SlideShare a Scribd company logo
1
1. Paradigma Sederhana
Paradigma sederhana terdiri dari satu variable bebas (independent) dan satu variable terikat
(dependent)
Gambar 1. Paradigma Sederhana
Contoh:
X1 = Kampanye
Y = Perolehan Suara Pilkada
 Rumusan masalah
1. Rumusan Masalah Deskriptif
 Bagaimana X? (Kampanye)
 Bagaimana Y? (Perolehan Suara Pilkada)
2 Rumusan Masalah Asosiatif
 Bagaimana pengaruh Kampanye terhadap Peroleh Suara Pilkada?
 Teori yang digunakan
 Ada dua teori yang digunakan yaitu Teori tentang Kampanye dan Teori
tentang Pilkada.
 Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
 Teknik Kampanye yang dilakukan oleh Parpol tersebut telah 60 % baik.
 Hasil Perolehan Suara yang diterima oleh Parpol tersebut hingga saat ini
telah 80 % baik.
2. Hipotesis Asosiatif
 Ada pengaruh yang signifikan antara Kampanye dengan hasil Perolehan
Suara Pilkada.
 Teknik analisis data
 Teknik Analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi
dan Analisis Deskriptif
X1 Y
R
2
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Paradigma sederhana berurutan (serial) terdiri dua atau lebih variabel bebas dan satu
variabel terikat yang disusun secara berurutan.
Gambar 2. Paradigma Sederhana Berurutan
Contoh :
X1 = Jenjang Pendidikan X3 = Kualitas Media
X2 = Pengalaman Mengajar Y = Ketuntasan Peserta Didik
 Rumusan Masalah
1. Deskriptif
 Bagaimana X1? (Jenjang Pendidikan)
 Bagaimana X2? (Pengalaman Mengajar)
 Bagaimana X3? (Kualitas Media)
 Bagaimana Y? (Ketuntasan Peserta Didik)
2. Asosiatif
 Bagaimana hubungan X1 dengan X2?
 Bagaimana hubungan X2 dengan X3?
 Bagaimana hubungan X3 dengan Y?
 Landasan Teori
Terdapat 4 landasan teori yaitu teori tentang Jenjang Pendidikan,
Pengalaman Mengajar, Kualitas Media,dan tentang Ketuntasan Peserta Didik.
X1 X2 X3 Y
R
r1 r2
3
 Hipotesis
1. Deskriptif
 Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah
tersebut telah 70 % baik.
 Pengalaman Mengajar yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah
tersebut telah 80 % baik.
 Kualitas Media Pembelajaran yang dipakai oleh Tenaga Pendidik di
Sekolah tersebut telah 60 % baik.
 Ketuntasan Peserta Didik di Sekolah tersebut telah 90 % baik.
2. Asosiatif
 Semakin tinggi Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik,
maka semakin banyak Pengalaman Mengajar mereka.
 Semakin lama Pengalaman Mengajar seorang Tenaga pengajar, maka
Kualitas Media Pembelajaran yang dibuat semakin baik.
 Semakin baik Media Pembelajaran yang dipakai, maka semakin baik
tingkat ketuntasan peserta didik.
 Teknik Analisis
Teknik Analisa yang dipakai pada kasus ini adalah Analisis Product Moment
Pearson dan Analisi Deskriptif
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Paradigma ganda dengan dua variabel independent adalah paradigma yang disusun
atas 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yang susunannya dapat dilihat pada gamabar
berikut :
Gambar 3 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
r1
r2
r3
R
4
Contoh :
X1= kualitas pelayanan
X2= jumlah pengunjung
Y = jumlah pembeli
 Rumusan Masalah
1. Deskriptif
 Bagaimana X1? (kualitas pelayanan)
 Bagaimana X2? (jumlah pengunjung)
 Bagaimana Y? (jumlah pembeli)
2. Asosiatif
 Bagaimana hubungan X1 dengan X2?
 Bagaimana hubungan X1 dengan Y?
 Bagaimana hubungan X2 dengan Y?
 Landasan Teori
Terdapat 3 landasan teori yaitu teori tentang kuatitas pelayanan, jumlah
pengunjung, jumlah pembeli.
 Hipotesis
1. Deskriptif
 Kualitas dari pelayanan pegawai toko tersebut sudah mencapai 75% baik.
 Jumlah pengunjung toko tersebut sudah mencapai 80% baik.
 Jumlah pembeli di toko tersebut sudah mencapai 65% baik.
2. Asosiatif
 Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai toko akan
memperngaruhi banyaknya pengunjung toko tersebut.
 Kualitas dari pelayanan yang diberikan pegawai toko akan mempengaruhi
banyaknya jumlah pembeli di toko tersebut.
 Jumlah pengunjung toko dapat mempengaruhi jumlah dari pembeli di toko
tersebut.
 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi Product
Moment.
5
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1;X2 dan X3. untuk mencari
besarnya hubungan antara X1 dengan variabel Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2
dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya
hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda.
Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini. Jadi bisa
dikatakan dalam paradigm ganda dengan tiga variable independen, terdapat tiga variable
independen (X1,X2,X3) dan satu variable dependen (Y)
Gambar 4 Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Contoh:
X1 = Keuntungan perusaan Y = Perkembangan perusaan
X2 = Perencanaan perusahaan
X3 = Promosi perusahaan
 Rumusan Masalah
1. Deskriptif
 Bagaimana X1? (Keuntungan Perusahaan)
 Bagaimana X2? (Perencanaan Perusahaan)
 Bagaimana X3? (Promosi Perusahaan)
 Bagaimana Y? (Perkembangan Perusahaan)
2. Asosiatif
 Bagaimana hubungan keuntungan perusaan terhadap perencanaan
perusahaan?
 Bagaimana hubungan perencanaan perusahaan terhadap promosi
perusahaan?
 Bagaimana hubungan keuntungan perusahaan terhadap promosi
perusahaan?
x1
x3
y
r1
r2
r3
x2
r4
r5
r6
6
 Bagaimana pengaruh keuntungan perusahaan terhadap perkembangan
perusahaan?
 Bagaimana pengaruh perencanaan perusahaan terhadap perkembangan
perusahaan?
 Bagaimana pengaruh promosi perusahaan terhadap perkembangan
perusahaan?
 Bagaimana hubungan atau pengaruh keuntungan perusahaan, perencanaan
perusahaan, dan promosi terhadap perkembangan perusahaan?
 Teori yang digunakan
Ada empat teori yaitu tentang keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan,
promosi perusahaan, dan perkembangan perusahaan.
 Hipotesis
1. Deskriptif
 Keuntungan yang di peroleh perusahaan mencapai 35%
 Perencanaan perusahaan mencapai target maksimal yaitu 85%
 Promosi perusahaan sudah mencangkup lingkup provinsi
 Perusahaan tersebut telah berkembang pesat dengan keuntungan yang
