Makalah ini membahas tentang pengujian hipotesis, meliputi pengertian hipotesis, ciri-ciri hipotesis yang baik, jenis-jenis hipotesis, prosedur pengujian hipotesis, dan contoh soal pengujian hipotesis satu rata-rata dengan uji-Z.
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Makalah anggun morizar pengujian hipotesis statistik 2
1. Tugas statistik
Pokok bahasan : Pengujian hipotesis
Dosen Pengampu : Mesra B, SE,.MM
Oleh : Anggun Morizar
NPM : 1515310962
Kelas : KK1D
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Universitas : Panca Budi
Medan 2017
2. Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil
pengumpulan data mengenai “UJI HIPOTESIS” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran
dalam bidang studi mata kuliah statistik 2.
Statistik merupakan metode ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengorganisasikan,
meringkas, menyajikan dan menganalisis data.
Demikian pengantar yang bisa saya sampaikan, saya mohon maaf apabila ada banyak kesalahan yang
ada dalam penyusunan makalah ini. Saya menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun
demi kebaikan dan kemudahan kita bersama dalam menuntut ilmu lebih banyak lagi.
Medan,10 Mei 2017
Penulis,
Anggun Morizar
3. Bab 1
Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka
dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk
melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Halini sesuaidengan pengertian
penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu
hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah
menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi . Ciri-ciri Hipotesis yang baik adalah
(1) Hipotesis harus menyatakan hubungan ; (2) Hipotesis harus sesuaidengan fakta ; (3) Hipotesis
harus sesuai dengan ilmu ; (4) Hipotesis harus dapat diuji ; (5) Hipotesis harus sederhana ; (6)
Hipotesis harus dapat menerangkan fakta.
Rumusan Masalah
Darilatar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Apa pengertian hipotesis?
2. Apa saja persyaratan untuk hipotesis?
3. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
4. Apa saja kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis?
5. Bagaimana cara menguji hipotesis?
Tujuan Dan Manfaat Makalah
1. Tujuan Makalah
Menjelaskan tentang pengertian hipotesis
Menjelaskan tentang konsep hipotesis
Menjelaskan tentang kegunaan, ciri-ciri dan cara manfaat hipotesis
Menjelaskan tentang prosedur pengujian hipotesis
Menjelaskan tentang jenis-jenis pengujian hipotesis
2. Manfaat Makalah
Meningkatkan pemahaman tentang pengertian hipotesis
Meningkatkan pemahaman tentang konsep hipotesis
Meningkatkan pemahaman tentang kegunaan, ciri-ciri dan cara manfaat hipotesis
Meningkatkan pemahaman tentang prosedur pengujian hipotesis
Meningkatkan pemahaman tentang jenis-jenis pengujian hipotesis
4. BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Hipotesis
Berdasarkan artikatanya, hipotesis berasaldari 2 penggalan kata,yaitu “hypo” yang artinya “di
bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya
disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis pada dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering
digunakan sebagaidasar pembuatan suatu keputusan/ pemecahan persoalan ataupun dasar penelitian
lebih lanjut. Anggapan suatu hipotesis juga merupakan sebagai data. Akan tetapi kemungkinan bisa
salah, apabila digunakan sebagi dasar pembuatan keputusan harus terlebih dahulu diuji dengan
menggunakan data hasil observasi.
Berikut adalah definisi hipotesismenurut para ahli:
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara darisuatu
fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensiyang
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun
kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan
antara dua atau lebih variabel .
B.Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir
penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
C.Kegunaan, Ciri-ciri dan Cara Manfaat Hipotesis
1. Kegunaan hipotesis antara lain:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
2. Ciri-ciri Hipotesis
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
5. b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-
variabel.
c. Hipotesis harus dapat diuji
d. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
3. Manfaat Hipotesis
a. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
b. Mengarahkan dan menyiapkan pola pikir peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar
fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-beraitanpa koordinasi
ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
D.Jenis Kesalahan (Type ofError)
Ada dua jenis kesalahan yang bisa terjadi di dalam pengujian hipotesa. Kesalahan itu bisa terjadi
karena kita menolak hipotesa padahal hipotesa itu benar atau kita menerima hipotesa padahal hipotesa
itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita menolak hipotesa padahal hipotesa tersebut benar,
disebut kesalahan jenis I, sebaliknya kesalahan yang disebabkan karena kita menerima hipotesa
padahal hipotesa itu salah disebut kesalahan jenis II.
