SlideShare a Scribd company logo
2.3 PELAPORAN INFORMASI BIAYA KUALITAS
Sebuah system pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi erusahaan yang
menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah
pertama yang paring sederhana dalam menciptakan system semacam itu adalah menilai biaya
kualitas actual saat ini. Pencatatan biaya kualitas secara terperinci berdasarkan kategorinya
dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut
mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para
manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya
kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relative
dari setiap kategori.
Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat dinilai lebih
mudah dengan menampilkan biaya-biaya ualitas sebagai presentase dari penjualan actual.
Tampilan 2-1, sebagai contoh melaporkan biaya kualias Ladd Lighting Corporation yang
mencakup hampir 15% dari penjualan untuk tahun fiscal 2008. Mengacu pada prinsip yang
berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen, Ladd Loghting Corporation
memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan laba dengan mengurangi biaya kualitas.
Akan tetapi, pengurangan biaya ini seharusnya melalui perbaikan kualitas. Perngurangan
biaya kualitas tanpa upaya peningtan kualitas merupakan strategi yang dapat mengakibatkan
bencana.
2.1 Laporan Biaya Kualitas
Ladd Lighting Corporation
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Maret 2008
Biaya Kualitas
Persentase (%)
dari Penjualana
Biaya Pencegahan:
Pelatihan Kualitas $350,000
$800,000Rekayasa Keandalan $1,150,000 5.18%
Biaya Penilaian:
Pemeriksaan Bahan Baku $200,000
Penerimaan Produk $100,000
Penerimaan Proses $380,000 $680,000 3.06%
Biaya Kegagalan Internal:
Sisa Bahan $500,000
Pengerjaan Ulang $350,000 $850,000 3.82%
Biaya Kegagalan Eksternal:
Keluhan Pelanggan $250,000
Garansi $250,000
Perbaikan $150,000 $650,000 2.93%
Total Biaya Kualitas $3,330,000 14.99%b
a
Penjualan aktual sebesar$22,200,000
b
$3,330,000/$22,200,000 = 15%; perbedaan disebabkan oleh pembulatan
Pandangan tambahan mengenai distribusi relative biaya kualitas daoat diperoleh
dengan membuat bagan lingkaran. Tampilan 2-2 mengilustrasikan bagan tersebut dengan
menggunakan biaya kualitas yang dilaporkan pada tampilan 2-1. Para manajer tentu memiliki
tanggung jawab dalam menilai tingkat kualitas optimal dan menetapkan jumlah relative yang
seharusnya dikeluarkan untuk setiap kategori. Ada dua pandangan mengenai biaya kualitas
optimal, yaitu pandangan tradisional yang mengacu pada pencapaian tingkat kualitas yang
dapat diterima dan pandangan kontemporer yang dikenal sebagai pengendalian kualitas
total. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan pandangan tentang
bagaimana biaya kualitas sebaiknya dikelola.
2.2 Distribusi Relatif Biaya Kualitas
34.50%
20.40%
25.60%
19.50%
DistribusiRelatif Biaya Kualitas
Pencegahan Penilaian Kegagalan Internal Kegagalan Eksternal
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima (AQL)
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan
terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih
besar daripada kenaikan kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan
usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan
dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan
biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat
minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan, serca mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat
kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level-AQL). Hubungan yang bersifat
teoretis tersebut diilustrasikan pada tampilan 2-3.
2.3 Grafik Biaya Kualitas AQL
Tampilan 2-3 mengasumsikan dua fungsi biaya : satu untuk biaya pengendalian dan
satu untuk biaya kegagalan. Tampilan tersebut juga mengasumsikan persentase unit cacat
meningkat ketika biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian
menurun. Di lain pihak, biaya kegagalan meningkat ketika jumlah unit cacat meningkat. Dari
fungsi total biaya kualitas, kita mengetahui total biaya kualitas turun ketika kualitas
ditingkatkan sampai titik tertentu. Setelah itu, tidak ada peningkatan lebih lanjut yang
mungkin dilakukan. Tingkat optimal unit cacat telah diidentifikasi dan perusahaan berupaya
mencapainya. Tingkat yang mengizinkan adanya unit cacat ini disebut tingkat kualitas yang
dapat diterima (AQL).
Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-Nol
Pada pertengahan 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dengan model
kualitas kokoh yang menentang definisi unit cacat. Menurut pandangan kokoh ini, kerugian
terjadi karena diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai target; semakin jauh
penyimpangannya, semakin besar pula nilai kerugiannya. Selain itu, kerugian juga tetap
terjadi meskipun deviasi masih dalam batas toleransi spesifikasi. Dengan kata lain,
penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak
dapat menawarkan apapun, bahkan menipu. Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas
dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Jadi,
model kualitas kokoh memperketat definisi dari unit cacat, menyempurnakan pandangan kita
terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan upaya perbaikan kualitas.
2.4 Grafik Biaya Kualitas Kontemporer