mencapai 85%.
2. Assosiatif
 Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan
dengan perencanaan perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan
perusahaan semakin tinggi maka akan semakin menunjang perencanaan
perusahaan.
 Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan
dengan promosi perusahaan. Ini berarti semakin matang perencanaan
perusahaan maka akan semakin menunjang promosi perusahaan.
 Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan
dengan promosi perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan perusahaan
semakin tinggi akan semakin menunjang promosi perusahaan.
 Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan
dengan perkembangan perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi
7
keuntungan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan
perusahaan.
 Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan
dengan perkembangan perusahaan. Ini berarti semakin matang
perencanaan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan
perusahaan.
 Ada hubungan positif dan signifikan antara promosi dengan
perkembangan perusahaan. Hal ini berarti bila promosi perusahaan
meningkat maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan.
 Ada hubungan positif dan signifikan antara akreditasi belajar, kualitas
guru, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Ini
berarti bila keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan, dan
promosi perusahaan semakin meningkat maka akan semakin menunjang
perkembangan perusahaan.
 Teknik analisis data
 Untuk hipotesis assosiatif, untuk mencari besarnya hubungan antara X1
dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3;
dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari
besarnya hubungan antar X1 secara bersama – sama dengan X2 dan X3 terhadap
Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial
juga dapat digunakan.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Paradigma Ganda dengan dua variable dependen adalah paradigma dengan satu
variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1
dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2
analisis regresi juga dapat digunakan disini.
8
Gambar 5 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Contoh :
X1 = Hobi
Y1 = Minat
Y2 = Perasaan Senang
 Rumusan Masalah
1. Deskriptif
 Bagaimana X1? (Hobi)
 Bagaimana Y1? (Minat)
 Bagaimana Y2? (Perasaan Senang)
2. Asosiatif
 Bagaimana pengaruh hobi terhadap minat seseorang?
 Bagaimana pengaruh hobi dengan perasaan senang?
 Bagaimana pengaruh minat dengan perasaan senang?
 Landasan Teori
Teori yang akan digunakan adalah mengenai hobi, minat dan perasaan
senang pada beberapa objek (manusia).
 Hipotesis
1. Deskriptif
 Hobi tiap objek berbeda-beda.
 Minat seseorang mungkin saja bersifat global.
 Perasaan senang selalu ditunjukkan pada setiap objek penelitian.
2. Asosiatif
 Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan minat seseorang.
 Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan perasaan senang.
Y1
Y2
X1
r1
r2
R
9
 Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan perasaan senang.
 Teknik Analisa
Teknik analisa yang digunakan adalah Korelasi sederhana dan regresi.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen
Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2
bersama-sama terhadap Y2 dapat lihat pada gambar di bawah ini. Dalam paradigm ini
terdapat dua variable terikat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas dan antar variabel
terikat dan variabel bebasnya saling mempengaruhi satu sama lain.
Gambar 6 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen.
Contoh :
X1 = Pelayanan Dealer Motor Y1 = Pelanggan
X2 = Sistem Penjualan Y2 = Komplain Pelanggan
 Rumusan Masalah
1. Deskriptif
 Bagaimana X1? (Pelayanan Dealer Motor)
 Bagaimana X2? (Sistem Penjualan)
 Bagaimana Y1? (Pelanggan)
 Bagaimana Y2? (Komplain Pelanggan)
2. Asosiatif
 Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan pelanggan?
 Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan komplain
pelanggan?
 Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan pelanggan?
X1
X2
Y1
Y2
r1
r2 r3
r5 r6
r4
10
 Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan komplain
pelanggan?
 Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan sistem
penjualan?
 Bagaimana hubungan antara pelanggan dengan komplain?
 Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang pelayanan dealer
motor, sistem penjualan, pelanggan dan komplain pelanggan.
 Hipotesis
1. Deskriptif
 Pelayanan yang dilakukan oleh dealer motor tersebut telah 80 % baik.
 Sistem penjualan yang digunakan pada dealer motor tersebut telag 70%
baik.
 95% Pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
 5% pelanggan komplain dengan pelayanan yang diberikan.
2. Asosiatif
 Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor
dengan pelanggan.
 Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor
dengan komplain pelanggan.
 Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan
pelanggan.
 Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan
komplain pelanggan.
 Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor
dengan sistem penjualan.
 Terdapat hubungan yang signifikan antara pelanggan dengan komplain.
 Teknik Analisa
Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.
11
7. Paradigma Jalur
Paradigma jalur. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif
dan 6 rumusan masalah asosiatif. Dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang
berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan
untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu
atau bisa langsung kesasaran akhir. Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari
status sosial ekonomi tertentu
Gambar 2.6 Paradigma Jalur.
Contoh :
X1 = Kedisiplinan X3 = Jiwa Kepemimpinan
X2 = Tingkah Laku Y = Pemimpin yang baik
 Rumusan Masalah
1. Deskriptif
 Bagaimana X1? (Kedisiplinan)
