SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
MEKANIKA STATISTIK
Tentang
MENGUNGKAP ENERGI RADIASI PADA BENDA HITAM MENGGUNAKAN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
Oleh :
Sri refni yenti/52037
N. Wistuti /52029
Rusyda.J/ 52034
Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Fauzi,M.Si
Konsentrasi Pendidikan Fisika
Program Pasca Sarjana
UNP
2010
MENGUNGKAP ENERGI RADIASI PADA BENDA HITAM MENGGUNAKAN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
A. Pendahuluan
Fungsi distribusi bagi sistem partikel tidak terbedahkan dalam ranah fisika
kuantum berbeda dari yang dalam ranah fisika klasik. Mengigat sistem kuatum berprilaku
tidak lazim,fungsi distribusi bagi sistem partikel yang mematuhi azas larangan pauli
(elektron misalnya) haruslah kita bedakan dari sistem partikel yang tidak mematuhi azas
ini.
Partikel-partikel iyabg tidak mematuhi asas larangan pauli adalah yang memiliki spin
bulat (0,1,2, … dalam satuan ħ) yang secara kolektif disebut boson. Fungsi distribusi bagi
sistem boson disebut distribusi Bose-Einstein. Bentuknya adalah sebagai berikut :
Partikel-partikel berspin pecahan setengah (1/2,3/2, … ) yang mematuhi asas
larangan pauli,seperti elektron,atau nukleon disebut fermion, dan fungsi distribusi yang
berlaku bagi sistem fermion ini adalah distribusi Fermi-Dirac .
Untuk distribusi Bose-Einstein, bagi sebagian besar kasus yang menarik
perhatian, A tidak bergantung pada T atau ketergantungannya pada T adalah sedemukian
lemahnya sehingga suku eksponensialnya eE/kT yang dominan. Sebaliknya untuk
distribusi Fermi-Dirac, A sangat tergantung pada T, dan ketergantungan biasanya
menghampiri bentuk eksponensial sehingga dapat ditulis sebagai berikut :
A = e-E/kT
Dengan demikian,fungsi distribusi Fermi-Dirac menjadi :
EF disebut energi Fermi
Marilah kita lihat secara kualitatif perbedaan antara fBD dan fFD pada suhu
rendah. Untuk distribusi Bose-Einstein, pada limit T rendah, dengan menganggap
sementara A =1, faktor eksponensial menjadi besar untuk energi yang besar,karena itu,
fBD 0 untuk keadaan energi besar. Satu-satunya tingkat energi yang memiliki pe;uang
besar untuk ditempati adalah keadaan yang memiliki E = 0; karena faktor eksponensial
menghampiri 1, sehingga penyebut f menjadi sangat kecil dengan demikian fBD ~. Efek
ini dikenal sebagai “pengembunan”.
B. Isi
STATISTIK BOSE – EINSTEIN
Statistik Bose-Einstein merupakan statistik kuantum juga. Statistik ini tidak
tunduk pada asas Pauli: artinya tiidak ada pembatasan jumlah partikel yang dapat
menduduki status, status itu dapat berisi partikel berapa saja.
Partikel yang memenuhi statistik Bose-Einstein dinamai boson
Semua partikel yang bulat spinnya ( ialah fungsi gelombangnya fungsi simetrik ; foton,
fonon, 4 He,...) memenuhi statistik Bose-Einstein.
Penghitungan jumlah keadaan mikro dalam suatu keadaan makro
Cara mengisikan Ni buah boson ke dalam gi buah status , pada suatu tingkat energi :
Pada suatu tingkat energi tertentu terdapat tiga buah status dan empat buah boson, cara
yang mungkin mengisikan boson kedalam status tersebut adalah :
Jumlah cara yang mungkin adalah 15 cara
Jika tingkat energinya banyak maka
( )
( ) !!1
!1
1
ii
ii
n
i Ng
gN
W
−
−+
Π=
=
nWxxWxWWW ...321=
Contoh:
Suatu sistim terdiri dari 2 tingkat energi ( E1dan E2)
E1 dengan 3 buah status dan berisi 2 buah boson
E2 dengan 2 buah status dan berisi 4 buah boson
Maka keadaan mikro yang mungkin adalah = 6 X 5 = 30 cara
Fungsi BE dapat diperoleh pada saat peluang termodinamika berharga max dengan syarat
jumlah boson tetap , karena sistim terisolasi , artinya ;
NN
n
i
i =∑=1
dan 0
1
== ∑=
n
i
idNdN
Sehingga fungsi dalam sistim (U) juga tetap sehingga :
∑ == 0iiNU ε dan ∑ == 0ii dNdU ε
Peluang termodinamik akan berharga maksimum jika harga ln W maksimum yaitu:
( )
( ) !!1
!1
lnln
1
ii
ii
n
i Ng
gN
W
−
−+
Π=
=
atau ( ) ( )[ ]∑=
−−−−+=
n
i
iiii NggNW
1
!ln!1ln!1lnln
Dengan pendekatan Stirling diperoleh:
( ) ( ) ( ) ( )[ ]∑=
−−++=
n
i
iiiiiiii NNgggNgNW
1
lnlnlnln
Harga Ln W maksimum diperoleh jika turunan I dari Ln W terhadap Ni sama dengan
nol:
( )[ ] 0lnlnln
1
=−+= ∑=
i
n
i
iiii dNNgNWd atau
( )
0lnln
1
=
+
= ∑=
i
n
i i
ii
i dN
N
gN
Wd
Kesimpulan :
1. 0
1
== ∑=
n
i
idNdN
2. ∑ == 0ii dNdU ε
3.
( )
0lnln
1
=
+
= ∑=
i
n
i i
ii
i dN
N
gN
Wd
Dengan metoda lagrange,dapat ditulis:
0ln =++ dUdNWd βα
( )
0ln
1
=++
+
∑∑∑=
iiii
n
i i
ii
dNdNdN
N
gN
εβα
( )
0ln =++
+
i
i
ii
N
gN
βεα
( )
( )i
i
ii
N
gN
βεα +−=
+
ln
( ) ( )i
e
N
gN
i
ii βεα +−
=
+
( )
1−= +− i
e
N
g
i
i βεα
atau ( )
1−
= +− i
e
g
N i
i βεα
Sesuai dengan statistik MB ,
kT
1
−=β dan α sukar diungkapkan secara umum , jika Ae =−α
maka distribusi Bose Einstein dapa ditulis
1exp −