Grafik diatas menggambarkan perubahan dalam hubungan biaya kualitas. Meskipun
tampilan tersebut menunjukkan fungsi total biaya kualitas konsisten dengan hubungan biaya
kualitas yang diuraikan, ada beberapa perbedaan utama. Pertama, biaya pengendalian tidak
meningkat tanpa batas ketika mendekati kondisi tanpa cacat. Kedua, biaya pengendalian
dapat naik, kemudian turun ketika mendekati kondisi tanpa cacat. Ketiga, biaya kegagalan
dapat ditekan menjadi nol.
Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan (activity based management−ABM)
mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tak bernilai tambah, serta
hanya mempertahankan kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat
diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas. Kegiatan-kegiatan
kegagalan, penilaian dan biaya-biaya terkait tidak menghasilkan nilai tambah dan harus
dihilangkan. Kegiatan pencegahan yang dilakukan secara efisien dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan bernilai tambah dan perlu dipertahankan.
Setelah berbagai kegiatan untuk setiap kategori diidentifikasi, pendorong
timbulnya penggunaan sumber daya (resource drivers) dapat digunakan untuk
memperbaiki pembagian biaya pada setiap kegiatan. Pendorong (biaya) akar juga dapat
diidentifikasi, khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang gagal, dan berguna untuk
membantu para manajer memahami hal-hal yang menyebabkan biaya kegiatan. Selanjutnya,
informasi ini dapat digunakan untuk memilih cara mengurangi biaya kualitas sampai ke
tingkat tertentu sebagaimana diperlihatkan pada grafik sebelumnya. Hasilnya, manajemen
berbasis kegiatan (ABM) mendukung pandangan cacat nol robust mengenai biaya kualitas.
Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan;
biaya kegagalan adalah biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah sehingga harus dikurangi
sampai nol. Kegiatan pengendalian lainnya menghasilkan nilai tambah, tetapi mungkin
dijalankan dengan tidak efisien. Biaya yang disebabkan oleh kegiatan yang tidak efisien
adalah tak bernilai tambah. Jadi, biaya untuk kategori-kategori tersebut juga dapat dikurangi
ke tingkat yang lebih rendah.
Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara
keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuran-
ukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah
menentukan apakah biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan. Laporan
biaya kualitas tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan telah terjadi atau tidak. Akan
berguna bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana keberhasilan
program perbaikan kualitas sejak diterapkan.
Berikut akan digambarkan sebuah grafik. Grafik demikian disebut laporan tren
kualitas multiperiode (multiple-period quality trend report). Dengan menggambarkan biaya
kualitas sebagai persentase dari penjualan, keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai.
Tahun pertama yang digambarkan adalah tahun sebelum implementasi program perbaikan
kualitas. Anggaplah perusahaan telah mengalami hal-hal berikut.
Biaya Kualitas Penjualan Aktual Biaya sebagai
Persentase (%) dari
Penjualan
2004 $440,000 $2,200,000 20.0%
2005 $423,000 $2,350,000 18.0%
2006 $412,500 $2,750,000 150%
2007 $392,000 $2,800,000 14.0%
2008 $280,000 $2,800,000 10.0%
Misalkan, tahun 2004 sebagai tahun 0, tahun 2005 sebagai tahun 1, dan seterusnya,
grafik trennya diperlihatkan pada grafik dibawah ini. Periode per tahun dinyatakan oleh
sumbu horizontal dan persentase dari penjualan dinyatakan oleh sumbu vertikal. Pencapaian
biaya kualitas 3 persen, yaitu persentase target, dinyatakan dengan garis horizontal pada
grafik.
Grafik menunjukkan terdapat tren yang tetap menurun pada biaya kualitas yang dinyatakan
sebagai persentase dari penjualan. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa perbaikan masih sangat
mungkin untuk dilakukan dalam jangka panjang. Pengetahuan tambahan bisa diperoleh dengan
membuat tren untuk setiap kategori kualitas. Anggaplah setiap kategori dinyatakan sebagai
persentase dari penjualan untuk periode waktu yang sama.
Pencegahan Penilaian
Kegagalan
Internal
Kegagalan
Eksternal
2004 2.0% 2.0% 6.0% 10.0%
2005 3.0% 2.4% 4.0% 8.6%
2006 3.0% 3.0% 3.0% 6.0%
2007 4.0% 3.0% 2.5% 4.5%
2008 4.1% 2.4% 2.0% 1.5%
Grafik yang menunjukkan tren untuk setiap kategori diperlihatkan pada grafik
dibawah ini. Kita dapat melihat bahwa perusahaan berhasil mengurangi biaya kegagalan
eksternal dan internal. Uang yang digunakan untuk pencegahan lebih banyak (jumlahnya
meningkat dua kali lipat). Biaya penilaian meningkat, kemudian menurun. Perhatikan juga
bahwa distribusi relatif dari biaya telah berubah. Pada tahun 2004, biaya kegagalan adalah 80
persen dari total biaya kualitas (0.16/0.20). Pada tahun 2008, biaya tersebut turun menjadi 35
persen dari biaya total (0.035/0.10). Potensi untuk mengurangi biaya kualitas juga
memengaruhi cara pengambilan keputusan. Manfaat informasi biaya kualitas dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan tidak boleh dipandang remeh.
2.4 DEFINISI BIAYA LINGKUNGAN
Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan
yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya
lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini
dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan informasi yang informatif untuk
mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan.
MODEL BIAYA LINGKUNGAN
Biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas lingkungan (environmental quality
costs). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi
karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi.
Jadi, biaya lingkungan berhubungan dengan reaksi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan
degradasi lingkungan. Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi
empat kategori, yaitu:
1) Biaya Pencegahan Lingkungan (Environtmental Prevention Costs) adalah biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau
sampah yang dapat merusak lingkungan. Contohnya evaluasi dan pemilihan pemasok,
evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk
untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak
lingkungan, dan lain-lain.
2) Biaya Deteksi Lingkungan (Environtmental Detection Costs) adalah biaya-biaya
untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk, proses, dan aktivitas
lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak.
Contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan
proses, pengembangan ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian
pencemaran, dan lain-lain.
3) Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (Environtmental Internal Failure Costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan
sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Aktivitas kegagalan internal
memiliki salah satu dari dua tujuan berikut: (1) memastikan limbah dan sampah yang
diproduksi tidak dibuang ke lingkungan luar, atau (2) mengurangi tingkat limbah yang
dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan. Contohnya adalah
pengoperasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan
dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas
untuk memproduksi limbah, serta daur ulang sisa bahan.
4) Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environtmental External Failure Costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau
sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dapat dibagi lagi menjadi 2,
yaitu:
a. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure costs)
adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Contohnya pembersihan danau yang tercemar, penggunaan bahan baku dan energi
secara tidak efisien, penyelesaian klaim kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang
tidak ramah lingkungan, dan lain-lain.
b. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan (unrealized external
failure costs) atau biaya sosial disebabkan oleh perusahaan, tetapi dialami dan
dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Biaya sosial secara lebih lanjut
diklasifikasikan sebagai: (1) biaya yang berasal dari degradasi lingkungan, dan (2)
biaya yang berhubungan dengan dampak buruk terhadap properti atau
kesejahteraan masyarakat.
Contoh Soal Biaya Kualitas
1. Pada awal tahun 2008, Kare Company memulai sebuah program perbaikan kualitas.
Banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangu jumlah unit cacat yang diproduksi.
Pada akhir tahun, laporan manajer produksi mengungkapkan sisa bahan baku dan
pengerjaan ulang menurun. Direktur utama perusahaan tersebut gembira mendengar
keberhasilan tersebut, tetapi ia menginginkan penilaian terhadap dampak keuangan
dari perbaikan tersebut. Untuk membuat penilaian ini data keuangan tahun berjalan
dan tahun sebelumnya dikumpulkan.
2007 2008
Penjualan 10,000,000$ 10,000,000$
Sisa bahan baku 400,000$ 300,000$
Pengerjaan ulang 600,000$ 400,000$
Pemeriksaan produk 100,000$ 125,000$
Garansi produk 800,000$ 600,000$
Pelatihan kualitas 40,000$ 80,000$
Pemeriksaan bahan baku 60,000$ 40,000$
Diminta :
a. Klasifikasikan biaya-biaya sebagai biaya pencegahan, penilaian, kegagalan,
internal, atau kegagalan eksternal !
b. Hitunglah biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan untuk setiap tahun !
Berapa banyak penambahan laba yang disebabkan oleh peningkatan kualitas?
Dengan asumsi biaya-biaya kualitas dapat ditekan menjadi 2,5 persen dari
penjualan, berapa banyak tambahan laba yang dihasilkan melalui perbaikan
kualitas (anggaplah pendapatan penjualan tetap sama)?
c. Susunlah laporan biaya kualitas untuk tahun 2008 !
Jawaban
a. Biaya penilaian: pemeriksaan produk dan pemeriksaan bahan baku.
Biaya pencegahan : pelatihan kualitas.
Biaya kegagalan internal : sisa bahan baku dan pengerjaan ulang
Biaya kegagalan eksternal : Garansi produk
b. Untuk tahun 2007- Total biaya-biaya kualitas : $2.000.000
Persentase dari penjualan : 20 persen ($2.000.000/$10.000.000)
Untuk tahun 2008 – Total biaya-biaya kualitas : $1.545.000
Persentase dari penjualan : 15,45 persen (%1.545.000/$10.000.000)
Laba meningkat $ 455.000
Apabila biaya-biaya kualitas menurun menjadi 2,5 persen dari penjualan, maka
dimungkinkan adanya tambahan laba sebesar $ 1.295.000 ($1.545.000-$ 250.000)
Biaya pencegahan :
Pelatihan kualitas 80,000$ 80,000$ 0,80
Biaya penilaian :
Pemeriksaan produk 125,000$
Pemeriksaan bahan baku 40,000$ 165,000$ 1,65
Biaya kegagalan internal :
Sisa bahan baku 300,000$
Pengerjaan ulang 400,000$ 700,000$ 7,00
Biaya kegagalan eksternal :
Garansi produk 600,000$ 600,000$ 6,00
1,545,000$ 15,45%
Kare Company
Laporan Biaya Kualitas
untuk Tahun yang Berakhir 2008
Biaya Kualitas Persentase (%) dari
penjualan