 Bagaimana X2? (Tingkah Laku)
 Bagaimana X3? (Jiwa Kepemimpinan)
 Bagaimana Y? (Pemimpin yang baik)
2. Asosiatif
 Bagaimana hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku?
 Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan?
 Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan?
X2
X3 Y
X1
r1
r2
r3
r4
r5
R
12
 Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik?
 Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik?
 Bagaimana hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin
yang baik?
 Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang kedisiplinan, tingkah
laku, jiwa kepemimpinan dan pemimpin.
 Hipotesis
1. Deskriptif
 Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kedisiplinan tinggi.
 Seorang pemimpin yang baik harus memiliki tingkah laku yang baik.
 Seorang pemimpin yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan tinggi.
 Pemimpin di daerah tersebut telah 80 % baik.
2. Asosiatif
 Terdapat hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku.
 Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan.
 Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan.
 Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik.
 Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik.
 Terdapat hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin yang
baik.
 Teknik Analisa
Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.
13
L A M P I R A N
1. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara
dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan
sebagai predictor dan respon (IV dan DV).
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin
mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan.
Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi
A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel)
Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)
 0 - 0,199 : Sangat lemah
 0,20 - 0,399 : Lemah
 0,40 - 0,599 : Sedang
 0,60 - 0,799 : Kuat
 0,80 - 1,0 : Sangat kuat
Pearson r correlation:
Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel.
Korelasi dengan Pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Analisis korelasi adalah alat yang membahas tentang derajat hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu
variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik yang searah maupun tidak. Hubungan antara
variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis :
1) Korelasi Positif
14
Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang
satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2) Korelasi Negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel
yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.
3) Korelasi Nihil
Terjadinya korelasi nihil apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh
variabel lainnya dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya apabila variabel yang satu
meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel. Artinya apabila variabel yang satu
meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan
penurunan pada variabel lain.
Berdasarkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan
dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “ r “ . besarnya koefisien korelasi
berkisar antara -1 r +1
Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap X1 atau ry.1,2,…,k dapat dicari
dengan rumus :
Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan tiga buah variabel
bebas adalah :
a. Koefisien korelasi antara X1 dan X2
b. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3
c. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3
15
Nilai koefisien korelasi adalah -1 r +1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai
koefisien korelasinya akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkolerasi maka nilai
koefisien korelasinya akan mendekati 0 ; sedangkan jika dua variabel berkolerasi positif maka
nilai koefisien korelasinya akan mendekati 1.
Untuk lebih mengetahui seberapa jauh derajat antara variabel – variabel tersebut, dapat
dilihat dalam perumusan berikut :
-1,00 ≤ r ≤ - 0,80 Berarti korelasi kuat secara negatif
-0,79 ≤ r ≤ - 0,50 Berarti korelasi sedang secara negative
-0,49 ≤ r ≤ 0,49 Berarti korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 Berarti korelasi sedang secara positif
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Berarti korelasi kuat secara positif
2. Korelasi Product Moment
Digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan
variabel Y. Dapat juga digunakan untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu
terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen.
Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan
positip sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatip sempurna. r tidak
mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan.
Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut:
Untuk mencari r hitung digunakan perhitungan sebagai berikut :
16
3. Uji Koefisien Regresi Ganda
Adanya variabel – variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk melihat
seberapa besar pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas. Uji statistik yang paling tepat
adalah menggunakan uji t (t – student ).
Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda yaitu :
Adanya asumsi bahwa variabel – variabel bebas memberikan pengaruh yang berarti atau
tidak terhadap variabel tidak bebas akan diuji hipotesis H0 melawan hipotesis H1 dalam
bentuk :
H0 = βi = 0,1 = 1,2, . . ., k.
H1 = βi = 0,1 = 1,2, . . ., k.
Untuk menguji tersebut digunakan kekeliruan baku yang ditaksir sy2 1,2,…,k. jadi untuk
melihat kekeliruan tersebut koefisien bi adalah :
Dengan distribusi t – student serta dk = (n – k – 1), ttabel = t(n – k – 1, α), dimana kriteria
pengujian adalah : tolak H0 jika ti >ttabel dan terima H0 jika ti<ttabel.
https://id.scribd.com/doc/94935149/Paradigma-Sederhana-Berurutan-Bner
(Diakses pada 21 Februari 2015, 10:02)