=
kT
A
g
N
i
i
i
ε
Harga A dapat ditentukan dengan syarat NN i
=∑
Jumlah keadaan dalam ruang fasa adalah ,maka jumlah keadaan dalam sistim tersebut dapat
ditulis Γ= dBg
∫∫∫∫∫∫∫ =Γ=Γ zyxzyx dpdpdxdydzdpddandpdpdxdydzdpd
Jumlah keadaan yang mempunyai energi antara ε dan idεεε + adalah
( ) zyx dpdpdxdydzdpBdg =εε
Harga B dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip normalisasi dan ketidak pastian
Heisenberg
( ) 1=∫ εε dg
hpxx ≤∆∆
Diperoleh
( ) zyx pppzyxBdg ∆∆∆∆∆∆=∫ εε dan 3
3 1
1
h
BatauhB ==
Jadi jumlah keadaan antaraε dan idεεε +
( ) zyx dpdpdxdydzdp
h
dg 3
1
=εε atau ( ) zyx dpdpdxdydzdp
h
dg 3
1
=εε
Dengan menggunakan kooordinat bola dan memakai
m
P2
=ε akhirnya didapatkan
( ) ( ) εεπεε dm
h
V
dg 2
1
2
3
3
22=
Jumlah status dalam selang energi antara ε dan idεε +
1exp −





=
kT
A
g
N
i
i
i
ε
( ) ( )
1exp
22 2
1
2
3
3
−





=
kT
A
dm
h
V
dN
iε
εεπ
ε
pada umumnya
1〉〉kT
Ae
ε
maka digunakan pendekatan
( ) ( ) ε
π
ε
ε
de
A
m
h
V
dN
kT−
=
2
3
3
22 ( )∫
∞
=
=
0ε
ε NdN didapatkan
( ) 2
3
3
2
1
mkTV
Nh
A π
=
Atom He4
mempunyai spin bulat jika
T=300K maka
56
103103
1
xAataux
A
=≈ −
T=4K maka 715,0
1
=≈ Aatau
A
RADIASI BENDA HITAM
Teori tentang radiasi benda hitam menandai awal lahirnya mekanika kuantum dan
fisika modern. Benda hitam merupakan penyarap sekaligus pemancar kalor terbaik.
Benda hitam dapat dianalogikan dengan kotak yang berisi gas foton. Jumlah foton dalam
kotak tidak selalu konstan. Ada kalanya foton diserap oleh atom- atom yang berada
didinding kotak dan sebaliknya atom-atom didinding kotak dapat memancarkan foton
kedalam ruag kotak. Karena jumlah foton yang tidak konstan ini maka factor Bose-
Einstein untuk gas foton adalah
yang diperoleh dengan menggunakan α=0.
Bayangkan sebuah kotak tertutup rapat , tetapi salah dindingnya berlubang kecil
Dalam kotak itu foton tak tetap jumlahnya sebab ada saatnya foton diserap oleh dinding ,dan
pada saat lain ada foton yang dipancarkan oleh dinding . sehingga syarat ∑ = NNi tidak berlaku
lagi dan harga 0=α sehingga 1=−α
e atau A = 1
1exp −





