y? (jumlah pembeli)
2. Asosiatif
Bagaimana hubungan X1 dengan X2?
Bagaimana hubungan X1 dengan Y?
Bagaimana hubungan X2 dengan Y?
Landasan Teori
Terdapat 3 landasan teori yaitu teori tentang kuatitas pelayanan, jumlah
pengunjung, jumlah pembeli.
Hipotesis
1. Deskriptif
Kualitas dari pelayanan pegawai toko tersebut sudah mencapai 75% baik.
Jumlah pengunjung toko tersebut sudah mencapai 80% baik.
Jumlah pembeli di toko tersebut sudah mencapai 65% baik.
2. Asosiatif
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai toko akan
memperngaruhi banyaknya pengunjung toko tersebut.
Kualitas dari pelayanan yang diberikan pegawai toko akan mempengaruhi
banyaknya jumlah pembeli di toko tersebut.
Jumlah pengunjung toko dapat mempengaruhi jumlah dari pembeli di toko
tersebut.
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi Product
Moment.
5. 5
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1;X2 dan X3. untuk mencari
besarnya hubungan antara X1 dengan variabel Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2
dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya
hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda.
Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini. Jadi bisa
dikatakan dalam paradigm ganda dengan tiga variable independen, terdapat tiga variable
independen (X1,X2,X3) dan satu variable dependen (Y)
Gambar 4 Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Contoh:
X1 = Keuntungan perusaan Y = Perkembangan perusaan
X2 = Perencanaan perusahaan
X3 = Promosi perusahaan
Rumusan Masalah
1. Deskriptif
Bagaimana X1? (Keuntungan Perusahaan)
Bagaimana X2? (Perencanaan Perusahaan)
Bagaimana X3? (Promosi Perusahaan)
Bagaimana Y? (Perkembangan Perusahaan)
2. Asosiatif
Bagaimana hubungan keuntungan perusaan terhadap perencanaan
perusahaan?
Bagaimana hubungan perencanaan perusahaan terhadap promosi
perusahaan?
Bagaimana hubungan keuntungan perusahaan terhadap promosi
perusahaan?
x1
x3
y
r1
r2
r3
x2
r4
r5
r6
6. 6
Bagaimana pengaruh keuntungan perusahaan terhadap perkembangan
perusahaan?
Bagaimana pengaruh perencanaan perusahaan terhadap perkembangan
perusahaan?
Bagaimana pengaruh promosi perusahaan terhadap perkembangan
perusahaan?
Bagaimana hubungan atau pengaruh keuntungan perusahaan, perencanaan
perusahaan, dan promosi terhadap perkembangan perusahaan?
Teori yang digunakan
Ada empat teori yaitu tentang keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan,
promosi perusahaan, dan perkembangan perusahaan.
Hipotesis
1. Deskriptif
Keuntungan yang di peroleh perusahaan mencapai 35%
Perencanaan perusahaan mencapai target maksimal yaitu 85%
Promosi perusahaan sudah mencangkup lingkup provinsi
Perusahaan tersebut telah berkembang pesat dengan keuntungan yang
mencapai 85%.
2. Assosiatif
Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan
dengan perencanaan perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan
perusahaan semakin tinggi maka akan semakin menunjang perencanaan
perusahaan.
Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan
dengan promosi perusahaan. Ini berarti semakin matang perencanaan
perusahaan maka akan semakin menunjang promosi perusahaan.
Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan
dengan promosi perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan perusahaan
semakin tinggi akan semakin menunjang promosi perusahaan.
Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan
dengan perkembangan perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi
7. 7
keuntungan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan
perusahaan.
Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan
dengan perkembangan perusahaan. Ini berarti semakin matang
perencanaan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan
perusahaan.
Ada hubungan positif dan signifikan antara promosi dengan
perkembangan perusahaan. Hal ini berarti bila promosi perusahaan
meningkat maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan.
Ada hubungan positif dan signifikan antara akreditasi belajar, kualitas
guru, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Ini
berarti bila keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan, dan
promosi perusahaan semakin meningkat maka akan semakin menunjang
perkembangan perusahaan.