More Related Content

What's hot

Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Trisnadi Wijaya
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
Aprilia Hapsari
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
Rapul anwar
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Uwes Chaeruman
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Wulandari Rima Kumari
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Alvian Alvian
 
Contoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalContoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar Proposal
Agung Agung
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
ERNING KAROMAH
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Nuri Andhika Pratama
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
Uwes Chaeruman
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h
 
PPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptxPPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptx
AnitaArianiArifin
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Sylvester Saragih
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
Faza Zahrah
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
Judianto Nugroho
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
Hery budiyanto
 

What's hot (20)

Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Contoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalContoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar Proposal
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
PPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptxPPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptx
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 

Similar to Paradigma penelitian

Penelitian dan Statistik
Penelitian dan StatistikPenelitian dan Statistik
Penelitian dan Statistik
OphyeDjamiManu
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
AnNa Luph Black
 
(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx
(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx
(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx
Alfriedo008
 
P6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdf
P6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdfP6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdf
P6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdf
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
P6 variabel dan paradigma penelitian
P6 variabel dan paradigma penelitianP6 variabel dan paradigma penelitian
P6 variabel dan paradigma penelitian
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Efek penempatan merek dari televisi terhadap citra merek
Efek penempatan merek dari televisi terhadap citra merekEfek penempatan merek dari televisi terhadap citra merek
Efek penempatan merek dari televisi terhadap citra merek
datulopak
 
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptxPPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
FutriAuliya
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistikamiomadre
 
Jurnal metode riset (powerpoint)
Jurnal metode riset (powerpoint)Jurnal metode riset (powerpoint)
Jurnal metode riset (powerpoint)Andreas Panjaitan
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Arning Susilawati
 
Statistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier Sederhana
Statistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier SederhanaStatistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier Sederhana
Statistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier SederhanaArie Khurniawan
 
Analisis Korelasi.ppt
Analisis Korelasi.pptAnalisis Korelasi.ppt
Analisis Korelasi.ppt
FajarAnugrah19
 
Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...
Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...
Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...
Nova Wawan
 
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdf
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdfMRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdf
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdf
sayabilang71
 
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptxAS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
gintoki12
 