=
kT
A
g
N
i
i
i
ε maka
1exp −





=
kT
g
N
i
i
i
ε
Fungsi itu tidak mengandung variabel x,y,z dan ∫∫∫ =Vdxdydz
Mengingat adanya dua arah polarisasi foton : ( ) 3
2
,,
h
dpdpdp
dpdpdppppg
zyx
zyxzyx =
( ) dpp
h
V
dppg 2
3
8π= dengan menggunakan p
h
=λ diperoleh λ
λ
d
h
dp 2
=
Jumlah keadaan yang mempunyai panjang gelombang antara λλλ ddan + adalah
( ) λ
λ
π
λλ d
V
dg 4
8
=
Jumlah foton yang mempunyai keadaan panjang gelombang λλλ ddan + adalah
Lewat lubang ini sebuah sinar cahaya masuk ke dalam kotak
itu, dipantulkan berulangkali oleh dinding : kecillah
kemungkinan sinar itu keluar lagi. Lubang itulah benda
hitam , karena cahaya yang tiba padanya tidak dipantulkan
kembali.
( ) λ
λ
λ
π
λ d
kT
hc
V
dN
1exp
18
4
−





=
Energi foton yang mempunyai panjang gelombang λλλ ddan + adalah;
( ) λ
λ
λ
π
λ
λλε d
kT
hc
hc
d
1exp
18
4
−