Teknik analisis data
Untuk hipotesis assosiatif, untuk mencari besarnya hubungan antara X1
dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3;
dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari
besarnya hubungan antar X1 secara bersama – sama dengan X2 dan X3 terhadap
Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial
juga dapat digunakan.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Paradigma Ganda dengan dua variable dependen adalah paradigma dengan satu
variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1
dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2
analisis regresi juga dapat digunakan disini.
8. 8
Gambar 5 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Contoh :
X1 = Hobi
Y1 = Minat
Y2 = Perasaan Senang
Rumusan Masalah
1. Deskriptif
Bagaimana X1? (Hobi)
Bagaimana Y1? (Minat)
Bagaimana Y2? (Perasaan Senang)
2. Asosiatif
Bagaimana pengaruh hobi terhadap minat seseorang?
Bagaimana pengaruh hobi dengan perasaan senang?
Bagaimana pengaruh minat dengan perasaan senang?
Landasan Teori
Teori yang akan digunakan adalah mengenai hobi, minat dan perasaan
senang pada beberapa objek (manusia).
Hipotesis
1. Deskriptif
Hobi tiap objek berbeda-beda.
Minat seseorang mungkin saja bersifat global.
Perasaan senang selalu ditunjukkan pada setiap objek penelitian.
2. Asosiatif
Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan minat seseorang.
Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan perasaan senang.
Y1
Y2
X1
r1
r2
R
9. 9
Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan perasaan senang.
Teknik Analisa
Teknik analisa yang digunakan adalah Korelasi sederhana dan regresi.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen
Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2
bersama-sama terhadap Y2 dapat lihat pada gambar di bawah ini. Dalam paradigm ini
terdapat dua variable terikat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas dan antar variabel
terikat dan variabel bebasnya saling mempengaruhi satu sama lain.
Gambar 6 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen.
Contoh :
X1 = Pelayanan Dealer Motor Y1 = Pelanggan
X2 = Sistem Penjualan Y2 = Komplain Pelanggan
Rumusan Masalah
1. Deskriptif
Bagaimana X1? (Pelayanan Dealer Motor)
Bagaimana X2? (Sistem Penjualan)
Bagaimana Y1? (Pelanggan)
Bagaimana Y2? (Komplain Pelanggan)
2. Asosiatif
Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan pelanggan?
Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan komplain
pelanggan?
Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan pelanggan?
X1
X2
Y1
Y2
r1
r2 r3
r5 r6
r4
10. 10
Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan komplain
pelanggan?
Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan sistem
penjualan?
Bagaimana hubungan antara pelanggan dengan komplain?
Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang pelayanan dealer
motor, sistem penjualan, pelanggan dan komplain pelanggan.
Hipotesis
1. Deskriptif
Pelayanan yang dilakukan oleh dealer motor tersebut telah 80 % baik.
Sistem penjualan yang digunakan pada dealer motor tersebut telag 70%
baik.
95% Pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
5% pelanggan komplain dengan pelayanan yang diberikan.
2. Asosiatif
Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor
dengan pelanggan.
Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor
dengan komplain pelanggan.
Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan
pelanggan.
Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan
komplain pelanggan.
Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor
dengan sistem penjualan.
Terdapat hubungan yang signifikan antara pelanggan dengan komplain.
Teknik Analisa
Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.
11. 11
7. Paradigma Jalur
Paradigma jalur. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif
dan 6 rumusan masalah asosiatif. Dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang
berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan
untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu
atau bisa langsung kesasaran akhir. Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari
status sosial ekonomi tertentu
Gambar 2.6 Paradigma Jalur.
Contoh :
X1 = Kedisiplinan X3 = Jiwa Kepemimpinan
X2 = Tingkah Laku Y = Pemimpin yang baik
Rumusan Masalah
1. Deskriptif
Bagaimana X1? (Kedisiplinan)
Bagaimana X2? (Tingkah Laku)
Bagaimana X3? (Jiwa Kepemimpinan)
Bagaimana Y? (Pemimpin yang baik)
2. Asosiatif
Bagaimana hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku?
Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan?
Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan?
X2
X3 Y
X1
r1
r2
r3
r4
r5
R
12. 12
Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik?
Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik?
Bagaimana hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin
yang baik?
Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang kedisiplinan, tingkah
laku, jiwa kepemimpinan dan pemimpin.
Hipotesis
1. Deskriptif
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kedisiplinan tinggi.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki tingkah laku yang baik.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan tinggi.
Pemimpin di daerah tersebut telah 80 % baik.
2. Asosiatif
Terdapat hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku.
Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan.
Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan.
Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik.
Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik.
Terdapat hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin yang
baik.
Teknik Analisa
Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.
13. 13
L A M P I R A N
1. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara
dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan
sebagai predictor dan respon (IV dan DV).
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin
mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan.
Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi
A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)
Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)
0 - 0,199 : Sangat lemah
0,20 - 0,399 : Lemah
0,40 - 0,599 : Sedang
0,60 - 0,799 : Kuat
0,80 - 1,0 : Sangat kuat
Pearson r correlation:
Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel.
Korelasi dengan Pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Analisis korelasi adalah alat yang membahas tentang derajat hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu
variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik yang searah maupun tidak. Hubungan antara
variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis :
1) Korelasi Positif
14. 14
Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang
satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2) Korelasi Negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel
yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.
3) Korelasi Nihil
Terjadinya korelasi nihil apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya apabila variabel yang satu
meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel. Artinya apabila variabel yang satu
meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan
penurunan pada variabel lain.
Berdasarkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan
dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “ r “ . besarnya koefisien korelasi
berkisar antara -1 r +1
Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap X1 atau ry.1,2,…,k dapat dicari
dengan rumus :
Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan tiga buah variabel
bebas adalah :
a. Koefisien korelasi antara X1 dan X2
b. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3
c. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3
15. 15
Nilai koefisien korelasi adalah -1 r +1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai
koefisien korelasinya akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkolerasi maka nilai
koefisien korelasinya akan mendekati 0 ; sedangkan jika dua variabel berkolerasi positif maka
nilai koefisien korelasinya akan mendekati 1.
Untuk lebih mengetahui seberapa jauh derajat antara variabel – variabel tersebut, dapat
dilihat dalam perumusan berikut :
-1,00 ≤ r ≤ - 0,80 Berarti korelasi kuat secara negatif
-0,79 ≤ r ≤ - 0,50 Berarti korelasi sedang secara negative
-0,49 ≤ r ≤ 0,49 Berarti korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 Berarti korelasi sedang secara positif
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Berarti korelasi kuat secara positif
2. Korelasi Product Moment
Digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan
variabel Y. Dapat juga digunakan untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu
terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen.
Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan
positip sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatip sempurna. r tidak
mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan.
Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut:
Untuk mencari r hitung digunakan perhitungan sebagai berikut :
16. 16
3. Uji Koefisien Regresi Ganda
Adanya variabel – variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk melihat
seberapa besar pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas. Uji statistik yang paling tepat
adalah menggunakan uji t (t – student ).
Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda yaitu :
Adanya asumsi bahwa variabel – variabel bebas memberikan pengaruh yang berarti atau
tidak terhadap variabel tidak bebas akan diuji hipotesis H0 melawan hipotesis H1 dalam
bentuk :
H0 = βi = 0,1 = 1,2, . . ., k.
H1 = βi = 0,1 = 1,2, . . ., k.
Untuk menguji tersebut digunakan kekeliruan baku yang ditaksir sy2 1,2,…,k. jadi untuk
melihat kekeliruan tersebut koefisien bi adalah :
Dengan distribusi t – student serta dk = (n – k – 1), ttabel = t(n – k – 1, α), dimana kriteria
pengujian adalah : tolak H0 jika ti >ttabel dan terima H0 jika ti<ttabel.
https://id.scribd.com/doc/94935149/Paradigma-Sederhana-Berurutan-Bner
(Diakses pada 21 Februari 2015, 10:02)