Ancova
AncovaAncova
Ancova
ainunmath
 
Pertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptx
Pertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptxPertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptx
Pertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptx
tugasmsreny
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
gita Ta
 
KORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptxKORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptx
arisantomico
 
Kapita Selekta Statistik
Kapita Selekta StatistikKapita Selekta Statistik
Kapita Selekta StatistikNurAfni Rahman
 

Similar to Paradigma penelitian (20)

Penelitian dan Statistik
Penelitian dan StatistikPenelitian dan Statistik
Penelitian dan Statistik
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
 
(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx
(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx
(S1,2)_METODE KUANTITATIF .pptx
 
P6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdf
P6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdfP6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdf
P6_Variabel dan Paradigma Penelitian_ok.pdf
 
P6 variabel dan paradigma penelitian
P6 variabel dan paradigma penelitianP6 variabel dan paradigma penelitian
P6 variabel dan paradigma penelitian
 
Efek penempatan merek dari televisi terhadap citra merek
Efek penempatan merek dari televisi terhadap citra merekEfek penempatan merek dari televisi terhadap citra merek
Efek penempatan merek dari televisi terhadap citra merek
 
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptxPPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Jurnal metode riset (powerpoint)
Jurnal metode riset (powerpoint)Jurnal metode riset (powerpoint)
Jurnal metode riset (powerpoint)
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Statistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier Sederhana
Statistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier SederhanaStatistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier Sederhana
Statistika Ekonomi II: Teori Regresi Linier Sederhana
 
Analisis Korelasi.ppt
Analisis Korelasi.pptAnalisis Korelasi.ppt
Analisis Korelasi.ppt
 
Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...
Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...
Analisis regresi linier berganda, nova asvio, hapzi ali, principal job commit...
 
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdf
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdfMRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdf
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdf
 
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptxAS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
AS P6 Regresi Berganda analisis Regresi Berganda .pptx
 
Ancova
AncovaAncova
Ancova
 
Pertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptx
Pertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptxPertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptx
Pertemuan 2 Masalah, variabel dan paradigma penelitian.pptx
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
 
KORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptxKORELASI PARSIAL.pptx
KORELASI PARSIAL.pptx
 
Kapita Selekta Statistik
Kapita Selekta StatistikKapita Selekta Statistik
Kapita Selekta Statistik
 