=
atau
( ) λ
λ
λ
π
λλε d
kT
hc
hc
d
1exp
18
5
−





=
Foton adalah kuantum gelombang elektromagnetik. Eksistensi foton
dipresentasikan oleh keberadaan gelombang berdiri dalam kotak. Kerapatan keadaan
gelombang berdiri dalam kotak yaitu pada persamaan 4πdλ/λ4
. Karena gelombang
elektromagnetik memiliki dua kemungkinan arah osilasi (polarisasi) yang saling bebas,
maka kerapatan keadaan foton dalam kotak merupakan dua kali kerapatan gelombang
stasioner yaitu:
(1)
Dengan demikian, jumlah foton dengan panjang gelombang antara λ sampai λ+dλ
adalah
(2)
Karena energy satu foton adalah E= hc/λ maka energy foton yang memiliki panjang
gelombang antara λ sampai λ + dλ adalah
(3)
Hukum Pergeseran Wien
Gambar 10.1 adalah plot E(λ) sebagai fungsi λ pada berbagai suhu. Tampak
bahwa E(λ) mula-mula naik, kemudian turun setelah mencapai nilai maksimum pada
panjang gelombang λm. λm dapat ditentukan dengan mendiferensialkan E(λ) terhadap λ
dan menyamankan λ dengan λm, atau
(4)
Berdasarkan persamaan 3 maka
(5)
Untuk memudahkan diferensiasi persamaan 5 kita misalkan x = λkT/hc. Dengan
permisalan tersebut maka kita dapat menulis
(6)
(7)
Agar terpenuhi dE/dλ = 0 maka pada persamaan 7 harus terpenuhi
(8)
Jika dilakukan diferensial secara seksama akan dapatkan hubungan berikut ini
(9)
Nilai x pada persamaan 9 dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Jika kita
menggunakan instruksi Mathematica (Wolfram Research), maka solusi untuk x yang
memenuhi persamaan 9 adalah 0,194197. Dengan demikian, λm memenuhi hubungan
Atau
λm T= 0,194197 (10)
Dengan menggunakan nilai konstanta k= 1,38 x 10-23
J/K, h = 6,625 x 10-34
Js, dan c = 3
x108
m/s maka
λm T= 2,8 x 10-3
mK
Persamaan 11 tidak lain daripada ungkapan hokum pergeseran Wien. Hukum ini
menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan gelombang dengan intensitas
maksimum yang dipancarkan benda tersebut. Makin tinggi suhu benda maka makin
pendek gelombang yang dipancarkan benda tersebut, atau warna benda bergeser kea rah
biru. Ketika pandai besi memanaskan logam maka warna logam berubah secara terus
menerus dari semula merah, kuning, hijau dan selanjutnya ke biru-biruan. Ini akibat suhu
benda yang semakin tinggi.
Hukum pergeseran Wein telah dipakai untuk memperkirakan suhu benda berdasarkan
spectrum elektromagnetik yang dipancarkannya. Energy yang dipancarkan benda diukur
pada berbagai panjang gelombang. Kemudian instensitas tersebut diplot terhadap panjang
gelombang sehingga diperoleh panjang gelombang yang memiliki intensitas terbesar.
Panjang gelombang ini selanjutnya diterapkan pada hukum pergeseran Wein guna
memprediksi suhu benda. Para astronom memperkirakan suhu bintang-bintang
berdasarkan spectrum energy yang dipancarkan oleh bintang-bintang tersebut.
Persamaan Stefan-Boltzmann
Sebuah benda hitam memancarkan gelombang elektromagnetik pada semua
jangkauan frekuensi dari nol sampai tak berhingga. Hanya intensitas gelombang yang
dipancarkan berbeda-beda. Ketika panjang gelombang menuju nol, intensitas yang
dipancarkan menuju nol. Juga ketika panjang gelombang menuju tak berhingga,
intensitas yang dipancarkan juga menuju tak berhingga. Intensitas pancaran mencapai
maksimum pada saat λ = λm. Energy total yang dipancarkan oleh benda hitam dapat
dihitung dengan mengintegralkan persamaan 3 dari panjang gelombang nol sampai tak
berhingga, yaitu
(12)
misalkan y = hc/ λkT sehingga
Dengan syarat batas berlaku y, saat λ = 0 maka y = ~ dan saat λ = ~ maka y = 0. Sehingga
(13)
Persamaan 13 merupakan kerapatan energy foton di dalam kotak. Hubungan antara
kerapatan energy yang diradiasi dengan energy foton dalam kotak adalah
( 14)
Persamaan 14 sangat mirip dengan persamaan Stefan-Boltzman tantang energy yang
diradiasikan benda hitam, yaitu
Dengan konstanta Stefan-Boltzman. Jadi persamaan 14 dapat disamakan nahwa
(15)
Dengan menggunakan intruksi Matematika sederhana kita dapat kan
Bila kita masukkan nilai
• k = 1,38 x 10-23
J/K
• h = 6,625 x 10-34
Js
• c = 3 x 108
m/s
di dapat nilai konstanta Stefan-Boltzman
Sehingga di peroleh:
Jadi besarnya energy radiasi pada benda hitam adalah
Dengan
C. Penutup
1. Kesimpulan
Fisika kuantum tidak dapat menjelaskan secara gamblang tentang beberapa
fenomena fisika salah satunya radiasi benda hitam. Untuk dapat menjelaskan
besarnya energy radiasi yang telah di rumuskan oleh Stefan-Boltzmann kita dapat
menggunakan mekanika statistic untuk mengungkap besarnya konstanta Stefan-
Boltzmann, yaitu dengan menggunakan statistic Bose-Einstein.
Radiasi benda hitam dianalogikan sebagai kotak yang berisi gas foton.
Sehingga dari persamaan energy radiasi Stefan-Boltzmann
Kita memperoleh nilai
2. Saran
Untuk Mempelajari mekanika Statistik harus dipelajari
DAFTAR PUSTAKA
Arthur Beiser, Konsep Fisika Modren, Penerbit Erlangga
Huang.Statistic of Mecanical
Mikrajuddin, Abdullah.2008. Pengantar Fisika Statistik.ITB : Bandung
Sutopo, Pengantar Fisika Kuantum, Universitas Negeri Malang

More Related Content

What's hot

Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Energetika Gelombang
Energetika GelombangEnergetika Gelombang
Energetika Gelombang
Hani Yusrina Safura
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
nooraisy22
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Prisilia Meifi Mondigir
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertzFakhrun Nisa
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
Millathina Puji Utami
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
AyuShaleha
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatMukhsinah PuDasya
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)kemenag
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Petrus Bahy
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerNur Yunani Yuna
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
Nurin Nurhasanah
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
Sri Rahayu
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2
radar radius
 
Zat padat
Zat padatZat padat
Zat padat
ardi rifai
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
tedykorupselalu
 

What's hot (20)

Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Energetika Gelombang
Energetika GelombangEnergetika Gelombang
Energetika Gelombang
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik   mikrajuddin abdullahDiktat fisika statistik   mikrajuddin abdullah
Diktat fisika statistik mikrajuddin abdullah
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2
 
Zat padat
Zat padatZat padat
Zat padat
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 

Viewers also liked

What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
SlideShare
 
Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)
muna fiah
 
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
kurniawanapr
 
Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5
Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5
Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5
Syamsu Rijal Efendi
 
Cerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel Granular
Cerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel GranularCerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel Granular
Cerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel Granular
Sparisoma Viridi
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
widya wati
 
Dualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelDualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelMat Ludin
 