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat.
Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat
tersebut. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai
kedudukan yang kuat dalam penelitian.
E.Syarat-syarat Hipotesis
Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan
F. Prosedur Pengujian hipotesis
Ø Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha).
Ø Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
Ø Langkah 3 : Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
Ø Langkah 4 : Melakukan uji statistik
Ø Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.
6. G.Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
b. Pengujian hipotesis tentang proporsi
c. Pengujian hipotesis tentang varians
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
a. Pengujian hipotesis sampel besar (n > 30).
b. Pengujian hipotesis sampel kecil (n ≤ 30).
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
c. Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat)
d. Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
a. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
H. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata
Uji Statistik
a. Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :
b. Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui
A) Jika H0 diterima maka H1 di tolak
B) Jika H0 di tolak maka H1 di terima
7. Pengujian Parameter Rata-rata, Ho: µ=µ0 dimana σ2 Tidak Diketahui
Nilai Z dihitungkan dengan rumus : Z =
Untuk pengujian dua sisi :
Ho diterima, jika –Z α /2 atau Z < Z α /2
Ho ditolak, jika Z > Z α /2 atau Z < -Z α /2
Untuk pengujian sisi kanan :
Ho diterima, jika Z < Z α /2
Ho ditolak, jika Z > Z α /2
Untuk pengujian sisi kiri :
Ho diterima, jika Z > -Z α /2
Ho ditolak, jika Z < -Z α /2
Contoh :
Jumlah kunjungan di Peternakan A dan jumlah kunjungan di Peternakan B mempunyai varian yang
sama,yaitu 25 dan akan diuji apakah terdapat perbedaan. rata-rata jumlah pengunjung di Peternakan
A dan Peternakan B berada pada derajat kemaknaan 0,05. DariPeternakan A dan Peternakan B
diambil sampel sebesar 50 dan 60 hari kerja hingga diperoleh rata-rata 62 dan 60 kunjungan.
Jawab :
Hipotesis statistik: H0 : µ1 = µ2
Ha :µ1 ≠ µ2
Α = 0,05
Diketahui:
n1 = 50 n2 = 60
= 62 2 = 60
σ12 = 25 σ22= 25
= σ = 5√1/50 + 1/60 = 0,957
Interval konfidensi: µ1 = µ2 = 0
0 - 1,96 x 0,957 = -1,87
0 + 1,96 x 0,957 = 1,87
8. H0 akan diterima bila selisih rata-ratanya terletak antara -1,87 dan +1,87. Selisih sampel 62-60=2
Hipotesis nol ditolak pada α 0,05 atau p<0,05
Kesimpulannya, kita 95% percaya bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata sampelpada
derajat kemaknaan 0,05 atau p<0,05
Grafik pengujian hipotesis perbedaan jumlah kunjungan peternakan
Penyelesaian soal ini dapat dilakukan dengan menghitung nilai Z, sepertiberikut:
Z = ( ) /
= 62 - 60 / 0,957= 2,09
H0 akan diterima bila selisih rata-ratanya terletak antara -1,96 dan +1,96 Hipotesis nol ditolak karena
terletak diluar daerah penerimaan pada derajat kemaknaan 0,05 atau p<0,05
Grafik pengujian hipotesis perbedaan jumlah kunjungan Peternakan
Uji – Z =
Z = 2,09
Pengujian untuk Sampel Besar
Pengujian hipotesa dapat menggunakan rumus-rumus untuk variabel normal baku (Z) atau t dan
sesuai dengan tingkat nyata yang dipilih (α) dan jenis pengujian yang dipilih (dua sisi, satu sisi kanan
atau satu sisi kiri). Menggunakan (Z) jika datanya berdistribusi atau mempunyai fungsi normal (data
sampel ≥ 30)dan menggunakan uji t jika data sampel kecil (<30).