Paradigma penelitian

  • 1. 1 1. Paradigma Sederhana Paradigma sederhana terdiri dari satu variable bebas (independent) dan satu variable terikat (dependent) Gambar 1. Paradigma Sederhana Contoh: X1 = Kampanye Y = Perolehan Suara Pilkada  Rumusan masalah 1. Rumusan Masalah Deskriptif  Bagaimana X? (Kampanye)  Bagaimana Y? (Perolehan Suara Pilkada) 2 Rumusan Masalah Asosiatif  Bagaimana pengaruh Kampanye terhadap Peroleh Suara Pilkada?  Teori yang digunakan  Ada dua teori yang digunakan yaitu Teori tentang Kampanye dan Teori tentang Pilkada.  Hipotesis 1. Hipotesis Deskriptif  Teknik Kampanye yang dilakukan oleh Parpol tersebut telah 60 % baik.  Hasil Perolehan Suara yang diterima oleh Parpol tersebut hingga saat ini telah 80 % baik. 2. Hipotesis Asosiatif  Ada pengaruh yang signifikan antara Kampanye dengan hasil Perolehan Suara Pilkada.  Teknik analisis data  Teknik Analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi dan Analisis Deskriptif X1 Y R
  • 2. 2 2. Paradigma Sederhana Berurutan Paradigma sederhana berurutan (serial) terdiri dua atau lebih variabel bebas dan satu variabel terikat yang disusun secara berurutan. Gambar 2. Paradigma Sederhana Berurutan Contoh : X1 = Jenjang Pendidikan X3 = Kualitas Media X2 = Pengalaman Mengajar Y = Ketuntasan Peserta Didik  Rumusan Masalah 1. Deskriptif  Bagaimana X1? (Jenjang Pendidikan)  Bagaimana X2? (Pengalaman Mengajar)  Bagaimana X3? (Kualitas Media)  Bagaimana Y? (Ketuntasan Peserta Didik) 2. Asosiatif  Bagaimana hubungan X1 dengan X2?  Bagaimana hubungan X2 dengan X3?  Bagaimana hubungan X3 dengan Y?  Landasan Teori Terdapat 4 landasan teori yaitu teori tentang Jenjang Pendidikan, Pengalaman Mengajar, Kualitas Media,dan tentang Ketuntasan Peserta Didik. X1 X2 X3 Y R r1 r2
  • 3. 3  Hipotesis 1. Deskriptif  Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah tersebut telah 70 % baik.  Pengalaman Mengajar yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik di Sekolah tersebut telah 80 % baik.  Kualitas Media Pembelajaran yang dipakai oleh Tenaga Pendidik di Sekolah tersebut telah 60 % baik.  Ketuntasan Peserta Didik di Sekolah tersebut telah 90 % baik. 2. Asosiatif  Semakin tinggi Jenjang Pendidikan yang dimiliki oleh Tenaga Pendidik, maka semakin banyak Pengalaman Mengajar mereka.  Semakin lama Pengalaman Mengajar seorang Tenaga pengajar, maka Kualitas Media Pembelajaran yang dibuat semakin baik.  Semakin baik Media Pembelajaran yang dipakai, maka semakin baik tingkat ketuntasan peserta didik.  Teknik Analisis Teknik Analisa yang dipakai pada kasus ini adalah Analisis Product Moment Pearson dan Analisi Deskriptif 3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen Paradigma ganda dengan dua variabel independent adalah paradigma yang disusun atas 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yang susunannya dapat dilihat pada gamabar berikut : Gambar 3 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen r1 r2 r3 R
  • 4. 4 Contoh : X1= kualitas pelayanan X2= jumlah pengunjung Y = jumlah pembeli  Rumusan Masalah 1. Deskriptif  Bagaimana X1? (kualitas pelayanan)  Bagaimana X2? (jumlah pengunjung)  Bagaimana Y? (jumlah pembeli) 2. Asosiatif  Bagaimana hubungan X1 dengan X2?  Bagaimana hubungan X1 dengan Y?  Bagaimana hubungan X2 dengan Y?  Landasan Teori Terdapat 3 landasan teori yaitu teori tentang kuatitas pelayanan, jumlah pengunjung, jumlah pembeli.  Hipotesis 1. Deskriptif  Kualitas dari pelayanan pegawai toko tersebut sudah mencapai 75% baik.  Jumlah pengunjung toko tersebut sudah mencapai 80% baik.  Jumlah pembeli di toko tersebut sudah mencapai 65% baik. 2. Asosiatif  Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai toko akan memperngaruhi banyaknya pengunjung toko tersebut.  Kualitas dari pelayanan yang diberikan pegawai toko akan mempengaruhi banyaknya jumlah pembeli di toko tersebut.  Jumlah pengunjung toko dapat mempengaruhi jumlah dari pembeli di toko tersebut.  Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan pada kasus ini adalah Analisis Korelasi Product Moment.
  • 5. 5 4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1;X2 dan X3. untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan variabel Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini. Jadi bisa dikatakan dalam paradigm ganda dengan tiga variable independen, terdapat tiga variable independen (X1,X2,X3) dan satu variable dependen (Y) Gambar 4 Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen Contoh: X1 = Keuntungan perusaan Y = Perkembangan perusaan X2 = Perencanaan perusahaan X3 = Promosi perusahaan  Rumusan Masalah 1. Deskriptif  Bagaimana X1? (Keuntungan Perusahaan)  Bagaimana X2? (Perencanaan Perusahaan)  Bagaimana X3? (Promosi Perusahaan)  Bagaimana Y? (Perkembangan Perusahaan) 2. Asosiatif  Bagaimana hubungan keuntungan perusaan terhadap perencanaan perusahaan?  Bagaimana hubungan perencanaan perusahaan terhadap promosi perusahaan?  Bagaimana hubungan keuntungan perusahaan terhadap promosi perusahaan? x1 x3 y r1 r2 r3 x2 r4 r5 r6