Radiasi Benda Hitam
Radiasi Benda HitamRadiasi Benda Hitam
Radiasi Benda Hitam
fahmimn21
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
SlideShare
 

Viewers also liked (14)

STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEINSTATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)Makalah fistat (autosaved)
Makalah fistat (autosaved)
 
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
 
Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5
Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5
Makalah pbl 2 penurunan permukaan tanah dari hg 5
 
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
 
Rumus matik
Rumus matik Rumus matik
Rumus matik
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
Cerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel Granular
Cerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel GranularCerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel Granular
Cerita Singkat Sistem-sistem Berbasiskan Partikel Granular
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Dualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelDualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikel
 
Radiasi Benda Hitam
Radiasi Benda HitamRadiasi Benda Hitam
Radiasi Benda Hitam
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose

FISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptxFISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptx
adhelyasyalsabillah
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumkeynahkhun
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum edit
Fauzan Amir
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
hafizona
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
wafiqasfari
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bayu Ariantika Irsan
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdfPAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
nabillahfadiyyahzahr
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Kalderizer
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Akmalia Mn
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
Dwi Karyani
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
Dwi Karyani
 
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisikaOperator Warnet Vast Raha
 
Rpp struktur atom
Rpp struktur atomRpp struktur atom
Rpp struktur atom
Linda Rosita
 
Pertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptx
Pertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptxPertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptx
Pertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptx
ZaLe3
 
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit dopplerPendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit dopplereli priyatna laidan
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
SMA Negeri 9 KERINCI
 

Similar to Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose (20)

FISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptxFISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptx
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum edit
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdfPAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
PAPER_APLIKASI_STATISTIKA_BOSE_EINSTEIN.pdf
 
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
Teori atom modern (Teori Mekanika Kuantum)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
 
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
 
Rpp struktur atom
Rpp struktur atomRpp struktur atom
Rpp struktur atom
 
Pertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptx
Pertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptxPertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptx
Pertemuan 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann.pptx
 
Rumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhORumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhO
 
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit dopplerPendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
 

Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose

  • 1. MAKALAH MEKANIKA STATISTIK Tentang MENGUNGKAP ENERGI RADIASI PADA BENDA HITAM MENGGUNAKAN STATISTIK BOSE-EINSTEIN Oleh : Sri refni yenti/52037 N. Wistuti /52029 Rusyda.J/ 52034 Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Fauzi,M.Si Konsentrasi Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana UNP 2010
  • 2. MENGUNGKAP ENERGI RADIASI PADA BENDA HITAM MENGGUNAKAN STATISTIK BOSE-EINSTEIN A. Pendahuluan Fungsi distribusi bagi sistem partikel tidak terbedahkan dalam ranah fisika kuantum berbeda dari yang dalam ranah fisika klasik. Mengigat sistem kuatum berprilaku tidak lazim,fungsi distribusi bagi sistem partikel yang mematuhi azas larangan pauli (elektron misalnya) haruslah kita bedakan dari sistem partikel yang tidak mematuhi azas ini. Partikel-partikel iyabg tidak mematuhi asas larangan pauli adalah yang memiliki spin bulat (0,1,2, … dalam satuan ħ) yang secara kolektif disebut boson. Fungsi distribusi bagi sistem boson disebut distribusi Bose-Einstein. Bentuknya adalah sebagai berikut : Partikel-partikel berspin pecahan setengah (1/2,3/2, … ) yang mematuhi asas larangan pauli,seperti elektron,atau nukleon disebut fermion, dan fungsi distribusi yang berlaku bagi sistem fermion ini adalah distribusi Fermi-Dirac . Untuk distribusi Bose-Einstein, bagi sebagian besar kasus yang menarik perhatian, A tidak bergantung pada T atau ketergantungannya pada T adalah sedemukian lemahnya sehingga suku eksponensialnya eE/kT yang dominan. Sebaliknya untuk distribusi Fermi-Dirac, A sangat tergantung pada T, dan ketergantungan biasanya menghampiri bentuk eksponensial sehingga dapat ditulis sebagai berikut : A = e-E/kT Dengan demikian,fungsi distribusi Fermi-Dirac menjadi :
  • 3. EF disebut energi Fermi Marilah kita lihat secara kualitatif perbedaan antara fBD dan fFD pada suhu rendah. Untuk distribusi Bose-Einstein, pada limit T rendah, dengan menganggap sementara A =1, faktor eksponensial menjadi besar untuk energi yang besar,karena itu, fBD 0 untuk keadaan energi besar. Satu-satunya tingkat energi yang memiliki pe;uang besar untuk ditempati adalah keadaan yang memiliki E = 0; karena faktor eksponensial menghampiri 1, sehingga penyebut f menjadi sangat kecil dengan demikian fBD ~. Efek ini dikenal sebagai “pengembunan”. B. Isi STATISTIK BOSE – EINSTEIN Statistik Bose-Einstein merupakan statistik kuantum juga. Statistik ini tidak tunduk pada asas Pauli: artinya tiidak ada pembatasan jumlah partikel yang dapat menduduki status, status itu dapat berisi partikel berapa saja. Partikel yang memenuhi statistik Bose-Einstein dinamai boson Semua partikel yang bulat spinnya ( ialah fungsi gelombangnya fungsi simetrik ; foton, fonon, 4 He,...) memenuhi statistik Bose-Einstein. Penghitungan jumlah keadaan mikro dalam suatu keadaan makro Cara mengisikan Ni buah boson ke dalam gi buah status , pada suatu tingkat energi : Pada suatu tingkat energi tertentu terdapat tiga buah status dan empat buah boson, cara yang mungkin mengisikan boson kedalam status tersebut adalah : Jumlah cara yang mungkin adalah 15 cara
  • 4. Jika tingkat energinya banyak maka ( ) ( ) !!1 !1 1 ii ii n i Ng gN W − −+ Π= = nWxxWxWWW ...321= Contoh: Suatu sistim terdiri dari 2 tingkat energi ( E1dan E2) E1 dengan 3 buah status dan berisi 2 buah boson E2 dengan 2 buah status dan berisi 4 buah boson Maka keadaan mikro yang mungkin adalah = 6 X 5 = 30 cara Fungsi BE dapat diperoleh pada saat peluang termodinamika berharga max dengan syarat jumlah boson tetap , karena sistim terisolasi , artinya ; NN n i i =∑=1 dan 0 1 == ∑= n i idNdN Sehingga fungsi dalam sistim (U) juga tetap sehingga : ∑ == 0iiNU ε dan ∑ == 0ii dNdU ε Peluang termodinamik akan berharga maksimum jika harga ln W maksimum yaitu:
  • 5. ( ) ( ) !!1 !1 lnln 1 ii ii n i Ng gN W − −+ Π= = atau ( ) ( )[ ]∑= −−−−+= n i iiii NggNW 1 !ln!1ln!1lnln Dengan pendekatan Stirling diperoleh: ( ) ( ) ( ) ( )[ ]∑= −−++= n i iiiiiiii NNgggNgNW 1 lnlnlnln Harga Ln W maksimum diperoleh jika turunan I dari Ln W terhadap Ni sama dengan nol: ( )[ ] 0lnlnln 1 =−+= ∑= i n i iiii dNNgNWd atau ( ) 0lnln 1 = + = ∑= i n i i ii i dN N gN Wd Kesimpulan : 1. 0 1 == ∑= n i idNdN 2. ∑ == 0ii dNdU ε 3. ( ) 0lnln 1 = + = ∑= i n i i ii i dN N gN Wd Dengan metoda lagrange,dapat ditulis: 0ln =++ dUdNWd βα ( ) 0ln 1 =++ + ∑∑∑= iiii n i i ii dNdNdN N gN εβα ( ) 0ln =++ + i i ii N gN βεα ( ) ( )i i ii N gN βεα +−= + ln ( ) ( )i e N gN i ii βεα +− = + ( ) 1−= +− i e N g i i βεα atau ( ) 1− = +− i e g N i i βεα