Nilai Z dihitungkan dengan rumus : Z =
9. Untuk pengujian dua sisi :
Ho diterima, jika –Z α /2 atau Z < Z α /2
Ho ditolak, jika Z > Z α /2 atau Z < -Z α /2
Untuk pengujian sisi kanan :
Ho diterima, jika Z < Z α /2
Ho ditolak, jika Z > Z α /2
Untuk pengujian sisi kiri :
Ho diterima, jika Z > -Z α /2
Ho ditolak, jika Z < -Z α /2
Pengujian H0 : µ1 = µ2 Dimana σp2 Diketahui dan σ12 = σ22
Dalam bidang tertentu kita sering dihadapkan dengan masalah yang membutuhkan penarikan
kesimpulan, apakah parameter dua populasi memang berbeda atau perbedaan yang tampak hanya
desebabkan oleh faktor kebetulan. Dalam hal ini, kita berhadapan dengan perbedaan antara dua
populasi. Salah satu macam pengujian hipotesis perbedaan dua parameter populasi adalah pengujian
perbedaan rata-rata dua pihak dengan sampel besar dimana kesalahan baku kedua populasi sama dan
diketahui.
Contoh soal :
Dua orang teknisi melakukan observasi secara sendiri-sendiri mengenai hasil rata-rata per jam dari
penggunaan suatu mesin pemotong bulu domba teknisi (A): 12 obervasi dan memperoleh hasil rata-
rata 120 kilogram. Sedangkan teknisi (B): 8 observasi rata-rata 115 kilogram. Pengalaman
menunjukkan bahwa σ2 = 40 kilogram. Apakah kedua teknisi yakin bahwa beda antara kedua hasil
rata-rata tersebut diatas betul-betul nyata, bukan karena faktor kebetulan?
Jawab :
1. H0 : µ1= µ2 dan H1 : µ1 ≠ µ2
2. α = 0,05
3. Z =
4. Daerah kritis (terima H1) dengan α = 0,05 secara 2 arah
Z > Z ½ α dan Z < - Z ½ α
Z > 1,96 dan Z < - 1,96
5. Z = = 1,73358
10. 6. Karena 1,73358 < 1,96 maka H0 diterima, beda rata-rata hanya disebabkan faktor
kebetulan dan tidak nyata serta µ1= µ2.
Pengujian Ho : µ1 = µ2 atau µ1 - µ2 = 0, Jika σ2 tidak diketahui dan σ 12 ≠ σ 22
Statistik t dirumuskan sebagai berikut :
t = (X1- X2) - (µ1 - µ2)
√S12 / n1 + S22/n2
db = (S12/n1) + (S2 / n2)2
(S12/ n1)2 + (S22 / n2)2
n1 + 1 n2+2
Bila populasi berdistribusi normal atau mendekati normal maka varian populasinya dapat ditaksir dari
varian sampel. Rumus “t” tidak dapat langsung digunakan karena hanya ini merupakan pendekatan
saja, tetapi t ½ α harus dihitung dahulu menggunakan rumus berikut :
t0,05 = t1 (S12 / n1) + t2 (S22 / n2)
S12 / n1 + S22 / n2
t’ = w1t1 + w2t2
w1 + w2
dimana: w1 = S12 / n1 t1 = t (1/2 α; n1 – 1)
w2 = S22 / n2 t2 = t (1/2 α; n2 – 1)
sehingga kriteria test untuk uji 2 arah :
- w1t1 + w2t2 < t < w1t1 + w2t2
w1 + w2 w1 + w2
Contoh :
Sepuluh ayam broiler yang diare diberi kloramfenikol 3 x 500 mg per hari dengan kesembuhan rata-
rata 7 hari dengan deviasi standar 1,5 hari. Lima ayam broiler yang diare diberi tetrasiklin 3 x 500 mg
dengan rata-rata kesembuhan 6 hari dengan deviasi standar 1,5 hari.
Jika ingin diuji apakah terdapat perbedaan antara efek kloramfenikol dan tetrasiklin terhadap penyakit
diare pada derajat kemaknaan 0.05 maka bagaimanakah hasilnya ?
Diketahui:
n1 = 10 n2 = 15
S1 = 2 S2= 1,5
11. dk = 9 dk = 14
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠µ2
α = 0,05
t = 7-6 = 1,35
√4/10 + 2,25/15
t dk 9 = 2,262
t dk 14 = 2,145
t0,05 = (2,62 x 4/10 + 2,145 x 2,25/15) / (4/10 +2,25/15)
= 2,23
Ternyata,t < t0,05. Jadi, hipotesis diterima pada derajat kemaknaan 0,05. Kesimpulannya, tidak ada
perbedaan antara kloramfenikol dan tetrasiklin dalam pengobatan diare pada ayam broiler.