More Related Content

What's hot

KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
Ary Efendi
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
YABES HULU
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
Judianto Nugroho
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Mandiri Sekuritas
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
risangaji febriyanto
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi ModalBab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
radhi abdul halim
 
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Alfrianty Sauran
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Perum Perumnas
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
sripardede
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
PT Lion Air
 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutanmsahuleka
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
 

What's hot (20)

KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi ModalBab. 13 Keputusan Investasi Modal
Bab. 13 Keputusan Investasi Modal
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
Tipe-tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, Formulasi Strategi...
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutan
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 

Similar to Pelaporan informasi biaya kualitas fix

BIAYA KUALITAS.pptx
BIAYA KUALITAS.pptxBIAYA KUALITAS.pptx
BIAYA KUALITAS.pptx
MayshinMerianaTampub
 
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianBiaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianMoch Rizalti
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitastaufiq1335
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasardi35
 
Hansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptx
Hansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptxHansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptx
Hansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptx
Fachrum1
 
Akmen biaya kualitas dan produktifitas
Akmen biaya kualitas dan produktifitasAkmen biaya kualitas dan produktifitas
Akmen biaya kualitas dan produktifitas
Rahma Arzzalindh
 
Biaya Kualitas dan Produktifitas
Biaya Kualitas dan Produktifitas Biaya Kualitas dan Produktifitas
Biaya Kualitas dan Produktifitas
Rahma Arzzalindh
 
Bab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian
Bab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan PengendalianBab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian
Bab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
giyantilinda
 
Pengantar akbi
Pengantar akbiPengantar akbi
Pengantar akbi
Moh Faisol
 
BUKU BAB 5 INDO.docx
BUKU BAB 5 INDO.docxBUKU BAB 5 INDO.docx
BUKU BAB 5 INDO.docx
LiaAnggraini45
 