  • 6. Sesuai dengan statistik MB , kT 1 −=β dan α sukar diungkapkan secara umum , jika Ae =−α maka distribusi Bose Einstein dapa ditulis 1exp −      = kT A g N i i i ε Harga A dapat ditentukan dengan syarat NN i =∑ Jumlah keadaan dalam ruang fasa adalah ,maka jumlah keadaan dalam sistim tersebut dapat ditulis Γ= dBg ∫∫∫∫∫∫∫ =Γ=Γ zyxzyx dpdpdxdydzdpddandpdpdxdydzdpd Jumlah keadaan yang mempunyai energi antara ε dan idεεε + adalah ( ) zyx dpdpdxdydzdpBdg =εε Harga B dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip normalisasi dan ketidak pastian Heisenberg ( ) 1=∫ εε dg hpxx ≤∆∆ Diperoleh ( ) zyx pppzyxBdg ∆∆∆∆∆∆=∫ εε dan 3 3 1 1 h BatauhB == Jadi jumlah keadaan antaraε dan idεεε + ( ) zyx dpdpdxdydzdp h dg 3 1 =εε atau ( ) zyx dpdpdxdydzdp h dg 3 1 =εε Dengan menggunakan kooordinat bola dan memakai m P2 =ε akhirnya didapatkan ( ) ( ) εεπεε dm h V dg 2 1 2 3 3 22= Jumlah status dalam selang energi antara ε dan idεε +
  • 7. 1exp −      = kT A g N i i i ε ( ) ( ) 1exp 22 2 1 2 3 3 −      = kT A dm h V dN iε εεπ ε pada umumnya 1〉〉kT Ae ε maka digunakan pendekatan ( ) ( ) ε π ε ε de A m h V dN kT− = 2 3 3 22 ( )∫ ∞ = = 0ε ε NdN didapatkan ( ) 2 3 3 2 1 mkTV Nh A π = Atom He4 mempunyai spin bulat jika T=300K maka 56 103103 1 xAataux A =≈ − T=4K maka 715,0 1 =≈ Aatau A RADIASI BENDA HITAM Teori tentang radiasi benda hitam menandai awal lahirnya mekanika kuantum dan fisika modern. Benda hitam merupakan penyarap sekaligus pemancar kalor terbaik. Benda hitam dapat dianalogikan dengan kotak yang berisi gas foton. Jumlah foton dalam kotak tidak selalu konstan. Ada kalanya foton diserap oleh atom- atom yang berada didinding kotak dan sebaliknya atom-atom didinding kotak dapat memancarkan foton
  • 8. kedalam ruag kotak. Karena jumlah foton yang tidak konstan ini maka factor Bose- Einstein untuk gas foton adalah yang diperoleh dengan menggunakan α=0. Bayangkan sebuah kotak tertutup rapat , tetapi salah dindingnya berlubang kecil Dalam kotak itu foton tak tetap jumlahnya sebab ada saatnya foton diserap oleh dinding ,dan pada saat lain ada foton yang dipancarkan oleh dinding . sehingga syarat ∑ = NNi tidak berlaku lagi dan harga 0=α sehingga 1=−α e atau A = 1 1exp −      = kT A g N i i i ε maka 1exp −      = kT g N i i i ε Fungsi itu tidak mengandung variabel x,y,z dan ∫∫∫ =Vdxdydz Mengingat adanya dua arah polarisasi foton : ( ) 3 2 ,, h dpdpdp dpdpdppppg zyx zyxzyx = ( ) dpp h V dppg 2 3 8π= dengan menggunakan p h =λ diperoleh λ λ d h dp 2 = Jumlah keadaan yang mempunyai panjang gelombang antara λλλ ddan + adalah ( ) λ λ π λλ d V dg 4 8 = Jumlah foton yang mempunyai keadaan panjang gelombang λλλ ddan + adalah Lewat lubang ini sebuah sinar cahaya masuk ke dalam kotak itu, dipantulkan berulangkali oleh dinding : kecillah kemungkinan sinar itu keluar lagi. Lubang itulah benda hitam , karena cahaya yang tiba padanya tidak dipantulkan kembali.
  • 9. ( ) λ λ λ π λ d kT hc V dN 1exp 18 4 −      = Energi foton yang mempunyai panjang gelombang λλλ ddan + adalah; ( ) λ λ λ π λ λλε d kT hc hc d 1exp 18 4 −      = atau ( ) λ λ λ π λλε d kT hc hc d 1exp 18 5 −      = Foton adalah kuantum gelombang elektromagnetik. Eksistensi foton dipresentasikan oleh keberadaan gelombang berdiri dalam kotak. Kerapatan keadaan gelombang berdiri dalam kotak yaitu pada persamaan 4πdλ/λ4 . Karena gelombang elektromagnetik memiliki dua kemungkinan arah osilasi (polarisasi) yang saling bebas, maka kerapatan keadaan foton dalam kotak merupakan dua kali kerapatan gelombang stasioner yaitu: (1) Dengan demikian, jumlah foton dengan panjang gelombang antara λ sampai λ+dλ adalah (2) Karena energy satu foton adalah E= hc/λ maka energy foton yang memiliki panjang gelombang antara λ sampai λ + dλ adalah (3)