Contoh 1 :
Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap produk mereka,
apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang di produksi dan di pasarkan
masih tetap 400 gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya di ketahui
bahwa simpangan baku bersih per kaleng sama dengan 125 gram. Dari sample 50 kaleng
yang di teliti, di peroleh rata-rata berat bersih 375 gram. Dapatkah di terima bahwa berat
bersih rata-rata yang di pasarkan tetap 400 gram? Ujilah dengan taraf nyata 5 % !
Jawab :
Diket : µo = 400
σ = 125
n = 50
x = 375
α = 5% = 0,05
Tanya : Z = ......?
Jawab :
12. Langkah langkah Pengujian Hipotesis :
1) Formula Hipotesis :
H0 = 400
H1 < 400
2) α = 5% = 0,05 ⟹ Z0,05 = -1,64
3) H0 diterima jika : Z hit > Z 0,05
Ho ditolak jika : Zo < -1,64
4) Uji Statistik : Z hit =
𝑋− µ
σ
√n
=
375− 400
125
√50
=
− 25
125
7,07
=
Z hit = - 1,41
5) Kesimpulan : Z hit > Z0,05
-1,41 > -1,64
Sehingga : H0 Diterima, Jadi, berat bersih rata-rata susu bubuk merek GOOD MILK
per kaleng yang di pasarkan sama dengan 400 gram.
Contoh 2 :
Sebuah sample terdiri atas 15 kaleng susu, memiliki isi berat kotor seperti berikut ini.
(Isi berat kotor dalam kg / kaleng)
1,21 1,21 1,23 1,20 1,21
1,24 1,22 1,24 1,21 1,19
1,19 1,18 1,19 1,23 1,18
Jika di gunakan taraf nyata 1%, dapatkah kita menyakini bahwa populasi cat dalam kaleng
rata-rata memiliki berat kotor 1,2 kg / kaleng?
13. Jawab :
Diket : µo = 1,2
n = 15
α = 1% = 0,01
Tanya : t = ......?
Jawab :
∑X = 18,13
∑X2 = 21,9189
X = 18,13 / 15
= 1,208
s =√
∑ 𝑓𝑖(
𝑛
𝑖=1 xi − 𝑥)2
𝑛−1
= √
∑ 𝑓𝑖(
𝑛
𝑖=1 xi − 𝑥)2
𝑛−1
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 15, α= 1%, µo = 1,2
Jawab:
∑X = 18,13
∑X2 = 21,9189
X = 18,13 / 15
= 1,208
14. a. Formulasi hipotesisnya :
Ho : µ = 1,2
H1 : µ ≠ 1,2
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
α = 1% = 0,01
tα/2 = 0,005 dengan db = 15-1 = 14
t0,005;14 = 2,977
c. Kriteria pengujian :
o Ho di terima apabila : - 2,977 ≤ to ≤ - 2,977
o Ho di tolak : to > 2,977 atau to < - 2,977
d. Uji Statistik
e. Kesimpulan
Karena –t0,005;14 = -2,977 ≤ to = 1,52 ≤ t0,005;14 = - 2,977 maka Ho di terima. Jadi, populasi
susu dalam kaleng secara rata-rata berisi berat kotor 1,2 kg/kaleng.
15. Uji-t Pengujian untuk Sampel Kecil
Uji beda dua mean dapat dilakukan dengan menggunakan uji Z atau uji T. Uji Z dapat digunakan bila
standar deviasi populasi (σ) diketahui dan jumlah sample besar (lebih dari 30). Apabila kedua syarat
tersebut tidak terpenuhi, maka di lakukan uji T. Pada umumnya nilai σ sulit diketahui, sehingga uji
beda dua mean biasanya menggunakan Uji T (T - Test). Untuk varian yang sama, bentuk
ujinya adalahsebagai berikut.
X1 – X2
T =
Sp (1/n1) + (1/n2
(n1-1) S12 + (n2-1) S22
SP2 =
n1 + n2 - 2
df = n1 + n2 – 2
Keterangan :
N1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 atau 2
S1 atau S2 = standar deviasi sampel kelompok 1 dan 2
Pengujian H0 : µ = µ0 Dimana σ2 Tidak Diketahui
Contoh :
Nilai rata-rata ujian statistika di Fakultas Peternakan tahun lalu adalah 76 dan tahun ini diperkirakan
nilai rata-rata tersebut akan sama dengan tahun lalu (Ho). Setelah selesai ujian tahun ini, diambil 40
mahasiswa sebagai sampel dan nilai rata-rata = 73 dengan simpangan baku (S) = 6. Dengan
menggunakan α = 5%, apakah Hoditerima atau ditolak?