  • 6. 6  Bagaimana pengaruh keuntungan perusahaan terhadap perkembangan perusahaan?  Bagaimana pengaruh perencanaan perusahaan terhadap perkembangan perusahaan?  Bagaimana pengaruh promosi perusahaan terhadap perkembangan perusahaan?  Bagaimana hubungan atau pengaruh keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan, dan promosi terhadap perkembangan perusahaan?  Teori yang digunakan Ada empat teori yaitu tentang keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan, promosi perusahaan, dan perkembangan perusahaan.  Hipotesis 1. Deskriptif  Keuntungan yang di peroleh perusahaan mencapai 35%  Perencanaan perusahaan mencapai target maksimal yaitu 85%  Promosi perusahaan sudah mencangkup lingkup provinsi  Perusahaan tersebut telah berkembang pesat dengan keuntungan yang mencapai 85%. 2. Assosiatif  Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan dengan perencanaan perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan perusahaan semakin tinggi maka akan semakin menunjang perencanaan perusahaan.  Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan dengan promosi perusahaan. Ini berarti semakin matang perencanaan perusahaan maka akan semakin menunjang promosi perusahaan.  Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan dengan promosi perusahaan. Hal ini berarti bila keuntungan perusahaan semakin tinggi akan semakin menunjang promosi perusahaan.  Ada hubungan positif dan signifikan antara keuntungan perusahaan dengan perkembangan perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi
  • 7. 7 keuntungan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan.  Ada hubungan positif dan signifikan antara perencanaan perusahaan dengan perkembangan perusahaan. Ini berarti semakin matang perencanaan perusahaan maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan.  Ada hubungan positif dan signifikan antara promosi dengan perkembangan perusahaan. Hal ini berarti bila promosi perusahaan meningkat maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan.  Ada hubungan positif dan signifikan antara akreditasi belajar, kualitas guru, dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Ini berarti bila keuntungan perusahaan, perencanaan perusahaan, dan promosi perusahaan semakin meningkat maka akan semakin menunjang perkembangan perusahaan.  Teknik analisis data  Untuk hipotesis assosiatif, untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama – sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial juga dapat digunakan. 5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen Paradigma Ganda dengan dua variable dependen adalah paradigma dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2 analisis regresi juga dapat digunakan disini.
  • 8. 8 Gambar 5 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen Contoh : X1 = Hobi Y1 = Minat Y2 = Perasaan Senang  Rumusan Masalah 1. Deskriptif  Bagaimana X1? (Hobi)  Bagaimana Y1? (Minat)  Bagaimana Y2? (Perasaan Senang) 2. Asosiatif  Bagaimana pengaruh hobi terhadap minat seseorang?  Bagaimana pengaruh hobi dengan perasaan senang?  Bagaimana pengaruh minat dengan perasaan senang?  Landasan Teori Teori yang akan digunakan adalah mengenai hobi, minat dan perasaan senang pada beberapa objek (manusia).  Hipotesis 1. Deskriptif  Hobi tiap objek berbeda-beda.  Minat seseorang mungkin saja bersifat global.  Perasaan senang selalu ditunjukkan pada setiap objek penelitian. 2. Asosiatif  Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan minat seseorang.  Terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan perasaan senang. Y1 Y2 X1 r1 r2 R
  • 9. 9  Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan perasaan senang.  Teknik Analisa Teknik analisa yang digunakan adalah Korelasi sederhana dan regresi. 6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat lihat pada gambar di bawah ini. Dalam paradigm ini terdapat dua variable terikat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas dan antar variabel terikat dan variabel bebasnya saling mempengaruhi satu sama lain. Gambar 6 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen. Contoh : X1 = Pelayanan Dealer Motor Y1 = Pelanggan X2 = Sistem Penjualan Y2 = Komplain Pelanggan  Rumusan Masalah 1. Deskriptif  Bagaimana X1? (Pelayanan Dealer Motor)  Bagaimana X2? (Sistem Penjualan)  Bagaimana Y1? (Pelanggan)  Bagaimana Y2? (Komplain Pelanggan) 2. Asosiatif  Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan pelanggan?  Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan komplain pelanggan?  Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan pelanggan? X1 X2 Y1 Y2 r1 r2 r3 r5 r6 r4
  • 10. 10  Bagaimana hubungan antara sistem penjualan dengan komplain pelanggan?  Bagaimana hubungan antara pelayanan dealer motor dengan sistem penjualan?  Bagaimana hubungan antara pelanggan dengan komplain?  Landasan Teori Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang pelayanan dealer motor, sistem penjualan, pelanggan dan komplain pelanggan.  Hipotesis 1. Deskriptif  Pelayanan yang dilakukan oleh dealer motor tersebut telah 80 % baik.  Sistem penjualan yang digunakan pada dealer motor tersebut telag 70% baik.  95% Pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.  5% pelanggan komplain dengan pelayanan yang diberikan. 2. Asosiatif  Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor dengan pelanggan.  Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor dengan komplain pelanggan.  Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan pelanggan.  Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem penjualan dengan komplain pelanggan.  Terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan dealer motor dengan sistem penjualan.  Terdapat hubungan yang signifikan antara pelanggan dengan komplain.  Teknik Analisa Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.