Presentasi3 rescaling bsc
Presentasi3 rescaling bscPresentasi3 rescaling bsc
Presentasi3 rescaling bscmohmahsun
 
Analisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuanganaAnalisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuangana030194
 
MB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptxMB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptx
MingEnKwee
 
Tugas klpk
Tugas klpkTugas klpk
Tugas klpkHasanaha
 
Analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuanganAnalisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangandiandie2
 
Pengendalian mutu
Pengendalian mutuPengendalian mutu
Pengendalian mutu
a-bhil
 
Activity based costing dan activity based management
Activity based costing dan activity based managementActivity based costing dan activity based management
Activity based costing dan activity based management
WulanDari129
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggul
Rio Corleone
 

Similar to Pelaporan informasi biaya kualitas fix (20)

BIAYA KUALITAS.pptx
BIAYA KUALITAS.pptxBIAYA KUALITAS.pptx
BIAYA KUALITAS.pptx
 
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianBiaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitas
 
Biaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitasBiaya kualitas dan produktifitas
Biaya kualitas dan produktifitas
 
Hansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptx
Hansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptxHansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptx
Hansen-AISE-IM-Ch15.en.id.pptx
 
Akmen biaya kualitas dan produktifitas
Akmen biaya kualitas dan produktifitasAkmen biaya kualitas dan produktifitas
Akmen biaya kualitas dan produktifitas
 
Biaya Kualitas dan Produktifitas
Biaya Kualitas dan Produktifitas Biaya Kualitas dan Produktifitas
Biaya Kualitas dan Produktifitas
 
Bab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian
Bab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan PengendalianBab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian
Bab.15 Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 
Pengantar akbi
Pengantar akbiPengantar akbi
Pengantar akbi
 
BUKU BAB 5 INDO.docx
BUKU BAB 5 INDO.docxBUKU BAB 5 INDO.docx
BUKU BAB 5 INDO.docx
 
Presentasi3 rescaling bsc
Presentasi3 rescaling bscPresentasi3 rescaling bsc
Presentasi3 rescaling bsc
 
Analisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuanganaAnalisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuangana
 
MB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptxMB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptx
 
Tugas klpk
Tugas klpkTugas klpk
Tugas klpk
 
Analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuanganAnalisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangan
 
Pengendalian mutu
Pengendalian mutuPengendalian mutu
Pengendalian mutu
 
Pengendalian mutu
Pengendalian mutuPengendalian mutu
Pengendalian mutu
 
Activity based costing dan activity based management
Activity based costing dan activity based managementActivity based costing dan activity based management
Activity based costing dan activity based management
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggul
 

Recently uploaded

PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 

Recently uploaded (17)

PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 

Pelaporan informasi biaya kualitas fix

  • 1. 2.3 PELAPORAN INFORMASI BIAYA KUALITAS Sebuah system pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi erusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama yang paring sederhana dalam menciptakan system semacam itu adalah menilai biaya kualitas actual saat ini. Pencatatan biaya kualitas secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relative dari setiap kategori. Laporan Biaya Kualitas Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat dinilai lebih mudah dengan menampilkan biaya-biaya ualitas sebagai presentase dari penjualan actual. Tampilan 2-1, sebagai contoh melaporkan biaya kualias Ladd Lighting Corporation yang mencakup hampir 15% dari penjualan untuk tahun fiscal 2008. Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen, Ladd Loghting Corporation memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan laba dengan mengurangi biaya kualitas. Akan tetapi, pengurangan biaya ini seharusnya melalui perbaikan kualitas. Perngurangan biaya kualitas tanpa upaya peningtan kualitas merupakan strategi yang dapat mengakibatkan bencana. 2.1 Laporan Biaya Kualitas Ladd Lighting Corporation Laporan Biaya Kualitas Untuk Tahun yang Berakhir 31 Maret 2008 Biaya Kualitas Persentase (%) dari Penjualana Biaya Pencegahan: Pelatihan Kualitas $350,000 $800,000Rekayasa Keandalan $1,150,000 5.18% Biaya Penilaian: Pemeriksaan Bahan Baku $200,000 Penerimaan Produk $100,000
  • 2. Penerimaan Proses $380,000 $680,000 3.06% Biaya Kegagalan Internal: Sisa Bahan $500,000 Pengerjaan Ulang $350,000 $850,000 3.82% Biaya Kegagalan Eksternal: Keluhan Pelanggan $250,000 Garansi $250,000 Perbaikan $150,000 $650,000 2.93% Total Biaya Kualitas $3,330,000 14.99%b a Penjualan aktual sebesar$22,200,000 b $3,330,000/$22,200,000 = 15%; perbedaan disebabkan oleh pembulatan Pandangan tambahan mengenai distribusi relative biaya kualitas daoat diperoleh dengan membuat bagan lingkaran. Tampilan 2-2 mengilustrasikan bagan tersebut dengan menggunakan biaya kualitas yang dilaporkan pada tampilan 2-1. Para manajer tentu memiliki tanggung jawab dalam menilai tingkat kualitas optimal dan menetapkan jumlah relative yang seharusnya dikeluarkan untuk setiap kategori. Ada dua pandangan mengenai biaya kualitas optimal, yaitu pandangan tradisional yang mengacu pada pencapaian tingkat kualitas yang dapat diterima dan pandangan kontemporer yang dikenal sebagai pengendalian kualitas total. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan pandangan tentang bagaimana biaya kualitas sebaiknya dikelola. 2.2 Distribusi Relatif Biaya Kualitas 34.50% 20.40% 25.60% 19.50% DistribusiRelatif Biaya Kualitas Pencegahan Penilaian Kegagalan Internal Kegagalan Eksternal
  • 3. Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima (AQL) Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serca mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level-AQL). Hubungan yang bersifat teoretis tersebut diilustrasikan pada tampilan 2-3. 2.3 Grafik Biaya Kualitas AQL Tampilan 2-3 mengasumsikan dua fungsi biaya : satu untuk biaya pengendalian dan satu untuk biaya kegagalan. Tampilan tersebut juga mengasumsikan persentase unit cacat meningkat ketika biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian menurun. Di lain pihak, biaya kegagalan meningkat ketika jumlah unit cacat meningkat. Dari fungsi total biaya kualitas, kita mengetahui total biaya kualitas turun ketika kualitas ditingkatkan sampai titik tertentu. Setelah itu, tidak ada peningkatan lebih lanjut yang mungkin dilakukan. Tingkat optimal unit cacat telah diidentifikasi dan perusahaan berupaya mencapainya. Tingkat yang mengizinkan adanya unit cacat ini disebut tingkat kualitas yang dapat diterima (AQL).
  • 4. Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-Nol Pada pertengahan 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dengan model kualitas kokoh yang menentang definisi unit cacat. Menurut pandangan kokoh ini, kerugian terjadi karena diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai target; semakin jauh penyimpangannya, semakin besar pula nilai kerugiannya. Selain itu, kerugian juga tetap terjadi meskipun deviasi masih dalam batas toleransi spesifikasi. Dengan kata lain, penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak dapat menawarkan apapun, bahkan menipu. Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Jadi, model kualitas kokoh memperketat definisi dari unit cacat, menyempurnakan pandangan kita terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan upaya perbaikan kualitas. 2.4 Grafik Biaya Kualitas Kontemporer Grafik diatas menggambarkan perubahan dalam hubungan biaya kualitas. Meskipun tampilan tersebut menunjukkan fungsi total biaya kualitas konsisten dengan hubungan biaya kualitas yang diuraikan, ada beberapa perbedaan utama. Pertama, biaya pengendalian tidak meningkat tanpa batas ketika mendekati kondisi tanpa cacat. Kedua, biaya pengendalian dapat naik, kemudian turun ketika mendekati kondisi tanpa cacat. Ketiga, biaya kegagalan dapat ditekan menjadi nol. Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal Manajemen berbasis kegiatan (activity based management−ABM) mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tak bernilai tambah, serta hanya mempertahankan kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas. Kegiatan-kegiatan