Jawab:Ho : Nilai rata-rata ujian statistika = μ = 76
H1 : Nilai rata-rata ujian statistika = μ ≠ 76
Dipergunakan pengujian dua sisi.
Ho diterima, jika –Z α /2 < Z < Z α /2
Ho ditolak, jika Z > Z α /2 atau Z < -Z α /2
Untuk α = 5%, nilai Z α /2 = 1,96 (lihat table luas kurva normal, angka 95%/2 atau 0,4750 ada pada
koordinat 1,9 dan 0,06 atau 1,96)
Data dari sapel sepertitersebut diperoleh:
Z = = = = -3,16
16. Oleh karena itu –Z α /2 ( -1,96) < Z ( -3,16) Z α /2 (1,96), maka kesimpulannya Hoditerima. Atau,
dengan kata lain, nilai ujian rata-rata statistika tahun ini sama dengan tahun lalu.
2.4.2. Pengujian Ho : µ1 = µ2 atau µ1 - µ2 = 0, Jika σ2 tidak diketahui dan σ 12 = σ 22
Apabila simpangan baku tidak diketahui dan sampelnya kecil maka digunakan distribusi t (Budiarto,
2002). Statistik t dirumuskan sebagai berikut :
t = (X1- X2)
Sp √1 / n1 + 1/n2
Simpangan baku biasanya ditaksir dari simpangan baku sampel, tetapi karena tidak diketahui, maka
harus dihitung dahulu simpangan baku gabungannya (Budiarto, 2002). Rumusnya adalah sebagai
berikut :
Sp2 = (n1-1)S12 + (n2-1)S22
n1 + n2 – 2
Keterangan :
n1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 atau 2
S1 atau S2 = standar deviasi sampel kelompok 1 atau 2
Statistik uji – t memiliki distribusi t dengan derjat bebas (n1 + n2 - 2). Daerah kritis (menerima H1)
pengujian untuk populasi tak terbatas :
(X1 – X2) > t (1/2 α : n1 + n2 – 2) dan (X1 – X2) < - t (1/2 α : n1 + n2 – 2)
Sp/ √1/n1 + 1/n2 Sp/ √1/n1 + 1/n2
Contoh :
Dua macam obat penambah bobot badan diberikan pada unggas untuk jangka waktu 3 bulan. Obat 1
diberikan pada 10 unggas, sedangkan obat kedua diberikan kepada 9 unggas. Ingin diuji apakah
terdapat perbedaan dalam sistem kerja pada kedua macam obat tersebut dengan derajat kemaknaan
0,05.
Obat ke-1 dapat menambah produksi daging 9,6 kg dan obat ke-2 menambah produksi daging 10 kg.
Diketahui :
X1 = 9,6 kg X2 = 10 kg
S12 = 16 S22 = 9
n1 = 10 n2 = 9
Hipotesis statistik:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠µ2
17. α = 0,05
dk = 17
Ditanyakan :
Apakah terdapat perbedaan antara keduanya?
Penyelesaian :
Sp2 = (n1-1)S12 + (n2-1)S22
n1 + n2 – 2
Sp2 = (10-11) 6 + (9-1) 9 = 12,7
17
S = 3,56
S (X1-X2) = S√1/n1 +1/n2
=3,56√1/10+1/9 = 1,636
t = (X1- X2)
Sp √1 / n1 + 1/n2
= (9,6- 10)
1,64
= - 0,244
t, dk 17 = 2,11
H0 akan diterima apabila hasil perhitungan “t” terletak antara -2,11 & + 2,11. Kesimpulannya
H0 diterima pada α 0,05atau p > 0,05 atau tidak terdapat perbedaan antara 2 macam obat penambah
bobot badan tersebut.
18. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan
atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih
sementara atau lemah kebenarannya. Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan
dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu.
Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
B. Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus selalu
menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah satunya
dengan cara mempelajari makalah ini. mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke
depannya.