  • 11. 11 7. Paradigma Jalur Paradigma jalur. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah asosiatif. Dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung kesasaran akhir. Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari status sosial ekonomi tertentu Gambar 2.6 Paradigma Jalur. Contoh : X1 = Kedisiplinan X3 = Jiwa Kepemimpinan X2 = Tingkah Laku Y = Pemimpin yang baik  Rumusan Masalah 1. Deskriptif  Bagaimana X1? (Kedisiplinan)  Bagaimana X2? (Tingkah Laku)  Bagaimana X3? (Jiwa Kepemimpinan)  Bagaimana Y? (Pemimpin yang baik) 2. Asosiatif  Bagaimana hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku?  Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan?  Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan? X2 X3 Y X1 r1 r2 r3 r4 r5 R
  • 12. 12  Bagaimana hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik?  Bagaimana hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik?  Bagaimana hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin yang baik?  Landasan Teori Teori yang digunakan dalam kasus ini adalah tentang kedisiplinan, tingkah laku, jiwa kepemimpinan dan pemimpin.  Hipotesis 1. Deskriptif  Seorang pemimpin yang baik harus memiliki kedisiplinan tinggi.  Seorang pemimpin yang baik harus memiliki tingkah laku yang baik.  Seorang pemimpin yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan tinggi.  Pemimpin di daerah tersebut telah 80 % baik. 2. Asosiatif  Terdapat hubungan antara Kedisiplinan dengan tingkah laku.  Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan jiwa kepemimpinan.  Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan jiwa kepemimpinan.  Terdapat hubungan antara kedisiplinan dengan pemimpin yang baik.  Terdapat hubungan antara tingkah laku dengan pemimpin yang baik.  Terdapat hubungan antara jiwa kepemimpinan dengan pemimpin yang baik.  Teknik Analisa Teknik analisa yang dilakukan adalah regresi ganda dan korelasi.
  • 13. 13 L A M P I R A N 1. Analisis korelasi Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV dan DV). Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan sebagai variabel) Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)  0 - 0,199 : Sangat lemah  0,20 - 0,399 : Lemah  0,40 - 0,599 : Sedang  0,60 - 0,799 : Kuat  0,80 - 1,0 : Sangat kuat Pearson r correlation: Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua variabel. Korelasi dengan Pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Analisis korelasi adalah alat yang membahas tentang derajat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik yang searah maupun tidak. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis : 1) Korelasi Positif
  • 14. 14 Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya. 2) Korelasi Negatif Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya. 3) Korelasi Nihil Terjadinya korelasi nihil apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel. Artinya apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel lain. Berdasarkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “ r “ . besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 r +1 Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap X1 atau ry.1,2,…,k dapat dicari dengan rumus : Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan tiga buah variabel bebas adalah : a. Koefisien korelasi antara X1 dan X2 b. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3 c. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3
  • 15. 15 Nilai koefisien korelasi adalah -1 r +1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasinya akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkolerasi maka nilai koefisien korelasinya akan mendekati 0 ; sedangkan jika dua variabel berkolerasi positif maka nilai koefisien korelasinya akan mendekati 1. Untuk lebih mengetahui seberapa jauh derajat antara variabel – variabel tersebut, dapat dilihat dalam perumusan berikut : -1,00 ≤ r ≤ - 0,80 Berarti korelasi kuat secara negatif -0,79 ≤ r ≤ - 0,50 Berarti korelasi sedang secara negative -0,49 ≤ r ≤ 0,49 Berarti korelasi lemah 0,50 ≤ r ≤ 0,79 Berarti korelasi sedang secara positif 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Berarti korelasi kuat secara positif 2. Korelasi Product Moment Digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Dapat juga digunakan untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan positip sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatip sempurna. r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan. Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut: Untuk mencari r hitung digunakan perhitungan sebagai berikut :
  • 16. 16 3. Uji Koefisien Regresi Ganda Adanya variabel – variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas. Uji statistik yang paling tepat adalah menggunakan uji t (t – student ). Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda yaitu : Adanya asumsi bahwa variabel – variabel bebas memberikan pengaruh yang berarti atau tidak terhadap variabel tidak bebas akan diuji hipotesis H0 melawan hipotesis H1 dalam bentuk : H0 = βi = 0,1 = 1,2, . . ., k. H1 = βi = 0,1 = 1,2, . . ., k. Untuk menguji tersebut digunakan kekeliruan baku yang ditaksir sy2 1,2,…,k. jadi untuk melihat kekeliruan tersebut koefisien bi adalah : Dengan distribusi t – student serta dk = (n – k – 1), ttabel = t(n – k – 1, α), dimana kriteria pengujian adalah : tolak H0 jika ti >ttabel dan terima H0 jika ti<ttabel. https://id.scribd.com/doc/94935149/Paradigma-Sederhana-Berurutan-Bner (Diakses pada 21 Februari 2015, 10:02)