  • 10. Hukum Pergeseran Wien Gambar 10.1 adalah plot E(λ) sebagai fungsi λ pada berbagai suhu. Tampak bahwa E(λ) mula-mula naik, kemudian turun setelah mencapai nilai maksimum pada panjang gelombang λm. λm dapat ditentukan dengan mendiferensialkan E(λ) terhadap λ dan menyamankan λ dengan λm, atau (4)
  • 11. Berdasarkan persamaan 3 maka (5) Untuk memudahkan diferensiasi persamaan 5 kita misalkan x = λkT/hc. Dengan permisalan tersebut maka kita dapat menulis (6) (7) Agar terpenuhi dE/dλ = 0 maka pada persamaan 7 harus terpenuhi (8) Jika dilakukan diferensial secara seksama akan dapatkan hubungan berikut ini
  • 12. (9) Nilai x pada persamaan 9 dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Jika kita menggunakan instruksi Mathematica (Wolfram Research), maka solusi untuk x yang memenuhi persamaan 9 adalah 0,194197. Dengan demikian, λm memenuhi hubungan Atau λm T= 0,194197 (10) Dengan menggunakan nilai konstanta k= 1,38 x 10-23 J/K, h = 6,625 x 10-34 Js, dan c = 3 x108 m/s maka λm T= 2,8 x 10-3 mK Persamaan 11 tidak lain daripada ungkapan hokum pergeseran Wien. Hukum ini menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan gelombang dengan intensitas maksimum yang dipancarkan benda tersebut. Makin tinggi suhu benda maka makin pendek gelombang yang dipancarkan benda tersebut, atau warna benda bergeser kea rah biru. Ketika pandai besi memanaskan logam maka warna logam berubah secara terus menerus dari semula merah, kuning, hijau dan selanjutnya ke biru-biruan. Ini akibat suhu benda yang semakin tinggi.
  • 13. Hukum pergeseran Wein telah dipakai untuk memperkirakan suhu benda berdasarkan spectrum elektromagnetik yang dipancarkannya. Energy yang dipancarkan benda diukur pada berbagai panjang gelombang. Kemudian instensitas tersebut diplot terhadap panjang gelombang sehingga diperoleh panjang gelombang yang memiliki intensitas terbesar. Panjang gelombang ini selanjutnya diterapkan pada hukum pergeseran Wein guna memprediksi suhu benda. Para astronom memperkirakan suhu bintang-bintang berdasarkan spectrum energy yang dipancarkan oleh bintang-bintang tersebut. Persamaan Stefan-Boltzmann Sebuah benda hitam memancarkan gelombang elektromagnetik pada semua jangkauan frekuensi dari nol sampai tak berhingga. Hanya intensitas gelombang yang dipancarkan berbeda-beda. Ketika panjang gelombang menuju nol, intensitas yang dipancarkan menuju nol. Juga ketika panjang gelombang menuju tak berhingga, intensitas yang dipancarkan juga menuju tak berhingga. Intensitas pancaran mencapai maksimum pada saat λ = λm. Energy total yang dipancarkan oleh benda hitam dapat dihitung dengan mengintegralkan persamaan 3 dari panjang gelombang nol sampai tak berhingga, yaitu (12) misalkan y = hc/ λkT sehingga
  • 14. Dengan syarat batas berlaku y, saat λ = 0 maka y = ~ dan saat λ = ~ maka y = 0. Sehingga (13) Persamaan 13 merupakan kerapatan energy foton di dalam kotak. Hubungan antara kerapatan energy yang diradiasi dengan energy foton dalam kotak adalah
  • 15. ( 14) Persamaan 14 sangat mirip dengan persamaan Stefan-Boltzman tantang energy yang diradiasikan benda hitam, yaitu Dengan konstanta Stefan-Boltzman. Jadi persamaan 14 dapat disamakan nahwa (15) Dengan menggunakan intruksi Matematika sederhana kita dapat kan Bila kita masukkan nilai • k = 1,38 x 10-23 J/K • h = 6,625 x 10-34 Js • c = 3 x 108 m/s di dapat nilai konstanta Stefan-Boltzman
  • 16. Sehingga di peroleh: Jadi besarnya energy radiasi pada benda hitam adalah Dengan C. Penutup 1. Kesimpulan Fisika kuantum tidak dapat menjelaskan secara gamblang tentang beberapa fenomena fisika salah satunya radiasi benda hitam. Untuk dapat menjelaskan besarnya energy radiasi yang telah di rumuskan oleh Stefan-Boltzmann kita dapat menggunakan mekanika statistic untuk mengungkap besarnya konstanta Stefan- Boltzmann, yaitu dengan menggunakan statistic Bose-Einstein. Radiasi benda hitam dianalogikan sebagai kotak yang berisi gas foton. Sehingga dari persamaan energy radiasi Stefan-Boltzmann Kita memperoleh nilai
  • 17. 2. Saran Untuk Mempelajari mekanika Statistik harus dipelajari DAFTAR PUSTAKA Arthur Beiser, Konsep Fisika Modren, Penerbit Erlangga Huang.Statistic of Mecanical Mikrajuddin, Abdullah.2008. Pengantar Fisika Statistik.ITB : Bandung Sutopo, Pengantar Fisika Kuantum, Universitas Negeri Malang