  • 5. kegagalan, penilaian dan biaya-biaya terkait tidak menghasilkan nilai tambah dan harus dihilangkan. Kegiatan pencegahan yang dilakukan secara efisien dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan bernilai tambah dan perlu dipertahankan. Setelah berbagai kegiatan untuk setiap kategori diidentifikasi, pendorong timbulnya penggunaan sumber daya (resource drivers) dapat digunakan untuk memperbaiki pembagian biaya pada setiap kegiatan. Pendorong (biaya) akar juga dapat diidentifikasi, khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang gagal, dan berguna untuk membantu para manajer memahami hal-hal yang menyebabkan biaya kegiatan. Selanjutnya, informasi ini dapat digunakan untuk memilih cara mengurangi biaya kualitas sampai ke tingkat tertentu sebagaimana diperlihatkan pada grafik sebelumnya. Hasilnya, manajemen berbasis kegiatan (ABM) mendukung pandangan cacat nol robust mengenai biaya kualitas. Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan; biaya kegagalan adalah biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah sehingga harus dikurangi sampai nol. Kegiatan pengendalian lainnya menghasilkan nilai tambah, tetapi mungkin dijalankan dengan tidak efisien. Biaya yang disebabkan oleh kegiatan yang tidak efisien adalah tak bernilai tambah. Jadi, biaya untuk kategori-kategori tersebut juga dapat dikurangi ke tingkat yang lebih rendah. Analisis Tren Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuran- ukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah menentukan apakah biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan. Laporan biaya kualitas tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan telah terjadi atau tidak. Akan berguna bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana keberhasilan program perbaikan kualitas sejak diterapkan. Berikut akan digambarkan sebuah grafik. Grafik demikian disebut laporan tren kualitas multiperiode (multiple-period quality trend report). Dengan menggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan, keseluruhan tren program kualitas dapat dinilai. Tahun pertama yang digambarkan adalah tahun sebelum implementasi program perbaikan kualitas. Anggaplah perusahaan telah mengalami hal-hal berikut. Biaya Kualitas Penjualan Aktual Biaya sebagai Persentase (%) dari
  • 6. Penjualan 2004 $440,000 $2,200,000 20.0% 2005 $423,000 $2,350,000 18.0% 2006 $412,500 $2,750,000 150% 2007 $392,000 $2,800,000 14.0% 2008 $280,000 $2,800,000 10.0% Misalkan, tahun 2004 sebagai tahun 0, tahun 2005 sebagai tahun 1, dan seterusnya, grafik trennya diperlihatkan pada grafik dibawah ini. Periode per tahun dinyatakan oleh sumbu horizontal dan persentase dari penjualan dinyatakan oleh sumbu vertikal. Pencapaian biaya kualitas 3 persen, yaitu persentase target, dinyatakan dengan garis horizontal pada grafik. Grafik menunjukkan terdapat tren yang tetap menurun pada biaya kualitas yang dinyatakan sebagai persentase dari penjualan. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa perbaikan masih sangat mungkin untuk dilakukan dalam jangka panjang. Pengetahuan tambahan bisa diperoleh dengan membuat tren untuk setiap kategori kualitas. Anggaplah setiap kategori dinyatakan sebagai persentase dari penjualan untuk periode waktu yang sama. Pencegahan Penilaian Kegagalan Internal Kegagalan Eksternal 2004 2.0% 2.0% 6.0% 10.0% 2005 3.0% 2.4% 4.0% 8.6% 2006 3.0% 3.0% 3.0% 6.0% 2007 4.0% 3.0% 2.5% 4.5% 2008 4.1% 2.4% 2.0% 1.5% Grafik yang menunjukkan tren untuk setiap kategori diperlihatkan pada grafik dibawah ini. Kita dapat melihat bahwa perusahaan berhasil mengurangi biaya kegagalan eksternal dan internal. Uang yang digunakan untuk pencegahan lebih banyak (jumlahnya meningkat dua kali lipat). Biaya penilaian meningkat, kemudian menurun. Perhatikan juga
  • 7. bahwa distribusi relatif dari biaya telah berubah. Pada tahun 2004, biaya kegagalan adalah 80 persen dari total biaya kualitas (0.16/0.20). Pada tahun 2008, biaya tersebut turun menjadi 35 persen dari biaya total (0.035/0.10). Potensi untuk mengurangi biaya kualitas juga memengaruhi cara pengambilan keputusan. Manfaat informasi biaya kualitas dalam pengambilan keputusan dan perencanaan tidak boleh dipandang remeh. 2.4 DEFINISI BIAYA LINGKUNGAN Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan. MODEL BIAYA LINGKUNGAN Biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas lingkungan (environmental quality costs). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Jadi, biaya lingkungan berhubungan dengan reaksi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan. Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:
  • 8. 1) Biaya Pencegahan Lingkungan (Environtmental Prevention Costs) adalah biaya- biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau sampah yang dapat merusak lingkungan. Contohnya evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan, dan lain-lain. 2) Biaya Deteksi Lingkungan (Environtmental Detection Costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk, proses, dan aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak. Contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses, pengembangan ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, dan lain-lain. 3) Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (Environtmental Internal Failure Costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Aktivitas kegagalan internal memiliki salah satu dari dua tujuan berikut: (1) memastikan limbah dan sampah yang diproduksi tidak dibuang ke lingkungan luar, atau (2) mengurangi tingkat limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan. Contohnya adalah pengoperasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah, serta daur ulang sisa bahan. 4) Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environtmental External Failure Costs) adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu: a. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure costs) adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Contohnya pembersihan danau yang tercemar, penggunaan bahan baku dan energi secara tidak efisien, penyelesaian klaim kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang tidak ramah lingkungan, dan lain-lain.
  • 9. b. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan (unrealized external failure costs) atau biaya sosial disebabkan oleh perusahaan, tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Biaya sosial secara lebih lanjut diklasifikasikan sebagai: (1) biaya yang berasal dari degradasi lingkungan, dan (2) biaya yang berhubungan dengan dampak buruk terhadap properti atau kesejahteraan masyarakat. Contoh Soal Biaya Kualitas 1. Pada awal tahun 2008, Kare Company memulai sebuah program perbaikan kualitas. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangu jumlah unit cacat yang diproduksi. Pada akhir tahun, laporan manajer produksi mengungkapkan sisa bahan baku dan
  • 10. pengerjaan ulang menurun. Direktur utama perusahaan tersebut gembira mendengar keberhasilan tersebut, tetapi ia menginginkan penilaian terhadap dampak keuangan dari perbaikan tersebut. Untuk membuat penilaian ini data keuangan tahun berjalan dan tahun sebelumnya dikumpulkan. 2007 2008 Penjualan 10,000,000$ 10,000,000$ Sisa bahan baku 400,000$ 300,000$ Pengerjaan ulang 600,000$ 400,000$ Pemeriksaan produk 100,000$ 125,000$ Garansi produk 800,000$ 600,000$ Pelatihan kualitas 40,000$ 80,000$ Pemeriksaan bahan baku 60,000$ 40,000$ Diminta : a. Klasifikasikan biaya-biaya sebagai biaya pencegahan, penilaian, kegagalan, internal, atau kegagalan eksternal ! b. Hitunglah biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan untuk setiap tahun ! Berapa banyak penambahan laba yang disebabkan oleh peningkatan kualitas? Dengan asumsi biaya-biaya kualitas dapat ditekan menjadi 2,5 persen dari penjualan, berapa banyak tambahan laba yang dihasilkan melalui perbaikan kualitas (anggaplah pendapatan penjualan tetap sama)? c. Susunlah laporan biaya kualitas untuk tahun 2008 ! Jawaban a. Biaya penilaian: pemeriksaan produk dan pemeriksaan bahan baku. Biaya pencegahan : pelatihan kualitas. Biaya kegagalan internal : sisa bahan baku dan pengerjaan ulang Biaya kegagalan eksternal : Garansi produk b. Untuk tahun 2007- Total biaya-biaya kualitas : $2.000.000 Persentase dari penjualan : 20 persen ($2.000.000/$10.000.000) Untuk tahun 2008 – Total biaya-biaya kualitas : $1.545.000
  • 11. Persentase dari penjualan : 15,45 persen (%1.545.000/$10.000.000) Laba meningkat $ 455.000 Apabila biaya-biaya kualitas menurun menjadi 2,5 persen dari penjualan, maka dimungkinkan adanya tambahan laba sebesar $ 1.295.000 ($1.545.000-$ 250.000) Biaya pencegahan : Pelatihan kualitas 80,000$ 80,000$ 0,80 Biaya penilaian : Pemeriksaan produk 125,000$ Pemeriksaan bahan baku 40,000$ 165,000$ 1,65 Biaya kegagalan internal : Sisa bahan baku 300,000$ Pengerjaan ulang 400,000$ 700,000$ 7,00 Biaya kegagalan eksternal : Garansi produk 600,000$ 600,000$ 6,00 1,545,000$ 15,45% Kare Company Laporan Biaya Kualitas untuk Tahun yang Berakhir 2008 Biaya Kualitas Persentase (%) dari penjualan